Você está na página 1de 90

KEKERASAN DALAM

RUMAH TANGGA
UWKS Gresik Kelompok B

Segala bentuk kekerasan, terutama


kekerasan dalam rumah tangga, adalah
pelanggaran hak asasi manusia dan
kejahatan terhadap martabat
kemanusiaan serta bentuk diskriminasi.

PENDAHULUAN

Pasal 28 G ayat (1) UUD Negara RI


tahun 1945

Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi,


keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda yang
di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman
dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat
atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.

FAKTANYA.
sekitar 50 penelitian berbasis populasi yang diadakan di 36
Negara menunjukan bahwa terdapat 10-60% perempuan
yang pernah menikah atau mempunyai pasangan, setidaknya
mengalami satu kali insiden kekerasan fisik dari pasangan
intima tau mantan pasangan intim selama hidupnya
(Heis et al. 1999).

KDRT adalah permasalahan Internasional

INDONESIA ??
kawin paksa
Poligami
perceraian secara sepihak tanpa mempertimbangkan keadilan
bagi isteri dan anak,
tindak pemukulan dan penganiayaan,
Dengan ini kami tunjukan salah satu contoh KDRT yang terjadi di
Banyuwangi dimana seorang suami membacok leher istrinya.
Dan kasus ini akan di bahas pada silde selanjutnya

Pada tahun 2005, kasus kekerasan terhadap perempuan yang


ditangani oleh 215 lembaga di 29 provinsi didapatkan sebanyak
20.391 dimana 82% diantaranya terjadi dalam lingkup rumah
tangga.

tanggal 14 september 2004 untuk mengesahkan


berlakunya Undang-undang Nomor 23 tahun 2004
tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga
(UU KDRT)

TUJUAN
UMUM

Mempelajari permasalahan tentang kekerasan


dalam rumah tangga yang terjadi di masyarakat

TUJUAN
KHUSUS

Mengetahui teori- teori dari hal- hal yang mendasari


terjadinya kekerasan dalam rumah tangga.
Mempelajari kekerasan dalam rumah tangga
ditinjau dari segi hukum.
Mempelajari kekerasan dalam rumah tangga
berdasarkan kasus yang terjadi di masyarakat.
Mempelajari penatalaksaan kekerasan dalam rumah
tangga ditinjau dari segi
hukum, medis dan
psikososial.
Mempelajari cara pembuatan Visum et Repertum
bagi korban kekerasan dalam rumah tangga.

MANFAAT
DM/MAHASISWA

POLISI

MASYARAKAT

Sebagai wacana untuk


Sebagai wacana
meningkatkan
Sebagai wacana untuk
untuk meningkatkan
pengetahuan
mengenai
meningkatkan
kesadaran KDRT.
perkembangan terkini
pengetahuan dokter
Sebagai wacana
KDRT di masyarakat.
mengenai KDRT
untuk mengajak
Sebagai wacana untuk
Sebagai wacana dalam
lebih meningkatkan
masyarakat untuk
mempelajari pembuatan
kinerja dan profesional
turut berpartisipasi
Visum et Repertum bagi
dalam menghadapi kasus
proaktif dalam
korban KDRT.
KDRT yang masih
mengatasi KDRT.
Sebagai bahan
merupakan fenomena
pertimbangan dokter
gunung es di masyarakat. Sebagai wacana
dalam menghadapi kasus
untuk meningkatkan
Sebagai wacana untuk
KDRT yang dapat
kewaspadaan
meningkatkan kesadaran
ditemui ketika
bahwa masalah KDRT
masyarakat terhadap
bekerjaditengah
bukan masalah prifat
kasus dalam rumah
masyarakat.
namun merupakan salah
tangga yang
Sebagai referensi
satu tindak pidana yang
mungkin terjadi di
penyusunan karya ilmiah
perlu ditangani secarab
sekitar mereka.
serupa
komprehensif

Penganiayaan

DEFINISI
bahwa penganiayaan adalah perlakuan
sewenang-wenang (penyiksaa,
penindasan, dan sebagainya).

