Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan
atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk
mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Pada setiap kunjungan antenatal
care (ANC), petugas mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi
ibu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis
kehamilan intrauterine, serta ada tidaknya masalah atau komplikasi.1
Angka kematian ibu melahirkan di Indonesia saat ini tergolong masih
cukup tinggi dibandingkan negara-negara lain yaitu mencapai 228 per
100.000 kelahiran hidup. Padahal berdasarkan Sasaran Pembangunan
Milenium atau Millenium Development Goals (MDGs) yaitu menurunkan
angka kematian ibu sampai risiko jumlah kematian ibu. Cakupan kunjungan
ibu hamil K1 di Indonesia pada tahun 2011 adalah 95,71% dari target 95 %
dan kunjungan ibu hamil K4 sebanyak 88,27% dari target 90%. 2
Indonesia kini menjadi salah satu dari 13 negara dengan angka kematian
ibu tertinggi di dunia. Menurut WHO (2010) sekita 287.000 ibu meninggal
karena komplikasi kehamilan dan kelahiran anak, seperti perdarahan 28%,
preeklampsi/eklampsi 24%, infeksi 11%, dan penyebab tidak langsung
(trauma obstetri) 5%. Dan sebagian besar kasus kematian ibu didunia terjadi
di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Salah satu upaya yang
dilakukan Departemen Kesehatan RI dalam mempercepat penurunan AKI dan
AKB adalah dengan menempatkan bidan di desa. 2
Menurut Wiknjosastro (2005), pada pengawasan wanita hamil hubungan
dan pengertian baik antara dokter dan wanita hamil tersebut harus ada.
Sedapat mungkin wanita tersebut diberi pengertian sedikit tentang kehamilan.
Tujuan pengawasan wanita hamil ialah menyiapkan ia sebaik-baiknya fisik
dan mental, serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan
dan masa nifas, sehingga keadaan postpartum sehat dan normal, tidak hanya
fisik akan tetapi juga mental. Ibu hamil dianjurkan untuk melakukan
pengawasan antenatal
trimester I, satu kali pada trimester ke II, dan dua kali pada trimester III. 3
Pemanfaatan pelayanan antenatal oleh seorang ibu hamil dapat dilihat
dari cakupan pelayanan antenatal. Peningkatan pelayanan kesehatan antenatal
dipengaruhi oleh pemanfaatan pengguna pelayanan antenatal. Dengan tidak
dimanfaatkannya sarana pelayanan antenatal dapat disebabkan oleh banyak
faktor seperti: ketidakmampuan dalam hal biaya, lokasi pelayanan yang
jaraknya terlalu jauh atau petugas kesehatan tidak pernah datang secara
berkala. Pelayanan antenatal terintegrasi merupakan integrasi pelayanan
antenatal rutin dengan beberapa program lain yang sasarannya pada ibu
hamil, sesuai prioritas Departemen Kesehatan, yang diperlukan guna
meningkatkan kualitas pelayanan antenatal.3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3) Jadwal pemberian TT
Tabel : 2.1 Jadwal Pemberian TT
Antigen
TT1
Pada
kunjungan
antenatal pertama
4 minggu setelah TT1
6 bulan setelah TT2
1 tahun setelah TT3
1 tahun setelah TT4
TT2
TT3
TT4
TT5
Lama perlindungan
%
perlindung
an
-
3 tahun*
5 tahun
10 tahun
25 tahun/seumur hidup
80
95
99
99
keterangan : *artinya apabila dalam waktu 3 tahun Wanita Usia Subur (WUS) tersebut
melahirkan, maka bayi yang dilahirkan akan terlindung dari Tetanus Neonatorum (TN).
