Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Oleh :
Anik Sri Mulyani
NIM : 0302.05
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga dapat terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah judul Hubungan
Antara Pengetahuan Dengan Sikap Ibu Tentang cara Menyusui Yang Benar
sebagai salah satu persyaratan dalam rangka menyelesaikan kuliah Akademi
Kebidanan Widyagama Husada Malang.
Pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan
yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat :
1. Yuliyanik, S. KM, selaku Direktur Akademi Kebidanan Widyagama
Husada Malang.
2. Novita Mayasari S. SiT, selaku dosen pembimbing I yang telah
memberikan petunjuk, koreksi dan saran sehingga terwujudnya Karya
Tulis ini.
3. Marjati Hamid, S. SiT, selaku dosen pembimbing II yang telah
memberikan petunjuk, koreksi dan saran sehingga terwujudnya Karya
Tulis ini.
4. Bidan Anik Basuki, yang telah memberikan ijin untuk lokasi
penelitian.
5. Kedua orang tua serta keluargaku, yang dengan tulus ikhlas
memberikan dorongan, baik berupa materil maupun spirituil, sehingga
penulis dapat melaksanakan pendidikan di Akademi Kebidanan
Widyagama Husada-Malang dan terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah
ini.
6. Rekan-rekan mahasiswa Akademi Kebidanan Widyagama HusadaMalang dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu,
yang telah banyak membantu sehingga penelitian ini dapat
terselesaikan.
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang
telah diberikan dan semoga Karya Tulis Ilmiah ini berguna baik untuk diri kami
sendiri maupun pihak lain.
Penulis.
ABSTRAC
Anik Sri Mulyani. 2006. The Relation Between The Knowledge and Mothers
Attitude of The Correct Way of Breasting ini Bidan Praktek Swasta Ny.
Anik Basuki Ampeldento Villages Kecamatan Pakis Kabupaten Malang.
Scientific Research. Midwifery Academic of Widyagama Husada-Malang.
Advisor (1) Novita Mayasari, S.SiT, (2) Marjati Hamid, S.SiT.
The right way of breasting practice was need to be learnt by every mother,
because that is not reflective or instinctive thing, but it is a process. One of the
factor was the breast function right now as sexual symbol, female breast was
forbidden area and it was ought to be hidden and it was not be exposed. Beside of
this factor, the problem that appeared such as: the papilla of breast thats folded
inside, blistered papilla, etc. the lactation professional have found many woman
got trouble in breasting technique.
The design of this research used cross sectional survey. The sample was
taken from the whole of population, that was all mother who give breast feeding,
who and come to Anik Basuki midwife as 45 respondents.
The conclution of this research was the mother knowledge about the way
of breasting got correct. Mothers attitude in the way of breasting were positive.
From the chi-square exam there was correlation between knowledge and attitude
about the way of correctly breasting and the point of that result 0,000 < 0,05.
Therefore, it able to b e concluded that Ho refused, it can be presented there was
relation between knowledge level with the attitude of mother about the correctly
breasting way.
Key Word
ABSTRAK
Anik Sri Mulyani. 2006. Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Sikap
Ibu Tentang Cara Menyusui Yang Benar di Bidan Praktek Swasta Ny. Anik Basuki
Desa Ampeldento Kecamatan Pakis Kabupaten Malang, Karya Tulis Ilmiah.
Akademi Kebidanan Widyagama Husada Malang. Pembimbing : (1) Novita
Mayasari, S.SiT, (2) Marjati Hamid, S.Sit.
Praktek cara menyusui yang baik dan benar perlu dipelajari oleh setiap ibu
karena menyusui itu sendiri bukan suatu hal yang reflektif atau instingtif, tetapi
merupakan suatu proses. Alasan ketidaksuksesan memberi ASI telah dipelajari,
salah satu faktor dikarenakan fungsi payudara di masa sekarang ini sebagai
simbolis seksual, bahwa payudara adalah zona terlarang dan harus disembunyikan
dan tidak boleh diekspos. Selain faktor diatas, masalah yang muncul seperti:
putting susu datar atau terbenam, putting susu lecet, dan lain-lain. Ahli laktasi
menemukan banyak wanita mengalami masalah dalam teknik menyusui.
Desain atau rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah cross sectional survey. Sampel diambil dari total populasi, yaitu semua ibu
menyusui yang datang di Bidan Anik Basuki sebanyak 45 responden.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah pengetahuan ibu tentang cara
menyusui yang benar cukup baik, untuk setiap ibu tentang cara menyusui yang
benar sebagian besar positif. Dari hasil uji Chi-Square ada hubungan antara
pengetahuan dan sikap tentang cara menyusui yang benar dan nilai uji tersebut
0,000 nilai ini < = 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak yang
dapat diartikan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap ibu
tentang cara menyusui yang benar.
