Você está na página 1de 12

Perusahaan sering mengakuisisi kepemilikan atau hak-hak lain di perusahaan lain

melalui berbagai perjanjian dan untuk berbagai alasan. Beberapa perusahaan berinvestasi
pada perusahaan lain hanya untuk mendapatkan imbal hasil yang menguntungkan dengan
mengambil keuntungan dari situasi-situasi yang dapat menghasilkan laba. Akan tetapi,
perusahaan dapat mempunyai berbagai alasan lain untuk mengakuisisi kepemilikan entitas
lain, termasuk untuk (1) mendapatkan kendali atas perusahaan lain, (2) memasuki pasar atau
area produk baru melalui perusahaan yang sudah menguasai pasar atau area produk tersebut,
(3) memastikan pasokan bahan baku atau input produksi lain, (4) memastikan output
produksi bagi pelanggan, (5) mendapatkan keuntungan ekonomis dari ukuran perusahaan
yang lebih besar, (6) diversifikasi, (7) mendapatkan teknologi baru, (8) mengurangi
kompetisi, dann (9) membatasi risiko. Contoh dari investasi pada perusahaan lain adalah
akuisisi Carrefour atas sejumlah besar saham PT Alfa Retailindo untuk memperoleh
keuntungan berupa bagian pasar yang lebih besar dalam industri retail dan pembelian saham
PT HM Sampurna oleh Philip Morris untuk memasuki industri rokok di Indonesia.
Akuntansi untuk investasi kepemilikan di perusahaan lain dan berbagai jenis
kepemilikan di perusahaan lain dapat berbeda dalam berbagai hal dengan akuntansi untuk
jenis investasi lain.
A. AKUNTANSI UNTUK INVESTASI PADA SAHAM BIASA
Metode yang digunakan untuk mencatat investasi pada saham biasa tergantung pada
tingkat pengaruh atau pengendalian yang dimiliki investor atas investee. Tingkat pengaruh
adalah faktor utama yang menentukan apakah investor dan investee akan menyajikan laporan
keuangan konsolidasi atau investor akan melaporkan investasi pada saham biasa dalam
neracanya menggunakan metode biaya (yang disesuaikan ke nilai pasar jika diperlukan) atau
metode ekuitas. Figur 2-1 mengikhtisarkan hubungan antara metode-metode yang digunakan
untuk melaporkan investasi saham biasa di perusahaan lain dan tingkat kepemilikan dan
pengaruh.
Konsolidasi melibatkan penggabungan untuk pelaporan keuangan aset, kewajiban,
pendapatan, dan beban individual untuk dua atau lebih perusahaan yang berhubungan
istimewa seakan-akan mereka adalah satu perusahaan. Termasuk dalam prosedur ini
pengeliminasian semua kepemilikan dan aktivitas antarperusahaan. Konsolidasi umumnya
sesuai jika satu perusahaan. disebut induk perusahaan, mengendalikan perusahaan lain,
disebut anak perusahaan. Anak perusahaan yang tidak dikonsolidasikan dengan induk
perusahaan disebut anak perusahaan tidak dikonsolidasi (unconsolidated subsidiary) dan

disajikan sebagai investasi pada neraca induk perusahaan. Berdasarkan standar akuntansi
yang berlaku saat ini, sebagian besar anak perusahaan dikonsolidasikan.
Metode ekuitas digunakan untuk pelaporan eksternal jika investor mempunyai pengaruh
signifikan dalam kebijakan operasi dan keuangan investee dan konsolidasi tidak sesuai.
Metode ekuitas tidak dapat digunakan sebagai pengganti konsolidasi jika konsolidasi sesuai,
dank arena itu penggunaan utama metode ekuitas adalah untuk pelaporan investasi selain
pada anak perusahaan. Metode ini paling sering digunakan ketika satu perusahaan
mempunyai kepemilikan antara 20% dan 50% di saham biasa perusahaan lain. Dalam metode
ekuitas, investor mengakui pendapatan dari investasi ketika investee memperoleh laba. Tidak
seperti konsolidasi yang menggabungkan aset, kewajiban, pendaatan, dan beban individual
dari investee dengan investor, investasi dilaporan sebagai satu baris dalam neraca investor,
dan pendapatan yang diakui dari investee dilaporkan sebagai satu baris dalam laporan laba
rugi investor. Investasi menyajikan bagian investor atas aset bersih investee, dan pendapatan
yang diakui adalah bagian investor atas laba bersih investee.
Metode biaya digunakan untuk pelaporan investasi dalam efek ekuitas yang tidak
diperdagangkan ketika konsolidasi dan metode ekuitas tidak sesuai untuk digunakan. Jika
efek ekuitas dalam metode biaya memiliki nilai wajar yang dapat ditentukan, efek tersebut
harus disajikan pada nilai pasar di akhir tahun sesuai dengan PSAK No. 15. Berdasarkan
metode biaya, investor mengakui pendapatan investasi jika laba sudah didistribusikan oleh
investee sebagai dividen.
Tingkat Kepemilikan
0%