(Saifudin, 2002)
1. Anamnesis
Riwayat
kehamilan ini
Usia ibu hamil
Hari pertama
haid terakhir
Siklus haid
Perdarahan
pervaginam
Keputihan
Mual
dan
Muntah
Masalah/
kelainan pada
kehamilan
sekarang
Pemakaian
obat-obat
(termasuk
jamu-jamuan)
Riwayat obstetric
lalu
Jumlah kehamilan
Jumlah persalinan
Jumlah persalinan
cukup bulan
Jumlah persalinan
premature
Jumlah anak hidup
Jumlah keguguran
Jumlah aborsi
Perdarahan pada
kehamilan,
persalinan, nifas
terdahulu
Adanya hipertensi
dalam kehamilan
pada
kehamilan
terdahulu
Berat bayi < 2,5 kg
atau berat bayi > 4
kg
Adanya masalah
selama kehamilan,
persalinan, nifas
Riwayat
penyakit
Jantung
Tekanan darah
tinggi
Diabetes
Mellitus
TBC
Pernah operasi
Alergi
obat/makanan
Ginjal
Asma
Epilepsy
Penyakit hati
Pernah
kecelakaan
Riwayat social
ekonomi
Status
perkawinan
Respon
ibu
dan keluarga
terhadap
kehamialn
Jumlah
keluarga
dirumah yang
membantu
Siapa pembuat
keputusan
dalam keluarga
Kebiasaan
makan
dan
minum
Kebiasaan
merokok,
menggunakan
obat-obat dan
alcohol
Kehidupan
seksual
terdahulu.
Pekerjaan dan
aktivitas
sehari-hari
Pilihan tempat
untuk
melahirkan
Pendidikan
penghasilan
2. Pemeriksaan
Fisik Umum
Pemeriksaan
Luar
Kunjungan
Pada
setiap
pertama:
kunjungan:
Tekanan darah Mengukur
Suhu badan
tinggi fundus
Nadi
uteri
Pernafasan
Palpasi untuk
Berat badan
menentukan
Tinggi badan
letak
janin
Muka: edema,
(atau lebih
pucat
28 minggu)
Mulut dan gigi: Auskultasi
kebersihan,
detak jantung
karies,
tonsil,
janin
paru
Tiroid/gondok
Tulang
belakang/pungg
ung: skoliosis
Payudara:
putting
susu,
tumor
Abdomen:
bekas operasi
Pemeriksaan dalam
Laboratorium
Pada
kunjungan
pertama:
Pemeriksan
vulva/perineum
untuk:
Varises
Kondiloma
Edema
Hemoroid
Kelainan lain
Kunjungan
pertama:
Pemeriksaan dengan
speculum
untuk
menilai:
Serviks
Tanda-tanda
infeksi
Cairan
dari
ostium uteri
Pemeriksaan
menilai:
Serviks
untuk
Darah:
Hemoglobin
Glukosa
VDRL
Urin:
Warna, bau,
kejernihan
Protein
Glukosa
Nitrit/LEA
Ekstremitas:
edema, varises,
reflek patella
Costovertebral
Angle
tenderness
(CVAT)
Kulit
:
kebersihan
/penyakit kulit
Uterus
Adneksa
Bartholin
Skene
Uretra
Bila
usia
kehamilan < 12
minggu
Kunjungan berikut:
Tekanan darah
Berat badan
Edema
Masalah
dari
kunjungan
pertama
Usia kehamilan
12 minggu
16 minggu
20 minggu
22-27 minggu
28 minggu
29-35 minggu
36 minggu
4. Diagnosis
Tinggi fundus
Dalam cm
Menggunakan penunjukpenunjuk badan
Teraba diatas simfisis pubis
Ditengah antara simfisis pubis
dan umbilikus
20 cm (2cm)
Pada umbilicus
Usia kehamilan alam minggu = cm (2 cm)
28 cm ( 2cm)
Ditengah, antara umbilicus dan
prosesus sifoideus
Usia kehamilan dalam minggu = cm ((2 cm)
36 cm ( 2cm)
Gambaran
Ibu sehat
Tidak ada riwayat obstetric buruk
Ukuran uterus sama/sesuai usia kehamilan
Pemeriksaan fisik dan laboratorium normal
Seperti masalah keluarga atau psiko-sosial, kekerasan
dalam rumah tangga, kebutuhan financial.
