Você está na página 1de 6

SPESIFIKASI TEKNIS

KEGIATAN
LOKASI
SUMBER DANA
TAHUN ANGGARAN

:
:
:
:

PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI


D.I.TUGUK KEMAYAU KECAMATAN KAYAN HILIR
DAK (TAMBAHAN)
2015

I. SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN


1.1. Uraian Pekerjaan
Pekerjaan yang akan dilaksanakan :
Pekerjaan yang berkenaan dengan Jaringan Irigasi, Bangunan Irigasi, Bangunan Bendung, Saluran
Irigasi pada Daerah Irigasi Tuguk Kemayau Kecamatan Kayan Hilir.
1.2. Lokasi Pekerjaan
Lokasi pekerjaan dapat dilihat dalam Peta Situasi, sebagaimana terlampir dalam RKS ini.
1.3. Gambar
Gambar yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan adalah gambar yang dipakai pada
Pelelangan atau yang terlampir didalam RKS ini.
1.4. Pemberitahuan Pekerjaan
Pemborong harus memberitahukan kepada Pengawas Lapangan sekurang-kurangnya 7 hari
sebelum pekerjaan dimulai. Tidak dibenarkan ada sesuatu bagian pekerjaan baru, yang boleh
dimulai sebelum Pemborong menerima instruksi secara tertulis dari Pengawas Lapangan/Pemimpin
Kegiatan. Hal ini dimaksudkan untuk mencapai persetujuan bersama antara Pengawas Lapangan
dan Pemborong atas kegiatan dan ukuran saluran / bangunan untuk ketetapan Volume serta Mutu
Pekerjaan.
1.5. Keselamatan Kerja
Pemborong harus menyediakan obatobatan (P3K) untuk Pertolongan Pertama jika terjadi
musibah yang menimpa karyawan, selama menjalankan tugasnya di Lapangan.
1.6. Fasilitas Umum
Fasilitas umum seperti Jalan, saluran Air, Listrik, Telepon dan lain-lain yang harus berhubungan
dengan tempat pekerjaan, maka pemborong harus mendapatkan persetujuan dari yang
berwenang, terhadap usulan pekerjaaan sementara maupun tetap yang akan mempengaruhi
fasilitas tersebut, baik tertera maupun tidak dalam kontrak maupun didalam Gambar. Pemborong
harus bertanggung jawab untuk keamanan dan keselamatan selama pelaksanaan dalam
pekerjaan.
II. P E N G U K U R A N
2.1. Data Ketinggian
Ketinggian yang terdapat dalam gambar, didasarkan pada titik tetap utama yang letak dan
angkanya telah ditentukan sesuai perencanaan. Selanjutnya detail dan penjelasan tentang titik
tetap tersebut dapat diminta / dinyatakan pada Pengawas Lapangan.
2.2. Pengukuran dan Pematokan
Pemborong diminta untuk melakukan pengukuran (Uifzet) untuk menentukan ketinggian
sepanjang saluran, tanggul dan Bangunan, untuk dapat dipakai sebagai dasar penetapan apabila
keadaan lapangan telah banyak berubah. Pemborong harus memeriksa titik tetap lainnya yang
akan dipakai dalam pengukuran pekerjaan, dan harus membuat titik tetap tambahan lainnya
sedemikian rupa sehingga jarak antara titik tetap tidak boleh lebih dari 1 Km.
Untuk pekerjaan saluran dan tanggul setiap jarak 50 meter agar dipasang Patok pembantu
(kecuali ditentukan lain), yang akan dipergunakan selama pekerjaan berlangsung.
2.3. Pekerjaan Tanah
Pekerjaan tanah dari setiap bagian pekerjaan harus dilaksanakan menurut ukuran dan ketinggian
yang ditentukan dalam gambar atau sebagaimana yang akan ditentukan oleh Pengawas Lapangan
dilapangan. Untuk setiap bagian pekerjaan yang telah disetujui, harus diselesaikan sampai
memuaskan sebelum pekerjaan selanjutnya dimulai.

