Você está na página 1de 31

KELAINAN PADA PAYUDARA

A. KELAINAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN


Bila payudara perempuan dewasa tidak berkembang kemungkinan penyebabnya dapat
meliputi agenesis ovarium, kelainan hormonal atau sekedar karena akil baligh yang
terlambat. Kebalikannya hipertrofi payudara dewasa atau makromastia jarang disebabkan
oleh kelainan hormonal melainkan lebih karena obesitas.
1. Hipoplasia
Hypoplasia atau sering juga disebut breast hypomastia, merupakan kondisi dimana
satu atau kedua payudara tidak pernah dewasa atau bertumbuh kembang tidak
sebagaimana mestinya. Hypomastia sendiri dapat terjadi karena beberapa sebab, yang
sebagian belum dapat dipastikan.
Penderita hipoplasia akan memiliki payudara yang tidak akan berubah menjadi
payudara wanita dewasa. Proses yang normal terjadi tidak muncul saat seorang gadis
memasuki masa pubertas, sehingga bentuk dadanya tetap seperti anak-anak.
Hipomastia jika terjadi pada kedua payudara, dapat berpengaruh pada kemampuan
fungsinya sebagai satu organ seksual.Hipomastia pada sebagian wanita juga berpengaruh
terhadap kemampuan menyusui. Namun banyak juga wanita, meski dengan payudara
yang tidak pernah dewasa dengan fungsi kelenjar susu yang terbatas tetap mampu
menyusui secara normal.
Penyebab
Hipoplasia dapat terjadi sebagai akibat kondisi kurangnya jumlah hormon dalan
tubuh seorang gadis. Jika diketahui saat awal pertumbuhan payudara, terapi hormon dapat
menjadi solusi, dan diharapkan payudara akan terpacu untuk cepat berkembang menjadi
payudara dewasa.
Hipomastia juga dapat terjadi karena berbagai ketidaknormalan tubuh, yang
mengarah

pada

terjadinya

ketidakmampuan

tubuh

mendewasakan

payudara.

Hipomastia juga dapat terjadi sebagai akibat adanya kerusakan jaringan karena trauma
atau luka, sehingga merusak bintil bakal payudara. Struktur payudara sangat rapuh saat
masih gadis, sehingga payudara gadis harus dijaga agar tidak terjadi kerusakan. Penyebab
lain masih belum jelas, dimana sebagian pasien tidak menunjukkan penyebab khusus
mengapa payudara mereka tidak pernah tumbuh dengan normal.

Gambar 3. Hypoplasia Mammae


Penanganan
Terapi hormon dapat diberikan namun harus dibawah pengawasan dokter ahli
untuk menekan sekecil mungkin munculnya efek samping, khususnya pada pasien usia
muda. Tetapi banyak juga wanita dengan kondisi hipoplasia ini memilih untuk memasang
implant payudara untuk mendapatkan bentuk payudara normal.
2. Ginekomastia
Ginekomastia adalah pembengkakan pada jaringan payudara pada laki-laki, yang
disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon estrogen dan testosteron. Ginekomastia
adalah pengembangan kelenjar susu abnormal besar pada laki-laki yang mengakibatkan
pembesaran payudara. Laki-laki dan anak laki-laki dengan ginekomastia kadang-kadang
mengalami nyeri di dada mereka dan mungkin merasa malu.

Gambar 4. Ginekomastia
Gejala
-

Jaringan kelenjar payudara membengkak


Payudara sakit

Tatalaksana

Ginekomastia bisa hilang dengan sendirinya. Ginekomastia juga dapat diobati


dengan obat yang membantu menyeimbangkan kadar hormon. Dalam beberapa kasus,
pembedahan untuk mengangkat jaringan payudara juga dapat menjadi pilihan.
3. Amastia / Breast aplasia
Amastia adalah keadaan dimana tidak terdapat kelenjar payudara. Breast aplasia
atau amastia, merupakan kondisi dimana jaringan payudara, areola dan puting payudara
tidak ada pada tubuh seorang wanita. Amastia jarang terjadi, dan muncul sebagai sifat
bawaan lahir atau congenital.
Pada pertumbuhan normal, payudara dan puting akan muncul pada tempatnya.
Namun pada penderita amastia, dada akan terlihat halus mulus, dimana puting dan areola
sebagai petunjuk letak payudaranya tidak ada sejak lahir.
Amastia muncul dalam dua kondisi :

Unilateral amastia,
Adalah kondisi dimana payudara hanya tumbuh di satu sisi, yang sering dikaitkan
dengan tidak tumbuhnya otot pektoral yang seharusnya tumbuh di depan dada.

Bilateral amastia
Adalah kondisi dimana kedua payudara tidak tumbuh , biasanya dikatakan sebagai
kecacatan lahir (multiple congenital anomalies) yang biasanya juga akan terkait
bagian tubuh yang lain

Gambar 5. Amastia
Wanita dengan amastia dapat memperbaiki penampilan payudara dengan operasi
pembesaran payudara (augmentation mammoplasty)
4. Athelia
Athelia adalah keadaan dimana tidak adanya puting payudara.
5. Mammae aksesoris
Adalah terdapatnya lebih dari dua payudara atau papila mamma tanpa jaringan
payudara yang terlentak di garis susu mulai dari aksila sampai regio inguinal (Polythelia
/supernumerary nipples)
3

Hampir semua manusia memiliki dua puting pada tubuhnya, terletak hampir di
tengah-tengah payudaranya dan dikelilingi oleh area sensitif yang berwarna yang
bernama areola. Janin manusia mengalami perkembangan beberapa puting disepanjang
garis-garis susu (milk lines) yang dimulai dariaxilla (ketiak) turun sepanjang otot perut
terus sampai kedua selangkangan kiri dan kanan. Puting-puting ini akan menghilang
sebelum kelahiran, namun ada juga kemungkinan tidak menghilang. Jika hal ini terjadi
maka disebut supernumerary nipples atau polythelia, biasanya kosong tidak ada kelenjar
susunya, kalaupun ada kemungkinannya sangat kecil.

Gambar 6. Polythelia
6. Mammae Aberan
Merupakan kelainan dimana jaringan payudara berkembang tidak pada tempatnya,
daerah berkembangnya jaringan payudara sampai ke ketiak (axilla), sehingga pasien
sering mengeluh sakit pada daerah ini.
Terdapat payudara atau papillae mamma yang lebih dari dua. Letaknya pada garis
susu dari axilla sampai ke inguinal tapi kebanyakan di axilla. Menurut Haagensen
mammae aberan ditemukan 2 kali lebih banyak pada wanita dari pada laki-laki.Anomalis
tersebut ada hubungannya dengan keturunan.
Ada 3 unsur terdapat pada mamma aberan tersebut :

