Você está na página 1de 8

RUSMALA DEWI INDAH W.

121 303 100 18


EKONOMI/AKUNTANSI
Smt VI
ANALISA LABA KOTOR
A. Perencanaan Laba
Anggaran atau lebih dikenal dengan istilah budgeting adalah suatu rencana
kerja yang dinyatakan secara kuantitatif, yang diukur dalam satuan moneter
standar dan satuan ukuran lain, yang mencakup jangka waktu satu tahun (Mulyadi,
1997 : 488). Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja
untuk jangka waktu satu tahun, yang dinyatakan dalam satuan moneter dan
satuan kuantitatif lain. Penyusunan anggaran (budgeting) seringkali diartikan sama
dengan perencanaan laba (profit planning)
Menurut Usry dan Matz (1998 : 3) perencanaan merupakan rencana kerja yang
telah diperhitungkan dengan cermat dimana implikasi keuangannya dinyatakan
dalam bentuk proyeksi perhitungan laba rugi, neraca, kas, dan modal kerja untuk
jangka panjang dan untuk jangka pendek.
Dunia usaha semakin menyadari perlunya mengembangkan perencanaan laba
atau ramalan jangka panjang. Hal ini mengingat perlu diketahuinya arah kegiatan
perusahaan dimasa yang akan datang, sehingga dapat mencapai sasaran laba
yang diinginkan dengan resiko yang seminimal mungkin.
Anggaran atau budget digunakan untuk membantu para pengelola perusahaan
dalam perencanaan dan pengendalian. Dengan budget target yang ingin dicapai
oleh perusahaan dalam hal profitabilitas tertentu, likuiditas yang diperlukan, serta
pembelanjaan dan investasi dapat diwujudkan.
B. Pengertian Laba
Menurut Harnanto (2002 : 54) laba atau pendapatan adalah kenaikkan aktiva
atau penurunan kewajiban (atau keduanya) dari suatu perusahaan dalam suatu
periode, sebagai akibat dari aktivitas produksi dan penjualan barang, atau
penyerahan jasa, dan aktivitas lain yang merupakan usaha pokok perusahaan.
Laba termasuk salah satu elemen atau unsur laporan keuangan yang berkaitan
langsung

dengan

perubahan

posisi

keuangan

suatu

perusahaan

yang

memungkinkan para pemakai laporan untuk menilai kinerja finansial perusahaan


dan manajemen, serta membantu para pemodal dan kreditur untuk membuat
prediksi kas yang akan mereka peroleh dari investasi dan pinjaman yang diberikan
kepada perusahaan.
C. Pengertian Laba Kotor dan Analisis Laba Kotor
Menurut Harnanto (2002 : 100) laba kotor adalah selisih lebih dari penjualan
neto diatas harga pokok penjualannya. Tingkat laba kotor atau persentase laba
kotor dari penjualan neto merupakan salah satu indikator tentang profitabilitas
perusahaan,
perbandingan

yang
dari

memungkinkan
tahun

ke

para

tahun,

perusahaan dalam industri yang sama.

pemakai

atau

laporan

perbandingan

untuk

membuat

dengan

rata-rata

Menurut Supriyono (1989 : 179), analisis laba kotor merupakan bagian dari
analisa laba, yang dimaksud analisis laba kotor adalah memecah-mecah atau
membagi menjadi bagian-bagian atau elemen-elemen yang lebih kecil dengan
tujuan untuk menentukan penyebab penyimpangan laba kotor dan untuk
mengetahui hubungan antara elemen-elemen tersebut.
Faktor-faktor yang mungkin dapat menyebabkan terjadinya penyimpangan
dalam laba kotor itu adalah : (Raph Polimeni, 1988 : 236)
1. Price variance atau selisih harga, baik pada tingkat harga jual maupun pada
tingkat biaya.
2. Volume variance atau selisih volume, yang disebabkan karena jumlah unit
yang sebenarnya terjual lebih banyak atau lebih sedikit dibandingkan
dengan jumlah volume penjualan yang terjadi.
3. Mix variance atau selisih komposisi, yang disebabkan karena komposisi
produk-produk yang dijual tidak sama dengan komposisi yang diperkirakan.
Menurut Supriyono (1988, 180) elemen-elemen laba kotor itu ada dua yaitu :
1. Elemen penghasilan penjualan, elemen ini ditentukan oleh besarnya :
a. Harga jual satuan
b. Kuantitas atau volume penjualan
2. Elemen harga pokok penjualan, elemen ini ditentukan oleh besarnya :
a. Harga pokok penjualan setiap satuan produk
b. Kuantitas atau volume penjualan
D. Analisis berdasarkan anggaran dan biaya standar
Dalam melakukan analisis laba kotor berdasarkan anggaran dan biaya standar
diperlukan tiga macam laporan keuangan yaitu :
1. perhitungan laba-rugi yang dianggarkan pada awal periode.
2. perhitungan labarugi yang sesungguhnya pada akhir periode.
3. Perhitungan laba-rugi yang disiapkan pada akhir periode berdasarkan unit
penjualan aktual dengan harga jual yang dianggarkan dengan biaya standar.
Elemen-elemen yang diperlukan dalam menentukan laba kotor dan penyimpangan
yang terjadi selama periode tertentu akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Anggaran laba kotor dan selisih laba kotor (Gross Profit Budgeted dan
Gross Profit Variance)
Anggaran laba kotor adalah laba kotor yang diharapkan akan dapat dicapai
pada periode akuntansi tertentu. Selisih laba kotor adalah selisih yang timbul
karena perbedaan