Kata kunci
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN........................................................................... iii
KATA PENGANTAR......................................................................................... iv
ABSTRACT....................................................................................................... vi
ABSTRAK.......................................................................................................... vii
DAFTAR ISI....................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL............................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xi
BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1
Latar Belakang......................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah.................................................................... 3
1.3
Tujuan Penelitian..................................................................... 3
1.4
Manfaat Penelitian................................................................... 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 5
2.1
Konsep ASI ............................................................................. 5
2.2
Konsep Pengetahuan................................................................ 15
2.3
Konsep Sikap........................................................................... .21
2.4
Hubungan Pengetahuan dengan Sikap.................................... 28
BAB 3 METODE PENELITIAN....................................................................... 30
3.1
Kerangka Konsep.................................................................... 30
3.2
Desain Penelitian..................................................................... 30
3.3
Hipotesis Penelitian................................................................. 31
3.4
Populasi, Sampel, dan Sampling............................................. 31
3.5
Kriteria Sampel........................................................................ 32
3.6
Variabel Penelitian................................................................... 32
3.7
Definisi Operasional Variabel.................................................. 33
3.8
Lokasi dan Waktu Penelitian................................................... 34
3.9
Teknik Pengumpulan Data....................................................... 34
3.10 Alat Ukur yang digunakan....................................................... 35
3.11 Teknik Pengolahan atau Analisa Data..................................... 35
3.12 Etika Penelitian........................................................................ 38
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...................................... 39
4.1
Hasil Penelitian........................................................................ 39
4.2
Pembahasan............................................................................. 46
4.3
Keterbatasan Penelitian........................................................... 49
BAB 5 PENUTUP.............................................................................................. 50
5.1
Kesimpulan.............................................................................. 50
5.2
Saran........................................................................................ 51
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Nomor
Judul Tabel
Halaman
3.7
Definisi Operasional
33
4.1
40
4.2
40
4.3
41
4.4
4.5
4.6
4.7
42
43
44
44
DAFTAR GAMBAR
Nomor
3.1
Judul Gambar
Kerangka Konseptual
Halaman
30
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Judul Lampiran
1.
2.
3.
4.
5.
Kisi-kisi Kuisioner
6.
Kuisioner Penelitian
7.
8.
9.
10.
Tabulasi Data
11.
Frequency Tabel
12.
Crosstabs
Halaman
BAB 1
PENDAHULUAN
susu lecet, dan lain-lain. Ironisnya ahli laktasi menemukan banyak wanita
mengalami masalah dalam teknik menyusui (Lee, 2006 : 12).
Bagi bayi ASI merupakan makanan yang paling sempurna dimana dalam
kolostrum dan air susu ibu terkandung : imunoglobulin, laktoferin, lisosom, faktor
bifidus dan faktor antitripsin. ASI juga berguna untuk mengurangi insidens
gastroenteritis pada bayi. ASI juga berfungsi untuk pertumbuhan dan
perkembangan yang optimal. ASI mengandung zat untuk perkembangan
kecerdasan, kekebalan dan dapat menjalin hubungan cinta kasih antara bayi dan
ibu sekaligus meningkatkan status gizi masyarakat menuju tercapainya kualitas
sumber daya manusia (Veralis, 2003 : 17).
Praktek cara menyusui yang baik dan benar perlu dipelajari oleh setiap ibu
karena menyusui itu sendiri bukan suatu hal yang reflektif atau instingtif, tetapi
merupakan suatu proses. Proses belajar yang baik bukan hanya untuk ibu yang
pertama kali melahirkan karena biasanya ibu melahirkan anak I tidak memiliki
ketrampilan menyusui yang benar. Dengan demikian ibu perlu belajar berinteraksi
dengan manusia baru ini agar dapat sukses dalam memberikan yang terbaik bagi
bayinya (Mellyana, 2003 : 28).
Salah satu faktor penting yang mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat adalah perilaku masyarakat itu sendiri terhadap kesehatan yang
meliputi aspek pengetahuan, sikap maupun tindakan sehari-hari. Perilaku tersebut
merupakan suatu pernyataan bahwa rendahnya cakupan program kesehatan,
karena masih rendahnya kesadrana masyarakat terhadap norma hidup sehat.
Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan (Notoatmodjo, 2003 : 128).
Berdasarkan studi pendahuluan melalui wawancara tentang ASI yang
meliputi pengertian ASI, waktu pemberian, jenis ASI, manfaat, keuntungan, cara
pemberian ASI, yang dilakukan tanggal 1-30 April 2006 tehadap 10 ibu menyusui
0-6 bulan yang datang di Bidan Praktek Swasta Anik Basuki diperoleh 60 % (6
orang) ibu yang tidak mengetahui cara menyusui yang, sedangkan 40% (4 orang)
ibu yang mengetahui cara menyusui yang benar.