Arrest Hoge Raad


penganiayaan
bukan saja
menyebabkan
perasaan sakit,
tetapi juga
menimbulkan
penderitaan
lain pada tubuh

sengaja
melukai tubuh
manusia
Tidak dianggap
penganiayaan
jika maksudnya
hendak
mencapai
justru tujuan

Dengan
sengaja
melukai tubuh
manusia atau
menyebabkan
perasaan sakit
sebagai tujuan

Dengan kata lain untuk menyebut seseorang telah melakukan


penganiayaan, maka orang itu harus mempunyai kesengajaan
dalam melakukan suatu perbuatan untuk membuat rasa sakit
pada orang lain atau luka pada tubuh orang lain

JENIS-JENIS
PENGANIAYAAN
Penganiayaan Terhadap Wanita
wanita yang tidak menikah, wanita yang bercerai lebih
beresiko (Sassetti, 1993).
Penganiayaan pada wanita : fisik, seksual, emosional,
membatasi kebebasan, merusak properti, mengancam,
atau mengisolasi.

Penganiayaan Terhadap Anak


merupakan tindakan yang merenggut semua hak yang
seharusnya dimiliki oleh anak-anak
Anak-anak yang pernah mengalami penganiayaan atau
menyaksikan penganiayaan terhadap ibunya, cenderung
akan bertindak kejam pada usia dewasa.

Penganiayaan Terhadap Anak


Penganiayaan Fisik
Penganiayaan seksual
Penelantaran Anak
Penganiayaan Emosional

Penganiayaan Terhadap Lansia


Pengniayaan terhadap lansia mengakibatkan cedera fisik
atau penelantaran emosional meliputi menentang
keinginan lansia, mengintimidasi, atau membuat
keputusan yang kejam

Luka

Luka
Definisi luka adalah rusaknya jaringan tubuh yang
disebabkan oleh suatu trauma.
Macam macam penyebab luka :
1. Luka akibat benda tajam
2. Luka akibat benda tumpul
3. Luka tembak
4. Luka bahan kimia
5. Luka Thermik

Luka akibat benda tajam


Kelainan pada tubuh yang disebabkan persentuhan
dengan benda atau alat bermata tajam dan/atau
berujung runcing sehingga kontinuitas jaringan rusak
atau hilang.
Macam-macam kelainan akibat benda tajam :
1. Luka iris (incised wound)
2. Luka tusuk (stab wound)
3. Luka bacok (chop wound)

Luka iris (incised wound)


Contoh : pisau, pecahan kaca, silet, pedang
Ciri ciri luka iris
1. Tepi dan permukaan luka rata, sudut luka lancip
2. Tidak ada jembatan jaringan, rambut terpotong
3. Tidak ditemukan luka memar atau lecet
disekitarnya
4. Tidak mengenai tulang
5. Panjang luka lebih besar dari dalam luka

Luka tusuk (stab wound)


Contoh : belati, bayonet, keris
Ciri ciri luka tusuk
1. Tepi luka rata
2. Sudut luka tajam, pada sisi tumpul dari alat,
sudut luka kurang tajam.
3. Bila tusukan dilakukan sampai pangkal pisau,
kadang-kadang ditemukan memar disekitar luka.
4. Ukuran dalam luka lebih besar dari panjang luka.

Luka bacok (chop wound)


Contoh : pedang, clurit, kapak, baling-baling kapal.
Ciri ciri luka bacok
1. Ukuran biasanya besar, tepi luka tergantung pada mata
senjata : tajam atau kurang tajam.
2. Sudut luka tergantung mata senjata yang digunakan.
3. Hampir selalu menimbulkan kerusakan pada tulang,
kadang-kadang bagian tubuh yang mengalami bacokan
ikut terputus.
4. Dapat dijumpai memar atau lecet disekitar luka.