20%

50%

Pengaruh

Pengaruh

Tidak Signifikan

Signifikan

Metode Biaya

Metode Ekuitas

100%
Pengendalian

Konsolidasi

Figur 2-1. Dasar Pelaporan Keuangan Berdasarkan Tingkat Kepemilikan Saham Biasa.

Catatan atas laporan keuangan PT Sinar Mas Agro Bresources and Technology (SMART)
memberikan contoh yang baik untuk pelaporan keuangan atas investasi menggunakan metode
biaya dan metode ekuitas.
Investasi dari Aset Lain-Lain

31 Desember
2007

2008

Rp151.520.541.17

Rp142.971.329.60

UNIVERSAL

2.358.931.666

TRANSINDO

1.076.621.347

1.455.405.150

HORTIMART

238.422.925

474.937.313

IMT

Investasi menggunakan metode biaya:

194.541.537.798

1.000.000
Rp155.195.517.111

1.000.000
Rp339.444.245.86

Investasi
Investasi menggunakan metode ekuitas:
SOCI
SUPERAIR

PT Duta Virtual Dotkom


Total Investasi

2
Dalam situasi normal, perusahaan menggunakan metode biaya atau ekuitas selain untuk
tujuan pelaporan keuangan juga untuk akuntansi investasi dalam pembukuannya. Jika laporan
keuangan konsolidasi dibuat untuk tujuan pelaporan keungan, induk perusahaan masih harus
mencatat investasi dalam pembukuannya menggunakan metode biaya atau metode ekuitas
walaupun akun investasi dan pendapatan investasi harus dieliminasi dalam pembuatan
laporan konsolidasi. Survei terhadap 900 persuahaan di AS oleh penulis mengindikasikan
baik metode biaya maupun metode ekuitas digunakan oleh perusahaan-perusahaan tersebut
untuk mencatat investasinya dalam anak perusahaan yang dikonsolidasi.
B. METODE BIAYA
Investasi dalam perusahaan lain yang dicatat menggunakan metode biaya dicatat oleh
investor berdasarkan biaya historisnya. Pendapatan diakui oleh investor jika dividen
diumumkan oleh investee. Metode biaya digunakan ketika investor tidak mempunyai
kemampuan untuk mengendalikan atau tidak mempunyai pengaruh yang signifikan atas
investee. Ketidakmampuan investor untuk mengendalikan atau memengaruhi secara
signifikan investee dapat disebabkan karena besarnya investasi, umumnya pada tingkat
kepemilikan saham biasa kurang dari 20%. Dalam beberapa situasi, faktor-faktor lain, seperti

kepailitan investee, membatasi investor untuk mempunyai kendali atau pengaruh yang
signifikan tanpa melihat besarnya ukuran investasi pada investee.

Prosedur Akuntansi Berdasarkan Metode Biaya


Metode biaya konsisten dengan perlakuan akuntansi atas aset tidak lancar. Pada saat

pembelian, investor mencatat investasi pada saham biasa sebesar total biaya perolehan yang
terjadi pada saat pembelian dilakukan. Setelah itu, dalam metode biaya nilai tercatat investasi
tidak berubah; investasi tetap dicatat sebesar biaya perolehan awalnya sampai investasi
tersebut dijual. Pendapatan dari investasi diakui oleh investor ketika dividen diumumkan oleh
investee. Saat investee mengumumkan pembagian dividen, investor mempunyai klaim legal
terhadap investee untuk bagian proporsional dari dividen dan realisasi pendapatan dianggap
cukup pasti untuk dapat diakui. Pengakuan pendapatan investasi sebelum pengumuman
dianggap tidak sesuai karena pendapatan investee tidak tersedia untuk pemilik sampai
dividen diumumkan.
Untuk mengilustrasikan metode biaya, asumsikan PT ABC membeli 20% saham biasa
PT XYZ senilai Rp100.000.000 pada awal tahun tetapi tidak mempunyai pengaruh signifikan
atas PT XYZ. Selama tahun berjalan, PT XYZ mempunyai laba bersih Rp60.000.000 dan
membayar dividen Rp20.000.000. PT ABC mencatat ayat jurnal berikut sehubungan dengan
investasinya di PT XYZ.
(1
)

Investasi pada Saham Biasa PT XYZ

100.000.000

Kas

100.000.000

(Mencatat pembelian saham biasa PT


(2
)

XYZ)
Kas

4.000.000

Pendapatan Dividen

4.000.000

(Mencatat pendapatan dividen dari PT


XYZ Rp20.000.000 x 0,20)
Ingat bahwa PT ABC hanya mencatat bagiannya atas laba yang dibagikan oleh PT XYZ dan
tidak membuat ayat jurnal untuk bagian yang tidak dibagikan. Nilai tercatat investasi tetap
sebesar biaya perolehan awalnya yaitu Rp100.000.000.