Dari data tersebut peneliti tertarik untuk meneliti Hubungan Antara
Pengetahuan Dengan Sikap Ibu Tentang Cara Menyusui Yang Benar.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan kami bahas tentang : Konsep ASI yang berisi tentang
pengertian, manfaat pemberian ASI, fisologi laktasi, cara menyusui yang benar
faktor-faktor yang menghambat pemberian ASI.
f) Menyusui secara teratur akan menurunkan berat badan secara bertahap karena
pengeluaran energi untuk ASI dan proses pembentukannya akan mempercepat
seorang ibu kehilangan lemak yang ditimbun selama kehamilan.
g) Pemberian ASI secara ekslusif dapat berfungsi sebagai kontrasepsi sampai
empat bulan setelah kelahiran karena isapan bayi merangsang hormon
prolaktin yang menghambat terjadinya ovulasi/pematangan telur sehingga
menunda kesuburan.
h) Pemberian ASI yang cukup lama dapat memperkecil kejadian keganasan
kanker atau karsinoma payudara dan ovarium / kandung telur.
d) Pipi bayi akan kelihatan bulat karena sebagian areola berada dalam mulut bayi
dan areola yang tersisa berada diatas mulut bayi.
e) Terlihat isapan lambat dan dalam disertai gerakan menelan yang teratur
f) Bayi tetap melekat pada payudara dengan tenang dan rasa aman sambil
merangkul dengan yakin karena perhatian dan sentuhan ibu yang penuh kasih.
g) Jika ASI yang keluar tampak menetes, susukan bayi selama 10-15 menit/sesuai
kebutuhan pada satu payudara sampai terasa kosong. Selanjutnya, pindahkan
pada payudara lain dan susukan selam 15-20 menit karena biasanya isapan
sudah kurang kuat jika mulai kenyang.
3. Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menyusui agar terhindar dari
berbagai masalah:
a) Periksa sedini mungkin seandainya ada keluhan yang berkaitan dengan
kondisi payudara.
b) Rawatlah payudara sedini mungkin dengan baik. Pakailah pemakaian BH yang
tepat. Lakukan latihan otot-otot tubuh yang berfungsi menopang payudara
serta memperhatikan kebersihan payudara, khususnya daerah putting dan
areola.
c) Perhatikan nutrisi atau zat gizi yang dikonsumsi agar ASI bermutu baik
d) Hindari merokok dan asap rokok.Tidak minum-minuman beralkohol serta
kurangi minum kopi, the dan minuman yang mengandung soda.
e) Perhatikan agar pemakaian obat-obatan untuk ibu menyusui hendaknya atas
sepengetahuan dokter karena obat-obat tersebut juga akan terdapat dalam ASI.
Jangan
membersihkan
putting
susu
dan
daerah
areola
dengan
sabun,alkohol.
d) Posisi menyususi hendaknya bervariasi, jika posisi menyusui selalu sama
dapat membuat trauma yang terus menerus ditempat yang sama.
e) Lepaskan isapan bayi setelah selesai menyusui dengan cara menekan dagu
bayi sampai lepas dari payudara.
Cara mengatasi puting susu lecet:
a) Jika rasa nyeri dan luka tidak terlalu berat, ibu dapat terus menyususi
dengan memulai pada daerah yang tidak nyeri terlebih dahulu. Oles
putting susu dengan es beberapa saat, lakukan proses menyususi sampai
ASI mengalir keluar sehingga rasa perih berkurang.
b) Jika rasa nyeri berlangsung hebat atau luka makin berat, putting susu yang
sakit dapat diisyaratkan selam 24 jam.
3) Payudara bengkak
Payudara yang bengkak terjadi karena hambatan aliran darah vena atau saluran
kelenjar getah bening akibat ASI terkumpul dalam payudara. Kejadian ini timbul
karena produksi yang berlebihan, bayi menyusui secara terjadwal, bayi tidak
menyusui dengan kuat posisi menyusui yang salah atau puting susu datar atau
terbenam. Cara mengatasinya:
a) Kompres payudara dengan handuk hangat, lalu masase kearah putting
hingga payudara teraba lebih lemas dan ASI dapat keluar melalui putting.
b) Susukan bayi tanpa jadwal sampai payudar kosong
c) Urutlah payudara mulai dari tengah, lalu kedua telapak tangan kesamping,
kebawah dengan sedikit tekanan keatas dan lepaskan dengan tiba-tiba.
d) Keluarkan ASI sedikit dengan tangan agar payuara menjadi lunak dan
putting susu menonjol keluar
e) Susukan bayi lebih sering, demikian juga pada malam hari,meskipun bayi
harus dibangunkan.