Kehamilan dengan
masalah khusus
Seperti
hipertensi,
anemia
berat,
preeklamsia,
Kehamilan dengan
masalah kesehatan
yang membutuhkan
rujukan untuk
konsultasi dan atau
kerja sama
penangannya
Kehamilan dengan
korndisi
kegawatandaruratan
yang membutuhkan
rujukan segera.
5. Rekam Medik
Seluruh hasil anamnesis dan pemeriksaan dicatat dalam Kartu
Bumil (Kartu Ibu Hamil)
C. PENANGANAN
Kategori
Kehamilan Normal
Gambaran
1. Anamnesis dan pemeriksaan lengkap pada kunjungan
antenatal awal.
Lihat bagian penilaian
2. Memantau kemajuan kehamilan
pada
kunjungan
berikutnya:
Tekanan darah di bawah 140/90
Bertambahnya berat badan minimal 8 kg selama
kehamilan
Edema hanya pada ekstremitas
Tinggi fundus-cm atau menggunakan jari-jari
menit
Gerakan janin + setelah 18-20 minggu hingga
melahirkan
3. Memberikan zat besi (lihat jadual)
4. Memberikan imunisasi TT (lihat jadual)
5. Memberikan konseling
Gizi: peningkatan konsumsi makanan hingga 300
kalori perhari, mengkonsumsi makanan yang
mengandung protein, zat besi, minum cukup cairan
(menu seimbang)
Latihan: normal tidak berlebihan, istirahat jika
lelah
Perubahan
fisiologi:
tambah
berat
badan,
kondom).
Memeberitahukan kepada ibu kapan kembali untuk
persalinan
Mendiskusikan
praktek-praktek
tradisional,
sumber
transportasi
dan
komplikasi
membutuhkan
kerjasama
Kegawatdaruratan
dan
sesuai.
Sambil menunggu transportasi,
Menemani ibu hamil dan anggota keluarganya
Membawa obat dan kebutuhan-kebutuhan lain
Membawa catatan medic atau kartu kesehatan ibu hamil
dan surat rujukan.
Penilaian antenatal
Kunjungan
Kunjungan II
Kunjungan
Kunjungan
III
IV
I
Riwayat kehamilan
Riwayat kebidanan
Riwayat kesehatan
Riwayat social
Pemeriksaan
keseluruhan (umum)
Jika ada
Jika ada
Jika ada
Pemeriksaan
kebidanan (luar)
Pemeriksaan
kebidanan (dalam)
indikasi
indikasi
indikasi
Jika ada
Jika ada
Jika ada
Pemeriksaan
laboratorium
indikasi
Jika ada
indikasi
Jika ada
indikasi
Cek kembali
indikasi
indikasi
Hb, dan
pemeriksaan
laboratoriu
m lain jika
ada indikasi
Pemberian tetanus
toksoid
Pemberian tablet
tambah darah
Konseling umum
Konseling khusus
Perencanaan
persalinan
Perencanana
penanganan
komplikasi
Penanganan
TT1(0,5cc TT2 (0,5 cc)
)
90 hari
Jika ada
memperkuat
Jika ada
memperkuat
Jika ada
memperkuat
Jika ada
indikasi
indikasi
indikasi
indikasi
KEHAMILAN
RISIKO
FISIK
Risiko
Rendah
1. Monitor
kehamilan
2. Tambahan
nutrisi, tablet
besi dan asam
folat
3. Pemberian TT
4. Konseling
5. Perencanaan
persalinan
6. Perencanaan
penangan
komplikasi
Risiko
Tinggi
1. Beri pertolongan
pertama
2. Rujuk segera
3. Sertakan
surat
Ya
dan kartu ibu
4. Bidan dan
keluarga ikut
serta merujuk
5. Siapakan alat
transportasi
6. Sertakan alatalat dan obat
7. Ingatkan
keluarga untuk
mambawa uang
secukupnya
Gawat
darurat
Tidak
1. Rujuk untuk
konsultasi
2. Tindak
lanut dan
penangana
Masalah
Medis
n kehamilan
normal
3. Perencanaa
n untuk
bersalin
sesuai
kondisi
Mass
Index (BMI).