Parenkim kelenjar mammae


Areola
Papilla mammae

Gambar 7. Mamma Aberant

Kadang-kadang ketiga unsur tersebut ditemukan secara histopatologik, tapi


kadang-kadang hanya satu unsur saja. Pada anomali tersebut bisa ditemukan segala
penyakit yang bisa menghinggapi payudara, misalnya karsinoma mamma, dsb. Juga bila
waktu mens dimana payudara normal suka mengeras, dia ikut mengeras dan pada waktu
laktasi terdapat pengeluaran air susu juga.
Bila anomali tersebut mengganggu atau adanya kekhawatiran bila terjadi
karsinoma tidak mudah diketahui, maka dapat dilakukan extirpasi. Operasi tersebut harus
dilakukan dengan tenang dan sebaliknya dengan narkosa agar yang dianggap benar-benar
jaringan kelenjar payudara yang dimaksud, bukan jaringan lemak subkutan.
B. INFEKSI PAYUDARA
1. Mastitis
Infeksi Payudara (Mastitis) adalah suatu infeksi pada jaringan payudara. Pada infeksi
yang berat atau tidak diobati, bisa terbentuk abses payudara (penimbunan nanah di dalam
payudara). Infeksi payudara biasanya disebabkan oleh bakteri yang banyak ditemukan pada
kulit yang normal (Staphylococcus aureus). Bakteri seringkali berasal dari mulut bayi dan
masuk ke dalam saluran air susu melalui sobekan atau retakan di kulit (biasanya pada puting
susu).
Mastitis biasanya terjadi pada wanita yang menyusui dan paling sering terjadi dalam
waktu 1-3 bulan setelah melahirkan. Sekitar 1-3% wanita menyusui mengalami mastitis pada
beberapa minggu pertama setelah melahirkan.
Pada wanita pasca menopause, infeksi payudara berhubungan dengan peradangan
menahun dari saluran air susu yang terletak di bawah puting susu. Perubahan hormonal di
dalam tubuh wanita menyebabkan penyumbatan saluran air susu oleh sel-sel kulit yang mati.
Saluran yang tersumbat ini menyebabkan payudara lebih mudah mengalami infeksi.
Ada tiga jenis mastitis yaitu mastitis periductal, mastitis pueperalis, dan mastitis
supurativa. Ketiga jenis mastitis ini muncul akibat penyebab yang berbeda dan muncul dalam
kondisi yang juga berbeda.
a. Mastitis periductal
Mastitis periductal biasanya muncul pada wanita di usia menjelang menopause, penyebab
utamanya tidak jelas diketahui. Keadaan ini dikenal juga dengan sebutan mamary duct
ectasia, yang berarti pelebaran saluran karena adanya penyumbatan pada saluran di payudara.
Pada wanita usia 45 tahun ke atas atau pada usia memasuki menopause, beberapa pemicu
reaksi peradangan ialah perubahan hormonal dan aktivitas menyusui di masa lalu.
5

Faktor penyebab penyumbatan yang utama ialah jaringan yang mati dan air susu itu
sendiri. Tumpukan jaringan mati dan air susu di saluran payudara ini menyebabkan buntunya
saluran dan pada akhirnya malah melebarkan saluran di belakangnya, yang biasanya terletak
di belakang puting payudara. Hasil akhirnya ialah reaksi peradangan yang disebut mastitis
periductal.
b. Mastitis pueperalis
Mastitis pueperalis atau disebut juga lactational mastitis, jenis ini banyak diidap wanita
hamil atau menyusui. Sekitar 90 % penyebab utama mastitis jenis ini ialah akibat kuman
yang menginfeksi payudara ibu. Hal ini dikarenakan air susu merupakan media yang subur
bagi pengembangbiakan berbagai jenis kuman. Jenis kuman yang paling umum ditemui pada
mastitis jenis ini ialah Staphylococcus aureus, yang bisa ditransmisi ke puting ibu melalui
kontak langsung. Ibu yang sedang menyusui, bisa mendapatkan kuman ini dari kontak
dengan mulut bayi, tapi bisa juga dilakukan penularan sebaliknya.
c. Mastitis supurativa
Mastitis jenis ini ialah yang paling sering ditemui. Mirip dengan jenis sebelumnya,
mastitis jenis ini juga disebabkan kuman staphylococcus. Selain itu bisa juga disebabkan oleh
jamur, kuman TBC, bahkan sifilis. Infeksi kuman TBC memerlukan penanganan yang ekstra
intensif. Bila penanganan tidak tuntas, bukan mustahil langkah mastektomi/ pengangkatan
payudara harus dilakukan.
Gejala:
-

Nyeri payudara
Benjolan pada payudara
Pembengkakan salah satu payudara
Jaringan payudara membengkak, nyeri bila ditekan, kemerahan dan teraba hangat
Nipple discharge (keluar cairan dari puting susu, bisa mengandung nanah)
Gatal-gatal
Pembesaran kelenjar getah bening ketiak pada sisi yang sama dengan payudara yang

terkena
Demam

Gambar 8. Mastitis
Benjolan/penebalan ini berwarna merah, juga terasa panas dan nyeri. Nyeri yang
timbul ialah berupa rasa nyut-nyut di daerah payudara, apalagi bila benjolan ini sebagai
bisul yang pecah, maka penampilannya jadi mengerikan selain nyeri yang menyertainya.
Benjolan yang ada pada mastitis bukan seperti kanker yang bentuknya keras, melainkan
berupa penebalan yang berisi cairan. Radang biasanya menyerang salah satu payudara saja,
tapi tidak menutup kemungkinan bisa menyebar hingga kedua payudara terinfeksi.
Pada beberapa kondisi, mastitis bisa menyebabkan keluarnya cairan dari daerah
puting, cairan ini berwarna putih kekuningan serupa nanah. Lain dengan kanker payudara
dimana cairan yang keluar dari puting biasanya merah atau kuning kecoklatan seperti noda
darah. Terkadang perasaan seperti puting tertarik juga dialami.
Pada mastitis yang disebabkan infeksi kuman, terkadang berkembang menjadi suatu
abses/ kumpulan nanah dalam rongga baru di jaringan kelenjar payudara. Nanah ini terbentuk
dari kumpulan bakteri,

jaringan, dan leukosit baik yang mati ataupun yang hidup.

Bahayanya, nanah ini bisa menyebar ke bagian tubuh lain hingga menyebabkan rasa
meriang/demam tinggi dan menggigil, keringat banyak, turunnya daya tahan tubuh, bahkan
hingga menurunnya kesadaran.
Diagnosa:
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Jika tidak
sedang menyusui, bisa dilakukan mammografi atau biopsi payudara. Bila ditemukan gejala
menetesnya cairan dari putting, maka perlu dilakukan pemeriksaan yang disebut duktografi.
Pemeriksaan dilakukan dengan memasukan bahan kontras, dimana akan dilakukan foto di
saluran payudara, dengan demikian dapat diketahui adanya sumbatan atau polip pada saluran
tersebut. Dalam kasus mastitis periductal, terkadang dilakukan juga langkah biopsi bila
disertai massa tumor, minimal untuk menyingkirkan kemungkinan tumor atau kanker.
Tatalaksana:
Dilakukan pengompresan hangat pada payudara selama 15-20 menit, 4 kali/hari.
Diberikan antibiotik dan untuk mencegah pembengkakan, sebaiknya dilakukan
pemijatan dan pemompaan air susu pada payudara yang terkena. Pemberian antibiotik
dilakukan sesuai dosis. Dosis dan cara pemberian antibiotik ditentukan berdasarkan
berat ringannya infeksi dan berat badan seseorang. Perlu diingat, ibu yang sedang
menyusui dan dalam masa pengobatan dianjurkan tidak menyusui bayinya.
7

Bila ternyata ditemukan benjolan tersebut diduga suatu abses, apalagi yang
mengandung nanah, maka harus dilakukan operasi berupa insisi dan drainase, yaitu
operasi penyayatan dan penyaluran nanah. Perlu diingat bahwa operasi pengeluaran
nanah ini harus dilakukan pada waktu yang tepat, yaitu pada saat benjolan tersebut
melunak / matang agar mudah dikeluarkan.
Langkah operasi diawali dengan pembiusan pasien. Biasanya dilakukan bius
lokal saja, tapi bila mastitis disebabkan infeksi kuman, maka dilakukan bius umum
pada pasien. Berikutnya, daerah payudara dibersihkan dahulu dengan cairan
desinfektan khusus. Setelah itu baru bisa dilakukan penyayatan pada daerah benjolan,
pada tahap ini dokter akan mencoba membersihkan radang tersebut secara mekanik
debridement.
Kemudian dokter akan melakukan drainase yaitu memberikan saluran khusus
yang digunakan untuk mengalirkan nanah yang ada. Bila langkah ini selesai
dilakukan, maka operasi yang memakan waktu sekitar -1 jam akan ditutup dengan
melakukan penjahitan luka secara situasional.
Untuk mengurangi nyeri bisa diberikan obat pereda nyeri (analgetik) misalnya
acetaminophen atau ibuprofen. Kedua obat tersebut aman untuk ibu menyusui dan
bayinya.
Pencegahan:
-

Menyusui secara bergantian payudara kiri dan kanan


Untuk mencegah pembengkakan dan penyumbatan saluran, kosongkan payudara

dengan cara memompanya.