4) Saluran Susu tersumbat
Keadaan ini timbul akibat tekanan jari pada waktu menyusui,pemakaian
penyokong payudar yang terlalu ketat atau adanya komplikasi payudara
bengkak yang tidak segera diatasi. Payudar dapat dikompres dengan air hangat
sebelum menyusui dan kompres dingin setelah menyusui untuk mengurangi
rasa nyeri dan bengkak.
5) Mastitis dan Abses Payudara
Mastitis adalah peradangan pada payudara. Bagian yang terkena menjadi
merah, bengkak, nyeri dan panas. Suhu tubuh ibu meningkat, kadang-kadang
disertai menggigil. Biasanya kejadian ini terjadi pada masa 1-3 minggu setelah
melahirkan akibat saluran susu tersumbat dan tidak segera diatasi. Cara
mengatasinya: dengan berkonsultasi pada dokter untuk mendapatkan terapi
antibiotik dan obat penghilang rasa sakit
Mastitis yang terlambat diobati dapat berlanjut menjadi abses, ibu tampak
kesakitaan, payudara merah mengkilap dan benjolan yang teraba mengandung
cairan berupa nanah. Untuk mengatasinya ibu harus segera kedokter,
sementara itu ibu berhenti menyususi pada payudara yang mengalami abses
tersebut dan bayi dapat terus menyusui pada payudara yang sehat.
6) Sindrom ASI kurang
Ibu sering mengeluh bahwa ASI-nya kurang atau tidak cukup untuk kebutuhan
bayinya. Keluhan-keluhan yang sering dirasakan oleh ibu yang mengalami
sindrom kurang ASI:
a)
b)
c)
d)
e)
2 Faktor bayi
1) Bayi bingung putting
Keadaan bayi yang mengalami nipple confusion karena diberi susu formula
dalm botol bergantian dengan menyusu pada ibu. Ibu yang menyusui bayinya
dengan botol dan dot beralasan produk ASI-nya berkurang atau ibu sakit.
Berikut tanda-tanda bingung puting :
a) Bayi mengisap puting seperti menghisap botol
b) Waktu menyusu, cara mengisapnya terputus-putus
c) Bayi menolak menyusu pada ibu
Untuk mencegah bingung puting lakukan langkah-langkah :
a) Usahakan agar bayi menyusu pada ibu
b) Lakukan cara menyusui yang benar
c) Lakukan proses menyusui yang sering
2) Bayi sering menangis
Menangis merupakan cara bayi berkomunikasi sehingga jika seorang bayi
menangis pasti ada sebabnya. Mungkin karena lapar, takut, kasepian, bosan,
popok basah, atau sakit. Jika kondisi ini terjadi, segera ambil tindakan yang
tepat. Delapan puluh persen dari penyebab tersebut dapat ditanggulangi
dangan cara menyusui bayi dengan teknik yang benar sampai tangis bayi dapat
dihentikan.
3) Bayi enggan menyusu
Bayi perlu dapat perhatian khusus jika ia enggan menyusu : terutama jika bayi
muntah, diare, mangantuk, kuning dan kejang-kejang. Berikut ini beberapa
penyebab bayi enggan menyusu :
a)
b)
c)
d)
memperoleh
kebenaran
pengetahuan,
manusia
telah
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada saat ini lebih
sistematik, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih
popular disebut metode penelitian. Dalam memperoleh kesimpulan dilakukan
dengan cara mengadakan observasi langsung dan membuat pencatatan-pencatatan
terhadap semua fakta sehubungan dengan obyek penelitian.
2.2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Notoatmojo (2003: 24) ada enam faktor yang mempengaruhi
diperolehnya pengetahuan yaitu :
1. Usia.
Dengan bertambahnya usia maka tingkat pengetahuan akan berkembang
sesuai dengan pengetahuan yang pernah didapat, juga dari pengalaman sendiri.
2. Pendidikan.
Tingkat pendidikan seseorang sangat besar pengaruhnya terhadap
pengetahuan. Seseorang yang berpendidikan tinggi, pengetahuan akan berbeda
dengan orang yang hanya berpendidikan rendah.
3. Intelegensia.
Pengetahuan yang dipengaruhi intelegensia adalah dimana seseorang
dapat bertindak cepat, tepat dan mudah dalam mengambil keputusan.
4. Pekerjaan.
Seseorang yang bekerja pengetahuannya akan lebih luas dari pada
seseorang yang tidak bekerja karena dengan bekerja seseorang akan banyak
mempunyai informasi dan pengalaman.
5. Pengalaman.
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala
resiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi. terdapat keadaan-keadaan
dan syarat-syarat tertentu yang mempermudah sikap pada orang itu.
2.3.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Sikap.
