Você está na página 1de 7

Analisa Kasus Pailitnya Purdi E Chandra Pemilik Primagama

DISUSUN OLEH :
ERWAN PRIAMBADA
E0011118
HUKUM KEPAILITAN (B)

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2015

BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Dewasa ini hampir di semua negara terutama negara berkembang seperti Indonesia
mengatur secara formal undang-undang yang mengatur secara lengkap pailit atau bangkrut
sebuah perusahaan atau badan hukum. Di Indonesia sendiri sudah ada sejak sebelum
kemerdekaan dengan diberlakukannya S. 1905-217 juncto S. 1906-348. Makin lama makin
berkembang yang kemudian diubah menjadi Perpu Nomor 1 Tahun 1998 serta yang terakhir
diperbarui dan disempurnakan yaitu Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan
dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.
Apa sebenarnya dan arti yang sesuai dengan kepailitan itu? Pailit atau bangkrut adalah seorang
pedagang yang bersembunyi atau melakukan tindakan tertentu yang cenderung untuk
mengelabui pihak kreditornya (Black, Henry Campbell, 1968: 186). Dalam Ensiklopedia
Ekonomi Keuangan Perdagangan disebutkan bahwa pailit atau bangkrut yaitu, seseorang yang
oleh suatu pengadilan dinyatakan bankrupt dan yang aktivanya atau warisannya telah
diperuntukkan untuk membayar utang-utangnya (Abdurrachman, A; 1991:89). Serta yang
terakhir menurut pasal 1 UU No. 37 Tahun 2004 adalah sita umum atas semua kekayaan Debitor
Pailit yang pengurusan dan pemberesannya dilakukan oleh Kurator di bawah pengawasan Hakim
Pengawas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
Banyak sekali kasusu kepailitan yang ada di Indonesia terutama kasus-kasus yang merupakan
perusahaan besar dan sudah mempunyai putusan tetap. Seperti kasus yang dialami oleh Purdi E
Chandra sebagai pendiri Primagama yang tidak sanggup untuk membayar pemberian pinjaman
yang diberikan oleh PT. BNI Syariah sebagai kreditor yang mana pemberian pinjaman tersebut
dilakukan pada tanggal 29 Agustus 2007 dan pada 9 Mei 2008 yang mengakibatkan Purdi E
Chandra meminta untuk dilakukan PKPU.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana kronologis kasus yang mengakibatkan Purdi E Chandra sebagai pendiri
Primagama dapat dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga?

2. Bagaimana analisa hukum mengenai kasus yang menimpa Purdi E Chandra tersebut?

BAB II
PEMBAHASAN
KRONOLOGIS KASUS PURDI E CHANDRA SEBAGAI PENDIRI PRIMAGAMA
YANG MENGAKIBATKAN PAILIT
Purdi E Chandra sebagai pendiri dan pemilik Primagama yang mana kita tahu bahwa Primagama
adalah sebuah lembaga bimbingan belajar yang sudah berdiri lama dan mempunyai bisnis yang
begitu baik. Kasus ini berawal dari pemberian fasilitas kredit dalam bentuk akad pembiayaan
murabahah oleh BNI Syariah sebagai kreditor kepada Purdi E Chandra. Saat itu dilakukan
pemberian pembiayaan pada tanggal 29 Agustus 2007 dengan jumlah Rp 3, 3 miliar dan pada
tanggal 9 Mei 2008 senilai Rp 20, 9 miliar. Selanjutnya pembiayaan tersebut diangsur setiap
akhir bulan.
Namun dalam kenyataannya hingga waktu yang telah ditentukan sampai hingga permohonan
PKPU yang diajukan Purdi tidak sanggup untuk melakukan pembayaran dan penyelesaian
kewajibannya. Hingga pihak dari kreditor sendiri yaitu BNI Syariah sampai melakukan somasi
sebanyak tiga kali yaitu pada tanggal 1 Desember 2011, 16 Desember 2011, dan 27 Desember
2011. BNI juga menyertakan bukti adanya kreditur yang lain di antaranya Tsuyoshi Shiraishi, I
Nyoman Kerta Widyarta, dan I Nyoman Bagus Nuradita.
Karena tak kunjung diselesaikan hutang-hutang tersebut, BNI Syariah akhirnya mendaftarkan
PKPU di Pengadilan Niaga Jakarta pada akhir tahun 2012. Melalui permohonan PKPU, dalam
jangka waktu 20 hari Pengadilan Niaga harus mengabulkan PKPU sementara yang selanjutnya
akan dilakukan rapat kreditor guna menetapkan rencana perdamaian penyelesaian hutang debitor
kepada para kreditornya.
Namun dalam upaya perdamaian antara PT BNI Syariah dengan Purdi E Chandra serta diawasi
oleh hakim pengawas tidak membuahkan hasil karena ada salah satu pihak dari kreditor yang
tidak ingin berdamai. Hakim pengawas pun melaporkan hasil tidak tercapainya kesepakatan
perdamaian tersebut.
Setelah itu pada Rabu, 12 Juni 2013 pengadilan menyatakan bahwa Purdi E Chandra dinyatakan
pailit lantaran ketentuan dari Pasal 281 ayat (1) UU No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan

Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang tidak terpenuhi. Lalu Lidya juga langsung
mengangkat pengurus menjadi kurator untuk mengurus dan membereskan harta kekayaan.
Terkait dengan fee pengurus dan kurator serta biaya kepailitan, majelis memutuskan akan
ditetapkan kemudian setelah kurator selesai mengerjakan pekerjaannya.
ANALISA KASUS
Dalam kasus yang menjerat pendiri PT Primagama Bimbingan Pelajar yaitu Purdi E Chandra
sebagai Debitor dan PT BNI Syariah sebagai Kreditor dan juga kreditor-kreditor lainnya. Purdi E
Chandra dinyatakan pailit karena tidak mencapai kata kespakatan dan perdamaian di dalam
PKPU.
Menurut Munir Fuady dalam buku Hukum Pailit Dalam Teori dan Praktek mengatakan bahwa
yang dimaksud dengan penundaan pembayaran utang (Suspension of Payment atau Surseance
van Betaling) adalah suatu masa yang diberikan oleh undang-undang melalui putusan hakim
niaga di mana dalam masa tersebut kepada pihak kreditur dan debitur diberikan kesempatan
untuk memusyawarahkan cara-cara pembayaran seluruh atau sebagian utangnya, termasuk
apabila perlu untuk merestrukturisasi utangnya tersebut1.
Sedangkan menurut UU No. 37 Tahun 2004 yaitu mengenai PKPU terdapat di dalam Pasal 222
dan dijelaskan bahwa Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang diajukan oleh Debitor yang
mempunyai lebih dari 1 (satu) dan untuk melakukan rencana perdamaian dengan para pihak
(Pasal 222 ayat (2)).
Oleh karena itu apa yang sudah dilakukan oleh Kreditor sudah tepat dan mentaati semua
peraturan yang ada dan bagi Debitor tidak ada jalan lain selain untuk dipailitkan karena
permohonan PKPU untuk dilakukan rencana perdamaian guna menyelesaikan hutang-hutangnya
tidak ada kata damai sehingga mau tidak mau harus dipailit sesuai dengan Pasal 228 ayat (5)
yaitu Dalam hal penundaan kewajiban pembayaran utang tetap tidak dapat ditetapkan oleh
Pengadilan sebagaimana dimaksud pada ayat (4), dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 225 ayat (4), Debitor dinyatakan pailit.

Munir Fuady, Hukum Pailit Dalam Teori dan Praktek (hal. 177).

Selanjutnya untuk kegiatan yang dilakukan oleh Primagama masih akan tetap berjalan karena di
dalam putusan pengadilan yang menjatuhkan pailit yaitu kepada Purdi E Chandra selaku pribadi
atas hutang-hutang pribadinya bukan kepada PT Primagama selaku lembaganya.

BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN

Você também pode gostar