Você está na página 1de 21

MAKALAH MATEMATIKA DISKRIT

TENTANG
GRAP PLANAR

DI SUSUN
OLEH
KELOMPOK 9
NAMA KELOMPOK :
1. ROBBY SURYANA
2. RANI ASNURIDA
3. ADI SAPUTRA

NPM 4012036
NPM 4012011
NPM 4012005

DOSEN PENGAMPU : Dr.FADLI,M.Pd


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA LUBUKLINGGAU
STKIP PGRI LUBUKLINGGAU
TAHUN AJAR 2014 2015

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah Kita ucapkan atas Kehadirat Allah SWT, karena
berkat Rahmat dan Hidayah-Nyalah makalah ini dapat tersusun. Makalah
matematika dikrit tentang Graf Planar. Pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Fadli, M.Pd selaku dosen pengampu dari mata kuliah
Matematika Diskrit.
2. Rekan-rekan dan pihak yang telah membantu terbentuknya makalah yang
berjudul Graf Planar.
Demikianlah semoga dengan tersusunnya makalah ini, dapat menambah
wawasan serta ilmu pengetahuan pembaca sekalian. Penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca. Atas perhatiannya
Kami ucapkan terimakasih.

Lubuklinggau,

Mei 2015,

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

ii
iii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulis

4
4
4

BAB II

PEMBAHASAN

A. Graf Planar
B. Rumus Euler
C. Teorema Kuratowski

5
7
10

BAB III PENUTUP


KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada kehidupan modern sekarang, pengaplikasian ilmu matematika
sudah sangat familiar dilakukan. Salah satu ilmu tersebut adalah Teori Graf.
Pengaplikasian ilmu ini sudah digunakan pada banyak masalah seperti
penentuan rute terpendek dari suatu kota ke kota lainnya, perancangan jalan
tol bertingkat, perancangan lintasan lempeng motherboard dan lain
sebagainya. Dengan demikian, ilmu matematika semakin berkembang dari
hari ke hari hingga dapat diterapkan dalam aplikasi dunia nyata (tidak hanya
sebatas perhitungan konvensional). Walaupun ilmu tersebut sudah

berkembang cukup pesat, namun banyak orang yang belum mengetahui apa
saja hal menarik yang ada dalam teori graf.
Secara sederhana graf G = (V, E) didefinisikan sebagai kumpulan titik
V = ( V1, V2,) yang dihubungkan oleh garis yang di sebut sisi E = ( E 1, E2,
). Secaramatematis, graf adalah pasangan himpunan (V ,E ) dimana
V adalah himpunan tak kosong yang memiliki elemen disebut simpul
(vertices) dan E adalah kumpulan dari himpunan sisi sedemikian sehingga
membuat suatu titik yang membentuk berpasangan yangdisebut busur (edges).
Simpul direpresentasikan dengan titik dan busur direpresentasikan dengan
garis yang menghubungkan dua titik menjadi satu sisi. Graf memiliki
beberapa jenis yaitu graf berarah, graf sederhana graf bidang graf planar, graf
lengkap, graf bipartite dan masih banyak lagi.
Salah satu hal menarik yang dapat dipelajari dari Teori Graf adalah
mengenai graf planar terkhusus pada bagaimana cara menentukan suatu graf
sembarang merupakan graf planar atau tidak. Untuk menentukan graf planar
dapat menggunakan rumus Euler. Dan juga dengan Teorema Kuratowski untuk
menentukan keplanaran suatu graf.

