Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
pada
terjadinya
ketidakmampuan
tubuh
mendewasakan
payudara.
Hipomastia juga dapat terjadi sebagai akibat adanya kerusakan jaringan karena trauma
atau luka, sehingga merusak bintil bakal payudara. Struktur payudara sangat rapuh saat
masih gadis, sehingga payudara gadis harus dijaga agar tidak terjadi kerusakan. Penyebab
lain masih belum jelas, dimana sebagian pasien tidak menunjukkan penyebab khusus
mengapa payudara mereka tidak pernah tumbuh dengan normal.
Gambar 4. Ginekomastia
Gejala
-
Tatalaksana
Unilateral amastia,
Adalah kondisi dimana payudara hanya tumbuh di satu sisi, yang sering dikaitkan
dengan tidak tumbuhnya otot pektoral yang seharusnya tumbuh di depan dada.
Bilateral amastia
Adalah kondisi dimana kedua payudara tidak tumbuh , biasanya dikatakan sebagai
kecacatan lahir (multiple congenital anomalies) yang biasanya juga akan terkait
bagian tubuh yang lain
Gambar 5. Amastia
Wanita dengan amastia dapat memperbaiki penampilan payudara dengan operasi
pembesaran payudara (augmentation mammoplasty)
4. Athelia
Athelia adalah keadaan dimana tidak adanya puting payudara.
5. Mammae aksesoris
Adalah terdapatnya lebih dari dua payudara atau papila mamma tanpa jaringan
payudara yang terlentak di garis susu mulai dari aksila sampai regio inguinal (Polythelia
/supernumerary nipples)
3
Hampir semua manusia memiliki dua puting pada tubuhnya, terletak hampir di
tengah-tengah payudaranya dan dikelilingi oleh area sensitif yang berwarna yang
bernama areola. Janin manusia mengalami perkembangan beberapa puting disepanjang
garis-garis susu (milk lines) yang dimulai dariaxilla (ketiak) turun sepanjang otot perut
terus sampai kedua selangkangan kiri dan kanan. Puting-puting ini akan menghilang
sebelum kelahiran, namun ada juga kemungkinan tidak menghilang. Jika hal ini terjadi
maka disebut supernumerary nipples atau polythelia, biasanya kosong tidak ada kelenjar
susunya, kalaupun ada kemungkinannya sangat kecil.
Gambar 6. Polythelia
6. Mammae Aberan
Merupakan kelainan dimana jaringan payudara berkembang tidak pada tempatnya,
daerah berkembangnya jaringan payudara sampai ke ketiak (axilla), sehingga pasien
sering mengeluh sakit pada daerah ini.
Terdapat payudara atau papillae mamma yang lebih dari dua. Letaknya pada garis
susu dari axilla sampai ke inguinal tapi kebanyakan di axilla. Menurut Haagensen
mammae aberan ditemukan 2 kali lebih banyak pada wanita dari pada laki-laki.Anomalis
tersebut ada hubungannya dengan keturunan.
Ada 3 unsur terdapat pada mamma aberan tersebut :
Faktor penyebab penyumbatan yang utama ialah jaringan yang mati dan air susu itu
sendiri. Tumpukan jaringan mati dan air susu di saluran payudara ini menyebabkan buntunya
saluran dan pada akhirnya malah melebarkan saluran di belakangnya, yang biasanya terletak
di belakang puting payudara. Hasil akhirnya ialah reaksi peradangan yang disebut mastitis
periductal.
b. Mastitis pueperalis
Mastitis pueperalis atau disebut juga lactational mastitis, jenis ini banyak diidap wanita
hamil atau menyusui. Sekitar 90 % penyebab utama mastitis jenis ini ialah akibat kuman
yang menginfeksi payudara ibu. Hal ini dikarenakan air susu merupakan media yang subur
bagi pengembangbiakan berbagai jenis kuman. Jenis kuman yang paling umum ditemui pada
mastitis jenis ini ialah Staphylococcus aureus, yang bisa ditransmisi ke puting ibu melalui
kontak langsung. Ibu yang sedang menyusui, bisa mendapatkan kuman ini dari kontak
dengan mulut bayi, tapi bisa juga dilakukan penularan sebaliknya.