Menurut Syaifudin Azwar (2003 : 112) sikap seseorang dipengaruhi oleh :
a. Pengalaman pribadi
Apa yang telah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan
mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus sosial. Tanggapan akan
menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap. Untuk dapat mempunyai
tanggapan dan penghayatan, seseorang harus mempunyai pengalaman yang
berkaitan dengan obyek psikologis. Apakah penghayatan itu kemudian akan
membentuk sikap yang positif ataukah sikap negatif, akan bergantung pada
berbagai faktor lain. Sehubungan dengan hal ini, Middlebook (1974 dalam
Azwar, 2003) mengatakan bahwa tidak adanya pengalaman sama sekali
dengan suatu obyek psikologis cenderung akan membentuk sikap negatif
terhadap obyek tersebut.
b. Pengaruh orang yang dianggap penting
Orang lain disekitar kita merupakan salah satu diantara komponen sosial
yang ikut mempengaruhi sikap kita. Seseorang yang dianggap penting,
seseorang yang kita harapkan persetujuannya bagi setiap gerak tingkah dan
pendapat kita, seseorang yang tidak ingin kita kecewakan, atau seseorang yang
berarti khusus bagi kita (significant others), akan banyak mempengaruhi
pembentukan sikap kita terhadap sesuatu. Orang yang biasanya dianggap
penting oleh individu, diantaranya adalah orang tua, orang yang status
sosialnya lebih tinggi, teman sebaya, teman dekat, guru, teman kerja, istri atau
suami, dan lain-lain.
c. Pengaruh kebudayaan
Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh
besar terhadap pembentukan sikap kita. Apabila kita hidup dalam budaya yang
mempunyai norma longgar dalam kehidupan heterososial, sangat mungkin
kita akan mempunyai sikap yang mendukung terhadap masalah kebebasan
pergaulan heteroseksual. Apabila kita hidup dalam budaya sosial yang sangat
mengutamakan kehidupan berkelompok, maka akan sangat mungkin kita
mempunyai sikap yang negatif terhadap kehidupan individualisme yang
mengutamakan kepentingan perorangan. Menurut Burrhus Frederic Skinner,
kepribadian tidak lain merupakan pola prilaku yang konsisten yang
menggambarkan sejarah reinforcement (penguatan, ganjaran) yang kita alami
(Hergenhahn, 1982; yang dikutip Azwar, 2003). Artinya kita memiliki sikap
dan perilaku tertentu dikarenakan kita mendapat reinforcement (penguatan,
ganjaran) dari masyarakat untuk sikap dan perilaku tersebut, bahkan untuk
sikap dan perilaku yang lain. Tanpa kita sadari, kebudayaan telah
menanamkan garis pengaruh sikap kita terhadap berbagai masalah.
Kebudayaan
telah
mewarnai
sikap
anggota
masyarakatnya,
karena
yang
dapat
memudarkan
dominasi
kebudayaan
dalam
4. Trauma
Adalah pengalaman yang tiba-tiba, mengejutkan, yang meninggalkan kesan
mendalam pada jiwa orang yang bersangkutan. Pengalaman-pengalaman yang
traumatis dapat juga menyebabkan terbentuknya sikap.
ukur
linert
juga
menggunakan
pernyataan-pernyataan
dengan
2.
Setuju (approve)
3.
4.
5.
diberikan pada setiap kategori respon perskala terhadap pernyataan favorable dan
pernyataan unfavorable:
Pernyataan favorable
Pernyataan unfavorable
STS
:1
STS
:5
TS
:2
TS
:4
RR
:3
RR
:3
:4
:2
SS
:5
SS
:1
Skore individu pada skala sikap yang merupakan skore sikapnya adalah
jumlah skore dari keseluruhan pernyataan yang ada dalam skala Kemudian
rata rata (mean) kelompok dan deviasi standart kelompok untuk menguji
positif atau negatif salah satu standart yang bisa digunakan untuk
menginterpretasi skala model likert adalah skore T yaitu:
X X
T 50 10
Keterangan :
X : skore responden pada skala sikap yang hendak diubah menjadi skore T
X
pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan
bersifat langgeng (long lasting). Sebaiknya apabila perilaku itu didasari oleh
pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama (Notoatmodjo,
2003 : 128).
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
Populasi
Kriteria Inklusi
1.Ibu menyusui yang mempunyai bayi 0 6 bulan.
2. Ibu yang bisa membaca dan menulis.
3. Ibu menyusui yang bersedia menjadi responden.
3.5.2
Kriteria Eksklusi
1. Ibu Menyusui yang sedang sakit
2. Ibu yang tidak bersedia menjadi responden
3. Ibu yang tidak bisa membaca dan menulis.
3.6.1
3.6.2
Variabel dependent dalam penelitian ini adalah sikap ibu tentang cara
menyusui yang benar pada bayi (0-6 bulan).
