Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Nama
: BELTIAN HANNY P
NIM
: F0311029
Kelas
:C
Mata kuliah : Pengauditan I
Page 1
a. Kegagalan bisnis (business failure) terjadi apabila bisnis tersebut tidak mampu
mengembalikan pinjamannya atau memenuhi harapan para investor karena keadaan
ekonomi atau bisnis, seperti resesi, keputusan manajemen yang buruk, atau persaingan yang
tidak terduga dalam industri tersebut.
b. Kegagalan audit (audit failure) terjadi apabila auditor mengeluarkan pendapat audit yang
tidak benar karena gagal memenuhi standar kegagalan audit. Dalam kasus ini, UU yang
berlaku sering memperbolehkan pihak yang dirugikan menuntut akuntan publik untuk
membayar sebagian atau seluruh kerugian yang disebabkan kegagalan audit. Kesulitan
sering muncul ketika terjadi kegagalan bisnis bukan kegagalan audit.
c. Risiko audit (audit risk) merupakan kemungkinan bahwa auditor akan menyimpulkan,
setelah melaksanakan audit yang memadai, bahwa laporan keuangan telah dinyatakan secara
wajar, sedangkan dalam kenyataannya mengandung kesalahan saji yang meterial.
KONSEP-KONSEP HUKUM YANG MEMPENGARUHI KEWAJIBAN
Ada kesepakatan antara profesi akuntan dan pengadilan bahwa auditor bukan penjamin atau
penerbit laporan keuangan. Auditor hanya diharapkan untuk melaksanakan audit dengan kemahiran
dan tidak diharapkan untuk benar 100%. Standar kemahiran (due care) ini sering disebut sebagai
konsep orang yang bijak (prudent person concept). Hal ini dikemukakan dalam Cooley on Torts.
Para partner atau para pemegang saham korporasi profesional memiliki tanggung jawab
bersama untuk mengambil tindakan perdata terhadap setiap pemilik. Akan tetapi, apabila kantor
berbentuk lain, kewajiban yang timbul dari tindakan salah satu pemilik tidak mempengaruhi aktiva
pribadi pemilik lain, kecuali pemilik lain terlibat langsung dalam tindakan yang dilakukan pemilik
yang menyebabkan kewajiban ini. Tentu saja aktiva perusahaan menjadi jaminan atas kerugian yang
mungkin timbul.
Para partner mungkin juga bertanggung jawab atas pekerjaan orang yang mereka andalkan
menurut UU Keagenan. Tiga kelompok auditor yang paling mungkin diandalkan adalah para
karyawan, KAP lain yang ditugaskan untuk melakukan sebagian pekerjaan, dan para spesialis yang
dihubungi untuk menyediakan informasi teknis. Jika seorangg karyawan melakukan audit yang
tidak memadai, partnernya dapat ikut bertanggung jawab atas kinerja karyawan tersebut.
Menurut common law, akuntan publik tidak berhak menyembunyikan informasi dari
pengadilan dengan menyatakan bahwa informasi tersebut rahasia. Seorang akuntan publik dapat
menolak untuk bersaksi disuatu negara bagian yang memiiki UU komunikasi istimewa. Namun
keistimewaan ini tidak berlaku pada pengadilan federal.
Syarat-syarat hukum yang mempengaruhi kewajiban akuntan publik :
1. Syarat yang berkaitan dengan kelalaian dan penipuan
a. Kelalaian biasa
b. Kelalaian besar
c. Penipuan konstruktif
d. Penipuan
2.
3. Syarat yang berkaitan dengan hukum kontrak
a. Pelanggaran kontarak
Page 2
4. Syarat-syarat lain
a. Common law
b. UU Statuter
e.
f.
1.
2.
3.
4.
Page 3
4.
