Você está na página 1de 32

Perusahaan meminta pihak eksternal , dalam hal ini

Kantor Akuntan Publik untuk melakukan beberapa kegiatan


sesuai keahlian dan pengetahuan yang dimiliki. Selain
melakukan jasa audit , KAP juga dapat melakukan jasa
atestasi. Jasa atestasi merupakan salah satu jasa yang diberikan
oleh KAP berupa laporan tentang reabilitas suatu asersi yang
telah dibuat dan dipertanggungjawaban dari pihak lain.
B. Rumusan Masalah
Agar kita lebih bisa mengerti pembahasan mengenai jasa
atestasi, maka ada beberapa rumusan masalah yang harus kita
selesaikan terlebih dahulu diantaranya:
1. Apakah yang dimaksud dengan jasa assurance?
2. Apakah yang dimaksud dengan atestasi dan jasa atestasi?
3.
Bagaimana bentuk perikatan atestasi?
4.
Bagaimana penugasan atestasi?
5.
Bagaimana standar untuk atestasi?
6. Apa saja yang termasuk dalam jenis penugasan atestasi?
7. Apakah yang dimaksud dengan jasa non atestasi?
C. Tujuan
Dengan rumusan masalah yng telah disebutkan di atas,
maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk:
1.
Mengetahui penjelasan tentang jasa assurance
2.
Mengetahui tentang atestasi dan jasa atestasi
3.
Mengetahui bentuk perikatan atestasi
4.
Mengetahui bentuk penugasan atestasi
5.
Mengetahui standar atestasi yang digunakan
6.
Mengetahui jeni-jenis dari penugasan atestasi
7.
Mengetahui tentang jasa non atestasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Jasa Assurance
Jasa assurance adalah jasa profesional independen
yang meningkatkan kualitas informasi bagi para pengambil
keputusan. Jasa semacam ini dianggap penting karena
penyedia jasa assurance bersifat independen dan dianggap
tidak bisa berkenaan dengan informasi yang
diperiksa.Individu-individu yang bertanggung jawab
membuat keputusan bisnis memerlukan jasa assurance untuk
membantu meningkatkan keandalan dan relevansi informasi
yang digunakan sebagai dasar keputusannya.
Jasa assurance dapat dilakukan oleh akuntan publik
atau oleh berbagai profesional lainnya.Sebagai contoh,
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), sebuah
organisasi nirlaba, menguji beraneka macam produk yang
digunakan konsumen dan melaporkan hasil evaluasinya atas

mutu produk yang diuji dalam Warta Konsumen.Organisasi ini


menyediakan informasi tersebut untuk membantu konsumen
membuat keputusan yang cerdas menyangkut produk yang
mereka beli.Sebagian besar konsumen menganggap informasi
dan Warta Konsumenlebih andal daripada informasi yang
disediakan oleh pembuat produk karena Warta Konsumen
independen terhadap pembuat produk itu. Jasa-jasa assurance
lain yang disediakan oleh perusahaan selain kantor akuntan
publik (KAP) meliputi penyurvei rating televisi, AC Nielsen.
Kebutuhan akan jasa assurance ini bukan hal baru.
Para akuntan publik sudah bertahun-tahun memberikan jasa
assurance, terutama assurance tentang informasi laporan
keuangan historis. Kantor akuntan publik (KAP) juga sudah
melakukan jasa assurance yang berkaitan dengan lotre dan
kontes untuk memberikan kepastian bahwa para pemenang
ditentukan dengan cara yang tidak bias serta sesuai dengan
aturan-aturan kontes. Belum lama ini, para akuntan publik
telah memperluas jenis jasa assurance yang mereka lakukan
hingga mencakup jenis-jenis informasi yang berpandangan ke
depan serta jenis informasi lainnya, seperti perkiraan keuangan
perusahaan dan pengendalian situs Internet. Sebagai contoh,
perusahaan dan konsumen yang menggunakan jaringan
komunikasi, seperti Internet, dalam melakukan bisnis dan
membuat keputusan memerlukan kepastian yang independen
mengenai reliabilitas dan keamanan informasi elektronik
tersebut. Permintaan akan jasa assurance diperkirakan terus
meningkat karena permintaan akan informasi juga meningkat
dan karena makin banyak informasi real-time yang tersedia
melalui Internet.
B. Pengertian Jasa Atestasi
Salah satu kategori jasa assurance yang diberikan
oleh akuntan publik adalah jasa atestasi.Jasa atestasi
(attestation service) adalah jenis jasa assurance di mana KAP
mengeluarkan laporan tentang reliabilitas suatu asersi yang
disiapkan pihak lain.Atestasi (attestation) adalah suatu
pernyataan pendapat atau pertimbangan orang yang
diindependen dan kompeten tentang apakah asersi suatuentitas
sesuai,dalam semua hal yang material dengan kriteria yang
telah ditetapkan.
Penugasan atestasi adalah penugasan yang
didalamnya akuntan publik dikontrak untuk menerbitkan
komunikasi tertulis yang menyatakan kesimpulan mengenai
keandaian asersi-asersi dalam suatu organisasi atau
perusahaan.Dalam melaksanakan suatu penelitiaan, akuntan
publik harus mengumpulkan bukti-bukti untuk mendukung
asersi-asersi,menilai secara objektif pengukuran dan

pengkomunikasian individu yang membuat asersi dan


melaporkan temuan-temuannya.Asersi (assertion) adalah suatu
deklarasi atau suatu rangkaian deklarasi secara keseluruhan
oleh pihak yang bertanggungjawab atas deklarasi
tersebut.Jadi,asersi adalah pernyataan yang dibuat oleh pihak
yang secara implisit, dimaksudkan untuk digunakan oleh
pihak lain(pihak ketiga). Untuk laporan keuangan
historis,asersi merupakan pernyataaan dalam laporan keuangan
oleh manajemen sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum.
C. Perikatan Atestasi
Bila seorang akuntan yang berpraktik sebagai
akuntan publik (selanjutnya disebut sebagai praktisi) yang
melaksanakan suatu perikatan atestasi, sebagaimana
didefinisikan berikut ini perikutan tersebut diatur dengan
standar atestasi dan pernyataan serta interpretasi pernyataan
yang berkaitan dengan standar tersebut.
Suatu perikatan atestasi adalah perikatan yang
didalamnya praktisi mengadakan perikatan untuk menerbitkan
komunikasi tertulis yang menyatakan suatu simpulan tentang
keandalan asersi yang menjadi tanggung jawab pihak lain.
Contoh jasa professional yang dapat diberikan oleh
para praktisi yang tidak termasuk dalam perikatan atestasi
adalah:
a. Perikatan konsultansi manajemen yang didalamnya praktisi
memberikan nasihat atau rekomendasi kepada kliennya.
b. Perikatan yang didalamnya praktisi membela kepentingan
klien sebagai contoh dalam masalah pemeriksaan /verifikasi
pajak yang sedang ditangani oleh aparat Dirjen Pajak.
c. Perikatan pajak yang di dalamnya praktisi mengisi Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan atau memberikan
nasihat perpajakan.
d. Perikatan yang di dalamnya praktisi melakukan kompilasi
laporan keuangan, karena ia tidak diminta untuk memeriksa
atau me-review bukti yang mendukung informasi yang
diserahkan oleh klien dan tidak menyatakan simpulan apa pun
atas keandalannya.
e.
Perikatan yang di dalamnya praktisi berperan terutama hanya
membantu klien-sebagai contoh, bertindak sebagai akuntan
perusahaan dalam pembuatan informasi selain laporan
keuangan.
f. Perikatan yang di dalamnya praktisi bertindak sebagai saksi
ahli dalam bidang akuntansi, auditing, perpajakan, atau hal
lain, berdasarkan fakta-fakta tertentu yang disepakati dalam
kontrak.
g. Perikatan yang di dalamnya praktisi memberikan suatu

pendapat sebagai seorang yang ahli mengenai suatu prinsip


tertentu, seperti penerapan undang-undang pajak atau prinsip
akuntansi, berdasarkan fakta khusus yang disediakan oleh
pihak lain, sepanjang pendapat sebagai ahli tidak menyatakan
simpulan mengenai keandalan fakta yang diberikan oleh pihak
lain tersebut.
D. Penugasan atestasi
Individu yang bertangung jawab atas pengambilan
keputusan bisnis mencari jasa layanan atestasi guna membantu
meningkatkan keandalan dan relevansi informasi yang mereka
gunakan sebagai dasar keputusannya. Standar atestasi
mendefenisikan tiga tingkat penugasan dan bentuk
kesimpulan yang berhubungan dengan pemeriksaan, review
dan prosedur yang disepakati.
Tingkat Pelaporan untuk Penugasan Atestasi :
Jenis Penugasan Jumlah Bukti Tingkat Keyakinan Format Kesimpulan Distribusi
Pemeriksaan Ekstensif Tinggi Positif Umum
Kaji ulang Signifikan Sedang Negatif Umum
Prosedur yang
disepakati
Bervariasi Bervariasi Temuan Terbatas
Contoh penugasan atestasi : Bank meminta akuntan
publik menyatakan dalam tulisan apakah klien yang diaudit
memenuhi semua persyaratan pinjaman.
Pedoman dalam melaksanakan pekerjaan atestasi
adalah Pernyataan atas Standar Penugasan Atestasi
( Statement on Standards for Attestasion Engagement ), yang
bertujuan untuk memberikan kerangka acuan umum dan
perangkat batasan yang masuk akal sekitar fungsi atestasi,
termasuk audit atas laporan keuangan historis.
E. Standar Atestasi
Atestasi membagi tiga tipe perikatan atestasi:
pemeriksaan (examination), review, dan prosedur yang
disepakati (agreed-upon procedures). Salah satu tipe
pemeriksaan adalah audit atas laporan keuangan historis yang
disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Pemeriksaan tipe ini diatur berdasarkan standar auditing yang
ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Tipe pemeriksaan
lain, misalnya pemeriksaan atas informasi keuangan prospektif,
diatur berdasarkan pedoman yang lebih bersifat umum dalam
standar atestasi yang diuraikan dalam pembahasan ini.
Praktisi yang tidak secara eksplisit menyatakan
simpulan tentang keandalan suatu asersi yang menjadi
tanggung jawab pihak lain harus menyadari bahwa
kemungkinan terdapat suatu keadaan yang kesimpulan
demikan dapat dibuat secara beralasan. Sebagai contoh, jika