Gunakan teknik menyusui yang baik dan benar untuk mencegah robekan/luka pada

puting susu
Menjaga kebersihan puting susu
Mencuci tangan sebelum dan sesudah menyusui.

o Fistel Paraareola
Disebabkan karena pada salah satu duktus tersumbat dan melebar karena sekret kental
sehingga menyebabkan perangsangan dan peradangan disekitar duktus. Proses ini ditandai
dengan keluarnya cairan hemoragik atau serosa dari papila mamma, atau keluarnya bahan
kental seperti mentega dari satu duktus. Sering tampak retraksi dibawah puting akibat proses
kronik berupa fibrosis. Dapat terbentuk abses yang mengakibatkan fistel, biasanya di pinggir
aerola. Kelainan ini sering menjadi kronik dan berulang jika penanganan tidak tepat. Fistel
biasanya harus dieksisi (fistulektomi), jika eksisi yang tidak lengkap akan menimbulkan
kekambuhan nantinya.

Gambar 9. Fistel Periareola


C. TUMOR JINAK PAYUDARA
1. Kelainan Fibrokistik
Penyakit fibrokistik atau dikenal juga sebagai mammary displasia adalah benjolan
payudara yang sering dialami oleh sebagian besar wanita. Benjolan ini harus dibedakan
dengan keganasan. Penyakit fibrokistik pada umumnya terjadi pada wanita berusia 25-50
tahun (>50%).

Gambar 10. Kelainan Fibrokistik


Kelainan fibrokistik pada payudara adalah kondisi yang ditandai penambahan
jaringan fibrous dan glandular. Manifestasi dari kelainan ini terdapat benjolan fibrokistik
biasanya multipel, keras, adanya kista, fibrosis, benjolan konsistensi lunak, terdapat
penebalan, dan rasa nyeri.Kista dapat membesar dan terasa sangat nyeri selama periode
menstruasi karena hubungannya dengan perubahan hormonal tiap bulannya.Wanita dengan
kelainan fibrokistik mengalami nyeri payudara siklik berkaitan dengan adanya perubahan
hormon estrogen dan progesteron.Biasanya payudara teraba lebih keras dan benjolan pada
payudara membesar sesaat sebelum menstruasi.
Gejala tersebut menghilang seminggu setelah menstruasi selesai.Benjolan biasanya
menghilang setelah wanita memasuki fase menopause.Pembengkakan payudara biasanya
berkurang setelah menstruasi berhenti.Kelainan fibrokistik dapat diketahui dari pemeriksaan
fisik,

mammogram,

atau

biopsi.Biopsi

dilakukan

terutama

untuk

menyingkirkan

kemungkinan diagnosis kanker.Perubahan fibrokistik biasanya ditemukan pada kedua


payudara baik di kuadran atas maupun bawah.
9

Evaluasi pada wanita dengan penyakit fibrokistik harus dilakukan dengan seksama
untuk membedakannya dengan keganasan. Apabila melalui pemeriksaan fisik didapatkan
benjolan difus (tidak memiliki batas jelas), terutama berada di bagian atas-luar payudara
tanpa ada benjolan yang dominan, maka diperlukan pemeriksaan mammogram dan
pemeriksaan ulangan setelah periode menstruasi berikutnya. Apabila keluar cairan dari
puting, baik bening, cair, atau kehijauan, sebaiknya diperiksakan tes hemoccult untuk
pemeriksaan sel keganasan. Apabila cairan yang keluar dari puting bukanlah darah dan
berasal dari beberapa kelenjar, maka kemungkinan benjolan tersebut jinak.
2. Fibrosis
Sesuai dengan asal katanya fibrosis, yaitu terdiri atas fibrosis dan kista. Fibrosis
menunjukkan penambahan jaringan fibrous, bahan yang sama dengan pembentuk ligamen
dan jaringan parut. Daerah dengan fibrosis tampak elastis, konsistensi padat dan keras pada
perabaan. Fibrosis tidak meningkatkan resiko untuk terjadinya kanker dan tidak memerlukan
tindakan yang khusus.
3. Galaktokel
Galaktokel adalah kista berisi susu yang terjadi pada wanita yang sedang hamil atau
menyusui. Seperti kista lainnya, galaktokel tidak bersifat seperti kanker. Biasanya galaktokel
tampak rata, benjolan dapat digerakkan, walaupun dapat juga keras dan susah digerakkan.
Penatalaksanaan galaktokel sama seperti kista lainnya, biasanya tanpa melakukan tindakan
apapun. Apabila diagnosis masih diragukan atau galaktokel menimbulkan rasa tidak nyaman,
maka dapat dilakukan drainase dengan aspirasi jarum halus.

Gambar 11. Galaktokel


4. Hiperplasi Epitelial
10

Hiperplasi epitel ( disebut juga kelainan payudara proliferatif) adalah pertumbuhan


abnormal dari sel-sel yang membatasi antar duktus atau lobulus. Apabila hiperplasi
melibatkan duktus maka disebut hiperplasia duktus.Sedangkan bila melibatkan lobulus, maka
disebut hiperplasia lobular.
Berdasarkan pengamatan dibawah mikroskop, hiperplasia dapat dikelompokkan
menjadi tipe biasa dan atipikal. Hiperplasia tipe biasa mengindikasikan peningkatan yang
tipis dari resiko seorang wanita untuk berkembang menjadi kanker payudara. Resikonya
adalah 1,5 sampai 2 kali lipat dibandingkan wanita tanpa abnormalitas payudara. Hiperplasia
atipikal mengindikasikan peningkatan yang sedang yaitu 4 sampai 5 kali lipat dibandingkan
wanita tanpa abnormalitas payudara.
Hiperplasi epitelial biasanya didiagnosa melalui biopsi jarum atau biopsi melalui
pembedahan. Apabila telah didiagnosis menderita hiperplasia terutama hiperplasia atipikal,
berarti diperlukan pemantauan yang lebih oleh dokter, misalnya pemeriksaan fisik payudara
yang rutin dan mammografi setiap setahun sekali. Hal ini dikarenakan mengalami hiperplasia
akan meningkatkan kemungkinan untuk berkembang menjadi kanker payudara di masa yang
akan datang.
5. Adenosis
Adenosis adalah temuan yang sering didapat pada wanita dengan kelainan fibrokistik.
Adenosis adalah pembesaran lobulus payudara, yang mencakup kelenjar-kelenjar yang lebih
banyak dari biasanya. Apabila pembesaran lobulus saling berdekatan satu sama lain, maka
kumpulan lobulus dengan adenosis ini kemungkinan dapat diraba. Banyak istilah lain yang
digunakan untuk kondisi ini, diantaranya adenosis agregasi, atau tumor adenosis. Sangat
penting untuk digarisbawahi walaupun merupakan tumor, namun kondisi ini termasuk jinak
dan bukanlah kanker.
Adenosis sklerotik adalah tipe khusus dari adenosis dimana pembesaran lobulus
disertai dengan parut seperti jaringan fibrous. Apabila adenosis dan adenosis sklerotik cukup
luas sehingga dapat diraba, dokter akan sulit membedakan tumor ini dengan kanker melalui
pemeriksaan fisik payudara. Kalsifikasi dapat terbentuk pada adenosis, adenosis sklerotik,
dan kanker, sehingga makin membingungkan diagnosis. Biopsi melalui aspirasi jarum halus
biasanya dapat menunjukkan apakah tumor ini jinak atau tidak. Namun dengan biopsi melalui
pembedahan sabat dianjurkan untuk memastikan tidak terjadinya kanker.
6. Papilloma Intraduktal
11

