Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Susu
Ikan
Tumbuhan berbji
Telur
Kentang
Protein memiliki peran yang penting bagi tubuh manusia antara lain
sebagai berikut :
Sumber energi.
Pembentukan dan perbaikan sel dan jaringan.
Sebagai sintesis hormon,enzim, dan antibodi.
Pengatur keseimbangan kadar asam basa dalam sel.
Tabel Fungsi dari protein secara terperinci adalah sebagai berikut :
Fungsi
Katalitik
Struktural
Motil
Jenis
Enzim
Protein struktural
Protein kontraktil
Contoh
Katalase pepsin
Kolagen, elastin, keratin
Aktin, Myosin
(mekanik)
Penyimpanan
Protein angkutan
Pengangkutan
Protein angkutan
Pengatur
Protein hormon
hemoglobin (oksigen)
Insulin
Perlindungan
enzim pengatur
Antibodi
Fosfofruktokinasa
Imun globulin
Protein penggumpal
Tanggap toksik Protein toksin
lemak)
Trombin, fibrinogen
Toksin bisa ular, toksin bakteri
(bortulisme, difteri)
Protein menyusun zat padat tubuh yaitu otot, enzim, protein plasma,
antibodi, hormon. Protein merupakan rangkaian asam amino dengan ikatan
peptide. Rantai polipeptida melipat sedemikian rupa membentuk suatu struktur
yang khas (konformasi) di dalam protein. Konformasi tersebut merupakan bentuk
tiga dimensi suatu protein yang membentuk struktur protein. Terdapat empat
struktur pada protein: struktur pri-mer, sekunder, tersier, dan ada yang berbentuk
quarterner.
Struktur protein primer adalah suatu urutan linier asam amino yang
bergabung melalui ikatan peptida. Struktur sekunder dari suatu protein meliputi
suatu pelipatan pada rantai polipeptida. Secara umum ada dua bentuk umum dari
struktur sekunder yaitu -helix dan -pleated sheet (konformasi ). Bentuk -helix
adalah silindris, terjadi karena adanya ikatan hidrogen yang parallel sepanjang
sumbu helixnya. Pada tipe konformasi , ikatan hidrogen terbentuk diantara rantai
polipeptida yang berdekatan atau berdampingan secara parallel atau anti parallel.
Struktur tersier protein adalah bentuk atau susunan tiga dimensi dari
semua asam amino di dalam polipeptida. Bentuk protein secara alamiah atau
bentuk protein aktif berada dalam bentuk struktur tersier yang ditentukan oleh
banyak ikatan non kovalen. Jika suatu protein terdiri dari dua atau lebih
polipeptida dinamakan struktur quarterner. Hemoglobin pada sel darah merah
manusia terdiri atas 4 rantai polipeptida maka dinamakan sebagai struktur
quarterner. Masing-masing subunit poli-peptida dapat dihubungkan dengan ikatan
kovalen (misalnya ikatan disulfide) atau ikatan non kovalen (interaksi elektrostatik, ikatan hidrogen, atau interaksi hidrofobik).
Suatu protein merupakan untaian dari asam amino yang saling berikatan
melalui suatu ikatan peptida. Ikatan peptida merupakan suatu ikatan kovalen
antara gugus -amino dari suatu asam amino dengan gugus -karboksilat dari
asam amino lainnya. Ketika dua asam amino bergabung dengan satu ikatan
peptida maka dinamakan dipeptida. Penambahan sejumlah asam amino
menghasilkan rantai yang panjang dari gabungan asam-asam amino yang
dinamakan oligopeptida (mengandung sampai 25 residu asam amino) dan
polipeptida (mengandung > 25 residu asam amino).
Asam Amino
Asam amino adalah asam karboksilat yang mempunyai gugus amino.
Berdasarkan biosintesis Asam amino tebagi dua jenis Asam amino yaitu :
Essential
Histidin,
Isoleusin,
Leusin,
Lysin,
Metionin,
Asam amino essential adalah asam amino yang tidak dapat di sintesis oleh
tubuh dan berasal dari makanan yang kita makan. Sedangkan asam amino non
essential adalah asam amino yang dapat disintesis oleh tubuh dan yang berasal
dari tubuh.
Sumber asam amino :
1. Protein dalam makanan
2. Proses synthesa asam amino nonessential (transaminasi terhadap
metabolite)
3. Degradasi protein tubuh.
Kegunaan asam amino :
1. Membentuk protein yang dibutuhkan
2. Membentuk glukosa
3. Membentuk badan-badan keton, dll
4. Menghasilkan energy
5. Membentuk molekul nonprotein (derivat asam amino).
Proses Metabolisme Protein
Matabolisme adalah segala proses kimia yang terjadi di dalam tubuh
makhluk hidup. Proses metabolisme terbagi menjadi dua yaitu Anabolisme dan
Katabolisme. Anabolisme adalah proses sintesis molekul kimia kecil menjadi
besar yang mebutuhkan energi (ATP). Katabolisme adalah proses penguraian
molekul besar menjadi molekul kecil yang melepaskan energi (ATP).
Asam amino yang dibuat dalam hati, maupun yang dihasilkan dari proses
katabolisme protein dalam hati, dibawa oleh darah kedalam jaringan untuk
digunakan proses anabolik maupun katabolik juga terjadi dalam jaringan diluar
hati. Asam amino yang terdapat dalam darah berasal dari tiga sumber, yaitu
absorbsi melalui dinding usus, hasil penguraian protein dalam sel dan hasil
sintesis asam amino dalam sel. Banyaknya asam amino dalam darah tergantung
keseimbangan antara pembentukan asam amino dan penggunaannya. Hati
berfungsi sebagai pengatur konsentrasi asam amino dalam darah.
