Você está na página 1de 9

ANALISIS KEPENDUDUKAN

Oleh: Dr. H. Ardito Bhinadi


A. Karakteristik Kependudukan
1. Jumlah Penduduk dan Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk (%) = jumlah penduduk

jumlah penduduk

t-1

100
jumlah penduduk

t-1

2. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk = jumlah penduduk/luas wilayah
B. Kesejahteraan Penduduk
1. Pendapatan per Kapita
Pendapatan per kapita = PDRB/jumlah penduduk
2. Distribusi Pendapatan
Indeks Williamson dan Koefisien Gini
Indeks

Williamson

digunakan

untuk

mengetahui

ada

tidaknya

kesenjangan (ketidakmerataan) distribusi pendapatan antar daerah dalam


suatu perekonomian.

Yi Y n

Indeks Williamson =
di mana:

Iw

Yn

Yn = PDRB per kapita Kecamatan Sleman


Yi = PDRB per kapita Kecamatan Godean
n = jumlah penduduk Kecamatan Sleman
i = jumlah penduduk Kecamatan Godean
Koefisien disparitas Williamson mempunyai nilai antara nol dan satu.
Apabila nilainya mendekati satu, berarti kesenjangan ekonomi antar daerah
tinggi, dan sebaliknya apabila nilainya mendekati nol, menunjukkan bahwa
tingkat kesenjangannya rendah.
Koefisien

Gini

merupakan

salah

satu

ukuran

untuk

melihat

ketidakmerataan distribusi pendapatan.


Koefisien Gini =KG

fi Y Y
i

i 1

di mana:
fi = persentase jumlah penduduk dalam kelas i
Yi = persentase pendapatan kumulatif dalam kelas i
Koefisien Gini nilainya terletak antara nol dan satu. Apabila nilainya
nol, berarti terjadi kemerataan sempurna, sedangkan bila nilainya satu
berarti terjadi ketidakmerataan sempurna.

Indeks Kuznets dan Indeks Oshima


Jika nilai dari pendapatan sangat merata, maka indeks Kuznets
memiliki nilai nol, bila tidak merata sama sekali maka angka indeks Kuznets
mendekati angka 2.
Indeks Kuznets =

I K fi Yi
n

Angka nol dalam indeks Oshima menunjukkan kemerataan mutlak dan


angka satu menunjukkan kesenjangan mutlak.
k

Indeks Oshima (IO) = 1/1.8 x fi Y


i
n

= 1/1.8 x Indeks kuznets

KARAKTERISTIK DAN POTENSI EKONOMI DAERAH

A. Analisis Shift-Share
Untuk mengetahui tingkat perkembangan perekonomian

wilayah

digunakan metode shift share. Peubah utama yang digunakan adalah PDRB
setiap kecamatan dengan menggunakan data pada dua titik, misal

tahun

2000 sebagai tahun awal dan tahun 2010 sebagai tahun akhir. Analisis Shift
Share (SSA) digunakan untuk melihat kecenderungan transformasi struktur
perekonomian wilayah. Analisis ini dapat juga digunakan untuk melihat
sumbangan (share) suatu sektor terhadap perekonomian wilayah yang lebih
luas (share terhadap kecamatan), dan sektor-sektor yang mengalami
kemajuan selama periode pengukuran. Di samping itu hasil analisis ini dapat
juga

digunakan

untuk

menjelaskan

kemampuan

berkompetisi

(competitiveness) aktivitas tertentu di suatu wilayah atau perubahan


aktivitas dalam cakupan wilayah yang lebih luas.
Dengan SSA dapat diketahui sektor-sektor ekonomi unggulan untuk
masing-masing wilayah (misal: kecamatan) dan perbandingan relatif tingkat
pertumbuhan perekonomian wilayah serta kecendrungannya. Hasil analisis ini
dapat menjelaskan kinerja (performance) suatu aktivitas di suatu kecamatan
dan membandingkannya dengan kinerja di dalam wilayah kecamatan serta
mampu menjelaskan gambaran sebab-sebab terjadinya pertumbuhan suatu
aktivitas. Sebab-sebab terjadinya pertumbuhan tersebut adalah : (1) sebab
yang berasal dari dinamika lokal (sub wilayah), (2) sebab dari dinamika
aktivitas/sektor (total wilayah), dan (3) sebab dari dinamika wilayah secara
umum.
Gambaran kinerja aktivitas suatu wilayah dapat dijelaskan dari hasil
perhitungan pada tingkat komponen analisis (Yandri 2003), yaitu :
1

Komponen laju pertumbuhan agregat (komponen regional/agregate shift),


komponen

ini

menyatakan

pertumbuhan

total

wilayah

studi

yang

menunjukan dinamika wilayah.


