Você está na página 1de 10

BAB I

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sejumlah besar organisasi telah mengakui pentingnya pengendalian intern oleh
manajemen, auditor independen, dan pihak eksternal lainnya seperti pembuat peraturan. Standar
pekerjaan lapangan kedua mensyaratkan agar auditor memperoleh pemahaman yang cukup
mengenai pengendalian intern suatu entitas untuk merencanakan audit. Hal ini termasuk
pemahaman mengenai rancangan pengendalian intern dan apakah pengendalian tersebut telah
ditempatkan dalm operasi, tetapi tidak termasuk menentukan efektifitasnya. Auditor
menggunakan pemahaman untuk mengidentifikasikan jenis salah saji material yang dapat
mempengaruhi asersi laporan keuangan manajemen, untuk mempertimbangkan faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi risiko salah saji semacam itu, dan untuk merancang pengujian
substantif untuk menyediakan keyakinan yang memadai dalam mendeteksi salah saji.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini, yaitu:
1. Definisi dan tujuan dari pengendalian internal ?
2. Apa sajakah unsur-unsur dari struktur pengendalian intern (SPI) ?
3. Bagaimana hubungan SPI dengan prosedur audit lainnya ?
Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui dan memahami definisi dan tujuan pengendalian internal.
2. Mengetahui dan memahami unsur-unsur dari struktur pengendalian intern.
3. Mengetahui dan memahami hubungan SPI dengan prosedur audit lainnya.

BAB II
PEMBAHASAN
STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN
A.

DEFINISI DAN TUJUAN DARI PENGENDALIAN INTERNAL

Pengendalian intern (internal control) adalah suatu proses, yang dilaksanakan oleh dewan
direksi, manajemen, dan personel lainnya dalam suatu entitas, yang dirancang untuk
menyediakan keyakinan yang memadai berkenaan dengan pencapaian tujuan dalam kategori
berikut:
1. Keandalan pelaporan keuangan entitas
Manajemen bertanggungjawab untuk menyusun laporan keuangan bagi investor, kreditur,
dan pihak-pihak lainnya. Manajemen memiliki tanggung jawab hukum dan professional
untuk memastikan bahwa informasi telah disajikan secara wajar sesuai dengan persyaratan
pelaporan yang ditetapkan oleh IAI dan IFRS. Tujuan pengendalian internal yang efektif atas
pelaporan keuangan adalah untuk memenuhi tanggungjawab pelaporan keuangan ini.
2. Efektivitas dan efisiensi operasi entitas
Pengendalian dalam suatu entitas akan mendorong efektivitas dan efisiensi penggunaan
sumber-sumber secara optimal untuk mencapai tujuan entitas. Tujuan utama pengendalian ini
adalah untuk memberi informasi keuangan dan non-keuangan yang akurat tentang operasi
entitas untuk pengambilan keputusan.
3. Kesesuaian dengan undang-undang dan peraturan-peraturan
Entitas-entitas publik, non-publik, dan organisasi nirlaba berkewajiban untuk menaati banyak
undang-undang dan peraturan-peraturan. Sebagian diantaranya hanya menyangkut akuntansi
secara tak langsung, namun ada juga yang langsung berkaitan dengan akuntansi, seperti
misalnya undang-undang perpajakan.
Manajemen merancang sistem pengendalian internal untuk mencapai ketiga tujuan di atas.
Dalam pengauditan atas laporan keuangan dan audit atas pengendalian internal, auditor focus
pada reliabilitas laporan keuangan dan pengendalian atas operasi, serta kesesuaian dengan
undang-undang dan peraturan-peraturan yang dapat secara material memengaruhi laporan
B.