c. Mastitis supurativa
Mastitis jenis ini ialah yang paling sering ditemui. Mirip dengan jenis sebelumnya,
mastitis jenis ini juga disebabkan kuman staphylococcus. Selain itu bisa juga disebabkan oleh
jamur, kuman TBC, bahkan sifilis. Infeksi kuman TBC memerlukan penanganan yang ekstra
intensif. Bila penanganan tidak tuntas, bukan mustahil langkah mastektomi/ pengangkatan
payudara harus dilakukan.
Gejala:
-
Nyeri payudara
Benjolan pada payudara
Pembengkakan salah satu payudara
Jaringan payudara membengkak, nyeri bila ditekan, kemerahan dan teraba hangat
Nipple discharge (keluar cairan dari puting susu, bisa mengandung nanah)
Gatal-gatal
Pembesaran kelenjar getah bening ketiak pada sisi yang sama dengan payudara yang
terkena
Demam
Gambar 8. Mastitis
Benjolan/penebalan ini berwarna merah, juga terasa panas dan nyeri. Nyeri yang
timbul ialah berupa rasa nyut-nyut di daerah payudara, apalagi bila benjolan ini sebagai
bisul yang pecah, maka penampilannya jadi mengerikan selain nyeri yang menyertainya.
Benjolan yang ada pada mastitis bukan seperti kanker yang bentuknya keras, melainkan
berupa penebalan yang berisi cairan. Radang biasanya menyerang salah satu payudara saja,
tapi tidak menutup kemungkinan bisa menyebar hingga kedua payudara terinfeksi.
Pada beberapa kondisi, mastitis bisa menyebabkan keluarnya cairan dari daerah
puting, cairan ini berwarna putih kekuningan serupa nanah. Lain dengan kanker payudara
dimana cairan yang keluar dari puting biasanya merah atau kuning kecoklatan seperti noda
darah. Terkadang perasaan seperti puting tertarik juga dialami.
Pada mastitis yang disebabkan infeksi kuman, terkadang berkembang menjadi suatu
abses/ kumpulan nanah dalam rongga baru di jaringan kelenjar payudara. Nanah ini terbentuk
dari kumpulan bakteri,
Bahayanya, nanah ini bisa menyebar ke bagian tubuh lain hingga menyebabkan rasa
meriang/demam tinggi dan menggigil, keringat banyak, turunnya daya tahan tubuh, bahkan
hingga menurunnya kesadaran.
Diagnosa:
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Jika tidak
sedang menyusui, bisa dilakukan mammografi atau biopsi payudara. Bila ditemukan gejala
menetesnya cairan dari putting, maka perlu dilakukan pemeriksaan yang disebut duktografi.
Pemeriksaan dilakukan dengan memasukan bahan kontras, dimana akan dilakukan foto di
saluran payudara, dengan demikian dapat diketahui adanya sumbatan atau polip pada saluran
tersebut. Dalam kasus mastitis periductal, terkadang dilakukan juga langkah biopsi bila
disertai massa tumor, minimal untuk menyingkirkan kemungkinan tumor atau kanker.
Tatalaksana:
Dilakukan pengompresan hangat pada payudara selama 15-20 menit, 4 kali/hari.
Diberikan antibiotik dan untuk mencegah pembengkakan, sebaiknya dilakukan
pemijatan dan pemompaan air susu pada payudara yang terkena. Pemberian antibiotik
dilakukan sesuai dosis. Dosis dan cara pemberian antibiotik ditentukan berdasarkan
berat ringannya infeksi dan berat badan seseorang. Perlu diingat, ibu yang sedang
menyusui dan dalam masa pengobatan dianjurkan tidak menyusui bayinya.
