Você está na página 1de 6

LAPORAN PRAKTIKUM

PLASMOLISIS

Nama:
IDA AYU RATIH DWI NUGRAHA PUTRI
1208505001

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2012 / 2013

LAPORAN PRAKTIKUM PLASMOLISIS


A. JUDUL
Plasmolisis
B. TUJUAN
Melihat proses plasmolisis pada Rhoeo discolor
C. TINJAUAN PUSTAKA
Peristiwa plasmolisis adalah peristiwa keluarnya cairan sel melalui membrane sel akibat
dari pengaruh gradient konsentrasi. Peristiwa plasmolisis ini terjadi jika sel dimasukkan ke
dalam larutan yang hipertonis terhadap plasma sel, menyebabkan air merembes ke luar dinding
sel. Hal ini terjadi karena deficit tekanan difusi di dalam suatu sel lebih rendah dari deficit
tekanan difusi yang ada di sekitar sel, sehingga air akan meninggalkan sel sampai deficit tekanan
difusi di dalam dan deficit tekanan difusi di luar sel sama besar. (dwijo seputro.1990:77).
Peristiwa plasmolisis ini terjadi karena adanya perpindahan molekul dari kerapatan
rendah ke kerapatan tinggi. Perpindahan molekul ini dinamakan osmosis. Osmosis merupakan
bagian dari transport pasif. Secara umum perpindahan molekul atau ion melewati membrane
terdiri atas 2 macam, yaitu:
1. Transport pasif adalah perpindahan molekul atau ion tanpa menggunakan energi sel.
Perpindahan tersebut terjadi secara spontan, dari konsentrasi tinggi ke rendah. Contohnya
difusi, osmosis dan difusi terfasilitasi.
a. Difusi adalah penyebaran molekul zat dari konsetrasi (kerapatan) tinggi ke konsentrasi
rendah, tanpa menggunakan energi. Secara spontan, molekul zat dapat berdifusi hingga
dicapai kerapatan yang sama dalam suatu ruangan, misalnya setetes parfum akan
menyebar ke seluruh ruangan (difusi gas didalam medium udara), molekul sesendok
gula akan menyebar ke seluruh volume air di gelas meskipun tanpa diaduk (difusi zat
padat di dalam medium air), hingga kerapatan zat itu merata.
b. Osmosis adalah perpindahan ion atau molekul dari kerapatan rendah ke kerapatan tinggi
dengan melewati suatu membran. Osmosis dapat didefinisikan sebagai difusi lewat
membran. Tekanan osmosis dapat diukur dengan suatu alat yang bernama osmometer.
2. Transport aktif adalah perpindahan molekul atau ion dengan menggunakan energi dari sel
itu. Perpindahan tersebut dapat terjadi meskipun menentang konsentrasi. Contohnya pompa
Natrium (Na+)-Kalium (K+), endositosis dan eksositosis.

Dalam hal ini proses osmosis dapat membahayakan suatu sel. Sel yang mempunyai
sitoplasma pekat (berarti kerapatan airnya rendah), bila berada dalam kondisi hipotonik akan
kemasukan air hingga tekanan osmosis sel menjadi tinggi. Keadaan yang demikian dapat
memecahkan sel tersebut. Dikatakan bahwa sel itu mengalami lisis, yaitu hancurnya sel karena
rusaknya atau robeknya membran plasma.
Sebaliknya, jika sel dimasukkan ke dalam larutan hipertonik dibandingkan sel tersebut,
maka air dalam sel akan mengalami osmosis keluar sel. Sel akan mengalami krenasi yang
menyebabkan sel berkeriput karena kekurangan air.
Pada sel tumbuhan, keluarnya air dalam sitoplasma ke luar sel menyebabkan volume
sitoplasma mengecil. Akibatnya, membran plasma akan terlepas dari dinding sel. Peristiwa
lepasnya membran plasma dari dinding sel disebut plasmolisis. Plasmolisis yang parah
menyebabkan kematian sel.
Plasmolisis biasanya terjadi pada kondisi yang ekstrim, dan jarang terjadi di alam. Biasanya
terjadi secara sengaja di laboratorium dengan meletakkan sel pada larutan bersalinitas tinggi
ataupun larutan pekat untuk menyebabkan ekosmosis. Plasmolisis adalah suatu proses yang
secara riil bisa menunjukkan bahwa sel sebagai unit terkecil kehidupan ternyata terjadi sirkulasi
keluar masuk suatu zat, artinya suatu zat atau materi bisa keluar dari sel, dan bisa masuk melalui
membrannya.
Adanya sirkulasi ini bisa menjelaskan bahwa sel tidak diam, ternyata sungguh dinamis
dengan lingkungannya, jika memerlukan materi dari luar maka ia harus mengambil materi itu
dengan segala cara, yaitu mengatur tekanan agar terjadi perbedaan tekanan sehingga materi dari
luar itu bisa masuk.
Kondisi sel tidak selalu berada pada keadaan yang normal yang dengan mudah ia
mengaturnya ia bisa mencapai homeostatis (seimbang). Terkadang sel juga bisa berada di
lingkungan yang ekstrem menyebabkan semua isi sel dipaksakan keluar karena diluar tekanan
lebih besar, jika terjadi demikian maka terjadilah lisis (plasmolisis) yang menyebabkan sel itu
mati.
Pada umumnya tumbuhan yang digunakan untuk mengamati terjadinya proses
plasmolisis adalah tumbuhan Rhoeo discolor. Tumbuhan ini memiliki sel yang berbentuk
heksagonal dan terdapat pigmen antosianin yang menyebabkan bagian bawah tumbuhan ini