2.4. Pembersihan Lapangan (Lokasi)


Sebelum pekerjaan dimulai, Pemborong harus membersihkan lokasi pekerjaan Perbaikan Bendung
dan pekerjaan Pembuatan saluran Pasangan dari sampah, rumput, pepohonan yang terdapat pada
lokasi letak dan tanggul, semua sampah dari pembersihan tersebut harus disingkirkan dari lokasi
pekerjaan.
2.5. Pekerjaan Galian
Sebelum diadakan penggalian, harus diadakan pembersihan lokasi terlebih dahulu dari tanggul,
akar kayu dan lainnya.
Semua penggalian harus dikerjakan sesuai dengan ukuran yang ditunjuk dalam Gambar Rencana.
Penggalian yang tidak sesuai rencana dalam gambar atau yang dibuat oleh Pemborong untuk
keperluan lain sepenuhnya tanggung jawab Pemborong dalam hal penimbunan kembali. Kelebihan
galian dari batas yang ditentukan harus diisii kembali oleh Pemborong dan dipadatkan
sebagaimana yang diperintahkan. Bila pada waktu penggalian terjadi rembesan atau genangan air,
maka pemborong harus menyediakan pompa untuk keperluan pengeringan air yang cukup
memadai. Tanah hasil galian yang baik jika akan dipergunakan sebagai timbunan harus
ditempatkan terpisah dari bahan galian lainnya.
2.6. Pekerjaan Timbunan
Pekerjaan timbunan meliputi: Timbunan pada galian sekitar bangunan yang telah selesai
dikerjakan, termasuk kerapian timbunan tanggul sekitar sayap kiri dan kanan, serta dipadatkan
sesuai dengan petunjuk dari Pengawas Lapangan pekerjaan dilapangan.
Pada umumnya bahan timbunan untuk pembuatan tanggul berasal dari bahan galian sekitar lokasi
pembuatan tanggul dengan jarak dari tepi tanggul yang ditentukan atau menurut petunjuk
Pengawas Lapangan. Bahan timbunan harus bebas dari bahan-bahan organik.
Apabila bahan timbunan dari hasil galian kurang, maka kekurangan dapat diambilkan dari
persediaan tanah yang ada atau dari tempat lain atas persetujuan Pengawas Lapangan. Bahan
timbunan jenuh air, tidak diperbolehkan langsung ditimbun pada lokasi penimbunan, tetapi harus
dikeringkan terlebih dahulu.
Pemborong harus memperhitungkan tambahan timbunan, guna mengatasi penurunan akibat
pemadatan sendiri (Setlement) sedemikian sehingga lebar, tinggi dan ukuran permulaannya
sampai selama masa pemeliharaan sesuai dengan ukuran yang ditunjukkan dalam gambar.
2.7. Pemadatan
Pemadatan tanah dimaksudkan untuk memperoleh kekuatan yang lebih baik sehingga terjamin
kestabilannya. Memperkecil permeabilitas tanah sehingga aman terhadap kebocoran dan
rembesan air. Mengurangi penurunan pada tanggul-tanggul sehingga dimensi tanggul dapat
berfungsi sesuai dengan yang direncanakan.
Sebelum melaksanakan timbunan, Pemborong harus mendapat izin dari Pengawas Lapangan agar
hasilnya dapat memenuhi syarat yang memuaskan. Bahan timbunan tidak boleh berupa
bongkahan harus dihancurkan terlebih dahulu. Kandungan air dari tanah timbunan agar
diperhatikan demi kemudahan maupun hasil pemadatan dapat diharapkan. Peralatan yang
dipergunakan untuk pemadatan untuk pemadatan diperbolehkan memakai alat sederhana, seperti
Timbris dari besi atau dari balok kayu.
III. PEKERJAAN PASANGAN BATU DAN BETON
3.1. Bahan bahan
a. Syarat syarat bahan :
a.1. Semen (Portland Cement)
Semen yang dipakai dalam pekerjaan harus semen dari perusahaan yang disetujui oleh
Pengawas Lapangan yang secara umum memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI)
Semen harus baru dan tidak dibenarkan mempergunakan semen yang didalam
kantongnya terdapat bagian yang membeku, juga semen yang masa pakainya sudah
kadaluarsa.
Ditempat pekerjaan semen harus disimpan di gudang yang tertutup dan penumpukannya
tidak boleh lebih dari 10 zak. Semen yang tidak baik atau ditolak Pengawas Lapangan,
harus dikeluarkan dari daerah pekerjaan.