2. Komponen

pergeseran

proporsional

(komponen

proportional

shift),

komponen ini menyatakan pertumbuhan total PDRB atau tenaga kerja


pada sektor tertentu secara relatif dibandingkan dengan pertumbuhan
secara umum dalam kecamatan yang menunjukan dinamika sektor/
aktivitas total dalam wilayah.
Komponen

pergeseran

diferensial

(komponen

komponen ini menjelaskan bagaimana tingkat


suatu

aktivitas

tertentu

dibandingkan

differential

shift),

kompetisi (competitiveness)

dengan

pertumbuhan

total

sektor/aktivitas tersebut dalam wilayah. Komponen ini menggambarkan

dinamika (keunggulan) suatu sektor/aktivitas tertentu di sub wilayah atau


kecamatan tertentu terhadap aktivitas di kecamatan lain.
Ada tiga pendekatan yang digunakan dalam analisis shift-share, yaitu
klasik, Esteban-Marquillas dan Arcelus (Soepono, 1993 dan Hermanto, 2000).

1.

Analisis Klasik
Teknik ini membandingkan laju pertumbuhan sektor-sektor di wilayah

kecamatan dengan laju pertumbuhan perekonomian di wilayah kecamatan


serta sektor-sektornya, dan mengamati penyimpangan-penyimpangan dari
perbandingan-perbandingan tersebut. Sehingga, dapat diketahui adanya shift
(pergeseran) hasil pembangunan perekonomian kecamatan jika kecamatan
tersebut

memperoleh

kemajuan

sesuai

dengan

kedudukannya

dalam

perekonomian kabupaten. Jika penyimpangannya positif, maka menunjukkan


adanya keunggulan kompetitif dari suatu sektor dalam wilayah kecamatan
tersebut.
Teknik analisis shift-share membagi pertumbuhan sebagai perubahan
(D) suatu variabel di wilayah kecamatan seperti PDRB, nilai tambah,
pendapatan atau output, selama kurun waktu tertentu menjadi pengaruhpengaruh: pertumbuhan kabupaten (N), bauran industri (M) dan keunggulan
kompetitif (C). Pengaruh pertumbuhan kabupaten disebut pengaruh pangsa
(share), pengaruh bauran industri disebut proportional shift atau bauran
komposisi, dan pengaruh keunggulan kompetitif dinamakan differential shift
atau regional share.
Untuk industri atau sektor i di kecamatan j:
(1)

Dij = Nij + Mij + Cij

Bila analisis tersebut di atas diterapkan kepada Produk Domestik Regional


Bruto (PDRB), Y, maka
(2)

Dij = Y*ij - Yij

(3)

Nij = Yij. rn

(4)

Mij = Yij (rin - rn)

(5)

Cij = Yij (rij - rin)

di mana:
rij , rin dan rn mewakili laju pertumbuhan wilayah kecamatan dan kabupaten
yang masing-masing didefinisikan sebagai berikut:
(6)

rij = (Y*ij - Yij) / Yij

(7)

rin = (Y*in - Yin) / Yin

(8)

rn= (Y*n Yn) / Yn

sedangkan Yij = PDRB sektor i di wilayah kecamatan j, Yin = PDRB sektor i di


wilayah kabupaten, dan Yn = PDRB di wilayah kabupaten, semuanya diukur

pada suatu tahun dasar. Superscript

menunjukkan PDRB pada tahun

analisis.
Untuk suatu wilayah kecamatan, pertumbuhan kabupaten (3), bauran
industri (4) dan keunggulan kompetitif (5) dapat ditentukan untuk sektor i
atau dijumlah untuk semua sektor dalam keseluruhan wilayah kecamatan.
Persamaan shift-share untuk sektor i di kecamatan j adalah:
(9) Dij = Yij. rn + Yij (rin - rn) + Yij (rij - rin)
Persamaan shift-share ini membebankan tiap sektor wilayah kecamatan
dengan laju pertumbuhan yang setara dengan laju yang dicapai oleh
perekonomian kabupaten selama kurun waktu analisis. Ini tercermin pada
persamaan