Papilloma intraduktal adalah pertumbuhan menyerupai kutil dengan disertai tangkai


yang tumbuh dari dalam payudara yang berasal dari jaringan glandular dan jaringan
fibrovaskular. Papilloma seringkali melibatkan sejumlah besar kelenjar susu. Lesi jinak yang
berasal dari duktus laktiferus dan 75% tumbuh di bawah areola mamma ini memberikan
gejala berupa sekresi cairan berdarah dari puting susu. Hampir 90% dari Papilloma
Intraduktus adalah dari tipe soliter dengan diameternya kurang dari 1cm dan sering timbul
pada duktus laktiferus dan hampir 70% dari pasien datang dengan nipple discharge yang
serous dan bercampur darah. Ada juga pasien yang datang dengan keluhan massa pada area
subareola walaupun massa ini lebih sering ditemukan pada pemeriksaan fisis. Massa yang
teraba sebenarnya adalah duktus yang berdilatasi.
Pasien dengan Papilloma Intraduktus multiple biasanya tidak ada gejala nipple
discharge dan biasanya terjadi pada duktus yang kecil. Diperkirakan hampir 25% dari
Papilloma Intraduktus multiple adalah bilateral. Etiologi dan patogenesis dari penyakit ini
masih belum jelas. Kista bisa terbentuk hasil dari duktus yang mengalami obstruksi.

12

Gambar 12. Papilloma intraduktal


Perubahan payudara jinak yang menyebabkan keluarnya sekresi cairan dari puting,
hampir setengahnya adalah papilloma, dan sisanya adalah campuran perubahan fibrokistik
ataupun ektasia duktus. Walaupun papilloma bisa dicurigai dari pemeriksaan terhadap
discharge, namun banyak dokter menganggap pemeriksaan tersebut tidak begitu bermanfaat.
Apabila papilloma cukup besar, biopsi jarum bisa dilakukan. Papilloma dapat juga didiagnosa
melalui pemeriksaan pencitraan pada duktus payudara yaitu dengan duktogram atau
galaktogram.
Terapi untuk papilloma adalah dengan mengangkat papilloma serta bagian duktus
dimana papilloma tersebut ditemukan, dimana biasanya dengan melakukan insisi pada tepi
sekeliling areola.
Papilloma Intraduktus subareolar soliter atau intrakistik adalah benigna.Namun, telah
terjadi pertentangan apakah penyakit ini merupakan prekursor bagi karsinoma papillary atau
merupakan predisposisi untuk meningkatkan resiko terjadinya karsinoma. Menurut College
of American Pathologist, wanita dengan lesi ini mempunyai risiko 1,5 2 kali untuk
terjadinya karsinoma mammae.
7. Ektasia Duktus
Ektasia duktus merupakan pelebaran dan pengerasan dari duktus, dicirikan dengan
sekresi puting yang berwarna hijau atau hitam pekat, dan lengket. Pada puting serta daerah
disekitarnya akan terasa sakit serta tampak kemerahan. Ektasia duktus adalah kondisi yang
biasanya menyerang wanita usia sekitar 40 sampai 50 tahun.
Ektasia duktus adalah kelainan jinak yang walaupun begitu dapat mengacaukan
diagnosis dengan kanker dikarenakan benjolan yang keras di sekitar duktus yang abnormal
13

akibat terbentuknya jaringan parut. Kondisi ini umumnya tidak memerlukan tindakan apapun,
atau dapat membaik dengan melakukan pengkompresan dengan air hangat dan obat-obat
antibiotik. Apabila keluhan tidak membaik, duktus yang abnormal dapat diangkat melalui
pembedahan dengan cara insisi pada tepi areola.
8. Nekrosis Lemak
Nekrosis lemak terjadi bila jaringan payudara yang berlemak rusak, bisa terjadi
spontan atau akibat dari cedera yang mengenai payudara. Nekrosis lemak dapat juga terjadi
akibat terapi radiasi. Ketika tubuh berusaha memperbaiki jaringan payudara yang rusak,
daerah yang mengalami kerusakan tergantikan menjadi jaringan parut.
Nekrosis lemak berupa massa keras yang sering agak nyeri tetapi tidak membesar.
Kadang terdapat retraksi kulit dan batasnya tidak rata. Karena kebanyakan kanker payudara
berkonsistensi keras, daerah yang mengalami nekrosis lemak dengan jaringan parut sulit
untuk dibedakan dengan kanker jika hanya dari pemeriksaan fisik ataupun mammogram
sekalipun. Dengan biopsi jarum atau dengan tindakan pembedahan eksisi sangat diperlukan
untuk membedakan nekrosis lemak dengan kanker.Secara histopatologik terdapat nekrosis
jaringan lemak yang kemudian menjadi fibrosis.
Menurut American Cancer Society, beberapa area dari nekrosis dapat berespon
berbeda-beda terhadap cedera. Desamping pembentukan jaringan parut, sel-sel lemak akan
mati dan mengeluarkan isi sel, yang membentuk kumpulan seperti kantong-kantong berisi
cairan berminyak dan disebut kista minyak. Kista minyak dapat ditemukan melalui aspirasi
jarum halus, yang sekaligus merupakan tindakan untuk terapinya.
9. Kista
Kista adalah benjolan di payudara yang muncul di akhir siklus haid dan umumnya
tidak berbahaya. Setelah masa haid, jenis benjolan ini biasanya menghilang. Kista payudara
adalah kantong berisi cairan yang cenderung membesar di akhir siklus haid ketika tubuh
menahan lebih banyak cairan. Ukuran kista ada yang kecil dan ada yang besar sampai sebesar
telur. Kalau dipijat, kista bisa sedikit berubah bentuk dan sebagian besar bisa bergerak di
bawah kulit. Kista juga bisa muncul pada usia 40 tahunan, beberapa tahun sebelum memasuki
masa menopause.

14

Gambar 13. Kista


10. Fibroadenoma
Fibroadenoma adalah benjolan padat yang kecil dan jinak pada payudara yang teridiri
dari jaringan kelenjar dan fibrosa. Benjolan ini biasanya ditemukan pada wanita muda,
seringkali ditemukan pada remaja putri. Dengan penyebab yang tidak jelas diketahui.

Gambar 14. Fibroadenoma


Gejala:
Benjolan mudah digerakkan, batasnya jelas dan bisa dirasakan pada SADARI
(Pemeriksaan Payudara Sendiri).Teraba kenyal karena mengandung kolagen (serat protein
yan gkuat yang ditemukan di dalam tulang rawan, urat daging dan kulit).