Pengumuman Dividen Lebih Besar Dari Laba Sejak Akuisisi


Perlakuan khusus diharuskan dalam metode biaya pada situasi dimana investor

memegang saham bias di perusahaan yang mengumumkan dividen lebih besr dari laba yang
diperolehnya sejak investor mengakui saham investee. Semua dividen yang diumumkan oleh
investee yang lebih besar dari laba sejak akuisisi oleh investor dianggap oleh investor sebagai

dividen likuidasi. Bagian investor atas dividen likuidasi tersebut diperlakukan sebagai
pengambilan modal, dan saldo investasi dikurangi oleh jumlah tersebut. Saham investee yang
dibeli pada waktu yang berbeda harus diperlakukan terpisah untuk tujuan perhitungan dividen
likuidasi.
Ilustrasi Dividen Likuidasi
PT Investor membeli saham 10% saham biasa PT Investee pada tanggal 2 Januari 20X1.
Laba tahunan dan dividen dari Investee, jumlah dividen yang diakui oleh investor tiap tahun
berdasarkan metode biaya, dan pengurangan nilai tercatat investasi PT Investor di PT
Investee adalah sebagai berikut :
PT Investee
Tahun

20x1
20x2
20x3
20x4
20x5

Laba Bersih

PT Investor

Dividen

Kumulatif
Penerimaa Pendapatan Pengurangan
Laba Tidak
n Kas
Dividen
Saldo
Didistribusi
Investasi
kan
100.00.000 70.000.000 30.000.000
7.000.000
7.000.000
100.000.000 120.000.000 10.000.000
12.000.000 12.000.000
100.000.000 120.000.000
12.000.000 11.000.000 1.000.000
100.000.000 120.000.000
12.000.000 10.000.000 2.000.000
100.000.000 70.000.000 30.000.000
7.000.000
7.000.000
PT investor mencatat bagian 10% atas dividen PT investee sebagai pendapatan tahun

20X1 karena laba PT investee lebih besar dividennya. Tahun 20X2, dividen PT Investee lebih
besar dibandingkan laba untuk tahun tersebut, tetapi kumulatif dividen yang diumumkan
sejak tanggal 2 Januari 20X1, saat PT investor mengakuisisi saham PT Investee, tidak
melebihi laba PT Investee sejak tanggal tersebut. Oleh karena itu, PT Investor tetap mencatat
bagian 10% atas dividen sebagai pendapatan. Pada akhir tahun 20X3, dividen yang
diumumkan PT Investee sejak tanggal 1 Januari 20X1 total sejumlah Rp 310.000.000,
sedangkan laba PT Investee sejak tanggal tersebut sejumlah total hanya Rp 300.000.000. Jadi,
dari sudut PT Investor, Rp 10.000.000 dari dividen yang diterima tahun 20X3 merupakan
pengembalian modal sedangkan sisanya Rp 110.000.000 merupakan pembagian laba. PT
Investor mempunyai bagian 10% atas tiap jumlah tersebut. Ayat jurnal untuk mencatat
dividen tahun 20X3 pada pembukuan PT Investor adalah sebagai berikut :
(3) Kas