Luka akibat benda tumpul


Kekerasan benda tumpul pada kulit dan jaringan di
bawahnya
Pembagian luka akibat benda tumpul :
1. Luka lecet
2. Luka memar
3. Luka robek
4. Luka retak

Luka lecet
Contoh : Persentuan dengan benda kasar misalnya terseret
jalan beraspal.
Ciri ciri luka lecet
1.

Sebagian atau seluruh epitel hilang.

2.

Kemudian permukaan tertutup oleh exudasi yang akan


mengering (crusta)

3.

Timbul reaksi radang berupa penimbunan sel-sel PMN

4.

Biasanya tidak meninggalkan jaringan parut.

Luka memar

Kerusakan jaringan subkutan sehingga pembuluhpembuluh darah (kapiler) rusak dan pecah sehingga
darah meresap ke jaringan sekitarnya.

Luka robek
Seluruh tebal kulit mengalami kerusakan dan juga jaringan

bawah kulit. Sehingga epidermis terkoyak, folikel rambut,


kelenjar keringat dan sebasea juga mengalami kerusakan.
Ciri ciri luka robek
1.

Memar dan lecet

2.

Rambut utuh

3.

Ada jembatan jaringan

4.

Sudut atau tepi luka tumpul

Luka retak
Luka ini akibat dari kekerasan benda tumpul yang

mempunyai pinggiran, misal : tepi meja, tepi kikir, tepi


pintu.
Ciri ciri luka retak
1.

Tepi luka dan sudut luka tidak tajam

2.

Permukaan luka tidak rata

3.

Ada jembatan jaringan

4.

Rambut tercabut serta ada memar dan lecet disekitar luka

Luka akibat trauma thermik

Hyperthermis
Luka Bakar

Hypothermis
Sistemik Hypothermis
Lokal Hypothermis

Klasifikasi Luka Bakar

Luka Bakar Thermis


Luka Bakar Kimia
Luka Bakar Listrik

Perubahan pada luka bakar

Sembuh tanpa bekas


Sembuh dengan bekas (jaringan parut)
Berakhir dengan kematian.

Gradasi Luka Bakar

Ditentukan oleh :
Luasnya area yang terbakar
Tinggi rendahnya temperature atau panas

yang membakar tersebut


Lamanya kontak dengan kulit

Dalam
luka

Rule of Nine

Visum et Repertum

Definisi:
visual melihat
repertummelaporkan

Dilihat dan
diketemuk
an

Pembuatan visum et repertum


dimaksudkan sebagai ganti barang
bukti
Ketentuan dalam undang-undang
Staatsblad (Lembaran Negara) tahun
1937 No. 350 Pasal 1

Jenis dan Bentuk Visum et


Repertum

Visum et Repertum pada Kasus


Perlukaan
Visum et Repertum Korban Kejahatan
Susila
Visum et Repertum Jenazah
PL dan
PD

Visum et Repertum Psikiatrik

Visum et Repertum pada


Kasus Perlukaan

Pasien yang diduga korban tindak


pidana meskipun tanpa SPVR

Visum et Repertum Korban


Kejahatan Susila

Kasus dugaan adanya persetubuhan


yang diancam hukuman oleh KUHP
Membuktikan adanya persetubuhan
atau perbuatan cabul, adanya
kekerasan (termasuk keracunan), serta
usia korban

Visum et Repertum Jenazah

Pemeriksaan Luar:
Tidak merusak keutuhan jaringan jenazah

secara teliti dan sistematik

Pemeriksaan Dalam:
Dengan membuka rongga tengkorak,

leher, dada, perut, dan panggul.

Visum et Repertum
Psikiatrik

Perlu dibuat oleh karena adanya pasal


44 (1) KUHP
Diperuntukkan bagi tersangka atau
terdakwa pelaku tindak pidana
Menguraikan tentang segi kejiwaan
manusia

Fungsi Visum et Repertum

sebagai salah satu barang bukti


(corpus delicti) yang sah sesuai
dengan KUHP pasal 184
Barang
bukti

1. Keterangan
saksi
2. Keterangan ahli
3. Keterangan
terdakwa
4. Surat
5. petunjuk

Tujuan pembuatan VeR

Memberikan kenyataan (barang bukti)


pada hakim
Menyimpulkan berdasarkan hubungan
sebab akibat
Memungkinkan hakim memanggil
dokter ahli lainnya untuk membuat
kesimpulan VeR yang lebih baru.