keuangan.
UNSUR-UNSUR STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN
Untuk tujuan standar audit, pembagian pengendalian internal ke dalam lima komponen di bawah
ini menyediakan suatu kerangka yang bermanfaat bagi auditor untuk mempertimbangkan
bagaimana berbagai aspek pengendalian internal yang berbeda pada entitas dapat mrmrngaruhi
audit (SA 315.A51):
(1) Lingkungan pengendalian;
(2) Proses penilaian risiko entitas;
(3) Sistem informasi yang relevan dengan pelaporan keuangan, termasuk proses bisnis yang
terkait, dan komunikasi;
(4) Aktivitas pengendalian; dan

(5) Pemantauan terhadap pengendalian


Pembagian tersebut belum tentu mencerminkan bagaimana suatu entitas merancang,
mengimplementasikan, dan memelihara pengendalian internal, atau bagaimana entitas
mengklasifikasikan komponen tertentu. Auditor dapat menggunakan terminology atau kerangka
yang berbeda untuk menjelaskan berbagai aspek pengendalian internal dan pengaruhnya
terhadap audit daripada yang digunakan dalam standar audit, selama seluruh komponen yang
dijelaskan dalam standar audit tercakup.
1. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian mencakup fungsi tata kelola dan manajemen, serta sikap,
kesadaran, dan tindakan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola dan manajemen atas
pengendalian internal entitas dan pentingnya pengendalian tersebut dalam entitas.
Lingkungan pengendalian menetapkan arah organisasi yang memengaruhi kesadaran
pengendalian personel organisasi tersebut.
Lingkungan pengendalian meliputi unsur-unsur sebagai berikut:
a. Komunikasi dan penegakan nilai integritas dan etika. Efektivitas pengendalian tidak
dapat melebihi nilai integritas dan etika dari mereka yang menciptakan, mengelola, dan
memantau pengendalian tersebut. Integritas dan perilaku etis merupakan produk standar
etika dan perilaku entitas, bagaimana standar tersebut dikomunikasikan.
b. Komitmen terhadap kompetensi. Komitmen terhadap kompetensi mencakup
pertimbangan manajemen tentang tingkat kompetensi untuk tugas tertentu dan bagaiman
hal tersebut diterjemahkan ke dalam persyaratan keterampilan dan pengetahuan.
c. Partisipasi oleh pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola. Kesadaran
pengendalian suatu entitas dipengaruhi secara signifikan oleh pihak yang bertanggung
jawab atas tata kelola. Pentingnya tanggungjawab pihak yang bertanggungjawab atas tata
kelola dinyatakan dalam kode etik dan peraturan perundang-undangan, atau panduan
yang dikeluarkan untuk memberikan manfaat bagi pihak yang bertanggungjawab atas tata
kelola.
d. Filosofi dan gaya operasi manajemen. Melalui aktivitasnya, manajemen harus memberi
sinyal yang jelas tentang pentingnya pengendalian internal sebagai contoh, misalnya
seberapa jauh manajemen mempertimbangkan risiko, atau apakah manajemen tidak
peduli dengan risiko? Apakah target penjualan dan laba tidak realistis, dan apakah
karyawan didorong untuk secara agresif memenuhi target tersebut? Pemahaman tentang