Rp 12.000.000
Investasi pada saham PT Investee

Rp 1.000.000

Pendapatan dividen

Rp 11.000.000

(mencatat penerimaan dividen tahun 20X3 dari investee : 12.000.000 = Rp 12.000.000 x 0,10
Rp 1.000.000 = (Rp 310.000.000 Rp 300.000.000) x 0,10
Rp 11.000.000 = (Rp 120.000.000 Rp 10.000.000) x 0,10
Setelah Investor mencatat dividen likuidasi, perbandingan untuk periode berikutnya
antara laba dan dividen kumulatif dari investee didasarkan pada tanggal dividen likuidasi
terakhir, bukan tanggal saat investor mengakuisisi saham investee. Pada contoh diatas, PT
Investor mencatat dividen likuidasi tahun 20X3 dan 20X4. Setelah tahun 20X4, investor
membandingkan laba dan dividen dari PT Investee dari tanggal dividen likuidasi yang
terakhir di tahun 20X4, bukan membandingkan dari tanggal 2 Januari 20X1. Semua dividen
yang dibayar di tahun 20X5 diperlukan PT Investor sebagai pembagian laba.
Dividen Likuidasi setelah Perubahan dari Metode Ekuitas
Jika sebelumnya investor mencatat investasi menggunakan metode ekuitas dan karena adanya
penjualan sebagai investasi, berubah menjadi metode biaya, maka tanggal perubahan metode
tersebut menggantikan tanggal akuisisi sebagai tanggal referensi untuk menentukan dividen
likuidasi.
Sudut Pandang Investee atas Dividen Likuidasi
Dividen yang diterima investor melebihi laba sejak tanggal akuisisi, dianggap sebagai dividen
likuidasi oleh investor, tetapi biasanya bukan merupakan dividen likuidasi dari sudut pandang
investee. Investee tidak menganggap dividen tersebut dividen likuidasi kecuali saldo investee
tidak mencukupi atau jika investee secara spesifik mengumumkan dividen likuidasi untuk
seluruh pemegang saham biasa.

Akuisisi Pada Tanggal Interim


Akuisisi investasi selain pada awal atau akhir tahun fiskal umumnya tidak menimbulkan

masalah besar jika metode biaya digunakan untuk akuntansi investasi. Satu-satunya kesulitan
hanayalah penentuan apakah sebagian dividen yang diterima oleh investor merupakan
dividen likuidasi ketika investee mengumumkan dividen sesaat setelah investor membeli
saham investee.

Perubahan Jumlah Saham Yang Dimiliki

Perubahan dalam jumlah saham investasi dari dividen saham, pemecahan saham, atau
pembalikan saham tidak menyebabkan adanya pengakuan formal dalam pembukuan investor.
Nilai tercatat investasi sebelum dividen saham atau pemecahan saham menjadi nilai tercatat
baru dari jumlah saham yang lebih besar atau lebih kecil tersebut. Tetapi untuk pembelian dan
penjualan saham tentu saja memerlukan ayat jurnal tetapi tidak menimbulkan kesulitan yang
berarti dalam pencatatan dengan metode biaya.
Pembelian Saham Tambahan
Pembelian saham tambahan dicatat sebesar biaya perolehan sebagaimana investasi awal.
Persentase kepemilikan baru dari investor terhadap investee dihitung, dan jika tersedia bukti
lain, dievaluasi untuk menentukan apakah investasi tetap dicatat sebesar nilai tercatatnya atau
apakah perlu berganti menjadi metode ekuitas. Ketika tambahan saham tersebut memberikan
investor kemampuan untuk mempunyai pengaruh signifikan atas investee, metode ekuitas
harus diterapkan secara retroaktif dari tanggal investasi awal.
Penjualan Saham
Jika seluruh atau sebagaian saham investasi pada perusahaan lain dijual, transaksi tersebut
diperlakukan dengan cara yang sama seperti penjualan aset tidak lancar lainnya. Keuntungan
atau kerugian dari penjualan diakui dari selisih antara harga jual yang diterima dan nilai
tercatat investasi yang dijual. Jika saham yang dibeli pada harga yang berbeda, harus
ditentukan pada saat penjualan lembar saham mana yang dijual. Saham mana yang dijual
ditentukan melalui pemisahan, penomeran sertifikat saham. Ketika identifikasi spesifik tidak
praktis dilakukan, maka dapat digunakan asumsi arus biaya masuk pertama keluar pertama
(FIFO) atau rata-rata tertimbang tetapi, metode rata-rata tertimbang jarang digunakan dalam
praktik karena metode tersebut tidak dapat digunakan untuk pelaporan pajak.
C. METODE EKUITAS
Akuntansi metode ekuitas untuk investasi dalam saham biasa entitas lain ditunjukkan
untuk mencerminkan perubahan ekuitas atau kepemilikan investor dalam investee. Metode ini
sedikit membingungkan karena dalam neraca akun investasi umumnya tidak mencerminkan
biaya perolehan atau nilai pasar, dan saldo investasi juga tidak mencerminkan bagian pro atas
nilai buku investee. Akan tetapi, investasi dicatat sebesar biaya atau harga perolehan awal dan
disesuaikan tiap periode untuk bagian investor atas laba atau rugi investee dan dividen yang
diumumkan oleh investee.

