Você está na página 1de 37

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan
atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk
mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Pada setiap kunjungan antenatal
care (ANC), petugas mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi
ibu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis
kehamilan intrauterine, serta ada tidaknya masalah atau komplikasi.1
Angka kematian ibu melahirkan di Indonesia saat ini tergolong masih
cukup tinggi dibandingkan negara-negara lain yaitu mencapai 228 per
100.000 kelahiran hidup. Padahal berdasarkan Sasaran Pembangunan
Milenium atau Millenium Development Goals (MDGs) yaitu menurunkan
angka kematian ibu sampai risiko jumlah kematian ibu. Cakupan kunjungan
ibu hamil K1 di Indonesia pada tahun 2011 adalah 95,71% dari target 95 %
dan kunjungan ibu hamil K4 sebanyak 88,27% dari target 90%. 2
Indonesia kini menjadi salah satu dari 13 negara dengan angka kematian
ibu tertinggi di dunia. Menurut WHO (2010) sekita 287.000 ibu meninggal
karena komplikasi kehamilan dan kelahiran anak, seperti perdarahan 28%,
preeklampsi/eklampsi 24%, infeksi 11%, dan penyebab tidak langsung
(trauma obstetri) 5%. Dan sebagian besar kasus kematian ibu didunia terjadi
di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Salah satu upaya yang
dilakukan Departemen Kesehatan RI dalam mempercepat penurunan AKI dan
AKB adalah dengan menempatkan bidan di desa. 2
Menurut Wiknjosastro (2005), pada pengawasan wanita hamil hubungan
dan pengertian baik antara dokter dan wanita hamil tersebut harus ada.
Sedapat mungkin wanita tersebut diberi pengertian sedikit tentang kehamilan.
Tujuan pengawasan wanita hamil ialah menyiapkan ia sebaik-baiknya fisik

dan mental, serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan
dan masa nifas, sehingga keadaan postpartum sehat dan normal, tidak hanya
fisik akan tetapi juga mental. Ibu hamil dianjurkan untuk melakukan
pengawasan antenatal

sedikitnya sebanyak 4 kali, yaitu satu kali pada

trimester I, satu kali pada trimester ke II, dan dua kali pada trimester III. 3
Pemanfaatan pelayanan antenatal oleh seorang ibu hamil dapat dilihat
dari cakupan pelayanan antenatal. Peningkatan pelayanan kesehatan antenatal
dipengaruhi oleh pemanfaatan pengguna pelayanan antenatal. Dengan tidak
dimanfaatkannya sarana pelayanan antenatal dapat disebabkan oleh banyak
faktor seperti: ketidakmampuan dalam hal biaya, lokasi pelayanan yang
jaraknya terlalu jauh atau petugas kesehatan tidak pernah datang secara
berkala. Pelayanan antenatal terintegrasi merupakan integrasi pelayanan
antenatal rutin dengan beberapa program lain yang sasarannya pada ibu
hamil, sesuai prioritas Departemen Kesehatan, yang diperlukan guna
meningkatkan kualitas pelayanan antenatal.3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Antenatal Care (ANC)


1. Pengertian Antenatal Care
Pemeriksaan antenatal care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan
untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil. Sehingga
mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan
kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 1998).
Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan
atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk
mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Pelayanan antenatal ialah untuk
mencegah adanya komplikasi obstetri bila mungkin dan memastikan
bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin serta ditangani secara
memadai (Saifuddin, dkk., 2002). Pemeriksaan kehamilan atau ANC
merupakan pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan mental serta
menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas,
sehingga keadaan mereka post partum sehat dan normal, tidak hanya fisik
tetapi juga mental (Wiknjosastro, 2005). Pelayanan antenatal terintegrasi
merupakan integrasi pelayanan antenatal rutin dengan beberapa program
lain yang sasarannya pada ibu hamil, sesuai prioritas Departemen
Kesehatan, yang diperlukan guna meningkatkan kualitas pelayanan
antenatal.
Program-program yang di integrasikan dalam pelayanan antenatal
terintegrasi meliputi :
a. Maternal Neonatal Tetanus Elimination (MNTE)
b. Antisipasi Defisiensi Gizi dalam Kehamilan (Andika)
c. Pencegahan dan Pengobatan IMS/ISR dalam Kehamilan (PIDK)
d. Eliminasi Sifilis Kongenital (ESK) dan Frambusia
e. Pencegahan dan Penularan HIV dari Ibu ke Bayi (PMTCT)
f. Pencegahan Malaria dalam Kehamilan (PMDK)
g. Penatalaksanaan TB dalam Kehamilan (TB-ANC) dan Kusta
h. Pencegahan Kecacingan dalam Kehamilan (PKDK)
i. Penanggulangan Gangguan Intelegensia pada Kehamilan (PAGIN).
(Depkes RI, 2009) 3
2. Tujuan asuhan Antenatal Care

a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan


tumbuh kembang bayi.
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan
sosial ibu dan bayi.
c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara
umum, kebidanan dan pembedahan.
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat,
ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
e. Mempersiapkan peran Ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran
bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal. 1
3. Kebijakan program Antenatal care
Kebijakan Departemen Kesehatan dalam upaya mempercepat penurunan
AKI dan AKB pada dasarnya mengacu kepada intervensi strategis Empat
Pilar Safe Motherhood yaitu meliputi : Keluarga Berencana, ANC,
Persalinan Bersih dan Aman, dan Pelayanan Obstetri Essensial.
Pendekatan pelayanan obstetric dan neonatal kepada setiap ibu hamil ini
sesuai dengan pendekatan Making Pregnancy Safer (MPS), yang
mempunyai 3 (tiga) pesan kunci yaitu :
a. Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih.
b. Setiap komplikasi obstetric dan neonatal mendapat pelayanan yang
adekuat.
c. Setiap perempuan dalam usia subur mempunyai akses pencegahan dan
penatalaksanaan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganannya
komplikasi keguguran.
Kebijakan program pelayanan antenatal menetapkan frekuensi
kunjungan antenatal sebaiknya minimal 4 (empat) kali selama kehamilan,
dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Minimal satu kali pada trimester pertama (K1).
b. Minimal satu kali pada trimester kedua (K2).
c. Minimal dua kali pada trimester ketiga (K3 dan K4). (Depkes, 2009)3
4. Kebijakan teknis Antenatal Care
Pelayanan/asuhan antenatal ini hanya dapat di berikan oleh tenaga
kesehatan profesional dan tidak dapat di berikan oleh dukun bayi. Untuk
itu perlu kebijakan teknis untuk ibu hamil seara keseluruhan yang

bertujuan untuk mengurangi resiko dan komplikasi kehamilan secara dini.


Kebijakan teknis itu dapat meliputi komponen-komponen sebagai berikut:
a. Mengupayakan kehamilan yang sehat
b. Melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan awal
serta rujukan bila diperlukan.
c. Persiapan persalinan yang bersih dan aman
d. Perencanaan antisipstif dan persiapan dini untuk melakukan rujukan
jika terjadi komplikasi.
Beberapa kebijakan teknis pelayanan antenatal rutin yang selama
ini dilaksanakan dalam rangka peningkatan cakupan pelayanan antara lain
meliputi :
a. Deteksi dini ibu hamil melalui kegiatan P4K dengan stiker dan buku
KIA, dengan melibatkan kader dan perangkar desa serta kegiatan
b.
c.
d.
e.
f.

kelompok Kelas Ibu Hamil.


Peningkatan kemampuan penjaringan ibu hamil melalui kegiatan
kemitraan Bidan dan Dukun.
Peningkatan akses ke pelayanan dengan kunjungan rumah.
Peningkatan akses pelayanan persalinan dengan rumah tunggu.

