Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
A. Latar Belakang
Setiap tahun jumlah penderita diabetes cenderung meningkat. Berdasarkan data
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Indonesia kini menempati urutan ke-4 terbesar
dalam jumlah penderita diabetes melitus di dunia.
Pada 2006, jumlah penyandang diabetes (diabetasi) di Indonesia mencapai 14
juta orang. Dari jumlah itu, baru 50% penderita yang sadar mengidap, dan sekitar 30%
di antaranya melakukan pengobatan secara teratur. Menurut beberapa penelitian
epidemiologi, prevalensi diabetes di Indonesia berkisar 1,5 sampai 2,3, kecuali di
Manado yang cenderung lebih tinggi, yaitu 6,1%.
Penyakit gula atau diabetes melitus (DM) dapat menyerang siapa saja, tuamuda, kaya-miskin, atau kurus-gemuk. Penyakit diabetes tidak dapat disembuhkan,
namun dapat dicegah. Diabetes melitus atau dikenal pula penyakit kencing manis
disebabkan oleh gangguan metabolisme yang berhubungan dengan hormon insulin
Diabetes Melitus atau penyakit kencing manis adalah penyakit menahun
(kronis), yang ditandai oleh kadar glukosa (gula) di dalam darah tinggi. Kadar glkosa
darah yang normal pada waktu puasa tidak melebihi 100 mg/dl dan 2 jam sesudah
makan kurang dari 140 mg/dl. Kadar glukosa darah yang terlalu tinggi dapat
menyebabkan timbulya gejala-gejala seperti : sering kencing, rasa haus dan rasa lapar
yang berlebihan, sering mengalami infeksi, letih lesu, berat badan menurun, dll.
Namun dapat pula terjadi pada beberapa penderita DM yang tidak merasakan
gejala-gejala tersebut diatas dan penyakitnya ditemukan secara kebetulan, misalnya
pada waktu pemeriksaan kesehatan rutin.Apabila pada seseorang penderita kencing
manis kadar glukosa darahnya tinggi dalam jangka waktu yang lama, maka akan timbul
komplikasi menahun (kronis yang mengenai mata menyebabkan gangguan penglihatan
bila mengenai sistem syaraf akan menyebabkan gangguan rasa dan gangguan bila
mengenai ginjal menyebabkan gangguan fungsi ginjal).
Adapun gambaran luka pada penderita kencing manis dapat berupa: demopati
(kelainan kulit berupa bercak-bercak bitam di daerah tulang kering), selulitis
(peradangan dan infeksi kulit), nekrobiosisi lipiodika diabetik (berupa luka oval, kronik,
tepi keputihan), osteomielitis (infeksi pada tulang) dan gangren (lika kehitaman dan
berbau busuk).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Diketahuinya asuhan keperawatan pada klien Ny. S dengan ulkus diabetikum di
bangsal Flamboyan BPK RSU Kabupaten Magelang Jawa Tengah Tahun 2009.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya asuhan keperawatan pada klien Ny. S dengan diabetes mellitus di bangsal
Flamboyan BPK RSU Kabupaten Magelang Jawa Tengah Tahun 2008.
b. Diketahuinya asuhan keperawatan pada klien Ny. S dengan ulkus diabetikum di bangsal
Flamboyan BPK RSU Kabupaten Magelang Jawa Tengah Tahun 2008.
TINJAUAN TEORI
A. DIABETES MELLITUS
1. Definisi
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh
kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner dan Suddarth, 2002).
Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang
yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat
kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).
2. Klasifikasi Diabetes
Secara klinis DM dapat digolongkan menjadi 2 tipe (Firman, 2008), yaitu
a. Diabetes Mellitus Tipe I (IDDM)
IDDM terdapat paling banyak pada orang muda, biasa dibawah usia 30 tahun
atau bahkan sejak usia anak-anak sehinga disebut Juvenil Onset Diabetes
Mellitus.Penyakit ini disebabkan defisiensi insulin yang absolut. Hal itu terjadi karena
kerusakan total dari sel beta pankreas yang merupakan sel-sel penghasil insulin.