a.2. Batu
Batu yang akan dipakai dalam pekerjaan pasangan harus bersih, keras dan homogen.
Batu pasangan tersebut berupa batu pecah dengan ukuran bervariasi, maksimum
20x20x25 cm sehingga bila dipasang bisa saling menutup dengan memperhatikan
ketebalan pasangan yang telah ditentukan.
Jenis batu merah atau yang lazimnya disebut Batu Kong, tidak boleh dipergunakan.
a.3. Pasir
Pasir Pasangan harus diambil dari sungai atau tempat penambangan pasir dan gradasi
baik.
Pasir tersebut harus cukup keras dan bersih, tidak boleh mengandung Lumpur, sampah
dan bahan organic.
a.4. Besi Beton
Besi beton harus memnuhi Standar Nasional Indonesia baik mutu maupun ukurannya
tulangan tersebut tidak boleh bengkok-bengkok serta berkarat. Pada waktu pengecoran
tulangan harus bersih dan bebas dari kerusakan.
a.5. Acuan/Bekisting
Acuan harus dipasang dengan sempurna sesuai dengan bentuk dan ukuran yang benar
dari pekerjaan beton. Acuan harus dibuat untuk tetap kaku atau tidak mengalami
perudahan selama proses pengecoran dan pengerasan. Acuan harus bias mencengah
hilangnya bahan-bahan dari beton dan harus menghasilkan permukaan beton yang rata.
Pembetonan hanya boleh dimulai apabila Pimpinan Kegiatan / Pengawas Lapangan telah
menyetujui acuan yang sudah dibangun. Pembukaan acuan harus mendapat izin dari
Pengawas.
b. Adukan
Adukan untuk pasangan batu adalah menggunakan campuran PC dan pasir dengan
perbandingan, 1 Pc : 4 Ps. Cara dan alat yang dipakai untuk mencampur haruslah sedemikian
rupa sehingga jumlah dari setiap bahan adukan bisa ditentukan secara tepat.
Apabila mengaduk pakai mesin, bahan-bahan adukan kecuali air harus dicampur terlebih
dahulu didalam mesin selama paling tidak 2 menit.
Apabila dilakukan dengan tangan (Manual), bahan-bahan adukan dicampur dalam kotak dan
diaduk secara kering sebanyak 2 kali, kemudian setelah dicampur air diaduk lagi sampai
sewarna dan merata.
Jumlah adukan yang dibuat harus sebanyak yang akan dipakai, adukan yang tidak dipakai
setelah 30 menit tidak boleh dipergunakan.
Kotak untuk mengaduk harus dibersihkan setiap hari dan hari kerja, untuk dapat siap pakai
dihari berikutnya.
c. Pasangan Batu
Sebelum memulai pekerjaan pasangan, terlebih dahulu batu harus dalam keadaan basah dan
bersih.
Batu harus diletakkan dengan benar, baik kearah mendatar maupun kearah tegak menurut
bentuk dan ukuran pada gambar.
Antara batu yang satu dengan batu yang lainnya tidak boleh bersinggungan, tetapi harus
dilapisi oleh adukan dengan tebal rata-rata minimum 10 mm.
Meletakkan batu diatas adukan agar diletakkan sedemikian rupa sehingga rongga lekukan
pada batu dapat terisi dengan adukan.
Kenaikan pasangan batu dalam satu hari tidak boleh lebih dari 1 meter, bagian akhir
sementara harus bertangga atau bergigi.