5. Pelayanan/asuhan standar minimal termasuk 7 T


a. (Timbang) berat badan
b. Ukur (Tekanan) darah
c. Ukur (Tinggi) fundus uteri
d. Pemberian imunisasi (Tetanus Toxoid)
e. Pemberian Tablet zat besi, minimum 90 tablet selama kehamilan
f. Tes terhadap penyakit menular sexual
g. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan.1
6. Intervensi dasar pelayanan Antenatal Care
Intervensi dalam pelayanan antenatal care adalah perlakuan yang
diberikan kepada ibu hamil setelah dibuat diagnosa kehamilan. Adapun
intervensi dalam pelayanan antenatal care adalah :
a. Pemberian Tetanus Toxoid
1) Tujuan pemberian TT adalah untuk melindungi janin dari tetanus
neonatorum, pemberian TT baru menimbulkan efek perlindungan
bila diberikan sekurang-kurangnya 2 kali dengan interval minimal
4 minggu, kecuali bila sebelumnya ibu telah mendapatkan TT 2
kali pada kehamilan yang lalu atau pada masa calon pengantin,

maka TT cukup diberikan satu kali (TT ulang). Untuk menjaga


efektifitas vaksin perlu diperhatikan cara penyimpanan serta dosis
pemberian yang tepat.
2) Dosis dan pemberian 0,5 cc pada lengan atas.

3) Jadwal pemberian TT
Tabel : 2.1 Jadwal Pemberian TT

Antigen

Interval (selang waktu


minimal)

TT1

Pada
kunjungan
antenatal pertama
4 minggu setelah TT1
6 bulan setelah TT2
1 tahun setelah TT3
1 tahun setelah TT4

TT2
TT3
TT4
TT5

Lama perlindungan

%
perlindung
an
-

3 tahun*
5 tahun
10 tahun
25 tahun/seumur hidup

80
95
99
99

keterangan : *artinya apabila dalam waktu 3 tahun Wanita Usia Subur (WUS) tersebut
melahirkan, maka bayi yang dilahirkan akan terlindung dari Tetanus Neonatorum (TN).
(Saifudin, 2002)

b. Pemberian Vitamin Zat Besi


1) Tujuan pemberian tablet Fe adalah untuk memenuhi kebutuhan
Fe pada ibu hamil dan nifas karena pada masa kehamilan dan
nifas kebutuhan meningkat.
2) Di mulai dengan memberikan satu sehari sesegera mungkin
setelah rasa mual hilang. Tiap tablet mengandung FeSO4 320
Mg (zat besi 60 Mg) dan Asam Folat 500 Mg, minimal masing-

masing 90 tablet. Tablet besi sebaiknya tidak di minum bersama


teh atau kopi, karena mengganggu penyerapan.1
B. Penilaian Klinik1
Penilaian Klinik merupakan proses berkelanjutan yang dimulai
pada kontak pertama antara petugas kesehatan dengan ibu hamil dan secara
optimal berakhir pada pemeriksaan 6 minggu setelah persalinan. Pada setiap
kunjungan antenatal, petugas mengumpulkan dan menganalisis data mengenai
kondisi ibu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik, untuk mendapatkan
diagnosis kehamilan intrauterine, serta ada tidaknya masalah atau komplikasi.

1. Anamnesis

Riwayat

kehamilan ini
Usia ibu hamil
Hari pertama
haid terakhir
Siklus haid
Perdarahan
pervaginam
Keputihan
Mual
dan
Muntah
Masalah/
kelainan pada
kehamilan
sekarang
Pemakaian
obat-obat
(termasuk
jamu-jamuan)

Riwayat obstetric

lalu
Jumlah kehamilan
Jumlah persalinan
Jumlah persalinan
cukup bulan
Jumlah persalinan
premature
Jumlah anak hidup
Jumlah keguguran
Jumlah aborsi
Perdarahan pada
kehamilan,
persalinan, nifas
terdahulu
Adanya hipertensi
dalam kehamilan
pada
kehamilan
terdahulu
Berat bayi < 2,5 kg
atau berat bayi > 4
kg
Adanya masalah
selama kehamilan,
persalinan, nifas

Riwayat

penyakit
Jantung
Tekanan darah
tinggi
Diabetes
Mellitus
TBC
Pernah operasi
Alergi
obat/makanan
Ginjal
Asma
Epilepsy
Penyakit hati
Pernah
kecelakaan

Riwayat social

ekonomi
Status
perkawinan
Respon
ibu
dan keluarga
terhadap
kehamialn
Jumlah
keluarga
dirumah yang
membantu
Siapa pembuat
keputusan
dalam keluarga
Kebiasaan
makan
dan
minum
Kebiasaan
merokok,
menggunakan
obat-obat dan
alcohol
Kehidupan
seksual

terdahulu.

Pekerjaan dan
aktivitas
sehari-hari
Pilihan tempat
untuk
melahirkan
Pendidikan
penghasilan

2. Pemeriksaan

Fisik Umum

Pemeriksaan

Luar
Kunjungan
Pada
setiap
pertama:
kunjungan:
Tekanan darah Mengukur
Suhu badan
tinggi fundus
Nadi
uteri
Pernafasan
Palpasi untuk
Berat badan
menentukan
Tinggi badan
letak
janin
Muka: edema,
(atau lebih
pucat
28 minggu)
Mulut dan gigi: Auskultasi
kebersihan,
detak jantung
karies,
tonsil,
janin
paru
Tiroid/gondok
Tulang
belakang/pungg
ung: skoliosis
Payudara:
putting
susu,
tumor
Abdomen:
bekas operasi

Pemeriksaan dalam

Laboratorium

Pada
kunjungan
pertama:
Pemeriksan
vulva/perineum
untuk:
Varises
Kondiloma
Edema
Hemoroid
Kelainan lain

Kunjungan
pertama:

Pemeriksaan dengan
speculum
untuk
menilai:
Serviks
Tanda-tanda
infeksi
Cairan
dari
ostium uteri
Pemeriksaan
menilai:
Serviks

untuk

Darah:
Hemoglobin
Glukosa
VDRL
Urin:
Warna, bau,
kejernihan
Protein
Glukosa
Nitrit/LEA

Ekstremitas:
edema, varises,
reflek patella
Costovertebral
Angle
tenderness
(CVAT)
Kulit
:
kebersihan
/penyakit kulit

Uterus
Adneksa
Bartholin
Skene
Uretra

Bila
usia
kehamilan < 12
minggu

Kunjungan berikut:
Tekanan darah
Berat badan
Edema
Masalah
dari
kunjungan
pertama

3. Memantau tumbuh kembang janin (nilai normal)

Usia kehamilan

12 minggu
16 minggu
20 minggu
22-27 minggu
28 minggu
29-35 minggu
36 minggu
4. Diagnosis

Tinggi fundus
Dalam cm
Menggunakan penunjukpenunjuk badan
Teraba diatas simfisis pubis
Ditengah antara simfisis pubis
dan umbilikus
20 cm (2cm)
Pada umbilicus
Usia kehamilan alam minggu = cm (2 cm)
28 cm ( 2cm)
Ditengah, antara umbilicus dan
prosesus sifoideus
Usia kehamilan dalam minggu = cm ((2 cm)
36 cm ( 2cm)

Pada prosesus sifoideus

Daignosis dibuat untuk menentukan hal-hal sebagai berikut:


Kategori
Kehamilan normal

Gambaran
Ibu sehat
Tidak ada riwayat obstetric buruk
Ukuran uterus sama/sesuai usia kehamilan
Pemeriksaan fisik dan laboratorium normal
Seperti masalah keluarga atau psiko-sosial, kekerasan
dalam rumah tangga, kebutuhan financial.

Kehamilan dengan
masalah khusus

Seperti

hipertensi,

anemia

berat,

preeklamsia,

pertumbuhan janin terhambat, infeksi saluran kemih


penyakit kelamin dan kondisi lain-lain yang dapat

Kehamilan dengan
masalah kesehatan
yang membutuhkan
rujukan untuk
konsultasi dan atau
kerja sama
penangannya

memburuk selama kehamilan.


Seperti perdarahan, eklampsia, ketuban pecah dini, atau
kondisi-kondisi kegawatdaruratan lain pada ibu dan bayi.