Penggunaan Metode Ekuitas

PSAK No. 15 Akuntansi untuk Investasi dalam Perusahaan Asosiasi (PSAK 15),
mengharuskan metode ekuitas digunakan untuk pelaporan investasi di mana kepemilikan
investor atas saham berhak suara memberikan investor kemampuan untuk mempunyai
pengaruh signifikan atas kebijakan operasi dan keuangan perusahaan.
Karena adanya kemungkinan kesulitan dalam menentukan tingkat pengaruh dalam
beberapa kasus, PSAK No. 15 menetapkan aturan 20%. Jika tidak terdapat bukti lain yang
menunjukkan sebaliknya, investor yang mempunyai 20% atau lebih saham berhak suara
investee diasumsikan memiliki pengaruh signifikan atas investee. Sebaliknya, investasi lebih
kecil dari 20% atas saham berhak suara investee harus diasumsikan tidak mempunyai
kemampuan untuk memiliki pengaruh signifikan, kecuali kemampuan tersebut dapat
ditunjukkan.
Dalam sebagian besar kasus, investasi sebesar 20% sampai 50% di saham berhak suara
perusahaan lain dilaporkan menggunakan metode ekuitas. Akan tetapi, harap diingat bahwa
aturan 20 tersebut tidak berlaku jika terdapat bukti lain yang memberikan indikasi yang lebih
baik mengenai kemampuan atau ketidakmampuan investor untuk mempengaruhi investee
secara signifikan.
Berapapun besarnya tingkat kepemilikan, metode ekuitas tidak sesuai jika pengaruh investor
dibatasi oleh situasi selain kepemilikan saham, seperti kepailitan investee atau pembatasan
yang ketat atas jetersediaan laba atau aset investee asing oleh pemerintah negara lain.

Ekuitas Investor atas Investee


Dalam metode ekuitas, investor mencatat investasi sebesar biaya perolehan awal. Jumlah
ini disesuaikan secara berkala untuk perubahan dalam ekuitas pemegang saham investee yang
disebabkan karena laba, rugi, dan pengumuman dividen investee. Pengaruh dari laba, rugi,
dan pengumuman dividen investee terhadap akun investasi investor dan akun lain dapat
digambarkan sebagai berikut.
Dilaporkan oleh Investee
Laba bersih

Pengaruh pada Akun Investor


Mencatat pendapatan dari investasi

Rugi bersih

Meningkatkan akun investasi


Mencatat kerugian dari investasi

Pengumuman dividen

Menurunkan akun investasi


Mencatat aset (kas atau piutang)
Menurunkan akun investasi

Pengakuan Pendapatan

Dalam metode ekuitas, laporan laba rugi investor termasuk bagian proporsional investor
atas laba atau rugi investee untuk tiap periode. Nilai tercatat investasi disesuaikan dengan
jumlah yang sama untuk mencerminkan perubahan dalam aset bersih investee karena adanya
laba bersih tersebut.
Untuk mengilustrasikan, asumsikan PT ABC memperoleh pengaruh signifikan atas PT
XYZ dengan membeli 20% saham biasa PT XYZ pada awal tahun. PT XYZ melaporkan laba
sebesar Rp60.000.000 untuk tahun berjalan. PT ABC mencatat bagiannya atas laba PT XYZ
sebesar Rp12.000.000 dengan ayat jural sebagai berikut:
(4)

Investasi pada Saham PT XYZ


Pendapatan dari Investee
(Mencatat pendapatan dari investasi pada

Rp12.000.000
Rp12.000.000

PT XYZ Rp60.000.000 x 0,20


Ayat jurnal ini dapat disebut sebagai akrual ekuitas dan biasanya dibuat sebagai ayat
jurnal penyesuaian pada akhir periode. Jika investee melaporkan rugi untuk periode tersebut,
investor mengakui bagiannya atas rugi tersebut dan mengurangi nilai tercatat investasi
sebesar jumlah tersebut.
Karena kemampuan investor untuk mempunyai pengaruh signifikan tas kebijakan
investee, maka realisasi pendapatan dari investasi dianggap mencukupi untuk memastikan
pengakuan oleh investor atas laba yang diakui oleh investee. Hal ini berbeda dari kasus di
mana investor tidak mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi investee dan investasi
harus dilaporkan menggunakan metode biaya; dalam kasus tersebut, pendapatan dari
investasi diakui hanya jika ada pengumuman dividen oleh investee.