b. DM tipe II (NIDDM)
NIDDM paling banyak menyerang orang (usia sekitar 40 tahun ke atas). Kategori
ini terdapat insulin tidak efektif atau tidak mencukupi (defisiensi insulin relatif) dan
biasanya dapat dikelola melalui terapi diet, atau dengan pengobatan menggunakan
Obat diabetik oral baik yang dibuat dari bahan kimia maupun dari ekstrak tumbuhan
alam, yang dikategorikan dalam 2 tingkatan yaitu Diabetes Mellitus (DM) tipe II kadar
Gula Darah sangat tinggi: jika kadar gula darah sewaktu > 200 mg/dl, Diabetes Mellitus
(DM) tipe II kadar Gula Darah tinggi: jika kadar sewaktu 140 199 (Foster cit Herenda,
2005)
c. Diabetes tipe lain yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom tertentu, misalnya
penyakit pankreas, hormonal, obat atau bahan kimia, kelainan reseptor dan kelainan
genital (WHO cit Herenda, 2005).
d. Diabetes mellitus gestational (kehamilan). Diabetes yang terjadi pada wanita hamil tidak
mengidap diabetes. Diabetea Gestational disebabkan oleh peningkatan kebutuhan
energi dan hormon pertumbuhan yang terus menerus tinggi selama kehamilan.
e. Diabetes Insipidus. Suatu penyakit yang ditandai oleh penurunan produksi, sekresi dan
fungsi dari ADH. Diabetes Insipidus disebabkan oleh berkurangnya produksi ADH baik
total maupun parsial oleh hipotalamus atau penurunan pelepasan ADH dari hipofisis
anterior serta ketidakmampuan ginjal berespon terhadap kadar ADH dalam darah,
akibat berkurangnya reseptor atau second messenger (Faktor genetik, pembawa gen
resesif terkait X, Hipokalemia, dan hipokalemia.
3. Etiologi
Menurut rusari (2008), etiologi diabetes mellitus dibagi menjadi 2 bagian, antara
lain:
a. Diabetes tipe I
1) Faktor-faktor Genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri, tetapi mewarisisuatu
predisposisiatau kecenderungan genetic ke arahterjadinya diabetes tipe I.
2) Faktor-faktor Imunologi
Pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon autoimun. Respon ini
merupakan respon abnormal dimana antibodi tertarikterarah pada jaringan normaltubuh
dengan cara bereksi terhadap jaringan tersebutyang dianggapnya seolah-olah sebagai
jaringan asing.
3) Faktor-faktor lingkungan
Penyelidikan juga sedang dilaukan terhadap kemungkinan faktor-faktor eksternal
yang dapat memicu dekstruksi sel beta.
b. Diabetes tipe II
1) Usia (resisten insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 tahun)
2) Obesitas
3) Riwayat keluarga
la Diabetes Mellitus
Dapat digolongkan menjadi gejala akut dan gejala kronik (Misnadiarly, 2006),
antara lain :
a. Gejala Akut
Gejala penyakit DM ini dari satu penderita ke penderita lainnya tidaklah selalu
sama, dan gejala yang disebutkan disini adalah gejala yang umum timbul dengan tidak
mengurangi kemungkinan adanya variasi gejala lain, bahkan ada penderita diabetes
yang tidak menunjukkan gejala apa pun sampai pada saat tertentu.
1) Pada permulaan gejala ditunjukkan meliputi tiga serba banyak yaitu :
a) Banyak makan (polipagi)
b) Banyak minum (polidipsi)
c) Banyak kencing (poliuri)
Atau disingkat dengan 3P. Dalam fase ini biasanya penderita menunjukkan berat
badan yang terus naik bertambah gemuk, karena pada saat ini jumlah insulin masih
mencukupi.
2) Bila keadaan tersebut tidak cepat diobati, lama-kelamaan mulai timbul gejala yang
disebabkan oleh kurangnya insulin. Jadi bukan 3P
b. Gejala Kronis
Kadang-kadang penderita DM tidak menunjukkan gejala akut (mendadak) tetapi
baru menunjukkan gejala sesudah beberapa bulan atau beberapa tahun mengidap
penyakit DM. gejala ini disebut gejala kronik atau menahun.