antara realisasi laba kotor dengan anggaran laba kotor

untuk periode yang bersangkutan, yang dapat dihitung dengan rumus :


(Supriyono, 1988 : 180)

SLK = (PS HpS) (AP A Hp) atau


SLK = LKS ALK

sesungguhnya
AP = Anggaran penjualan
LKS = Laba kotor sesungguhnya
ALK = Anggaran laba kotor

di mana :
SLK = Selisih laba kotor
PS = Penjualan sesungguhnya
Hp S = Harga pokok penjualan

2. Anggaran penjualan dan selisih penjualan (Sales Budget dan Sales


Variance)
Anggaran penjualan adalah penjualan yang diharapkan akan dapat dicapai pada
periode akuntansi. Selisih penjualan adalah selisih yang timbul karena adanya
perbedaan antara realisasi penjualan dibandingkan dengan anggaran penjualan
untuk periode yang bersangkutan. Selisih penjualan dapat dihitung dengan
rumus : (Supriyono, 1988 : 181)

SP = (KS x HJS) (KA x HJA) atau


SP = PS - PA

di mana :
SP = Selisih penjualan
KS
= Kuantitas atau volume

penjualan sesungguhnya
HJS = Harga jual satuan sesungguhnya
KA = Kuabtitas atau volume yang dianggarkan
HJA = Harga jual satuan dianggarkan
PS = Penjualan sesungguhnya
PA = Penjulan yang dianggarkan
Selanjutnya selisih penjualan dianalisa penyebabnya, ke dalam dua macam
selisih yaitu :
a. Selisih harga jual
b. Selisih kuantitas atau volume penjualan
Selisih harga jual (sales price variance)
Selisih harga jual adalah selisih penjualan yang ditimbulkan oleh perbedaan
antara

harga jual sesungguhnya dibandingkan dengan harga jual ynag

dianggarkan. Selisih ini dapat dihitung dengan rumus : (Supriyono, 1988 : 182)

SHJ = (KS x HJS) (KS x HJA)


= KS (HJS HJA)

di mana :
SHJ = Selisih harga jual
KS
= Kuantitas atau volume

sesungguhnya
HJS = Harga jual satuan sesungguhnya
HJA = Harga jual dianggarkan
Selisih kuantitas atau volume penjualan (sales quality atau voluime variance)
Selisih kuantitas penjualan adalah selisih penjualan yang disebabkan perbedaan
antara kuntitas penjualan sesungguh atau volume sesungguhnya dibandingkan
kuantitas penjualan yang dianggarkan. Selisih kuantitas penjualan dapat
dihitung dengan rumus : (Supriyono, 1988 : 182)

SKP = (KS x HJA) (KA x HJA)


= (KS KA) HJA

di mana :

SKP = Selisih kuantitas penjualan atau volume penjualan


KS = Kuantitas atau volume penjualan sesungguh
KA = Kuantitas atau volume dianggarkan
HJA = Harga jual satuan menurut anggaran
3. Anggaran harga pokok penjualan dan selisih harga pokok
(Cost of Sales Budget dan Cost of Sales Variance)
Anggaran harga pokok penjualan adalah harga pokok

penjualan

penjualan

yang

diharapkan akan terjadi untuk produk atau barang dagangan yang akan dijual
pada periode akuntansi tertentu. Selisih harga pokok penjualan adalah selisih
yang timbul karena perbedaan harga pokok penjualan sesungguhnya dengan
harga pokok penjualan yang dianggarkan. Selisih harga pokok penjualan dapat
dihitung dengan rumus : (Supriyono, 1988 : 183)

SHp = (KS x HHpS) (KA x HHp A)