BMI
dapat
dihitung
BMI ini adalah ideal, kenaikan berat badan yang baik adalah 11
sampai 16 kg. Pada trimester pertama, kenaikan berat badan ibu
hamil sebaiknya 0,5 hingga 2,5 kg, setelah itu diikuti dengan
kenaikan berat 0,5 kg per minggu.
BMI di atas 30
Angka
ini
menunjukan
obesitas atau
sangat overweight.
pemeriksaan
kehamilan
pertama,
perhatikan
apakah berat badan ibu sesuai dengan tinggi badan ibu dan usia
kehamilan. Bila berat badan ibu kurang atau lebih, dan atasi
penyebabnya.
Pada
pemeriksaan
selanjutnya,
perhatikan
F. Kebutuhan Nutrisi Bagi Ibu Selama Kehamilan Trimester I, II, dan III 5
Gizi dan nutrisi ibu hamil merupakan hal penting yang harus dipenuhi
selama kehamilan berlangsung. Risiko akan kesehatan janin yang sedang
dikandung dan ibu yang mengandung akan berkurang jika ibu hamil mendapatkan
gizi dan nutrisi yang seimbang. Oleh karena itu, keluarga dan ibu hamil haruslah
memperhatikan mengenai hal ini. Gizi atau nutrisi ibu hamil kondisinya sama saja
dengan pengaturan gizi mengenai pola makan yang sehat. Hanya saja, ibu hamil
harus lebih hati-hati dalam memilih makanan karena mengingat juga kesehatan
janin yang sedang dikandungnya.Kebutuhan gizi ibu hamil meningkat 15 %
dibandingkan dengan kebutuhan wanita normal. Peningkatan gizi ini dibutuhkan
untuk pertumbuhan ibu dan janin. Makanan dikonsumsi ibu hamil 40 %
digunakan untuk pertumbuhan janin dan sisanya (60 %) digunakan untuk
pertumbuhan ibunya. Secara normal kenaikan berat badan ibu hamil 11-13 kg.
Asupan makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil berguna untuk :
1. Pertumbuhan dan perkembangan janin.
2. Mengganti sel-sel tubuh yang rusak
3. Sumber tenaga
4. Mengatur suhu tubuh dan cadangan makanan.
Beberapa hal harus diperhatikan ibu hamil untuk menjalani proses kehamilan
yang sehat, antara lain :
1. Konsumsilah makanan dengan porsi yang cukup dan teratur.
2. Hindari makanan yang terlalu asin dan pedas.
3. Hindari makanan yang mengandung lemak cukup tinggi.
4. Hindari makanan dan minuman yang mengandung alcohol.
5. Hindari makanan yang mengandung bahan pengawet dan zat pewarna.
6. Hindari merokok.
Hal penting yang harus diperhatikan ibu hamil adalah makanan yang
dikonsumsi terdiri dari susunan menu yang seimbang yaitu menu yang
mengandung unsur-unsur sumber tenaga, pembangun, pengatur dan pelindung.
1. Sumber Tenaga (Sumber Energi)
Ibu hamil membutuhkan tambahan energi sebesar 300 kalori perhari sekitar 15
% lebih banyak dari normalnya yaitu 2500 s/d 3000 kalori dalam sehari.
Sumber energi dapat diperoleh dari karbohidrat dan lemak.
