Você está na página 1de 15

BAB 1

PENDAHULUAN
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Standar Pelayanan Minimal Alat dan Tempat pada Bayi dan Balita
2.1.1 Standar tempat pelayanan
2.1.1.1 Mempunyai lokasi tersendiri yang telah disetujui oleh pemerintah daerah
setempat (tata kota), tidak berbaur dengan kegiatan umum lainnya seperti
pusat perbelanjaan, tempat hiburan, sejenisnya.
2.1.1.2 Tidak berdekatan dengan lokasi bentuk pelayanan sejenisnya dan juga agar
sesuai dengan fungsi sosialnya yang salah satu fungsinya adalah mendekatkan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
2.1.2 Standar Tata Ruang
2.1.2.1 Setiap ruang periksa mempunyai luas 2x3 meter
2.1.2.2 Setiap bangunan pelayanan, minimal mempunyai ruang periksa, ruang
administrasi/kegiatan lain sesuai kebutuhan, ruang tunggu dan kamar mandi/
WC, masing-masing 1 buah.
2.1.2.3 Semua ruangan mempunyai ventilasi dan penerangan.
2.1.2.4 Lebih bagus jika ada ruangan khusus rooming in / rawat gabung, dan ruang
laktasi.

2.1.3 Standar Peralatan


2.1.3.1 Peralatan Tidak Steril
No

Jenis Alat

Jumlah

Stetoskop

Timbangan bayi

Pengukur panjang bayi

Termometer

Oksigen dalam regulator

Penghisap lendir

Ambubag (bayi)

Lampu sorot

Penghitung Nadi

10

Sterilisator

11

Bak Instrumen dan tutup

12

Metlin (lila)

13

Sarung tangan

14

Celemek

15

Masker

16

Sarung kaki plastic (penolong)

17

Pengaman mata

18

Tempat kain kotor

19

Tempat sampah

20

Tempat plasenta

21

Gunting (biasa,perban)

22

Suction

23

Handuk

2.1.3.2 Peralatan steril


No

Jenis Alat

Jumlah

Klem

Kocher

Korentang

Penghisap lendir

Handscon

Gunting tali pusat

Gunting benang

Benang dan jarum

Duk steril

10

Pinset (anatomis,ciruge)

11

Pengikat tali pusat

12

Kapas

13

Kain kasa

14

Plester

2.2 Proses Pelayanan pada bayi dan balita menurut program pemerintah
2.2.1 Pelayanan Pada Bayi
1) Pengertian Bayi
Menurut Soetjiningsih (2004), bayi adalah usia 0 bulan hingga 1 tahun, dengan
pembagian masa neonatal, yaitu usia 0 28 hari. Masa neonatal dini yaitu usia 0 7
hari Masa neonatal lanjut, yaitu usia 8 28 hari. Masa pasca neonatal yaitu usia 29
hari 1 tahun. Bayi merupakan manusia yang baru lahir sampai umur 1 tahun, namun
tidak ada batasan yang pasti. Pada masa ini manusia sangat lucu dan menggemaskan
tetapi juga rentan terhadap kematian. Kematian bayi dibagi menjadi dua, kematian
neonatal (kematian di 27 hari pertama hidup), dan post-natal (setelah 27 hari).
2) Pengertian Pelayanan Pada Bayi
Pengertian pelayanan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, pelayanan adalah
menolong menyediakan segala apa yang diperlukan orang lain seperti tamu atau
pembeli.
Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standart yang di
berikan oleh tenaga kesehatan kepada bayi sedikitnya 4 kali, selama periode 29 hari
sampai dengan 12 bulan setelah bayi lahir.
3) Jadwal Kunjungan Bayi
Pelaksanaan kunjungan neonatus dan bayi baru lahir:
a) Kunjungan I
Dilakukan pada 6 jam pertama setelah persalinan.
1. Menjaga agar bayi tetap hangat dan kering.
2. Menilai penampilan bayi secara umum yaitu bagaimana penampakan bayi
secara keseluruhan dan bagaimana ia bersuara yang dapat menggambarkan
keadaan kesehatannya.
3. Tanda-tanda pernapasan, denyut jantung dan suhu badan penting untuk diawasi
selama 6 jam pertama.
4. Memeriksa adanya cairan atau bau busuk pada tali pusat, menjaga tali pusat
agar tetap bersih dan kering.
5. Pemberian ASI awal.
b) Kunjungan II
Pada hari ke-3 setelah persalinan.
1. Menanyakan pada ibu mengenai keadaan bayi
2. Menanyakan bagaimana bayi menyusui.

