Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Atenolol
Atenolol adalah kardio selektif - blocker yang umumnya diresepkan untuk
hipertensi. Beta-blocker menurunkan tekanan darah dan denyut jantung, peningkatan yang
berhubungan dengan risiko kardiovaskular yang lebih tinggi. Oleh karena itu dapat
diasumsikan bahwa menurunkan tekanan darah dan denyut jantung dengan beta-blocker
pada pasien dengan hipertensi akan menurunkan risiko kejadian kardiovaskular (misalnya,
serangan jantung, stroke).
Atenolol adalah -adrenoreseptor memblokir obat yang bertindak istimewa pada reseptor di jantung. Selektivitas menurun dengan meningkatnya dosis. Memiliki sedikit
aktivitas simpatomimetik intrinsik dan tidak ada membran aktivitas stabilisasi.
Atenolol bersaing dengan neurotransmiter simpatomimetik seperti katekolamin
untuk mengikat pada reseptor Beta adrenergik di jantung dan otot polos pembuluh darah,
menghambat stimulasi simpatis. Hal ini menyebabkan penurunan denyut jantung istirahat,
curah jantung, tekanan darah sistolik dan diastolik, dan hipotensi ortostatik refleks. Dosis
tinggi atenolol juga kompetitif memblokir respon adrenergik beta di bronkial dan otot
polos vaskular.
II.
Preformulasi
II.1Zat Aktif (British)
Struktur kimia
Rumus molekul
Nama kimia
C14H22N2O3
2-{4-[2-Hydroxy-3-(propan-2-
Sinonim
Berat molekul
Pemerian
Kelarutan
ylamino)propoxy]phenyl}acetamide
S-Atenolol; Esatenolol
266.3
Serbuk berwarna putih atau praktis putih, tidak berbau.
Sedikit larut dalam air, larut dalam etanol, sedikit larut dalam
pH larutan
pKa
Titik lebur
Stabilitas
metilen klorida.
152 C - 155 C
Tablet atenolol harus dilindungi dari panas, cahaya, dan lembab
Panas
Hidrolisis/oksidasi
Cahaya
Kegunaan
Wadah dan
penyimpanan
II.2Zat tambahan
a) HPMC (Hydroxyl Propyl Methyl Cellulose) (Hope)
Struktur kimia
Rumus molekul
Nama kimia
Sinonim
Berat molekul
Pemerian
tidak berbau dan tidak berasa, putih atau krem-putih, berserat atau
Kelarutan
butiran bubuk.
Larut dalam air dingin, membentuk larutan koloid kental; praktis
tidak larut dalam air panas, kloroform, etanol
(95%), dan eter, tetapi larut dalam campuran etanol dan
diklorometana, campuran metanol dan diklorometana,
pH larutan
pKa
Titik lebur
Konstanta Dielektrik
Bobot jenis
Stabilitas
Panas
Hidrolisis/oksidasi
Cahaya
penyimpanan
Rumus molekul
Nama kimia
Sinonim
C12H23O6(C12H22O5)nC12H23O5
Cellulose ethyl ether
Aquacoat ECD; Aqualon; Ashacel; E462; Ethocel;
ethylcellulosum;
Surelease.
Berat molekul
Pemerian
Kelarutan
pH larutan
pKa
Titik lebur
Konstanta Dielektrik
Bobot jenis
Stabilitas
0.4 g/cm3
Etilselulosa adalah stabil, bahan sedikit higroskopis. Tahan
Panas
Hidrolisis/oksidasi
Cahaya
di hadapan sinar matahari atau sinar UV pada suhu yang tinggi. Ini
mungkin dicegah dengan penggunaan aditif antioksidan dan kimia
yang menyerap cahaya dalam kisaran 230-340nm.
Kegunaan
Wadah dan
penyimpanan
c) Span 80
Struktur kimia
Rumus molekul
Nama kimia
Sinonim
Berat molekul
Pemerian
Kelarutan
C24H44O6
(Z)-Sorbitan mono-9octadecenoate
Ablunol S-80; Arlacel 80; Armotan MO; Capmul O; Crill 4; Crill
50; Dehymuls SMO; Drewmulse SMO; Drewsorb 80K; E494;
GlycomulO; Hodag SMO; Lamesorb SMO; LiposorbO; Montane
80; Nikkol SO-10; Nissan Nonion OP-80R; Norfox Sorbo
S-80; Polycon S80 K; Proto-sorb SMO; Protachem SMO; S-Maz
80K; Sorbester P17; Sorbirol O; sorbitan oleate; sorbitani
oleas; Sorgen 40; Sorgon S-40-H; Span 80; Tego SMO
429
Cairan kental berwarna kuning
Ester sorbitan umumnya larut atau terdispersi dalam minyak;
mereka juga larut dalam sebagian besar pelarut organik. Dalam air,
meskipun tidak larut, mereka umumnya terdispersi.
pH larutan
pKa
Titik lebur
Konstanta Dielektrik
Bobot jenis
Stabilitas
1.01 g/cm3
Pembentukan sabun bertahap terjadi dengan asam kuat atau basa;
Panas
Hidrolisis/oksidasi
Cahaya
Kegunaan
solubilizing
agent; suspending agent; wetting agent.
