Você está na página 1de 12

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG OTITIS MEDIA AKUT DENGAN

INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS SEBAGAI


SALAH SATU FAKTOR RISIKO DI RUMAH SAKIT
UMUM HAJI MEDAN

Rizka Amelia, 1Siti Masliana Siregar2


1
2

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara


Departemen Penyakit THT-KL, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

ABSTRAK
Latar Belakang: Otitis Media Akut (OMA) adalah peradangan pada telinga tengah dengan onset
yang cepat dengan tanda dan gejala dari telinga tengah, dengan faktor pencetusnya adalah
infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) yang menyebabkan peradangan dan mengganggu fungsi
tuba eustachius. Tujuan: Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang OMA dengan ISPA
sebagai salah satu faktor risiko di RSU Haji Medan. Metode: Jenis Penelitian ini adalah
penelitian deskriptif dengan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua
ibu yang datang ke Poliklinik Anak RSU Haji Medan yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi
berjumlah 96 orang dan pengambilan sampel yaitu denga purposive sampling. Hasil: Dalam
penelitian ini didapati tingkat pengetahuan tentang gejala OMA paling banyak yaitu
berpengetahuan cukup yaitu 39 orang (39.0%), mengenai faktor risiko OMA paling banyak
berpengetahuan baik yaitu 55 orang (55.0%), mengenai penatalaksanaan OMA paling banyak
berpengetahuan kurang 47 orang (47.0%), mengenai gejala ISPA paling banyak didapati
berpengetahuan baik yaitu 49 orang (49.0%), mengenai penatalaksanaan ISPA paling banyak
berpengetahuan baik yaitu 61 orang (61.0%). Pengetahuan berdasarkan usia paling banyak yaitu
berpengetahuan kurang pada kelompok usia 21-30 sebanyak 10 orang (50.0%), pengetahuan
berdasarkan pendidikan paling banyak berpengetahuan baik yaitu pada tingkat pendidikan PT
sebanyak 21 orang (53.8%). Kesimpulan: Secara keseluruhan pengetahuan ibu tentang OMA
dengan ISPA sebagai salah satu faktor risiko paling banyak didapati pada kategori cukup
yaitu 41 orang (41.0%).
Kata Kunci: Pengetahuan, otitis media akut, faktor risiko
ABSTRACT

Background: Acute otitis media (AOM) is an inflammation of the middle ear with the rapid
onset of the signs and symptoms of middle ear which the precipitating factor is upper respiratory
tract infection (URTI) that caused inflammation and eustachian tube function. Objectives: To
determine womans knowledge about AOM with URTI as one of the risk factors at RSU Haji
Medan. Methods: Thi is descriptive study with cross sectional design. Population on this
research woman that come to child polyclinic RSU Haji Medan that fulfill the inclusion and
exclusion as number 96 sample and sampling with purposive sampling. Results: In this study
the level of knowledge about symptoms of AOM is getting by sufficient knowledge 39 people
(39.0%). About the risk factors AOM is getting by knowing good as amount 55 people (55.0%).
About the treatment of is getting by knowing less as amount 47 (47.0%). About symptoms of
URTI is getting by knowing good as amount 49 people (49.0%). About the treatment of URTI is
getting by knowing good as amount 61 people (61.0%), knowledge based on age is most getting
by knowing less in the group age 21-30 years old as amount 10 people (50.0%), knowladge
based on education is most getting by knowing good at college education as amount 21 people
(53.8%). Conclusion: Overall the womans knowledge of Acute Otitis Media (AOM) with Upper
Respiratory Tract Infection (URTI) as one of the risk factor are sufficient knowledge as amount
41 people (41.0%).
Keyword: Knowlegde, acute otitis media, risk factor
I.

PENDAHULUAN
II. Otitis

tahun pertama kehidupan dengan

media

adalah

peradangan sebagian atau seluruh


mukosa

telinga

tengah,

tuba

eustachius, antrum mastoid dan selsel mastoid. Otitis media terbagi


menjadi otitis media akut, otitis
media efusi, dan otitis media kronik.
Otitis media adalah penyakit paling
umum yang terjadi pada masa anakanak dengan 90% kejadian pada dua

etiologi

dan

patogenesis

multifaktorial, namun insiden yang


tinggi merupakan masalah dalam
peningkatan kesehatan.1, 2, 3
III.