3. Memeriksa apakah bayi terlihat kuning (ikterus)


4. Memeriksa apakah ada nanah pada pusat bayi dan apakah baunya
busuk
c) Kunjungan III
Pada minggu ke-2 setelah persalinan.
1. Tali pusat biasanya sudah lepas pada kunjungan 2 minggu pasca salin
2. Memastikan apakah bayi mendapatkan ASI yang cukup
3. Bayi harus mendapatkan imunisasi BCG untuk mencegah tuberculosis, vaksin
polio I secara oral, vaksin hepatitis B
d) Kunjungan IV
Pada 6 minggu setelah kelahiran.
1. Memastikan bahwa laktasi berjalan baik dan berat badan bayi meningkat
2. Melihat hubungan antara ibu dan bayi.
3. Menganjurkan ibu untuk membawa bayinya ke posyandu untuk
penimbangan dan imunisasi
4. Tujuan Kunjungan Bayi
a) Untuk meningkatkan akses bayi terhadap pelayanan kesehatan dasar.
b) Mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan pada bayi sehingga cepat
mendapat pertolongan
c) Pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit melalui pemantauan
pertumbuhan,imunisasi,serta peningkatan kualitas hidup bayi dengan stimulasi
tumbuh kembang.
a)
b)
c)
d)

Tujuan Bidan Memberikan Kunjungan:


Mengidentifikasi gejala penyakit.
Menawarkan tindakan skrining metabolik.
Memberikan KIE kepada orang tua.
Mengkaji riwayat atau masalah pada pemenuhan nutrisi bayi, perhatian, usaha

e)

menangis, BAB, BAK dll.


Melakukan pemriksaan fisik, memberikan penyuluhan dan anticipatory

f)

guidance pada orang tua.


Membuat kunjungan dalam 6-8 minggu untuk imunisasi dan check-up serta
harus melakukan pengkajian fisik kembali jika ditemukan kondisi emergency
yang memerluakan perawatan dari dokter spesialis anak
3 Pelayanan Pada Balita
5. Pengertian Balita

Balita merupakan salah satu periode usia manusia setelah bayi dengan rentang
usia dimulai dari dua sampai dengan lima tahun, atau biasa digunakan perhitungan
bulan yaitu usia 24-60 bulan. Periode usia ini disebut juga sebagai usia prasekolah.
Balita adalah istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak
prasekolah (3-5 tahun). Saat usia batita, anak masih tergantung penuh kepada orang
tua untuk melakukan kegiatan penting, seperti mandi, buang air dan makan.
Perkembangan berbicara dan berjalan sudah bertambah baik. Namun kemampuan lain
masih terbatas. Masa balita merupakan periode penting dalam proses tumbuh
kembang manusia. Perkembangan dan pertumbuhan di masa itu menjadi penentu
keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa
tumbuh kembang di usia ini merupakan masa yang berlangsung cepat dan tidak akan
pernah terulang, karena itu sering disebut golden age atau masa keemasan.
6. Pengertian pelayanan pada Balita
Pelayanan pada balita adalah pelayanan yang diberikan pada balita sehat dan
sakit yang sesuai diberikan oleh tenaga kesehatan sesuai dengan standar.
7.
1)
2)
3)
4)

Jadwal kunjungan pada balita


Anak berumur sampai 5 bulan diperiksa setiap bulan
pemeriksaan dilakukan setiap 2 bulan sampai anak berumur 12 bulan
Pemeriksaan dilakukan setiap 6 bulan sampai anak berumur 24 bulan
Permeriksaan dilakukan satu kali dalam satu tahun