7
Bila ternyata ditemukan benjolan tersebut diduga suatu abses, apalagi yang
mengandung nanah, maka harus dilakukan operasi berupa insisi dan drainase, yaitu
operasi penyayatan dan penyaluran nanah. Perlu diingat bahwa operasi pengeluaran
nanah ini harus dilakukan pada waktu yang tepat, yaitu pada saat benjolan tersebut
melunak / matang agar mudah dikeluarkan.
Langkah operasi diawali dengan pembiusan pasien. Biasanya dilakukan bius
lokal saja, tapi bila mastitis disebabkan infeksi kuman, maka dilakukan bius umum
pada pasien. Berikutnya, daerah payudara dibersihkan dahulu dengan cairan
desinfektan khusus. Setelah itu baru bisa dilakukan penyayatan pada daerah benjolan,
pada tahap ini dokter akan mencoba membersihkan radang tersebut secara mekanik
debridement.
Kemudian dokter akan melakukan drainase yaitu memberikan saluran khusus
yang digunakan untuk mengalirkan nanah yang ada. Bila langkah ini selesai
dilakukan, maka operasi yang memakan waktu sekitar -1 jam akan ditutup dengan
melakukan penjahitan luka secara situasional.
Untuk mengurangi nyeri bisa diberikan obat pereda nyeri (analgetik) misalnya
acetaminophen atau ibuprofen. Kedua obat tersebut aman untuk ibu menyusui dan
bayinya.
Pencegahan:
-
puting susu
Menjaga kebersihan puting susu
Mencuci tangan sebelum dan sesudah menyusui.
o Fistel Paraareola
Disebabkan karena pada salah satu duktus tersumbat dan melebar karena sekret kental
sehingga menyebabkan perangsangan dan peradangan disekitar duktus. Proses ini ditandai
dengan keluarnya cairan hemoragik atau serosa dari papila mamma, atau keluarnya bahan
kental seperti mentega dari satu duktus. Sering tampak retraksi dibawah puting akibat proses
kronik berupa fibrosis. Dapat terbentuk abses yang mengakibatkan fistel, biasanya di pinggir
aerola. Kelainan ini sering menjadi kronik dan berulang jika penanganan tidak tepat. Fistel
biasanya harus dieksisi (fistulektomi), jika eksisi yang tidak lengkap akan menimbulkan
kekambuhan nantinya.
mammogram,
atau
biopsi.Biopsi
dilakukan
terutama
untuk
menyingkirkan
Evaluasi pada wanita dengan penyakit fibrokistik harus dilakukan dengan seksama
untuk membedakannya dengan keganasan. Apabila melalui pemeriksaan fisik didapatkan
benjolan difus (tidak memiliki batas jelas), terutama berada di bagian atas-luar payudara
tanpa ada benjolan yang dominan, maka diperlukan pemeriksaan mammogram dan
pemeriksaan ulangan setelah periode menstruasi berikutnya. Apabila keluar cairan dari
puting, baik bening, cair, atau kehijauan, sebaiknya diperiksakan tes hemoccult untuk
pemeriksaan sel keganasan. Apabila cairan yang keluar dari puting bukanlah darah dan
berasal dari beberapa kelenjar, maka kemungkinan benjolan tersebut jinak.
2. Fibrosis
Sesuai dengan asal katanya fibrosis, yaitu terdiri atas fibrosis dan kista. Fibrosis
menunjukkan penambahan jaringan fibrous, bahan yang sama dengan pembentuk ligamen
dan jaringan parut. Daerah dengan fibrosis tampak elastis, konsistensi padat dan keras pada
perabaan. Fibrosis tidak meningkatkan resiko untuk terjadinya kanker dan tidak memerlukan
tindakan yang khusus.