Otitis

media

akut

didefinisikan

sebagai

adanya

peradangan

pada

telinga

tengah

dengan onset yang cepat dengan


tanda dan gejala dari telinga tengah,

yang selanjutnya disebut dengan

dan 24% OME dengan etiologi

OMA.4

terbanyak adalah infeksi virus.7

IV.

OMA terjadi karena pada

VII.

Prevalensi OMA di setiap

anak-anak tuba eustachius yang lebih

negara bervariasi, berkisar antara

pendek

lebar,

menyebabkan
obstruksi

dan

horizontal

2,3-20%.

mudah

terjadinya

epidemiologi di Amerika Serikat

dengan

pembesaran

(AS),

Berbagai
dilaporkan

studi
prevalensi

adenoid. Selain itu, infeksi virus dan

terjadinya OMA sekitar 17-20% pada

alergi kedua hal tersebut juga dapat

2 tahun pertama kehidupan. Studi

menyebabkan terjadinya peradangan

epidemiologi OMA di negara-negara

pada tuba eustachius. OMA paling

berkembang sangat jarang.8

umum terjadi pada anak-anak, 75%

VIII.

Salah satu laporan

anak mengalami satu episode OMA

Center for Disease Control and

pertahun.5

Prevention (CDC) dalam salah satu

V.

Dikatakan

bahwa

programnya yaitu CDCs Active

pencetus terjadinya OMA adalah

Bacterial Core Surveillance (ABCs)

infeksi saluran pernafasan atas yang

di Amerika Serikat tahun 1999

selanjutnya disebut dengan ISPA.

menunjukkan kasus OMA terjadi

Infeksi

dapat

sebanyak enam juta kasus per tahun.

dan

Meropol, dkk juga mendapati 45-

mengganggu fungsi tuba eustachius

62% indikasi pemberian antibiotik

sehingga menurunkan tekanan di

pada anak-anak di Amerika Serikat

telinga tengah diikuti masuknya

disebabkan OMA.9

saluran

menyebabkan

juga,

napas

peradangan

bakteri dan virus ke dalam telinga


tengah

melalui

tuba

eustachius

mengakibatkan peradangan.1, 6, 7
VI.

Insiden

terjadinya

IX.

Survei

Nasional

anak-anak korea dibawah 15 tahun


menderita OMA adalah 0,08. Di

otitis

Thailand, Prasansuk dikutip dari

media pada anak-anak 6 bulan

Bermen

sampai 3 tahun yang disebabkan oleh

prevalensi OMA pada anak-anak

ISPA sebesar 61%, yaitu 37% OMA

yang berumur kurang dari 16 tahun


pada

tahun

melaporkan

1986

sampai

bahwa

1991

sebesar 0,8%. Berdasarkan survei

akan membawa dampak positif bagi

kesehatan indera pendengaran tahun

kesehatan

1994-1996

kejadian OMA pada anak dapat

pada

provinsi

di

Indonesia di dapatkan prevalensi


X.

penyakit

telinga

anak

karena

risiko

dieliminasi seminimal mungkin.

tengah

XIII.

Berdasarkan

hal

populasi segala umur di Indonesia

tersebut diatas, maka peneliti tertarik

sebesar 3.9 %. Di Indonesia belum

untuk meneliti tingkat pengetahuan

ada

ibu tentang otitis media akut (OMA)

data

nasional

baku

yang

melaporkan angka kejadian OMA.10


XI.

dengan infeksi saluran pernafasan

Berdasarkan penelitian yang

atas (ISPA) sebagai salah satu faktor

dilakukan oleh Leenos tahun 2010

risiko.

didapat tingkat pengetahuan kurang

XIV.

Penelitian

ini

sebanyak 19,1 %, hal ini disebabkan

bertujuan untuk mengetahui Tingkat

karena informasi tentang OMA dan

Pengetahuan

cara-cara

pencegahannya

Media Akut (OMA) dengan Infeksi

diterima

sangat

yang

sederhana.11

Saluran

Pengetahuan ibu tentang penyakit


ISPA merupakan modal utama untuk
kualitas

Pengetahuan
merupakan

kesehatan
atau

domain

anak.
kognitif

yang

sangat

penting untuk terbentuknya tindakan


Didasari

Pernafasan Atas

Otitis
(ISPA)

XV.