praktisi menerbitkan laporan yang berisi penyebutan satu


persatu prosedur yang dapat diharapkan dapat memberikan
keyakinan mengenai suatu asersi, praktisi kemungkinan tidak
akan dapat menghindarkan diri dari pembuatan suatu simpulan
bahwa laporannya merupakan laporan atestasi hanya dengan
menghapuskan simpulan eksplisit atas keandalan asersi
tersebut.
Praktisi yang telah merakit atau membantu dalam
perakitan suatu asersi harus tidak menyatakan dirinya sebagai
pembuat asersi jika pernyataan tersebut secara material
tergantung atas tindakan, rencana, atau asumsi beberapa
individu atau kelompok individu lain. Dalam keadaan
tersebut, individu atau kelompok individu tersebutlah yang
merupakan pembuat asersi, dan praktisi akan dipandang
sebagai pembuat atestasi, jika simpulan mengenai keandalan
asersi dinyatakan oleh praktisi.
Perikatan atestasi dapat merupakan bagian dari
perikatan lebih besar sebagai contoh, suatu studi kelayakan
atau studi pembelian bisnis yang mencakup pemeriksaan
(examination) terhadap laporan keuangan prosepektif.Dalam
hal ini, standar atestasi hanya berlaku untuk bagian atestasi
dalam perikatan besar tersebut.
Keyakinan (assurance) menunjukan tingkat kepastian
yang dicapai dan yang ingin disampaikan oleh praktisi bahwa
simpulannya yang dinyatakan dalam laporannya adalah
benar.Tingkat keyakinan yang dapat dicapai oleh praktisi
ditentukan oleh hasil pengumpulan bukti.Semakin banyak
jumlah bukti kompeten dan relevan yang dikumpulkan,
semakin tinggi tingkat keyakinan yang dicapai oleh praktisi.
a. Standar Umum Atestasi
1. Standar Umum Pertama
Standar umum pertama adalah perikatan harus
dilaksanakan oleh seorang praktisi atau lebih yang memiliki
keahlian dan pelatihan tiknis cukup dalam fungsi atestasi.
Pelaksanaan jasa atestasi tidak sama dengan
penyusunan dan penyajian suatu asersi.Pelaksanaan kegiatan
yang terakhir ini mencakup pengumpulan, penggolongan,
peringkasan, dan pengkomunikasian informasi yang biasanya
mencakup pengurangan data rinci dalam jumlah besar ke
dalam bentuk yang dapat dipahami dan dapat ditangani
(manageable). Di lain pihak, pelaksanaan jasa atestasi
mencakup pemgumpulan bukti untuk mendukung asersi dan
secara obyektif menentukan pengukuran dan
pengkomunikasian yang dilakukan oleh pembuat asersi. Jadi,
jasa atestasi bersifat analitik, kritis, dan bersifat penyelidikan,
serta berkaitan dengan dasar dan dukungan asersi.

Pencapaian keahlian sebagai seorang yang ahli


dalam atestasi dimulai dari pendidikan formal dan berlanjut
sampai dengan pengalaman selanjutnya.Untuk memenuhi
persyaratan sebagai orang yang ahli dalam atestasi, pelatihan
harus memadai baik teknis maupun pendidikan umum.
2. Standar Umum Kedua
Standar umum kedua adalah perikatan harus
dilaksanakan oleh seorang praktisi atau lebih yang memiliki
pengetahuan cukup dalam bidang yang bersangkutan
dengan asersi.
Praktisi dapat memperoleh pengetahuan cukup
tentang hal yang dilaporkan melalui pendidikan formal atau
pendidikan profesional berkelanjutan, termasuk belajar secara
mandiri, atau melalui pengalaman praktik.Namun, standar ini
tidak mengharuskan praktisi untuk mendapatkan pengetahuan
yang diperlukan mengenai semua hal agar memenuhi syarat
dalam mempertimbangkan keandalan suatu asersi.Persyaratan
pengetahuan tersebut dapat dipenuhi, sebagian melalui
penggunaan satu atau lebih spesialis dalam perikatan atestasi
tertentu. Jika praktisi memiliki pengetahuan memadai
mengenai hal yang diatestasi, ia dapat (a) mengkomunikasikan
tujuan pekerjaan kepada spesialis dan (b) menilai pekerjaan
spesialis untuk menentukan apakah tujuan tersebut telah
dicapai.
3. Standar Umum Ketiga
Standar umum ketiga berbunyi praktisi harus
melaksanakan perikatan hanya jika ia memiliki alasan
untuk meyakinkan dirinya bahwa dua kondisi berikut ini
ada:
a. Asersi dapat dinilai dengan kritera rasional, baik yang telah
ditetapkan oleh badan yang diakui atau yang dinyatakan
dalam penyajian asersi tersebut dengan cara cukup jelas dan
komprehensif bagi pembaca yang diketahui mampu
memahaminya.
b. Asersi tersebut dapat diestimasi atau diukur secara konsisten
dan rasional dengan menggunakan kriteria tersebut.
Fungsi atestasi harus dilaksanakan hanya jika
fungsi tersebut efektif dan bermanfaat.Praktisi harus memiliki
dasar rasional untuk menyakini bahwa simpulan bermakna
dapat diberikan oleh asersi tersebut.
Kondisi pertama mengharuskan suatu asersi
memiliki kritera rasional agar dapat digunakan untuk
mengevaluasinya.Kriteria yang dikeluarkan oleh Dewan yang
dibentuk oleh Ikatan Akuntan Indonesia, menurut definisi,
dianggap sebagai kriteria rasional untuk tujuan ini. Kriteria
yang dikeluarkan oleh badan pemerintah dan badan lain yang

terdiri dari ahli-ahli yang mengikuti prosedur tertentu,


termasuk prosedur distribusi secara luas kriteria yang
diusulkan untuk memperoleh komentar dari masyarakat,
umumnya harus juga dianggap sebagai kriteria rasional untuk
tujuan ini.
Namun, kriteria yang dibuat oleh asosiasi industri
atau kelompok serupa yang tidak mengikuti proses tertentu
atau tidak secara jelas mewakili kepentingan masyarakat harus
dipandang secara lebih kritis. Meskipun dibentuk dan diakui
dalam beberapa hal, kriteria tersebut harus dipandang sama
dengan kriteria pengukuran dan pengungkapan yang kurang
mendapatkan dukungan dari pihak berwenang, dan praktisi
harus mengevaluasi apakah kriteria tersebut rasional. Kriteria
tersebut harus dinyatakan dalam penyajian asersi secara jelas
dan komprehensif bagi pembaca yang diketahui mampu
memahaminya.
Kriteria rasional adalah kriteria yang menghasilkan
informasi bermanfaat.Manfaat informasi tergantung pada
keseimbangan memadai antara relevansi dan keandalan.
Sebagai akibatnya, dalam menentukan kelayakan kriteria
pengukuran dan pengungkapan, praktisi harus
mempertimbangkan apakah asersi yang dihasilkan oleh kriteria
tersebut memiliki keseimbangan antara karakteristik berikut
ini:
v Relevansi
Kapasitas untuk membuat suatu perbedaan dalam
pembuatan keputusan, asersibermanfaat untuk membentuk
prediksi mengenai hasil peristiwamasa lalu, sekarang, dan masa
yang akan datang atau dalam membentuk atau membetulkan
harapan sebelumnya.
Kemampuan menghubungkan dengan ketidakpastian,asersi
bermanfaat untuk menguatkan atau mengubah tingkat
ketidakpastian mengenai hasil suatu keputusan.
Ketepatan waktu, asersi tersedia bagi pengambil keputusan
sebelum asersi tersebut kehilangan kemampuan untuk
mempengaruhi keputusan.
Kelengkapan,asersi tidak menghilangkan informasi yang
dapat mengubah atau menegaskan suatu keputusan.
Konsistensi asersi diukur dan disajikan secara material sama
dengan cara yang digunakan dalam periode waktu yang lalu
atau (jika terdapat ketidakkonsistenan yang material)
perubahannya diungkapkan, dibenarkan, dan, jika praktis,
dicocokkan untuk memungkinkan penafsiran semestinya
untuk pengukuran yang berturutan.
v Keandalan
Menyakinkan sebagai sesuatu yang representative,asersi

sesuai dengankejadian yang harus dicerminkannya.


Tidak adanya simpulan tentang kepastian atau ketepatan
yang tidak diyakini, asersi kadangkala dapat disajikan lebih
tepat dengan menggunakan kisaran atau dengan menunjukkan
probabilitas nilai yang berbeda daripada estimasi nilai tunggal.
Netral, kepedulian utama adalah relevansi dan keandalan
asersi, bukan dampak potensial terhadap kepentingan tertentu.
Bebas dari kecenderungan untuk memihak, pengukuran
yang terkait dalam asersiberada di tengah, bukan condong ke
satu pihak.
Beberapa kriteria (kriteria dapat berupa estimasi
atau ukuran kuantitatif atau kualitatif) adalah rasional dalam
mengevaluasi penyajian asersi hanya terbatas bagi sejumlah
pemakai yang berpartisipasi dalam pembuatannya. Sebagai
contoh, kriteria yang dibuat dalam perjanjian pembelian untuk
penyusunan dan penyajian laporan keuangan suatu
perusahaan yang akan dibeli, jika secara material berbeda dari
prinsip akuntansi yang berlaku umum, hanya rasional jika
dilaporkan kepada pihak yang membuat perjanjian.
Namun, seandainya digunakan kriteria pengukuran
dan pengungkapan yang sama, estimasi atau ukuran yang
secara material sama dapat diharapkan akan
diperoleh.Meskipun terdapat kriteria rasional, praktisi harus
mempertimbangkan apakah asersi juga dapat ditaksir secara
konsisten rasional dan diukur dengan menggunakan kriteria
tersebut. Dengan menggunakan ukuran atau kriteria
pengungkapan yang sama atau serupa biasanya orang yang
kompeten harus dapat memperoleh estimasi atau ukuran yang
secara material sama. Namun, orang yang kompeten tidak akan
selalu mencapai simpulan yang sama karena (a) estimasi dan
ukuran seringkali memerlukan pertimbangan profesional
mendalam dan (b) evaluasi yang sedikit berbeda atas fakta
dapat menghasilkan perbedaan yang signifikan dalam
penyajian asersi tertentu. Suatu asersi yang diestimasi atau
diukur dengan kriteria yang dikeluarkan oleh badan yang
dibentuk oleh Ikatan Akuntan Indonesia dianggap, menurut
definisi, mampu secara konsisten diestimasi atau diukur.
Seorang praktisi harus tidak memberikan keyakinan
atas suatu asersi yang bersifat subjektif, yang jika orang
memiliki kompetensi dalam dan menggunakan kriteria
pengukuran dan pengungkapan yang sama atau serupa
biasanya tidak akan dapat memperoleh estimasi atau ukuran
yang secara material sama (sebagai contoh, praktisi menyebut
produk piranti lunak terbaik di antara sejumlah beasr produk
yang serupa). Keyakinan praktisi atas asersi tersebut tidak akan
menambah kredibilitas sesungguhnya atas asersi tersebut;