VARIABEL
Pengetahuan
DEFINISI
OPERASIONAL
Kemampuan ibu dalam
menjawab
butir-butir
pertanyaan
dalam
kuisioner yang meliputi :
pengertian,
waktu
pemberian ASI, jenis ASI,
warna
kolostrum,
manfaat, keuntungan,cara
menyusui, posisi dalam
menyusui.
ALAT UKUR
SKALA
KRITERIA
Kuesioner dalam
bentuk multiple
choice
Ordinal
baik (76%-100%)
cukup (56-75%)
kurang (40-55%)
tidak baik (40%).
KRITERIA
NO
VARIABEL
DEFINISI
OPERASIONAL
ALAT UKUR
SKALA
2.
Sikap
Kuesioner dalam
bentuk
skala
sikap
Nominal
- Favorable atau
relative positif. bila
T > mean T
- Unfavorable atau
relative
negative
bila T < mean T.
Penelitian dilakukan di Bidan Praktek Swasta Ny. Anik Basuki Desa Ampeldento
Kecamatan Pakis.Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 13-20 September 2006.
3.10
Data Primer
Peneliti memberikan surat izin pengambilan data dari kampus kepada
bidan Anik Basuki, setelah mendapat persetujuan dari bidan Anik Basuki
dilakukan pengambilan data pada tiap sampel dengan teknik sampling yang telah
ditentukan Data primer diperoleh secara langsung dengan memberikan kuisioner
pada responden ibu menyusui, selama pengambilan data peneliti mendampingi ibu
untuk mengisi kuisioner yang telah diberikan. Peneliti mengambil data 5 kali
untuk mencapai sampel, setiap kali mengambil data peniliti memperoleh 9
responden. Kemudian peneliti mengecek kembali kelengkapan kuesioner yang
telah terkumpul, dan melakukan pengolahan data.
3.9.2
Data Sekunder
Data diperoleh dari register di Bidan Praktek Swasta Ny, Anik Basuki
peneliti memberi tanda pada jawaban benar diberi nilai 1 dan jika jawaban
salah diberi nilai 0.
Sedangkan pada kuisioner sikap, peneliti memberi nilai sebagai berikut:
Pernyataan favorable
Pernyataan unfavorable
STS
:1
STS
:5
TS
:2
TS
:4
RR
:3
RR
:4
:2
SS
:5
SS
:1
3.11.3 Transfering
:3
n
100%
N
: prosentase hasil
T 50 10
Keterangan :
X : skore responden pada skala sikap yang hendak diubah menjadi skore T
X
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan mengenai hasil penelitian dan pembahasan
tentang hubungan pengetahuan dengan sikap ibu tentang cara menyusui yang
benar di Desa Ampeldento Kecamatan Pakis Kabupaten Malang yang
dilaksanakan pada 13- 20 September 2006 pada 45 responden. Hasil penelitian ini
akan dibagi dalam 2 bagian, yaitu 1) data umum dan 2) data khusus.
Data umum akan menampilkan karakteristik responden yang meliputi
umur, pendidikan, dan pekerjaan. Data khusus meliputi hasil penelitian yang
dimasukka dalam distribusi frekuensi dan interpretasi data antara variabel
independen dengan dependen untuk mengetahui hubungan antara variabel.
4.1
Hasil Penelitian
4.1.1
Data Umum
a) Umur Responden
Data mengenai usia responden dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut:
Tabel 4.1
No
1
20 28
2
29 37
3
38 46
Usia
Total
Interpretasi Data :
19
14
12
Frekuensi
Prosentase
42,2
31,1
26,7
45
100
45
100
Interpretasi Data :
Sebagian besar ibu menyusui yang menjadi responden mempunyai latar
belakang pendidikan SD yaitu 19 orang (42,2%).
c) Pekerjaan
Data mengenai pekerjaan responden dapat dilihat pada tabel 4.1.3 sebagai
berikut :
Tabel 4.3
Total
Interpretasi Data :
45
100
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Tidak Baik
15
17
13
0
33,3
37,8
28,9
0
Total
45
100
Interpretasi Data
Sebagian besar menunjukkan responden memiliki pengetahuan cukup
baik sebanyak 17 responden (37,8%). Dari hasil penelitian tidak ada
responden yang memiliki pengetahuan tidak baik tentang cara menyusui
yang benar.
Data mengenai sikap ibu tentang cara menyusui yang benar di Desa
Ampeldento Kecamatan Pakis Kabupaten Malang dapat dilihat pada tabel 4.5
sebagai berikut :
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Sikap Ibu Tentang Cara Menyusui Yang
Benar di Desa Ampeldento Kecamatan Pakis Kabupaten
Malang Tahun 2006
No
Kategori
Frekuensi
Prosentase
1
Positif
25
55,6
2
Negatif
20
44,4
Total
45
100
Interpretasi Data
Dari tabel 4.5 diatas tampak bahwa ibu yang memiliki sikap positif
tentang cara menyusui yang benar sebanyak 25 responden (55,6%).