hal ini akan memberikan kepada auditor gambaran tentang bagaimana sikap manajemen
terhadap pengendalian internal.
e. Struktur organisasi. Struktur organisasi entitas merumuskan garis pertanggungjawaban
dan kewenangan. Dengan memahami strktur organisasi entitas, auditor akan dapat
mempelajari manajemen dan elemen-elemen fungsional dari bisnis, serta melihat
bagaimana pengendalian diterapkan.
f. Pemberian wewenang dan tanggungjawab. Pemberian wewenang dan tanggungjawab
dapat mencakup kebijakan yang berkaitan dengan praktik bisnis yang tepat, pengetahuan
dan pengalaman personel kunci, dan sumber daya yang tersedia untuk melaksanakan
tugas.
g. Kebijakan dan praktik sumber daya manusia. Aspek terpenting dari pengendalia
internal adalah manusia. Jika para karyawan kompeten dan bisa dipercaya, pengendalian
lain bisa diabaikan dan laporan keuangan yang bisa dipercaya, tetap bisa dihasilkan.
Mengingat betapa pentingnya personel yang kompeten dan bisa dipercaya untuk
terciptanya pengendalian yang efektif, maka metode rekrutmen pegawai, penilaian,
pelatihan, promosi, dan kompensasi menjadi bagian yang penting dalam pengendalian
internal.
2. Proses Penilaian Risiko Entitas
Penilaian risiko untuk peaporan keuangan adalah identifikasi dan analisis risiko yang
dilakukan manajemen berkaitan dengan penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan
kerangka pelaporan keuangan entitas yang berlaku. Proses penilaian risiko entitas
membentuk suatu basis bagi manajemen untuk menentukan bagaimana risko dikelola. Jika
proses tersebut sudah tepat sesuai dengan kondisinya, termasuk sifat, ukuran, dan
kompleksitas entitas, maka hal ini membantu auditor dalam mengidentifikasi risiko
kesalahan penyajian material. Ketepatan atas kesesuaian proses penilaian risiko entitas
dengan kondisinya ditentukan oleh pertimbangan auditor.
3. Sistem Informasi, Termasuk Proses Bisnis yang Terkait, Pelaporan Keuangan yang
Relevan, dan Komunikasi
Sistem informasi yang relevan dengan tujuan pelaporan keuangan, yang mencakup sistem
pelaporan keuangan, mencakup metoda dan catatan yang:
- Mengidentifikasi dan mencatat seluruh transaksi yang valid.
- Mendeskripsikan transaksi secara cukup terperinci dan tepat waktu untuk memungkinkan
klasifikasi transaksi yang tepat untuk pelaporan keuangan.

Mengukur nilai transaksi dengan suatu cara yang memungkinkan pencatatan nilai

moneter transaksi tersebut secara tepat dalam laporan keuangan.


Menentukan periode terjadinya transaksi yang memungkinkan pencatatan transaksi

tersebut dalam periode akuntansi yang tepat.


Menyajikan transaksi dan pengungkapan terkait secara tepat dalam laporan keuangan.

Komunikasi oleh entitas tentang peran dan tanggungjawab pelaporan keuangan dan hal-hal
signifikan yang berkaitan dengan pelaporan keuangan mencakup penyediaan pemahaman
peran dan tanggungjawab individu terkait dengan pengendalian internal atas pelaporan
keuangan. Hal ini mencakup hal-hal seperti seberapa luas pemahaman personel tentang
bagaimana aktivitas mereka dalam sistem informasi pelaporan keuangan berkaitan dengan
pekerjaan personel lain dan cara untuk melaporkan penyimpangan kepada tingkat lebih tinggi
yang tepat dalam entitas.
4. Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur, selain yang tercakup dalam keempat
komponen pengendalian yang lain, yang membantu dalam memastikan bahwa tindakan yang
diperlukan dilakukan untuk menghadapi risiko gun tercapainya tujuan entitas.
Pada umumnya, aktivitas pengendalian yang relevan dengan suatu audit dapat dikategorikan
sebagai kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut:
- Penelaahan kinerja
- Pengolahan informasi
- Pengendalian fisik
- Pemisahan tugas
5. Pemantauan Terhadap Pengendalian
Pemantauan pengendalian adalah suatu proses untuk menilai efektivitas pelaksanaan
pengendalian internal. Kegiatan ini melibatkan penilaian efektivitas pengendalian secara
berkala dan tepat waktu, sera melakukan tindakan perbaikan yang diperlukan. Di berbagai
entitas, auditor intern atau personel yang melakukan pekerjaan serupa memberikan kontribusi
dalam memantau aktivitas entitas. Aktivitas pemantauan dapat mencakup penggunaan
informasi dan komunikasi dengan pihak luar seperti keluhan pelanggan dan respon dari
badan pengatur yang dapat memberikan petunjuk tentang masalah atau bidang yang
memerlukan perbaikan. Komponen pengendalian intern tersebut berlaku dalam audit setiap
entitas. Komponen tersebut harus dipertimbangkan dalam hubungannya dengan ukuran
entitas, karakteristik kepemilikan dan organisasi entitas, sifat bisnis entitas, keberagaman dan

kompleksitas operasi entitas, metode yang digunakan oleh entitas untuk mengirimkan,
mengolah, memelihara, dan mengakses informasi, serta penerapan persyaratan hukum dan
peraturan.
C.