Kehamilan dengan
korndisi
kegawatandaruratan
yang membutuhkan
rujukan segera.
5. Rekam Medik
Seluruh hasil anamnesis dan pemeriksaan dicatat dalam Kartu
Bumil (Kartu Ibu Hamil)
C. PENANGANAN
Kategori
Kehamilan Normal

Gambaran
1. Anamnesis dan pemeriksaan lengkap pada kunjungan
antenatal awal.
Lihat bagian penilaian
2. Memantau kemajuan kehamilan

pada

kunjungan

berikutnya:
Tekanan darah di bawah 140/90
Bertambahnya berat badan minimal 8 kg selama

kehamilan
Edema hanya pada ekstremitas
Tinggi fundus-cm atau menggunakan jari-jari

tangan dapat disamakan dengan usia kehamilan


Detak jantung janin 120 sampai 160 detak per

menit
Gerakan janin + setelah 18-20 minggu hingga

melahirkan
3. Memberikan zat besi (lihat jadual)
4. Memberikan imunisasi TT (lihat jadual)
5. Memberikan konseling
Gizi: peningkatan konsumsi makanan hingga 300
kalori perhari, mengkonsumsi makanan yang
mengandung protein, zat besi, minum cukup cairan

(menu seimbang)
Latihan: normal tidak berlebihan, istirahat jika

lelah
Perubahan

fisiologi:

tambah

berat

badan,

perubahan payudara, tingkat tenaga yang bisa


menurun, mual selama triwulan pertama, rasa
panas, dan/atau varises, hubungan suami-istri boleh
dilanjutkan selama kehamilan (dianjurkan memakai

kondom).
Memeberitahukan kepada ibu kapan kembali untuk

pemantauan lanjutan kehamilan.


Menasehati ibu untuk mencari pertolongan segera

jika ia mendapati tanda-tanda bahaya berikut:


Perdarahan pervaginam
Sakit kepala lebih dari biasa
Gangguan penglihatan
Pembengkakan pada wajah/tangan
Nyeri abdomen (epigastrik)
Janin tidak bergerak sebnyak biasanya
Merencanakan dan mempersiapkan kelahiran yang
bersih dan aman dirumah (untuk tingkat desa):
Sabun dan air
Handuk dan selimut bersih untuk bayi
Makanan dan minuman untuk ibu selama

persalinan
Mendiskusikan

possi melahirkan, dan harapan-harapan


Mengidentifikasi siapa yang dapat membantu

praktek-praktek

tradisional,

bidan selama persalinan di rumah.


Menjaga kebersihan diri terutama lipatan kulit
(ketiak, bawah buah dada, daerah genitalia) dengan

cara dibersihkan dengan air dan dikeringkan.


Petunjuk dini: untuk mencegah keterlamabatan
dalam pengambilan keputusan dan upaya rujukan

Kehamilan normal dengan


kebutuhan khusus

saat terjadinya komplikasi, nasehat ibu hamil,


suaminya, ibunya atau anggota keluarga yang lain
untuk:
Mengidentifikasi

sumber

transportasi

dan

menyisihkan cukup dana untuk menutup biayaIbu hamil dengan masalah


kesehatan/
yang

komplikasi
membutuhkan

rujukan untuk konsultasi


atau
penanganan

kerjasama

biaya perawatan kegawatdaruratan.


Menjelaskan cara merawat payudara terutama
pada ibu yang ymempunyai putting susu rata
atau masak kedalam. Ibu diajarkan cara
mengeluarkan putting susu yaitu: tekan putting
susu dengan menggunakan kedua ibu jari,
dilakukan 2 kali sehari selama 5 menit.

1. Memberikan seluruh layanan/asuhan antenatal seperti


diatas.
2. Memberikan konseling khusus untuk kebutuhan ibu dan
masalah-masalahnya.
1. Merujuk kedokter untuk konsultasi
Menolong ibu mennetukan pilihan yang tepat
untuk konsultasi (dokter puskesmas, dokter
obgyn, dsb.)
2. Melampirkan kartu kesehatan ibu hamil berikut surat
rujukan
3. Meminta ibu untuk kembali setelah konsultasi dan
membawa surat dengan hasil dari rujukan.

4. Meneruskan pemantauan kondisi ibu dan bayi selama


kehamialn
5. Memeberikan layanan/asuhan antenatal
6. Perencanaan dini jika tidak aman bagi ibu melahirkan
dirumah.
Menyepakati diantara pengambil keputusan
dalam keluarga tentang rencana kelahiran
(terutama suami dan ibu atau ibu mertua)
Persiapan atau pengaturan transportasi untuk

Kegawatdaruratan

tempat persalinan dengan aman, terutama pada


malam hari atau selama musim hujan.
Rencana pendanaan untuk transport

dan

perawatan ditempat persalinan yang aman.


Persiapan asuhan anak jika dibutuhkan selama
persalinan.
1. Rujuk segera ke fasilitas kesehatan terdekat dimana
tersedia pelayanan kegawatdaruratan obstetric yang
2.
3.
4.
5.

sesuai.
Sambil menunggu transportasi,
Menemani ibu hamil dan anggota keluarganya
Membawa obat dan kebutuhan-kebutuhan lain
Membawa catatan medic atau kartu kesehatan ibu hamil
dan surat rujukan.

D. Ringkasan penilaian klinik dan penanganan kehamilan

Penilaian antenatal

Kunjungan

Kunjungan II

Kunjungan

Kunjungan

III

IV

I
Riwayat kehamilan
Riwayat kebidanan

Riwayat kesehatan
Riwayat social
Pemeriksaan
keseluruhan (umum)

Jika ada

Jika ada

Jika ada

Pemeriksaan
kebidanan (luar)
Pemeriksaan
kebidanan (dalam)

indikasi

indikasi

indikasi

Jika ada

Jika ada

Jika ada

Pemeriksaan
laboratorium

indikasi
Jika ada

indikasi
Jika ada

indikasi
Cek kembali

indikasi

indikasi

Hb, dan
pemeriksaan
laboratoriu
m lain jika
ada indikasi

Pemberian tetanus
toksoid
Pemberian tablet
tambah darah
Konseling umum
Konseling khusus
Perencanaan
persalinan
Perencanana
penanganan
komplikasi

Penanganan
TT1(0,5cc TT2 (0,5 cc)
)
90 hari

Jika ada

memperkuat
Jika ada

memperkuat
Jika ada

memperkuat
Jika ada

indikasi

indikasi

indikasi

indikasi

Jadwal kunjungan ulang


Kunjungan I: 16 minggu dilakukan untuk :
Penapisan dan pengobatan anemia
Perencanaan persalinan
Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya
Kunjungan II: (24-28 minggu) kunjungan III (32 minggu), dilakukan
untuk:
Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya.
Penapisan preeklamsia, gemelli, infeksi alat reproduksi dan

saluran perkemihan, MAP


Mengulang perencanaan persalinan

Kunjungan IV: 36 minggu sampai lahir


Sama seperti kegiatan kunjungan II dan III
Mengenali adanya kelainan letak dan presentasi
Memantapkan rencana persalinan
Mengenali tanda-tanda persalinan

KEHAMILAN

RISIKO

FISIK

Risiko
Rendah

1. Monitor
kehamilan
2. Tambahan
nutrisi, tablet
besi dan asam
folat
3. Pemberian TT
4. Konseling
5. Perencanaan
persalinan
6. Perencanaan
penangan
komplikasi

Risiko
Tinggi

1. Beri pertolongan
pertama
2. Rujuk segera
3. Sertakan
surat
Ya
dan kartu ibu
4. Bidan dan
keluarga ikut
serta merujuk
5. Siapakan alat
transportasi
6. Sertakan alatalat dan obat
7. Ingatkan
keluarga untuk
mambawa uang
secukupnya

Gawat
darurat

Tidak
1. Rujuk untuk
konsultasi
2. Tindak
lanut dan
penangana
Masalah
Medis
n kehamilan
normal
3. Perencanaa
n untuk
bersalin
sesuai
kondisi

E. Body Mass Index (BMI)


Cara menghitung kenaikan berat badan ibu hamil adalah
berdasarkan Body

Mass

Index (BMI).

BMI

dapat

dihitung

berdasarkan tinggi dan berat badan sebelum hamil. Rumus BMI


adalah : Berat badan (dalam kg) dibagi dengan kuadrat tinggi
badan (dalam meter).