d. Plesteran
- Pekerjaan plesteran dilakukan pada seluruh permukaan pasangan, baik saluran,
bangunan serta bagian lain seperti ditunjukkan dalam gambar.
- Spesi plesteran terdiri dari campuran 1 Pc : 2 Ps.
- Sebelum pekerjaan plesteran dimulai, permukaan yang akan diplester perlu digaruk kasar
dan dibasahi sampai rata.
- Tebal plesteran rata-rata 10 mm.
- Hasil plesteran harus merupakan permukaan yang rata, rapi dan licin.
Permukaan pasangan yang kelihatan, apabila akan disiar, ukuran batunya supaya seragam
dan diletakkan hati-hati sehingga tebal adukan nampak rata. Permukaan pasangan yang tidak
kelihatan harus dilapisi dengan adukan. Tidak dibenarkan mengerjakan pasangan jika hari
hujan, karena adukan akan larut. Untuk melindungi dan merawat pekerjaan yang telah
selesai, apabila cuaca kering maka pasangan harus disiram setiap pagi dan sore sekurangkurangnya 7 hari. Semua bahan yang akan dipergunakan, sebelumnya harus mendapat
persetujuan dari Pengawas Lapangan.
e. Pekerjaan Beton
e.1. Mencampur dan Mengecor
Pemborong harus membuat akurat perbandingan beton berdasarkan ukuran volume
perbandingan campuran untuk pekerjaan tersebut sesuai analisa yang telah ditentukan,
bahan-bahan perbandingan dicampur didalam kotak kayu yang rapat.
Air harus ditambahkan pada bahan campuran banyaknya harus menurut jumlah paling
kecil yang diperlukan untuk memperoleh pemadatan penuh. Campuran harus dibalikkan
paling sedikit tiga kali sesudah air telah dicampurkan sampai campuran beton mencapai
warna dan kekentalan yang merata sebelum pengecoran dimulai pelaksana harus
meminta persetujuan terlebih dahulu dari pengawas. Beton harus dibawa sedemikian
rupa sehingga sampai ditempat penuangan masih mempunyai mutu dan kekentalan yang
dibenarkan tanpa ada terjadi penambahan atau pengurangan apapun sejak meninggalkan
tempat adukan pengecoran tidak boleh dijatuhkan atau digelincirkan dari ketinggian lebih
dari 1,50 meter.
e.2. Melindungi dan Pengerasan Beton
Sampai beton mengeras seluruhnya, dalam waktu sekurang-kurangnya 7 hari,
pemborong harus melindungi beton dari pengaruh matahari, muatan sebelum waktunya
dan pengaruh air agresif. Merawat permukaan beton yang kelihatan sudah di cor agar
dijaga supaya terus basah.
e.3. Air
Air yang akan dipakai harus dari sumber yang disetujui oleh pengawas, air harus jernih,
tidak berwarna, tidak berasa dan berbau. Air harus terhindar dari bahan-bahan yang
mempengaruhi proses pengerasan yang mempunyai kekuatan.
IV. PEKERJAAN PINTU ULIR DAN PINTU SORONG
a. Pada Pekerjaan Pintu Ulir harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
- Pekerjaan pintu ulir meliputi : Daun pintu air, Rangka pintu Air dan Konstruksi pengangkatnya.
- Untuk putaran roda gigi dan stang pengangkat pintu sorong sebaiknya dibuat di bengkel yang
sudah berpengalaman dan harus memenuhi syarat-syarat yang berlaku.
Pemasangan harus cermat mungkin hingga didapatkan posisi-posisi yang tepat sesuai gambar
rencana.
- Untuk Daun Pintu tersebut dari Papan Belian yang diketam dan dipian dengan tebal 2,5 cm
disusun dan digapit dengan simpai plat besi dari dalam dan luar serta dibaut setiap
kepingnya, untuk ukuran tinggi dan lebar lebih dari 1,5 m harus disesuaikan dengan gambar
sedangkan untuk daun pintu yang lebarnya kurang dari 1,5 m menggunakan Plat Besi dengan
tebal minimal 5 mm.
b. Pekerjaan Pintu Sorong juga harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
- Pekerjaan Pintu Sorong meliputi : daun Pintu, Rangka Pintu, dan Konstruksi Pengikatnya.
Daun Pintu terdiri dari Plat Besi tebal minimal 3 mm.
c. Untuk Pekerjaan Pintu Ulir dan Sorong jika kurang jelas dapat ditanyakan pada pengawas
lapangan atau Pimpinan Kegiatan/Pengawas Lapangan.