Diagnosa:
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaa fisik.Benjolan
cenderung berbentuk bundar dan memiliki pinggiran yang dapat dibedakan dengan jaringan
payudara di sekitarnya, sehingga seringkali teraba seperti ada kelereng di dalam jaringan

15

payudara.Untuk membantu menegakkan diagnosa biasanya dilakukan aspirasi jarum atau


biopsi.
Tatalaksana:
Fibroadenoma seringkali berhenti tumbuh atau bahkan mengecil dengan sendirinya.
Pada kasus seperti ini, tumor biasanya tidak diangkat.Jika fibroadenoma terus membesar,
maka harus dibuang melalui pembedahan.
11. Tumor Filoides
Tumor Phylllodes merupakan tipe tumor payudara yang sangat jarang terjadi.Tumor
ini dapat bersifat jinak (harmless), namun juga bisa ganas (cancerous). Tipe tumor ini disebut
sarcoma karena lebih sering muncul pada jaringan konektif (stroma) dibandingkan
jaringan epilithial (saluran dan kantong susu) payudara. Nama phyllodes diambil dari bahasa
Yunani phullon yang berarti daun karena pola pertumbuhannnya yang berbentuk seperti
daun.
Nama lain tumor phyllodes antara lain: phylloides tumor, PT, cystosarcoma phyllodes,
cystosarcoma phylloides kadang juga disebut giant fibroadenomas.
Gejala:
Tumor phyllodesakan dirasakan sebagai satu benjolan yang kenyal, dengan sisi
permukaan halus di dalam jaringan payudara anda. Kulit payudara di atas tumor tersebut
dapat berwarna kemerahan dan hangat saat disentuh.Tipe tumor ini dapat tumbuh dengan
sangat cepat-benjolan dapat tumbuh besar bahkan hanya dalam waktu 2 minggu.
Seringkali tumor phyllodes rancu dengan fibroadenoma.Kedua kondisi ini sering
saling keliru.Hampir semua wanita yang didiagnosis penyakit ini merupakan wanita yang
telah masuk masa premenopausal (hampir menopause).Namun meski sangat jarang, bukan
tidak mungkin seorang gadis terkena tumor jenis ini.

16

Gambar 15. Tumor Phyllodes


Diagnosis :
Pada hasil mammogram, tumor phylodes akan terlihat batas-batasnya dengan jelas.
Baik dengan mammogram maupun USG payudara, keduanya menghasilkan citra yang sangat
jelas batas-batas tumornya.
Tumor payudara ini tidak ditemui di sekitar jaringan payudara yang mengalami
mikrokalsifikasi (penumpukan kalsium dalam payudara membentuk lapisan atau massa yang
keras). Sel yang diambil dari needle biopsy dapat diuji di laboratorium. Namun hasilnya
sering rancu dengan fibroadenoma.Untuk diagnosis dan hasil yang lebih pasti, dapat
dilakukan biopsy dengan mengambil sample jaringan melalui operasi kecil.
Pada penelitian yang dilakukan dokter di Italia, membandingkan hasil mammogram,
USG dan MRI payudara, diketahui bahwa hasil MRI memberi gambar pencitraan paling
akurat dan sangat membantu dokter bedah untuk merencanakan operasi pengangkatan.
Stadium Tumor Phyllodes:
Hampir semua kasus kanker payudara diklasifikasikan dari stadium 1 sampai 4,
namun untuk tumor Phyllodes ini berbeda. Setelah operasi biopsy dilakukan, ahli patologi
akan menguji sel sample di laboratorium.
Dua karakteristik yang diperhatikan adalah:
17

Kecepatan perkembangbiakan/pembelahan sel


Jumlah sel yang bentuknya tidak normal (irregularly shaped cells) dalam jaringan
sample.
Berdasarkan dua kriteria di atas, maka akan dapat ditentukan, apakah tumor tersebut

masuk klasifikasi jinak atau ganas. Hampir semua tumor phylodes masuk kategori jinak.
Tingkat Kesembuhan :
Tingkat kesembuhan penderita tumor Phyllodes setelah operasi pengangkatan sangat
bagus.Jika anda berusia 45 tahun atau lebih ada kemungkinan tumor muncul kembali,
meskipun sangat kecil.Untuk pasien yang terdiagnosis dengan tumor ganas, tingkat
kesembuhannya sangat bervariasi.
Tumor ganas memiliki peluang untuk menjadi kanker, bahkan setelah menjalani
operasi. Jika ada sel yang tertinggal, akan menjadi ganas dan menyebar. Tumor ganas
berpeluang muncul kembali, meski telah diobati dan dapat menyebar ke paru, tulang, hati,
dan dinding dada.Pada beberapa kasus, kelenjar limfe ikut berperan dalam penyebaran sel
tumor.
Tatalaksana :
Operasi pengangkatan tumor merupakan penangangan standar.Tumor tipe ini tidak
merespon terapi radiasi, kemoterapi, ataupun hormonal dengan baik. Jika tumor secara relatif
kecil dan jinak, biasanya akan diangkat dengan operasilumpectomy.Tumor yang besar akan
diangkat dengan operasi mastectomy. Meskipun sangat jarang terjadi, harus tetap
mewaspadainya karena faktor kecepatan perkembangbiakan sel tumor yang sangat
mengerikan.

D. TUMOR GANAS PAYUDARA


Kanker payudara merujuk pada pertumbuhan serta perkembangbiakan sel abnormal
yang muncul pada jaringan payudara. Satu kelompok sel akan membelah secara cepat dan
membentuk benjolan atau masaa jaringan ekstra. Massa ini disebut tumor.Tumor dapat
bersifat ganas (malignant, cancerous) atau jinak (benign, non-cancerous). Tumor yang
bersifat ganas akan menyusup dan menghancurkan jaringan tubuh yang sehat. Satu kelompok
sel dalam sebuah tumor juga dapat pecah dan menyebar ke bagian tubuh lainnya. Sel yang
menyebar dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh yang lain disebut metastasis.

18

Kanker payudara merupakan penyebab utama kematian wanita berusia 40-55 tahun,
serta penyebab terbesar kedua kematian wanita setelah kanker paru.Beruntung, tingkat
kematian akibat kanker payudara telah menurun di tahun 2008 dengan dikembangkan dan
disosialisasikannya program deteksi awal serta semakin efektifnya penanganan kanker
payudara.
ETIOLOGI
Belum diketahui secara pasti.Pengetahuan terkini tentang ilmu pengetahuan medis
menyangkut kanker belum memadai.
FAKTOR RESIKO
Lebih dari 70% dari wanita yang terdiagnosa kanker payudara tidak mempunyai
faktor resiko yang dapat terindikasi.Ini berarti bahwa wanita tanpa faktor resiko dapat
berakhir dengan kanker payudara.Statistik memperlihatkan bahwa dua dari tiga kasus kanker
payudara tampaknya terjadi secara acak atau merupakan peristiwa-peristiwa kebetulan.
Faktor risiko terjadinya kanker payudara:
1. Riwayat pribadi tentang kanker payudara
2. Anak perempuan dan saudara perempuan dari wanita dengan kanker payudara \
3. Menarke dini (kurang dari 12 tahun)
4. Nulipara dan usia maternal lanjut saat kelahiran anak pertama (>30 tahun)
5. Menopause pada usia lanjut
6. Riwayat penyakit payudara jinak
7. Obesitas setelah menopause
8. Kontrasepsi oral
9. Terapi penggantian hormon estrogen atau progesterone
10. Gaya hidup
11. Status sosial ekonomi tinggi.
KLASIFIKASI
Kanker payudara berdasar sifat serangannya, terbagi menjadi 2 (dua), yaitu :

