Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
1 JANUARI 2014
ABSTRACT
This study to obtain reinforcement in the supporting structure of the ammonia storage tank which consisting
of wall slab and top slab. Fisrt, done the modeling structure that will analyze and provide load acting on the
structure. For modeling and loading on wall slab author use the program etabs v.9, while the top slab used
for the safe program v.8. Special for top slab reinforcement analysis using the program. The results for top
slab reinforcement consist of reinforcement x directions and y direction (see appendix 2), so that obtain the
bottom reinforcement of x direction : d13 - 200, the bottom reinforcement of y direction : d13 - 200, the top
reinforcement of direction x direction : d13 - 200, and the top reinforcement of y direction : d13 - 200. There
are two types of wall slab, which is exterior wall and interior wall. Reinforcement in the walls consist of
vertical and horizontal bars (see appendix 2), so that obtain the vertical exterior wall reinforcement: d13 200, horizontal exterior wall reinforcement: d13 - 400, vertical interior wall reinforcement: d13 - 350,
horizontal interior wall reinforcement : d13 - 350. As a coupling between the wall slabs is used couple beam
(spandrel), and results of spandrel reinforcement consist of main top reinforcement: 5 d13, the main bottom
reinforcement : 5 d13, shear reinforcement : 2 d10 - 100, and shrinkage reinforcement : 2 d13.
Keywords: reinforcement, top slab, wall slab, spandrel
ABSTRAK
Studi ini bertujuan untuk mendapatkan penulangan pada struktur pendukung tangki amonia yang terdiri dari
wall slab dan top slab. Langkah awal dimulai dengan melakukan pemodelan struktur pada obyek yang
ditinjau. Untuk pemodelan dan pembebanan wall digunakan program etabs v.9, sedangkan untuk top slab
digunakan program safe v.8. Khusus untuk penulangan top slab dilakukan analisis dengan menggunakan
program. Hasil penulangan top slab terdiri dari tulangan arah x dan arah y, dari hasil analisis diperoleh
tulangan bawah arah x : d13 200, tulangan bawah arah y : d13 200, tulangan atas arah x : d13 200, dan
tulangan atas arah y : d13 200. Pada wall slab terdapat 2 jenis dinding, yaitu dinding untuk bagian luar dan
dinding pada bagian dalam. Untuk penulangan pada dinding terdiri dari tulangan vertikal dan horizontal,
hasil yang diperoleh adalah tulangan vertikal dinding luar: d13 400, tulangan horizontal dinding luar: d13
400, tulangan vertikal dinding dalam: d13 350, tulangan horizontal dinding dalam: d13 350. Sebagai
penghubung antar wall slab digunakan balok perangkai (spandrel), dan hasil penulangan untuk spandrel
berupa tulangan utama atas : 5 d13, tulangan utama bawah : 5 d13, tulangan geser : 2 d10 100, tulangan
susut : 2 d13.
Kata kunci : penulangan, top slab, wall slab, spandrel.
PENDAHULUAN
Dinding struktural merupakan salah satu
sistem yang dapat meningkatkan kinerja
struktur bangunan tingkat tinggi.Dinding
struktural dipasang untuk menambah
kekakuan struktur dan menyerap gaya geser
yang besar seiring dengan semakin
tingginya struktur. Pada tulisan kali ini
membahas mengenai wall slab dan top slab
yang di gunakan sebagai struktur penopang
tangki penyimpananammonia.
Struktur
wall slabyaitu
dindingstruktural untuk
menopangtangki berisi amonia. Sedikit
65
Gaya-Gaya Rencana
Gaya geser rencana harus Vu harus
diperoleh dari analisis beban lateral sesuai
dengan kombinasi beban berfaktor.
Kuat Geser Vn tidak boleh melebihi 5/6fc
hd
Nilai d diambil sebesar 0,8lw
Kuat Geser
persamaan 1.