METODE PENELITIAN
XVI.
Jenis
penelitian

ini

merupakan penelitian bersifat deskriptif


dengan metode pendekatan cross sectional
yaitu

suatu

metode

penelitian

yang

dilakukan dengan tujuan utama untuk


membuat gambaran atau deskripsi tentang

seseorang (overt behavior).12


XII.

Tentang

Sebagai Salah Satu Faktor Risiko.

terbentuknya kebiasaan yang baik


demi

Ibu

oleh

suatu keadaan secara objektif.13

pengetahuan, kesadaran dan sikap

XVII.

Lokasi

penelitian

yang positif akan berlangsung lama

dilakukan di Poliklinik Anak di RS

dan bersifat permanen, ibu yang

Umum Haji Medan. Dan dilakukan

memiliki pengetahuan yang baik

mulai November Februari 2015.

tentang OMA dengan ISPA sebagai

XVIII.

salah satu faktor risiko, diharapkan

adalah semua ibu yang datang ke Poliklinik

Populasi dalam penelitian ini

Anak RS Umum Haji Medan. Subjek

sebagian besar subjek adalah Ibu

penelitian ini sebanyak 100 orang yang

Rumah Tangga.

diambil

menggunakan

sampling.
XIX. Teknik

metode

Pengumpulan

quota

data

1. Tingkat Pengetahuan Subjek


XXIII.

yang

Dari

didapati

diperoleh adalah data primer yakni langsung

berpengetahuan baik yaitu 39 orang

dari rresponden.
XX. Pengolahan data dilakukan

(39.0

dengan tahapan editing yaitu hasil kuesioner

(41.0 %), dan

atau pengamatan dilakukan penyuntingan,

memiliki

coding

sebanyak 20 orang (20.0 %).

dengan

melakukan

pengkodean, lalu entry yaitu memasukkan


data-data,

kemudian

pengecekan

ulang

cleaning

untuk

yaitu

melihat

yaitu menyimpan data lalu dianalisis secara


deskriptif.
XXI. HASIL
XXI.1.
Hasil Penelitian
XXII.

responden

yang
yang

berpengetahuan cukup 41 orang

2. Tingkat

responden

pengetahuan
Pengetahuan

yang
kurang

Subjek

Mengenai Gejala OMA

ada

kesalahan atau tidak, dan terakhir saving

%),

responden

ini

digunakan adalah teknik angket. Data yang

yaitu

bahwa

penelitian

XXIV. Dari hasil penelitian


didapati

bahwa

pengetahuan

responden mengenai gejala OMA


yang berpengetahuan cukup paling
banyak didapati yaitu 39 orang (39.0

Sampel yang diteliti

%),

diikuti

responden

yang

dalam penelitian ini berjumlah 100

berpengetahuan kurang 33 orang

orang, yaitu ibu yang datang berobat

(33.0%),

di poliklinik anak Rumah Sakit

memiliki pengetahuan baik sebanyak

Umum Haji Medan dengan kriteria

28 orang (28.20 %).

inklusi

dan

ditentukan

ekslusi
dengan

yang
usia

telah
subjek

terbanyak pada kelompok 21-30


tahun dengan pendidikan terakhir
sebagian besar subjek adalah lulusan
SMA, dengan karakteristik pekerjaan

dan

responden

yang

3. tingkat pengetahuan subjek mengenai


faktor risiko OMA
XXV.
didapati

Dari hasil penelitian


bahwa

pengetahuan

responden mengenai faktor risiko


OMA yang berpengetahuan baik
paling banyak didapati yaitu 55

orang (55.0%), diikuti responden

XXX.

yang berpengetahuan kurang 36

XXXI.

orang (36.0%), dan responden yang


memiliki

pengetahuan

cukup

6. Tingkat

Pengetahuan

Subjek

Mengenai Penatalaksanaan OMA


XXVI.

Subjek

Mengenai Penatalaksanaan ISPA

sebanyak 9 orang (9.0 %).