3. Galaktokel
Galaktokel adalah kista berisi susu yang terjadi pada wanita yang sedang hamil atau
menyusui. Seperti kista lainnya, galaktokel tidak bersifat seperti kanker. Biasanya galaktokel
tampak rata, benjolan dapat digerakkan, walaupun dapat juga keras dan susah digerakkan.
Penatalaksanaan galaktokel sama seperti kista lainnya, biasanya tanpa melakukan tindakan
apapun. Apabila diagnosis masih diragukan atau galaktokel menimbulkan rasa tidak nyaman,
maka dapat dilakukan drainase dengan aspirasi jarum halus.
12
akibat terbentuknya jaringan parut. Kondisi ini umumnya tidak memerlukan tindakan apapun,
atau dapat membaik dengan melakukan pengkompresan dengan air hangat dan obat-obat
antibiotik. Apabila keluhan tidak membaik, duktus yang abnormal dapat diangkat melalui
pembedahan dengan cara insisi pada tepi areola.
8. Nekrosis Lemak
Nekrosis lemak terjadi bila jaringan payudara yang berlemak rusak, bisa terjadi
spontan atau akibat dari cedera yang mengenai payudara. Nekrosis lemak dapat juga terjadi
akibat terapi radiasi. Ketika tubuh berusaha memperbaiki jaringan payudara yang rusak,
daerah yang mengalami kerusakan tergantikan menjadi jaringan parut.
Nekrosis lemak berupa massa keras yang sering agak nyeri tetapi tidak membesar.
Kadang terdapat retraksi kulit dan batasnya tidak rata. Karena kebanyakan kanker payudara
berkonsistensi keras, daerah yang mengalami nekrosis lemak dengan jaringan parut sulit
untuk dibedakan dengan kanker jika hanya dari pemeriksaan fisik ataupun mammogram
sekalipun. Dengan biopsi jarum atau dengan tindakan pembedahan eksisi sangat diperlukan
untuk membedakan nekrosis lemak dengan kanker.Secara histopatologik terdapat nekrosis
jaringan lemak yang kemudian menjadi fibrosis.
Menurut American Cancer Society, beberapa area dari nekrosis dapat berespon
berbeda-beda terhadap cedera. Desamping pembentukan jaringan parut, sel-sel lemak akan
mati dan mengeluarkan isi sel, yang membentuk kumpulan seperti kantong-kantong berisi
cairan berminyak dan disebut kista minyak. Kista minyak dapat ditemukan melalui aspirasi
jarum halus, yang sekaligus merupakan tindakan untuk terapinya.
9. Kista
Kista adalah benjolan di payudara yang muncul di akhir siklus haid dan umumnya
tidak berbahaya. Setelah masa haid, jenis benjolan ini biasanya menghilang. Kista payudara
adalah kantong berisi cairan yang cenderung membesar di akhir siklus haid ketika tubuh
menahan lebih banyak cairan. Ukuran kista ada yang kecil dan ada yang besar sampai sebesar
telur. Kalau dipijat, kista bisa sedikit berubah bentuk dan sebagian besar bisa bergerak di
bawah kulit. Kista juga bisa muncul pada usia 40 tahunan, beberapa tahun sebelum memasuki
masa menopause.
14
Diagnosa:
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaa fisik.Benjolan
cenderung berbentuk bundar dan memiliki pinggiran yang dapat dibedakan dengan jaringan
payudara di sekitarnya, sehingga seringkali teraba seperti ada kelereng di dalam jaringan
15
16
masuk klasifikasi jinak atau ganas. Hampir semua tumor phylodes masuk kategori jinak.
Tingkat Kesembuhan :
Tingkat kesembuhan penderita tumor Phyllodes setelah operasi pengangkatan sangat
bagus.Jika anda berusia 45 tahun atau lebih ada kemungkinan tumor muncul kembali,
meskipun sangat kecil.Untuk pasien yang terdiagnosis dengan tumor ganas, tingkat
kesembuhannya sangat bervariasi.