sebagai akibatnya, hal itu akan tidak ada artinya dan bahkan
dapat menyesatkan.
Kondisi kedua yang harus ada adalah semua orang
yang kompeten tidak akan diharapkan memilih kriteria
pengukuran dan pengungkapan yang sama dalam melakukan
pengukuran atau estimasi tertentu (sebagai contoh, penentuan
biaya penyusutan aktiva tetap).
Lebih lanjut, untuk menetapkan apakah kriteria
pengukuran dan pengungkapan tertentu dapat diharapkan
menghasilkan estimasi dan ukuran yang secara rasional
konsisten, materialitas harus dipertimbangkan sejalan dengan
kisaran kewajaran yang diharapkan untuk asersi tertentu.
Sebagai contoh, informasi "lunak", seperti prakiraan atau
proyeksi, akan diharapkan memiliki kisaran estimasi rasional
yang lebih lebar daripada data "keras", seperti kuantitas jenis
sediaan tertentu yang ada di lokasi tertentu.
Kondisi kedua berlaku sama apakah praktisi
mengadakan perikatan untuk melaksanakan suatu
"pemeriksaan" atau suatu "review" terhadap penyajian suatu
asersi (lihat standar pelaporan kedua). Sebagai akibatnya, tidak
semestinya untuk melaksanakan perikatan review dalam hal
praktisi berkesimpulan bahwa pemeriksaan tidak dapat
dilaksanakan karena orang yang kompeten dalam
menggunakan kriteria pengukuran dan pengungkapan
biasanya tidak dapat memperoleh estimasi atau pengukuran
yang secara materal sama. Sebagai contoh, praktisi harus tidak
memberikan keyakinan negatif atas suatu asersi bahwa suatu
produk perangkat lunak adalah terbaik di antara sejumlah
besar produk yang sama karena ia tidak dapat memberikan
keyakinan tingkat tertinggi (pendapat positif) atas asersi
tersebut (yang ia mengadakan perikatan untuk melaksanakan
hal tersebut) karena subjektivitas bawaan di dalamnya.
4. Standar Umum Keempat
Standar umum yang keempat adalah dalam semua
hal yang bersangkutan dengan perikatan, sikap mental
independen harus dipertahankan oleh praktisi.
Praktisi harus mempertahankan kejujuran dan sikap
tidak memihak intelektual yang diperlukan untuk mencapai
simpulan yang tidak memihak mengenai keandalan suatu
asersi.Ini merupakan landasan fungsi atestasi.Oleh karena itu,
praktisi yang melaksanakan jasa atestasi tidak hanya harus
independen dalam arti sesungguhnya, tetapi juga harus
menghindari situasi merusak independensi dalam penampilan.
Dalam analisis akhir, independen berarti
pertimbangan objektif terhadap fakta, pertimbangan yang
tidak memihak, dan netralitas yang jujur di pihak praktisi

dalam membentuk dan menyatakan simpulan.Hal ini berarti


bukan sikap seorang penuntut namun sikap tidak memihaknya
hakim yang menyadari kewajiban untuk bersikap adil.
Independensi menganggap kepedulian yang tidak
menyimpang untuk simpulan yang tidak memihak tentang
keandalan suatu asersi terlepas dari apa yang merupakan asersi.
5. Standar Umum Kelima
Standar umum yang kelima adalah kemahiran
profesional harus selalu digunakan oleh praktisi dalam
melaksanakan perikatan, mulai dari tahap perencanaan
sampai dengan pelaksanaan perikatan tersebut.
Kecermatan dan keseksamaan meletakkan tanggung
jawab di pundak praktisi yang terlibat dalam perikatan untuk
mengamati setiap standar atestasi. Kecermatan dan
keseksamaan mengharuskan review secara kritis pada setiap
tingkat supervisi pekerjaan yang dilaksanakan dan
pertimbangan yang dilakukan oleh mereka membantu
perikatan, termasuk penyusunan laporan.
Kewajiban professional untuk melaksanakan
kemahiran professional secara cermat dan seksama
digambarkan sebagai berikut :
v Setiap orang yang menawarkan jasa kepada orang lain dan
dimanfaatkan jasanya oleh orang lain tersebut, memikul
tanggung jawab untuk melaksanakan keahlian yang dimiliki
dalam pekerjaannya dengan keseksamaan dan ketekunan
memadai.
v Dalam semua pekerjaan yang memerlukan tingkat kecakapan
khusus, jika orang menawarkan jasa, ia dianggap sebagai
orang yang memiliki tingkat kecakapan yang umumnya
dimiliki oleh orang lain dalam bidang pekerjaan yang sama,
dan jika pretensinya tersebut tidak berdasar, ia melakukan
kecurangan kepada setiap orang yang mempekerjakannya atas
dasar kepercayaan mereka atas profesi publiknya.
v Namun tidak ada satu pun orang, baik yang ahli maupun tidak
ahli, yang melaksanakan tugas yang dipikulnya, yang harus
dilaksanakannya secara berhasil, dan tanpa kekeliruan, dan ia
bertanggung jawab kepada pembeli kerja atas kelalaian atau
ketidakjujurannya, namun tidak atas kerugian yang timbul
sebagai akibat dari kekeliruan pertimbangannya.
b. Standar Pekerjaan Lapangan Atestasi
1.Standar Pekerjaan Lapangan Pertama
Standar pekerjaan lapangan pertama adalah
pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika
digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.
Perencanaan dan supervisi memadai membantu
efektivitas prosedur atestasi.Perencanaan memadai secara

langsung mempengaruhi pemilihan prosedur yang semestinya


dan ketepatan penerapannya, serta supervisi memadai
membantu menjamin bahwa prosedur yang direncanakan
tersebut ditetapkan semestinya.
Perencanaan suatu perikatan atestasi mencakup
penyusunan strategi menyeluruh untuk pelaksanaan dan luas
perikatan yang diharapkan.Untuk menyusun strategi tersebut,
praktisi memerlukan pengetahuan memadai untuk
memungkinkannya memahami dengan baik peristiwa,
transaksi dan praktik yang, menurut pertimbangannya,
memiliki pengaruh signifikan terhadap penyajian asersi.
Faktor yang dipertimbangkan oleh praktisi dalam
perencanaan perikatan atestasi adalah (a) penyajian criteria
yang digunakan, (b) tingkat risiko atestasi yang diantisipasi
atas asersi yang akan dilaporkannya, (c) pertimbangan awal
atas tingkat materialitas untuk tujuan atestasi , (d) pos dalam
penyajian asersi yang kemungkinan memerlukan penyesuaian
atau perbaikan, (e) keadaan yang mungkin memerlukan
perluasan atau modifikasi prosedur atestasi, dan (f) sifat
laporan yang diharapkan akan diterbitkan.
Praktisi harus membangun pemahaman yang sama
dengan kliennya tentang jasa yang akan dilaksanakan untuk
setiap perikatan. Pemahaman semacam ini mengurangi risiko
baik praktisi maupun kliennya menafsirkan secara salah
kebutuhan atau harapan terhadap pihak lain. Sebagai contoh,
pemahaman yang sama antara klien dengan praktisi akan
mengurangi risiko bahwa klien mempercayai praktisi secara
salah untuk melindungi klien dari risiko tertentu atau untuk
melaksanakan fungsi yang menjadi tanggung jawab klien.
Pemahaman tersebut harus mencakup tujuan perikatan,
tanggung jawab manajemen, tanggung jawab praktisi, dan
keterbatasan perikatan.Praktisi harus mendokumentasikan
pemahaman tersebut dalam kertas kerja, lebih baik dalam
bentuk komunikasi tertulis dengan klien. Jika praktisi yakin
suatu pemahaman dengan klien belum dibangun, ia harus
menolak untuk menerima perikatan.
Sifat, lingkup, dan saat perencanaan akan bervariasi
dengan sifat dan kompleksitas asersi dan pengetahuan
sebelumnya yang dimiliki oleh praktisi tentang pembuat
asersi. Sebagai bagian proses perencanaan, praktisi harus
mempertimbangkan sifat, lingkup, dan saat pekerjaan yang
harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan perikatan atestasi.
Meskipun demikian, selama berlangsungnya perikatan atestasi,
perubahan keadaan dapat memerlukan perubahan prosedur dari
yang telah direncanakan.
Supervisi meliputi pengarahan terhadap usaha

asisten yang berperan serta dalam memcapai tujuan perikatan


atestasi dan penentuan apakah tujuan tersebut tercapai. Unsur
supervisi meliputi pemberian perintah kepada asisten, menjaga
tetap memperoleh informasi mengenai masalah signifikan yang
ditemukan, me-review pekerjaan yang dilaksanakan, dan
menyelesaikan perbedaan-perbedaan pendapat yang timbul di
antara staf yang terkait dalam pelaksanaan perikatan. Luasnya
supervisi memadai dalam suatu keadaan tergantung atas
banyak faktor, termasuk sifat dan kompleksitas masalah yang
dihadapi serta kualifikasi orang yang melaksanakan pekerjaan.
Risko atestasi adalah risiko bahwa praktisi secara
tidak diketahuinya gagal untuk melakukan modifikasi
semestinya terhadap laporannya atas asersi yang secara
material berisii salah saji. Risiko atestasi terdiri atas (a) risiko
(yang terdiri dari risiko bawaan dan risiko pengendalian)
bahwa asersi berisi kekeliruan yang mungkin material dan (b)
risiko bahwa praktisi akan tidak dapat mendeteksi kekeliruan
tersebut (risiko deteksi).
Asisten harus diberitahu tanggung jawab mereka,
termasuk tujuan prosedur yang harus dilaksanakan oleh
mereka dan masalah-masalah yang dapat mempengaruh sifat,
lingkup, dan saat pelaksanaan prosedur tersebut. Praktisi
dengan tanggung jawab akhir atas suatu perikatan harus
mengarahkan para asisten agar mereka memberitahukan setiap
masalah signifikan yang muncul dalam perikatan atestasi agar
ia dapat menetapkan tingkat signifikansinya.
Pekerjaan yang dilaksanakan oleh setiap asisten
harus di-review untuk menentukan apakah telah dilaksanakan
dengan memadai dan untuk mengevaluasi apakah hasilnya
konsisten dengan simpulan yang disajikan di dalam laporan
praktisi.
2. Standar Pekerjaan Lapangan Kedua
Standar pekerjaan lapangan kedua adalah bukti
yang cukup harus diperoleh untuk memberikan dasar
rasional bagi simpulan yang dinyatakan dalam
laporan.Pemilihan dan penerapan prosedur yang akan
digunakan untuk mengumpulkan bukti cukup, dalam keadaan
tertentu, untuk memberi dasar rasional bagi tingkat keyakinan
yang akan dinyatakan dalam laporan atestasi, memerlukan
pertimbangan profesional seksama. Banyak macam prosedur
yang tersedia dapat digunakan dalam perikatan atestasi. Dalam
menentukan kombinasi prosedur memadai untuk membatasi
risiko atestasi, praktisi harus mempertimbangkan asumsi
berikut ini, dengan catatan bahwa masing-masing tidak saling
meniadakan dan masing-masing dapat mengandung
pengecualian penting :