HUBUNGAN SPI DENGAN PROSEDUR AUDIT LAINNYA


Jika pengendalian intern suatu satuan usaha lemah, maka kemungkinan terjadinya kesalahan,
ketidak akuratan atau pun kecurangan dalam perusahaan sangat besar. Bagi akuntan publik, hal
tersebut menimbulkan risiko yang besar, dalam arti risiko untuk memberikan opini tidak sesuai
dengan kenyataan, jika auditor kurang hati-hati dalam melakukan pemeriksaan dan tidak cukup
banyak mengumpulkan bukti-bukti yang mendukung pendapat yang diberikannya.
Untuk mencegah kemungkinan tersebut, jika dari hasil pemahaman dan evaluasi atas
pengendalian intern perusahaan auditor menyimpulkan bahwa pengendalian intern tidak berjalan
efektif, maka auditor harus memperluas scope pemeriksaannya pada waktu melakukan
substantive test. Sebaliknya jika auditor menyimpulkan bahwa pengendalian intern berjalan
efektif, maka scope pemeriksaan pada waktu melakukan substantive test bisa dipersempit.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Pengendalian intern (internal control) adalah suatu proses, yang dilaksanakan oleh dewan
direksi, manajemen, dan personel lainnya dalam suatu entitas, yang dirancang untuk
menyediakan keyakinan yang memadai berkenaan dengan pencapaian tujuan dalam kategori
berikut: 1) Keandalan pelaporan keuangan entitas, 2) Efektivitas dan efisiensi operasi entitas, dan
3) Kesesuaian dengan undang-undang dan peraturan-peraturan. Unsur-unsur struktur
pengendalian intern dapat dibagi menjadi lima, yaitu: 1) Lingkungan pengendalian, 2) Proses
penilaian risiko entitas, 3) Sistem informasi, termasuk proses bisnis yang terkait, pelaporan
keuangan yang relevan, dan komunikasi, 4) Aktivitas pengendalian, dan 5) Pemantauan terhadap
pengendalian. Jika pengendalian intern suatu satuan usaha lemah, maka kemungkinan terjadinya
kesalahan, ketidak akuratan atau pun kecurangan dalam perusahaan sangat besar. Bagi akuntan
publik, hal tersebut menimbulkan risiko yang besar, dalam arti risiko untuk memberikan opini
tidak sesuai dengan kenyataan, jika auditor kurang hati-hati dalam melakukan pemeriksaan dan
tidak cukup banyak mengumpulkan bukti-bukti yang mendukung pendapat yang diberikannya.

Saran
Setelah mempelajari mengenai pengertian pengendalian internal, unsur struktur
pengendalian intern , dan hubungan struktur pengendalian intern dengan prosedur audit lainnya
diharapkan untuk selanjutnya dapat mengimplementasikan ilmu dan pengetahuan ini ke dalam
dunia kerja maupun dalam masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
AL. Haryono Jusup. 2001. Auditing. Buku 1 BP. STIE YKPN: Yogyakarta
http://pratamafahri.blogspot.com/2013/11/pengendalian-internal-audit.html

Reguler, 13 Mei 2015

PENGAUDITAN I
STRUKTUR PENGENDALIAN
INTERN

OLEH:
KELOMPOK 3
Ni Kadek Lilik Ayu Pratiwi

1306305078 / 9

Winayaka Lingga

1306305115 / 14

Ni Koming Ayu Praditasari

1306305120 /15

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN AJARAN 2014/2015

Você também pode gostar