Gejala kronik yang sering timbul adalah seorang penderita dapat mengalami
beberapa gejala tersebut, antara lain kesemutan, kulit terasa panas (wedangan) atau
sepaerti tertusuk-tusuk jarum, rasa tebal di kulit, kram, capek, mudah mengantuk, mata
kabur, gatal di sekitar kemaluan, gigi mudah lepas, kemauan seksual menurun, dan
para ibu hamil sering mengalami keguguran atau kematian janin dalam kandungan atau
dengan berat badan lahir > 4 kg.
5. Patofisiologis
Menurut Brunner dan Suddarth (2002), patofisiologi diabetes mellitus sebagai
berikut:
a. Diabetes Mellitus Tipe I :
Pada diabetes tipe I terdapat ketidakmampuan untuk menghasilkan insulin
karena sel- sel beta pangkreas telah dihancurkan oleh proses autoimun. Hiperglikemi
puasa terjadi akibat produksi glukosa yang tidak terukur oleh hati. Glukosa yang berasal
dari makanan tidak dapat disimpan dalam hati meskipun tetap berada dalam darah dan
menimbulkan heperglikemia postprandial ( sesudah makan )
Jika konsentrasi glukosa darah cukup tinggi, ginjal tidak dapat menyerap kembali
semua glukosa yang tersaring keluar , akibatnya glukosa tersebut m,uncul dalam urin
( glukosuria ).Ketika glukosa dieskresikan kedalam urin, eskresi ini akan disertai
pengeluaran cairan
yang
kehilangan cairan dan elektrolit, pasien akan mengalami peningkatan dalam berkemih,
(poliuria dan rasa haus polidipsia)
Defisiensi
insulin
mengganggu
metabolisme
protein
dan
lemak
dan
insulin pada DM tipe II disertai dengan penurunan reaksi intrasel. Dengan demikian
insulin tidak efektif untuk menstimulasi glukosa oleh jaringan.
Untuk mengatasi resistensi insulin dan mencegah terbentuknya glukosa dalam
darah, harus terdapat peningkatan jumlah insulin yang disekresikan. Meskipun terjadi
gangguan sekresi insulin yang merupakan ciri khas diabetic tipe II, namun masih ada
insulin dengan jumlah insulin yang adekuat untuk mencegah pemecahan lemak dan
produksi badan keton. Karena itu, ketoasidosis diabetic tidak terjadi pada diabetes tipe
II.
Diabetes tipe II sering terjadi pada penderita pada usia lebih dari 30 tahun dan
obesitas. Akibat intoleransi glukosa yang lambat (bertahun-tahun) dan progresif maka
awitan DM tipe II dapat berjalan tanpa terdeteksi. Gejalanya bersifat ringan dan
mencakup kelelahan, iritabilitas, poliuria, polidipsia, luka pada kulit yang tidak sembuhsembuh, infeksi vagina atau pandangan yang kabur (jika kadar glukosa sangat tinggi).
6. Komplikasi
Menurut Misnadiarly (2004), komplikasi diabetes mellitus terdiri dari
a. Komplikasi Akut
1) Ketoasidosis Diabetikum
Ketika kadar insulin rendah, tubuh tidak bisa menggunakan glukosa sebagai
energi
dan
karenanya
lemak
tubuh
dimobilisasi
tempat
penyimpangannya.
Penghancuran lemak untuk melepas energi menghasilkan formasi asam lemak. Asam
lemak ini melewati hepar dan membentuk satu kelompok senyawa kimia bernama
benda keton, benda keton dikeluarkan lewat urin disebut ketonuria.
Kadar benda keton yang meningkat dalam tubuh disebut ketosis. Ketosis bisa
meningkatkan keasamaam cairan tubuh dan jaringan sehingga kadar yang sangat
tinggi dan menyebabkan satu kondisi yang disebut asidosis. Asidosis akibat dari benda
keton yang meningkat disebut ketoasidosis.
2) Hipoglikemia
Merupakan salah satu komplikasi akut yang tidak jarang terjadi dan sering kali
membahayakan hidup penderitanya serta ditandai kadar gula darah yang melonjak
turun di bawah 50-60 mg/dl
3) Infeksi
Pengidap diabetes cenderung terkena infeksi karena 3 alasan utama, yaitu
a) Bakteri tumbuh baik jika kadar glukosa darah tinggi
b) Mekanisme pertahanan tubuh rendah pada orang yang terkena diabetes
c) Komplikasi terkait diabetes yang meningkatkan risiko infeksi.