4. Tingkat

Pengetahuan

XXXII.

Dari

penelitian

hasil

didapati

bahwa

pengetahuan responden mengenai

Dari hasil penelitian

penatalaksanaan

ISPA

yang

didapati bahwa pengetahuan responden

berpengetahuan baik paling banyak

mengenai penatalaksanaan OMA yang

didapati yaitu 61 orang (61.0 %),

berpengetahuan kurang paling banyak

diikuti

didapati yaitu 47 orang (47.0 %), diikuti

berpengetahuan kurang 22 orang

responden yang berpengetahuan cukup

(22.0%),

27 orang (27.0%), dan responden yang

memiliki

memiliki pengetahuan baik sebanyak 26

sebanyak 17 orang (17.0%).

orang (26.0%).
5. Tingkat

7. Tingkat

Pengetahuan

Subjek

responden

pengetahuan

pengetahuan

yang
cukup

Pengetahuan

XXXIII.

XXVII. Dari hasil penelitian


bahwa

dan

yang

Subjek

Berdasarkan Usia

Mengenai Gejala ISPA

didapati

responden

penelitian

Dari

hasil

didapati

bahwa

pengetahuan responden berdasarkan

responden mengenai gejala ISPA

usia

yang berpengetahuan baik paling

paling

banyak didapati yaitu 49 orang (49.0

kelompok usia 31-40 tahun sebanyak

%),

17

diikuti

responden

yang

berpengetahuan
banyak
orang

baik

didapati

(43.6.7%),

yang
yaitu
diikuti

berpengetahuan kurang 38 orang

kelompok usia 21-30 tahun sebanyak

(38.0%),

yang

16 orang (41.0%), dan kelompok

cukup

usia 41-50 tahun sebanyak 6 orang

dan

memiliki

responden

pengetahuan

sebanyak 13 orang (13.0%).

(15.4%).

Pengetahuan

responden

XXVIII.

yang berpengatahuan cukup yang

XXIX.

paling

banyak

didapati

yaitu

kelompok usia 21-30 tahun sebanyak

SMA

20 orang (48.8%), diikuti kelompok

(53.7%),

usia 31-40 tahun sebanyak 16 orang

pendidikan SMP sebanyak 11

(39.0%), dan kelompok usia 41-50

orang

sebanyak 5 orang (12.2%). Serta

pendidikan

pengetahuan

sebanyak 5 orang (12.2%), dan

responden

berpengetahuan

22

diikuti

orang
tingkat

(26.8%),

tingkat

perguruan

tinggi

juga

tingkat pendidikan SD sebanyak

dijumpai pada kelompok usia 21-30

3 orang (7.3). Serta pengetahuan

tahun sebanyak 10 orang (50.0%),

responden

berpengetahuan

diikuti kelompok usia 31-40 tahun

kurang

paling

sebanyak 7 orang (35.0%), dan

didapati yaitu tingkat pendidikan

kelompok usia 41-50 tahun sebanyak

SD sebanyak 10 orang (50.0%),

3 orang (15.0%).

tingkat

8. Tingkat

kurang

sebanyak

Pengetahuan

Subjek

Berdasarkan Pendidikan

XXXV.

Dari hasil penelitian didapati

bahwa pengetahuan responden


berdasarkan

pendidikan

berpengetahuan baik yang paling


banyak didapati yaitu tingkat
pendidikan
sebanyak

perguruan

tinggi

21 orang (53.8%),

diikuti tingkat pendidikan SMA


sebanyak

17 orang (43.6%),

tingkat

pendidikan

SMP

sebanyak 1 orang (2.6%), dan


tingkat

pendidikan

dijumpai.

SD

tidak

Pengetahuan

responden yang berpengatahuan


cukup

yang

paling

banyak

didapati yaitu tingkat pendidikan

banyak

pendidikan

SMA

sebanyak 9 orang (45.0%).


IV PEMBAHASAN
XXXVI.