(3),

yang

menunjukkan

bahwa

sektor-sektor

di

wilayah

kecamatan hendaknya paling sedikit tumbuh sebesar laju pertumbuhan


kabupaten yaitu rn. Setelah ditentukan besarnya pertumbuhan wilayah
kabupaten, pertumbuhan suatu variabel wilayah kecamatan yang tersisa
merupakan suatu net gain atau net loss (atau shift) bagi wilayah kecamatan
yang bersangkutan. Dengan kata lain, perbedaan antar perubahan nyata
PDRB (sebagai variabel wilayah kecamatan) dan pengaruh pertumbuhan
wilayah kabupaten (persamaan 3) disebut net shift sektor i di kecamatan j.
Net shift ini juga sama dengan total dari pengaruh bauran industri
(persamaan 4) dan pengaruh keunggulan kompetitif (persamaan 5).
Pengaruh bauran industri untuk sektor i akan positif di semua wilayah
kecamatan jika PDRB di sektor i tumbuh lebih cepat daripada PDRB
keseluruhan di wilayah kabupaten (rin > rn). Demikian pula, pengaruh bauran
industri menjadi nol jika (rin = rn), atau negatif jika (rin < rn). Selanjutnya,
keunggulan kompetitif sektor i di kecamatan j dapat positif jika pertumbuhan
PDRB sektor tersebut di wilayah kecamatan lebih cepat dari pertumbuhan di
sektor yang sama di wilayah kabupaten (rij > rin), nol jika (rij = rin) , atau
negatif jika (rij < rin). Suatu keunggulan kompetitif yang positif (negatif)
mempunyai implikasi bahwa share suatu wilayah kecamatan atas PDRB
wilayah kabupaten di suatu sektor tertentu, naik (turun) selama kurun waktu
analisa.
Jika tiap komponen (pengaruh) shift-share dijumlahkan untuk semua
sektor, maka tanda hasil penjumlahan tersebut menunjukkan arah perubahan
dalam pangsa wilayah kecamatan dalam PDRB wilayah kabupaten. Pengaruh
bauran industri total akan positif (negatif) di kecamatan-kecamatan dengan
proporsi PDRB di atas rata-rata di sektor-sektor dengan pertumbuhan yang
cepat (statis atau menurun) di tingkat kabupaten. Demikian juga, pengaruh
keunggulan kompetitif total akan positif (negatif) di kecamatan-kecamatan di
mana PDRB berkembang lebih cepat (lebih lambat) daripada struktur bauran
industri atau PDRB.
2.

Modifikasi Estaban-Marquillas

Teknik analisis ini mengandung suatu unsur baru yaitu homothetic output
di sektor i di kecamatan j, diberi notasi Yij, dan dirumuskan sebagai berikut:
(10) Yij = Yj (Yin/Yn)
Yij adalah PDRB yang dicapai sektor i di kecamatan j jika struktur PDRB di
kecamatan tersebut sama dengan struktur kabupaten. Dengan mengganti
PDRB nyata (Yij) dengan PDRB homothetic (Yij), persamaan (5) diubah
menjadi:
(11) Cij = Yij (rij - rin)
Cij mengukur keunggulan atau ketidakunggulan kompetitif di sektor i di
perekonomian suatu wilayah kecamatan.
Untuk sektor i di kecamatan j, pengaruh alokasi (A ij) dirumuskan sebagai
berikut:
(12) Aij = (Yij-Yij)( rij - rin)
Aij adalah bagian dari pengaruh (keunggulan) kompetitif tradisional (klasik)
yang menunjukkan adanya tingkat spesialisasi di sektor i di kecamatan j.
Dengan kata lain, Aij adalah perbedaan antara PDRB nyata di sektor i di
kecamatan j dan PDRB di sektor wilayah tersebut (r ij) jika struktur PDRB
wilayah kecamatan tersebut sama dengan struktur PDRB di wilayah
kabupaten dan nilai perbedaan tersebut dikalikan dengan perbedaan antara
laju pertumbuhan sektor di wilayah kecamatan tersebut (r ij) dan laju
pertumbuhan sektor di wilayah kabupaten (rin).
Lebih jelasnya persamaan (12) menunjukkan bahwa jika suatu wilayah
kecamatan mempunyai spesialisasi di sektor-sektor tertentu, maka sektorsektor itu juga menikmati keunggulan kompetitif yang lebih baik.
Modifikasi Estaban-Marquillas terhadap analisis shift-share adalah:
(13) Dij = Yij(rn) + Yij(rij - rn) + Yij (rij - rin) + (Yij-Yij)( rij - rin)
3.