Bentuk surat permintaan


Visum et repertum (SPVR)

BAGIAN-BAGIAN
VISUM ET REPERTUM

PEMBUKAAN
1. Pro Justitia
Dicantumkan disudut kiri atas, dan dengan
demikian visum et repertum tidak perlu
bermaterai, sesuai dengan pasal 136 KUHAP.

PENDAHULUAN
Identitas pemohon visum et repertum.
Identitas dokter yang memeriksa / membuat visum et repertum.
Tempat dilakukannya pemeriksaan (misalnya rumah sakit X Surabaya).
Tanggal dan jam dilakukannya pemeriksaan.
Identitas korban.
Keterangan dari penyidik mengenai cara kematian, luka, dimana korban
dirawat, waktu korban meninggal.
Keterangan mengenai orang yang menyerahkan / mengantar korban
pada dokter dan waktu saat korban diterima dirumah sakit.

PEMBERITAAN
Identitas korban menurut pemeriksaan dokter, (umur,
jenis kelamin,Tinggi badan/berat badan), serta keadaan
umum.
Hasil pemeriksaan berupa kelainan yang ditemukan
pada korban.
Tindakan-tindakan / operasi yang telah dilakukan.
Hasil pemeriksaan tambahan.

Syarat-syarat :
Bahasa Indonesia mudah dimengerti.
Angka harus ditulis dengan huruf.
Tidak dibenarkan menulis diagnose luka (luka bacok, luka tembak
dll).
Luka harus dilukiskan dengan kata-kata.
Memuat hasil pemeriksaan yang objektif.

KESIMPULAN
Pendapat pribadi dari dokter yang memeriksa.
Seseorang

melakukan

kelima panca indera.


Sifatnya subjektif.

pengamatan

dengan

PENUTUP
Memuat kata Demikianlah visum et repertum ini
dibuat

dengan mengingat sumpah pada waktu

menerima jabatan.
Diakhiri dengan tanda tangan, nama lengkap/NIP
dokter.

Prosedur Permintaan, Penerimaan dan


Penyerahan
Visum et Repertum

KORBAN HIDUP
Permintaan

harus

KORBAN MATI

secara

tertulis
Korban adalah barang bukti
Tidak dibenarkan meminta

Permintaan harus secara tertulis


Mayat diantar bersama SPVR oleh
polisi
Kemudian

pada

mayat

harus

visum pada perkara yang

diikatkan

telah lewat.

identitas mayat (sesuai pasal 133

label

ayat 3 KUHAP).

yang

memuat

PIHAK YANG BERHAK MEMINTA


VISUM ET REPERTUM
Penyidik
Hakim Pidana
Hakim Perdata
Hakim Agama

SYARAT PEMBUAT
VISUM ET REPERTUM
Ahli Kedokteran Kehakiman
Dokter/Ahli

lainnya

dengan keadaan korban.

sesuai

KEKERASAN DALAM RUMAH


TANGGA (KDRT)

DEFINISI KDRT
Setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan,
yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan
secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran
rumah

tangga

termasuk

ancaman

untuk

melakukan

perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara


melawan hukum dalam lingkup rumah tangga.

(UU Nomor 23 Tahun 2004 pasal 1 ayat 1)

PELAKU
orang yang
melakukan
kekerasan
dan/atau ancaman
dalam lingkup
rumah tangga.

KORBAN
orang yang
mengalami
kekerasan
dan/atau ancaman
kekerasan dalam
lingkup rumah
tangga.