8. Kegiatan yang dilakukan pada kunjungan balita


1) Pemeriksaan fisik anak dilakukan termasuk penimbangan berat badan
2) Penyuluhan atau nasihat pada ibu tentang pemeliharaan kesehatan anak dan
perbaikan gizi serta hubungan psikososial antar anak, ibu, dan keluarga. Ibu
diminte memperhatikan tumbuh kembang anak, pola makan, dan tidur serta
perkembangan perilaku sosial anak
3) Penjelasan tentang keluarga berencana untuk mengatur jarak kehamilan
9. Jenis-jenis pelayanan pada Balita
1) Buku KIA/KMS
Pemantauan pertumbuhan balita dengan KMS minimal 8 kali KMS (kartu
menuju sehatr) untuk balita adalah alat yang sederhana dan murah, yang dapat
digunakan untuk memantau kesehatan dan pertumbuhan anak. Oleh karenanya KMS

harus disimpan oleh ibu balita di rumah, dan harus selalu dibawa setiap kali
mengunjungi posyandu atau fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk bidan dan dokter.
Manfaat KMS adalah :
a) Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan balita secara
lengkap, meliputi : pertumbuhan, perkembangan, pelaksanaan imunisasi,
penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan
pemberian ASI eksklusif, dan makanan pendamping ASI.
b) Sebagai media edukasi bagi orang tua belita tentang kesehatan anak
c) Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh petugas untuk
menentukan penyuluhan dan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi.
2) Vitamin A 2 Kali Setahun
Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang sangat
diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk kesehatan mata (agar dapat melihat
dengan baik) dan untuk kesehatan tubuh yaitu meningkatkan daya tahan
tubuh,jaringan epitel, untuk melawan penyakit misalnya campak, diare dan
infeksi lain. Pemberian vitamin A termasuk dalam program Bina Gizi yang
dilaksanakan oleh departemen kesehatansetiap 6 bulan yaitu bulan februari
dan agustus, anak-anak balita diberikan vitamin A secara gratis dengan target
pemberian 80% dari seluruh balita.
Kapsul vitamin A biru (100.000 IU) diberikan pada bayi berusia 6-11
bulan satu kali dalam satu tahun. Kapsul vitamin A merah (200.000) diberikan
kepada balita kekurangan vitamin A disebut juga dengan xeroftalmia (mata
kering).halini dapat terjadi karena sarapan vitamin A pada mata mengalami
pengurangan sehingga terjadi kekeringan pada selaput lendir atau konjungtiva
dan selaput bening (kornea mata).balita akan terlindungi dari kekurangan
vitamin A terutama bagi balita dari keluarga menengah bawah.

3) Pelayanan MTBS
MTBS adalah suatu pendekatan yang terintegrasi atau terpatu dalam tatalaksana
balita sakit dengan fokus kepada kesehatan anak usia 0-59 bulan (balita) secara

menyeluruh.MTBS bukan merupakan suatu program kesehatan tetapi suatu


pendekatan/cara menatalaksana balita sakit. Kegiatan MTBS merupakan upaya
pelayanan kesehatan yang ditunjukan untuk menurunkan angka kesakitan dan
kematian sekaligus meningkatkan pelayanan kesehatan di unit rawat jalan kesehatan
dasar (puskesmas dan jaringan termasuk pustu, polindes, poskesdes, dll)
Bila dilaksanakan dengan baik, pendekatan MTBS tergolong lengkap untuk
mengantisipasi penyakit-penyakit yang sering menyebabkan kematian bayi dan balita
di indonesia. Dikatakan lengkap karena meliputi upaya preventif (pencegahan
penyakit), perbaikan gizi, upaya promotif (berupa konseling) dan upaya kuratif
(pengobatan) terhadap penyakit-penyakit dan masalah yang sering terjadi pada balita.
Badan kesehatan dunia WHO telah mengakui bahwa pendekatan MTBS sangat cocok
diterapkan negara-negara berkembang dalam upaya menurunkan angka kematian,
kesakitan, dan kecacatan pada bayi dan balita.
Kegitan MTBS memiliki 3komponen khas yang menguntungkan, yaitu :
a) Meningkatkan ketrampilan petugas kesehatan dalam tatalaksanan kasus balita
sakit (selain dokter, petugas kesehatan non-dokter dapat pula memeriksa dan
menangani pasien asalkan sudah terlatih)
b) Memperbaiki sistem kesehatan (perwujudan terintegrasinya banyak program
kesehatan dalam 1 kali pemeriksaan MTBS)
c) Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam perawatan di rumah dan
upaya pencarian pertolongan kasus balita sakit (meningkatkan pemberdayaan
masyarakat dalam pelayanan kesehatan)
d) Konseling pada keluarga balita tentang pemberian makanan bergizi pada bayi
dan balita, pemberian makanan bayi, mengatur makanan anak usia 1-5 tahun,
pemeriksaan rutin/berkala terhadap bayi dan balita, peningkatan kesehatan pola
tidur, bermain, peningkatan pendidikan seksual dimulai sejak balita (sejak anak
mengenal identitasnya sebagai laki-laki atau perempuan.
4) SDIDTK (Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang)
1. Pengertian
SDIDTK (Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang) adalah
pembinaan tumbuh kembang anak secara komprehensif dan berkualitas

melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh


kembang pada masa 5tahun pertama kehidupan . Diselenggarakan dalam
bentuk kemitraan antara keluarga, masyarakat dengan tenaga professional
(kesehatan, pendidikan dan sosial).
Program SDIDTK merupakan program pembinaan tumbuh kembang
anak secara komprehensif dan berkualitas melalui kegiatan stimulasi, deteksi
dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang pada masa lima tahun
pertama kehidupan, diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara keluarga
(orang tua, pengasuh anak dan anggota keluarga lainnya), masyarakat (kader,
tokoh masyarakat, organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat) dengan
tenaga professional (kesehatan, pendidikan dan sosial).
Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6
tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap anak perlu
mendapat stimulasi rutin sedini mungkin dan terus menerus pada setiap
kesempatan.
Deteksi dini tumbuh kembang anak adalah kegiatan/pemeriksaan untuk
menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita
dan anak pra sekolah. Dengan ditemukan secara dini penyimpangan/masalah
tumbuh kembang anak, maka intervensi akan lebih mudah dilakukan, tenaga
kesehatan

juga

mempunyai

waktu

dalam

membuat

rencana

tindakan/intervensi yang tepat, terutama ketika harus melibatkan ibu/keluarga.


Bila penyimpangan terlambat diketahui, maka intervensinya akan lebih sulit
dan hal ini akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak.
Intervensi dini penyimpangan perkembangan adalah tindakan tertentu
pada anak yang perkembangan kemampuannya menyimpang karena tidak
sesuai dengan umurnya. Penyimpangan perkembangan bisa terjadi pada salah
satu atau lebih kemampuan anak yaitu kemampuan gerak kasar, gerak halus,
bicara dan bahasa, serta sosialisasi dan kemandirian anak.

2. Sasaran
a Sasaran langsung
Semua anak umur 0 sampai 6 tahun yang ada di wilayah kerja Puskesmas
b

Sasaran tidak langsung


1 Tenaga kesehatan yang bekerja di lini terdepan (dokter, bidan perawat,
2

ahli gizi, penyuluh kesehatan masyarakat, dan sebagainya).


Tenaga pendidik, petugas lapangan KB, petugas sosial yang terkait dengan

pembinaan tumbuh kembang anak.


Petugas sector swasta dan profesi lainnya.

3. Tujuan SDIDTK
a Tujuan Umum
Agar semua balita umur 05 tahun dan anak pra sekolah umur 5-6 tahun
tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan potensi genetiknya
sehingga berguna bagi nusa dan bangsa serta mampu bersaing di era global
b

melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini.1


Tujuan Khusus
1 Terselenggaranya kegiatan stimulasi tumbuh kembang pada semua balita
2

dan anak pra sekolah di wilayah kerja Puskesmas.


Terselenggaranya kegiatan deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang

pada semua balita dan anak pra sekolah di wilayah kerja Puskesmas.
Terselenggaranya intervensi dini pada semua balita dan anak pra sekolah

dengan penyimpangan tumbuh kembang.


Terselenggaranya rujukan terhadap kasus-kasus yang tidak bisa ditangani
di Puskesmas.

4. Jenis Skrining
a Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan
1 Pengukuran Berat Badan Terhadap Tinggi Badan (BB/TB)
a Tujuan pengukuran BB/TB adalah untuk menentukan status gizi anak,
b

normal, kurus, kurus sekali atau gemuk.