2. Sumber Pembangun
Sumber zat pembangun dapat diperoleh dari protein. Kebutuhan protein yang
dianjurkan sekitar 800 gram/hari. Dari jumlah tersebut sekitar 70 % dipakai
untuk kebutuhan janin dan kandungan.
3. Sumber Pengatur dan Pelindung
Sumber zat pengatur dan pelindung dapat diperoleh dari air, vitamin dan
mineral. Sumber ini dibutuhkan tubuh untuk melindungi tubuh dari serangan
penyakit dan mengatur kelancaran proses metabolisme tubuh.
Kebutuhan makanan sehari-hari untuk ibu hamil, yaitu :
1. Kalori : 2500 Kkal
2. Protein : 60 gr
3. Kalsium (Ca) : 1,5 gr
4. Zat besi (Fe) : 15 mg
5. Vitamin A : 6000 IU
6. Vitamin B : 1,8 mg
7. Vitamin C : 100 mg
8. Riboflavin : 2,5 mg
9. As nicotin : 18 mg
10. Vitamin D : 400-800 IU
Agar perkembangan janin berjalan dengan baik, dan ibu hamil dapat
menjalani hari-hari kehamilannya dengan sehat, maka konsumsi ibu hamil harus
mengandung gizi sebagai berikut:
1. Kalori.
Selama kehamilan konsumsi kalori haruslah bertambah dikisaran 300400 kkal perharinya dari sebelum hamil wanita harus mengkonsumsi 2100
Kkal saat hamil menjadi 2500 Kkal. Kalori yang di dapat haruslah berasal dari
sumber makanan yang bervariasi, dimana pola makan 4 sehat 5 sempurna harus
sebagai acuannya. Baiknya, 55% kalori di peroleh dari umbi-umbian serta nasi
sebagi sumber karbohidrat, lemak baik nabati maupun hewani sebanyak 35%,
10% dari protein dan sayuran serta buahan bisa melengkapi.
2. Asam Folat.
Janin sangat membutuhkan asam folat dalam jumlah banyak guna
pembentukan sel dan sistem syaraf. Selama trimester pertama janin akan
membutuhkan tambahan asam folat sebanyak 400 mikrogram per harinya. Jika
janin mengalami kekurangan akan asam folat, maka hal ini akan membuat
perkembangan janin menjadi tidak sempurna dan dapat membuat janin terlahir
dengan kelainan seperti mengalami anenchephaly (tanpa batok kepala),
mengalami bibir sumbing dan menderita spina bifida (kondisi dimana tulang
belakang tidak tersambung). Asam folat yang bisa di dapat pada buah-buahan,
beras merah dan sayuran hijau.
3. Protein.
Selain menjadi sumber bagi kalori dan zat pembangun, pembentukan
darah dan sel merupakan salah satu fungsi protein. Protein dibutuhkan oleh ibu
hamil dengan jumlah sekitar 60 gram setiap harinya atau 10 gram lebih banyak
dari biasanya. Protein bisa didapatkan dari kacang-kacangan, tempe, putih
telur, daging dan tahu.
4. Kalsium.
Berfungsi dalam pertumbuhan dan pembentukan gigi dan tulang janin.
Dengan ada kalsium yang cukup selama kehamilan, ibu hamil dapat terhindar
dari penyakit osteoporosis. Kenapa hal ini bisa terjadi? Karena jika ibu hamil
tidak memiliki kalsium yang cukup, maka kebutuhan janin akan kalsium akan
diambil dari tulang ibunya. Susu dan produk olahan lainnya merupakan sumber
kalsium yang baik, selain kalsium, susu memiliki kandungan vitamin lain yang
dibutuhkan ibu hamil, seerti vitamin A, Vitamin D, Vitamin B2 vitamin B3 dan
vitamin C. Selain dari susu, kacang-kacangan dan sayuran hijau merupakan
sumber kalsium yang baik juga.