Gambar 2.1 Kenaikan Berat Badan Ibu Hamil yang Ideal

Setelah mengetahui berapa BMI Anda, gunakan panduan


dari Institute of Medicine (IOM) untuk mengetahui total kenaikan
berat badan ibu hamil yang ideal :

BMI di bawah 18.5


Angka ini menunjukan Anda underweight atau kekurangan berat
badan. Kenaikan berat badan ideal selama hamil adalah 12 sampai
18 kg.

BMI antara 18.5 sampai 24.9

BMI ini adalah ideal, kenaikan berat badan yang baik adalah 11
sampai 16 kg. Pada trimester pertama, kenaikan berat badan ibu
hamil sebaiknya 0,5 hingga 2,5 kg, setelah itu diikuti dengan
kenaikan berat 0,5 kg per minggu.

BMI antara 25 sampai 29.9


Angka ini menunjukkan overweight. Kenaikan berat badan ibu
hamil jangan terlalu banyak, idealnya 7 sampai 11 kg.

BMI di atas 30
Angka

ini

menunjukan

obesitas atau

sangat overweight.

Kenaikan berat badan ideal adalah 5 sampai 9 kg saja.


Contohnya, bila seorang ibu memiliki berat badan sebelum
hamil 50 kg dengan tinggi badan 1,6 meter, maka BMI-nya
adalah 50 / (1,6 x 1,6) = 19,5, maka total kenaikan berat badan
ideal ibu hamil ini adalah 11 sampai 16 kg.
Pada

pemeriksaan

kehamilan

pertama,

perhatikan

apakah berat badan ibu sesuai dengan tinggi badan ibu dan usia
kehamilan. Bila berat badan ibu kurang atau lebih, dan atasi
penyebabnya.

Pada

pemeriksaan

selanjutnya,

perhatikan

peningkatan berat badan ibu. Berat badan ibu hamil bertambah


0,5 kg per minggu atau 6,5 kg samapai 16 kg selama kehamilan.
Bila peningkatan berat badan kurang dari 0,5 kg perminggu,
perhatikan apakah ada malnutrisi, malabsorbsi, atau pemakaian
alcohol, obat-obatan atau rokok. Awasi adanya pertumbuhan
janin terhambat. Insufiensi plasenta, kemungkinan kelahiran
premature. Sebaliknya, bila peningkatan berat badan lebih dari
0,5 kg perminggu, perhatikan adanya diabetes mellitus,
kehamilan ganda, hidramion, atau edema. Perhatikan adanya
makrosomia, disproporsi sefalopelvik, atau distosia bahu. Bila
ibu memiliki tinggi badan kurang dari 140 cm, curigai adanya
disporporsi sefalopelvik.7

F. Kebutuhan Nutrisi Bagi Ibu Selama Kehamilan Trimester I, II, dan III 5
Gizi dan nutrisi ibu hamil merupakan hal penting yang harus dipenuhi
selama kehamilan berlangsung. Risiko akan kesehatan janin yang sedang
dikandung dan ibu yang mengandung akan berkurang jika ibu hamil mendapatkan
gizi dan nutrisi yang seimbang. Oleh karena itu, keluarga dan ibu hamil haruslah
memperhatikan mengenai hal ini. Gizi atau nutrisi ibu hamil kondisinya sama saja
dengan pengaturan gizi mengenai pola makan yang sehat. Hanya saja, ibu hamil
harus lebih hati-hati dalam memilih makanan karena mengingat juga kesehatan
janin yang sedang dikandungnya.Kebutuhan gizi ibu hamil meningkat 15 %
dibandingkan dengan kebutuhan wanita normal. Peningkatan gizi ini dibutuhkan
untuk pertumbuhan ibu dan janin. Makanan dikonsumsi ibu hamil 40 %
digunakan untuk pertumbuhan janin dan sisanya (60 %) digunakan untuk
pertumbuhan ibunya. Secara normal kenaikan berat badan ibu hamil 11-13 kg.
Asupan makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil berguna untuk :
1. Pertumbuhan dan perkembangan janin.
2. Mengganti sel-sel tubuh yang rusak
3. Sumber tenaga
4. Mengatur suhu tubuh dan cadangan makanan.
Beberapa hal harus diperhatikan ibu hamil untuk menjalani proses kehamilan
yang sehat, antara lain :
1. Konsumsilah makanan dengan porsi yang cukup dan teratur.
2. Hindari makanan yang terlalu asin dan pedas.
3. Hindari makanan yang mengandung lemak cukup tinggi.
4. Hindari makanan dan minuman yang mengandung alcohol.
5. Hindari makanan yang mengandung bahan pengawet dan zat pewarna.

6. Hindari merokok.
Hal penting yang harus diperhatikan ibu hamil adalah makanan yang
dikonsumsi terdiri dari susunan menu yang seimbang yaitu menu yang
mengandung unsur-unsur sumber tenaga, pembangun, pengatur dan pelindung.
1. Sumber Tenaga (Sumber Energi)
Ibu hamil membutuhkan tambahan energi sebesar 300 kalori perhari sekitar 15
% lebih banyak dari normalnya yaitu 2500 s/d 3000 kalori dalam sehari.
Sumber energi dapat diperoleh dari karbohidrat dan lemak.
2. Sumber Pembangun
Sumber zat pembangun dapat diperoleh dari protein. Kebutuhan protein yang
dianjurkan sekitar 800 gram/hari. Dari jumlah tersebut sekitar 70 % dipakai
untuk kebutuhan janin dan kandungan.
3. Sumber Pengatur dan Pelindung
Sumber zat pengatur dan pelindung dapat diperoleh dari air, vitamin dan
mineral. Sumber ini dibutuhkan tubuh untuk melindungi tubuh dari serangan
penyakit dan mengatur kelancaran proses metabolisme tubuh.
Kebutuhan makanan sehari-hari untuk ibu hamil, yaitu :
1. Kalori : 2500 Kkal
2. Protein : 60 gr
3. Kalsium (Ca) : 1,5 gr
4. Zat besi (Fe) : 15 mg
5. Vitamin A : 6000 IU
6. Vitamin B : 1,8 mg
7. Vitamin C : 100 mg
8. Riboflavin : 2,5 mg
9. As nicotin : 18 mg
10. Vitamin D : 400-800 IU
Agar perkembangan janin berjalan dengan baik, dan ibu hamil dapat
menjalani hari-hari kehamilannya dengan sehat, maka konsumsi ibu hamil harus
mengandung gizi sebagai berikut:

1. Kalori.
Selama kehamilan konsumsi kalori haruslah bertambah dikisaran 300400 kkal perharinya dari sebelum hamil wanita harus mengkonsumsi 2100
Kkal saat hamil menjadi 2500 Kkal. Kalori yang di dapat haruslah berasal dari

sumber makanan yang bervariasi, dimana pola makan 4 sehat 5 sempurna harus
sebagai acuannya. Baiknya, 55% kalori di peroleh dari umbi-umbian serta nasi
sebagi sumber karbohidrat, lemak baik nabati maupun hewani sebanyak 35%,
10% dari protein dan sayuran serta buahan bisa melengkapi.
2. Asam Folat.
Janin sangat membutuhkan asam folat dalam jumlah banyak guna
pembentukan sel dan sistem syaraf. Selama trimester pertama janin akan
membutuhkan tambahan asam folat sebanyak 400 mikrogram per harinya. Jika
janin mengalami kekurangan akan asam folat, maka hal ini akan membuat
perkembangan janin menjadi tidak sempurna dan dapat membuat janin terlahir
dengan kelainan seperti mengalami anenchephaly (tanpa batok kepala),
mengalami bibir sumbing dan menderita spina bifida (kondisi dimana tulang
belakang tidak tersambung). Asam folat yang bisa di dapat pada buah-buahan,
beras merah dan sayuran hijau.
3. Protein.
Selain menjadi sumber bagi kalori dan zat pembangun, pembentukan
darah dan sel merupakan salah satu fungsi protein. Protein dibutuhkan oleh ibu
hamil dengan jumlah sekitar 60 gram setiap harinya atau 10 gram lebih banyak
dari biasanya. Protein bisa didapatkan dari kacang-kacangan, tempe, putih
telur, daging dan tahu.
4. Kalsium.
Berfungsi dalam pertumbuhan dan pembentukan gigi dan tulang janin.
Dengan ada kalsium yang cukup selama kehamilan, ibu hamil dapat terhindar
dari penyakit osteoporosis. Kenapa hal ini bisa terjadi? Karena jika ibu hamil
tidak memiliki kalsium yang cukup, maka kebutuhan janin akan kalsium akan
diambil dari tulang ibunya. Susu dan produk olahan lainnya merupakan sumber
kalsium yang baik, selain kalsium, susu memiliki kandungan vitamin lain yang
dibutuhkan ibu hamil, seerti vitamin A, Vitamin D, Vitamin B2 vitamin B3 dan
vitamin C. Selain dari susu, kacang-kacangan dan sayuran hijau merupakan
sumber kalsium yang baik juga.