Tabel 4.6
Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap ibu tentang Cara
Menyusui Yang Benar di Desa Ampeldento Kecamatan Pakis Kabupaten
Malang Tahun 2006
Sikap
Total
Positif
Negatif
Pengetahuan
f
%
f
%
f
%
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Tidak Baik
15
10
0
0
8,3
9,4
0
0
0
7
13
0
6,7
7,6
5,8
0
15
17
13
0
15
17
13
0
Total
25
Interpretasi Data :
25
20
20
45
45
28,324a
0,000
Dari tabel 4.7 diatas didapatkan x 2 hitung = 28,324a, x2 tabel = 5,99 value
yang ditemukan 0,000 yang berarti lebih kecil dari = 0,05 maka, H0 ditolak dan
H1 diterima dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara
pengetahuan dengan sikap ibu tentang cara menyusui yang benar.
4.2. Pembahasan
Pada pembahasan ini akan disajikan hasil penelitian mengenai
pengetahuan dengan sikap ibu tentang cara menyusui serta hubungan antara
pengetahuan dengan sikap ibu tentang cara menyusui.
4.2.1
Berdasarkan hasil analisa data, secara umum pengetahuan ibu tentang cara
menyusui yang benar, responden yang masuk dalam kategori pengetahuan baik
sebanyak 33,3 %, cukup baik sebanyak 37,8 %.
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa pengetahuan ibu tentang cara
menyusui di Desa Ampeldento yang paling banyak adalah pengetahuan cukup
baik 37,8%. Dari kenyataan tersebut menunjukan bahwa ibu menyusui mampu
mengingat, menyebutkan, memahami dan menjelaskan materi tentang cara
menyusui yang benar yang meliputi pengertian, waktu pemberian, jenis ASI,
warna kolostrum, manfaat, keuntungan, cara menyusui. Dalam hal ini ibu
menyusui yang berpengetahuan cukup baik lebih mendominasi dikarenakan 37,8
% responden berusia 20 - 28 tahun. Faktor usia inilah yang mempengaruhi
pengetahuan ibu menyusui seperti yang diungkapkan oleh Notoatmodjo (2003 :
24) yaitu dengan bertambahnya usia seseorang, maka pemikirannya akan semakin
berkembang sesuai dengan pengetahuan yang pernah didapat.
Faktor lain yang mempengaruhi pengetahuan adalah sosial budaya. Seperti
yang dikemukakan oleh Notoadmodjo bahwa kebudayaan berpindah dari setiap
generasi manusia. Artinya pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang dapat
diperoleh dari generasi sebelumnya salah satunya orang tua. Dalam hal ini
pendidikan yang dimiliki oleh orang tua sangat berpengaruh terhadap pengetahuan
ibu menyusui karena semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua maka akan
semakin tinggi pula tingkat pengetahuan yang dimiliki orang tua sehingga
pengetahuan yang dapat ditularkan kepada generasi selanjutnya juga semakin
banyak.
Akan tetapi pada kenyataanya masih ada remaja yang memiliki pengetahuan
kurang baik yaitu 28,9%. Hal ini dikarenakan 28,9% sebagian besar 42,2% ibuibu berpendidikan SD dan hanya sebagian kecil saja yang berpendidikan SMA
yaitu 24,4% hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Notoadmodjo
(2003 : 24) yaitu dengan pendidikan yang ditempuh maka tingkat pengetahuan
seseorang akan bertambah, sedangkan orang yang memiliki pendidikan rendah
pengetahuannya tidak sebaik yang memiliki pendidikan yang tinggi.
4.2.2
seiring dengan bertambahnya pengetahuan dan informasi yang didapatkan. Hal ini
sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Azwar (2003 : 112) bahwa faktor
yang mempengaruhi sikap salah satunya pengalaman pribadi apa yang telah dan
sedang kita alami akan ikut membentuk dan mempengaruhi penghayatan kita
terhadap stimulus sosial. Tanggapan akan menjadi salah satu dasar terbentuknya
sikap. Untuk dapat mempunyai tanggapan dan penghayatan, seseorang harus
mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan obyek psikologis. Sehubungan
dengan hal itu mengatakan bahwa tidak adanya pengalaman sama sekali dengan
suatu obyek psikologis cenderung akan membentuk sikap negatif terhadap obyek
tersebut. Karena sebagian besar ibu berusia 20 28 tahun sebanyak 42,2%.
