Você está na página 1de 8

Analisa Data

Data Subjektif

Data Objektif

Masalah
keperawatan

1.Klien mengatakan ngilu di bagian sendi


sejak beberapa tahun lalu, namun Ny. S
tidak mempedulikannya. Sejak kurang
lebih tiga bulan yang lalu, ngilu di
tubuhnya tak kunjung hilang

1. Klien mengalami menopause sejak 6


tahun yang lalu.

Nyeri

2.Klien mengatakanbanyak beraktifitas


duduk karena dulu dirinya bekerja sebagai
staf administrasi dan

3. Wajah klien terlihat meringis.

2. Riwayat penggunaan KB hormonal


dengan metode pil.

4. Sering terlihat memegang area yang


sakit

3.Klien mengatakantidak suka olahraga


karena tidak sempat.
4.Klien mengatakan terasa sakit pada sendi
ketika berjalan
5.Klien mengatakan aktivitas sehari-hari
terhambat
6.Skala nyeri 7
1.Klien mengatakan ngilu di bagian sendi
sejak beberapa tahun lalu, namun Ny. S
tidak mempedulikannya. Sejak kurang
lebih tiga bulan yang lalu, ngilu di
tubuhnya tak kunjung hilang.

1. Ny. S umur 58 tahun

2.Klien mengatakanbanyak beraktifitas


duduk karena dulu dirinya bekerja sebagai
staf administrasi dan tidak suka olahraga
karena tidak sempat.

4. Hasil darah lengkap dalam.

3.Klien mengatakan terasa sakit pada sendi


ketika berjalan.
4.Klien mengatakan aktivitas sehari-hari
terhambat

2. Hasil rongent menunjukkan bahwa


Ny. S menderita osteoporosis.
3. Hasil BMD T-score -3.

5. Pemeriksaan TB 165 cm, BB 76 kg.


6. Kifosis

Mobilitas fisik

1.Klien mengatakan merasakan ngilu saat


beraktivitas yang berat.

1. Klien terlihat sangat berhati-hati


berjalan.

Resiko cedera

2. Klien terlihat kifosis ( bungkuk)


3. Hasil rongent menunjukkan bahwaNy.
S menderita osteoporosis
4. Hasil BMD T-score -3.

1.Klien mengatakan ngilu di bagian sendi


sejak beberapa tahun lalu, namun Ny. S
tidak mempedulikannya. Sejak kurang
lebih tiga bulan yang lalu, ngilu di
tubuhnya tak kunjung hilang
2.Klien mengatakan dirinya tidak suka
minum susu sejak usia muda dan tidak
menyukai makanan laut.
3.Klien beranggapan bahwa keluhan yang
dirasakannya karena usianya yang
bertambah tua.

1. Ny. S umur 58 tahun


2. Riwayat kesehatan sebelumnya
diketahui bahwa klien tidak pernah
mengalami penyakit seperti DM dan
hipertensi dan tidak pernah dirawat di RS.

Kurang
pengetahuan

3. Riwayat penggunaan KB hormonal


dengan metode pil.
4. Pendidikan Terakhir Klien SMA

4.Klien mengatakanbanyak beraktifitas


duduk karena dulu dirinya bekerja sebagai
staf administrasi dan tidak suka olahraga
karena tidak sempat.

Intervensi Keperawatan

Diagnosa Keperawatan

Etiologi

Nyeri berhubungan dengan dampak Penurunan massa


sekunder dari fraktur, spasme otot, tulang /

Intervensi
Keperawatan

Rasionalisasi

4.
Pantau
tingkat nyeri pada

5.
tulang dalam
peningkatan jumlah

deformitas tulang

osteoporosis

Fraktur vertebra

Deformitas
Vertebra

punggung, nyeri
terlokalisasi atau
menyebar pada
abdomen atau
pinggang.
5.
Ajarkan
pada klien tentang
alternative lain
untuk mengatasi
dan mengurangi
rasa nyerinya.
6.
Kaji obatobatan untuk
mengatasi nyeri.

trabekular, pembatasan
gerak spinal.

6.
Alternatif lain untuk
mengatasi nyeri,
pengaturan posisi, kompres
hangat dan sebagainya.
7.
Keyakinan klien tidak
dapat menoleransi obat
yang adekuat atau tidak
adekuat untuk mengatasi
nyerinya.

5.
Rencanakan
pada klien tentang
periode istirahat
adekuat dengan
berbaring dalam
posisi telentang
selama kurang
lebih 15 menit

8.
Kelelahan dan
keletihan dapat
menurunkan minat untuk
aktivitas sehari-hari.

2.
Kaji tingkat
kemampuan klien
yang masih ada.

1.
Dasar untuk
memberikan alternative
dan latihan gerak yang
sesuai dengan
kemapuannya.

Teregangnya
ligamentum dan
otot/ spasme otot

Nyeri
Hambatan mobilitas fisik
berhubungan dengan disfungsi
sekunder akibat perubahan skeletal
(kifosis), nyeri sekunder atau
fraktur baru.