5. Vitamin A.
Sangat bermanfaat bagi pemeliharaan fungsi mata, pertumbuhan tulang
dan kulit. Selain itu vitamin A juga berfungsi sebagai imunitas dan
pertumbuhan janin. Namun meskiun vitamin A sangat dibutuhkan oleh ibu
hamil, namun jangan samapi berlebih dalam mengkonsumsinya, karena jika
ibu hamil mengalami kelebihan vitamin A hal ini dapat membuat janin
terganggu pertumbuhannya.
6. Zat Besi.
Berfungsi di dalam pembentukan darah terutama membentuk sel darah
merah hemoglobin dan mengurangi risiko ibu hamil terkena anemia. Zat besi
akan diperlukan pada saat kehamilan memasuki usia 20 minggu. Kebutuhan
akan zat besi sebanyak 15 mg per harinya. Zat besi dapat diperoleh pada hati,
daging atau ikan juga sayuran hijau seperti brokoli dan bayam, stroberi, dan
roti gandum. Besi lebih mudah diserap bila dipakai dalam vitamin C baik
sebagai suplemen atau dalam buah jeruk atau jus. Teh dan kopi dapat
mengganggu penyerapan zat besi dalam tubuh.
7. Vitamin C.
Tubuh ibu hamil memerlukan vitamin C guna menyerap zat besi. Selain itu
vitamin C sangat baik guna kesehatan gusi dan gigi. Fungsi lain dari vitamin C
adalah melindungi jaringan dari organ tubuh dari bberbagai macam kerusakan
serta memberikan otak berupa sinyal kimia, hal terjadi karena vitamin C
banyak mengandung antioksidan.
8. Vitamin D.
Dapat meneyerap

kalsium

sehingga

sangat

bermanfaat

dalam

pembentukan dan pertumbuhan tulang bayi. Vitamin D dapat di dapat dari


sumber makanan, susu, kuning telur atau hati ikan.
Bersama dengan usia kehamilan yang terus bertambah, maka bertambah
pula kebutuhan gizi dan nutrisi ibu hamil, khususnya ketika usia kehamilan
memasuki trimester kedua. Pada saat trimester kedua, janin tumbuh dengan
sangat pesat, khususnya mengenai pertumbuhan otak berikut susunan
syarafnya.

Pada umumnya kebutuhan makanan bagi ibu hamil untuk setiap trimester
berbeda-beda, hal ini berhubungan dengan kondisi ibu pada setiap trimester
tersebut.
Pada kehamilan trimester pertama (0-14 minggu), umumnya nafsu makan
ibu berkurang, sering timbul rasa mual dan muntah. Pada kondisi ini, ibu harus
tetap berusaha untuk makan agar janin tumbuh baik. Makanlah makanan
dengan porsi kecil tapi sering, seperti sup, susu, telur, biskuit, buah-buahan
segar dan jus.
Pada trimester kedua (s/d usia 28 minqgu), nafsu makan sudah pulih
kembali kebutuhan makan harus lebih banyak dari biasanya meliputi zat
sumber tenaga, pembangun, pelindung dan pengatur. Hal ini untuk kebutuhan
janin.
Pada trimester ketiga (sampai usia 40 minggu) nafsu makan sangat baik,
tetapi jangan kelebihan, kurangi karbohidrat, tingkatkan protein, sayur-sayuran
dan buah-buahan, lemak harus tetap dikonsumsi. Selain itu kurangi makanan
terlalu manis (seperti gula) dan terlalu asin (seperti garam, ikan asin, telur asin,
tauco dan kecap asin) karena makanan tersebut akan memberikan
kecenderungan janin tumbuh besar dan merangsang timbulnya keracunan saat
kehamilan.
Untuk memperoleh asupan makanan yang sehat, ibu hamil dianjurkan
untuk mengolah makanan secara sehat pula. Adapun cara pengolahan makanan
yang sehat dan tepat sebagai berikut :
1. Pilihlah sayuran dan buah-buahan yang segar dan berwarna
kuning.
2. Pilihlah daging dan ikan yang segar.
3. Cucilah tangan yang bersih sebelum dan sesudah mengolah
4.
5.
6.
7.
8.
9.

makanan.
Cucilah bahan makanan yang bersih.
Jangan memasak sayuran sampai layu.
Konsumsilah makanan yang diolah sampai matang.
Hindari pemakaian zat pewarna, pengawet, bumbu masak (vetsin).
Hindari pemakaian minyak yang sudah berkali-kali digunakan.
Perhatikan tanggal kadaluarsa dan komposisi vitamin, mineral dan

tempat makanan kalengan.


10. Simpanlah peralatan dapur dalam keadaan bersih dan aman jangan
membiarkan binatang berkeliaran didapur.

Jika ibu hamil tidak mengalami berbagai macam gejala seperti anemia,
gusi berdarah dan gejala lainnya, maka ibu hamil tersebut dapat dikatakan telah
mencukupi kebutuhan akan gizi dan nutrisinya. Hal yang lebih penting untuk
mengecek kecukupan nutrisi selama kehamilan adalah tentunya melalui
perkembangan berat badan selama kehamilan. Tentunya kenaikan berat badan
berbeda-beda tiap bulannya.
Namun bagaimana jika selama kehamilan ibu hamil mengalami
kekurangan asupan gizi ? maka hal ini bisa berdampak pada terjadinya bayi
terlahir secara prematur, mengakibatkan keguguran, adanya kelainan bayi
dalam sistem syarafnya, janin berkembang tidak normal, bahkan hingga
menyebabkan kematian janin. Jadi, perhatikan betul mengenai asupan gizi
selama kehamilan, yang perlu diingat, janganlah memenuhi kebutuhan gizi dan
nutrisi karena kuantitas, tapi gizi yang berkualitas dengan komposisi yang
berimbang dan cukup, itu yang terpenting.
1. Kebutuhan Gizi Ibu Hamil dengan Bb Normal
Kebutuhan energi pada kehamilan trimester I memerlukan tambahan 100
kkal/hari (menjadi 1.900 2000 kkal/hari). Ini berarti sama dengan
menambah 1 potong (50 gr) daging sapi atau 2 buah apel dalam menu sehari.
Selanjutnya pada trimester II dan III, tambahan energi yang dibutuhkan
meningkat menjadi 300 kkal/hari, atau sama dengan mengkomsumsi
tambahan 100 gr daging ayan atau minum 2 gelas susu sapi cair. Idealnya
kenaikan bb sekitar 500 gr/minggu.
Kebutuhan makan ibu hamil

dengan

bb

normal

per

hari

Nasi 6 porsi, sayuran 3 mangkuk, buah 4 potong, susu 2 gelas, daging


ayam/ikan/telur 3 potong, lemak/minyak 5 sendok teh, gula 2 sendok
makan.
2. Kebutuhan Gizi Ibu Hamil Gemuk
Ibu hamil yang terlalu gemuk tak boleh mengkomsumsi makanan
dalamn jumlah sekaligus banyak. Sebaiknya berangsur angsur, sehari
menjadi 4 5 kali waktu makan. Penambahan energi untuk ibu hamil
gemuk tidak boleh lebih dari 300 kkal/hari. Semestera penambahan
berat badan tidak boleh lebih dari 3 kg/bulan atau 1 kg /minggu.
Makanan yang harus dikurangi adalah yang rasanya manis, gurih dan
mengandung banyak lemak, seperti daging sapi, daging ayam dengan