Dalam tubuh kita, protein mengalami perubahan perubahan tertentu
dengan kecepatan yang berbeda untuk tiap protein. Protein dalam darah, hati dan
organ tubuh lain mempunyai waktu paruh antara 2,5 sampai 10 hari. Rata-rata tiap
hari 1,2 gram protein per kilogram berat badan diubah menjadi senyawa lain. Ada
tiga kemungkinan mekanisme perubahan protein, yaitu :
1. Sel-sel mati, lalu komponennya mengalami proses penguraian atau
katabolisme dan dibentuk sel sel baru. Protein dalam makanan diperlukan
untuk menyediakan asam amino yang akan digunakan untuk memproduksi
senyawa nitrogen yang lain, untuk mengganti protein dalam jaringan yang
mengalami proses penguraian dan untuk mengganti nitrogen yang telah
dikeluarkan dari tubuh dalam bentuk urea.
2. Masing-masing protein mengalami proses penguraian dan terjadi sintesis
protein baru, tanpa ada sel yang mati. Protein dari makanan diuraikan lagi
dengan proses dimulai dari proses pencernaan di mulut sampai di usus halus,
dilanjutkan dengan proses metabolisme asam amino. Yaitu sebagian besar zat
makanan yang mengandung protein dipecahkan menjadi molekul-molekul
yang lebih kecil terlebih dahulu sebelum diabsorpsi dari saluran pencernaan.
3. Protein dikeluarkan dari dalam sel diganti dengan sintesis protein baru.
asam glutamat. Dalam beberapa sel misalnya dalam bakteri, asam glutamat
dapat mengalami proses deaminasi oksidatif yang menggunakan glutamat
dehidrogenase sebagai katalis.
Pemecahan protein dalam tubuh yaitu sebagai berikut :
Diaminasi: asam amino + NAD+ asam keto + NH3
Asam glutamat + NAD+ a ketoglutarat + NH4+ + NADH + H+
Dalam proses ini asam glutamat melepaskan gugus amino dalam
bentuk
NH4+.
Selain
NAD+
glutamat
dehidrogenase
dapat
pula
Pada reaksi ini tidak ada gugus amino yang hilang, karena gugus amino
yang dilepaskan oleh asam amino diterima oleh asam keto. Alanin transaminase
merupakan enzim yang mempunyai kekhasan terhadap asam piruvat-alanin.
Glutamat transaminase merupakan enzim yang mempunyai kekhasan terhadap
glutamat-ketoglutarat sebagai satu pasang substrak .
membutuhkan waktu yang sangat lama untuk diuraikan. Hidrolisis yang memakan
waktu 24 jam pada suhu 110oC kurang mampu memecahkan ikatan peptida.
Sedangkan hidrolisis yang memakan waktu 2-3 hari mampu menguraikan dengan
sempurna isoleusin dan ikatan valin.
Cara lama:
Protein dipanaskan dengan 6 N HCL selama 24 jam dengan suhu 110C
Cara cepat:
Sampel protein diletakkan di tabung pada wadah tertutup yang berisi 6 N
HCL dgn ruang kosong yang diisi oleh nitrogen. Wadah tersebut lalu
diletakkan di oven selama 5-30 menit dengan suhu lebih dari 200C. Asam
HCl akan terevaporasi dan dihidrolisasi oleh nitrogen.
2. Hidrolisis Basa
Hidrolisis protein menggunakan basa merupakan proses pemecahan
polipeptida dengan menggunakan basa / alkali kuat, seperti NaOH dan KOH pada
suhu tinggi, selama beberapa jam, dengan tekanan di atas satu atmosfer. Namun
serin dan threonin rusak dengan basa.
3. Hidrolisis Enzimatik
Hidrolisis enzimatik dilakukan dengan mempergunakan enzim. Dapat
digunakan satu jenis enzim saja, atau beberapa jenis enzim yang berbeda.
Penambahan enzim perlu dilakukan pengaturan pada kondisi pH dan suhu
optimum.
Dibandingkan dengan hidrolisis secara kimia (menggunakan asam atau
basa), hidrolisis enzimatik lebih menguntungkan karena tidak mengakibatkan
kerusakan asam amino dan asam-asam amino bebas serta peptida dengan rantai
pendek yang dihasilkan lebih bervariasi, reaksi dapat dipercepat kira-kira 1012
sampai 1020, tingkat kehilangan asam amino esensial lebih rendah, biaya produksi
relatif lebih murah dan menghasilkan komposisi asam amino tertentu terutama
peptida rantai pendek (dipeptida dan tripeptida) yang mudah diabsorbsi oleh
tubuh.
Salah satu cara lain untuk menghidrolisis kandungan protein dalam suatu bahan
dapat menggunakan enzim proteolitik baik yang berasal dari bahan itu sendiri atau
dengan penambahan enzim dari luar bahan. Enzim proteolitik yang ditambahkan
dapat berasal dari hewan maupun dari tumbuhan. Menurut Reed (1975) enzim
proteolitik atau enzim protease adalah enzim yang dapat memecah molekulmolekul protein dengan cara menghidrolisis ikatan peptida menjadi senyawasenyawa yang lebih sederhana seperti proteosa, pepton, polipeptida, dipeptida dan
sejumlah asam-asam amino.