Pengakuan Dividen
Dividen dari investasi tidak diakui sebagai pendapatan dalam metode ekuitas karena
bagian investor atas laba investee diakui pada saat laba tersebut diakui oleh investee.
Sebaliknya, dividen tersebut dipandang sebagai pembagian laba yang sebelumnya telah
diakui dan telah dikapitalisasi dalam nilai tercatat investasi. Investor harus menganggap
dividen yang diumumkan investee sebagai pengurang ekuitasnya pada investee sehingga,
mengurangi nilai tercatat investasi. Akibatnya, semua dividen dari investee diperlakukan
sebagai dividen likuidasi dalam metode ekuitas. Oleh karena itu, jika PT ABC memiliki
20% saham biasa di PT XYZ dan PT XYZ mengumumkan serta membayar dividen
sebesar Rp20.000.000, ayat jurnal berikut dicatat dalam pembukuan PT ABC untuk
mencatat bagiannya atas dividen tersebut.
(5

Kas

4.000.000

)
Investasi pada Saham PT XYZ
(Mencatat penerimaan dividen dari PT XYZ:

4.000.000

Rp20.000.000 x 0,20)

Nilai Tercatat Investasi


Karena dalam metode ekuitas, akun investasi dalam pembukuan investor disesuaikan

dengan bagian investor atas laba atau rugi dan dividen investee, nilai tercatat investasi
biasanya tidak sama dengan biaya perolehan investasi awal. Hanya jika investee membayar
dividen dengan jumlah yang persis sama dengan labanya maka nilai tercatat investasi setelah
akuisisi akan sama dengan biaya perolehan akuisisi awal. Jika laba investee setelah investasi
oleh investor melebihi dividen investee pada periode tersebut, maka nilai tercatat investasi
akan lebih besar dari biaya perolehan awal. Sebaliknya, jika dividen investee lebih besar dari
labanya, nilai tercatat investasi lebih dari biaya perolehan awalnya.
Untuk mengilustrasikan perubahan dalam nilai tercatat investasi dalam metode ekuitas,
asumsikan setelah PT ABC mengakuisisi 20% saham biasa PT XYZ senilai Rp100.000.000,
PT XYZ memperoleh laba sebesar Rp60.000.000 dan membayar dividen Rp20.000.000. Nilai
tercatat investasi diawali dengan biaya perolehan awal Rp100.000.000 dan bertambah sebesar
bagian PT ABC atas laba PT XYZ yaitu sebesar Rp12.000.000. Nilai tercatat dikurangi oleh
bagian PT ABC atas dividen PT XYZ, yaitu Rp4.000.000. Oleh karena itu, nilai tercatat
investasi pada akhir periode adalah Rp108.000.000 (Rp100.000.000 + Rp12.000.000.
Rp4.000.000). Akun investasi pada pembukuan PT ABC akan terlihat sebagai berikut.
Biaya perolehan awal
Akrual ekuitas
(Rp60.000.000 x 0,20)
Saldo akhir

Investasi pada Saham PT XYZ


100.000.000
Dividen
12.000.000 (Rp20.000.000 x 0,20)
108.000.000

4.000.000

Akuisisi pada Tanggal Interim


Pada saat investasi dibeli, investor mulai mengakui pendapatan dari investee

menggunakan metode ekuitas pada tanggal akuisisi. Tidak ada laba investee sebelum tanggal
akuisisi investasi yang boleh diakui oleh investor. Ketika pembelian dilakukan antara tanggal
neraca, jumlah laba yang diperoleh investee dari tanggal akuisisi sampai akhir periode fiskal
perlu diestimasi investor untuk mencatat akrual ekuitas.
Untuk mengilustrasikannya, asumsikan PT ABC mengakuisisi 20% saham biasa PT XYZ
pada tanggal 1 Oktober senilai Rp109.000.000. PT XYZ mengakui laba secara merata selama
tahun tersebut sebesar Rp60.000.000 dan membayar dividen sebesar Rp20.000.000 pada
tanggal 20 Desember. Nilai tercatat investasi meningkat Rp3.000.000, yang menunjukkan

bagian PT ABC atas laba bersih PT XYZ yang diperoleh antara tanggal 1 Oktober dan 31
Desember, dan menurun Rp4.000.000 dari dividen yang diterima pada akhir tahun.
Biaya perolehan awal

Investasi pada Saham PT XYZ


109.000.00
0

Akrual ekuitas
(Rp60.000.000 x x 0,20)
Saldo akhir

Dividen
3.000.000 (Rp20.000.000 x 0,20)
108.00.000

4.000.000

Perbedaan antara Biaya Perolehan Investasi dan Nilai Buku yang Mendasari
Ketika satu perusahaan membeli saham biasa perusahaan lain, harga belinya biasanya