berwarna ungu. Bagian bawah yang berwarna ungu inilah yang nantinya akan diamati di bawah
mikroskop dan nantinya dapat dengan jelas terlihat adanya proses plasmolisis.
D. ALAT DAN BAHAN
Alat:
- Mikroskop
- Gelas obyek
- Gelas penutup
- Silet
- Pipet
Bahan:
- Air
- Larutan gula yang cukup pekat
- Epidermis bawah daun Rhoeo discolor
E. CARA KERJA
a. Iris tipis bagian bawah daun Rhoeo discolor yang berwarna ungu secara melintang tanpa
b.
c.
d.
e.
f.
g.

merusak sel yang akan diamati


Letakkan preparat tersebut di atas gelas obyek
Tetesi preparat tersebut dengan air, lalu tutup dengan gelas penutup
Amati sel daun Rhoeo discolor
Tetesi kembali daun yang ditetesi air tadi dengan larutan gula yang cukup pekat
Amati kembali sel daun tersebut di bawah mikroskop
Amati perubahan yang terjadi

F. HASIL

Preparat yang ditetesi


air

Preparat yang telah ditetesi


larutan gula cukup pekat,
warna ungu sudah mulai
menghilang

Setelah beberapa menit


ditetesi larutan gula, warna
ungu yang tersisa semakin
sedikit

G. PEMBAHASAN
Pada percobaan ini digunakan epidermis bawah daun Rhoeo discolor. Epidermis ini
mengandung sel yang berbentuk heksagonal dan pigmen antosianin yang memberikan warna
ungu pada bagian bawah daun Rhoeo discolor. Pada saat preparat ditetesi air biasa, terlihat warna
ungu yang banyak dan cukup jelas, serta terdapat stomata di sekeliling sel tersebut. Hal ini
terjadi karena pada saat normal pigmen antosianin berada pada vakuola tumbuhan yang cukup
besar, sehingga pigmen antosianin yang memberikan warna ungu terlihat jelas.
Setelah preparat ditetesi larutan gula yang cukup pekat dan diamati kembali pada
mikroskop, terjadi perubahan pada warna sel. Warna ungu yang awalnya terlihat jelas dan
banyak menjadi semakin berkurang. Ketika dibiarkan dalam waktu beberapa menit, warna ungu
semakin berkurang dan hampir tidak terlihat lagi. Hal ini terjadi karena pengaruh larutan gula
cukup pekat yang ditetesi pada preparat tersebut. Dalan hal ini, larutan gula yang cukup pekat
tersebut merupakan larutan hipertonis dibandingkan dengan cairan di dalam sel. Hal ini
menyebabkan terjadinya perbedaan konsentrasi di luar dan di dalam sel. Kondisi ini
menyebabkan timbulnya osmosis yaitu perpindahan larutan dari kerapatan rendah ke kerapatan
tinggi. Karena kerapatan cairan di dalam sel tersebut lebih rendah dari pada larutan gula, maka
cairan di dalam sel akan keluar dari vakuola sehingga membrane sitoplasma akan mengerut,
begitu juga sitoplasma, dan secara otomatis ukuran vakuola akan menciut pula. Ukuran vakuola
yang menciut ini mengakibatkan pigmen antosianin yang terdapat dalam vakuola juga tidak
terlihat, sehingga warna ungu yang terlihat semakin berkurang. Apabila plasmolisis ini terjadi
secara terus-menerus maka akan mengakibatkan kematian sel.
H. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan di atas dapat disimpulkan bahwa plasmolisis terjadi karena adanya
perbedaan konsentrasi di dalam sel dengan di luar sel. Plasmolisis dapat terjadi apabila sel
tumbuhan diletakkan dilingkungan hipertonik (larutan gula) sehingga air akan keluar dari dalam
vakuola karena tekanan osmosis, membuat sitoplasmanya mengerut dan membran plasma lepas
dari dinding sel. Pigmen antosianin yang terdapat pada daun Rhoeo discolor dapat
memperlihatkan terjadinya proses plasmolisis pada tumbuhan. Apabila preparat ditetesi air maka
warna ungu akan terlihat jelas dan banyak, namun apabila preparat ditetesi larutan gula yang

cukup pekat maka warna ungu akan terlihat berkurang karena larutan gula bertindak sebagai
larutan hipertonik.
Plasmolisis biasanya terjadi pada kondisi yang ekstrim, dan jarang terjadi di alam. Biasanya
terjadi secara sengaja di laboratorium dengan meletakkan sel pada larutan bersalinitas tinggi
ataupun larutan pekat untuk menyebabkan ekosmosis.

DAFTAR PUSTAKA
Kimball. 2000. Biologi Umum. Jakarta: Erlangga.
Setiowati, Tetty dan Deswaty Furqonite. 2007. Biologi Interaktif untuk SMA/MA. Jakarta: Azka
Press.
Syamsuri, Istamar. 2004. Biologi Jilid 2A untuk SMA kelas XI semester 1. Jakarta : Erlangga.

Você também pode gostar