Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Pengertian
BBLR adalah bayi baru lahir dengan berat badan lahir kurang dari 2500
gram.
Dahulu bati baru lahir yang berat badan lahir kurang atau sama dengan
2500 gram disebut premature. Untuk mendapatkan keseragaman pada
kongres Euripean Perinatal medicine ke II di London (1970) telah
disusun defenisi sebagai berikut :
a.
b.
c.
2.
Etiologi
BBLR dapat disebabkan oleh beberapa factor yaitu :
1)
Factor Ibu
a. Penyakit
1.
Toksemia gravidarum
2.
Perdarahan antepartum
3.
4.
Nefritis akut
5.
Diabetes militus
b. Usia Ibu
1.
2.
3.
c. Keadaan Sosial
1.
2.
d. Sebab Lain :
1.
2.
3.
2)
Factor janin
a. Hidramnion
b. Kehamilan ganda
c. Kelainan kromosom
3)
Factor lingkungan
a. Tempat tinggal didataran tinggi
b. Radiasi
c. Zat-zat racun
3.
Prematuritas Murni
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
b)
Dismatur
Pre term : sama dengan bayi prematuritas murni
Post term :
B.
1.
2.
3.
4.
5.
Pemeriksaan Fisik
Apakah ada perubahan pada fisik bayi berat badan bayi, apakah
defermitas.
2.
System pernafasan
Bentuk dada simetris atau tidak, otot-otot pernafasan cuping
hidung, retraksi intercostae, subclavicula, frekuensi pernafasan, bunyi
nafas ada ronchi atau tidak.
3.
Sistem cardiovaskuler
Irama dan frekuensi denyut jantung, warna kulit : sianosis, pucat,
tekanan darah.
4.
Sistem pencernaan
Tentukan apakah ada distensi abdominal, adakah regurgitasi, muntah :
warana, bau, konsistensi, peristaltic.
5.
Sistem perkemihan
Jumlah, warna, abnormalitas genetalia.
6.
7.
Sistem integument
Tekstur kulit, ada lesi/ rash, iritasi atau tidak.
Diagnosa I
2)
Diagnosa II
Potensial infeksi b/d imunitas tubuh rendah
Tujuan : tidak terjadi infeksi/ infeksi dapat di kurangi
Rencana :
-
3)
Diagnosa III
Pola nafas tidak efektif b/d perkembangan jaringan paru kurang baik
d/d cairan surfaktan kurang, otot-otot pernafasan lemah.
Tujuan : pola nafas teratur
Rencana :
-
Observasi
4)
Diagnosa IV
Potensial perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d berat badan
menurun d/d kurang mampu menghisap, volume lambung kecil,
menurunnya motilitas gaster
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi
Rencana :
-
I. PENGKAJIAN
A.
Identitas Data
Nama Klien
: An S
Nama Ayah
: S (30 th)
Umur
: 2 hari
Nama Ibu
: M (26 th)
Agama/Suku
: Islam/Sasak
Pendidikan
: -
Agama
: Islam
Alamat
: Langko, Duman
Pendidikan
: SMA/SMP
Alamat
: Langko, Duman
Lingsar, Lobar
Lingsar, Lobar
B.
Keluhan Utama
Lahir dengan berat badan lahir rendah dan tidak langsung menangis.
C.
D.
E.
Prenatal (Hamil)
Selama kehamilan ibu klien tidak pernah menderita penyakit yang
membahayakan atau mengganggu kehamilannya seperti hiperremis
gravidarum, tetapi setelah Umur kehamilan 32 minggu ibu
memeriksakan diri karena terjadi perdarahan pervagina yang dicurigai
adanya plasenta previa sehingga ibu diindikasikan untuk menjalani
operasi sectio cesaria.
2.
Natal (Lahir)
Umur kehamilan pada saat melahirkan 30-32 minggu pada tanggal
11/4/2005, ibu mengalami perdarahan pervagina, dan diindikasikan
untuk menjalani SC, ibu langsung di bawa ke ruang Operasi jam 04.00
wita, dan bayi lahir dengan berat badan lahir rendah. BB = 800 g, TB =
32 cm, LK = 23 cm, AS = 5-6.
3.
Postnatal
Setelah bayi lahir dilakukan pembersihan jalan napas, pemeriksaan
apgar score dengan nilai 5-6, DJJ = 124 x/menit, suhu = 36 oC, bayi
langsung dibawa ke ruang NICU dan langsung dilakukan pemanasan
dan pemasangan oksigen, infuse dextrose 10 % 6 tetes/menit,
dilakukan pemeriksaan fisik ditemukan anus +, rambut lebat dan
terdapat banyak lanugo, pembentukan putting susu belum sempurna.
F.
G.