v Bukti yang diperoleh dari sumber independen dari luar entitas


memberikan keyakinan yang lebih besar mengenai keandalan
asersi daripada bukti yang diperoleh hanya dari dalam entitas.
v Informasi yang diperoleh dari pengetahuan pribadi langsung
oleh pengetestasi lebih menyakinkan daripada yang diperoleh
secara tidak langsung (sebagai contoh melalui prosedur
pemeriksaan fisik, pengamatan, penghitungan, pengujian
operasi, atau inspeksi).
v Semakin efektif struktur pengendalian intern semakin besar
keyakinan tentang keandalan asersi.
Jadi, menurut hirarki prosedur atestasi yang tersedia,
prosedur yang menyangkut penelitian (search) dan verifikasi
(sebagai contoh, inspeksi, konfirmasi, atau pengamatan),
terutama pada waktu menggunakan sumber independen di luar
entitas, umumnya lebih efektif dalam mengurangi risiko
atestasi dibandingkan dengan prosedur pengajuan pertanyaan
dengan pihak dalam perusahaan dan perbandingan infomasi
intern entitas (sebagai contoh prosedur analitik dan diskusi
dengan orang yang bertanggung jawab atas asersi). Di lain
pihak, prosedur yang disebut terakhir umumnya memerlukan
biaya yang lebih murah dalam penerapannya.
Dalam perikatan atestasi yang dirancang untuk
memberikan tingkat keyakinan tertinggi atas suatu asersi
(suatu "pemeriksaan") tujuan praktisi adalah mengumpulkan
bukti cukup untuk membatasi risiko atestasi ke tingkat yang,
menurut pertimbangan praktisi, sedemikian rendah bagi
tingkat keyakinan tinggi yang dapat diberikan oleh
laporannya. Dalam perikatan ini, praktisi harus memilih di
antara prosedur yang tersedia-yaitu prosedur yang menetapkan
risiko bawaan dan risiko pengendalian serta membatasi risiko
deteksi-kombinasi prosedur yang dapat membatasi risiko
atestasi ketingkat yang cukup rendah.
Dalam perikatan yang memberikan keyakinan
negatif (suatu "review"), tujuan praktisi adalah mengumpulkan
bukti cukup untuk membatasi risiko atestasi ke tingkat
menengah.Untuk mencapai tujuan ini, jenis proseur yang
digunakan umumnya dibatasi pada prosedur pengajuan
pertanyaan dan prosedur analitik (bukan mencakup prosedur
penelitian dan prosedur verifikasi).
Meskipun demikian, dalam keadaan tertentu,
pengajuan pertanyaan dan prosedur analitik (a) tidak dapat
dilaksanakan, (b) dianggap kurang efisien daripada prosedur
yang lain, (c) menghasilkan bukti yang menunjukkan bahwa
asersi mungkin tidak lengkap atau tidak teliti. Dalam keadaan
yang pertama, praktisi harus melaksanakan prosedur lain yang
diyakini dapat memberikan tingkat keyakinan yang dapat

diberikan oleh prosedur pengajuan pertanyaan dan prosedur


analitik. Dalam keadaan yang kedua, praktisi dapat
melaksanakan prosedur lain yang diyakini lebih efisien
daripada prosedur pengajuan pertanyaan dan prosedur analitik.
Dalam keadaan yang ketiga, praktisi harus menggunakan
prosedur tambahan.
Lingkup prosedur atestasi yang akan digunakan
harus didasarkan atas tingkat keyakinan yang akan diberikan
dan pertimbangan praktisi tentang (a) sifat dan materialitas
informasi dipandang dari penyajian asersi secara keseluruhan,
(b) kemungkinan salah saji, (c) pengetahuan yang diperoleh
dari perikatan periode berjalan dan sebelumnya, (d)
kompetensi pengasersi dalam hal yang disajikan dalam asersi,
dan (e) seberapa jauh informasi dipengaruhi oleh
pertimbangan pengasersi, serta (f) ketidakcukupan data yang
dimiliki oleh pengasersi.Standar Pelaporan
1. Standar Pelaporan Pertama
Standar pelaporan pertama adalah laporan harus
menyebutkan asersi yang dilaporkan dan menyatakan sifat
perikatan atestasi yang bersangkutan.
Praktisi yang menerima perikatan atestasi harus
menerbitkan laporan atas asersi tertentu atau menarik diri dari
perikatan atestasi.Jika laporan diterbitkan, laporan harus
menyatakan bahwa asersi yang bersangkutan merupakan
tanggung jawab pembuat asersi dan bukan tanggung jawab
praktisi.Penyajian asersi umumnya dijilid dengan atau
dilampirkan pada laporan yang dibuat oleh praktisi.Karena
tanggung jawab pembuat asersi harus jelas, umumnya
dipandang tidak cukup dengan hanya memasukkan asersi
tersebut di dalam laporan praktisi, tanpa petunjuk adanya
pemisahan tanggung jawab tersebut di atas.
Pernyataan mengenai sifat perikatan atestasi yang
dirancang untuk menghasilkan laporan yang didistribusikan
kepada umum harus memiliki dua unsur: (a) gambaran sifat dan
lingkup pekerjaan yang dilaksanakan, (b) pengacuan standar
profesional yang mengatur pelaksanaan perikatan. Jika bentuk
pernyataan telah dirumuskan dalam standar yang dikeluarkan
oleh pihak berwenang (misalnya, suatu pemeriksaan sesuai
dengan standar auditing), bentuk tersebut harus digunakan
dalam laporan praktisi. Namun, jika tidak ada standar yang
mengaturnya, (1) istilah pemeriksaan dan review harus
digunakan untuk menggambarkan perikatan yang
menyediakan tingkat keyakinan tertinggi dan tingkat
keyakinan menengah, dan (2) pengacuan standar profesional
dengan menyebut "standar yang ditetapkan Ikatan Akuntan
Indonesia."

Peryataan mengenai sifat perikatan atestasi yang


didalamnya praktisi menerapkan prosedur yang disepakati
harus menyebutkan kesesuaian dengan pengaturan yang
dibuat bersama dengan pemakai tertentu.Perikatan semacam
ini dirancang untuk menampung kebutuhan tertentu pihak
yang berkepentingan dan harus dijelaskan dengan
menyebutkan prosedur yang disepakati antara praktisi dengan
pihak-pihak yang berkaitan.
2. Standar Pelaporan Kedua
Standar pelaporan kedua adalah laporan harus
menyatakan simpulan praktisi mengenai apakah asersi
disajikan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan atau
kriteria yang dinyatakan dipakai sebagai alat pengukur.
Praktisi harus mempertimbangkan konsep
materialitas dalam menerapkan standar pelaporan kedua ini.
Dalam menyatakan kesimpulannya atas kesesuaian penyajian
asersi dengan kriteria yang telah ditetapkan atau dinyatakan,
praktisi harus mempertimbangkan penghilangan atau salah saji
asersi secara individual menjadi material jika besarnya
penghilangan atau salah saji tersebut-baik secara individual
atau secara bersama-sama dengan penghilangan atau salah saji
yang lain-sedemikian sehingga orang berakal sehat yang
meletakkan kepercayaan atas penyajian asersi tersebut akan
dipengaruhi oleh pemasukan atau pembetulan asersi secara
individual. Ukuran relatif, bukannya absolut, suatu
penghilangan atau salah saji menentukan apakah sesuatu
material dalam situasi tertentu.
Laporan atestasi yang didistribusikan kepada umum
harus dibatasi ke dua tingkat keyakinan: yang pertama
didasarkan atas suatu pengurangan risiko atestasi ketingkat
yang cukup rendah (suatu "pemeriksaan") dan yang lain
didasarkan atas suatu pengurangan risiko atestasi ke tingkat
yang menengah (suatu "review").
Dalam suatu perikatan untuk mencapai tingkat
keyakinan tertinggi (suatu "pemeriksaan") simpulan praktisi
harus dinyatakan dalam bentuk pendapat positif.Jika risiko
atestasi telah dikurangi hanya ke tingkat yang menengah
(suatu "review"), simpulan harus dinyatakan dalam bentuk
keyakinan negatif.
v Pemeriksaan (Examination)
Pada waktu menyatakan suatu pendapat positif, praktisi
harus secara jelas menyatakan apakah, menurut pendapatnya,
asersi disajikan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan
atau telah dinyatakan.Namun, laporan yang menyatakan
pendapat positif atas suatu penyajian asersi secara
keseluruhan, dapat dimodifikasi atau berisi suatu pengecualian

untuk beberapa aspek penyajian atau perikatan (lihat standar


pelaporan ketiga).Sebagai tambahan, laporan tersebut dapat
memberikan penekanan atas masalah tertentu yang
bersangkutan dengan perikatan atestasi atau penyajian asersi.
Berikut ini suatu contoh laporan pemeriksaan yang
berisi pernyataan pendapat wajar tanpa pengecualian atas
suatu penyajian asersi, dengan anggapan tidak terdapat bentuk
laporan khusus yang telah ditetapkan dalam standar Ikatan
Akuntan Indonesia atau badan lain berwenang.
Kami telah memeriksa .......... [sebutkan penyajian
asersi-seperti, Laporan Statistik Hasil Investasi Dana
perusahaan XYZ untuk tahun yang berakhir tanggal 31
Desember 20X1].Pemeriksaan kami laksanakan sesuai dengan
standar yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia, oleh karena
itu, meliputi prosedur yang kami pandang perlu sesuai dengan
keadaan.
[ Tambahan paragraf dapat dicantumkan untuk menekankan
masalah tertentu yang bersangkutan dengan perikatan
atestasi atau penyajian asersi]
Menurut pendapat kami.........[sebutkan penyajian-seperti
Laporan Statistik Hasil Investasi] seperti yang telah kami
sebutkan dalam paragraf di atas, menyajikan............
[sebutkan asersi-seperti, hasil investasi dana perusahaan XYZ
untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 20X1]
sesuai dengan [sebutkan kriteria yang telah ditetapkan atau
telah dinyatakan misalnya kriteria pengukuran dan
pengungkapan sebagaimana yang dicantumkan dalam
Catatan 1].
v Review
Dalam memberikan keyakinan negatif, simpulan
praktisi harus menyatakan apakah informasi yang diperoleh
praktisi dari pekerjaan yang dilakukan menunjukkan bahwa
asersi tersebut tidak disajikan, dalam segala hal yang material,
sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan atau yang telah
dinyatakan.(Seperti telah diuraikan lebih lengkap dalam
pembahasan standar pelaporan ketiga, jika asersi tidak
dimodifikasi untuk membetulkan informasi yang diperoleh
praktisi, infomasi tersebut harus dijelaskan dalam laporannya).
Laporan praktisi yang berisi keyakinan negatif juga
dapat berisi komentar atas atau penekanan terhadap hal-hal
tertentu yang bersangkutan dengan perikatan atestasi atau
penyajian asersi. Lebih lanjut, laporan praktisi harus:
Manunjukkan bahwa pekerjaan dilaksanakan dengan lingkup
yang lebih terbatas dibandingkan dengan suatu pemeriksaan.
Menolak untuk memberikan keyakinan positif atas asersi
tersebut.