Wall Slab
WallSlab pada struktur bangunan yang
dianalisis
merupakan
dinding
strukturalyang
berfungsi
untuk
meningkatkan kekakuan struktur dan
menahan
gaya-gaya
lateral.Dinding
struktural dipasang untuk menambah
kekakuan struktur dan menyerap gaya geser
yang besar seiring dengan semakin
tingginya struktur. Dinding yang dianalisis
ini merupakan dinding struktural beton
bertulang berperangkai, yaitu suatu
subsistem gedung yang fungsi utamanya
adalah untuk memikul beban geser akibat
pengaruh beban Gempa Rencana, yang
terdiri dari dua buah atau lebih dinding
struktural yang dirangkaikan oleh balokbalok
perangkai/spandrel.
Dinding
struktural tersebut juga memikul beban
gravitasi yaitu beban dari tangki amonia
dan slab pracetak.
1
4
f'c h
Vc
Nu d
4lw
ditentukan
melalui
(1)
h
v 0, 00 0,5 2,5 w h 0, 0025
lw
(2)
atau 0,0025
d. Spasi tulangan geser vertikal (S1) tidak
boleh melebihi lw/5, 3h, atau 500 mm.
Top Slab
Sistem pelat yang dipakai adalah half slab,
yaitu gabungan antara pelat pracetak
dengan pelat beton konvensional yang
membentuk aksi komposit. Perancangan
pelat pracetak dikerjakan melalui 2 fase,
yaitu :
atau
a. Kemampuan
sambungan
untuk
menyalurkan
gaya-gaya
antara
komponen-komponen struktur harus
ditentukan dengan analisis atau dengan
pengujian. Apabila geser merupakan
pembebanan utama maka ketentuan
untuk geser friksi dapat digunakan.
Vn = Avf fy
(3)
Koefisien friksi :
1. Beton yang dicorkan pada beton yang
sudah mengeras yang permukaannya
diberi kekasaran dengan sengaja (=
1,0).
Perancangan Sambungan
C1 I
. Wt
R
Dimana :
V
(5)
C1
=
nilai Faktor Respons Gempa
(didapat dari Respons Spektrum
Gempa Rencana)
Wt
=
berat total bangunan, termasuk
beban hidup yang sesuai
V2
(7)
16
Dimana :
P = tekanan tiup yang ditimbulkan oleh
angin (kg/m)
V = kecepatan
angin
pada
lokasi
pembangunan yang ditentukan oleh
pihak yang berwenang (m/det)
Berdasarkan persamaan diatas, maka
besarnya beban angin yang bekerja pada
struktur dapat ditentukan menggunakan
persamaan 8 (Sach: 1992)
P
Wi zi
i1Wi zi
n
. Wt
(6)
Dimana :
Fi
Wi
zi
Wt
(8)
W P.Cc.Cd.
Dimana :
W = besarnya beban angin yang bekerja
(kg/m)
P = tekanan tiup yang ditimbulkan oleh
angin (kg/m)
Cc =
faktor tiup angin (Tabel 2)
Cd =
koefisien tarik untuk bentuk
permukaan bangunan lingkaran
= faktor koreksi (Tabel 3)
Struktur dengan permukaan datar/lapang
terbagi menjadi tiga (3) kategori.Ketiga
kategori tersebut dijelaskan dalam Tabel 1.
Deskripsi
Daerah yang memiliki
tekanan angin tinggi
Daerah yang memiliki
tekanan angin rendah
Daerah
Perkotaan/Pembangunan
1
2
3
1,59
Faktor
Tiup
Minimum
1,45
Faktor
Tiup RataRata
1,52
1,91
2,22
1,51
1,83
1,67
2,04
Kate
gori
Faktor Tiup
Maksimum
1
2
3
ditentukan
dengan
persamaan 9.
L/D(9)
0-4
4-8
8-40
>40
0,6
0,7
0,8
1,0
(3 Dimensi)
Permodelan Top Slab
Untuk analisisgaya gaya dalam,
permodelan dan perhitungan tulangan pada
topslab penulis menggunakan bantuan
program SAFE V.8 (Gambar 4).
METODE PENELITIAN
Permodelan Wall Slab
Untuk analisisgaya dalam dan permodelan
dinding struktural penulis menggunakan
program ETABS V.9. Permodelan struktur
dinding struktural dibuat dalam bentuk 3
dimensi.Pemodelan dinding struktural
menggunakan ETABS V.9 disajikan pada
Gambar 1 3.