Jadwal pengukuran BB/TB disesuaikan dengan jadwal DDTK.
Pengukuran dan penilaian BB/TB dilakukan oleh tenaga kesehatan
terlatih, yaitu tenaga kesehatan yang telah mengikuti pelatihan
SDIDTK.

Pengukuran Lingkar Kepala Anak (LKA).


Tujuan pengukuran LKA adalah untuk mengetahui lingkaran kepala anak
dalam batas normal atau diluar batas normal
Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan dilakukan di semua tingkat

pelayanan. Adapun pelaksana dan alat yang digunakan dapat dilihat pada tabel
2.1.
Tabel 2.1 Pelaksana dan Alat yang Digunakan untuk Deteksi Dini
Penyimpangan Pertumbuhan
Tingkat Pelayanan

Pelaksana

Keluarga masyarakat

Orang tua
Kader kesehatan
Petugas PAUD,

Alat yang
Digunakan
KMS
Timbangan
dacin

BKB, TPA dan Guru


Puskesmas

TK
Dokter
Bidan
Ahli gizi
Petugas lain

Table BB/TB
Grafik LK
Timbangan
Alat ukur tinggi

badan
Pita pengukur
lingkar kepala

Sumber: Buku Pedoman Pelaksanaan SDIDTK


b

Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan


Deteksi ini dilakukan di semua tingkat pelayanan. Pelaksana dan alat yang
digunakan dapat dilihat pada table 2.2
Tabel 2.2 Pelaksanaan dan Alat yang digunakan untuk Deteksi Dini
Penyimpangan Perkembangan Anak
Tingkat Pelayanan
Keluarga dan
Masyarakat

Pelaksana
Orang tua
Kader kesehatan,

BKB, TPA
Petugas pusat

Alat yang Digunakan


Buku KIA

KPSP
TDL

PAUD terlatih
Guru TK terlatih
Puskesmas
Dokter
Bidan
Perawat
Sumber: Buku Pedoman Pelaksanaan SDIDTK

TDD

KPSP
TDL
TDD

Keterangan :
Buku KIA : Buku Kesehatan Ibu dan Anak
KPSP : Kuesioner Pra Skrining Perkembangan
TDL : Tes Daya Lihat
TDD : Tes Daya Dengar
BKB : Bina Keluarga Balita
TPA : Tempat Penitipan Anak
Pusat PAUD : Pusat Pendidikan Anak Usia Dini
TK : Taman Kanak-kanak
1

Skrining/pemeriksaan perkembangan anak menggunakan Kuesioner Pra


Skrining Perkembangan (KPSP)
Tujuan pemeriksaan perkembangan menggunakan KPSP adalah untuk

mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan.


Tes Daya Dengar (TDD)
Tujuan tes daya dengar adalah untuk menemukan gangguan pendengaran
sejak dini, agar dapat segera ditindaklanjuti untuk meningkatkan

kemampuan daya dengar dan bicara anak.


Tes Daya Lihat (TDL)
Tujuan TDL adalah untuk mendeteksi secara dini kelainaan daya lihat
agar segera dapat dilakukan tindakan lanjutan sehingga kesempatan untuk
memperoleh ketajaman penglihatan menjadi lebih besar.

Deteksi Dini Penyimpangan Mental Emosional


Deteksi dini penyimpangan mental emosional

adalah

kegiatan/

pemeriksaan untuk menemukan gangguan secara dini adanya masalah


emosional, autisme dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas
pada anak, agar dapat segera dilakukan tindakan intervensi. Bila
penyimpangan mental emosional terlambat diketahui maka intervensinya akan
lebih sulit dan hal ini akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak.
Deteksi ini dilakukan oleh tenaga kesehatan.

Deteksi dini masalah mental emosional pada anak pra sekolah.


Bertujuan untuk mendeteksi secara dini adanya penyimpangan/ masalah
mental emosional pada anak pra sekolah
Deteksi dini autis pada anak pra sekolah.
Bertujuan untuk mendeteksi secara dini adanya autis pada anak umur 18
bulan sampai 36 bulan.