Infeksi yang pada umumnya menyerang pengidap diabetes termasuk infeksi
kulit, infeksi saluran kencing, penyakit pada gusi, tuberkulosis, dan beberapa jenis
infeksi jamur
b.
Komplikasi kronis
1) Penyakit jantung dan pembuluh darah
Aterosklerosis adalah sebuah kondisi dimana arteri menebal dan menyempit
karena penumpukkan lemak pada bagian dalam pembuluh darah. Menebalnya arteri di
kaki bisa mempengaruhi otot-otot kaki karena berkurangnya suplai darah yang
mengakibatkan kram, rasa tidak nyaman atau lemas saat berjalan. Jika suplai darah
pada kaki sangat kurang atau terputus dalam waktu lama bisa terjadi kematian pada
jaringan
2) Kerusakan pada mata (Retinopati)
Retina mata terganggu sehingga terjadi kehilangan sebagian atau seluruh
penglihatan. Pasien dengan retinopati diabetik mengalami gejala penglihatan kabur
sampai kebutaan.
Bukan DM
Belum pasti DM
DM
< 100
100-200
>200
<80
80-200
>200
<110
110-120
>126
<90
90-110
>110
b. Latihan
c. Pemantauan
d. Terapi (jika diperlukan)
e. Pendidikan
DAFTAR PUSTAKA
Arjatmo Tjokronegoro. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu.Cet 2. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI, 2002
Cipto. 2008. Perawatan Luka Penderita DM. Dalam www.pantiwilasa.com. Diakses tanggal 11
Januari 2009
efendi. 2008. Asuhan keperawatan Pada Klien Diabetes Mellitus (kencin Manis). Dalam
www.indonesian nursing.com. dakses tanggal 18 Desember 2008.
Firman, (2008), Pengobatan Herbal Penderita Diabetes Mellitus, Dalam http://www. iddiabetesMillis@yahoogroups.com. Akses 13 Maret 2008
Herenda, (2005), Korelasi Tingkat Stres Dengan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes
Mellitus Tipe II Di Rumah Sakit Sardjito Yogyakarta. Yogyakarta: UGM Skripsi
Izn. 2008. Faktor Lingkungan dan Gaya Hidup Berperan Besar Memicu Diabetes. Dalam
www.pdpersi.co.id. Diakses tanggal 16 Desember 2008.
Johnson, Maroin., Maas M dan Moorhead S. 2000. Nursing Outcomes Classiffication (NOC).
Mosby: Philadelphia
MC Closky J dan Bulaceck G. 2000. Nursing Interventions Classification (NIC). Mosby:
Philadelphia
Nanda. Panduan Diagnosa Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2005-2006. NANDA
Internasional: Philadelphia
Rukmana, Arif Wibawa. 2008. Ulkus Diabetikum. Dalam blogkoecampoeradoek.com. Diakses
tanggal 11Januari 2009
Septiawan,
Catur
Edi.
2008.
Kerusakan
Integritas
www.asuhankeperawatan.com. Diakes tanggal 13 januari 2009
Jaringan.
Dalam
Smeltzer, Suzzane C dan Brenda G. Bare. 2001. Buku Ajar keperawatan Medikal Bedah, Ed8
Vol 2. EGC. Jakarta
Somantri, Irman. 2007. Penanganan Nyeri. Dalam www.somantri.com. Daiakses tanggal 13
Januari 2009
Yuindartanto, Andrey. 2008. kaki Diabetik. Dalam www.yumizone.com. Diakeses tanggal 13
januari 2009
DIAGNOSA
TUJUAN
INTERVENSI
KEPERAWATAN
Nyeri akut
Setelah dilakukan
berhubungan dengan
tindakan keperawatan
rasa nyeri
me- nentu
nyeri (0-10)
annya.
kriteria hasil:
Mengontrol nyeri
b. Mempertahankan im-
b. Mencegah
dan penek
2.
yang luka.
c. Peningkat
penting un
memperlihatkan
granulasi y
kesembuh
dari infeksi
e. Intervensi
mengatas
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
3.
a. Perbaikan
meningkat
Cemas berhubungan
dengan krisis
situasional
untuk kepuasan
dapat men
yang bera
b. Tujuan dit
bedasarka
c. Penerimaa
memberik
banyak ke
tawarkan dukungan.
