Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
NIM
: 25010114120154
Jawab :
a. Bakteri. Normal cenderung ke basa. pH 6,5-7,5
b. Jamur. Tumbuh pada pH asam yakni 4-6
2. Bagaimana dampak mengkonsumsi mie?
Jawab : Karena mengkonsumsi mie secara berlebihan dapat menyebabkan
kanker, Chinese Restaurant Syndrome, dan Gangguan fisik hati. Berikut
penjelasan singkatnya:
a. MSG yang terdapat pada mie dapat menyebabkan Chinese Restaurant
Syndrome apabila di konsumsi < 2 gram perhari, tandanya adalah
panas di bagian dada, bagian belakang leher, dan lengan bawah, sakit
kepala, mual, jantung berdebar-debar, sesak nafas, sering mengantuk.
b. Natrium benzoate dan natrium tripolifosfat dapat menyebabkan
hipertensi, natrium dapat meningkatkan tekanan darah karena
ketidakseimbangan antara natrium dan kalium di dalam darah dan
jaringan.
c. Nipagin dalam kecap mie instan dapat menimbulkan gangguan fisik
hati.
d. Selain itu dalam mie instan juga tinggi kolesterol.
3. Pada suhu, kelembaban, dan pH air berapa nyamuk dapat hidup?
Jawab : Mengambil contoh Nyamuk Aedes aegypti
a. Suhu :Biasanya nyamuk akan meletakkan telur pada suhu 20-30 oC.
Namun sebenarnya toleransi terhadap suhu tergantung pada spesies
nyamuk dan letak geografis. Menurut Murdihusodo, perkembangan
telur nyamuk mengalami embrionisasi sempurna selama 72 jam pada
suhu udara 25-30oC, rata-rata suhu berkembangnya nyamuk adalah 2527oC. pertumbuhan nyamuk akan berhenti sama sekali pada suhu
kurang dari 10oC dan lebih dari 40oC
b. Kelembaban
Kelembaban rata-rata yang dibutuhkan nyamuk untuk berkembang
rata-rata 67,3%. Menurut Sugito kelembaban udara berkisar 81,489,5%
c. pH air
5,8 8,6
4. Bagaimana perbedaan tempat antara fase telur yang masih berumur 8 hari
dengan 14 hari?
Jawab : Fase telur sering ditemukan ditempat penampungan air yang
jernih (bak mandi, ban bekas, sampah plastic dispenser, dll). Usia 6-8 hari
lalu menjadi pupa. Umur Aedes aegypti betina +/- 14 hari dan dapat
mencapai 2-3 bulan. Nyamuk dan tempat perkembangbiakannya banyak
ditemukan disekitar / didalam rumah.
5. Jelaskan perbedaan antara resisten dan rentan!
Jawab :
a. Menurut World Health Organization (WHO), pengertian resistensi
adalah berkembangnya kemampuan toleransi suatu spesies serangga
terhadap dosis toksik insektisida yang mematikan sebagian besar
populasi. Secara prinsip mekanisme resistensi ini akan mencegah
insektisida berikatan dengan titik targetnya atau tubuh serangga
menjadi mampu untuk mengurai bahan aktif insektisida sebelum
sampai pada titik sasaran. Sedangkan jenis atau tingkatan resistensi itu
sendiri meliputi tahap rentan, toleran baru kemudian tahap resisten.
b. Rentan :Mudah terkena penyakit
6. Mengapa DBD selalu mengalami kenaikan?
Jawab :
a. Faktor Internal
Daya tahan tubuh manusia (penderita), perilaku
b. Faktor Eksternal
Keadaan lingkungan, meliputi suhu, kelembapan, pH, curah hujan
Dilansir dari republika.co.id Kemenkes Andi Muhadir mengatakan
bahwa DBD sudah endemis, namun karena perubahan iklim membuat
musim tidak dapat diperkirakan sehinggapenyakit DBD ada sepanjang
tahun
7. Apa perbedaan DHF, DSS, dan DF?
Jawab :
a. Demam dengue (dengue fever, DF) adalah penyakit yang terutama
terdapat pada anak remaja atau orang dewasa, dengan tanda-tanda
klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai leukopenia,
dengan/tanpa ruam (rash) dan limfadenopati, demam bifasik, sakit
kepala yang hebat, nyeri pada pergerakan bola mata, rasa mengecap
Indonesia?
Jawab :
a. seranganPenyakit layu pembuluh (Vascular Wilt of Oil Palm)
disebabkan oleh cendawan Fusariumoxysporumf.sp. elaeidis. Penyakit
ini menimbulkan kerugian mencapai 20% di Afrika Barat, Kamerun,
Kongo, Dahomey, Ivory Coast, Nigeria dan Zaire sertaAmerika
Selatan.
b. Penyakit
cacar
daun
the
disebabkan
oleh
cendawan
oleh
Daftar pustaka
Djuri, Sudarsono. Mengenal Dunia Kelelawar. PDF
Hamdiyati,
Yanti.
Pertumbuhan
pada
Mikroorganise.
File.upi.edu./direktori/fpmipa/jur._pend._biologi/196611031991012yanti_hamdiyati/pertumbuhan_pada_mikroorganisme_ii.pdf
Panduan Praktis Teknis Rehabilitasi Mangrove di Kawasan Pesisir Indonesia.
Ratnasari, Dewi Kristiani. Skripsi Gambaran Kebiasaan Konsumsi Mie Instan
pada Anak Usia 7-12 Tahun Studi di Sekolah Dasar Kanisius Tlogosari
Kulon Semarang. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang.
2012
Ridha, M. Rasyid, dkk., Jurnal Buski Jurnal Epidemiologi dan Pemyakit
bersumber binatang. Vol. 4 No. 3, Juni 2013. Hal 133-137
[PDF] Repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/chapter%20ii.pdf?sequer
[PDF] eprints.undip.ac.id/41955/2/i._pendahuluan.pdf
http://www.artikelbagus.com/2012/04/resistensi-malariameningkat.html#ixzz3UeZHs2VN
http://kamusbahasaindonesia.org/rentan
http://www.academia.edu/6810847/Klasifikasi_Makhluk_Hidup_5_Kingdom
http://perpus.hortikultura.deptan.go.id/index.php?p=show_detail&id=9
https://books.google.com/books?isbn=979757010Xplants.ifas.ufl.edu/node/141
http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/jgizi/article/view/1321
Id.m.wikipedia.org/wiki/eceng_gondok
m.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/07/26/mqjtjv-alasan-demam-berdarahdi-indonesia-meningkat
www.ngasih.com/2014/07/25/dosis-konsentrasi-dan-volume-semprot-pestisida/