Pengukuran pertumbuhan dan perkembangan berdasarkan umur dan jenis


skrining

5. Intervensi Dini Penyimpangan Perkembangan Anak


Tujuan intervensi dan rujukan dini perkembangan anak adalah untuk
mengoreksi, memperbaiki dan mengatasi masalah atau penyimpangan
perkembangan sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal
sesuai dengan potensinya. Waktu yang paling tepat untuk melakukan
intervensi dan rujukan dini penyimpangan perkembangan anak adalah
sesegera mungkin ketika usia anak masih di bawah lima tahun.1,27
Tindakan intervensi dini tersebut berupa stimulasi perkembangan
terarah yang dilakukan secara intensif di rumah selama 2 minggu, yang diikuti
dengan evaluasi hasil intervensi stimulasi perkembangan.

Rujukan diperlukan jika masalah/penyimpangan perkembangan anak


tidak dapat ditangani meskipun sudah dilakukan tindakan intervensi. Rujukan
penyimpangan tumbuh kembang dilakukan secara berjenjang sebagai berikut:
a

Tingkat keluarga dan masyarakat


Keluarga dan masyarakat (orang tua, anggota keluarga lainnya dan kader)

dianjurkan untuk membawa anak ke tenaga kesehatan di Puskesmas dan jaringan atau
Rumah Sakit. Orang tua perlu diingatkan membawa catatan pemantauan tumbuh
kembang buku KIA
b Tingkat Puskesmas dan jaringannya
Pada rujukan dini, bidan dan perawat di posyandu, Polindes, Pustu termasuk
Puskesmas keliling, melakukan tindakan intervensi dini penyimpangan tumbuh
kembang sesuai standar pelayanan yang terdapat pada buku pedoman. Bila kasus
penyimpangan tersebut ternyata memerlukan penanganan lanjut, maka dilakukan
rujukan ke tim medis di Puskesmas.
c Tingkat Rumah Sakit Rujukan
Bila kasus penyimpangan tersebut tidak dapat di tangani di Puskesmas maka
perlu dirujuk ke Rumah Sakit Kabupaten yang mempunyai fasilitas klinik tumbuh
kembang anak dengan dokter spesialis anak, ahli gizi serta laboratorium/pemeriksaan
penunjang diagnostic. Rumah Sakit Provinsi sebagai tempat rujukan sekunder
diharapkan memiliki klinik tumbuh kembang anak yang didukung oleh tim dokter
spesialis anak, kesehatan jiwa, kesehatan mata, THT, rehabilitasi medic, ahli terapi,
ahli gizi dan psikolog.
5) Pelayanan posyandu
Posyandu adalah wadah pemeliharaan kesehatan yang dilakukan dari,
oleh dan untuk masyarakat yang dibimbing petugas terkait. (Departemen
Kesehatan RI. 2006) Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya
pelayanan kesehatan dan keluarga berencana.(Effendi, Nasrul. 1998: 267)
Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) merupakan salah satu bentuk Upaya
Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dilaksanakan oleh, dari
dan bersama masyarakat, untuk memberdayakan dan memberikan kemudahan

kepada masyarakat guna memperoleh pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi dan
anak balita. (Pusat Promosi Kesehatan, 2012)
Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumberdaya
masyarakat yang dikelola dan diselenggarakan untuk, dari, dan oleh
masyarakat

dalam

penyelenggaraan

pembangunan

kesehatan

guna

memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan


kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan kematian ibu dan bayi. Dalam
pelaksanaan tugasnya kader pada posyandu selalu didampingi oleh tim dari
Puskesmas, seperti pada pelaksanaan pada meja IV, apabila kader menemui
masalah kesehatan, kader harus berkonsultasi pada petugas kesehatan yang
ada, masalah tersebut dapat berupa:
a) Balita yang berat badanya tidak naik tiga kali berturut-turut.
b) Balita yang berat badanya di bawah garis merah.
c) Balita yang sakit; batuk, sukar bernafas, demam dan sakit telinga.
d) Balita yang mencret.
e) Anak yang menderita buta senja atau mata keruh.
f)Balita dengan penyimpangan tumbuh kembang atau perkembangan terlambat.

6) Imunisasi

Você também pode gostar