3) Berikan pujian dengan sesuai
4) Jangan perlakuakan klien
individu in
proses be
mengungkapkan
kekhawatiran
Gangguan Citra
d. Individualisasikan perawatan
untuk klien
Tubuh dan harga diri Mengidentifikasi hal-hal e. Bantu klien dalam perawatan
berhubungan dengan
perubahan dalam
penampilan fungsi
(amputasi)
yang penting
menginde
area bagin
memungk
terhadap kehilangan
kontinu ter
mengancam
d. Mengiden
pengetahuan klien
pengetahuan tentang
proses penyakitnya
b. Mengantip
c. Memberik
selama 30 menit
kurangnya
keefektifita
tindakan keperawatan
berhubungan
perubahan
memungk
Mengungkapkan
Setelah dillakukan
Kurang pengetahuan
pengkajian
5.
a. Memberik
bertambah tentang
penyakitnya, dengan
kriteria hasil:
a. Klien dapat mengatakan
secara akurat tentang
diagnosis dan
pengobatan
kekhawati
tahap pen
mengatas
e. Kesejahte
mengingka
menderita ulkus
c. Beri informasi yang akurat
a. Menghind
dan pengu
pengetahu
b. Memungk
pembenar
kesalahan
klien/keluarga sebelum
konsepsi s
mengikuti prosedur
pengertian
b. Mengikuti prosedur
c. Membantu
memaham
menjelaskan tentang
pada klien.
alasan mengikuti
prosedur tersebut.
c. Mempunyai inisiatif
d. Membantu
dalam me
pengobata
e. Mengetah
miskonsepsi tentang
sejauhman
penyakitnya.
klien dan k
dalam pengobatan.
d. Bekerjasama dengan
pemberi informasi
penyakit k
f. Meningkat
klien dan k
nutrisi yan
g. Mengkaji p
proses-pro
dan tanda
Fluid management
1. Pertahankan catatan intake
mulut yang
mempeng
tindakan keperawatan
6.
masalah d
makanan
h. Meningkat
dan kepala
a. Merupaka
dini tentan
b. Menurunn
konsentra
hasil :
meningkat
kepekaan/
volume cairan
salah satu
berhubungan dengan
dehidrasi d
disfungi hormonal
normal, HT normal.
peningkata
dan metabolisme
c. Untuk mem
hilangnya
normal
3. Tidak ada tanda-tanda
dehidrasi, elastisitas
yang berlebihan
kolon
5. Monitor GDS
indikator :
Comfort level
7.
kebutuhan nutrisi
pasien
3. melaporkan kesejahteraan
psikologi baik (3)
4. mengekspresikan rasa puas
dengan lingkungan fisik (5)
Nutrition status
1. masukan makanan oral (3)
2. masukan cairan oral (3) 1. Pantau kadar gula darah
2. Pantau tanda dan gejala
Perawat mampu
hipoglikemi
menangani dan
meminimalkan episode
a. Memantau
nutrisi klie
b. Untuk men
status klie
c. GDS dilak
mengetah
gudal dala
d. Kolaboras
DM
hiperglikemi
a. adanya pe
penurunan
b. adanya pe
dalam dar
mengakiba
c. untuk peru
kesehatan
d. diit rendah
8.
PK : hiperglikemi
e. terapi pem
ANALISA DATA
No
Tgl/jam
1.
18-05-09
08.00WIB
Data
DS :
Etiologi
Kegagalan
pasien menyatakan
metabolisme
glukosa
Masalah
PK : hiperglikemi
lemas
DO :
GDS : 204mg/dl
TD: 127/69mmHg
S : 36,6C
N : 50x/menit
Klien tampak lemas
2.
18-05-09
DS :
Peningkatan
08.00WIB
pasien menyatakan
glukosa dalam
mual
darah
DO :
- abdomen
hipertympani
- Klien terlihat mau
muntah
Nausea
DIAGNOSA
TUJUAN
INTERVENSI
KEPERAWATAN
Nausea berhubungan
dengan peningkatan
nutrisi klie
status klie
3. GDS dilak
indikator :
mengetah
Comfort level
gudal dala
4. Kolaboras
kolon
DM
5. Monitor GDS
kebutuhan nutrisi
7. Kolaborasi dengan ahli gizi
pasien
PK : hiperglikemi
a. adanya pe
penurunan
hipoglikemi
b. adanya pe
dalam dar
mengakiba
c. untuk peru
kesehatan
d. diit rendah
e. terapi pem
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama
: Tn. S
Diagnosa medis :
Diabetes Melitus
No. RM
: 088677
No
Hari/Tgl/jam
Diagnosa
1.