kulit, makanan berminyak dan sejenisnya. Daging boleh dikomsumsi


100 gr atau 1 potong besar/hari. Buah buiahan yang harus dibatasi
adalah durian, nangka, advokad. Sedangkan untuk minyak paling
banyak 20 gr/hari. Makanan yang kaya serat lainnya disarankan
banyak dikomsumsi.
Kebutuhan
makan

ibu

hamil

gemuk

per

hari

Nasi 2 gelas, sayuran 3 mangkuk, buah 4 potong, susu 4 sendok


makan, telur 1 butir, daging 1 potong sedang, ikan 1 potong sedang,
tahu 1 potong sedang, gula pasir 3 sendok makan, lemak/minyak 3
sendok teh, roti 2 iris.
3. Kebutuhan Gizi Ibu Hamil Kurus
Pengaturan makanan bagi ibu hamil kurus lebih sederhana. Yang harus
diperhatikan adala jumlah cairan yang terkandung dalam makanan. Air,
baik air minum, jus atau makanan yang mengadung kadar air tinggi,
selain mudah mengenyangkan juga memacing timbulnyarasa mual.
Supaya kebutuhan ibu yang terlalu kurus tercukupi, disarankan
mengkomsumsi makanan dengan sedikit kuah. Setelah makan, beri
jeda hingga 1 jam sebelum minum. Mengenai jenis dan jumlah
makanan tidak ada pantangannya. Kebutuhan makan ibu hamil kurus
per hari Nasi 4 gelas, sayuran 3 mangkuk, buah 1 potong, susu 9
sendok makan, telur 2 butir, daging 1 potong sedang, ayam 1 potong
besar, ikan 1 potong sedang, tempe 3 potong sedang, tahu 1 potong
sedang, gula pasir 5 sendok makan, lemak/minyak 5 sendok teh, roti 4
iris, biscuit 6 keping.
4. Makanan yang Aman Dikonsumsi
a. Hindari makan daging/ayam mentah dan setengah matang, cuci
perlengkapan masak dan tangan sebersih mungkin setelah
mengolah bahan tersebut.
b. Hindari ikan mentah seperti sushi.
c. Hindari telur mentah dan makanan yang mengandung telur
seperti mayones, Salmonella sering dijumpai pada telur, produk
hasil ternak, dan daging mentah.
d. Masukkan ke kulkas semua makanan matang, makanan beku
dan produk peternakan.

e. Masak makanan siap saji atau hasil ternak siap makan sampai
matang, jangan memakannya dalam keadaan dingin atau
hangat.
f. Jangan minum susu sapi, kambing atau biri biri yang tidak
dipasteurisasi.
g. Cuci dengan seksama buah buahan, sayuran dan salad.
h. Buang makanan yang berjamur dan kentang yang sudah
berakar.
G. Obat-Obatan di dalam Kehamilan 6
Apapun yang seorang wanita hamil makan atau minum dapat memberikan
pengaruh pada janinnya. Seberapa banyak jumlah obat yang akan terpapar ke
janin tergantung dari bagaimana obat tersebut diabsorpsi (diserap), volume
distribusi, metabolisme, dan ekskresi (pengeluaran sisa obat). Penyerapan obat
dapat melalui saluran cerna, saluran napas, kulit, atau melalui pembuluh darah
(suntikan intravena). Kehamilan sendiri mengganggu penyerapan obat karena
lebih lamanya pengisian lambung yang dikarenakan peningkatan hormon
progesteron. Volume distribusi juga meningkat selama kehamilan, estrogen dan
progesteron mengganggu aktivitas enzim dalm hati sehingga berpengaruh dalam
metabolisme obat. Ekskresi oleh ginjal juga meningkat selama kehamilan.
Faktor lain yang juga mempengaruhi adalah seberapa banyak obat melalui
plasenta (jaringan yang melekat pada rahim dan menyediakan nutrisi atau sebagai
penyaring zat-zat berbahaya bagi janin). Obat yang larut dalam lemak lebih
mudah melalui plasenta dibandingkan obat yang larut dalam air. Obat-obat dengan
berat molekul besar lebih sulit melalui plasenta. Jumlah obat yang terikat pada
plasma protein mempengaruhi jumlah obat yang dapat melalui plasenta. Selain itu
spesifisitas, dosis, waktu pemberian, fisiologi ibu, embriologi, dan genetik juga
dapat mempengaruhi. Spesifisitas dimaksudkan bahwa obat yang berbahaya untuk
janin di satu spesies belum tentu berbahaya bagi spesies lainnya, begitu juga
sebaliknya (hewan ke manusia dan sebaliknya). Dosis yang dipakai juga penting,
dosis kecil mungkin tidak memiliki pengaruh apapun, dosis sedang menyebabkan
kecacatan, dan dosis tinggi dapat menyebabkan kematian. Waktu pemberian
berkaitan dengan kelainan organ-organ. Paparan obat teratogen (menyebabkan

kecacatan) pada minggu ke 2 3 setelah pembuahan tidak memiliki efek atau


menimbulkan abortus (all or nothing). Periode yang rentan dengan gangguan
pembentukan organ berada pada minggu ke 3 8 setelah pembuahan atau 10
minggu dari periode menstruasi terakhir. Setelah periode ini, pertumbuhan janin
ditandai dengan pembesaran organ-organ pada minggu 10 12. Gangguan pada
periode ini dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan atau gangguan di sistem
saraf dan alat reproduksi.Sesungguhnya semua obat dapat melalui plasenta dalam
jumlah tertentu, kecuali obat-obat dengan ion organik yang besar seperti heparin
dan insulin. Transfer plasenta aktif harus dipertimbangkan. Terapi obat tidak perlu
dihentikan selama menyusui karena jumlah yang larut di dalam ASI tidak terlalu
signifikan. Jenis obat-obatan diantaranya adalah :
1. Antibiotik dan antiinfeksi lain
2. Obat-obatan untuk saluran napas bagian atas
3. Obat-obatan untuk gangguan pencernaan
4. Analgesik (anti nyeri)
5. Obat-obat gangguan psikiatri
6. Vitamin dan mineral
7. Obat-obatan Narkotik
8. Anti kejang
9. Obat sakit kepala
10. Obat anti kanker
11. Antikoagulan (pembekuan darah)
12. Obat Anti Hipertensi

1. Antibiotik dan anti infeksi lain

a. Penisilin
Turunan penisilin, termasuk diantaranya amoksisilin dan ampisilin
memiliki batas keamanan yang cukup luas dan toksisitas (keracunan) yang
sedikit baik bagi ibu maupun janin. Penisilin adalah golongan -laktam
yang menghambat pembentukan dinding sel bakteri. Penisilin dipakai
untuk berbagai macam infeksi bakteri. Ampisilin dan amoksisilin baik
untuk pengobatan infeksi saluran kemih. Sefalosporin juga aman dan
digunakan untuk pengobatan infeksi saluran kemih, pielonefritis (infeksi
ginjal), dan gonorea. Penisilin aman digunakan selama menyusui.
b.