Graf planar banyak digunakan untuk

menentukan suatu perjalan untuk menghubungkan beberapa titik kedalam


lintasan dan jalur agar tidak terjadi perpotongan. Berdasarkan hal tersebut,
makalah ini berjudul Graf Planar dan Graf Sebidang.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah yang akan
dibahas oleh penyusun didalam makalah ini, antara lain:
1. Apa yang dimaksud dengan graf planar dan graf bidang?
2. Bagaimana menentukan suatu graf sembarang merupakan graf planar?
C. Tujuan Penulis
Pada dasarnya tujuan penulisan makalah ini terbagi menjadi dua.
Adapun tujuan umumnya adalah memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Matematika Diskrit. Sementara tujuan khususnya adalah:
1. Dapat mengetahui perbedaan graf planar dan graf bidang

2. Dapat menentukan suatu graf sembarang merupakan graf planar atau graf
non planar

BAB II
PEMBAHASAN
A. Grap Planar
Graf yang dapat digambarkan pada bidang datar dengan cara demikian
hingga tidak ada dua rusuk yang saling berpotongan kecuali pada simpulsimpulnya maka disebut graf planar. Sedangkan graf sebidang adalah graf
planar yang telah di gambarkan di bidang datar sedemikian rupa sehingga
tidak ada lagi rusuk-rusuk yang berpotongan.
Contoh :

G1

G2

Gambar G1 adalah suatu graf dan gambar G2 adalah graf planar dari G1

Perhatikan gambar di atas G2 adalah graph sebidang dan


perhatikanlah bagian-bagian bidang datar yang ditinggalkan bidang datar
yang ditinggalkan setelah kita mengangkat rusuk-rusuk dan simpul-simpul
dari G (boleh dibayangkan bahwa bidang tempat gambar dibuat dari karton
Potongan-potongan bidang terhubung ini disebut daerah atau region ( r )
dari G. Simpul-simpul dan rusuk-rusuk dari G yang bertemu dengan daerah R
membangun suatu batas dari R. Marilah kita ingat konsep ini.
Graph sebidang pada Gambar G2 mempunyai
(rusuk), dan
r

(daerah). G2 mempunyai

= 5,

(simpul),
q

= 9, dan

= 6. Maka dalam suatu graf planar berlaku rumus euler yaitu p - q + r

= 2. Graf yang termasuk graf planar juga antara lain : Tree / Pohon,
bangun ruang segi empat, Bidang Delapan Beraturan.

B. Rumus Euler
Rumus euler digunakan dalan graf planar untuk menentukan suatu
jumlah wilayah r , jumlah sisi q dan jumlah simpul p . Rumus
Euler adalah
pq +r=2 .

Dengan :

q = jumlah sisi
p = jumlah simpul

Contoh :

Misalkan graf sederhana planar memiliki 24 buah simpul,


masing-masing simpul berderajat 4. Representasi planar
dari graf tersebut membagi bidang datar menjadi sejumlah
wilayah atau muka. Berapa banyak wilayah yang terbentuk?

Penyelasaian :
Diketahui n = jumlah simpul = 24, maka jumlah derajat seluruh
simpul = 24 4 = 96.
Menurut lemma jabat tangan,
d ( p )=2 q =
q=

sehingga
q

d ( p)
2

= 96/2

= 48

Dari rumus Euler, v q+r =2 , sehingga


r = 2 v + q = 2 24 + 48 = 26 buah.
r = 26 buah
seandainya graf adalah pohon maka berlaku rumus
p=q +1 ,
q= p1 dan wilayah yang diciptakan pohon

Contoh : Tentukan

q atau banyak rusuk dari

r=1

pohon disamping jika di ketahui

p=17

Penyelesaian :
q= p1
q=171
q=16

Pada graf planar sederhana terhubung jika G adalah graf sebidang


terhubung dengan banyak simpul p . p 3 dan banyak rusuk q maka
berlaku

q 3 r6 . Misalkan

banyak adalah 3 dan

= 3 maka

q yang mungkin paling

r yang mungkin adalah 2. Jadi setiap

oleh 3 rusuk karena rusuk q

r di batasi

maka :

2 q 3 r
q

3r
2q
ataur
2
3

Dalam hal ini jika kita masukkan kedalam rumus euler maka menjadi :
pq +r=2

pq +

2q
2
3

3 pq 6
q 3 p+6

q 3 p6

3 p3 q+ 2q 6

Contoh :
r2

p = 3 dan r= 2, maka q yang mungkin adalah

Misalkan

pq +r=2
3q+2=2

q+5=2
q=3

Untuk q 3 p6 maka
3 3.36
3 96

3 3
Hal ini dinyatakan dengan corallary berikut
.