Tiga dari empat pembelaan yang tersedia bagi auditor dalam menghadapi
tuntutan oleh klien juga tersedia untuk tuntutan hukum bagi pihak ketiga, yaitu :
1. Tidak ada tugas yang harus dilaksanakan
2. Pelaksanaan kerja tanpa kelalaian
3. Ketiadaan hubungan timbal balik
5. KEWAJIBAN SIPIL MENURUT UNDANG-UNDANG SEKURITAS FEDERAL
1. Securities Act Tahun 1933
6. Satu-satunya pihak yang dapat mendapat ganti rugi dari auditor menurut UU Tahun 1933
adalah pembeli pertama sekuritas tersebut. Jumlah ganti-rugi yang potensial adalah harga beli
awal dikurangi nilai sekuritas pada saat tuntutan diajukan. Jika sekuritas sudah terjual maka
dapat meminta ganti rugi sejumlah kerugian yang diderita.
2. Securities Exchange Act Tahun 1934
7. Kewajiban auditor seringkali berpusat pada laporan keuangan yang telah diaudit yang
diterbitakan kepada publik dalam laporan tahunan. Fokus utama tentang litigasi kewajiban
akuntan publik menurut UU Tahun1934 adalah peraturan 10b-5.
8. Pembelaan yang bisa dilakukan auditor dalam kasus ini serupa atau sama dengan tiga
pembelaan untuk menghadapi tuntutan pihak ketiga.
3. Foreign Corrupt Practice Act tahun 1977, larangan pemberian uang suap kepada pejabat di luar
negeri untuk mendapatkan pengaruh dan mempertahankan hubungan usaha.
9. KEWAJIBAN KRIMINAL
10.
Akuntan publik dapat disalahkan karena tindakan kriminal menurut hukum federal
maupun negara bagian. Beberapa undang-undang seperti Uniform Securities Acts, Securuties Acts
1933 dan 1934, Federal Mail Fraud Statute dan Federal False Statement Statute menyebutkan
bahwa menipu orang lain, yaitu dengan sadar terlibat dalam laporan keuangan yang palsu
merupakan tindak kriminal. Beberapa tindak kriminal yang terkenal yaitu United States vs Simon,
United States vs Natelli, United States vs Weiner, ESM Government Securities vs Alexander Grant
Co.
11.
12.
AICPA dan profesi secara keseluruhan dapat melakukan sejumlah hal untuk
mengurangi risiko para praktisi terkena tuntutan hukum :
1. Mencari perlindungan dari proses pengadilan atau litigasi yang tidak terpuji.
2. Meningkatkan performa auditing agar dapat memenuhi kebutuhan para pemakai dengan lebih
baik.
3. Mendidik para pemakai mengenai batas-batas auditing.
13.
Aktivitas-aktivitas khusus antara lain, riset dalam auditing, penetapan standar dan
peraturan, menetapkan persyaratan untuk melindungi auditor, menetapkan persyaratan peer review,
melawan tuntutan hukum, pendidikan bagi pemakai laporan keuangan, memberi sanksi kepada
anggota kerena perilaku dan kinerja yang tidak pantas, serta melobi perubahan UU.
14.
15.
MELINDUNGI
HUKUM
16.
AKUNTAN
PUBLIK
INDIVIDUAL
DARI
KEWAJIBAN
lain :
1. Hanya berurusan dengan klien yang memiliki integritas.
2. Mempekerjakan personil yang kompeten dan melatih serta mengawasi mereka secara layak.
3. Mengikuti standar profesi.
4. Mempertahankan independensi.
5. Memahami bisnis klien.
6. Melaksanakan audit yang bermutu.
7. Mendokumentasikan pekerjaan secara layak.
8. Mendapatkan surat penugasan dan representasi.
9. Mempertahankan hubungan yang bersifat rahasia.
10. Mengadakan asuransi yang memadai.
11. Mencari bantuan hokum.
12. Memilih organisasi dengan kewajiban terbatas.
13. Mengungkapkan skeptisme professional.
17.
18.
19.
20.
Chapter 5
ETHICS AND THE AUDIT PROFESSION
21.
28. Situasi yang dihadapi oleh seseorang dimana ia harus membuat keputusan mengenai
perilaku yang tepat untuk dilakukan.
29. Berikut ini adalah metode-metode rasionalisasi yang dapat menghasilkan perbuatan tidak
etis.
1. Setiap orang melakukannya
30. Argumentasi yang wajar bila dapat memalsukan pajak penghasilan, mencontek saat ujian,
dan menjual barang cacat.