Tumor ganas memiliki peluang untuk menjadi kanker, bahkan setelah menjalani
operasi. Jika ada sel yang tertinggal, akan menjadi ganas dan menyebar. Tumor ganas
berpeluang muncul kembali, meski telah diobati dan dapat menyebar ke paru, tulang, hati,
dan dinding dada.Pada beberapa kasus, kelenjar limfe ikut berperan dalam penyebaran sel
tumor.
Tatalaksana :
Operasi pengangkatan tumor merupakan penangangan standar.Tumor tipe ini tidak
merespon terapi radiasi, kemoterapi, ataupun hormonal dengan baik. Jika tumor secara relatif
kecil dan jinak, biasanya akan diangkat dengan operasilumpectomy.Tumor yang besar akan
diangkat dengan operasi mastectomy. Meskipun sangat jarang terjadi, harus tetap
mewaspadainya karena faktor kecepatan perkembangbiakan sel tumor yang sangat
mengerikan.
18
Kanker payudara merupakan penyebab utama kematian wanita berusia 40-55 tahun,
serta penyebab terbesar kedua kematian wanita setelah kanker paru.Beruntung, tingkat
kematian akibat kanker payudara telah menurun di tahun 2008 dengan dikembangkan dan
disosialisasikannya program deteksi awal serta semakin efektifnya penanganan kanker
payudara.
ETIOLOGI
Belum diketahui secara pasti.Pengetahuan terkini tentang ilmu pengetahuan medis
menyangkut kanker belum memadai.
FAKTOR RESIKO
Lebih dari 70% dari wanita yang terdiagnosa kanker payudara tidak mempunyai
faktor resiko yang dapat terindikasi.Ini berarti bahwa wanita tanpa faktor resiko dapat
berakhir dengan kanker payudara.Statistik memperlihatkan bahwa dua dari tiga kasus kanker
payudara tampaknya terjadi secara acak atau merupakan peristiwa-peristiwa kebetulan.
Faktor risiko terjadinya kanker payudara:
1. Riwayat pribadi tentang kanker payudara
2. Anak perempuan dan saudara perempuan dari wanita dengan kanker payudara \
3. Menarke dini (kurang dari 12 tahun)
4. Nulipara dan usia maternal lanjut saat kelahiran anak pertama (>30 tahun)
5. Menopause pada usia lanjut
6. Riwayat penyakit payudara jinak
7. Obesitas setelah menopause
8. Kontrasepsi oral
9. Terapi penggantian hormon estrogen atau progesterone
10. Gaya hidup
11. Status sosial ekonomi tinggi.
KLASIFIKASI
Kanker payudara berdasar sifat serangannya, terbagi menjadi 2 (dua), yaitu :
tubuh.
Kanker Payudara Non-Invasif
Sel kanker terkunci dalam saluran susu dan tidak menyerang lemak dan
jaringan konektif payudara di sekitarnya. Ductal carcinoma in situ (DCIS), merupakan
19
20
Merupakan satu jenis kanker payudara invasive yang membentuk satu batas yang
tidak lazim antara jaringan tumor dan jaringan normal.Medullary carcinoma hanya terjadi
sekitar 5% dari seluruh kejadian kanker payudara.
b) Mucinous carcinoma
Juga disebut colloid carcinoma.Mucinos carcinoma merupakan satu jenis kanker
payudara yang jarang terjadi, terbentuk oleh sel kanker yang memproduksi mucus
(lendir).Wanita dengan kanker jenis ini memiliki tingkat bertahan hidup cukup baik,
dibandingkan dengan wanita dengan jenis kanker invasif yang lebih umum terjadi.
c) Tubular carcinoma
Merupakan satu tipe khusus dari kanker payudara invasive.Wanita dengan tubular
carcinoma biasanya memiliki harapan kesembuhan cukup baik.Jenis kanker ini terjadi
sekitar 2% dari keseluruhan diagnosis kanker payudara.
