Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
KELOMPOK 3
Hafiz Sidiq
(8335123529)
Mutia Annisa
(8335123519)
Zaenal Arifin
(8335120538)
S1 AKUNTANSI REGULER B
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2014
KATA PENGANTAR
Kami panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan nikmat dan karunianya sehingga makalah ini dapat selesai tepat
waktu dengan lancar. Makalah ini berisikan materi tentang analisis sistem
pengendalian internal pada PT Telkom Indonesia, Tbk. berdasarkan kerangka
kerja COSO.
Pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan terima kasih banyak
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian karya tulis ini
yaitu:
1. Allah SWT yang memberikan kesehatan serta kesempatan untuk
menyelesaikan karya tulis ini.
2. Ibu Marsellisa Nindito selaku dosen mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi I.
3. Orang tua yang telah memberikan dukungan dan semangat kepada kami,
serta berbagai pihak yang tidak bisa kami sebutkan semua.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu kami menerima segala kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhirnya
kami berharap karya tulis ini dapat bermanfaat untuk semua pihak khususnya
mahasiswa Universitas Negeri Jakarta.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Profil Perusahaan
1.2 Latar Belakang
1.3 Rumusan Masalah
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Profil Perusahaan
Telekomunikasi
(PERUMTEL)
yang
menyelenggarakan
jasa
Indonesia
mengeluarkan
membangun,
memasarkan
menyediakan,
atau
mengembangkan,
menjual/menyewakan
dan
seluas-luasnya
dengan
memperhatikan
ketentuan
peraturan
perundang-undangan.
2. Merencanakan, mengembangkan, menyediakan, memasarkan atau
menjual dan meningkatkan layanan jasa telekomunikasi dan
informatika dalam arti yang seluas-luasnya dengan memperhatikan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Usaha Penunjang
karena itu, pengendalian sangat dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan oleh perusahaan.
Perkembangan suatu perusahaan seringkali mengakibatkan pimpinan
perusahaan tidak dapat mengontrol seluruh aktivitas perusahaan. Oleh karena
itu, perusahaan harus dapat menetapkan alat pengelola dan pengendalian yang
tepat sebagai alat bantu manajemen untuk mengadakan pemeriksaan dimana
pengendalian internal yang memadai akan dapat menekan terjadinya
kecurangan dan penyelewengan. Kalaupun terjadi, maka hal itu akan dapat
diketahui secepat mungkin dan selanjutnya dilakukan tindakan-tindakan
perbaikan.
Pengendalian internal memainkan peran penting tentang bagaimana
manajemen memenuhi pelayanan atau tanggung jawab perusahaan.
Pemeriksaan secara terus-menerus dan analisa laporan serta catatan-catatan
sering disebut sebagai pengendalian internal. Sistem pengendalian internal
tersebut akan mempengaruhi semua kegiatan perusahaan. Hal ini meliputi
metode-metode dimana top management akan memberi delegasi atau
wewenang dan memberi tanggung jawab untuk fungsi pembelian, penjualan,
produksi, dan akuntansi.
Dalam akuntansi, sistem pengendalian internal yang berlaku dalam
perusahaan merupakan faktor yang menentukan keandalan laporan keuangan
yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Oleh karena itu dalam memberikan
pendapat atas kewajaran laporan yang di auditnya, auditor meletakkan
kepercayaan atas efektivitas sistem pengendalian internal dalam mencegah
terjadinya kesalahan yang material dalam proses akuntansi.
Berdasarkan uraian di atas, kami akan menganalisis tentang
pengendalian internal yang diterapkan pada PT Telkom Indonesia, Tbk.
berdasarkan kerangka kerja COSO yang terdiri dari lima komponen, yaitu
ruang lingkup pengendalian, proses penilaian risiko entitas, sistem informasi
dan proses bisnis terkait yang relevan dengan pelaporan keuangan dan
komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan pengendalian.