= HpS HpA

di mana :
SHp
=

Selisih

harga

pokok

penjualan
KS
= Kuantitas atau volume penjualan sesungguh
H Hp S = Harga-harga pokok penjualan satuan sesungguh
KA
= Kuantitas atau volume yang dianggarkan
H Hp A = Harga-harga pokok penjualan satuan dianggarkan
Hp A
= Harga pokok penjualan dianggarkan
Selanjutnya selisih harga pokok penjualan dianalisa penyebabnya ke dalam dua
macam selisih, yaitu :
a. Selisih harga-harga pokok penjualan.
b. Selisih kuantitas atau volume harga pokok penjualan.
Selisih harga-harga pokok penjualan (cost of sales price variance)
Selisih harga-harga pokok penjualan adalah selisih harga pokok penjualan yang
timbulnya disebabkan perbedaan antara harga pokok penjualan sesungguh
dengan harga pokok penjualan yang dianggarkan. Selisih harga-harga pokok
penjualan dapat dihitung dengan rumus : (Supriyono, 1988 : 184)

SHHp = (KS x HHpS) (KS x HHpA)


= KS (HHpS HHpA)

KS
=
HHp S =
HHp A =

di mana :
SHHp =

Selisih

harga-

harga pokok penjualan


Kuantitas atau volume penjualan sesungguh
Harga-harga pokok penjualan per satuan sesungguh
Harga-harga pokok penjualan per satuan dianggarkan

Selisih kuantitas atau volume harga pokok penjualan (cost of sales quanttity on
volume variance)
Selisih kuantitas harga pokok penjulan adalah sel;isih harga pokok penjualan
yang

timbulnya

disebabkan

perbedaaan

antara

kuantitas

atau

volume

penjualan sesungguhnya dengan volume atau kuantitas penjualan yang

dianggarkan. Selisih kuantitas harga pokok penjualan dapat dihitung dengan


rumus : (Supriyono, 1988 : 185)

SKHp = (KS x HHpA) (KA x HHpA)


= (KS KA) HHpA
di mana :
SKHp =

Selisih

kuantitas atau volume harga pokok penjualan


KS
=
Kuantitas penjualan sesungguh
HHp A =
Harga-harga pokok penjualan per satuan yang dianggarkan
KA
=
Kuantitas penjualan dianggarkan
4. Selisih

Kuantitas

atau

Volume

Bersih

(Net

Quantity

or

Volume

Variance ),Selisih Komposisi Penjualan (Sales Mix Variance),Selisih


Kuantitas Penjualan Akhir (Final Sales Quantity Variance)
Selisih kuantitas bersih dapat dihitung dengan menjumlahkan selisih kuantitas
penjualan ditambah dengan selisih kuantitas harga pokok penjualan. Apabila
perusaahaan menjual barang dagangan atau produk lebih dari satu macam,
selisih kuantitas bersih dapat dianalisa lebih lanjut kedalam dua penyebab
selisih yaitu :
a. Selisih komposisi penjualan
b. Selisih kuantitas penjualan akhir
Selisih Komposisi Penjualan
Selisih komposisi penjualan

adalah

selisih

yang

timbulnya

disebabkan

perbedaan antara laba kotor pada komposisi sesungguhnya dengan laba kotor
pada komposisi yang dianggarkan. Selisih komposisi penjualan dapat dihitung
dengan rumus : (Supriyono, 1988 : 186)

SKmP = LKKmS LKKmA


= (KSJ x LKAJ) (TKS x LKR)

LKKm S
LKKm A
KSJ
LKAJ
TKS
LKR

di mana :
SKmP

= Selisih

komposisi penjualan
=Laba kotor pada komposisi sesungguh
=
Laba kotor pada komposisi dianggarkan
= Kuantitas sesungguh setiap jenis produk yang dijual
= Laba kotor dianggarkan setiap jenis produk per satuan
= Total kuantitas sesungguh yang dijual
= Laba kotor rata-rata per satuan dianggarkan

Selisih komposisi penjualan dapat pula dihitung untuk setiap jenis produk yang
dijual dengan rumus : (Supriyono, 1988 : 187)

SKmP = (KmS KmA) LKA

di mana :

SKm P
Km S
Km A
LKA

=
=
=
=

Selisih komposisi penjualan


Komposisi sesungguhnya setiap jenis produk
Komposisi dianggarkan setiap produk
Laba kotor dianggarkan setiap produk

Selisih Kuantitas Penjualan Akhir


Selisih kuantitas penjualan akhir adalah selisih yang timbulnya disebabkan
perbedaan antara laba kotor pada komposisi penjualan yang dianggarkan
dengan

laba

kotor

pada

komposisi

penjualan

sesungguhnya.