Pemeriksaan fisik
Pada saat pengkajian keadaan umum bayi lemah, berat badan bayi
menurun menjadi 1000 gram yang mulanya 1300 gram, dengan
panjang badan, panjang badan 32 cm, lemak dalam tubuh bayi sedikit.
2.
perkembangan.
-
Bahasa
Social
Psikologi keluarga
Ibu terlihat tenang dan menerima keadaan bayinya, seringkali ibu
mengelus-elus bayinya dan menggendong bayinya memakai system
kanguru dengan penuh rasa kasih sayang
I.
Pola respirasi
Frekuensi pernapasannya 48x/menit, tidak didapat pernapasan cuping
hidung dan tarikan dinding dada, terpasang oksigen 1 liter/menit.
2.
Nutrisi
Bayi belum dapat minum karena reflek menelan dan menghisap masih
lemah, sementara untuk pemenuhan kebutuhan nutrisi bayi di penuhi
melalui pemasangan sonde lambung 10 cc/2jam dan infuse KA EN
1B 6 tetes/menit, dan juga dilakukan transfuse plasma yang terakhir
dilakukan pada tanggal 28/4/2005 jam 09.00 Wita.
3.
Eliminasi
Abdomen tidak kembung, buang air besar dan kecil lancar. BAB
kurang lebih 3 kali sehari berwarna hitam dan konsistensi lembek, dan
BAK kurang lebih 10 kali/hari berwarna jernih.
4.
Aktifitas
Aktifitas masih lemah dan bila sedikit dirangsang dapat sedikit
bergerak spontan
5.
Istirahat tidur
Jumlah tidur bayi sekitar 18-20 jam/hari selalu dalam keadaan tidur
kecuali bayi dalam keadaan lapar atau kain popok basah oleh urine
atau feses.
6.
Suhu tubuh
Suhu tubuh bayi pada saat pengkajian 36,9 oC
7.
Personal hygiene
Bayi dimandikan dengan diseka 1 kali sehari dan kebersihan bayi
dibantu oleh perawat dan ibu, popok diganti setiap kali popok basah
oleh urin dan feses.
J.
Pemeriksaan Fisik.
a.
Reflek moro
b.
c.
Refleks menghisap
: lemah
d.
Tonus otot/aktifitas
: lemah
e.
Kekuatan menangis
: lemah
f.
Kapala/leher
Lingkar kepala
: 25 cm
Gambaran wajah
: jelas
Leher
K.
Terapi.
IVFD : KA-EN 1B
Sonde : 10 CC/ 2 jam (ASI/PASI)
II.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
a)
NO
1.|
Analisa Data
Ds : Do :
-
SYMPTOM
ETIOLOGI
Tidak
mampu
mengontrol
suhu
tubuh
PROBLEM
Potensial
terjadi
hipotermi
2.
Ds :
Do :
Imunitas
rendah
Potensial
infeksi
Ds :
Do :
b)
tubuh
terjadinya
Potensial perubahan
nutrisi kurang dari
kebutuhan
Diagnosa Keperawatan
1.
d/d
Sedikitnya lemak
3.
ASI/PASI melalui sonde lebih dari 10cc/2jam maka klien terlihat biru
K/u lemah, refleks menghisap dan menelan bayi masih lemah, berat
III.
Rencana Keperawatan
a)
Prioritas Masalah
1) Potensial terjadi hipotermi b/d Tidak mampu mengontrol suhu tubuh.
2) Potensial terjadinya infeksi b/d Imunitas tubuh rendah
3) Potensial perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
b/d Refleks
Rencana Keperawatan
N
Hr/tgl
o
1 Senin
14-03-05
Tujuan
Setelah
dilakukan
tindakan 1x24 jam
diharapkan
hipotermi
tidak
terjadi
dengan
kriteria :
Suhu tubuh
masih
dalam
batas-batas
normal 36-37oC
D
x
I
Rencana Tindakan
1)
Observasi vital
sign setiap 8 jam atau
lebih sering
2)
Monitor suhu
incubator setiap 3
jam atau lebih sering.
3)
Senin
14-03-05
Setelah
dilakukan
tindakan selama 2 x
24 jam diharapkan
infeksi tidak terjadi
dengan kriteria :
keadaa
umum klien baik
serta tanda-tanda
vital dalam batas-
Anjurkan pada
ibu agar kooperatif
dalam
perawatan
bayinya.
II
1)
Monitor
keadaan umum serta
tanda-tanda
vital
klien
2)
Observasi ada
atau tidaknya tandatanda infeksi pada
daerah-daerah bekas
Rasionalisasi
1) Tanda-tanda
vital
merupakan acuan untuk
mengetahui
keadaan
umum klien dan untuk
mendeteksi
kejadian
hipotermi
sedini
mungkin
2) Suhu
incubator
berperan penting dalam
menjaga agar bayi
tidak hipotermi.
3) Ibu yang kooperatif
sangat
membantu
dalam
perawatan
anaknya
sehingga
tujuan perawatan yang
ingin dicapai dapat
dicapai secara oprtimal.