Berisi pernyataan tambahan seperti yang tercantum dalam


paragraf 55 bilamana asersi telah disusun sesuai dengan
kriteria yang telah disebutkan yang telah disepakati oleh
pembuat asersi dengan pemakainya (atau para pemakainya).
Berikut ini disajikan contoh laporan review yang
menyatakan keyakinan negativetanpa pengecualian, dengan
anggapan tidak ada pelaporan khusus yang ditetapkan Ikatan
Akuntan Indonesia atau badan berwenang lainnya.
Kami telah me-review....... [sebutkan penyajian asersi-sebagai
contoh, Laporan Statistik Kinerja Investasi Dana KXT untuk
tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 20X1]. Review
kami laksanakan berdasarkan standar yang ditetapkan Ikatan
Akuntan Indonesia.
Review memiliki lingkup yang sangat terbatas dibandingkan
dengan pemeriksaan, yang bertujuan untuk menyatakan
suatu pendapat atas [sebutkan penyajian asersi-sebagai
contoh, Laporan Statistik Kinerja Investasi Dana KXT]. Oleh
karena itu, kami tidak menyatakan pendapat seperti itu.
Berdasarkan review kami, tidak terdapat penyebab hal yang
menjadikan kami yakin bahwa [sebutkan penyajian asersisebagai contoh, Laporan Statistik Kinerja Investasi] tidak
disajikan sesuai dengan [sebutkan criteria ditetapkansebagai contoh, criteria pengukuran dan pengungkapan
sebagaimana yang disebutkan dalam Catatan No. 1]
v Agreed-Upon Procedures (Prosedur Yang Disepakati)
Jasa atestasi terhadap asersi manajemen atas prosedurprosedur yang akan dilaksanakan suatu perikatan atestasi adalah
perikatan yang di dalamnya praktisi mengadakan perikatan
untuk menerbitkan komunikasi tertulis yang menyatakan suatu
simpulan tentang keandalan asersi tertulis yang menjadi
tanggung jawab pihak lain. Bila seorang akuntan yang berpraktik
sebagai akuntan publik (selanjutnya disebut sebagai praktisi)
melaksanakan suatu perikatan atestasi, maka perikatan tersebut
diatur dengan standar atestasi dan pernyataan serta interpretasi
pernyataan yang berkaitan dengan standar tersebut.
3. Standar Pelaporan Ketiga
Standar pelaporan ketiga adalah laporan harus
menyatakan semua keberatan praktisi yang signifikan
tentang perikatan dan penyajian asersi.
"Keberatan terhadap perikatan" timbul karena
adanya masalah yang tidak terselesaikan oleh praktisi dalam
mematuhi standar atestasi ini, standar interpretasi, atau
prosedur tertentu yang disepakati oleh pemakai
tertentu.Praktisi harus menyatakan simpulan tanpa
pengecualian hanya jika perikatan telah dilaksanakan
berdasarkan standar atestasi.Standar atestasi disebut tidak

dipatuhi jika praktisi tidak dapat menerapkan semua prosedur


yang dipandang perlu sesuai dengan keadaan atau prosedur
yang telah disepakati, dalam tipe pemeriksaan yang
prosedurnya disepakati oleh pemakai.
Pembatasan lingkup perikatan, baik yang dikenakan
oleh klien atau oleh keadaan lain serupa seperti oleh saat
dilaksanakannya pekerjaan atau ketidakmampuan untuk
mendapatkan bukti cukup, dapat mengharuskan praktisi
memberikan pengecualian atas keyakinan yang diberikan.
Alasan pengecualian atau pernyataan tidak memberikan
keyakinan harus dijelaskan dalam laporan praktisi.
Keputusan praktisi untuk memberikan keyakinan
tanpa pengecualian, untuk menyatakan tidak memberikan
keyakinan, atau untuk menarik diri dari perikatan karena
alasan pembatasan lingkup tergantung dari penentuan dampak
dihilangkannya suatu prosedur terhadap kemampuan praktisi
dalam menyatakan keyakinannya atas penyajian suatu asersi.
Penentuan ini akan dipengaruhi oleh sifat dan besarnya
masalah yang ditemukan oleh praktisi, oleh signifikan atau
tidaknya penyajian asersi, oleh apakah perikatan yang
bersangkutan berupa suatu pemeriksaan ataukah suatu review.
Jika dampak potensialnya bersangkutan dengan banyak asersi
dalam suatu penyajian asersi atau jika praktisi hanya
melaksanakan suatu review, suatu pernyataan tidak
memberikan keyakinan atau pengunduran diri dari perikatan
merupakan pilihan yang tepat. Jika pembatasan yang secara
signifikan membatasi lingkup perikatan dikenakan oleh klien,
praktisi umumnya harus menyatakan tidak memberikan
keyakinan atas penyajian asersi atau menarik diri dari
perikatan.
"Keberatan tentang penyajian asersi" timbul jika
terdapat keberatan yang tidak terselesaikan tentang kesesuaian
penyajian dengan kriteria yang telah ditetapkan atau
dinyatakan, termasuk kecukupan pengungkapan tentang
masalah-masalah yang material.Keberatan tersebut dapat
mengakibatkan dihasilkannya laporan dengan pengecualian
atau laporan dengan pendapat tidak wajar (adverse report)
tergantung atas materialitas penyimpangan dari kriteria yang
dipakai untuk mengevaluasi asersi.
Keberatan tentang penyajian asersi dapat
berhubungan dengan pengukuran, format, susunan, isi, atau
pertimbangan yang dipakai sebagai dasar dan asumsi yang
digunakan untuk penyajian asersi, serta catatan tambahan,
termasuk, sebagai contoh, istilah yang dipakai, rincian yang
diberikan, penggolongan pos, dan basis untuk menentapkan
jumlah. Praktisi mempertimbangkan apakah keberatan tertentu

menyebabkan ia menerbitkan laporan dengan pengecualian


atau laporan dengan pendapat tidak wajar (adverse report)
berdasarkan keadaan dan fakta yang ada yang diketahui
olehnya pada waktu itu.
4. Standar Pelaporan Keempat
Standar pelaporan keempat adalah laporan suatu
perikatan untuk mengevaluasi suatu asersi yang disusun
berdasarkan kriteria yang disepakati atau berdasarkan
suatu perikatan untuk melaksanakan prosedur yang
disepakati harus berisi suatu pernyataan tentang
keterbatasan pemakaian laporan hanya oleh pihak-pihak
yang menyepakati kriteria atau prosedur tersebut.
Laporan tertentu harus dibatasi pemakaiannya
hanya bagi pemakai yang telah ditetapkan sebelumnya yang
ikut serta dalam menetapkan kriteria yang dipakai untuk
mengevaluasi asersi (yang dipandang tidak beralasan jika
kriteria tersebut dipakai untuk kepentingan pendistribusian
laporan scara umum-lihat standar umum ketiga) atau sifat dan
lingkup perikatan atestasi.Prosedur atau kriteria tersebut dapat
disepakati secara langsung oleh pemakai atau yang
mewakilinya.Laporan perikatan ini harus memberikan
petunjuk secara jelas bahwa laporan tersebut ditujukan hanya
kepada pihak-pihak yang ditentukan dan mungkin tidak
bermanfaat bagi pihak lainnya.
F. Jenis jenis Penugasan Atestasi
a. Jasa WebTrust. AICPA dan Canadian Institute of Chartered
Accountants (CICA) bersama-sama mengembangkan jasa
atestasi WebTrust. Kantor akuntan publik (KAP) yang diberi
lisensi oleh AICPA untuk melakukan jasa atestasi ini memberi
kapastian kepada pengguna situs Internet melalui lambang
Web Trust elektronik akuntan tersebut yang terpampang pada
situs yang bersangkutan. Lambang ini memberi kepastian
kepada pengguna bahwa si pemilik situs telah memenuhi
kriteria yang berkaitan dengan praktik bisnis, integritas
transaksi, serta proses informasi. Lambang WebTrust
merupakan representasi simbolis dari laporan akuntan publik
sehubungan dengan asersi manajemen tentang pengungkapan
praktik-praktik perdagangan elektroniknya (e-commerce).Jasa
layanan atestasi pada dunia e-commerce, biasa dikenal dengan
web trust
1. Situs yang memenuhi prinsip prinsip web trust akan
memenuhi syarat untuk memperlihatkan stempel elektronik
web trust pada transaksi atau halaman pesananya.
2. Minimal 1 kali dalam 6 bulan KAP memutakhirkan
pengujiannya mengenai aspek
e-commerce untuk memastikan kepatuhan situs tersebut.