Klindamisin
Klindamisin adalah golongan makrolida, digunakan pada infeksi
bakteri anaerob dan aman untuk wanita menyusui.

c. Tetrasiklin
Dapat mengakibatkan pewarnaan pada gigi janin.
d. Metronidazol
Metronidazol menghambat sintesis protein bakteri. Digunakan
untuk trikomonas dan bakterial vaginosis. Aman digunakan pada wanita
menyusui
e. Aminoglikosida
Aminoglikosida menghambat sintesis protein bakteri. Digunakan
untuk mengatasi pielonefritis (radang pada ginjal). Bila dikonsumsi wanita
hamil dapat menyebabkan ototoksisitas (gangguan pada telinga) yang
berakibat gangguan pendengaran. Aman pada bayi yang disusui karena
hanya sedikit jumlah obat yang melalui air susu
f. Trimetoprim-sulfametoksazol
Kombinasi ini (Bactrim) menghambat metabolisme asam folat dan
baik untuk mengobati infeksi saluran kemih. Beberapa penelitian

mengemukakan bahwa penggunaan bactrim pada triwulan pertama


berkaitan dengan sedikit peningkatan risiko kecacatan pada janin, terutama
jantung dan pembuluh darah. Selain itu, bactrim dapat menyebabkan
hiperbilirubinemia (peningkatan kadar bilirubin pada tubuh) sehingga
berakibat kernikterus (kuning) pada bayi. Antibiotik ini aman untuk wanita
menyusui
g. Eritromisin
Eritromisin dan azitromisin menghambat sintesis protein bakteri. Dapat
digunakan pada wanita menyusui
h. Antivirus
Acylovir tidak menimbulkan kecacatan pada janin berdasarkan
penelitian pada 601 wanita hamil yang mengkonsumsi acyclovir. The
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) merekomendasikan
bahwa acyclovir aman digunakan pada wanita hamil yang mengalami
papaparan terhadap penyakit yang disebabkan oleh virus (herpes, hepatitis,
varisela <cacar>).Untuk tatalaksana penyakit HIV / AIDS menggunakan
NRTIs (zidovudin) dan NNRTIs aman dikonsumsi oleh wanita hamil.
Sedangkan Protease Inhibitor (Pis) belum diteliti lebih lanjut.
2. Obat-obatan untuk saluran napas bagian atas
Keluhan pada saluran pernapasan atas seperti rinore (hidung
berair), bersin-bersin, hidung tersumbat, batuk, sakit pada tenggorok
diikuti dengan lemah dan lesu adalah keluhan yang umum dimiliki oleh
wanita hamil. Flu tersebut dapat disebabkan oleh rinovirus, koronavirus,
influenza virus, dan banyak lagi. Apabila keluhan ini murni disebabkan
oleh virus tanpa infeksi tambahan oleh bakteri maka terapi menggunakan
antibiotik tidak diperlukan. Obat-obatan yang paling sering digunakan
untuk mengurangi gejala yang terjadi diantaranya adalah :
a. Antihistamin

Antihistamin atau sering dikenal sebagai antialergi aman


digunakan selama kehamilan. Antihistamin yang aman termasuk
diantaranya

adalah

klorfeniramin,

klemastin,

difenhidramin,

dan

doksilamin. Antihistamin generasi II seperti loratadin, setirizin, astemizol,


dan feksofenadin baru memiliki sedikit data mengenai penggunannnya
selama kehamilan
b.

Dekongestan
Dekongestan atau obat pelega sumbatan hidung adalah obat yang
digunakan untuk meredakan gejala flu yang terjadi. Dekongestan oral
(diminum) diantaranya adalah pseudoefedrin, fenilpropanolamin, dan
fenilepinefrin. Pada triwulan pertama pemakaian pseudoefedrin berkaitan
dengan kejadian gastroschisis karena itu sebaiknya dipikirkan alternatif
penggunaaan dekongestan topikal (hanya disemprotkan di bagian tertentu
tubuh, hidung) pada triwulan pertama

c. Pereda Batuk
Kodein dan dekstrometorfan adalah obat pereda batuk yang paling
umum digunakan. Kebanyakan obat flu aman dikonsumsi selama
menyusui.
Asma merupakan penyakit saluran pernapasan atas yang kronik
(jangka waktu lama) ditandai dengan peradangan pada saluran napas dan
hipereaktivitas dari bronkus (lendir banyak keluar). Terapi asma dimulai
dengan mengurangi paparan terhadap lingkungan yang membuat asma
menjadi kambuh. Semua wanita hamil sebaiknya memperoleh vaksinasi
influenza. Obat-obatan asma diantaranya adalah :
d. Glukokortikoid

Inhalasi glukokortikoid (cara pemasukan obat melalui pernapasan,


diuap) dilaporkan tidak menyebabkan kecacatan dan dapat digunakan
selama menyusui. Glukokortikoid sistemik (diminum dengan reaksi pada
seluruh tubuh) meningkatkan risiko bibir sumbing sebanyak 5 kali dari
normal.
e. Teofilin
Tidak menyebabkan kecacatan pada janin dan aman digunakan selama
menyusui
f. Sodium Kromolin
Tidak menyebabkan kecacatan pada janin dan aman digunakan selama
menyusui
3. Obat-obatan untuk gangguan pencernaan
Keluhan pada saluran cerna merupakan keluhan yang umum pada
wanita hamil, termasuk diantaranya adalah mual, muntah, hiperemesis
gravidarum, intrahepatik kolestasis dalam kehamilan, dan Inflammatory
Bowel Disease. Terapi menggunakan obat diantaranya adalah :
a. Antihistamin. Aman dikonsumsi oleh wanita hamil
b. Agen antidopaminergik. Beberapa obat antidopaminergik

seperti

proklorperazin, metoklopramid, klorpromazin, dan haloperidol aman


dikonsumsi oleh wanita hamil
c. Obat-obatan lain. Antasid, simetidin, dan ranitidin aman dikonsumsi wania
hamil dan menyusui. Penghambat pompa proton tidak direkomendasikan
untuk wanita hamil. Misoprostol kontraindikasi untuk kehamilan
4. Analgesik
Analgesik atau dikenal dengan anti nyeri terbagi atas kategori
antiinflamasi nonsteroid dan kategori opioid.
a. Antiinflamasi nonsteroid (NSAIDs)

Aspirin

adalah

golongan

NSAIDs

yang

bekerja

dengan

menghambat enzim untuk pembuatan prostaglandin. Perhatian lebih


diperlukan pada konsumsi aspirin melebihi dosis harian terendah karena
obat ini dapat melalui plasenta. Pemakaian aspirin pada triwulan pertama
berkaitan dengan peningkatan risiko gastroschisis. Dosis aspirin tinggi
berhubungan dengan abruptio plasenta (plasenta terlepas dari rahim
sebelum waktunya). The World Health Organization (WHO) memiliki
perhatian lebih untuk konsumsi aspirin pada wanita menyusui.
Indometasin dan ibuprofen merupakan NSAIDs yang sering digunakan.
NSAIDs jenis ini dapat mengakibatkan konstriksi (penyempitan) dari
arteriosus duktus fetalis (pembuluh darah janin) selama kehamilan
sehingga tidak direkomendasikan setelah usia kehamilan memasuki
minggu ke 32. Penggunaan obat ini selama triwulan pertama
mengakibatkan

oligohidramnion

(cairan

ketuban

berkurang)

atau

anhidramnion (tidak ada cairan ketuban) yang berkaitan dengan gangguan


ginjal janin. Obat ini dapat digunakan selama menyusui. Asetaminofen
banyak digunakan selama kehamilan. Obat ini dapat melalui plasenta
namun cenderung aman apabila digunakan pada dosis biasa. Asetaminofen
dapat digunakan secara rutin pada semua triwulan untuk meredakan nyeri,
sakit kepala, dan demam. Dapat digunakan untuk wanita menyusui.
b. Analgesik Opioid
Analgesik opioid adalah preparat narkotik yang dapat digunakan
selama kehamilan. Preparat narkotik ini dapat melalui plasenta namun
tidak berkaitan dengan kecacatan pada janin selama digunakan pada dosis
biasa. Apabila penggunaan obat ini dekat dengan waktu melahirkan, maka
dapat menyebabkan depresi pernapasan pada janin. Narkotik yang umum
digunakan adalah kodein, meperidin, dan oksikodon, semua preparat ini
dapat digunakan ketika menyusui.
5. Obat-obat gangguan psikiatri