didasarkan pada harga pasar saham yang diakuisisi, bukan nilai buku aset dan kewajiban
investee. Sebagai akibatnya, sering kali timbul selisih antara biaya perolehan investasi dari
investor dengan nilai buku dari bagian proporsional investor atas aset bersih yang mendasari
dari investee. Selisih ini disebut diferensial (differential).
Ada beberapa alasan mengapa biaya perolehan investasi dapat melebihi nilai buku aset
bersih yang mendasari dan menimbulkan diferensial positif. Salah satu alasannya adalah aset
investee bernilai lebih dibandingkan nilai bukunya. Alasan lain adalah adanya goodwill yang
tidak tercatat karena adanya kemampuan menghasilkan laba lebih oleh investee. Alasan
apapun yang menyebabkannya, bagian dari diferensial yang berkaitan dengan aset tertentu
dari investee, termasuk goodwill, harus diketahui. Apabila metode ekuitas diterapkan, bagian
dari diferensial sehubungan dengan aset investee dengan masa manfaat terbatas, termasuk
aset tak berwujud, harus diamortisasi selama masa manfaat ekonomis dari aset tersebut.
Kerugian akibat penurunan nilai atas investasi sendiri harus diakui jika penurunan nilai
tersebut tidak bersifat sementara.
Amortisasi atas Penghapusbukuan Diferensial
Jika metode ekuitas digunakan, tiap bagian diferensial harus diperlakukan dengan cara
yang sama dengan perlakuan investee atas aset dan kewajiban yang berhubungan dengan
diferensial tersebut. Oleh karena itu, tiap bagian diferensial yang berhubungan dengan aset
yang disusutkan atau yang diamortisasi dari investee harus diamortisasi selama sisa masa
manfaat di mana biaya perolehan aset tersebut dialokasikan oleh investee. Amortisasi
diferensial sehubungan dengan aset yang disusutkan atau yang diamortisasi dari investee
dicatat pada pembukuan investor untuk mencerminkan penurunan manfaat masa depan yang
diharapkan investor dari bagian biaya perolehan investasi sehubungan dengan aset-aset
tersebut.Investor mengakui pengurangan potensi jasa aset dengan masa manfaat terbatas
sebagai beban penyusutan atau amortisasi berdasarkan jumlah yang telah diinvestasikan
dalam aset tersebut. Pengurang ini, pada gilirannya, diakui oleh investor melalui bagiannya

atas laba bersih investee. Jika biaya perolehan kepemilikan investor di aset investee lebih
besar dibandingkan biaya perolehan nvestee (yang dicerminkan dari adanya diferensial
positif), maka biaya tambahan tersebut juga harus diamortisasi.
Pendekatan untuk mengamortisasi diferensial yang paling konsisten dengan ide
mencerminkan semua aspek investasi dalam satu baris di neraca dan satu baris laporan laba
rugi adalah dengan mengurangi pendapatan dari investee yang diakui investor dan saldo akun
investasi.
Pendapatan dari Investee
XXX
Investasi pada Saham Biasa Investee
XXX
Diferensial mencerminkan jumlah yang dibayarkan investor melebihi nilai buku investasi
dan termasuk dalam jumlah investasi. Jadi, amortisasi atau pengurangan diferensial
menyebabkan pengurangan akan investasi. Pada saat yang bersamaan, laba bersih investor
juga harus dikurangi dengan jumlah yang sama untuk mengakui bahwa sebagian dari jumlah
yang dibayarkan untuk investasi telah habis.