V. PEKERJAAN RUMAH-RUMAH PINTU AIR


5.1. Yang dimaksud pekerjaan pembuatan Rumah Pintu Air yaitu pembuatan Rumah Pintu Air pada
bangunan air yang biasanya bangunan tersebut ada pemasangan Pintu Ulir atau ditentukan lain
oleh Pimpinan Kegiatan/Pengawas Lapangan.
5.2. Pekerjaan Kayu
- Tiang bangunan rumah pintu terdiri dari kayu klas I ukuran 8/8 panjang 3,2 m yang diketam
halus sebanyak 4 tiang kecuali ditentukan lain oleh Pimpinan Kegiatan/Pengawas Lapangan.
- Tinggi tiang 2,0 m dari permukaan tanah, sedangkan tiang yang ditanam sedalam 1 m yang
diperkuat dengan Beton Cor.
- Rangka kuda-kuda, rangka atap, reng, lisplank dari jenis kayu kelas II / Mabang atau
sejenisnya, Konstruksi sesuai dengan gambar rencana.
- Ukuran kayu untuk rangka kuda-kuda 6/6, rangka atap 5/7, sengkang 8/8, reng 2/3.
5.3. Pekerjaan Besi dan Cat
- Atap bangunan dari seng gelombang BJLS 0,30 MM dengan perabung dari seng plat BJLS 0,30
MM.
Atap bangunan dan rangka bangunan dicat dengan kwalitas yang baik, dengan warna yang
ditetapkan oleh Pimpinan Kegiatan/Pengawas Lapangan.
VI. SECARA GARIS BESARNYA RUANG LINGKUP PEKERJAAN YANG AKAN DILAKSANAKAN MELIPUTI :
6.1. Pekerjaan Bangunan Bendung (1,00 Unit)
a. Pekerjaan Pembersihan Lokasi (225,00 M)
b. Pekerjaan Pembuatan Kesdam (1,00 Buah)
c. Pekerjaan Pembuatan Saluran Penghelak (30,00 M)
d. Pekerjaan Galian Tanah Bangunan Induk/Intake (42,93 M)
e. Pekerjaan Pasangan Batu (1:4) (49,44 M)
f. Pekerjaan Plesteran (1:2) (101,67 M)
g. Pekerjaan Beton Bertulang (0,17 M)
h. Pekerjaan Bekisting/Cetakan (1,70 M)
i. Pengadaan Pintu Air
- Pintu Ulir (1,00 Unit)
- Pintu Sorong (1,00 Unit)
j. Pekerjaan Rumah-Rumah Pintu (1,00 Unit)
k. Pekerjaan Tanggul Bendung (40,00 M)
1. Pekerjaan Pembersihan Lokasi (120,00 M)
2. Pekerjaan Galian Tanah (3,84 M)
3. Pekerjaan Pasangan Batu (1:4) (47,40 M)
4. Pekerjaan Plesteran (1:2) (156,00 M)
5. Pekerjaan Timbunan Tanah (57,00 M)
6.2. Pekerjaan Bangunan Box Tunggal (2,00 Unit)
a. Pekerjaan Pembersihan Lokasi (128,00 M)
b. Pekerjaan Galian Tanah (3,52 M)
c. Pekerjaan Pasangan Batu (1:4) (17,20 M)
d. Pekerjaan Plesteran (1:2) (50,85 M)
e. Pekerjaan Timbunan Tanah (27,99 M)
f. Pekerjaan Pengadaan Pintu Sorong (4,00 Buah)
6.3. Pekerjaan Saluran Pembawa (1.455,00 M)
a. Pekerjaan Pembersihan Lokasi (5.820,00 M)
b. Pekerjaan Galian Tanah (272,81 M)
6.4. Pekerjaan Saluran Pembuang (900,00 M)
a. Pekerjaan Pembersihan Lokasi (3.600,00 M)
b. Pekerjaan Galian Tanah (393,53 M)

VII. KETENTUAN TAMBAHAN


7.1. Pemborong harus menyediakan buku harian untuk mencatat kegiatan pekerjaan dilapangan.
7.2. Pemborong harus membuat laporan kemajuan fisik harian dan laporan kemajuan fisik mingguan
yang memuat kemajuan pekerjaan, disampaikan ke proyek sebanyak 3 (tiga) rangkap.
7.3. Pemborong harus membuat Papan Nama Proyek untuk dipasang ditempat pekerjaan.
7.4. Pemborong harus membuat, menyewa bangsal kerja bagi para pekerja dan meyimpan bahan serta
peralatan.
7.5. Untuk keselamatan para pekerja, Pemborong harus menyediakan obat-obatan (P3K) secukupnya.
7.6. Untuk keperluan dokumentasi, Pemborong harus menyerahkan photo-photo pekerjaan Gambar
Rencana.
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan ( 0 % ).
b. Sedang melaksanakan pekerjaan.
c. Setelah selesai pekerjaan ( 100 % ).
d. Untuk point (a), (b), (c) masing-masing photo dibuat paling sedikit diambil dari 1 (satu)
tampak dengan pandangan 1 (satu) titik ikatan dan dibuat masing-masing rangkap 3 (tiga).
e. Photo-photo tersebut disusun dengan baik dan rapi ditempel pada kertas yang diberi
keterangan dan dimasukkan kedalam album.
7.7. Segala sesuatu yang belum diuraikan dan ditentukan dalam Rencana Kerja dan syarat-syarat
(RKS) ini tetapi masih berhubungan dengan pekerjaan tersebut diatas, dapat meminta petunjuk
dari Pengawas Lapangan Pekerjaan.
Demikian uraian Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini dibuat sebagai pedoman untuk mengajukan
penawaran dan melaksanakan pekerjaan.

Sintang,

Maret 2015

Ditetapkan Oleh :
Pejabat Pembuat Komitmen

RIDHO SUSILO, ST
NIP. 19791230 200903 1 002

Você também pode gostar