1.3 Rumusan Masalah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengendalian Internal
Sebuah sistem pengendalian internal terdiri dari kebijakan dan
prosedur yang dirancang agar manajemen mendapatkan keyakinan yang
memadai bahwa perusahaan mencapai tujuan dan sasarannya. Kebijakan dan
Etika Bisnis
Telkom meyakini bahwa prinsip bisnis yang baik adalah
bisnis yang beretika, yaitu bisnis yang berkinerja unggul dan
berkesinambungan yang dijalankan dengan menaati kaidahkaidah etika yang sejalan dengan hukum dan peraturan yang
berlaku. Sesuai dengan Keputusan Direksi No.KD.05/2005,
kami telah memiliki perangkat Etika Bisnis kami, yang
merupakan standar perilaku Perusahaan maupun perilaku
karyawannya dalam berhubungan dengan pelanggan, pemasok,
kontraktor, sesama karyawan dan pihakpihak lain yang
(No.PD.602.00/r.00/HK000/COP-D0030000/2011)
10
kepada
hukum
dan
menghormati
semua
pemangku
kepentingan.
2) Perusahaan yang tergabung dalam Telkom Group wajib
menjalankan atau mengelola bisnis perusahaan dengan
memperhatikan prinsip etika bisnis dan Perundangundangan yang berlaku.
3) Tindakan melawan hukum dan melanggar etika adalah
tindakan yang dilarang, meskipun untuk alasan bisnis atau
karena tekanan dari pihak manapun.
4) Perusahaan melindungi setiap pelapor yang memberikan
informasi terkait dengan pelanggaran legal, kejadian tidak
etis atau tindakan lain yang melanggar prinsip-prinsip tata
kelola perusahaan yang baik.
tinggi
kejujuran
dan
kewajaran
dalam
11
Sistem
Pelaporan
Pelanggaran
(Whistleblowing System)
Sebagai bagian dari entity level control, sejak tahun 2006
kami telah menerapkan whistleblowerprogram yang dirancang
untuk menerima, menelaah dan menindak lanjuti pengaduan
dari karyawan Telkom Group dan dari pihak ketiga dengan
tetap menjaga kerahasiaan pelapor. Penerapan whistleblower
program yang dikelola oleh Komite Audit ditetapkan dengan
Keputusan
Dewan
Komisaris
dan
diratifikasi
dengan
Keputusan Direksi.
b. Komitmen terhadap kompetensi
Kompetensi adalah pengetahuan dan keterampilan yang
diperlukan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang menentukan
pekerjaan individual. Telkom konsisten pada upaya meningkatkan
kompetensi SDM melalui implementasi Human Capital Master Plan
(HCMP) terpadu, disertai upaya memenuhi harapan SDM selaras
dengan penilaian kinerja yang dilaksanakan secara adil, wajar dan
transparan untuk mendukung pencapaian target bisnis Telkom di
bidang Telekomunikasi, Informasi, Multimedia Edutainment dan
12
Core
Competency
(values),
Generic
Competency
Ketiga
model
ini
dikembangkan
dan
Telkom CorpU
Sebagai bagian dari aplikasi value perusahaan, pada
tanggal 28 September 2012, Telkom membentuk Telkom
Corporate University (Telkom CorpU) yang diharapkan dapat
menciptakan suatu sistem yang dapat melahirkan leader dan
people yang unggul.
pengawasan
terhadap
tindakan
pengelolaan
13
bidangnya masing-masing.
Independensi Dewan Komisaris
dan
Komisaris
Independen
Keanggotaan Dewan Komisaris telah memenuhi
ketentuan Perundang-undangan maupun peraturan di
bidang Pasar Modal yang berlaku terkait independensi
anggota Dewan Komisaris maupun jumlah Komisaris
Independen,
untuk
menjaga
independensi
fungsi
14
2.