FREKUENSI KDRT DI MASYARAKAT


Di

Dunia

10-60%

KDRT

pada

perempuan
Di

Beijing

23%

suami

memukul

isterinya.
Di Uganda 46% perempuan mempunyai
pengalaman
pasangannya.

pernah

dipukuli

Kasus kekerasan di Indonesia


Kota

LSM Perempuan

Tahun

Jumlah

Jabotabek

Mitra Perempuan

2006-2007

606

Jakarta

PKT

2006-2007

1.017

Semarang

HK3JHAM

2000

176

Makasar

LBH P21

1999-2000

81

NTT

Rumah

1999-2000

Surabaya

Perempuan
Savy Amira

1997-2000

130

DIY dan Jateng

Rifka Annisa

1994=2000

944

Faktor Pencetus KDRT


MASYARAKAT

KELUARGA
KORBAN
INDIVIDU
PELAKU

Bentuk KDRT
KEKERASAN
FISIK

adalah
perbuatan yang
mengakibatkan
rasa sakit, jatuh
sakit atau luka
berat (pasal 6 )

KEKERASAN PSIKIS

KEKERASAN SEKSUAL

adalah perbuatan yang


mengakibatkan
ketakutan, hilangnya
rasa percaya diri,
hilangnya kemampuan
untuk bertindak, rasa
tidak berdaya,
dan/atau penderitaan
psikis berat pada
seseorang (pasal 7)

adalah setiap perbuatan


yang berupa pemaksaan
hubungan seksual,
pemaksaan hubungan
seksual dengan cara tidak
wajar dan/atau tidak
disukai, pemaksaan
hubungan seksual dengan
orang lain untuk tujuan
komersial dan/atau tujuan
tertentu (Pasal 8)

Penelantaran Rumah Tangga


UU Republik Indonesia No. 23 Tahun 2004 Pasal 9
1) Setiap orang dilarang menelantarkan orang dalam lingkup
rumah tangganya, padahal menurut hukum yang berlaku
baginya atau karena persetujuan atau perjanjian ia wajib
memberikan kehidupan, perawatan, atau pemeliharaan
kepada orang tersebut.
2) Penelantaran juga berlaku bagi setiap orang yang
mengakibatkan ketergantungan ekonomi dengan cara
membatasi dan/atau melarang untuk bekerja yang layak di
dalam atau di luar rumah sehingga korban berada di bawah
kendali orang tersebut.

Hak- Hak Korban KDRT


UU No. 23 Tahun 2004 pasal 10 tentang Penghapusan
Kekerasan Dalam Rumah Tangga
a. Perlindungan dari pihak keluarga, kepolisian, kejaksaan,
pengadilan, advokat, lembaga sosial, atau pihak lainnya baik
sementara maupun berdasarkan penetapan perintah perlindungan
dari pengadilan.
b. Pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan medis
c. Penanganan secara khusus berkaitan dengan kerahasiaan korban
d. Pendampingan oleh pekerja sosial dan bantuan hukum pada setiap
tingkat proses pemeriksaan sesuai dengan ketentuan perundangundangan
e. Pelayanan bimbingan rohani

Bentuk Perlindungan Bagi Orang KDRT


OLEH
KEPOLISIAN

PASAL 15 (1) : Dalam waktu 1 x 24 jam terhitung sejak mengetahui


atau menerima laporan kekerasan dalam rumah tangga, kepolisian
wajibsegera memberikan perlindungan sementara pada korban

PASAL 16 (3) : Dalam waktu 1 x 24 jam terhitung sejak pemberian perlindungan


sementara, kepolisian wajib meminta surat penetapan perintah perlindungan dari
pengadilan
PASAL 17 : Dalam memberikan perlindungan sementara, kepolisian dapat
bekerja sama dengan tenaga kesehatan, pekerja sosial, relawan pendamping,
dan/atau pembimbing rohani untuk mendampingi korban