Kanker Payudara Invasif


Sel kanker merusak saluran dan dinding kelenjar susu serta menyerang lemak
dan jaringan konektif payudara di sekitarnya. Kanker dapat bersifat invasif
(menyerang) tanpa selalu menyebar (metastatis) ke simpul limfe atau organ lain dalam

tubuh.
Kanker Payudara Non-Invasif
Sel kanker terkunci dalam saluran susu dan tidak menyerang lemak dan
jaringan konektif payudara di sekitarnya. Ductal carcinoma in situ (DCIS), merupakan
19

bentuk kanker payudara non-invasif yang paling umum terjadi (90%).Lobular


carcinoma in situ (LCIS) meski lebih jarang, justru perlu lebih diwaspadai karena
merupakan tanda meningkatnya risiko kanker payudara.
Jenis Kanker Payudara yang Umum Terjadi
1) Lobular carcinoma in situ (LCIS, lobular neoplasia)
Kata in situ merujuk pada kanker yang tidak menyebar dari area dimana kanker
mulai muncul. Pada LCIS, pertumbuhan jumlah sel jelas terlihat, berada di dalam kelenjar
susu (lobules). Banyak dokter tidak mengklasifikasikan LCIS sebagai kanker payudara
dan sering menantang pasien untuk dilakukannya biopsy payudara saat investigasi
medis dilakukan.Pasien LCIS dimonitor dengan ketat setiap empat bulan sekali oleh
dokter dengan melakukan uji klinis payudara, ditambah mamogarfi setiap tahunnya.
Pencegahan lain yang juga mungkin dilakukan adalah dengan memberikan obat seperti
tamoxifen atau prophylactic mastectomy (pengangkatan payudara yang dilakukan sebagai
usaha preventif).
2) Ductal carcinoma in situ (DCIS)
Merupakan tipe kanker payudara non-invasif yang paling umum terjadi. DCIS
seringkali terdeteksi pada mammogram sebagai microcalcifications (tumpukan kalsium
dalam jumlah kecil). Dengan deteksi dini, rerata tingkat bertahan hidup penderita DCIS
mencapai hampir 100%, dengan catatan, kanker tidak menyebar dari saluran susu ke
jaringan lemak payudara dan bagian lain dari tubuh. Terdapat beberapa tipe DCIS.Sebagai
contoh, ductal comedocarcinoma, yang merujuk pada DCIS dengan necrosis (area dengan
sel kanker yang mati atau mengalami degenerasi).
3) Infiltrating lobular carcinoma (ILC)
Juga dikenal sebagai invasive lobular carcinoma. ILC mulai terjadi di dalam
kelenjar susu (lobules) payudara, tetapi sering menyebar (metastasis) ke bagian tubuh
yang lain. ILC terjadi 10% sampai 15% dari seluruh kejadian kanker payudara.
4) Infiltrating ductal carcinoma (IDC)
Dikenal sebagai invasive ductal carcinoma. IDC terjadi di dalam saluran susu
payudara dan menjebol dinding saluran, menyerang jaringan lemak payudara dan
kemungkinan juga terjadi di bagian tubuh yang lain. IDC merupakan tipe kanker
payudara yang paling umum terjadi, sekitar 80% dari seluruh diagnosis kanker payudara.
Jenis Kanker Payudara yang Jarang Terjadi
a) Medullary carcinoma

20

Merupakan satu jenis kanker payudara invasive yang membentuk satu batas yang
tidak lazim antara jaringan tumor dan jaringan normal.Medullary carcinoma hanya terjadi
sekitar 5% dari seluruh kejadian kanker payudara.
b) Mucinous carcinoma
Juga disebut colloid carcinoma.Mucinos carcinoma merupakan satu jenis kanker
payudara yang jarang terjadi, terbentuk oleh sel kanker yang memproduksi mucus
(lendir).Wanita dengan kanker jenis ini memiliki tingkat bertahan hidup cukup baik,
dibandingkan dengan wanita dengan jenis kanker invasif yang lebih umum terjadi.
c) Tubular carcinoma
Merupakan satu tipe khusus dari kanker payudara invasive.Wanita dengan tubular
carcinoma biasanya memiliki harapan kesembuhan cukup baik.Jenis kanker ini terjadi
sekitar 2% dari keseluruhan diagnosis kanker payudara.
d) Inflammatory breast cancer
Merupakan kondisi dimana payudara terlihat meradang (merah dan hangat) dengan
cekungan dan atau pinggiran yang tebal yang disebabkan oleh sel kanker yang
menyumbat pembuluh limfe kulit pembungkus payudara.Meski kanker payudara jenis
inflammatoty ini jarang terjadi (sekitar 1%), namun jika terjadi, perkembangannya sangat
cepat.
e) Pagets disease of the nipple
Pagets disease puting payudara muncul dalam bentuk penyakit kulit eksim
(eczematous) yang menyerang areola dan puting.Muncul pada payudara wanita yang
biasanya juga penderita invasive intraductal carcinoma.Pagets disease muncul sekitar
1% 2% dari seluruh kejadian kanker payudara.
Penyakit ini dimulai dengan timbulnya rasa gatal, serta sensasi seperti ditusuk-tusuk
dan terbakar di salah satu puting.Pagets disease biasanya bersifat unilateral atau hanya
terjadi pada salah satu payudara. Area yang terserang eksim kemudian akan menjadi
borok, mengerak, dan pecah-pecah, diikuti keluarnya cairan bercampur darah dari puting.
Batas borok (luka) jelas sangat terlihat dengan bentuk tak beraturan. Puting akan tertarik
ke dalam atau berubah bentuk.
Diagnosis
Kondisi yang terjadi sering rancu dengan dermatitis, namun penyakit gatal-gatal
(pruritus) yang berkaitan dengan dermatitis biasanya akan sembuh dengan pengobatan
topical steroid, sedangkan Pagets disease tidak. Lima puluh persen penderita Pagets
disease memiliki massa di payudara yang dapat diraba/dirasakan keberadaannya.
Diagnosis dapat diketahui secara pasti dengan melakukan biopsy kulit yang mengandung
sel tipikal Paget.
Penanganan

21

Puting PayudaraRadikal mastectomy merupakan penanganan bagi penderita Pagets


disease puting payudara.Tingkat kesembuhan secara umum baik, jika diketahui secara
dini.Diperkirakan 98% penderita bertahan hidup 5 tahun setelah mastektomi dilakukan.
f) Phylloides tumor
Juga disebut phyllodes, merupakan kanker payudara yang dapat bersifat jinak maupun
ganas.Tumor phylloides berkembang di dalam jaringan konektif payudara dan dapat
ditangani dengan operasi pengangkatan.Tumor payudara ini sangat jarang terjadi; kurang
dari 10 wanita meninggal karena kanker payudara jenis ini setiap tahun di Amerika.
DIAGNOSIS
Tumor (benjolan) pada payudara, terutama jenis yang ganas pada umumnya tidak
memiliki gejala di awal dan hanya dapat dideteksi melalui pemeriksaan fisik secara teliti atau
skrining menggunakan mammografi.Selama fase premenstruasi, kebanyakan wanita
mengalami pembesaran serta benjolan pada payudaranya serta payudara menjadi
mengeras.Hal ini dapat mengaburkan pemeriksaan payudara untuk mencari benjolan yang
dicurigai.Pemeriksaan sebaiknya diulangi lagi 1 bulan kemudian atau setelah periode
menstruasi berikutnya.
Anamnesis
-

Mengenai keluhan-keluhan
Perjalanan penyakit
Keluhan tambahan
Faktor-faktor resiko tinggi
Tanda-tanda umum keganasan yang berhubungan dengan berat badan dan nafsu
makan.

Gejala Klinis
Sebagian besar merupakan benjolan yang tidak nyeri.Benjolan ganas pada mulanya
sama seperti jinak tapi bila membesar, maka benjolan tersebut mulai tidak mudah digerakkan
dari sekitarnya, tanda

adanya infiltrasi. Bila menginfiltrasi ke kulit, maka akan tampak

lekukan dan bila benjolannya besar dan seluruhnya melekat pada kulit dan mengadakan
tanda-tanda peradangan pada saluran limfe di kulit, maka tampak kulit tersebut seperti kulit
jeruk.
Pemeriksaan Penunjang
Mamografi
Mamografi (mammography) merupakan metode pencitraan payudara dengan
menggunakan sinar X berdosis rendah.Tes yang sesungguhnya disebut mammogram.
22

Terdapat dua tipe mammogram, yaitu :


-

Screening mammogram ditujukan untuk wanita dengan payudara yang tak

bermasalah. Mencakup dua pencitraan sinar X untuk masing-masing payudara.


