Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
1305003094
Ir. Tikno Iensufiie
Kalau harus menjawab pertanyaan Apa itu pemimpin maka yang telah saya katakan
sebelumnya bahwa jawabannya sangatlah luas. Seperti bagaimana seorang pemimpin itu bisa
mempunyai gaya kepemimpinan yang berbeda-beda tergantung dengan situasi yang dihadapinya. Ada
empat gaya yang harus dipilih untuk merespons empat macam situasi. Pertama apabila pengikutnya
berkomitmen tinggi tapi berkompetensi rendah maka pemimpin harus bergaya directive. Kedua
apabila pengikut agak berkompetensi tapi berkomitmen rendah, pemimpin harus bergaya coaching.
Ketiga, jika pengikut berkompetensi tapi berkomitmen rendah, pemimpin harus bergaya supportive.
Dan yang keempat jika pengikut berkompetensi tinggi dan berkomitmen tinggi maka pemimpin harus
mengambil gaya delegative. Dari keempat situasi tersebut seorang pemimpin harus menggunakan
gaya yang berbeda-beda namun tetap semua harus mempunyai suatu tujuan. Keberhasilan seorang
memimpin itu akan sangat ditentukan oleh kemampuan seorang pemimpin untuk mengembangkan
kompetensi dan komitmen para pengikutna sehingga gaya yang dipakai akan berkembang
daridirective melalui coaching dan supportive menuju ke delegative.
Disini akan dijelaskan mengenai dua tipe kepemimpinan yang sangat umum dimana dapat
dilihat apabila pemimpin itu mengikuti cara kerja kepemimpinan yang seperti apa. Pertama adalah
transactional leadership yang merupakan suatu proses transaksi (seperti dalam bisnis) antara
pemimpin dan para pengikutnya. Pemimpin memberikan janji-janji tertentu dan para pengikut
memberikan loyalitas. Disini diasumsikan bahwa kedudukan pemimpin dan pengikut itu sejajar.
Bagaimana cara kerja tipe kepemimpinan ini? Seperti namanya, cara kerja kepemimpinan ini serupa
dengan bisnis. Pertama-tama, pemimpin memberi prestasi-prestasi tertentu. Kedua, para pengikut
memberikan loyalitas dan dukungan bagi sang pemimpin. Ketiga, campur tangan motivasional
pemimpin amat terbatas, karena pengikut diandalkan dapat bekerja sendiri. Keempat, loyalitas dan
legitimitas ditarik jika janji dilanggar. Selain transactional leadership ada juga transformational
leadership dimana pendekatan ini justru menekankan peranan pemimpin dalam motivasi para
pengikut untuk mengadakan perubahan-perubahan. Cara kerjanya terletak pada pemimpin itu sendiri;
memberi pengaruh (kharisma), memberi motivasi inspiratif, memberi stimulasi intelektual, memberi
perhatian individual kepada para pengikutnya. Dengan adanya kedua pendekatan ini maka seorang
pemimpin itu sangatlah berhubungan dan tergantung terhadap pengikutnya karena situasi juga
menjadi suatu peran besar dalam menentukan seseorang, apabila mereka berada di tipe kepemimpinan
yang seperti apa.
Menurut saya pribadi, saya ingin menjadi pemimpin yang mengikuti pendekatan
transformational leadership. Mengapa begitu? Karena saya ingin membimbing para pengikut saya
secara bertahap, mendidik mereka dan memberikan pengarahan bagi mereka yang kemudian nanti
dapat dilihat hasilnya. Dengan hasil yang diperoleh, tujuan yang telah diraih saya dapat merasakan
kepuasan diri yang lebih dikarenakan usaha dan peran saya sebagai seorang pemimpin yang berhasil.
Hubungan antar pemimpin dan para pengikut juga dekat, jadi antara pekerjaan dan sosial juga dapat
diseimbangkan. Bukan berarti saya tidak suka dengan pendekatan transactional leadership, tapi saya
dapat lebih merasakan kepuasan menjadi seorang pemimpin apabila menggunakan pendekatan
transformational leadership. Dengan menjadi seorang pemimpin maka ada motivasi-motivasi yang
mendorong saya untuk mencapai tujuan.
Sebagai kesimpulan, seorang pemimpin secara keseluruhan merupakan seseorang yang
memimpin orang lain namun ada banyak aspek-aspek yang lebih mendalam mengenai bagaimana
seorang pemimpin itu dapat memimpin orang lain, situasi-situasi tertentu yang membuat setiap
pemimpin menjadi seorang pemimpin yang berbeda. Namun semuanya itu tetap kembali ke satu titik
dimana semua pemimpin harus mempunyai visi dan tujuan serta memenuhi karakter-karakter dasar
dan kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki seorang pemimpin agar dapat menjadi seorang
pemimpin yang mampu untuk memimpin orang lain.