Modifikasi Arcelus terhadap Analisis Shift-Share


Modifikasi ini memasukkan sebuah komponen yang merupakan dampak

pertumbuhan intern suatu wilayah atas perubahan (PDRB) wilayah. Modifikasi


ini

mengganti

Cij

dengan

sebuah

komponen

yang

disebabkan

oleh

pertumbuhan wilayah dan sebuah komponen bauran industri regional sebagai


sisanya. Arcelus menekankan komponen kedua yang mencerminkan adanya
agglomeration

economies

(penghematan

biaya

per

satuan

karena

kebersamaan lokasi satuan-satuan usaha). Sedangkan regional growth effect


(pengaruh pertumbuhan wilayah) merupakan prestasi ekonomi dari sektor i di
wilayah kecamatan j (dibandingkan dengan laju pertumbuhan sektor tersebut
di wilayah kabupaten) dikalikan dengan selisih antara laju pertumbuhan
wilayah kecamatan di semua sektor (rj) dan laju pertumbuhan semua sektor
di wilayah kabupaten (rn).
Pengaruh pertumbuhan wilayah kecamatan (Rij) dirumuskan sebagai
berikut:

(14) Rij = Yij (rj - rn) + (Yij-Yij)( rj - rn)


di mana:
Yij = homothetic output sektor i di kecamatan j
Yij = output sektor i di kecamatan j
rj

= laju pertumbuhan kecamatan j

rn = laju pertumbuhan kabupaten


Komponen bauran industri regional menurut Arcelus dirumuskan sebagai
berikut:
(15)

RIij = Yij {(rij rj) - (rin - rn)} + (Yij-Yij){(rij rj) - (rin - rn)}

B. Analisis Location Quotient


Analisis ini merupakan suatu teknik yang digunakan untuk memperluas
analisis shift share. Teknik ini membantu untuk menentukan kapasitas ekspor
perekonomian daerah dan derajat self-sufficiency suatu sektor.
Dalam teknik ini kegiatan ekonomi suatu daerah dibagi menjadi 2
golongan, yaitu:
a. kegiatan industri yang melayani pasar di daerah itu sendiri maupun di luar
daerah yang bersangkutan. Industri seperti ini dinamakan industry basic. Nilai
LQ lebih besar dari satu.
b. kegiatan ekonomi atau industri yang melayani pasar di daerah tersebut,
jenis ini dinamakan industry non basic atau industri lokal. Nilai LQ kurang dari

yi

satu.
Koefisien LQ

Yi

yt
Yn

di mana:
yi = pendapatan sektor ekonomi kecamatan
yt = pendapatan daerah kecamatan
Yi = pendapatan sektor ekonomi kabupaten
Yt = pendapatan daerah kabupaten
C. Analisis MRP
Analisis MRP dilakukan untuk melihat deskripsi kegiatan ekonomi
terutama struktur ekonomi suatu daerah/wilayah yang menekankan pada
kriteria pertumbuhan baik secara eksternal (wilayah referensi) maupun
internal (wilayah studi). Pendekatan analisis MRP dapat dibagi menjadi dua,
yaitu: (1) rasio pertumbuhan wilayah referensi (RPR), dan (2) rasio
pertumbuhan wilayah studi (RPS). RPR membandingkan pertumbuhan
masing-masing kegiatan dalam wilayah referensi dengan PDRB wilayah
referensi. Jika nilai RPR lebih besar dari 1 maka RPR dikatakan (+), dan jika
nilai RPR lebih kecil dari 1 maka RPR dikatakan (-). RPR (+) menunjukkan