2. Direksi
Direksi diangkat dan diberhentikan berdasarkan keputusan
dalam RUPS. Untuk dapat dipilih, calon Direktur harus
diajukan oleh Pemegang Saham Seri A Dwiwarna. Setiap
Direktur Telkom memiliki masa jabatan selama 5 (lima) tahun
yang dimulai sejak tanggal pengangkatan, kecuali jika masa
jabatan akhir jatuh bukan pada hari kerja. Jika hal itu terjadi,
maka masa akhir jabatan jatuh pada hari berikutnya. Pemegang
saham
dalam
RUPST
atau
RUPSLB
berhak
untuk
15
komitmen
Komisaris
dan
manajemen
Direksi
oleh
berupa
seluruh
pernyataan
Dewan
dan
3. Komite Audit
Komite Audit menjalankan tugas berdasarkan mandat Audit
Committee Charteryang ditetapkan dengan Keputusan Dewan
Komisaris. Audit Committee Charterdievaluasi secara berkala
dan
apabila
diperlukan
dilakukan
amandemen
untuk
16
dan
memantau
pengendalian
operasional
secara
signifikan
dapat
17
18
(Totality).
Principles to be the Star: Solid, Speed, Smart
Principles to be the Star dari The Telkom Way adalah 3S,
yakni Solid, Speed, Smart yang sekaligus menjadi Core Values
(nilai-nilai utama) atau Great Spirit (semangat yang besar).
Penjelasan dari Solid, Speed, Smart dapat digambarkan sebagai
berikut:
e. Struktur organisasi
Struktur organisasi mendefinisikan bagaimana wewenang dan
tanggung jawab yang didelegasikan dan diawasi. Struktur organisasi
menyediakan kerangka kerja terkait kegiatan entitas untuk mencapai
19
tujuan
entitas
yang
luas
telah
direncanakan,
dilaksanakan,
20
f.
Direktur Utama
(Arief Yahya)
Direktur Consumer
Service
(Sukardi Silalahi)
Head of CCA
(Rinto Dwi Hartomo
Direktur Human
Capital
Management
(Priyantono Rudito)
Head of CRMGA
(Triana Mulyatsa)
Direktur Keuangan
(Honesti Basyir)
Head of Internal
Audit
(Erry Anwardiredja)
Direktur Innovation
& Strategic
Portofolio
(Indra Utoyo)
Direktur Enterprise
& Business Service
(Muhammad
Awaluddin)
Direktur Wholesale
& International
Service
(Ririek Adriansyah)
Direktur Network IT
& Solution
(Rizkan Chandra)
21
mencakup
kebijakan
dan
komunikasi
yang
diarahkan
untuk
dan
keputusan RUPS.
Melakukan evaluasi atas rencana kerja dan anggaran
perusahaan, mengikuti perkembangan perusahaan, dan
aset-aset
dengan
pengawasan
dari
Dewan
Komisaris.
3. Komite Audit
Mengawasi proses audit dan proses pelaporan keuangan
22
peran
menciptakan
strategis
kesejahteraan
dalam
menghasilkan
masyarakat
(people)
laba
(profit),
dan
menjaga
juga
menyediakan
program
pengembangan
Program,
First
Line
Development
(Managerial
Commissionership
Executive
Program,
dalam
membantu
pencapaian
target
bisnis.
24
25
26
27
kebijakan
dan
prosedur
untuk
personel
entitas.
28
kepentingan,
larangan
melakukan
gratifikasi,
larangan
29
dan untuk terwujudnya island of integrity sebagai salah satu alat atau
instrumen reformasi birokrasi dan pencegahan Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme
penciptaan
18
ISAK28,Pengakhiran
Liabilitas
Keuangan
dengan
Instrumen
IAS 1
PSAK 4 (2013),Laporan Keuangan Tersendiri, yang diadopsi dari
IAS 4
PSAK 15 (2013),Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura
10
PSAK 66,Pengaturan Bersama, yang diadopsi dari IFRS 11
30
signifikan
Laporan
Keuangan
Konsolidasian
dan
prosedur
pengungkapan
perusahaan
di
bawah
sebagai
kebijakan
Keamanan
Sistem
Informasi
(No.KD.57/2007) meliputi:a
32
1.
