Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
DISUSUN OLEH :
Kelompok X:
Intan Herdini Devi
22020114210097
LAPORAN PENDAHULUAN
A. MASALAH UTAMA:
Perubahan sensori persepsi : halusinasi
B. PROSES TERJADINYA MASALAH
a. Pengertian
Persepsi yang salah atau pengalaman persepsi yang tidak terjadi
dalam realitas.1 Halusinasi merupakan disfungsi otak yang disebabkan
oleh neurotransmitter doamine. Halusinasi adalah persepsi sensori
yang ditandai dengan ketidakberfungsian stimulus eksternal yang
aktual. 2
Halusinasi adalah persepsi salah yang diterima panca indera dan
berasal dari stimulus eksternal yang biasanya tidak diinterpretasikan ke
dalam pengalaman.3
1. Halusinasi pendengaran ; meliputi suara bising, suara mesin,
dengungan listrik. Terdapat suara yang berbicara langsung kepada
pasien, baik mengomentari perilaku pasien maupun percakapan
dengan orang ketiga lainnya. Sifat suara dapat kongruen dengan
alam perasaan sehingga cendenrung bersifat depresif.
2. Halusinasi penglihatan ; misalkan sorotan atau cahaya, membentuk
objek atau bahkan gambaran berkilau atau kompleks.
3. Halusinasi penciuman ; meliputi halusinasi sederhana terhadap
parfum atau aroma benda terbakar. Seperti pasien yang dapat
mencium aroma gas beracun yang dipompa kedalam ruangan oleh
orang yang dianggap menyerang mereka.
4. Halusinasi peraba ; meliputi perasaaan disentuh seperti ditusuk
kawat atau jarum suntik yang menyakitkan kedalam tubuh.
5. Halusinasi pengecapan ; merasakan racun didalam makanan.
b. Penyebab
Salah satu yang menjadi penyebab atau sebagai triger munculnya
halusinasi antara lain klien menarik diri dan harga diri rendah. Akibat
rendah diri dan kurangnya keterampilan berhubungan sosial klien
kortikal
3.
untuk diinterpretasikan.
Stress lingkungan
Ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi terhadap
stressor lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan
3.
perilaku.
Sumber koping
Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi
stressor.
halusinasi
cenderung
menarik
diri,
sering
1.
2.
3.
4.
5.
No
1.
Masalah keperawatan
Data
2.
Perubahan
sensori 1. Data Subjektif
perseptual : halusinasi
- Klien mengatakan mendengar bunyi
yang tidak berhubungan dengan
stimulus nyata.
-
2. Data Objektif
3.
Disorientasi.
1. Data Subjektif
-
2.
Data Objektif
-
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan
halusinasi :..
3.5. Beri kesempatan melakukan cara yang telah dipilih dan beri pujian
jika berhasil
4. Klien dapat dukungan dari keluarga
Tindakan:
4.1. Beri pendidikan kesehatan pada pertemuan keluarga tentang
gejala, cara memutus halusinasi, cara merawat, informasi waktu
follow up atau kapan perlu mendapat bantuan
4.2. Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga
5. Klien dapat menggunakan obat dengan benar
Tindakan:
5.1. Diskusikan tentang dosis, nama, frekuensi, efek dan efek samping
minum obat
5.2. Bantu menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (nama, pasien,
obat, dosis, cara dan waktu)
5.3. Anjurkan membicarakan efek dan efek samping obat yang
dirasakan
5.4. Beri reinforcement positif bila klien minun obat yang benar
Diagnosa 2
Tujuan umum :
Tidak terjadi perubahan persepsi sensori : halusinasi
Tujuan khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan :
1.1. Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik,
memperkenalkan diri, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan
lingkungan yang tenang, buat kesepakatan / janji dengan jelas
tentang topik, tempat, waktu
1.2. Beri perhatian dan penghargaan : temani klien walau tidak
menjawab
1.3. Dengarkan dengan empati : beri kesempatan bicara, jangan
terburu-buru, tunjukkan bahwa perawat mengikuti pembicaraan
klien.
2. Klien dapat menyebut penyebab menarik diri
Tindakan :
2.1. Bicarakan penyebab tidak mau bergaul dengan orang lain
2.2. Diskusikan akibat yang dirasakan dari menarik diri
3. Klien dapat menyebutkan keuntungan hubungan dengan orang lain
Tindakan :
3.1. Diskusikan keuntungan bergaul dengan orang lain
3.2. Bantu mengidentifikasikan kemampuan yang dimiliki untuk
bergaul
4. Klien dapat melakukan hubungan sosial secara bertahap : klienperawat, klien-perawat-klien lain, perawat-klien-kelompok, klienkeluarga.
Tindakan :
4.1. Lakukan interaksi sering dan singkat dengan klien jika mungkin
perawat sama
4.2. Motivasi/temani klien untuk berkenalan dengan orang lain
4.3. Tingkatkan interaksi secara bertahap
4.4. Libatkan dalam terapi aktivitas kelompok sosialisasi
4.5. Bantu melaksanakan aktivitas setiap hari dengan interaksi
4.6. Fasilitasi hubungan klien dengan keluarga secara terapeutik
5. Klien dapat mengungkapkan perasaan setelah berhubungan dengan
orang lain
Tindakan :
5.1. Diskusi dengan klien setiap selesai interaksi/kegiatan
5.2. Beri pujian atas keberhasilan klien
6. Klien mendapat dukungan keluarga
Tindakan :
6.1. Beri pendidikan kesehatan tentang cara merawat klien melalui
pertemuan keluarga
6.2. Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga
Pada pasien dengan halusinasi dapat pula kita terapkan metode
thought stopping. Thought stopping (penghentian pikiran) merupakan
salah satu contoh dari teknik psikoterapi kognitif behaviour yang dapat
digunakan untuk membantu klien mengubah proses berpikir. Teknis nya
secara sadar memerintah diri sendiri, stop!, saat mengalami pemikiran
negatif berulang, tidak penting, dan distorted. Kemudian mengganti
pikiran negatif tersebut dengan pikiran lain yang lebih positif dan
realistis.10
DAFTAR PUSTAKA