d) Inflammatory breast cancer
Merupakan kondisi dimana payudara terlihat meradang (merah dan hangat) dengan
cekungan dan atau pinggiran yang tebal yang disebabkan oleh sel kanker yang
menyumbat pembuluh limfe kulit pembungkus payudara.Meski kanker payudara jenis
inflammatoty ini jarang terjadi (sekitar 1%), namun jika terjadi, perkembangannya sangat
cepat.
e) Pagets disease of the nipple
Pagets disease puting payudara muncul dalam bentuk penyakit kulit eksim
(eczematous) yang menyerang areola dan puting.Muncul pada payudara wanita yang
biasanya juga penderita invasive intraductal carcinoma.Pagets disease muncul sekitar
1% 2% dari seluruh kejadian kanker payudara.
Penyakit ini dimulai dengan timbulnya rasa gatal, serta sensasi seperti ditusuk-tusuk
dan terbakar di salah satu puting.Pagets disease biasanya bersifat unilateral atau hanya
terjadi pada salah satu payudara. Area yang terserang eksim kemudian akan menjadi
borok, mengerak, dan pecah-pecah, diikuti keluarnya cairan bercampur darah dari puting.
Batas borok (luka) jelas sangat terlihat dengan bentuk tak beraturan. Puting akan tertarik
ke dalam atau berubah bentuk.
Diagnosis
Kondisi yang terjadi sering rancu dengan dermatitis, namun penyakit gatal-gatal
(pruritus) yang berkaitan dengan dermatitis biasanya akan sembuh dengan pengobatan
topical steroid, sedangkan Pagets disease tidak. Lima puluh persen penderita Pagets
disease memiliki massa di payudara yang dapat diraba/dirasakan keberadaannya.
Diagnosis dapat diketahui secara pasti dengan melakukan biopsy kulit yang mengandung
sel tipikal Paget.
Penanganan
21
Mengenai keluhan-keluhan
Perjalanan penyakit
Keluhan tambahan
Faktor-faktor resiko tinggi
Tanda-tanda umum keganasan yang berhubungan dengan berat badan dan nafsu
makan.
Gejala Klinis
Sebagian besar merupakan benjolan yang tidak nyeri.Benjolan ganas pada mulanya
sama seperti jinak tapi bila membesar, maka benjolan tersebut mulai tidak mudah digerakkan
dari sekitarnya, tanda
lekukan dan bila benjolannya besar dan seluruhnya melekat pada kulit dan mengadakan
tanda-tanda peradangan pada saluran limfe di kulit, maka tampak kulit tersebut seperti kulit
jeruk.
Pemeriksaan Penunjang
Mamografi
Mamografi (mammography) merupakan metode pencitraan payudara dengan
menggunakan sinar X berdosis rendah.Tes yang sesungguhnya disebut mammogram.
22
23
Jika hasil pemeriksaan USG dan mammogram keduanya memberikan hasil negative
(tidak terlihat tanda adanya kanker), tetapi dokter masih curiga karena adanya massa padat
ataupun penebalan payudara, maka seorang pasien akan menjalani proses lanjutan berupa
biopsy payudara yang disebut fine needle aspiration biopsy (FNAB) di area yang dicurigai
tersebut.
Kekurangan USG
USG kurang baik dalam mendeteksi kanker payudara karena :
-
Resolusi spasial yang rendah sehingga tidak mampu menghasilkan gambar detil.
Tidak dapat mendeteksi penumpukan kalsium pada tumor payudara.
Efektivitasnya sangat bergantung kecakapan dan kerampilan operator.
Tidak dapat mendokumentasikan jaringan payudara yang telah diperiksa.
Kegagalan hasil (kontras-hitam putih) dapat terjadi.
tampak pada mammogram yang berhubungan dengannya. Demikian juga, beberapa tumor
yang tampak pada mammograms yang tidak terlihat pada scan MRI. Mammography
mendeteksi suatu jumlah total dari 18 tumor, dimana delapan darinya tidak teridentifikasi
oleh MRI.