5. Vitamin A.
Sangat bermanfaat bagi pemeliharaan fungsi mata, pertumbuhan tulang
dan kulit. Selain itu vitamin A juga berfungsi sebagai imunitas dan
pertumbuhan janin. Namun meskiun vitamin A sangat dibutuhkan oleh ibu
hamil, namun jangan samapi berlebih dalam mengkonsumsinya, karena jika
ibu hamil mengalami kelebihan vitamin A hal ini dapat membuat janin
terganggu pertumbuhannya.
6. Zat Besi.
Berfungsi di dalam pembentukan darah terutama membentuk sel darah
merah hemoglobin dan mengurangi risiko ibu hamil terkena anemia. Zat besi
akan diperlukan pada saat kehamilan memasuki usia 20 minggu. Kebutuhan
akan zat besi sebanyak 15 mg per harinya. Zat besi dapat diperoleh pada hati,
daging atau ikan juga sayuran hijau seperti brokoli dan bayam, stroberi, dan
roti gandum. Besi lebih mudah diserap bila dipakai dalam vitamin C baik
sebagai suplemen atau dalam buah jeruk atau jus. Teh dan kopi dapat
mengganggu penyerapan zat besi dalam tubuh.
7. Vitamin C.
Tubuh ibu hamil memerlukan vitamin C guna menyerap zat besi. Selain itu
vitamin C sangat baik guna kesehatan gusi dan gigi. Fungsi lain dari vitamin C
adalah melindungi jaringan dari organ tubuh dari bberbagai macam kerusakan
serta memberikan otak berupa sinyal kimia, hal terjadi karena vitamin C
banyak mengandung antioksidan.
8. Vitamin D.
Dapat meneyerap
kalsium
sehingga
sangat
bermanfaat
dalam
Pada umumnya kebutuhan makanan bagi ibu hamil untuk setiap trimester
berbeda-beda, hal ini berhubungan dengan kondisi ibu pada setiap trimester
tersebut.
Pada kehamilan trimester pertama (0-14 minggu), umumnya nafsu makan
ibu berkurang, sering timbul rasa mual dan muntah. Pada kondisi ini, ibu harus
tetap berusaha untuk makan agar janin tumbuh baik. Makanlah makanan
dengan porsi kecil tapi sering, seperti sup, susu, telur, biskuit, buah-buahan
segar dan jus.
Pada trimester kedua (s/d usia 28 minqgu), nafsu makan sudah pulih
kembali kebutuhan makan harus lebih banyak dari biasanya meliputi zat
sumber tenaga, pembangun, pelindung dan pengatur. Hal ini untuk kebutuhan
janin.
Pada trimester ketiga (sampai usia 40 minggu) nafsu makan sangat baik,
tetapi jangan kelebihan, kurangi karbohidrat, tingkatkan protein, sayur-sayuran
dan buah-buahan, lemak harus tetap dikonsumsi. Selain itu kurangi makanan
terlalu manis (seperti gula) dan terlalu asin (seperti garam, ikan asin, telur asin,
tauco dan kecap asin) karena makanan tersebut akan memberikan
kecenderungan janin tumbuh besar dan merangsang timbulnya keracunan saat
kehamilan.
Untuk memperoleh asupan makanan yang sehat, ibu hamil dianjurkan
untuk mengolah makanan secara sehat pula. Adapun cara pengolahan makanan
yang sehat dan tepat sebagai berikut :
1. Pilihlah sayuran dan buah-buahan yang segar dan berwarna
kuning.
2. Pilihlah daging dan ikan yang segar.
3. Cucilah tangan yang bersih sebelum dan sesudah mengolah
4.
5.
6.
7.
8.
9.
makanan.
Cucilah bahan makanan yang bersih.
Jangan memasak sayuran sampai layu.
Konsumsilah makanan yang diolah sampai matang.
Hindari pemakaian zat pewarna, pengawet, bumbu masak (vetsin).
Hindari pemakaian minyak yang sudah berkali-kali digunakan.