Rumus

perhitungan selisih kuantitas penjualan final apabila dasar perbandingan adalah


anggaran : (Supriyono, 1988 : 187)

SKPF = (TKS x LKR) (KA x LKsA)

atau dapat pula dihitung


dengan

rumus

sebagai

berikut : (Supriyono, 1988 : 188)

SKPF = (TKS x LKR) (TKA x LKR)


= (TKS TKA) LKR

di mana :
SKPF
=

Selisih

kuantitas penjualan akhir


TKS
= Total kuantitas penjualan sesungguh
LKR
= Laba kotor rata-rata dianggarkan
KA
= Kuantitas penjualan dianggarkan setiap jenis produk
LKs A = Laba kotor satuan dianggarkan setiap jenis produk
TKA
= Total kuantitas penjualan dianggarkan
5. Selisih Volume Industri dan Selisih Pangsa Pasar
Selisih volume industry adalah selisih volume industry actual dengan yang
dianggarkan pada presentase pangsa pasar yang dianggarkan .
Selisih volume industry = (Volume industry actual volume industry yang
dianggarkan ) x % pangsa pasar yang dianggarkan x kontribusi unit
dianggarkan
Selisih
pangsa pasar adalah selisih pangsa pasar actual dengan yang
dianggarkan pada volume industry yang sesungguhnya.
Selisih pangsa pasar = (penjualan actual (% pangsa pasar dianggarkan x
6. Rekapitulasi
Perubahan
Laba Kotor
volume industry
sesungguhnya
) x kontribusi unit yang dianggarkan
Setelah semua selisih yang terjadi dihitung untuk tiap elemen, maka selisihselisih tersebut dapat diringkas dalam bentuk laporan sebagai berikut :
Gambar 2.1
Bagan Rekapitulasi Laba Kotor

PT. A
Laporan Perubahan Laba Kotor
Tahun xxx
Perubahan harga jual
Perubahan harga pokok penjualan
Perubahan komposisi penjualan
Perubahan volume penjualan akhir

xxx
xxx
xxx
xxx

Perubahan laba kotor

xxx
E. Tangg
ung

Jawab Timbulnya Selisih Laba Kotor


Analisa penyimpangan laba kotor lebih memberikan manfaat apabila alat
pembandingnya adalah anggaran atau standar daripada dibandingkan dengan
periode sebelumnya. Penyimpangan yang terjadi perlu diinvestigasi lebih lanjut
untuk menentukan penyebab penyimpangan dan siapa yang bertanggung jawab
atas penyimpangan tersebut. Pada umumnya yang bertanggungjawab terhadap
penyimpangan adalah : (Supriyono, 1988 : 196)
a. Selisih Harga Jual
Penyimpangan ini disebabkan karena perusahaan telah menjual produk dengan
harga lebih besar atau lebih kecil dibandingkan dengan harga jual yang
direncanakan. Tanggung jawab terhadap penyimpangan ini terletak kepada
pejabat atau eksekutif perusahaan yang memiliki wewenang untuk menentukan
harga jual, biasanya adalah kepala departemen atau bagian pemasaran. Apabila
harga jual telah ditentukan pemerintah, umumnya tidak menimbulkan selisih
harga jual karena harus mematuhi harga jual yang ditentukan pemerintah.
b. Selisih Kuantitas atau Volume Penjualan
Selisih ini disebabkan karena perusahaan dapat menjual produk dengan
kuantitas lebih besar atau lebih kecil dibandingkan dengan yang direncanakan.
Tanggung jawab dari penyimpangan ini pada umumnya adalah kepala
departemen atau bagian pemasaran, karena kuantitas yang dijual akan
tergantung pada harga jual produk dan keaktifan bagian pemasaran dalam
menjual produk.
c. Selisih Harga Harga Pokok Penjualan
Selisih ini disebabkan karena harga-harga pokok penjualan yang terjadi lebih
besar atau lebih kecil dibanding yang direncanakan. Selisih ini disebabkan
karena kegiatan di dalam berproduksi, dengan mengadakan investigasi
terhadap selisih tersebut akan dapat ditentukan apakah selisih yang timbul
merupakan tanggung jawab kepala bagian atau departemen produksi.
d. Selisih Kuantitas atau Volume Harga Pokok Penjualan
Penyebab timbulnya selisih kuantitas harga pokok penjualan karena perusahaan
dapat

menjual

produk

dengan

kuantitas

lebih

besar

atau

lebih

kecil

dibandingkan dengan yang direncanakan. Tanggung jawab dari penyimpangan


ini umumnya adalah kepala departemen atau bagian pemasaran.

Você também pode gostar