Penggunaan rutin dari MRI mempunyai banyak keterbatasan. Dimana MRI
memungkinkan deteksi dari beberapa tumor pada wanita-wanita berisiko tinggi, ia juga
mendeteksi lebih banyak luka-luka yang tidak bersifat kanker, yang menjurus pada
pemeriksaan-pemeriksaan lebih lanjut yang lebih banyak dan prosedur-prosedur medis yang
tidak perlu.
Imunohistokimia
Tes imunohistokimia adalah tes yang dilakukan pada jaringan setelah pembedahan
payudara, untuk membantu terapi target, antara lain pemeriksaan status ER (estrogen
receptor), PR (progesterone receptor), c-erbB-2 (HER-2 neu), cathepsin-D, p53 (bergantung
situasi), Ki67, dan Bcl2.
Seperti sel payudara normal, beberapa sel kanker payudara juga memiliki reseptor
hormon estrogen dan atau progesterone atau tidak memiliki keduanya sama sekali. Kanker
payudara yang memiliki reseptor estrogen disebut (ER +) atau memiliki reseptor
progesterone (PR +), cenderung memiliki prognosis yang lebih baik karena masih peka
terhadap terapi hormonal.
Satu dari lima kanker payudara memiliki sejenis protein pemicu pertumbuhan yang
disebut HER2/neu. Penderita kanker HER2 + memiliki gen HER2/neu diekspresikan secara
berlebihan. Kanker payudara yang memiliki status ER (-), PR (-) dan HER2/neu (-) yang
disebut sebagai tripel negative, cenderung agresif dan prognosisnya buruk.
Biopsi
Biopsi payudara (breast biopsy) merupakan tindakan untuk mengambil contoh
jaringan payudara dan dilihat di bawah lensa mikroskop untuk mengetahui adanya sel kanker
payudara.Tindak biopsy payudara biasanya dilakukan untuk mengetahui lebih lanjut benjolan
payudara yang ditemukan saat pemeriksaan dengan mammogram atau USG payudara.
25
METASTASIS
Stasiun pertama adalah kelenjar limfe axilla bagi tumor-tumor yang letaknya di
lateral, dan kelenjar-kelenjar intermammaria bagi yang letaknya medial dan sentral. Lalu ke
supraklavikula dan leher. Selanjutnya metastase jauh (hematogen) ke tulang-tulang (vertebra,
pelvis, leher, femur, humerus, tengkorak), atau ke paru-paru, hepar, ginjal. Juga ke payudara
26
o
o
o
o
o
o
dorange = kulit jeruk) atau satelit kulit pada payudara yang bersangkutan.
T4c = T4a dan T4b.
T4d karsinoma inflamatori
N : Kelenjar regioner yang berada di axilla dan infra klavikular
NX : Kelenjar tidak dapat ditentukan (misalnya telah diangkat sebelumnya)
N0 : Tidak teraba kelenjar aksila homorateral
N1 : Kelenjar aksila homolateral yang tidak melekat (movable)
N2 : Kelenjar aksila homolateral yang melekat sama lain atau pada jaringan sekitarnya
N3 : Kelenjar mamaria interna homolateral
KET : edema pada pada lengan bisa disebabkan obstruksi saluran limfe, kelenjar bisa tidak
teraba. Kelenjar supraklavikula sekarang masuk M1 (Lym).
o
o
o
o
M : Metastase jauh
MX : Metastase jauh tidak dapat ditentukan
M0 : Tidak ada metastase jauh
M1 : Metastase jauh termasuk kelainan kulit diluar daerah payudara dan kelenjar
supraklavikula Untuk M1 dapat ditambah keterangan lokalisasi metastase, misalnya M1
PUL (=di paru-paru) M1 HEP(= di hepar); OSS = tulang ; BRA = otak ; LYM = KGB ;
PLE = pleura ; MAR = sumsum tulang SKI = kulit ; EYE = mata ; OTH = lain-lain.