TUJUH PRINSIP WEB TRUST


Prinsip Entitas mengungkapkan dan mempertahankan ketaatan
terhadap prinsip itu
Privasi Praktek privasi untuk melindungi informasi yang dapat
mengidentifikasi pribadi pelanggan
Keamanan Praktek keamanan untuk memastikan bahwa akses ke sistem
dan data e-commercenya dibatasi hanya individu yang
berwenang
Integritas praktek /
transaksi bisnis
Praktek bisnis untuk memastikan bahwa transaksi e-commerce
diproses secara lengkap,akurat dan sesuai dengna praktek yang
diungkapkan
Ketersediaan Praktek ketersediaan untuk memastikan bahwa data dan sistem
e-commerce tersedia
Kerahasiaan Praktek kerahasiaan untuk memastikan bahwa informasi yang
diperoleh melalui aktifitas e-commerce yang sifatnya rahasia
itu terbatas penggunaannya hanya ke individu atau entitas
yang berwenang
TidakMengelak
Tanggung Jawab Praktek tidak mengelak tanggung jawab untuk menentukan ke
pihak mana pertanggung jawaban transaksi e-commerce
Pengungkapan Pengungkapan khusus, yang harus mematuhi standar
professional yang dapat diterapkan dan relevan dengan
aktifitas e-commerce
b. Jasa layanan atestasi pada bidang teknologi informasi, biasa
dikenal dengan SysTrust AICPA dan CICA bersama-sama
mengembangkan jasa atestasi systrust untuk mengevaluasi dan
menguji reliabilitas sistem dalam berbagai bidang, seperti
pengamanan dan integritas data. Jika jasa assurance WebTrust
dirancang terutama untuk memberikan kepastian kepada
pemakai pihak ketiga situs, jasa SysTrust dapat dilakukan oleh
akuntan publik untuk memberi kepastian kepada manajemen,
dewan komisaris, atau pihak ketiga tentang reliabilitas sistem
informasi yang digunakan untuk menghasilkan informasi realtime. AICPA dan CICA telah mengembangkan lima prinsip
yang berkaitan dengan privasi online, keamanan, integritas
pemrosesan, ketersediaan, dan kerahasiaan untuk digunakan
dalam melakukan jasa-jasa seperti WebTrust dan SysTrust
1. Sys Trust memberikan ijin kepada akuntan untuk
mengevaluasi system computer perusahaan terentu dengan
menggunakan prinsip prinsip dan criteria Sys Trust serta
menentukan apakan pengendalian ats system itu ada, dan
akuntan melakukan pengujian apakan pengendalian tersebut
efektif.
2. Laporan atestasi sys trust hanya boleh dibuat oleh akuntan

berlisensi Sys Trust.


EMPAT PRINSIP SYS TRUST
Prinsip Deskripsi
Ketersediaan Sistem tersedia untuk dioperasikan dan digunakan pada waktu
seperti yang ditetapkan dalam pernyataan atau kesepakatan
tingkat layanan
Keamanan Sistem terlindungi dari akses pisik dan logis orang yang tidak
berwenang
Integritas Sistem pemrosesan adalah lengkap, akurat,tepat waktu, dan
terotorisasi
Kemampuan
Mempertahankan Sistem dapat dimutakhirkan jika diperlukan melalui cara yang
berkelanjutan guna membuat system itu andal,aman dan
terpadu.
G. Jasa Non Atestasi
Jasa non astestasi adalah jasa yang diberikan oleh akuntan publik yang didalamnya tidak
memberikan suatu pendapat, tingkat keyakinan, ringkasan temuan, atau bentuk keyakinan
(assurance) yang lain.Contoh dari jasa non atestasi yaitu jasa kompilasi (pencatatan dan
pelaporan akuntansi),
jasa perpajakan (pengisian SPT, pemeriksaan/ keberatan/
banding pajak), jasa konsultan manajemen (recruitment,
keuangan, SDM, sdb), jasa perancangan system serta jasa risk
assessment.Jasa non atestasi yang tidak berkaitan dengan
penilaian terhadap kliennya terdiri atas:
a. perbantuan penyesuaian pembukuan akun (adjusment);
b. menyusun neraca percobaan;
c. penyusunan laporan pajak;
d. penyusunan sistem akuntansi.
Dalam melaksanakan jasa profesionalnya, akuntan publik
dapat melakukan step up (perubahan kepada kenaikan level
assurance) ataupun step down perubahan kepada penurunan
level assurance) dari penugasan sebelumnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jasa assurance adalah jasa profesional independen
yang meningkatkan kualitas informasi bagi para pengambil
keputusan.Jasa semacam ini dianggap penting karena penyedia
jasa assurance bersifat independen dan dianggap tidak bisa
berkenaan dengan informasi yang diperiksa.Melihat dari
pernyataan tersebut, jasa assurance ini bukanlah jasa yang bisa
dilakukan sembarang orang harus yang berkompeten dan
independen tentunya. Apabila sebaliknya, maka yang
dihasilkan dari jasa tersebut akan diragukan keakuratannya.
Salah satu kategori jasa assurance yang diberikan oleh
akuntan publik adalah jasa atestasi. Atestasi adalah pernyataan

pendapat atau pertimbangan orang yang kompeten dan


independen tentang apakah asersi suatu pihak sesuai, dalam
segala hal yang signifikan, dengan kriteria yang
ditetapkan.Jasa atestasi ini berpedoman pada standar atestasi.
Ada banyak jasa yang ditawarkan di antaranya:
a. Jasa layanan atestasi pada dunia e-commerce, biasa dikenal
dengan web trust
b. Jasa layanan atestasi pada bidang teknologi informasi, biasa
dikenal dengan sys trust
c.
Jasa layanan atestasi lainnya, misalnya pada bidang bidang
berikut : Laporan keuangan prospektif, pro forma informasi
keuangan, laporan mengenai pengendalian intern atas
pelaporan keuangan, serta diskusi dan analisis manajemen.
Selain jasa atestasi, ada pula jasa non atestasi yang meliputi:
a. perbantuan penyesuaian pembukuan akun (adjusment);
b. menyusun neraca percobaan;
c. penyusunan laporan pajak;
d. penyusunan sistem akuntansi.
B. Saran
Melihat dari betapa pentingnya jasa atestasi ini, maka
hendaklah dalam pelaksanaannnya memperhatikan berbagai
standar yang telah di tetapkan.Terlebih mereka yang
melaksanakan jasa tersebut harus lah benar-benar professional
dan independen sehingga tidak memunculkan keraguan atas
hasil kerjanya.
DAFTAR PUSTAKA
ArensdanLoebbeckediadaptasiAbadi Yusuf, Amir. Auditing
PendekatanTerpadu, Edisi Indonesia, SalembaEmpat, Simon &
Schuster (Asia) Pte.Ltd., Prentice Hall.
http://pksm.mercubuana.ac.id/new/elearning/
files_modul/34034-15-744720646636.doc .
http://ishals.student.umm.ac.id/2012/02/03/jasa-atestasi-dankompilasi/
http://www.keuanganlsm.com/article/jasa-atestasi-dalamassurance/
http://www.google.co.id/
#hl=id&tbo=d&sclient=psyab&q=MODUL+AUDIT+2+JASA
+ATESTASI+MERCUB
Disamping audit umum atas laporan keuangan, KAP juga
memberikan jasa audit khusus, sesuai dengan
kebutuhan. Audit khusus dapat memberikan audit atas
akun atau pos laporan keuangan tertentu yang dilakukan
dengan menggunakan prosedur yang disepakati bersama,
audit laporan keuangan yang disusun berdasarkan suatu
basis akuntansi komprehensif. Selain prinsip akuntansi

yang berlaku umum, audit atas informasi keuangan


untuk tujuan tertentu dan audit khusus lainnya. Dalam
melaksanakan audit khusus ini auditor tetap berpedoman
pada standar auditing yang dimuat dalam SPAP.
3. Jasa Atestasi.
Jasa atestasi yang diberikan KAP berkaitan dengan
penerbitan laporan yang memuat suatu kesimpulan
tentang keandalan asersi (pernyataan) tertulis yang
menjadi tanggung jawab pihak lain, dilaksanakan
melalui pemeriksaan, review dan prosedur yang
disepakati bersama. Asersi yang menjadi obyek dalam
penegasan atestasi dapat berupa Proyeksi dan Perkiraan
Keuangan (Laporan Keuangan Prospektif Keuangan,
Perkiraan Keuangan dan Proyeksi Keuangan), Pelaporan
Informasi Keuangan Proforma, Pelaporan tentang
Struktur Pengendalian Intern atas Laporan Keuangan
tersebut. Dalam melaksanakan program ini KAP tunduk
pada Standar Atestasi dalam SPAP.
4. Jasa Review Laporan Keuangan.
Review laporan keuangan merupakan salah satu jasa
yang diberikan KAP untuk memberikan keyakinan
terbatas bahwa tidak terdapat modifikasi material yang
harus dilaksanakan agar laporan keuangan tersebut
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum atas
basis akuntansi komprehensif lainnya. Review dilakukan
melalui prosedur pengajuan pertanyaan dan analisis
dengan berpedoman pada Standar Jasa Akuntansi dan
Review yang terdapat dalam SPAP.
5. Jasa Kompilasi Laporan Keuangan.
KAP dapat melakukan kompilasi laporan keuangan
berdasarkan catatan data keuangan serta informasi
lainnya yang diberikan managemen suatu entitas
ekonomi. Dengan kompilasi ini, KAP tidak memberikan
pernyataan pendapat mengenai kewajaran laporan
keuangan atas suatu keyakinan apapun terhadap laporan
tersebut. Tanggung jawab laporan keuangan sepenuhnya
tetap berada pada managemen entitas ekonomi yang
bersangkutan. Pelaksanaan kompilasi laporan keuangan
oleh KAP dilakukan berpedoman pada Standar Jasa
Akuntansi dan Review yang terdapat dalam SPAP.
6. Jasa Konsultasi.
Jasa konsultasi yang diberikan KAP meliputi berbagai
bentuk dan bidang sesuai dengan kompetensi akuntan
publik. Jasa yang diberikan KAP bervariasi mulai dari jasa
konsultasi umum kepada managemen, perancangan
sistem dan implementasi sistem akuntansi, penyusunan

proposal keuangan, dan studi kelayakan proyek,


penyelenggaran pendidikan dan pelatiha, pelaksanaan
seleksi dan rekrutmen pegawai, sampai pemberian jasa
konsultasi lainnya, termasuk konsultasi dalam
pelaksanaan merger dan akuisisi. Dalam pemberian jasa
konsultasi ini KAP berpegang pada standar jasa
konsultasi dalam SPAP.
7. Jasa Perpajakan.
KAP juga memberikan jasa profesional dalam bidang
perpajakan. Jasa yang diberikan meliputi, tetapi tidak
terbatas pada konsultasi umum perpajakan, perencanaan
pajak, review kewajiban pajak, pengisian SPT dan
penyelesaian masalah perpajakan.
Sumber: Directory 2009 (Kantor Akuntan Publik dan
Akuntan Publik).UAkuntan Publik (KAP)
Kantor Akuntan Publik atau disingkat dengan KAP,
adalah suatu bentuk organisasi akuntan publik yang
memperoleh izin sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berusaha di bidang pemberian jasa profesional dalam
praktik akuntan publik. Jasa-jasa tambahan yang biasanya
diberikan oleh KAP meliputi jasa akuntansi dan pembukuan, jasa
perpajakan, serta jasa konsultasi manajemen.
2. JASA ASSURANCE
Jasa Assurance adalah jasa profesional independen
yang meningkatkan mutu informasi bagi pengambil keputusan.
Pengambil keputusan memerlukan informasi yang andal dan
relevan sebagai basis untuk pengambilan keputusan. Oleh
karena itu mereka mencari jasa assurance untuk meningkatkan
kualitas informasi yang akan dijadikan basis pengambilan
keputusan.
Jasa Assurance dapat disediakan oleh profesi akuntan
publik atau berbagai profesi lain. Contoh jasa assurance yang
disediakan oleh profesi lain adalah jasa pengujian berbagai
produk oleh organisasi konsumen (Non profit organization),
jasa pemeringkatan televisi (television rating), dan lain-lain.
Profesi Akuntan Publik menyediakan jasa assurance
mengenai informasi Laporan Keuangan historis kepada
masyarakat. Jasa ini dikenal dengan jasa Audit. Di Amerika jasa
assurance yang juga disediakan oleh profesi akuntan publik
adalah jasa undian dan jasa kontes, meliputi prakiraan
keuangan. Dewasa ini kebutuhan masyarakat akan jasa
assurance tentang pengendalian web site semakin meningkat,
dan profesi akuntan publik dapat memenuhi kebutuhan ini.
a. JASA ATESTASI