Você também pode gostar

  • Contoh Jurnal
    Contoh Jurnal
    Documento6 páginas
    Contoh Jurnal
    Dewa Ayu Paramita Dewi
    Ainda não há avaliações
  • API Temu 10 Kelompok 3
    API Temu 10 Kelompok 3
    Documento12 páginas
    API Temu 10 Kelompok 3
    Dewa Ayu Paramita Dewi
    100% (1)
  • Sap 9 Pengantar Ekonomi Mikro
    Sap 9 Pengantar Ekonomi Mikro
    Documento3 páginas
    Sap 9 Pengantar Ekonomi Mikro
    Dewa Ayu Paramita Dewi
    Ainda não há avaliações
  • Modul 1 Kelompok 1 1903
    Modul 1 Kelompok 1 1903
    Documento18 páginas
    Modul 1 Kelompok 1 1903
    Dewa Ayu Paramita Dewi
    100% (1)
  • Sap 3 Cover Pengantar Ekonomi Mikro
    Sap 3 Cover Pengantar Ekonomi Mikro
    Documento3 páginas
    Sap 3 Cover Pengantar Ekonomi Mikro
    Dewa Ayu Paramita Dewi
    100% (1)
  • Sia Sap 12
    Sia Sap 12
    Documento16 páginas
    Sia Sap 12
    Dewa Ayu Paramita Dewi
    100% (1)
  • Sia Sap 11
    Sia Sap 11
    Documento11 páginas
    Sia Sap 11
    Dewa Ayu Paramita Dewi
    Ainda não há avaliações
  • Sap 2 Sia
    Sap 2 Sia
    Documento25 páginas
    Sap 2 Sia
    Dewa Ayu Paramita Dewi
    Ainda não há avaliações
  • Proaktif Strategi Lingkungan Banyak
    Proaktif Strategi Lingkungan Banyak
    Documento8 páginas
    Proaktif Strategi Lingkungan Banyak
    Dewa Ayu Paramita Dewi
    Ainda não há avaliações
  • Sia b2 Sap 3 - KLP 5
    Sia b2 Sap 3 - KLP 5
    Documento20 páginas
    Sia b2 Sap 3 - KLP 5
    Dewa Ayu Paramita Dewi
    Ainda não há avaliações
  • Metodelogi Ak Sap 4
    Metodelogi Ak Sap 4
    Documento12 páginas
    Metodelogi Ak Sap 4
    Dewa Ayu Paramita Dewi
    100% (1)
  • Tugas FlowChart Penjualan Tunai Fix
    Tugas FlowChart Penjualan Tunai Fix
    Documento5 páginas
    Tugas FlowChart Penjualan Tunai Fix
    Dewa Ayu Paramita Dewi
    60% (5)
  • Tugas FlowChart Penjualan Tunai Fix
    Tugas FlowChart Penjualan Tunai Fix
    Documento5 páginas
    Tugas FlowChart Penjualan Tunai Fix
    Dewa Ayu Paramita Dewi
    60% (5)
  • Sap 3 Dwy
    Sap 3 Dwy
    Documento2 páginas
    Sap 3 Dwy
    Dewa Ayu Paramita Dewi
    Ainda não há avaliações
  • Sap 2 Dwy
    Sap 2 Dwy
    Documento2 páginas
    Sap 2 Dwy
    Dewa Ayu Paramita Dewi
    Ainda não há avaliações
  • Kelompok 6 Presentasi
    Kelompok 6 Presentasi
    Documento30 páginas
    Kelompok 6 Presentasi
    Dewa Ayu Paramita Dewi
    Ainda não há avaliações
  • Sistem Informasi Keuangan
    Sistem Informasi Keuangan
    Documento19 páginas
    Sistem Informasi Keuangan
    Dewa Ayu Paramita Dewi
    Ainda não há avaliações
  • Pajak Penghasilan Di Indonesia
    Pajak Penghasilan Di Indonesia
    Documento5 páginas
    Pajak Penghasilan Di Indonesia
    Dewa Ayu Paramita Dewi
    Ainda não há avaliações
  • Pengujian Dalam Audit
    Pengujian Dalam Audit
    Documento10 páginas
    Pengujian Dalam Audit
    Dewa Ayu Paramita Dewi
    Ainda não há avaliações
  • Pemeriksaan Pajak
    Pemeriksaan Pajak
    Documento7 páginas
    Pemeriksaan Pajak
    Dewa Ayu Paramita Dewi
    Ainda não há avaliações
  • Standar Profesional Akuntan Publik
    Standar Profesional Akuntan Publik
    Documento7 páginas
    Standar Profesional Akuntan Publik
    Dewa Ayu Paramita Dewi
    Ainda não há avaliações
  • Kelompok 9 Materi
    Kelompok 9 Materi
    Documento34 páginas
    Kelompok 9 Materi
    Dewa Ayu Paramita Dewi
    0% (1)
  • SAP 9 Intrapreneurship
    SAP 9 Intrapreneurship
    Documento7 páginas
    SAP 9 Intrapreneurship
    Dewa Ayu Paramita Dewi
    Ainda não há avaliações
  • Sap 9 Fix
    Sap 9 Fix
    Documento13 páginas
    Sap 9 Fix
    Dewa Ayu Paramita Dewi
    Ainda não há avaliações
  • AKL SAP 9 Akuntansi Segmen
    AKL SAP 9 Akuntansi Segmen
    Documento13 páginas
    AKL SAP 9 Akuntansi Segmen
    Dewa Ayu Paramita Dewi
    Ainda não há avaliações
  • Akl Sap 8
    Akl Sap 8
    Documento24 páginas
    Akl Sap 8
    Dewa Ayu Paramita Dewi
    Ainda não há avaliações
  • Sap 1
    Sap 1
    Documento6 páginas
    Sap 1
    Dewa Ayu Paramita Dewi
    Ainda não há avaliações
  • Sap 8
    Sap 8
    Documento10 páginas
    Sap 8
    Dewa Ayu Paramita Dewi
    Ainda não há avaliações
  • Teori Pasar Modal
    Teori Pasar Modal
    Documento1 página
    Teori Pasar Modal
    Dewa Ayu Paramita Dewi
    Ainda não há avaliações