Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Abstrak
Kebutuhan energi listrik pada era teknologi sekarang
ini merupakan kebutuhan yang sangat penting di
seluruh negara-negara di dunia, termasuk Indonesia.
Dengan semakin berkembang dan bertumbuhnya
perekonomian Indonesia terutama daerah Banten dan
Jakarta tentunya secara otomatis berpengaruh terhadap
dituntutnya perkembangan dan pertumbuhan sektor
ketenagalistrikan di Banten dan Jakarta yang semakin
baik. Dengan semakin menipisnya cadangan minyak
bumi dan juga cadangan gas alam serta transportasi
yang kian mahal, maka salah satu pilihan yang diambil
adalah dengan menggunakan batubara sebagai energi
primer non bbm. Beban puncak merupakan salah satu
ukuran besarnya konsumsi energi listrik, dimana
kebutuhan energi listrik yang terus bertambah
menyebabkan
perlunya
pengembangan
sistem
ketenagalistrikan yang ada. Oleh sebab itu diperlukan
pembangunan suatu pembangkit baru, dalam hal ini
PLTU Suralaya Baru 1x625MW, sehingga kebutuhan
energi listrik khususnya di Banten dan Jakarta dapat
terpenuhi dengan baik.
Perkiraan
beban
puncak
ditentukan
menggunakan rumus sebagai berikut :
BPt =
dengan
EPT t
......................................(2.4)
8,76 xLFt
Dimana :
BPt = Beban puncak pada tahun t
EPTt = Energi produksi pada tahun t
LFt = Faktor beban pada tahun t
III. KONDISI KETENAGALISTRIKAN
DI BANTEN DAN JAKARTA
3.1 Sistem Ketenagalistrikan Banten
Kebutuhan tenaga listrik daerah Banten
dilayani dari energi transfer dari sistem interkoneksi
Jawa Madura - Bali (JAMALI) sebagai pemasok
utama melalui jaringan SUTET (500 kV), dan SUTT
(150 dan 70 kV), serta oleh pembangkitan sendiri
(PLTU Suralaya), dan pembangkit sewa (PLTD).
Tenaga listrik ini disalurkan kepada pelanggan melalui
jaringan SUTT, JTM dan JTR.
3.1.1 Kapasitas Pembangkit Listrik di Propinsi
Banten
Hingga saat ini di propinsi Banten terdapat 8
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), 1 PLTUdan 1
Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG). Data-data
mengenai pembangkit-pembangkit tersebut diberikan
pada Tabel 3.1 berikut.
Tabel 3.1
Data Pembangkit di Banten Tahun 2008
DAYA ( MW )
URAIAN
- PLTU
-PLTU KDL
- PLTG
= ( XX ' ) 1 XY ...............................................(2.1)
JML
UNIT
TERPASANG
MAMPU
8
1
1
3400
80-100
750
3200
80
570
10
4250
3850
TOTAL
Sumber: Statistik Kelistrikan Banten Tahun 2008
Tabel 3.5
Konsumsi Energi Listrik Kelompok Konsumen
DKI Jakarta Tahun 2004 2008
a.