Perhatikan tanggal kadaluarsa dan komposisi vitamin, mineral dan
Jika ibu hamil tidak mengalami berbagai macam gejala seperti anemia,
gusi berdarah dan gejala lainnya, maka ibu hamil tersebut dapat dikatakan telah
mencukupi kebutuhan akan gizi dan nutrisinya. Hal yang lebih penting untuk
mengecek kecukupan nutrisi selama kehamilan adalah tentunya melalui
perkembangan berat badan selama kehamilan. Tentunya kenaikan berat badan
berbeda-beda tiap bulannya.
Namun bagaimana jika selama kehamilan ibu hamil mengalami
kekurangan asupan gizi ? maka hal ini bisa berdampak pada terjadinya bayi
terlahir secara prematur, mengakibatkan keguguran, adanya kelainan bayi
dalam sistem syarafnya, janin berkembang tidak normal, bahkan hingga
menyebabkan kematian janin. Jadi, perhatikan betul mengenai asupan gizi
selama kehamilan, yang perlu diingat, janganlah memenuhi kebutuhan gizi dan
nutrisi karena kuantitas, tapi gizi yang berkualitas dengan komposisi yang
berimbang dan cukup, itu yang terpenting.
1. Kebutuhan Gizi Ibu Hamil dengan Bb Normal
Kebutuhan energi pada kehamilan trimester I memerlukan tambahan 100
kkal/hari (menjadi 1.900 2000 kkal/hari). Ini berarti sama dengan
menambah 1 potong (50 gr) daging sapi atau 2 buah apel dalam menu sehari.
Selanjutnya pada trimester II dan III, tambahan energi yang dibutuhkan
meningkat menjadi 300 kkal/hari, atau sama dengan mengkomsumsi
tambahan 100 gr daging ayan atau minum 2 gelas susu sapi cair. Idealnya
kenaikan bb sekitar 500 gr/minggu.
Kebutuhan makan ibu hamil
dengan
bb
normal
per
hari
ibu
hamil
gemuk
per
hari
e. Masak makanan siap saji atau hasil ternak siap makan sampai
matang, jangan memakannya dalam keadaan dingin atau
hangat.
f. Jangan minum susu sapi, kambing atau biri biri yang tidak
dipasteurisasi.
g. Cuci dengan seksama buah buahan, sayuran dan salad.
h. Buang makanan yang berjamur dan kentang yang sudah
berakar.
G. Obat-Obatan di dalam Kehamilan 6
Apapun yang seorang wanita hamil makan atau minum dapat memberikan
pengaruh pada janinnya. Seberapa banyak jumlah obat yang akan terpapar ke
janin tergantung dari bagaimana obat tersebut diabsorpsi (diserap), volume
distribusi, metabolisme, dan ekskresi (pengeluaran sisa obat). Penyerapan obat
dapat melalui saluran cerna, saluran napas, kulit, atau melalui pembuluh darah
(suntikan intravena). Kehamilan sendiri mengganggu penyerapan obat karena
lebih lamanya pengisian lambung yang dikarenakan peningkatan hormon
progesteron. Volume distribusi juga meningkat selama kehamilan, estrogen dan
progesteron mengganggu aktivitas enzim dalm hati sehingga berpengaruh dalam
metabolisme obat. Ekskresi oleh ginjal juga meningkat selama kehamilan.