Senin
Nausea
18-05-09
Shift malam
dengan
peningkatan
Implementasi
Jam 20.00WIB
Jam 22.00WIB
Kondisi kli
Injeksi Hex
Klien respo
Jam 04.30WIB
Menyiapkan air hangat
Klien diban
mandi dan
Jam 05.00WIB
Mengukur vital sign
TD : 117/76
S
: 36,1
Jam 06.00WIB
Memberikan nutrisi sesuai diet dan monitor
(BDM 170
makan&minum
Memberikan terapi oral
Farsobid 2x
dexanta 3x
2.
Rabu
20-05-09
Jam 07.00
Menerima operan jaga
Kondisi kli
Shift pagi
Jam 07.30
Mengukur vital sign
TD : 112/66
S
: 36,2
Klien meng
berkurang,
menghabisk
Jam 10.00
DJ3
Injeksi hex
Infus marto
Jam 12.00
Memberikan diit siang
BDM dan D
Farsobid 2x
dexanta 3x
3.
Kamis
21-05-09
Jam 07.00
Menerima operan jaga
Kondisi kli
Shift pagi
Jam 07.30
Mengukur vital sign
TD : 98/60
S : 35,4C
Klien meng
mual dan m
yang diberi
Jam 10.00
Memberikan terapi injeksi
Injeksi hex
Jam 12.00
Memberikan diit siang
BDM dan D
Farsobid 2x
dexanta 3x
No
Hari/Tgl/jam
Diagnosa
Implementasi
1.
Senin
PK :
18-05-09
Jam 20.00WIB
Kondisi kli
Shift malam
Jam 22.00WIB
Memberikan terapi injeksi
Injeksi Hex
Klien respo
Jam 05.00WIB
Mengukur vital sign
TD : 117/76
S
: 36,1
Jam 06.00WIB
Memberikan nutrisi sesuai diet dan monitor
(BDM 170
makan&minum
Memberikan terapi oral
Farsobid 2x
dexanta 3x
2.
Rabu
20-05-09
Jam 07.00
Menerima operan jaga
Kondisi kli
Shift pagi
Jam 07.30
Mengukur vital sign
TD : 112/66
S
Mengkaji keluhan klien
: 36,2
Klien meng
berkurang,
menghabisk
Jam 10.00
DJ3
Injeksi hex
Infus marto
Jam 12.00
Memberikan diit siang
BDM dan D
Farsobid 2x
dexanta 3x
3.
Kamis
21-05-09
Jam 07.00
Menerima operan jaga
Kondisi kli
Shift pagi
Jam 07.30
Mengukur vital sign
TD : 98/60
S : 35,4C
Klien meng
mual dan m
yang diberi
Jam 10.00
Memberikan terapi injeksi
Injeksi hex
Jam 12.00
Memberikan diit siang
BDM dan D
Farsobid 2x
dexanta 3x
CATATAN PERKEMBANGAN
Tgl/jam
Senin
No.
Dx
1
Perkembangan (SOAP)
S : klien mengatakan masih mual
18-05-09
O:
Shift
TD : 117/76 mmHg
malam
: 36,1 C
N : 73x/menit
: 36,1 C
N : 73x/menit
20-05-09
Shift pagi
S : 36,2 C
N : 74x/menit
Klien menghabiskan 1/4porsi diit BDM+DJ3
A : masalah nausea teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi 3, 4, 5
2
Kamis
Paraf
21-05-09
O:
Shift pagi
TD : 98/60 mmHg
S : 35,4C
N : 76 x/menit
N : 76 x/menit
GDS : 97g%
A : masalah PK:hiperglikemi belum teratasi
P : lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4
DAFTAR PUSTAKA
http://ortipersiani.blogspot.com/2011/12/asuhan-keperawatan-pada-tn-sdengan.html