XXXIV.

yang

Hasil

penelitian

mengenai tingkat pengetahuan ibu,


dari 100 sampel di Poliklinik Anak
RSU Haji dijumpai hasil terbanyak
dengan pengetahuan responden yaitu
pada kategori cukup sebanyak 41
sampel (41.0%). Hal ini sejalan
dengan hasil dari penelitian Leenos
tahun 2010 di Puskesmas Padang
Bulan dengan total responden 68
orang

didapatkan

hasil

yang

berpengetahuan cukup sebanyak 43


orang (63.3%). Banyak hal yang
mempengaruhi pengetahuan ibu-ibu
tentang OMA dengan ISPA sebagai
faktor risiko karena pengetahuan

pada dasarnya terdiri dari sejumlah

kurang 36 orang (36.0%), dan yang

fakta dan teori yang memungkinkan

memiliki

seseorang untuk dapat memecahkan

sebanyak 9 orang (9.0%). Ini sesuai

masalah

dengan

yang

dihadapinya.

pengetahuan
teori

cukup

Mubarak

Pengetahuan tersebut diperoleh baik

kemudahan

dari pengalaman langsung maupun

informasi

melalui pengalaman orang lain.11, 14

seseorang memperoleh pengetahuan

XXXVII.

mengenai

Dari hasil penelitian


gejala

OMA

untuk

(2011)

memperoleh

dapat

mempercepat

yang baru.17
XXXIX.

yang

Dari

hasil

berpengetahuan cukup paling banyak

penelitian mengenai penatalaksanaan

didapati yaitu 39 orang (39.0%),

OMA yang berpengetahuan kurang

berpengetahuan kurang 33 orang

paling banyak didapati yaitu 47

(33.0%),

baik

orang (47.0%), yang berpengetahuan

sebanyak 28 orang (28.0%). Tingkat

cukup 27 orang (27.0%), dan yang

pengetahuan ibu mengenai gejala

memiliki pengetahuan baik sebanyak

OMA paling banyak didapati oleh

26

karena pengetahuan tentang gejala

memungkinkan yang menyebabkan

OMA

pengetahuan

dan

dapat

pengalaman

pengetahuan

diperoleh
dalam

dari

keluarga,

orang

(26.0%).
ibu

penatalaksanaan

Hal

yang

mengenai

dalam

kategori

pengalaman sendiri atau pengalaman

kurang yaitu informasi mengenai

orang lain. Anak-anak lebih mudah

cara penanganan yang sederhana dan

mendapatkan infeksi telinga tengah

juga informasi-informasi penanganan

karena tuba eustachius yang lebih

yang kurang benar. Oleh sebab itu

pendek, lebih lebar dan datar. Selain

dalam

itu, infeksi juga di pengaruhi oleh

masyarakat

perlu

diberikan

keadaan status ekonomi yang rendah

pengetahuan

atau

informasi-

dan higine yang buruk. 15, 16

informasi yang benar dan lengkap

XXXVIII.

Dari hasil penelitian

rangka

perilaku

penatalaksaanaan

dan

sehat,

pelayanan

mengenai faktor risiko OMA yang

kesehatan. Kepercayaan yang tidak

berpengetahuan baik paling banyak

didasarkan pada pengetahuan yang

didapati yaitu 55 orang (55.0%),

benar

dan

lengkap,

akan

menyebabkan kesalahan bertindak.18


XL.

Dari hasil penelitian

mengenai

gejala

ISPA

yang

kesehatan dapat dilihat dari tugas


kesehatan

keluarga

yang

dilaksanakan.

Ibu

dapat

melaksanakan

yang

tugas

berpengetahuan baik paling banyak

berarti

didapati yaitu 49 orang (49.0%),

masalah kesehatan keluarga.31

yang berpengetahuan kurang 38

sanggup

kesehatan

menyelesaikan

XLII. Dari hasil penelitian

orang (38.0%), dan yang memiliki

berdasarkan

pengetahuan cukup sebanyak 13

berpengatahuan baik paling banyak

orang (13.0%). Hal ini menjukkan

didapati yaitu kelompok usia 31-40

bahwa

ibu-ibu

tahun sebanyak 17 orang (43.6%),

mengenai gejala ISPA mudah untuk

yang berpengetahuan cukup paling

dikenali karena merupakan gejala

banyak didapati yaitu kelompok usia

yang umum pada anak-anak.