COROLLARY 8.1 Jika G adalah graf sederhana terhubunga dengan e


adalah jumlah sisi dan v adalah jumlah simpul, yang dalam hal ini v
3 , maka berlaku ketidaksamaan Euler e 3 v6
Contoh :
Tentukan apakah graf lengkap K5 adalah planar?
Penyelesaian :

Diketahui bahwa K5 memiliki

p=5

dan q=

5 ( 51 )
2

maka

q=10

sehingga q 3 p6
10 9

maka dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa K5 termasuk non

planar.
Persamaan ini digunakan untuk menentukan suatu graf terhubung planar atau
non planar tetapi persamaan ini hanya syarat perlu agar suatu graf dikatakan
plana tetapi bukan syarat cukup maksudnya meskipun suatu graf planar
sederhana memenuhi persamaan tetapi tidak menjamin keplanaran suatu graf.
Contoh bahwa pernyataan ini benar akan dilakukan uji coba pada graf K 3,3
atau graf bipartit.

Dari

gambar maka diketahui bahwa

K3,3 memiliki

p=6

dan q=9 maka

q 3 p6

9 3.66
9 12

Padahal graf K3,3 bukan graf planar ! untuk menunjukkan bahwa K3,3 bukan
graf planar, kita membuat asumsi baru bahwa setiap wilayah pada graf bidang
dibatasi oleh paling sedikit empat buah sisi ( jadi, bukan 3 sisi seperti
pembuktian ketidaksamaan di atas). Dengan demikian, total banyaknya sisi
lebih besar atau sama dengan 4f. Tetapi, karena suatu sisi berada pada batas
paling banyak dua wilayah, maka total banyaknya sisi lebih kecil atau sama
dengan 2e. Jadi,

2q 4 r
atau
q/2 r

Berdasarkan rumus Euler, kita peroleh


p q+ q/2

2 atau q 2 p4

hal ini dinyatakan dengan corollary berikut :


maka K3,3 dapat
dibuktikan
sebagai berikut
:

COROLLARY 8.2 Jika G adalah graf sederhana terhubung dengan q


adalah jumlah sisi dan p adalah jumlah simpul, yang dalam hal ini p 3
dan tidak ada sirkuit yang panjangnya 3, maka berlaku q 2 p4.

Graf K3,3 tidak memenuhi ketidaksamaan q


q

=9,

2 p4 , karena

p =6

2( 6)4

= 8 (salah)

Yang berarti K3,3 bukan graf planar

C. Teorema Kuratowski
Berikut ini diberikan teorema dari Kuratowski yang memungkinkan
kita menentukan dengan tegas keplanaran suatu graf.
Dalam literatur tentang graf, dikenal dua buah graf tidak planar yang
khusus yaitu graf Kuratowski, setelah metematikawan Polandia, Kasimir
Kuratowski, menemukan sifatnya yang unik
1.
Graf Kuratowski pertama, yaitu graf lengkap yang mempunyai lima buah
simpul ( K5) adalah graf tidak planar.

dengan

wilayah,

buah simpul, dan

setiap wilaya atau daerah yang dibatasi

(dengan

buah sisi maka

> 2 ) selalu berlaku

pertidaksamaan berikut :
q

3r
2

e 3/2

DEFINISI. Graf yang digambarkan pada bidang datar dengan sisi sisi yang
sejajar tidak saling memotong (bersilangan) disebut graf planar, jika tidak maka
disebut graf tak planar .
Contoh
Graf K4 adalah graf planar, biasanya digambarkan dengan sisi yang bersilangan
seperti ditunjukkan pada gambar 8.42 (a) . Kita dapat menggambarkan graf itu
kembali tanpa ada sisi sisi yang berpotongan, seperti pada gambar 8.42 (b) . K5
pada gambar 8.43 bukan graf planar

(a)

Gambar 8.42

(b)