2. Jika merupakan hal yang sah menurut hukum, hal itu etis.
31. Argumentasi seseorang yang tidak memiliki kewajiban apapun untuk mengembalikan suatu
obyek yang hilang kecuali pihak lainnya dapat membuktikan bahwa obyek tersebut miliknya.
3. Kemungkinan penemuan dan konsekuensinya.
32. Seseorang akan menilai konsekuensi yang akan diterima bila hal tersebut terbongkar.
33.
34. Pendekatan yang relatif sederhana untuk menyelesaikan dilema etika :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
35.
44.
4. Kaidah etika : Publikasi penjelasan serta beragam jawaban atas pertanyaan tentang peraturan
etika yang disampaikan pada AICPA oleh para praktisi serta pihak lainnya yang tertarik akan
ketentuan-ketentuan etika.
45.
Intepretasi ini bersifat teoritis, tetapi praktisi harus menyesuaikan penyimpangannya.
46.
47. Indepedensi
a. Independensi dalam fakta.
48. Saat auditor benar-benar mempertahankan perilaku yang tidak bias di sepanjang audit.
b. Independensi dalam penampilan .
49. Hasil interpretasi lain dari independensi ini.
50.
51. Kepentingan kepemilikan
52. Aturan baru melarang kepemilikan untuk orang-orang yang tercakup dan keluarga dekat
mereka.
53.
54. TI dan jasa nonaudit lainnya
55. Aturan baru mengidentifikasikan jasa nonaudit yang mengganggu independensi, kecuali
kondisi tertentu dipenuhi.
56.
57. Dewan Standar Independen
58. Independence standards board, sebuah badan sektor swasta untuk memberikan rangka kerja
konseptual bagi masalah independensi yang berhubungan dengan audit perusahaan publik.
59.
60. Komite audit
61. Sejumlah anggota terpilih dari dewan direksi sebuah perusahaan yang tanggung jawabnya
membantu auditor untuk tetap independen dari manajemen.
62.
63. Peraturan independensi perilaku dan interpretasi
64. Peraturan 101 melarang anggota yang tercakup untuk memiliki saham atau investasi
langsung lainnya dalam klien audit karena hal ini akan berpotensi merusak independensi
audit dan tentu akan mempengaruhi persepsi pemakai independensi auditor.
diperlakukan seolah-olah
7. Bersama-sama memiliki hubungan sebagai penanam modal atau penerima modal dengan klien.
8. Direktur, pejabat, manajemen, atau pegawai sebuah perusahaan.
74. Jika seorang akuntan publik merupakan salah satu anggota dari dewan direksi atau seorang
pejabat pada sebuah perusahaan klien, maka kemampuannya untuk membuat evaluasi yang
independen atas kewajaran penyajian laporan keuangan akan terpengaruhi.
75.
76. Interpretasi 101-8 membahas situasi dimana klien merupakan investor atau investee untuk
nonklien.
77. Tiga syarat penting yang harus dipenuhi auditor sebelum bisa diterima melakukan
pembukuan dan audit untuk klien :
a. Klien harus menerima tanggung jawab penuh laporan keuangan. Klien harus cukup memiliki
pengtahuan tentang aktivitas dan kondisi keuangan perusahaan dan bisa menerapkan prinsipprinsip akuntansi, sehingga klien memahami laporan audit yang dibuat oleh auditor.
b. Akuntan publik tidak boleh menanggung peran karyawan atau manajemen yang melakukan
operasi perusahaan.
c. Akuntan publik membuat audit laporan keuangan yang disiapkan dari buku dan catatan yang
telah dipelihara oleh akuntan publik sepenuhnya atau sebagian, harus sesuai dengan GAAS.
78.
79. Peraturan etika lainnya
80. Peraturan 201 - Standar umum :
a. Kompetensi profesi
b. Perhatian profesi
c. Perencanaan dan Supervisi
d. Data relevan yang cukup
81. Peraturan 202 - Pemenuhan standar.
82. Peraturan 203 - Prinsip-prinsip akuntansi
83. Peraturan 301 - Informasi rahasia klien
84.
85.
86.