Salah satu tipe jasa assurance yang disediakan


profesi akuntan publik adalah jasa atestasi. Jasa Atestasi adalah
jasa yang diberikan oleh profesi akuntan publik dimana profesi
akuntan publik akan mengeluarkan laporan tertulis yang
menyatakan kesimpulan atas keandalan asersi tertulis yang
dibuat dan ditanggungjawabi pihak lain.
Sedangkan asersi adalah suatu pernyataan yang
dibuat oleh satu pihak yang secara implisit dimaksudkan untuk
digunakan oleh pihak lain. Laporan Keuangan (LK) historis
adalah asersi manajemen. Manajemen menyatakan bahwa LK
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum (PABU).
Ada Tiga jenis jasa atestasi:
1. Audit atas Laporan Keuangan historis. Yaitu bentuk jasa
atestasi dimana auditor menerbitkan suatu laporan tertulis yang
berisi pendapat apakah Laporan Keuangan (LK) dalam semua hal
yang material sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berlaku Umum di
Indonesia.
2. Review atas Laporan Keuangan historis. Banyak perusahaan
non publik yang menerbitkan LK kepada berbagai pemakai,
tetapi tidak bersedia membiayai audit atas LK tsb. Dalam kondisi
seperti ini akuntan publik dapat membantu menyediakan jasa
review. Audit dan review berbeda dalam hal luasnya
pemeriksaan dan jaminan keakuratan. Audit dilaksanakan
dengan pemeriksaan skala luas untuk mengumpulkan bahan
bukti memadai dalam rangka memberikan jaminan yang tinggi
atas keakuratan LK .
3. Jasa Atestasi Lainnya. KAP, dewasa ini, mengembangkan jasajasa baru, misalnya atestasi atas LK prospektif (prakiraan dan
proyeksi), data statistik atas hasil-hasil investasi untuk organisasi
seperti reksa dana, karakteristik perangkat lunak komputer.
b. JASA ASSURANCE LAINNYA
Jasa Assurance Lainnya Aktivitas Jasa
Pengendalian atas risiko yang berhubungan dengan investasi,
mencakup kebijakan yang terkait dengan derivatif
Menilai proses dalam praktik investasi perusahaan untuk
mengidentifikasi dan menentukan efektivitas proses tersebut.
Mystery shopping
Melakukan pembelian secara anonim untuk menilai upaya
tenaga penjualan yang berhadapan dengan pelanggan dan
prosedur yang mereka ikuti.
Penilaian risiko pengumpulan, pendistribusian, dan
penyimpanan informasi digital
Menilai risiko keamanan dan pengendalian yang berkaitan
dengan data elektronik, mencakup memadainya peyimpanan
pendukung dan di luar lokasi.

Penilaian risiko kecurangan dan dindakan ilegal


Membuat profil risiko kecurangan dan menilai kecukupan
sistem dan kebijakan perusahaan dalam mencegah serta
mendeteksi kecurangan dan tindakan ilegal.
Kepatuhan pada kebijakan dan prosedur perdagangan
Menelaah transaksi antara rekanan dagang untuk menyakinkan
bahwa transaksi tersebut sesuai dengan perjanjian;
mengidentifikasi risiko dalam perjanjian.
Kepatuhan pada perjanjian royalti hiburan Menilai apakah royalti yang dibayarkan kepada
seniman,
pengarang, dan lainnya sesuai dengan perjanjian royalti.
Sertifikasi ISO 9000
Membuat sertifikasi yang menyatakan bahwa perusahaan telah
memenuhi standar pengendalian mutu ISO 9000, yang
membantu menyakinkan produk perusahaan bermutu tinggi.
Audit lingkungan
Menilai apakah kebijakan dan praktik perusahaan memastikan
bahwa perusahaan tersebut memenuhi standar dan hukum
lingkungan.
Sumber : Diadaptasi dari AICPA Special Committee on
Assurance Services.
c. JASA ASSURANCE DALAM TEKNOLOGI INFORMASI
Satu faktor kuat yang berpengaruh terhadap
permintaan untuk jasa assurance lain adalah perkembangan
internet dan E-Commerce (jasa keuangan elektronik). Beberapa
jasa assurance dalam Teknologi Informasi (TI) :
1. Web Trust Services. Untuk menghadapi peningkatan kebutuhan
akan jaminan/keyakinan yang berkaitan dengan transaksi usaha/
bisnis melalui internet, AICPA (American Institute of Certified
Public Accountants) dan CICA (Canadian Institute of Chartered
Accountants) bergabung membentuk Jasa Assurance Web Trust.
CPAs Firm yang telah memperoleh ijin untuk menjalankan jasa
ini menyediakan jaminan/keyakinan yang memadai bagi
pengguna/pemakai Web Sites, dimana CPAs electronics Web
Trust melampirkan tanda (segel) pada web sites. Segel ini
memberikan keyakinan bagi para pengguna bahwa pemilik web
site dalam praktik usahanya, integritas transaksi, dan
pemrosesan informasinya sesuai dengan kriteria yang
ditetapkan. Web Trust adalah jasa atestasi dan Web Trust Seal
adalah tanda/segel yang mewakili laporan profesi akuntan
public (CPA) atas asersi manajemen mengenai pengungkapan
praktik E-Commerce.
2. Sys Trust Services. AICPA dan CICA bergabung membentuk Sys
Trust Services untuk menyediakan jasa assurance mengenai
keandalan sistem informasi. Sys Trust adalah salah satu jenis

atestasi untuk menilai dan menguji keandalan system dalam


suatu area, seperti keamanan dan integritas data. Sys Trust
dijalankan CPA untuk memberikan keyakinan memadai kepada
manajemen, Dewan Direksi, atau pihak ketiga mengenai
keandalan sistem informasi yang digunakan dalam
menghasilkan informasi aktual (real-time).
Jasa assurance dalam Jenis Informasi Lainnya :
1. CPA Performance View. Perusahaan membutuhkan faktorfaktor sukses selain informasi keuangan dalam mengelola
usahanya. Contoh: Kepuasan pelanggan dan kualitas produk.
CPA membantu manajemen mengidentifikasi dan mengukur
faktor-faktor kesuksesan yang kritis.
2. CPA Elder Care Servies. CPA menyediakan jasa assurance
kepada para manula/lansia yang membutuhkan jaminan bahwa
mereka mendapatkan perawatan yang baik.
3. CPA Risk Advisory Services. Keberhasilan dalam dunia usaha
dapat ditunjukkan dengan keberhasilan perusahaan dalam
mengambil risiko dan me-manage/mengendalikan risiko.
Contoh : ketika perusahaan memperluas usahanya, mungkin
menghadapi risiko atas perubahan nilai tukar uang, kericuhan
politik negara lain. CPA menyediakan jasa untuk membantu
mereka mengidentifikasi dan mengendalikan risiko.
3. JASA NONASSURANCE
Jasa nonassurance adalah jasa yang dihasilkan oleh AP
(Akuntan Publik) yang didalamnya ia tidak memberikan suatu
pendapat, keyakinan atau bentuk lain dari keyakinan.
Ada Tiga jasa yang sering disediakan profesi Akuntan Publik:
a. Jasa Perpajakan. KAP (Kantor Akuntan Publik) membantu klien
menyusun Surat Pemberitahuan Pajak Tahunan (SPT) untuk
PPh, Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan Barang
Mewah (PPnBM), dll.
b. Konsultasi Manajemen. KAP membantu klien meningkatkan
efektifitas operasinya, meliputi pemberian rekomendasi dan
sejumlah saran mengenai pembenahan system skuntansi,
pemanfaatan instalasi computer, ikut serta menyusun strategi
pemasaran, dll.
c. Jasa Akuntansi dan Pembukuan. Banyak perusahaan kecil
dengan staf akuntansi terbatas menyerahkan pembuatan
laporan keuangannya kepada KAP, atau melakukan tugas-tugas
pembukuan.
4. Jasa Audit
Auditing adalah pengumpulan dan evaluasi bukti tentang
informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat
kesesuaian antara informasi itu dan criteria yang telah
ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh orang yang
berkompeten dan independen. Untuk melakukan audit harus

ada informasi yang dapat di verifikasi dan beberapa standar


(criteria) yang dapat dopakai auditor untuk mengevaluasi
informasi itu. Informasi ini bisa dan memiliki beberapa bentuk.
Auditor biasanya menggunakan informasi yang terukur
termasuk laporan keuangan perusahaan dan PPh seseorang.
Evidence / bukti adalah segala informasi yang digunakan oleh
auditor untuk menentukan informasi yang sesuai dengan
criteria. Bukti memiliki perbedaan bentuk, termasuk:
1. Percakapan langsung dengan auditor
2. Komunikasi secara tertulis dengan pihak luar
3. Peninjauan langsung / observasi oleh auditor
4. Data-data elektronik dan data-data lainnya mengenai transaksi
Auditor harus mampu untuk mengerti criteria yang digunakan
dan harus kompeten untuk mengetahui jenis dan jumlah bukti
agar mendapat kesimpulan setelah mengevalusi bukti.
( kompetensi auditor)
Langkah terakhir dari proses auditing adalah
menyiapkan laporan audit yang mampu menyampaikan hasil
kepada para pemakai laporan.
ISSUE
Perusahaan yang membutuhkan tambahan dana yang besar untuk perluasaan
usahanya, bisa memilih beberapa kemungkinan: |accounting-media.blogspot.com|
Meminta kredit dari Bank
Menjual obligasi
Menjual sahamnya ke masyarakat.
Jika perusahaan menjual
sahamnya ke masyarakat maka
dikatakan bahwa perusahaan
tersebut Go public.
Perusahaan yang menjual
sahamnya ke masyarakat
disebut emiten dan penjualan
saham ke masyarakat disebut
emisi saham. Banyak
perusahaan yang tertarik untuk
menjual saham ke masyarakat
karena mereka dapat
memperoleh dana segar (fresh
money) yang murah dari
masyarakat. Disebut murah
karena besarnya dividen yang
dibagikan kepada para
pemegang saham tergantung
besar kecilnya laba yang diperoleh perusahaan yang diusulkan oleh Direksi untuk
disahkan dalam rapat Umum Pemegang Saham. Seringkali dividen yang dibagikan