Depresi dan skizofrenia adalah gangguan psikiatri yang dapat


ditemukan selama periode reproduksi.Agen trisiklik seperti amitriptilin,
desipramin,

dan

imipramin

digunakan

untuk

mengatasi

depresi,

kecemasan berlebih, gangguan obsesif-kompulsif, migrain, dan masalah


lain. Tidak ada bukti jelas yang menyatakan adanya efek samping agen
trisiklik pada wanita menyusui dan wanita hamil.The Selective Serotonin
Reuptake Inhibitors (SSRIs) termasuk di dalamnya fluoksetin dan
fluvoksamin tidak meningkatkan risiko kecacatan pada janin. Agen lain
seperti penghambat monoamin oksidase yang digunakan untuk mengatasi
depresi belum diteliti lebih lanjut mengenai keamanannya pada wanita
hamil. Obat untuk stabilisasi mood (mood stabilizers) seperti litium, asam
valproat, dan karbamazepin dinyatakan sebagai agen teratogen (berbahaya
untuk janin). Litium tidak direkomendasikan untuk wanita menyusui.
Asam valproat dan karbamazepin berhubungan dengan peningkatan risiko
neural tube defects (gangguan pada saraf). Obat untuk mengatasi
kecemasan berlebih seperti benzodiazepin dapat meningkatkan risiko bibir
sumbing. Efek pada wanita menyusui belum diketahui namun perlu
diperhatikan lebih lanjut.
6. Vitamin dan Mineral
Konsumsi multivitamin dan mineral pada umumnya diberikan
untuk wanita hamil dari tenaga kesehatan. Sudah dibuktikan berdasarkan
penelitian bahwa folat dapat mengurangi kelainan saraf. Suplementasi besi
dapat meningkatkan hematokrit ketika melahirkan dan 6 minggu pasca
melahirkan. Vitamin yang terbukti teratogen adalah vitamin A ketika
dikonsumsi lebih dari 10.000 IU/hari. Vitamin A dalam dosis ini dapat
menyebabkan kelainan saraf. Apabila digunakan sebagai suplementasi
tidak lebih dari 5000 IU/hari.
7. Obat-obatan narkotik
Narkotik termasuk di dalamnya adalah opiat, kokain, atau
kanabinoid. Efek narkotika adalah hambatan pertumbuhan janin, kematian

janin dalam kandungan, dan ketergantungan pada janin. Penggunaan


kokain selama kehamilan dapat meningkatkan risiko abruptio plasenta,
ketuban pecah dini, dan bayi berat lahir rendah. Amfetamin, obat yang
digunakan untuk mengatasi depresi, dapat meningkatkan risiko bibir
sumbing. Penggunaan obat narkotik dengan suntikan bersama dapat
meningkatkan risiko Hepatitis B atau HIV/AIDS, dimana janin dapat
tertular oleh virus tersebut.Sebagai tambahan, nikotin yang terkandung di
dalam rokok juga dapat menyebabkan bayi berat lahir rendah. Nikotin
mengurangi aliran darah menuju plasenta dan meningkatkan risiko
kelahiran preterm, bayi berat lahir rendah, dan kematian mendadak pada
janin. Alkohol pada wanita hamil dapat menyebabkan sindroma alkohol
janin yang ditandai dengan perubahan kraniofasial (tulang kepala dan
wajah) dan gangguan kognitif. Tidak ada batas aman untuk konsumsi
alkohol selama kehamilan.
8. Anti Kejang
Epilepsi adalah penyakit gangguan saraf yang dapat terjadi selama
kehamilan. Semua obat antiepilepsi dapat melalui plasenta dan memiliki
potensi teratogen. Penelitian membuktikan bahwa obat antiepilepsi dapat
menyebabkan cacat bawaan. Fenitoin (Dilantin) dapat mengakibatkan
gangguan pertumbuhan janin. Karbamazepin dapat meningkatkan risiko
spina bifida. Fenobarbital dapat mengakibatkan kelainan jantung bawaan
dan sumbing orofasial (bibir dan wajah). Asam valproat memiliki risiko
peningkatan 1-2% kelainan spina bifida. Obat antiepilepsi diatas dapat
digunakan selama menyusui.
9. Obat Sakit Kepala
Sakit kepala sering dialami selama kehamilan. Sumatriptan dapat
digunakan untuk mengobati sakit kepala dan tidak bersifat teratogen. Obat
untuk migrain yaitu ergotamin tidak memiliki sifat yang berbahaya bagi
janin. Obat ini dapat merangsang kontraksi rahim sehingga dapat
menyebabkan prematur janin.

10. Obat anti kanker


Kanker yang paling sering dialami oleh wanita hamil adalah
kanker payudara. kanker leher rahim, limfoma, melanoma, leukimia
(kanker darah), dan kanker usus besar serta kanker indung telur. Obat
kemoterapi seperti metotreksat dapat memiliki potensi bahaya bagi janin.
Obat ini dapat menyebabkan kecacatan pada janin bila digunakan pada
triwulan pertama. Selain itu, obat kemoterapi dapat masuk ke dalam ASI
sehingga menyusui tidak diperkenankan bagi ibu yang menggunakan obat
kemoterapi. Terapi pada wanita hamil dengan kanker harus didiskusikan
dengan tenaga kesehatan masing-masing.
11. Antikoagulan (anti pembekuan darah)
Tromboemboli (sumbatan pada pembuluh darah) merupakan salah
satu penyebab kematian tertinggi bagi wanita hamil dan setelah
melahirkan. Antikoagulan digunakan untuk mengatasi tromboemboli serta
penyakit jantung akibat kelainan katup. Penggunaan antikoagulan oral
(warfarin) dapat mengakibatkan efek teratogen pada janin. Obat ini dapat
melalui plasenta dan menekan vitamin K yang diperlukan sebagai agen
pembekuan darah. Antikoagulan lain adalah heparin yang tidak dapat
melalui plasenta pada dosis berapapun sehingga tidak bersifat teratogen.
Kedua jenis antikoagulan ini dapat digunakan selama menyusui.

12. Obat Anti Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)


Penghambat ACE (captopril, enalapril) apabila digunakan pada
triwulan kedua dan ketiga dapat mengakibatkan disfungsi ginjal pada janin
dan oligohidramnion (berkurangnya cairan ketuban). Obat ini tidak
dianjurkan selama kehamilan. Penghambat pompa kalsium (amlodipin,
diltiazem, nifedipin) dapat mengakibatkan hipoksia janin (kekurangan
oksigen) yang berkaitan dengan hipotensi maternal (tekanan darah rendah
pada ibu). Golongan penghambat (propranolol, labetolol) dapat

menyebabkan bradikardia (denyut jantung melambat) pada janin maupun


bayi baru lahir. Golongan diuretik (asetazolamid) dapat mengakibatkan
gangguan elektrolit pada janin. Golongan ARAs dapat mengakibatkan
gangguan sistem renin-angiotensin sehingga menyebabkan kematian pada
janin.
Kesimpulan
Pada umumnya obat-obatan aman untuk digunakan dalam masa kehamilan,
termasuk diantaranya antibiotik, obat untuk saluran pernapasan atas, dan keluhan
saluran cerna. Beberapa obat diketahui memiliki efek teratogen (membuat cacat
pada janin), termasuk diantaranya Penghambat ACE (obat antihipertensi),
isotretinoin (obat jerawat), alkohol, antibiotik tetrasiklin, doksisiklin, dan
streptomisin, antikoagulan, litium, obat antikejang, beberapa obat antineoplasma,
vitamin A dan turunannya, obat antitiroid, kokain, dan thalidomide.Kebanyakan
obat aman untuk digunakan dalam masa menyusui karena jumlah yang muncul di
air susu bersifat subterapeutik, sekitar 1 2% dari dosis ibu, kecuali litium.

DAFTAR PUSTAKA

1. Abdul bari saifudin, dkk. (2004). Buku acuan nasional pelayanan


kesehatan Maternal dan neonates Ed 1. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
2. Anonim,
(Online),
(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39050/5/Chapter%20I.pdf
diakses 5 Maret 2014).
3. Anonim, (Online), (http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/113/jtptunimusgdl-fitrihanda-5619-3-babi.pdf diakses 5 Maret 2014)
4. Anonim, (Online), (http://id.theasianparent.com/kenaikan-berat-badan-ibuhamil/#ixzz2vEyepNO2 diakses 5 Maret 2014)
5. Anonim, (Online), (http://intand14kiiroi.blogspot.com/2012/06/kebutuhanfisik-ibu-hamil-trimester-i_4477.html diakses 5 Maret 2014)
6. Anonim, (Online), (http://adulgopar.files.wordpress.com/2009/12/obatobatan-di-dalam-kehamilan.pdf diakses 5 maret 2014).

7. Arif Mansjoer, dkk. 1999. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. fakultas


Kedokteran UI: Jakarta.

Você também pode gostar