Informasi,
sistem
pengolahan
data/informasi,
sistem
keamanan
informasi
untuk
komersil perusahaan.
Penerapan sistem keamanan informasi meliputi
penilaian risiko, penilaian keamanan, kepatuhan pada peraturan dan
4.
dicapai
dengan
menerapkan
pemahaman
yang
sama,
kebocoran
pendapatan
itu
dengan
meningkatkan
fungsi
Enterprise
&
Busines
Service
yang
fokus
pada
4.
operation
&
management,
untuk
mendukung
upaya
34
5.
35
lanjut. Untuk tujuan ini, pada tahap persiapan audit, metodologi audit berbasis
risiko menjadi pedoman utama yang menekankan bahwa penentuan unit yang
layak audit (auditable) didasarkan pada tingkat risiko, makin tinggi risiko
makin tinggi keharusan untuk diaudit. Tingkat risiko dari objek audit (auditee)
didasarkan kepada risiko yang telah dipetakan dan ditetapkan oleh Perusahaan
maupun penilaian profesional oleh IA sendiri.
Pelaksanaan Kegiatan Audit dan Konsultasi di Tahun 2013. Sesuai
dengan Rencana Kerja Internal Audit Tahunan untuk tahun 2013, pada periode
tahun 2013, Unit IA telah melaksanakan dan menyelesaikan 67 objek audit
dan konsultasi dari Rencana Kerja tahunan 2013.
Dalam rangka mendukung penyelenggaraan audit dan menumbuhkan
kesadaran terhadap pentingnya melakukan pengendalian internal bagi para
unit bisnis, setiap triwulan, unit bisnis melakukan Control Self Assessment
(CSA) terhadap pengendalian internal yang menjadi tanggung jawabnya.
Secara periodik, IA melakukan evaluasi terhadap hasil CSA tersebut untuk
mengukur tingkat kecukupannya dan menghasilkan rekomendasi perbaikan
baik terhadap rancangan maupun pelaksanaan. Tahap selanjutnya adalah ikut
serta dalam kegiatan layanan konsultasi internal.
36
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan kerangka kerja COSO, pengendalian internal suatu
perusahaan dapat diimplementasikan dalam lima komponen. Pada komponen
petama, yaitu ruang lingkup pengendalian yang mencakup tujuh faktor, PT
Telkom Indonesia telah menerapkan pengendalian internal yang baik. Hal ini
terlihat dari penerapan tujuh faktor tersebut pada perusahaan yang digunakan
sebagai dasar untuk pengendalian internal yang efektif.
Pada komponen kedua, yaitu proses penilaian risiko entitas, PT
Telkom Indonesia juga telah mampu mengidentifikasi dan menanggapi risiko
usaha perusahaan. Hal ini terbukti dengan adanya penerapan sistem
manajemen risiko yang mengacu kepada kerangka kerja COSO Enterprise
Risk Management. Implementasi ini telah mencapai tingkatan dimana
manajemen risiko telah diintegrasikan di seluruh entitas Perusahaan.
Pada komponen ketiga, yaitu sistem informasi dan komunikasi, PT
Telkom Indonesia cukup relevan dalam penggunaan sistem informasi yang
diterapkannya. Selain itu, sistem akuntansi yang digunakan sudah sesuai
dengan standar yang berlaku.
Aktivitas pengendalian PT Telkom sudah cukup memadai dalam
memastikan bahwa arahan manajemen telah dilaksanakan sesuai dengan
kebijakan dan prosedur.
Dalam proses pemantauan pengendalian internal PT Telkom telah
menggunakan kriteria yang telah ditetapkan oleh Internal Control Integrated
Framework yang dikeluarkan oleh Committee of Sponsoring Organizations of
the Tradeway Commission (COSO). Dan pemantauan pengendalian oleh
37
38