PASAL 18 : Kepolisian wajib memberikan keterangan kepada korban tentang hak


korban untuk mendapat pelayanan dan pendampingan

Bentuk Perlindungan Bagi Orang KDRT


OLEH
KEPOLISIAN
PASAL 19 : Kepolisian wajib segera melakukan penyelidikan setelah
mengetahui atau menerima laporan tentang terjadinya kekerasan dalam rumah
tangga
PASAL 20 :
Kepolisian segera menyampaikan kepada korban tentang :
a. Identitas petugas untuk pengenalan kepada korban
b. Kekerasan dalam rumah tangga adalah kejahatan terhadap martabat
kemanusiaan
c. Kewajiban kepolisian untuk melindungi korban

Bentuk Perlindungan Bagi Orang KDRT


OLEH TENAGA
KESEHATAN
PASAL 21 :
a. Memeriksa kesehatan korban sesuai standar profesi
b. Membuat laporan tertulis hasil pemeriksaan terhadap korban dan visum et
repertum atas permintaan penyidik kepolisian atau surat keterangan medis
yang memiliki kekuatan hukum yang sama sebagai alat bukti
c. Pelayanan kesehatan dilakukan di sarana kesehatan, milik pemerintah,
pemerintah daerah, atau masyarakat.

Bentuk Perlindungan Bagi Orang KDRT


OLEH PEKERJA
SOSIAL
PASAL 22 :
a. Melakukan konseling untuk menguatkan dan memberikan rasa aman bagi korban
b. Memberikan informasi mengenai hak hak korban untuk mendapatkan
perlindungan dari kepolisian dan penetapan perintah perlindungan dari pengadilan
c. Mengantarkan korban ke rumah aman atau tempat tinggal alternative
d. Melakuakan koordinasi yang terpadu dalam memberikan layanan kepada korban
dengan pihak kepolisian, dinas sosial, lembaga sosial yang dibutuhkan korban
e. Pelayanan pekerja sosial dilakukan di rumah aman milik pemerintah, pemerintah
daerah, atau masyarakat

Bentuk Perlindungan Bagi Orang KDRT


OLEH RELAWAN
PENDAMPING
PASAL 23 :
a. Menginformasikan kepada korban akan haknya untuk mendapatkan seorang atau
beberapa orang pendamping
b. Mendampingi korban di tingkat penyidikan, penuntutan atau tingkat pemeriksaan
pengadilan dengan membimbing korban untuk secara objektif dan lengkap
memaparkan kekerasan dalam rumah tangga yang dialaminya
c. Mendengarkan secaraempati segala penuturan korban sehingga korban merasa
aman didampingi oleh pendamping
d. Aktif meberikan penguatan secara psikologis dan fisik kepada korban.

Bentuk Perlindungan Bagi Orang KDRT


OLEH PEMBIMBING
ROHANI
PASAL 24 :
Memberikan penjelasan mengenai hak, kewajiban, dan memberikan penguatan
iman dan taqwa kepada korban.

Bentuk Perlindungan Bagi Orang KDRT


OLEH ADVOKAT

PASAL 25 :
a. Memberikan konsultasi hukum yang mencakup informasi mengenai hak hak
korban dan proses peradilan
b. Mendampingi korban di tingkat penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan
dalam siding pengadilan dan membantu korban untuk secara lengkap
memaparkan kekerasan dalam rumah tangga yang dialaminya atau
c. Melakukan koordinasi dengan sesame penegak hokum, relawan pendamping,
dan pekerja social agar proses peradialan berjalan semestinya.

Pelaporan KDRT

Berdasar pasal 51 53 Undang- Undang Nomor 23 Tahun


2004 tentang penghapusan Kekerasan Dalam Rumah
Tangga maka tindak pidana kekerasan fisik sesuai pasal
44 ayat 4, kekerasan psikis (sesuai pasal 45 ayat 2), dan
kekerasan seksual (sesuai pasal 46 yang dilakukan oleh
suami terhadap isteri atau sebaliknya) merupakan delik
aduan.