1) Keadaan umum dan
pemeriksaan
tandatanda
vital
sangat
mendukung
untuk
mengetahui
adanya
infeksi secara dini.
2) salah satu cara untuk
mengetahui secara dini
adanya infeksi adalah
Senin
14-03-05
batas normal.
Tidak
terdapatnya tandatanda
infeksi
(demam,
nyeri,
kemerahan
dan
bengkak
pada
daerah
tempat
dilakukanya
tindakan)
Setelah
dilakukan
tindakan
selama
2x24
jam
di
harapkan potensial
perubahan
nutrisi
kurang
dari
kebutuhan
tubuh
tidak terjadi dengan
criteria:
-
tempat dilakukannya
tindakan.
3)
Jaga
keadaan
nutrisi klien.
1)
III
1)
Anjurkan ibu
untuk
mengeluarkan
ASInya untuk di
berikan
melalui
sonde.
2)
Berikan
bayi
ASI yang telah di
sediakan ibunya.
3)
Cek
adanya
residu
Karena
refleks
hisap dan menelan
bayi masih lemah
maka salah satu cara
pemberiannya
yaitu
melalui sonde.
2)
ASI merupakan
makanan yang terbaik
untuk bayi
3)
Menandakan
bahwa tubuh sudah
dapat
menerima
makanan dan diserap
dengan baik.
IV.
Implementasi
Hari
tgl,/Jam
Senin
2-5-05
09.30
12.00
Dx
I
Tindakan
1)
2)
3)
10.00
Senin
2-5-05
10.30
II
Memonitor ada atau tidaknya
tanda-tanda infeksi pada daerahdaerah bekas tempat dilakukannya
tindakan. Seperti :
Adanya
kemerahan,
bengkak
ataupun rasa hangat dan rasa nyeri.
2)
Menjaga
keadaan
nutrisi
klien.dengan selalu memberikan
bayi ASI/PASI melalui sonde
lambung
3)
Mengkaji keadaan umum serta
tanda-tanda vital klien yang
meliputi :
DJJ :
Suhu :
RR :
12.00
III
1)
09.00
12.00
1)
1)
2)
3)
1)
2)
3)
1)
11.00
Senin
2-5-05
08.30
Respon Hasil
2)
3)
Selasa.
3-5-05
21.00
05.00
Selasa
3-5-05
21.00
1)
2)
23.00
Mengobservasi
ada
atau
tidaknya tanda-tanda infeksi pada
daerah-daerah
bekas
tempat
dilakukannya tindakan. Seperti :
Adanya
kemerahan,
bengkak
ataupun rasa hangat dan rasa nyeri.
2)
Menjaga
keadaan
nutrisi
klien.dengan selalu memberikan
bayi ASI/PASI melalui sonde
setiap 2 jam sekali
3)
05.00
Selasa
3-5-05
21.00
1)
2)
3)
1)
2) a)
2) a)
01.00
03.00
1)
Masih terdapat
sebanyak 1,5 cc
residu
05.00
07.00
4)
Mengecek retensi
lalu memberikan sonde
10cc
5)
Mengecek retensi
lalu memberikan sonde
10cc
6)
Rabu
4-5-05
14.00
16.00
1)
lambung
ASI/PASI
lambung
ASI/PASI
2)
17.00
Rabu
4-5-05
14.00
15.00
16.00
2)
Menjaga
keadaan
nutrisi
klien.dengan selalu memberikan
bayi ASI/PASI melalui sonde
setiap 2 jam sekali
3)
Rabu
4-5-05
15.00
17.00
Mengobservasi
ada
atau
tidaknya tanda-tanda infeksi pada
daerah-daerah
bekas
tempat
dilakukannya tindakan. Seperti :
Adanya
kemerahan,
bengkak
ataupun rasa hangat dan rasa nyeri.
1)
pemberian sonde 10 cc
Retensi sebanyak 1,5 cc
dan bayi tidak muntah setelah
pemberian sonde 10 cc
6)
Retensi sebanyak 1,5 cc
dan bayi tidak muntah setelah
pemberian sonde 10 cc
5)
1)
2)
3)
1)
2)
a)
Masih terdapat
sebanyak 1 cc
residu
2)
19.00
masuk semua
jumlah 10 cc
3)
dengan
Retensi sebanyak 1 cc
dan bayi tidak muntah setelah
pemberian sonde 10 cc
V.
Evaluasi
No
1.
Hari/Tgl/Jam
Kamis
Dx
I
6-05-05
Catatan Perkembangan
S : O : S=36,8 DJJ=138 x/mnt RR=44x/mnt
Suhu incubator berkisar pada suhu 37-38 OC
09.00
2.
Kamis
II
6-05-05
09.00
3.
Kamis
6-05-05
09.00
III