Diagnostic mammogram yang dilakukan untuk mengevaluasi ketidaknormalan pada
pasien baru ataupun pasien lama yang membutuhkan pemeriksaan lanjutan (sebagai
contoh, wanita dengan kanker payudara yang ditangani dengan lumpectomy atau
pengangkatan benjolan payudara). Sinar X tambahan dari sudut lain ataupun
pencitraan khusus pada area tertentu (yang diduga ada kanker) pun dilakukan.

23

Gambar 16. Mammografi


Ultrasonografi
USG payudara (breast ultrasound) yang juga dikenal dengan sonography atau
ultrasonography, sering digunakan untuk mengevaluasi ketidaknormalan payudara yang
ditemukan pada hasil mammography screening atau mammography diagnostic atau uji klinis
payudara.USG memberi kebebasan orientasi pencitraan payudara hampir dari arah manapun,
karena fleksibilitas alat yang digerakkan tangan untuk memeriksa seluruh bagian payudara.
USG sangat bagus untuk mencitrakan kista payudara: kantung bulat, berisi cairan, di
dalam payudara. USG dengan cepat dapat menemukan kista (selalu non kanker) ataupun
pertambahan volume jaringan padat (dense mass) yang biasanya dirujuk dilakukannya biopsy
untuk menentukan apakah jaringan tersebut bersifat ganas (cancerous).

Jika hasil pemeriksaan USG dan mammogram keduanya memberikan hasil negative
(tidak terlihat tanda adanya kanker), tetapi dokter masih curiga karena adanya massa padat
ataupun penebalan payudara, maka seorang pasien akan menjalani proses lanjutan berupa
biopsy payudara yang disebut fine needle aspiration biopsy (FNAB) di area yang dicurigai
tersebut.
Kekurangan USG
USG kurang baik dalam mendeteksi kanker payudara karena :
-

Resolusi spasial yang rendah sehingga tidak mampu menghasilkan gambar detil.
Tidak dapat mendeteksi penumpukan kalsium pada tumor payudara.
Efektivitasnya sangat bergantung kecakapan dan kerampilan operator.
Tidak dapat mendokumentasikan jaringan payudara yang telah diperiksa.
Kegagalan hasil (kontras-hitam putih) dapat terjadi.

Magnetic resonance imaging (MRI) scanning


Penelitan baru-baru ini telah menunjukan bahwa MRI scanning mungkin adalah suatu
alat screening yang bermanfaat untuk kanker payudara pada populasi-populasi tertentu yang
berisiko tinggi.Ketika mammograpy konvensional mendeteksi banyak kanker pada suatu
stadium awal, beberapa tumor diidentifikasikan oleh MRI yang tidak dideteksi oleh
mammography.MRI menjurus pada identifikasi dari 32 tumor, dimana 22 darinya tidak
24

tampak pada mammogram yang berhubungan dengannya. Demikian juga, beberapa tumor
yang tampak pada mammograms yang tidak terlihat pada scan MRI. Mammography
mendeteksi suatu jumlah total dari 18 tumor, dimana delapan darinya tidak teridentifikasi
oleh MRI.
Penggunaan rutin dari MRI mempunyai banyak keterbatasan. Dimana MRI
memungkinkan deteksi dari beberapa tumor pada wanita-wanita berisiko tinggi, ia juga
mendeteksi lebih banyak luka-luka yang tidak bersifat kanker, yang menjurus pada
pemeriksaan-pemeriksaan lebih lanjut yang lebih banyak dan prosedur-prosedur medis yang
tidak perlu.
Imunohistokimia
Tes imunohistokimia adalah tes yang dilakukan pada jaringan setelah pembedahan
payudara, untuk membantu terapi target, antara lain pemeriksaan status ER (estrogen
receptor), PR (progesterone receptor), c-erbB-2 (HER-2 neu), cathepsin-D, p53 (bergantung
situasi), Ki67, dan Bcl2.
Seperti sel payudara normal, beberapa sel kanker payudara juga memiliki reseptor
hormon estrogen dan atau progesterone atau tidak memiliki keduanya sama sekali. Kanker
payudara yang memiliki reseptor estrogen disebut (ER +) atau memiliki reseptor
progesterone (PR +), cenderung memiliki prognosis yang lebih baik karena masih peka
terhadap terapi hormonal.
Satu dari lima kanker payudara memiliki sejenis protein pemicu pertumbuhan yang
disebut HER2/neu. Penderita kanker HER2 + memiliki gen HER2/neu diekspresikan secara
berlebihan. Kanker payudara yang memiliki status ER (-), PR (-) dan HER2/neu (-) yang
disebut sebagai tripel negative, cenderung agresif dan prognosisnya buruk.
Biopsi
Biopsi payudara (breast biopsy) merupakan tindakan untuk mengambil contoh
jaringan payudara dan dilihat di bawah lensa mikroskop untuk mengetahui adanya sel kanker
payudara.Tindak biopsy payudara biasanya dilakukan untuk mengetahui lebih lanjut benjolan
payudara yang ditemukan saat pemeriksaan dengan mammogram atau USG payudara.

25

Gambar 17. Biopsi


Terdapat beberapa cara untuk melakukan biopsi payudara:
a. Fine-needle aspiration biopsy (FNAB): menggunakan jarum kecil yang dimasukkan
melalui kulit payudara dan dari ujung jarum tersebut, contoh jaringan diambil
untukkemudian diperiksa. FNAB biasanya digunakan untuk mengambil contoh
jaringan benjolan yang padat atau berisi cairan (kista). Jika benar kista, maka akan
kempis setelah semua cairan diambil. Jika tidak ada cairan, tipe biopsy lain akan
dilakukan.
b. Core needle biopsy: menggunakan jarum yang lebih besar dengan bentuk ujung yang
khusus. Jarum dimasukkan, menembus kulit sampai ke benjolan, dan contoh jaringan
diambil seukuran ujung pensil. Biopsi jenis ini juga dapat dilakukan dengan
menggunakan unit penyedot yang secara perlahan akan mengambil contoh jaringan
yang lebih besar.
c. Biopsi terbuka (Open biopsy): biopsy terbuka dengan mengiris kulit dan mengambil
sebagian atau seluruh benjolan. Jika dokter tidak dapat merasakan adanya benjolan,
jarum atau kabel khusus akan dimasukkan ke area yang dicurigai saat pemeriksaan
mammogram sebelum pembedahan dilakukan. Gambar jarum atau kabel tersebut akan
membantu dokter menentukan area di mana benjolan terjadi dan menentukan sayatan
bedah yang harus dilakukan untuk mengambil benjolan tersebut.
d. Sentinel Node Biopsi (Stereotactic biopsy): menggunakan sinar X tipe khusus dengan
jarum yang sama tipenya dengan core needle biopsy. Teknik ini dapat menemukan
benjolan yang tidak dapat dirasakan dengan rabaan, tetapi terlihat saat pemeriksaan
dengan mammogram atau USG payudara. Sayatan kecil dibuat di kulit payudara
untuk memudahkan jarum masuk ke payudara dengan panduan sinar X.