27
28
TATALAKSANA
Pengobatan untuk kanker payudara tergantung pada tipe, ukuran, dan lokasi tumor,
dan derajat. Pengobatan untuk kanker payudara yaitu :
Pembedahan: Tujuan utama terapi lokal adalah untuk menyingkirkan adanya kanker
lokal. Prosedur yang paling sering digunakan untuk penatalaksanaan kanker payudara
lokal badalah mansektomi dengan atau tanpa rekonstruksi dan bedah penyelamatan
kanker payudara yang dikombinasikan dengan terapi radiasi. Post mastektomi bergantung
kepada keadaan kelenjar-kelenjar dan gambaran waktu operasi. Bisa diberi radiasi
tambahan, atau kemoterapi.
Rekonstruksi Payudara
Bagian dari rehabilitasi pascamastektomi yang penting untuk dilakukan.Rekonstruksi
payudara merupakan prosedur yang penting karena dapat meningkatkan kualitas hidup
pasien, pasien memiliki morbiditas psikologis lebih kecil disbanding dengan mereka yang
tidak menjalaninya.
Radioterapi
Digunakan sebagai terappi adjuvant yang kuratif pada pembedahan BCt, mastektomi
simple, mastektomi radikal dimodifikasi, serta sebagai terapi paliatif.Radiasi harus sellau
dipertimbangkan pada karsinoma mammae yang tak mampu di angkat karena metastasis.
Radioterapi dapat diberikan setelah BCT untuk tumor invasif insitu, stadium I,
stadium II. Radiasi dapat diberikan dengan dua cara yaitu penyinaran dari luar dan dari
dalam (brakiterapi).
Terapi Hormonal
Bila radiasi tidak memungkinkan (metastase jauh) atau sudah pernah mendapat radiasi
sebelumnya, tetapi residif, maka dapat diberikan terapi hormon, (ovarektomi pada wanita
premenopause, pemberian estrogen, atau anti estrogen pada wanita post-menopause), atau
khemoterapi (Cyclophosphamida atau endoxan, 5 fluorouracyl, methotrexate, dsb.)Tetapi
pengobatan hormon dan khemoterapi tersebut mempunyai skema dan pengawasan
tertentu (khemoterapi itu toksik, sehingga perlu diawasi Keadaan Umum, Hemoglobin,
Leukosit, trombosit, dsb).
Kemoterapi
Kemoterapi adalah pemberian obat untuk membunuh sel-sel kanker, diberikan dalam
bentuk infus atau dalam bentuk oral (tablet).Kemoterapi biasanya diberikan dalam bentuk
kombinasi agar lebih banyak sel kanker yang dapat dibunuh melalui berbagai jalur yang
berbeda.Kombinasi kemoterapi bisa berbeda-beda dari satu pasien ke pasien lainnya,
tergantung pada kanker payudara yang diderita. Umumnya terapi agresif (kombinasi lebih
dari 2 macam modalitas, antara lain: radiasi, kemoterapi, hormonal, target terapi,
monoklonal antibodi, dsb) dapat diberikan pada pasien yang kondisi dan keadaan
umumnya baik dengan tujuan untuk menghilangkan tumor dengan cepat.
Kemoterapi
diberikan
untuk
menyingkirkan
penyebaran
penyakit
radiasi. Kemoterapi tidak hanya diberikan sebagai single drug regiment tetapi multiple
drug regiment. Program kemoterapi untuk kanker payudara menggabungkan beberapa
preparat untuk meningkatkan penghancuran sel tumor dan untuk meminimalkan resistensi
medikal.Preparat kemoterapi yang sering digunakan adalah cytoxan (C), methotrexate
(M), flourouracil (F), dan adryamicyn (A).
31