21-30 tahun sebanyak 20 orang

pengetahuan

XLI.

mengenai

Dari hasil penelitian

yang

(48.8%), serta yang berpengetahuan

ISPA

kurang paling banyak didapati yaitu

yang berpengetahuan baik paling

kelompok usia 21-30 sebanyak 10

banyak didapati yaitu 61 orang

orang

(61.0%),

berpengetahuan

berpengetahuan baik pada kelompok

kurang 22 orang (22.0%), dan yang

usia 31-40 dikarenakan pada usia 31-

memiliki

40 merupakan usia produktif dimana

sebanyak

penatalaksanaan

usia

yang

pengetahuan
17

orang

cukup
(17.0%).

usia

(50.0%).

tersebut

sudah

Didapati

memiliki

Kemampuan

ibu

dalam

kematangan secara fisik maupun

penatalaksanaan

ISPA

adalah

biologis dan lebih matang untuk

kesanggupan keluarga terutama ibu

berfikir

dalam merawat anak dengan ISPA.

mempengaruhi daya tangkap dan

Kemampuan

dalam

pola piker seseorang. Sedangkan

asuhan

kesehatan

berpengetahuan kurang didapati pada

status

kesehatan

kelompok usia 21-30 dikarenakan

ibu

pada usia 21-30 merupakan usia ibu

pemeliharaan

yang tergolong memiliki pengalaman

keluarga

memberikan
mempengaruhi
anak.

Kesanggupan

melaksanakan

dan

bertindak,

umur

kurang dikarenakan pada usia itu

seseorang

pengalaman

dimilikinya tidak luas dan sulitnya

tentang

anak

lebih

maka

wawasan

sedikit. Menurut Purnama B (2008),

menerima

pengetahuan (knowledge) merupakan

Maulana

terminologi generik yang mencakup

merupakan hasil dari tahu dan ini

seluruh

terjadi setelah seseorang melakukan

hal

yang

diketahui

manusia..20,

informasi.

yang

(2009)

Menurut
pengetahuan

penginderaan terhadap sesuatu objek

XLIII.

Dari hasil penelitian

berdasarkan

pendidikan

yang

tertentu. Sebagian besar pengetahuan


manusia diperoleh melalui mata dan

berpengatahuan baik paling banyak

telinga.

Melalui

pendidikan

didapati yaitu tingkat pendidikan

seseorang

dapat

memperoleh

perguruan tinggi sebanyak 21 orang

informasi

dengan

(53.8%), yang berpengetahuan cukup

penginderaan,

paling banyak didapati yaitu tingkat

juga menentukan mudah tidaknya

pendidikan SMA sebanyak 22 orang

seseorang memahami pengetahuan

(53.7%), serta yang berpengetahuan

yang diperolehnya.21,22

cepat

tingkat

kurang paling banyak didapati yaitu

XLIV.

tingkat pendidikan SD sebanyak 10

XLV.

orang

XLVI. DAFTAR PUSTAKA

(50.0%).

Berpengetahuan

paling banyak didapati yaitu pada


kategori

baik

dengan

tingkat

pendidikan perguruan tinggi, pada


umumnya
pendidikan

orang

yang

lebih

memiliki

tinggi

akan

mempunyai wawasan yang lebih luas


dn mudahnya menerima informasi
baik dari orang lain maupun media
massa, demikian juga didapatkan
kategori

kurang

pada

tingkat

pendidikan SD di akibatkan akibat


semakin

rendahnya

pendidikan

melalui

pendidikan

1. Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J,


Restuti RD. Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga Hidung Tenggorokan Kepala
&Leher. Edisi VI. Jakarta: FKUI; 2007.
p. 65-67.
2. Depkes RI. Pharmaceutical Care Untuk
Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan.
Jakarta: Direktorat Bina Farmasi
Komunitas dan Klinik; 2005.
3. Sakunyi z, Zinner A, Splanler J, Rogers
T, Katona G. Relationship of
environmental tobacco smoke to otitis
media(OM) in children. Hungary: Int J
Pediatr Otorhinolaryngol. 2012 July ;
76(7): 989993.
4. British Columbia Medical Association.
Guidelines & Protocols Otitis Media:

Acute Otitis Media (AOM) & Otitis


Media With Effusion (OME); 2010.
5. Forgie S, Zhanel G, Robinson J.
Management of Acute Otitis Media.
Ottawa: Canadian Paediatric Society.
Infectious Diseases and Immunization
Committee. 2009 September; 14 (7).
6. Chonmaitree T, Revai K, Grady JJ, Clos
A, Patel JA, Nair S, Fan J, Henrickson
KJ. Viral Upper Respiratory Tract
Infection and Otitis Media Complication
in Young Children. Clin Infect Dis. 2008
Mar 15;46(6):815-823.
7. Umar S. Prevalensi dan Faktor Risiko
Otitis Media Akut Pada Anak-Anak di
Kotamadya Jakarta Timur. Jakarta:
FKUI; 2013.
8. Rosenfeld RM, Culpeper L, Doyle KJ,
Grundfast KM, Hoberman A, Kenna
MA, et al. Clinical practice guideline :
otitis media with effusion. Otolaryngol
Head Neck Surg. 2004;130:S95
9. American Academy of Pediatrics
Subcommittee on Management of Acute
Otitis
Media.
Diagnosis
and
Management of Acute Otitis Media.
Pediatrics. 2004 May ;113(5):1451-65.
10. Supari SF. Keputusan Menteri Kesehatan
RI Nomor 878/Menkes/SK/XI/2006
tentang Rencana Strategi Nasional
Penanggulangan Gangguan Pendengaran
dan Ketulian Untuk Mencapai Sound
Hearing
2030.
Jakarta:
Menteri
Kesehatan RI; 2006. p. 4.
11. Leenos SL. Tingkat Pengetahuan Ibu
Tentang Infeksi Saluran Pernafasan Atas
(ISPA) sebagai salah Satu Faktor Resiko
Terjadinya Otitis Media Akut (OMA) di
Puskesmas Padang Bulan. Medan:
FKUSU; 2010.
12. Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan dan
Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta;
2007.
13. Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2005.

14. Notoatmodjo, S. Metodologi Penelitian


Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta : Rineka
Cipta. 2010, 88-90.
15. Ghanie A. Penatalaksanaan Otitis Media
Akut
Pada
Anak.
Palembang:
Departemen Ilmu Kesehatan THT-KL
FK UNSRI; 2010.
16. Cetakan Kedua. Jakarta: Rineka Cipta;
2003.
17. Maulana
JDH. Promosi Kesehatan.
Jakarta : EGC; 2009.
18. Notoatmodjo
S.
Ilmu
Perilaku
Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta; 2010.
19. Huriah T, Lestari R. Pengaruh
Pendidikan Kesehatan tentang Infeksi
Saluran Pernafasan Atas (ISPA) pda
Balita di Dusun Lemahdadi Kasiha n
Bantul Yogyakarta. Malang: UMM;
2009
20. Notoadmodjo S. Ilmu Kesehatan
Masyarakat:
Prinsip-Prinsip
Dasar.
Cetakan Kedua. Jakarta: Rineka Cipta;
2003
21. Maulana JDH. Promosi Kesehatan.
Jakarta : EGC; 2009.

22. Erfandi. Pengetahuan dan faktor-faktor


yang mempengaruhi. Update [2013
Juni].
Available
from
:
http://Forbetterhealth.wordpress.com.
{accesed, 12 february 2015}
XLVII.
XLVIII.
XLIX.
L.
LI.
LII.
LIII.
LIV.
LV.
LVI.
LVII.

LVIII.

LXXI.

LIX.

LXXII.

LX.

LXXIII.

LXI.

LXXIV.

LXII.

LXXV.

LXIII.

LXXVI.

LXIV.

LXXVII.

LXV.

Lampiran

LXXVIII. Tabel 4.1 Distribusi tingkat

LXVI.

pengetahuan subjek

LXVII.

LXXIX.

LXVIII.

LXXX.

LXIX.

LXXXI.

LXX.

LXXXII.

I.

Tin
gk
at
Pe

II.

ng

et

III.

ah
ua
IV.

n
Bai

VII.

k
Cu
ku

X.

p
Kur
an

XIII.

g
Tot
al

V.
39

VIII.
41

XI.
20

XIV.
100

VI.

39.0

IX.

41.0

XII.

20.0

XV.

100.0

Você também pode gostar