bahwa pertumbuhan suatu kegiatan tertentu dalam wilayah referensi lebih


tinggi dari pertumbuhan PDRB wilayah referensi. Demikian pula sebaliknya,
RPR (-) menunjukkan bahwa pertumbuhan suatu kegiatan tertentu di wilayah
referensi lebih rendah dari pertumbuhan PDRB wilayah referensi tersebut.
RPS membandingkan pertumbuhan kegiatan dalam tingkat wilayah
studi dengan kegiatan
Hasil analisis MRP diklasifikasikan menjadi empat:
1. Klasifikasi 1, yaitu nilai (+) dan (+) berarti kegiatan tersebut
mempunyai pertumbuhan yang menonjol baik pada tingkat wilayah
referensi maupun pada tingkat wilayah studi. Kegiatan ini selajuntunya
disebut sebagai dominan pertumbuhan.
2. Klasifikasi 2, yaitu nilai (+) dan (-) berarti kegiatan tersebut pada
tingkat wilayah referensi mempunyai pertumbuhan yang menonjol
namun pada wilayah studi belum menonjol.
3. Klasifikasi 3, yaitu nilai (-) dan (+) berarti kegiatan tersebut pada
tingkat wilayah referensi pertumbuhannya tidak menonjol, akan tetapi
pada wilayah studi pertumbuhan kegiatan tersebut menonjol. Kegiatan
ini dari sudut wilayah studi diharapkan akan potensial peranannya
dalam memberikan kontribusi pertumbuhan wilayah referensi maupun
wilayah studi. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang potensial untuk
dikembangkan di wilayah studi.
4. Klasifikasi 4, yaitu (-) dan (-) berarti kegiatan tersebut baik pada
tingkat

wilayah

referensi

maupun

wilayah

studi

mempunyai

pertumbuhan yang rendah.


D. Klassen Typologi
Klassen Typologi digunakan untuk melihat gambaran tentang pola dan
struktur pertumbuhan masing-masing sektor ekonomi, dalam hal ini dianalisis
dengan menggunakan Klassen Typologi sebagai dasar analisis. Melalui
analisis ini dapat diperoleh 4 klasifikasi sektor-sektor ekonomi yang masingmasing mempunyai karakteristik yang berbeda, yaitu sektor maju dan
tumbuh cepat, sektor maju tetapi tertekan, sektor berkembang cepat dan
sektor relatif tertinggal.
Klasifikasi sektor ekonomi menurut Klassen Typologi
ri > r

yi > y
sektor maju dan tumbuh

ri < r

cepat
sektor

maju

yi < y
sektor berkembang cepat

tetapi sektor relatif tertinggal

tertinggal
ri

= laju pertumbuhan sektor i,

= laju pertumbuhan PDRB

yi

= kontribusi sektor i terhadap PDRB

= kontribusi rata-rata sektor PDRB

E. Analisis Overlay
Analisis overlay digunakan untuk melihat deskripsi kegiatan ekonomi
yang potensial berdasarkan kriteria pertumbuhan dan kriteria kontribusi.
Setiap sektor diklasifikasikan menjadi 4 tipe, yaitu:
1. pertumbuhan +, kontribusi +, menunjukkan suatu kegiatan yang sangat
dominan baik dari pertumbuhan maupun kontribusi.
2. Pertumbuhan +, kontribusi -, menunjukkan bahwa pertumbuhan dominan,
kontribusinya kecil, kegiatan ini dapat ditingkatkan kontribusinya untuk
dipacu menjadi kegiatan yang dominan.
3. Pertumbuhan -, kontribusi +, menunjukkan bahwa kegiatan ini sangat
memungkinkan merupakan kegiatan yang sedang mengalami penurunan.
4.

Pertumbuhan -, kontribusi -, menunjukkan bahwa kegiatan ini tidak


potensial dari kedua kriteria.

F. Rasio Penduduk-Pengerjaan (RPP)


RPP =

jumlah penduduk
jumlah pekerja sektoral

Você também pode gostar