Penurunan massa
tulang /
osteoporosis

3.
Rencanakan 2.
tentang pemberian

Latihan akan

program latihan:
Fraktur vertebra

Deformitas
Vertebra

Bungkuk

Hambatan
mobilitas fisik

Bantu klien
jika diperlukan
latihan

meningkatkan pergerakan
otot dan stimulasi sirkulasi
darah

Ajarkan
klien tentang
aktivitas hidup
sehari hari yang
dapat dikerjakan

Ajarkan
pentingnya
latihan.

Aktifitas hidup
sehari-hari secara mandiri

5.
Bantu
kebutuhan untuk
beradaptasi dan
melakukan
aktivitas hidup
sehari hari,
rencana okupasi .

6.
Peningkatan
latihan fisik
secara adekuat:

Program latihan
merangsang pembentukan
tulang

dorong
latihan dan
hindari tekanan
pada tulang
seperti berjalan

instruksikan
klien untuk
latihan selama
kurang lebih
30menit dan
selingi dengan
istirahat dengan

Dengan latihan fisik:

Masa otot lebih besar


sehingga memberikan
perlindungan pada
osteoporosis

Gerakan
menimbulkan kompresi
vertical dan fraktur
vertebra.

berbaring selama
15 menit

hindari
latihan fleksi,
membungkuk
tiba tiba,dan
penangkatan
beban berat

Risiko cedera berhubungan dengan


dampak sekunder perubahan
skeletal dan ketidakseimbangan
tubuh.

Penurunan massa
tulang/osteoporosis

Resiko cedera

2.
Ciptakan
2.
Menciptakan
lingkungan yang
lingkungan yang aman dan
bebas dari bahaya: mengurangi risiko
terjadinya kecelakaan.

Tempatkan
klien pada tempat
tidur rendah.

Amati lantai
yang
membahayakan
klien.

Berikan
penerangan yang
cukup

Tempatkan
klien pada
ruangan yang
tertutup dan
mudah untuk
diobservasi.

Ajarkan
klien tentang
pentingnya
menggunakan alat
pengaman di
ruangan.
3.

Berikan

3.
Ambulasi yang
dilakukan tergesa-gesa
dapat menyebabkan mudah
jatuh.

dukungan
ambulasi sesuai
dengan
kebutuhan:

Kaji
kebutuhan untuk
berjalan.

Konsultasi
dengan ahli
therapist.

Ajarkan
klien untuk
meminta bantuan
bila diperlukan.

Ajarkan
klien untuk
berjalan dan
keluar ruangan.
5.
Bantu klien
untuk melakukan
aktivitas hidup
sehari-hari secara
hati-hati.
6.
Ajarkan
pada klien untuk
berhenti secara
perlahan, tidak
naik tanggga, dan
mengangkat
beban berat.

8.
Ajarkan
pentingnya diet
untuk mencegah
osteoporosis:

6.
Penarikan yang
terlalu keras akan
menyebabkan terjadinya
fraktur.
7.
Pergerakan yang
cepat akan lebih
memudahkan terjadinya
fraktur kompresi vertebra
pada klien osteoporosis.
8.
Diet kalsium
dibutuhkan untuk
mempertahankan kalsium
serum, mencegah
bertambahnya kehilangan
tulang. Kelebihan kafein
akan meningkatkan
kalsium dalam urine.
Alcohol akan
meningkatkan asidosis
yang meningkatkan
resorpsi tulang

8.
Rokok dapat
meningkatkan terjadinya
asidosis.
9.
Obat-obatan seperti
diuretic, fenotiazin dapat
menyebabkan pusing,
megantuk, dan lemah yang
merupakan predisposisi


Rujuk klien
pada ahli gizi

klien untuk jatuh.

Ajarkan diet
yang mengandung
banyak kalsium

Ajarkan
klien untuk
mengurangi atau
berhenti
menggunakan
rokok atau kopi
9.
Ajarkan
tentang efek
rokok terhadap
pemulihan tulang
10. Observasi
efek samping
obat-obatan yang
digunakan

Kurang pengetahuan mengenai


proses osteoporosis dan program
terapi yang berhubungan dengan
kurang informasi, salah persepsi
ditandai dengan klien mengatakan
kurang ,mengerti tentang
penyakitnya, klien tampak gelisah

Postmenopause,
usia lanjut

Penurunan hormon
inhibitor osteoclast
(estrogen,
kalsitonin)

4.
Kaji ulang
proses penyakit
dan harapan yang
akan datang

4.
Ajarkan
pada klien tentang
faktor-faktor yang
mempengaruhi
terjadinya
osteoporosis
5.
Berikan
pendidikan
kepada klien
mengenai efek

2.
Memberikan dasar
pengetahuan dimana klien
dapat membuat pilihan
berdasarkan informasi.
5.
Informasi yang
diberikan akan membuat
klien lebih memahami
tentang penyakitnya
6.
Suplemen kalsium
ssering mengakibatkan
nyeri lambung dan distensi
abdomen maka klien
sebaiknya mengkonsumsi
kalsium bersama makanan
untuk mengurangi

samping
penggunaan obat
Penigkatan
osteoclast

Penurunan massa
tulang/osteoporosis

Kurang
pengetahuan

terjadinya efek samping


tersebut dan
memperhatikan asupan
cairan yang memadai untuk
menurunkan resiko
pembentukan batu ginjal

Você também pode gostar