Faktor lain yang juga mempengaruhi adalah seberapa banyak obat melalui
plasenta (jaringan yang melekat pada rahim dan menyediakan nutrisi atau sebagai
penyaring zat-zat berbahaya bagi janin). Obat yang larut dalam lemak lebih
mudah melalui plasenta dibandingkan obat yang larut dalam air. Obat-obat dengan
berat molekul besar lebih sulit melalui plasenta. Jumlah obat yang terikat pada
plasma protein mempengaruhi jumlah obat yang dapat melalui plasenta. Selain itu
spesifisitas, dosis, waktu pemberian, fisiologi ibu, embriologi, dan genetik juga
dapat mempengaruhi. Spesifisitas dimaksudkan bahwa obat yang berbahaya untuk
janin di satu spesies belum tentu berbahaya bagi spesies lainnya, begitu juga
sebaliknya (hewan ke manusia dan sebaliknya). Dosis yang dipakai juga penting,
dosis kecil mungkin tidak memiliki pengaruh apapun, dosis sedang menyebabkan
kecacatan, dan dosis tinggi dapat menyebabkan kematian. Waktu pemberian
berkaitan dengan kelainan organ-organ. Paparan obat teratogen (menyebabkan
a. Penisilin
Turunan penisilin, termasuk diantaranya amoksisilin dan ampisilin
memiliki batas keamanan yang cukup luas dan toksisitas (keracunan) yang
sedikit baik bagi ibu maupun janin. Penisilin adalah golongan -laktam
yang menghambat pembentukan dinding sel bakteri. Penisilin dipakai
untuk berbagai macam infeksi bakteri. Ampisilin dan amoksisilin baik
untuk pengobatan infeksi saluran kemih. Sefalosporin juga aman dan
digunakan untuk pengobatan infeksi saluran kemih, pielonefritis (infeksi
ginjal), dan gonorea. Penisilin aman digunakan selama menyusui.
b.
Klindamisin
Klindamisin adalah golongan makrolida, digunakan pada infeksi
bakteri anaerob dan aman untuk wanita menyusui.
c. Tetrasiklin
Dapat mengakibatkan pewarnaan pada gigi janin.
d. Metronidazol
Metronidazol menghambat sintesis protein bakteri. Digunakan
untuk trikomonas dan bakterial vaginosis. Aman digunakan pada wanita
menyusui
e. Aminoglikosida
Aminoglikosida menghambat sintesis protein bakteri. Digunakan
untuk mengatasi pielonefritis (radang pada ginjal). Bila dikonsumsi wanita
hamil dapat menyebabkan ototoksisitas (gangguan pada telinga) yang
berakibat gangguan pendengaran. Aman pada bayi yang disusui karena
hanya sedikit jumlah obat yang melalui air susu
f. Trimetoprim-sulfametoksazol
Kombinasi ini (Bactrim) menghambat metabolisme asam folat dan
baik untuk mengobati infeksi saluran kemih. Beberapa penelitian
adalah
klorfeniramin,
klemastin,
difenhidramin,
dan
Dekongestan
Dekongestan atau obat pelega sumbatan hidung adalah obat yang
digunakan untuk meredakan gejala flu yang terjadi. Dekongestan oral
(diminum) diantaranya adalah pseudoefedrin, fenilpropanolamin, dan
fenilepinefrin. Pada triwulan pertama pemakaian pseudoefedrin berkaitan
dengan kejadian gastroschisis karena itu sebaiknya dipikirkan alternatif
penggunaaan dekongestan topikal (hanya disemprotkan di bagian tertentu
tubuh, hidung) pada triwulan pertama
c. Pereda Batuk
Kodein dan dekstrometorfan adalah obat pereda batuk yang paling
umum digunakan. Kebanyakan obat flu aman dikonsumsi selama
menyusui.
Asma merupakan penyakit saluran pernapasan atas yang kronik
(jangka waktu lama) ditandai dengan peradangan pada saluran napas dan
hipereaktivitas dari bronkus (lendir banyak keluar). Terapi asma dimulai
dengan mengurangi paparan terhadap lingkungan yang membuat asma
menjadi kambuh. Semua wanita hamil sebaiknya memperoleh vaksinasi
influenza. Obat-obatan asma diantaranya adalah :
d. Glukokortikoid
seperti
Aspirin
adalah
golongan
NSAIDs
yang
bekerja
dengan
oligohidramnion
(cairan
ketuban
berkurang)
atau
dan
imipramin
digunakan
untuk
mengatasi
depresi,
DAFTAR PUSTAKA