Pelaporan KDRT

Secara langsung
Secara tidak langsung

Alur Pelaporan KDRT


Secara Langsung
Korban
atau
Klien

Perlindungan
sementara

Kepolisian

Pengadilan

Meminta surat
penetapan perintah
perlindungan

Pembuktian KDRT

Mengenai pembuktian kasus Kekerasan Dalam Rumah


Tangga dalam Undang-Undang No. 23 tahun 2004
tentang penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga
dikatakan bahwa sebagai salah satu alat bukti yang sah,
keterangan seorang saksi korban.

Alat bukti yang sah lain


menurut pasal 184 KUHAP

Keterangan saksi

Keterangan ahli

Keterangan terdakwa

Surat

Petunjuk

Pemeriksaan Korban KDRT


Korban

Dokter
Perawat
Bidan
Tenaga medis lain

Visum et Repertum
Visum et Repertum
Dibuat bila korban setelah diperiksa diperbolehkan
pulang dan dapat bekerja seperti biasa serta tidak
ada halangan untuk melakukan pekerjaan.
Visum et Repertum Sementara
Setelah pemeriksaan ternyata korban
membutuhkan perawatan dan mendapat
gangguan untuk melakukan pekerjaan. Tidak
dibuat kualifikasi luka. Kegunaan bagi penyidik
untuk menahan tersangka
Visum et Repertum Lanjutan
Dibuat setelah korban selesai menjalani
pengobatan, pindah rumah sakit atau dokter,
pulang paksa atau meninggal.

Pemulihan Korban KDRT

Penyelenggaran kegiatan pemulihan korban menurut


PP No. 4 tahun 2006 pasal 4 yaitu meliputi kegiatan:

Pelayanan kesehatan

Pendampingan korban

Konseling

Bimbingan rohani

Resosialisasi

Sanksi pidana yang dapat dikenakan


pada pelaku KDRT diatur dalam UU
Nomor 23 tahun 2004 pasal 44-50
Sanksi bagi pelaku kekerasan fisik
dalam rumah tangga

Sanksi Pelaku Kekerasan Pksikis

Sanksi Pelaku Kekerasan Seksual

Sanksi Pidana Tambahan

Sanksi pidana tambahan dapat dilakukan pada pelaku


untuk melindungi korban, sesuai diatur pada pasal 50
Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2004, yaitu:
1.

Pembatasan gerak pelaku atau hak- hak tertentu dari


pelaku dengan tujuan untuk menjauhkan pelaku dari
korban.

2.

Penetapan pelaku untuk ikut program konseling di


bawah lembaga tertentu.

PEMBAHASAN
Kasus

Jawa Pos, 8 Juni 2014 03.50 WIB.

SUAMI BACOK LEHER ISTRI


Banyuwangi, Kekerasan dalam rumah
tangga menimpa Siti Marminah (57), warga
dusun Tegal Sari Kidul, Desa Purwosari,
Kecamatan Tegal Dlimo, Banyuwangi.
Perempuan itu harus dioperasi di Rumah Sakit
Al-Huda Gambiran setelah lehernya ditebas
dengan golok oleh suaminya, Sudarno (58).

Pembacokan terjadi pukul 07.00 WIB. Aksi membabi buta yang


dilancarkan tersangka, mengakibatkan leher korban terluka
sepanjang 10-20 cm. selain itu, jari telunjuk korban putus.
Kepada Jawa pos Radar Banyuwangi, dr Soegeng Hary Priyanto
menjelaskan bahwa korban bisa diselamatkan. Sebab, sabetan
golok di leher korban itu ternyata tidak mengenai pusat saraf
otak. Saraf otak tidak kena, korban juga tidak pingsan tadi.

Jelas Hospital Liaison Officer ( HLO ) RS Al-Huda Gambiran,


Banyuwangi tersebut. Setelah ditangani di intensive care unit
( ICU ), korban segera mendapatkan operasi pemulihan. Operasi
itu dilakukan sekitar 10.00 WIB kemarin. Yang sulit adalah
menyambung bagian yang putus itu. Ujarnya
Sementara itu, Kapolsek Tegal Dlimo AKP Hery Purnomo
memutuskan, motif pelaku masih diselidiki. Diduga, kasus
tersebut mengarah pada urusan rumah tangga. Saat ini
tersangka ditahan di polsek. tuturnya.