4.2.3
Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini masih banyak keterbatasan baik yang berasal dari
peneliti sendiri maupun yang dikarenakan oleh hal lain seperti keterbatasan waktu
penelitian. Keterbatasan tersebut diantaranya adalah :
1. Alat ukur
Belum ada alat ukur yang terstandart sehingga penelitian ini masih
menggunakan alat ukur sendiri. Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini
adalah kuesioner yang hanya diuji satu kali, karena keterbatasan waktu yang
dimiliki oleh peneliti. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya lebih dari satu kali
pengujian.
2. Jumlah sampel
Penelitian mengambil sampel di BPS Ny. Anik Basuki di Desa Apeldento
sebanyak 45 ibu menyusui. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya sampel yang
diambil diharapkan lebih banyak lagi, karena semakin banyak sampel maka hasil
penelitian akan lebih baik lagi.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah
dilakukan
pengumpulan
dan
pengolahan
data
tentang
pengetahuan dan sikap ibu tentang cara menyusui yang benar di desa Ampeldento
Kecamatan Pakis Kabupaten Malang, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa :
5.1.1
Pengetahuan ibu tentang cara menyusui yang benar adalah cukup baik
5.1.2
5.1.3
5.2 Saran
5.2.1
ibu menyusui tentang cara menyusui yang benar. Informasi dapat diberikan
melalui penyampaian materi pada saat ada pertemuan PKK ataupun kesempatan
lain yang memungkinkan.
5.2.2
memberikan asuhan kebidanan pada ibu menyusui tentang cara menyusui yang
benar dalam hal meningkatkan mutu kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 2
Dengan Hormat,
Yang bertanda tangan dibawah ini saya selaku Bidan Anik Basuki menyatakan
bahwa mahasiswa Akbid Widyagama Husada Malang :
Nama
Nim
: 0302.05
Judul
Bidan Pimpinan
BPS Ny. Anik Basuki
Lampiran 4
Umur
Alamat
Setelah mendapat informasi tetang tujuan dan manfaat penelitian ini, maka
saya bersedia/ tidak bersedia *).
Untuk berperan serta sebagai responden.
Apabila sesuatu hal yang merugikan diri saya akibat penelitian ini, maka
saya akan bertanggung jawab atas pilihan saya sendiri dan tidak akan
menuntut dikemudian hari.
Malang,
Yang bersangkutan
(Responden)
Ket :
*) Coret yang tidak perlu
Lampiran 3
SURAT PERMOHONAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama
Nim
: 0302.05
Hormat Saya
Lampiran 5
KISI-KISI
KUISIONER PENELITIAN
NO
1
VARIABEL
KONSEP/KATEGORI
Tingkat
1. Pengertian
NO. ITEM
Pengetahuan
1, 2
2. Waktu Pemberian
3. Jenis ASI
3, 6, 7, 11
4. Warna Kolostrum
5. Manfaat
6. Keuntungan
8, 10
7. Cara menyusui
8.
Posisi
menyusui
dalam
13, 16
14
9. Cara mengatasi
18
permasalahan
2.
Sikap
Lampiran 7
Favorable
1, 2, 4, 7, 8, 9
Unfavorable
3, 5, 6, 10
10
11
12
13
14
15
Lampiran 6
Kuisioner Penelitian
1. Nama Ibu
2. Umur
3. Alamat
Tahun
4. Pendidikan Ibu
Tidak Sekolah
Tamat SMP
Tidak tamat SD
Tamat SMA
Tamat SD
Perguruan Tinggi
5. Pekerjaan Ibu
IRT
PNS
Petani/Buruh
Lain-lain
Wiraswasta
I. PENGETAHUAN
11. Bila bayi tertidur, pada jadwal pemberian ASI maka ibu
a. Membangunkan bayi
b. Membiarkan
c. Bayi disusui jika bangun
12. Cara menyusui bayi yaitu dengan
Kuisioner C
Petunjuk Menjawab
1. Baca pertanyaan dengan benar dan teliti
2. Berilah tanda ( ) pada kolom disebelah kanan pertanyaan yang sesuai
dengan pendapat anda
SS
: Sangat Setuju
: Setuju
RR
: Ragu Ragu
TS
: Tidak Setuju
STS
Pernyataan
1. Menyusui dilakukan setiap 2
jam sekali.
2. Segera setelah lahi, bayi
langsung disusui.
3. Cara menyusui yang benar
adalah dengan posisi tidur.
4. Menyusui bayi dengan cara
bergantian payudara kanan
dan kiri.
5. Setelah menyusui bayi terus
menangis, ibu memberikan
makanan tambahan.
6. Jika putting susu sakit pada
SS
RR
TS
STS
bayi
diare
maka
selalu
membersihkan
merupakan
makanan
membersihkan