lebih kecil dari bunga deposito. Sebetulnya proses go public memerlukan persiapan
yang matang, memakan waktu yang cukup lama, karena banyak persyaratan yang
harus dipenuhi sebelum izin go public diperoleh dari menteri keuangan RI cq Ketua
Bapepam.
Persyaratan tersebut antara lain :
Perusahaan harus transparant, dalam arti harus ada keterbukaan mengenai
keadaan uangan perusahaan dan kegiatan operasinya.
Sistem akuntansi dan pengendalian intern perusahaan harus cukup baik.
Kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan beberapa tahun yang lalu,
sekarang dan beberapa tahun yang akan datang harus cukup baik.
Perusahaan harus menyiapkan prospektus.
Harus ada tax clearance dari Dirjen Pajak yang menyatakan tidak ada
kewajiban pajak perusahaan yang tertunggak.
Tidak ada masalah hukum yang menyangkut perusahaan di pengadilan.
Biaya yang harus dikeluarkan oleh calon emiten biasanya cukup besar karena dalam
proses go public diperlukan jasa dari lembaga Pendukung, seperti :
Financial Consultant, yang bertindak sebagai koordinator dalam persiapan
go public seperti penyusunan prospektus, perhitungan PER (Price Earning
Ratio) dan lain-lain.
Lead atau Main Underwriter (Penjamin Emisi Utama), yang membantu
emiten dalam menjual sahamnya ke masyarakat. Jika saham tersebut tidak
habis terjual maka underwriter harus membeli sendiri saham tersebut. Karena
resikonya lebih tinggi maka biasanya fee yang diminta underwriter juga lebih
besar.
Best Effort, dalam hal ini underwriter berjanji akan berusaha sebaik-baiknya
untuk menjual seluruh saham yang ditawarkan ke masyarakat. Tetapi jika ada
saham yang tak terjual, underwriter tidak diharuskan untuk membeli sisa
saham tersebut, karena resikonya lebih kecil maka biasanya fee yang diminta
underwriter juga lebih kecil.
Sub Underwriter (Penjamin Emisi Tambahan), yang membantu Lead
Underwriter dalam menjual saham emiten ke masyarakat.
Kantor Akuntan Publik, yang bertugas untuk mengaudit laporan keuangan
calon emiten untuk beberapa tahun yang lalu dan untuk periode berjalan.
Kantor Akuntan Publik yang ditunjuk haruslah menjadi anggota Forum akuntan
Pasar Modal dan terdaftar di Bapepam. Sebelum menjadi anggota Forum akuntan
Pasar Modal terlebih dahulu KAP tersebut harus mengikuti training mengenai pasar
modal dan setelah selesai diberikan Certificate yang merupakan salah satu syarat
untuk menjadi anggota. Dalam menjalankan auditnya, KAP harus memperhatikan
ketaatan calon emiten terhadap Undang-undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar
Modal serta standart akuntansi, dan peraturan-peraturan yang dikeluarkan Bapepam.
Selain mengeluarkan audit report, KAP juga harus mengeluarkan comfort Letter.
Legal Consultant, yang bertugas menangani masalah-masalah hukum yang
dihadapi perusahaan dan legal consultant harus membuat surat pernyataan
apakah ada atau tidak masalah-masalah hukum yang dihadapi perusahaan,
misalnya ada tuntutan dari pihak ketiga di pengadilan, pada saat perusahaan
akan go public.

Notaris, yang bertugas menangani perubahan dan pembuatan akte-akte yang


diperlukan perusahaan dalam rangka go public.
Tax Consultant, yang bertugas menangani masalah-masalah perpajakan
perusahaan, termasuk mengusahakan di perolehnya Tax Clearance dari Dirjen
Pajak.
Appraisal Company, yang bertugas melakukan penilaian kembali (appraisal)
terhadap asset perusahaan agar sesuai dengan harga pasar yang wajar.
Jika ketentuan-ketentuan dalam UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan
semua persyaratan yang ditentukan Bapepam sudah dipenuhi, barulah Ketua
Bapepam mengeluarkan izin untuk penjualan saham perusahaan ke masyarakat.
Dalam hal ini Bapepam berusaha untuk melindungi kepentingan (calon-calon)
investor agar tidak dirugikan oleh (calon) emiten.
Setelah proses emisi saham selesai, emiten harus melaporkan realisasi
penggunaan dana yang diperoleh dari emisi saham, kepada Bapepam. Bapepam
akan memeriksa apakah realisasi tersebut sesuai dengan rencana penggunaan dana
yang dicantumkan dalam prospectus.
Selain itu setiap enam bulan dan pada akhir tahun buku, emiten wajib
mengirimkan laporan keuangannya kepada Bapepam dan Bursa Efek Indonesia dan
mengiklankan laporan keuangan tersebut di dua surat kabar.
Laporan keuangan tahunan harus diaudit oleh KAP anggota Forum Akuntan
Pasar Modal. Sedangkan laporan keuangan tengah tahunan bisa diaudit atau di
review terbatas oleh KAP anggota Forum, atau disusun oleh manajemen tanpa
review terbatas atau tanpa di audit.
Keterlambatan dalam memasukkan laporan keuangan ke Bapepam bisa dikenakan
denda Rp. 1.000.000,- per hari.
Jika di kemudian hari, emiten membutuhkan tambahan dana lagi, maka ia
bisa melakukan penawaran umum terbatas (right issue). Proses right issue harus
dilakukan sesuai dengan peraturan Ketua Bapepam No. Kep. 57/PM/1996 tanggal
17 januari 1996. Sebelumnya perusahaan harus membuat prospectus yang
diiklankan di surat kabar. Proses right issue itu sendiri harus diaudit oleh KAP
anggota Forum, yang bukan merupakan KAP yang melakukan general audit atas
laporan keuangan emiten, untuk meyakinkan bahwa proses right issue tersebut tidak
menyimpang dari peraturan-peraturan Bapepam yang berlaku.
Right Issue (Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu) adalah hak yang
diberikan oleh emiten kepada pemegang saham lama untuk membeli tambahan
saham baru. Jika pemegang saham lama tidak mau menggunakan haknya, maka hak
tersebut bisa dialihkan kepada pihak lain. Misalnya PT.ABC menawarkan kepada
setiap pemegang satu lembar saham lama untuk membeli tiga lembar saham baru.
Berarti bila saudara Ali memiliki 500 lembar saham lama, ia berhak untuk membeli
1500 lembar saham baru.
TUJUAN PEMERIKSAAN ATAS PROSES RIGHT ISSUE
Jenis audit yang dilakukan KAP atas proses right issue termasuk jenis special
audit, atau compliance audit.
Tujuan pemeriksaannya adalah memeriksa kewajaran proses right issue, dalam
arti apakah dilakukan sesuai Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor
KEP-57/PM/1996 tanggal 17 januari 1996.

PERATURAN PERATURAN BAPEPAM YANG MENYANGKUT PROSES


RIGHT ISSUE
Ketua Badan Pengawas Pasar Modal telah mengeluarkan beberapa Surat Keputusan
yang berkaitan dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu, antara lain :
Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor KEP-57/PM/1996
Tentang Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu, dan lampirannya berupa
Peraturan Nomor IX.D.1 : Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu.
Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor KEP-58/PM/1996
Tentang Pedoman Mengenai Bentuk Dan Isi Pernyataan Pendaftaran Dalam
Rangka Penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu, dan lampirannya
berupa Peraturan Nomor IX.D.2 : Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi
Pernyataan Pendaftaran Dalam Rangka Penerbitan Hak Memesan Efek
Terlebih Dahulu.
Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor KEP-59/PM/1996
Tentang Pedoman Mengenai Bentuk Dan Prosspektus. Dalam Rangka
Penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu, dan lampirannya berupa
Peraturan Nomor IX.D.3 : Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Prospektus
Dalam Rangka Penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu, Dimana Para
Pemegang Saham menerima Efek Yang Sama dan Terdapat Penambahan
Modal Disetor Kurang dari 35% (tiga puluh lima persen), dan Peraturan
Nomor.D.4 : Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Prospektus Dalam Rangka
Penerbitan Hak Memesan Terlebih Dahulu, Dimana Para Pemegang Saham
menerima Efek Tidak Yang Sama atau Terdapat Penambahan Modal Disetor
35% (tiga puluh lima persen) atau lebih.
AUDIT PROSEDUR ATAS PROSES RIGHT ISSUE
Karena audit ini merupakan special audit, maka prosedur audit yang
dijalankan juga tidak seluas prosedur audit dalam suatu general audit, tetapi
terbatas pada hal-hal yang berkaitan dengan proses right issue.
Prosedur audit tersebut antara lain :
Meminta copy, Pernyataan Pendaftaran dan memeriksa apakah pernyataan
pendaftaran tersebut sesuai dengan Peraturan Nomor IX.D.2.
Meminta copy, Prospektus dan iklan Prospektus tersebut memeriksa apakah
bentuk dan Isi Prospektus sesuai dengan Peraturan Nomor IX.D.3. atau IX.D.4.
Meminta Akte Notaris yanag berhubungan dengan Right Issue.
Membandingkan Laporan Hasil Penjatahan Saham dengan Daftar Hasil
Penjatahan Saham yang diterbitkan oleh Biro administrasi Efek yang
mengelola administrasi perusahaan.
Membandingkan Hak untuk memesan terlebih dahulu yang dimiliki oleh
para pemegang saham perusahaan dengan Keputusan Rapat Umum Luar Biasa
para pemegang saham.
Memeriksa Formulir Konfirmasi penjatahan saham mengenai jumlah saham
yang dipesan oleh para pemegang saham dan jumlah yang seharusnya
menjadi hak mereka.
Memeriksa Formulir Konfirmasi Penjatahan untuk mengetahui kesesuaian
hasil penjatahan dengan keputusan Rapat Umum Luar Biasa para pemegang
saham.

Meminta rekening Koran atau daftar pembayaran ataaas saham yang dibeli
oleh para pemegang saham.
Mengirim surat konfirmasi kepada pemegang saham utama perusahaan,
bahwa sisa saham yang tidak diambil oleh pemegang hak (pemegang saham
lama) akan dibeli oleh pemegang saham utama.

Você também pode gostar