Peristiwa kekerasan yang dilakukan oleh


pelaku diduga oleh karena urusan rumah
tangga yang motifnya masih belum
diketahui.

Korban mendapat perlakuan kekerasan fisik


dari pelaku berupa sabetan golok yang
menyebabkan leher korban terluka sepanjang
10-20 cm dan jari telunjuk korban putus.
Korban langsung dibawa ke RS Al-Huda
Gambiran dan melaporkan kekerasan fisik
tersebut ke polisi.

Permasalahan dari sisi


Pelaku ( suami ):

Permasalahan dari
sisi korban ( istri )
:

Analisa Kasus

Pelaku telah melakukan


sebuah kekerasan fisik
dalam rumah tangga, sesuai
dengan Undang-Undang
No.23 Tahun 2004 tentang
Kekerasan Dalam Rumah
Tangga pasal 6

Karena perbuatannya pelaku


dapat dikenai sanksi sesuai
dengan Undang-Undang no.
23 tahun 2004 tentang
Kekerasan Dalam Rumah
Tangga pasal 44 ayat 2.

Permasalahan
dari sisi
penegak
Dalam hal perbuatan yang
dimaksud pada ayat 1 hukum

mengakibatkan korabn
mendapat jatuh sakit atau luka
berat, dipidana dengan pidana
penjara paling lama 10
(sepuluh) tahun atau denda
paling banyak Rp.
30.000.000,00 (tiga puluh juta
rupiah).

Kekerasan fisik
sebagaimana dimaksud
dalam pasal 5 huruf adalah
perbuatan yang
mengakibatkan rasa sakit,
jatuh sakit, atau luka
berat.

Permasalahan dari sisi medis

Dilihat dari segi fisik korban mengalami luka akibat sabetan


golok oleh pelaku yang mengakibatkan leher korban terluka
sepanjang 10-20 cm dan jari telunjuk korban putus.

KESIMPULAN Visusm Et Repertum Kasus

Ditemukan luka bacok pada leher sepanjang 10 20 cm tidak


sampai menganai saraf otak b. Telunjuk jari putus
Luka tersebut disebakan oleh persentuhan benda tajam berupa
golok .
Untuk keperluan pengobatannya, penderita di rawat di rumah
sakit Al-Huda Gambiran pada tanggal 8 juni 2014 di ruang di
intensive care unit (ICU). Korban segera mendapatkan operasi
pemulihan. Operasi itu dilakukan sekitar 10.00 WIB.
Kualifikasi luka belum luka belum bisa di tentukan.

Demikian Visum et Repertum ini dibuat dengan


mengingat sumpah pada waktu menerima jabatan.

Kesimpulan Referat
KDRT adalah orang yang melakukan kekerasan dan/atau
ancaman dalam lingkup rumah tangga.
Korban KDRT adalah orang yang mengalami kekerasan
dan/atau ancaman kekerasan dalam lingkup rumah
tangga.
Kekerasan dalam rumah tangga adalah kejadian yang
sangat sering terjadi di masyarakat, bukan hanya di
Surabaya, namun juga di Indonesia bahkan di seluruh
dunia.

Berdasar pasal 51, 53 Undang- Undang Nomor 23 Tahun


2004 tentang penghapusan KDRT maka tindak pidana
kekerasan fisik sesuai pasal 44 ayat 4, kekerasan psikis
(sesuai pasal 45 ayat 2), dan kekerasan seksual (sesuai
pasal 46 yang dilakukan oleh suami terhadap isteri atau
sebaliknya) merupakan delik aduan

Setiap pasien yang diduga korban tindak pidana


meskipun belum ada surat permintaan visum et
repertum dari polisi, dokter harus membuat catatan
medis atas semua hasil pemeriksaan medisnya secara
lengkap dan jelas sehingga dapat digunakan untuk
pembuatan visum et repertum.

Terima Kasih

Você também pode gostar