Wadah dan
penyimpanan
d) Propylene glicol
Struktur kimia
Rumus molekul
Nama kimia
Sinonim
Berat molekul
Pemerian
Kelarutan
pH larutan
pKa
Titik lebur
Konstanta Dielektrik
Bobot jenis
Stabilitas
59 C
1.038 g/cm3 at 208C
Pada temperatur rendah, propilenglikol stabil bila disimpan dalam
Panas
Hidrolisis/oksidasi
Cahaya
Kegunaan
Wadah dan
penyimpanan
III.
Permasalahan Farmasetika
IV.
V.
Penyelesaian Masalah
Formula
NO
Bahan
Jumlah
Fungsi Bahan
Alasan Penambahan
Atenolol
10 mg
Anti angina,
Zat aktif
20 mg
anti hipertensi
Polimer
Mempermudah
hidrofilik
penetrasi obat ke
.
1
2
HPMC
EC
80 mg
Polimer
dalam kulit
Memperlambat laju
Span 80
1%
hidrofilik
Enhancer
pelepasan obat.
Untuk membantu
obat berpenetrasi ke
Propilen glikol
3%
Plasticizers
target sistemik
Untuk memudahkan
penempelan patch
Etanol
Qs
Pelarut
pada kulit.
Untuk melarutkan
semua bahan karena
kelarutan bahan
yang digunakan baik
dalam etanol
VI.
VII.
Prosedur Pembuatan
1. Ditimbang bahan- bahan yang akan digunakan dalam sediaan.
2. Dilarutkan masing- masing bahan dengan pelarut yaitu etanol.
3. Dicampurkan bahan yang sudah larut.
4. Diaduk hingga homogen dengan stirer kecepatan penuh selama 10 menit.
5. Dituang campuran ke dalam cetakan.
6. Dikeringkan dalam oven dengan suhu 40 C selama 120 menit.
7. Dievaluasi sediaan patch sesuai dengan bpom.
Evaluasi Sediaan Patch
1. Uji ketebalan sediaan Patch
Ketebalan patch diukur dengan menggunakan Screw Gauge dalam satuan mm.
Keseragaman ketebalan sediaan patch mempengaruhi kemudahan dalam
penggunaan patch. Menurut Nurwaini (2009) dalam penelitian Mathiowitz
menyatakan bahwa ukuran ketebalan patch sebaiknya antara 0,5-1,0 mm,
apabila lebih kecil akan menyulitkan dalam pemakaiannya.
2. Uji Kemampuan Mengembang
Uji kemampuan mengembang diukur secara manual untuk lapisan film yang
sudah disiapkan. Potongan film dipotong merata dan dilipat ditempat yang
sama sampai lepas. Daya kemampuan mengembang dapat dihitung dari
jumlah waktu dimana film bisa dilipat pada tempat yang sama tanpa lepas.
Kemampuan mengembang suatu patch merupakan salah satu syarat dari suatu
sediaan patch. Mengembangnya patch berkaitan dengan kemampuan matriks
dalam melepaskan obat dan keefektifan patch melekat pada mukosa.
3. Uji Kelembaban yang terserap
Uji stabilitas fisik film juga dapat diperiksa dengan kondisi kelembaban.
Keakuratan
film
dapat
menggunakan
alat
yaitu
desikator
dengan
menggunakan larutan jenuh aluminium klorida (79,5% RH) selama tiga hari.
Setelah tiga hari, maka film tersebut ditimbang dan dihitung persentase
kelembabannya.
pada kulit. Uji ini berguna untuk memeriksa apakah terjadi tanda-tanda yang
menunjukkan rekasi pada kulit yang dapat menyebabkan iritasi.
7. Uji difusi secara in-vitro
Difusi secara in-vitro dilakukan dengan menggunakan Difusi Sel Franz yang
menggunakan membran telur sebagai membran semi permeabel. Difusi sel
Franz memiliki kompartemen reseptor dengan volume sekitar 60 mL dan
memiliki luas permukaan efektif permeasi yaitu 3.14 sq.cms. Membran telur
dipasang antara donor dan reseptor kompartemen. Sejumlah sediaan patch
ditimbang dan ditempatkan pada salah satu sisi membran. Media reseptor
fosfat penyangga memiliki pH 7,4. Kompartemen reseptor dikelilingi oleh alat
untuk menjaga suhu pada 37 0,5C. Panas didapatkan dari piring panas
termostatik dengan menggunakan magnet pengaduk. Reseptor cairan diaduk
dengan menggunakan teflon yang telah dilapisi magnetik yang ditempatkan di
sel difusi. Selama masih berada dalam interval pengujian, maka sampel
diambil dan diganti dengan volume yang sama pada reseptor cairan segar di
setiap waktu yang ditentukan. Sampel dianalisis dengan menggunakan
spektrofotometri pada 275 nm.
8. Uji Stabilitas
Uji stabilitas dilakukan dengan menggunakan dua suhu yaitu 37 C dan 45
C pada oven yang berbeda. Uji ini dilakukan selama 4 minggu. Uji stabilitas
berguna untuk mengetahui kandungan obat yang diukur setiap akhir bulan dan
dihitung rata-ratanya pada film sediaan patch yang dihasilkan.
DAFTAR PUSTAKA
BPOM, HOPE,