Tabel 4.1
Proyeksi Konsumsi Energi Listrik Antara Regresi
Linier Berganda Dengan DKL 3.01 (GWh)
Tahun
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
2027
2028
Regresi
6.348,9
6.601,6
6.852,4
7.105,1
7.355,9
7.803,8
7.861,2
8.112,1
8.364,7
8.615,6
8.868,2
9.120,7
9.358,5
9.609,3
9.858,3
10.109
10.360
10.609
10.860
11.111
DKL
6.154,07
6.505,88
6.865,88
7.248,60
7.656,35
8.091,81
8.558,03
9.058,52
9.597,41
10.179,43
10.810,16
11.496,05
12.244,65
13.064,87
13.967,09
14.963,56
16.068,66
17.299,37
18.675,68
20.221,22
2029
2030
2031
2032
2033
2034
11.360
11.610
11.859
12.110
12.361
12.610
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
21.963,92
23.936,79
26.178,90
28.736,54
31.664,55
35.027,92
38942
40914
42886
44858
46830
48802
50774
52746
54718
56690
58662
33062
34736
36410
38084
39758
41432
43106
44780
46454
48128
49802
Tabel 4.6
Peramalan Produksi Energi Listrik Banten dan Jakarta
sampai tahun 2020
Tahun
Energi
Energi
Produksi
Terjual
Regresi
DKL
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
(GWh)
(GWh)
42,255
44,485
46,804
49,064
51,338
53,613
55,887
58,162
60,436
62,711
64,985
67,260
69,534
36,172
38,076
40,055
41,984
43,926
45,867
47,809
49,750
51,692
53,633
55,575
57,516
59,458
2019
2020
8864
8917
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2138
2145
42,255
44,485
46,715
48,945
51,175
53,405
55,635
57,865
60,095
62,325
64,555
66,785
69,015
7370
7861
8348
8828
9300
9765
10219
10663
11106
11549
11632
10155.58
10155.58
10155.58
10155.58
10155.58
10155.58
10155.58
10155.58
10155.58
10155.58
10155.58
27.42
22.59
17.695
12.771
7.847
2.923
-2.001
-6.925
-11.849
-16.773
-21.697
Tabel 4.11
Neraca Daya Banten dan Jakarta Sampai Tahun 2020
Dengan Penambahan
PLTU Suralaya Baru 1x625MW
Tahun
Beban
Kapasitas Kapasitas
Puncak
sistem
Cadangan
(MW)
(MW)
sistem
(%)
2008
10155.58
37.21
6376
2009
6875
10155.58
32.8
2010
7370
10155.58
27.42
2011
7861
10780.58
27.08
2012
8348
10780.58
22.58
2013
8828
10780.58
18.11
2014
9300
10780.58
13.62
2015
9765
10780.58
9.135
2016
10219
10780.58
4.65
2017
10780.58
0.165
10663
2018
10780.58
-4.32
11106
2019
11549
10780.58
-8.805
2020
11632
10780.58
-13.29
6376
6875
7370
7861
8348
8828
9300
9765
10219
10663
11106
11549
11632
BIOGRAFI PENULIS
Fadli Yusral lahir di Payakumbuh pada
tanggal 25 November 1984. Setelah
lulus dari SMUN 2 Payakumbuh,
penulis melanjutkan studi di Politeknik
Negeri Padang dan lulus pada tahun
2006. Setelah lulus D3, penulis
melanjutkan studi ke jenjang strata 1
(S1) melalui program lintas jalur di
jurusan Teknik Elektro ITS, bidang
studi Teknik Sistem Tenaga.
5.1. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan dan analisa, dapat
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Kebutuhan Energi listrik yang ada di wilayah
provinsi Banten dan DKI Jakarta hingga tahun
2008 masih dapat terpenuhi oleh pembangkitpembangkit sistem interkoneksi JAMALI.
Namun setidaknya pada 5 tahun ke depan,
yaitu tahun 2015, kebutuhan listrik akan
meningkat hingga kapasitas pembangkit sudah
tidak mampu lagi menyuplai. Dan hal tersebut
akan terus terjadi pada tahun-tahun
berikutnya.
2. Lokasi pembangunan PLTU yang berada di
tepi laut akan memudahkan sistem distribusi
bahan bakar batubara yang penyediaannya
dilakukan dengan menggunakan transportasi
laut, dimana jumlah batubara yang dibutuhkan
adalah 78,018 juta ton dalam setahun. Selain
itu pembangunan PLTU Banten I Suralaya
Baru yang dimulai pada tahun 2007 dan
selesai kurang lebih tiga tahun, akan dapat
segera memenuhi kebutuhan listrik Banten
dan Jakarta sebelum terjadi defisit.
3. Setelah adanya pembangunan PLTU Banten I
suralaya baru pada tahun 2010, maka
kebutuhan energi listrik di Banten dan Jakarta
yang terus meningkat sampai tahun 2017
dapat dipenuhi.
DAFTAR PUSTAKA
1.