69
70
Beban Gempa
Menghitung Titik Berat Struktur
Gambar 15 merupakan tampak samping
struktur pendukung tangki dan letak tangki
amonia.
28600
4 - Tangki
24000
14,25
3 - Top Slab
2 - Spandrel
1 - Wall Slab
400
700
900
1,25
1,8
x
29320
4,5
a. Terhadap Sumbu x
Menghitung Luas Permukaan (A):
1.
A1
Wall Slab
= (0,9 x 1,79 x 8) + (3,45x 0,9 x 2)
= 19,10 m
x1
= 0,5 x 0,9
= 0,45 m
72
Spandrel
A2
x2
3.
Top Slab
A3
= 0,4 x 29,32
11,73 m
x2
1,80 m
4.
= 24x28,6
686,4 m
x2
= 2,0 + 0,5 x 12 =
14,70 m
2.
S2x
3.
S3x
4.
S4x
m
+
Beban Angin
10145, 4
13, 75 m
737, 75
Terhadap Sumbu y :
Cy = 0,5 x 29,32 = 14,66 m
Wall Slab:
W1 = 397971,3 kg
b.
Spandrel:
W2 = 45738
c.
kg
Top Slab:
W3 = 22106,76 kg
d.
e.
Beban
Reduksi
Cx
b.
S
A
10145,4m
Faktor
737,75m
1.
1,6
Menentukan
Gempa
Tangki
A4
W4 = 750 kg
Amonia:
Wtk2
kg
Wtk3
WT = 11325304 kg
Wtk4
Wtk5
Tangki:
W5 = 16153,9
73
= 76 x (3,11 x 1,6)
= 378,17 kg
Wtk7
= 76 x (1,00 x 1,6)
= 121,60kg
Wtk8
Wtk9
Wtk10
Wtk11
Wtk12
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
Wtk13
Wtk14
Wtk15
Wtk16
Wtk17
Wtk18
Wtk19
Wtk20
Wtk21
Wtk22
Wtk23
Wtk24
Tabel 4.
Tulangan
Atas
Bawah
Dekking
T.Geser Friksi
Wtr13
Wtr14
Wtr15
Wtr16
Wtr17
Wtr18
Wtr19
Wtr20
Wtr21
Wtr22
Wtr23
Arah x
D 13 200
D 13 200
40 mm
2 D 13 - 250
Arah y
D 13 - 200
D 13 200
2 D 13 50
Spandrel
Perhitungan tulangan spandrel dilakukan
dengan mengambil gaya-gaya dalam yang
dihasilkan oleh program dalam pehitungan
wall slab.Hasil perhitungan spandrel dapat
dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Hasil penulangan untuk balok
perangkai (spandrel)
b. Angin Hisap/Tarik :
Wtr1
Wtr2
Wtr3
Wtr4
Wtr5
Wtr6
Wtr7
Wtr8
Wtr9
Wtr10
Wtr11
Wtr12
Spandrel
56.5
293.5
700.0
Potongan
293.5
56.5
250.0
Dimensi
Tul. Atas
Tul. Bawah
Tul. Susut
Dekking
Sengkang
250 x 700 mm
5 D 13
5 D 13
2 D 13
40 mm
2 Ds 10 100
74
Tulangan susut
1432
2470
Sengkang
DAFTAR PUSTAKA
[1] Departemen
Pekerjaan
Umum.
(2002),Tata Cara Perhitungan Struktur
Beton Untuk Bengunan Gedung (SNI03-2847-2002). BSN: Bandung.
[2] Departemen
Pekerjaan
Umum(2002),Standar
Perencanaan
Ketahanan Gempa Untuk Struktur
Bangunan Gedung (SNI-1726-2002).
BSN : Bandung.
[3] ICBO(1997),Uniform Building Code
Volume 2. International Conference of
Building Officials: Whittier, CA.
[4] McCormac, Jack C. (2000),Desain
Beton
Bertulang
Edisi
Kelima.
Erlangga: Jakarta.
[5] Sachs, Peter(1992),Wind Forces In
Engineering 2nd Edition. Pergamon
Press: New York.
=D13 200 mm
D13
200
2 D 10 100 mm
KESIMPULAN
=2 D 13
=5 D 13
75