METASTASIS
Stasiun pertama adalah kelenjar limfe axilla bagi tumor-tumor yang letaknya di
lateral, dan kelenjar-kelenjar intermammaria bagi yang letaknya medial dan sentral. Lalu ke
supraklavikula dan leher. Selanjutnya metastase jauh (hematogen) ke tulang-tulang (vertebra,
pelvis, leher, femur, humerus, tengkorak), atau ke paru-paru, hepar, ginjal. Juga ke payudara

26

sebelahnya, kelenjar supraklavikula kontralateral, aksila kontralateral dan ke kulit dada


(satelit-satelit).
Klasifikasi TNM
Klasifikasi tumor mamma dibuat menurut TNM:
o T : Tumor primer ( luasnya ditentukan secara klinis) : Pre-invasiva carcinoma : karsinoma
insitu infiltrating intraductal ca dan penyakit paget pada papilla tanpa teraba tumor.
o TO : Tidak ada bukti adanya tumor primer
o TX : Tumor primer tidak dapat di tentukan
o T1 : Tumor 2 cm atau kurang pada ukuran terbesar
T1a. 0,5 cm atau kurang pada ukuran terbesar
T1b lebih dari 0,5 cm , tapi tidak lebih dari 1 cm pada ukuran terbesar.
T1c lebih dari 1 cm tapi tidak lebih dari 2 cm pada ukuran terbesar
o T2 : Tumor >2 cm tapi < 5 cm pada ukuran terbesar
o T3 : Tumor > 5 cm pada ukuran terbesar
o Ket : Lekukan pada kulit, retraksi papilla atau perubahan lain pada kulit, kecuali yang
disebut T4b dan T4d bisa terdapat T1, T2 atau T3 tanpa merubah klasifikasi.
o T4 : Tumor ukuran berapa saja dengan penyebaran langsung ke dinding toraks atau kulit
pada payudara bersangkutan. Dinding toraks adalah iga, otot-otot interkostal dan m.
seratus anterior, tapi tidak termasuk m. pektoralis.
T4a. dengan pelekatan pada dinding anterior.
T4b. dengan oedema pada payudara infiltrasi atau ulserasi kulit payudara (termasuk peau

o
o
o
o
o
o

dorange = kulit jeruk) atau satelit kulit pada payudara yang bersangkutan.
T4c = T4a dan T4b.
T4d karsinoma inflamatori
N : Kelenjar regioner yang berada di axilla dan infra klavikular
NX : Kelenjar tidak dapat ditentukan (misalnya telah diangkat sebelumnya)
N0 : Tidak teraba kelenjar aksila homorateral
N1 : Kelenjar aksila homolateral yang tidak melekat (movable)
N2 : Kelenjar aksila homolateral yang melekat sama lain atau pada jaringan sekitarnya
N3 : Kelenjar mamaria interna homolateral

KET : edema pada pada lengan bisa disebabkan obstruksi saluran limfe, kelenjar bisa tidak
teraba. Kelenjar supraklavikula sekarang masuk M1 (Lym).
o
o
o
o

M : Metastase jauh
MX : Metastase jauh tidak dapat ditentukan
M0 : Tidak ada metastase jauh
M1 : Metastase jauh termasuk kelainan kulit diluar daerah payudara dan kelenjar
supraklavikula Untuk M1 dapat ditambah keterangan lokalisasi metastase, misalnya M1
PUL (=di paru-paru) M1 HEP(= di hepar); OSS = tulang ; BRA = otak ; LYM = KGB ;
PLE = pleura ; MAR = sumsum tulang SKI = kulit ; EYE = mata ; OTH = lain-lain.
27

Gambar 18. Stadium Kanker Payudara

28

TATALAKSANA
Pengobatan untuk kanker payudara tergantung pada tipe, ukuran, dan lokasi tumor,
dan derajat. Pengobatan untuk kanker payudara yaitu :
Pembedahan: Tujuan utama terapi lokal adalah untuk menyingkirkan adanya kanker
lokal. Prosedur yang paling sering digunakan untuk penatalaksanaan kanker payudara
lokal badalah mansektomi dengan atau tanpa rekonstruksi dan bedah penyelamatan
kanker payudara yang dikombinasikan dengan terapi radiasi. Post mastektomi bergantung
kepada keadaan kelenjar-kelenjar dan gambaran waktu operasi. Bisa diberi radiasi
tambahan, atau kemoterapi.

Gambar 18. Tindakan Bedah


-

Modified Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan


payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan di sekitar
ketiak. Total (Simple) Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara saja,
tetapi bukan kelenjar di ketiak.
29

Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara. Biasanya


disebut lumpectomy, yaitu pengangkatan hanya pada jaringan yang mengandung sel
kanker, bukan seluruh payudara. Operasi ini selalu diikuti dengan pemberian
radioterapi. Biasanya lumpectomy direkomendasikan pada pasien yang besar
tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara.

Rekonstruksi Payudara
Bagian dari rehabilitasi pascamastektomi yang penting untuk dilakukan.Rekonstruksi
payudara merupakan prosedur yang penting karena dapat meningkatkan kualitas hidup
pasien, pasien memiliki morbiditas psikologis lebih kecil disbanding dengan mereka yang
tidak menjalaninya.
Radioterapi
Digunakan sebagai terappi adjuvant yang kuratif pada pembedahan BCt, mastektomi
simple, mastektomi radikal dimodifikasi, serta sebagai terapi paliatif.Radiasi harus sellau
dipertimbangkan pada karsinoma mammae yang tak mampu di angkat karena metastasis.
Radioterapi dapat diberikan setelah BCT untuk tumor invasif insitu, stadium I,
stadium II. Radiasi dapat diberikan dengan dua cara yaitu penyinaran dari luar dan dari
dalam (brakiterapi).
Terapi Hormonal
Bila radiasi tidak memungkinkan (metastase jauh) atau sudah pernah mendapat radiasi
sebelumnya, tetapi residif, maka dapat diberikan terapi hormon, (ovarektomi pada wanita
premenopause, pemberian estrogen, atau anti estrogen pada wanita post-menopause), atau
khemoterapi (Cyclophosphamida atau endoxan, 5 fluorouracyl, methotrexate, dsb.)Tetapi
pengobatan hormon dan khemoterapi tersebut mempunyai skema dan pengawasan
tertentu (khemoterapi itu toksik, sehingga perlu diawasi Keadaan Umum, Hemoglobin,
Leukosit, trombosit, dsb).
Kemoterapi
Kemoterapi adalah pemberian obat untuk membunuh sel-sel kanker, diberikan dalam
bentuk infus atau dalam bentuk oral (tablet).Kemoterapi biasanya diberikan dalam bentuk
kombinasi agar lebih banyak sel kanker yang dapat dibunuh melalui berbagai jalur yang
berbeda.Kombinasi kemoterapi bisa berbeda-beda dari satu pasien ke pasien lainnya,
tergantung pada kanker payudara yang diderita. Umumnya terapi agresif (kombinasi lebih
dari 2 macam modalitas, antara lain: radiasi, kemoterapi, hormonal, target terapi,
monoklonal antibodi, dsb) dapat diberikan pada pasien yang kondisi dan keadaan
umumnya baik dengan tujuan untuk menghilangkan tumor dengan cepat.
Kemoterapi

diberikan

untuk

menyingkirkan

penyebaran

penyakit

mikrometastatik.Kemoterapi digunakan setelah mastektomi.Pada beberapa kasus,


kemoterapi diberikan dalam beberapa siklus, dan siklus kemoterapi final diberikan setelah
30

radiasi. Kemoterapi tidak hanya diberikan sebagai single drug regiment tetapi multiple
drug regiment. Program kemoterapi untuk kanker payudara menggabungkan beberapa
preparat untuk meningkatkan penghancuran sel tumor dan untuk meminimalkan resistensi
medikal.Preparat kemoterapi yang sering digunakan adalah cytoxan (C), methotrexate
(M), flourouracil (F), dan adryamicyn (A).

31

Você também pode gostar