Gambar 8.43 K5 bukan graf planar


Contoh 8.32
Tinjau kembali persoalan utilitas : terdapat tiga buah rumah (gambar 8.44 (a), H1,
H2, H3 masing masing dihubungkan dengan tiga buah pipa utilitas air (W),
gas (G), dan juga listrik (E) dengan alat pengantar (pipa,kabel,ds). Graf pada
gambar 8.44(a) tersebut juga graf bipartit lengkap, K3,3 . Mungkinkah jaringan
utilitas sehingga tidak ada pengantar yang saling berpotongan ? (sebab kalau ada
saling berpotongan, dikhawatirkan timbul masalah yang serius, misalnya bila
kabel listrik berpotongan dengan pipa gas dapat terjadi ledakan)

H1

H2

H3

H1

H2

H3

E
W

(a)

(b)

Gambar 8.44
(a) Graf persoalan utilitas, (b) graf persoalan utilitas bukan planar , karena apabila
graf digambarkan kembali dalam bidang datar maka masih terdapat simpul yang
berpotongan

Representasi graf planar yang digambarkan dengan sisi sisi yang tidak saling
berpotongan disebut graf bidang (plane graph). Pada gambar 8.46, ketiga buah
graf adalah graf planar, tetapi graf (a) bukan graf bidang, sedangkan graf (b) dan
(c) adalah graf bidang. Ketiga graf ini isomorfik. Untuk selanjutnya, kita tetap
menggunakan istilah graf planar baik untuk graf yang dapat digambar (ulang)
pada bidang datar tanpa ada sisi sisi yang berpotongan maupun graf yang
memang sudah tergambar tanpa sisi sisi yang berpotongan (graf bidang) .

(a)

(b)

(c)

Gambar 8.46 Tiga buah graf planar. Graf (b) dan (c) adalah graf bidang
Sisi sisi pada graf bidang membagi bidang datar menjadi beberapa wilayah
(region) atau muka (face). Jumlah wilayah pada graf bidang dapat dihitung
dengan mudah. Graf bidang pada Gambar 8.47 terdiri atas 6 wilayah (termasuk
wilayah terluar) :
R2
R1

R3

R4

R6

R5

Gambar 8.47 Graf planar yang terdiri atas 6 wilayah

D. Rumus Euler
Jumlah wilayah (f) pada graf planar sederhana juga dapat dihitung dengan rumus
Euler sebagai berikut :
n- e + f = 2 atau f = e n + 2 , yang dalam hal ini :
e = jumlah sisi
n = jumlah simpul
pada gambar 8.47 diatas , e = 11 dan n = 7 , maka f = 11 7 + 2 = 6
Pada graf planar sederhana terhubung dengan f wilayah , n buah simpul, dan e
buah sisi (dengan e > 2 ) selalu berlaku pertidaksamaan berikut :
e 3f/2
dan

e 3n 6
dua ketidaksamaan yang terakhir ini dapat kita buktikan sebagai berikut : Setiap
daerah pada graf planar dibatasi oleh tiga atau lebih sisi. Jadi, total banyaknya sisi
lebih besar atau sama dengan 3f. Tetapi, karena suatu sisi berada pada batas paling
banyak dua wilayah, maka total banyaknya sisi lebih kecil atau sama dengan 2e.
Jadi ,
2e 3f
atau
2e/3 f
Berdasarkan rumus Euler, kita peroleh
n- e + 2e/3 2
atau
e 3 n6
Ketidaksamaan yang terakhir dinamakan ketidaksamaan Euler, yang dapat
digunakan untuk menunjukkan keplanaran suatu graf sederhana ( kalau graf
planar, maka ia memenuhi ketidaksamaan Euler, sebaliknya jika tidak planar
maka ketidaksamaan tersebut tidak dipenuhi) . ini dinyatakan dengan corallary
berikut :
COROLLARY 8.1 Jika G adalah graf sederhana terhubunga dengan e adalah
3 , maka
jumlah sisi dan v adalah jumlah simpul, yang dalam hal ini v
berlaku ketidaksamaan Euler e 3 v6

Contoh 8.36
Pada graf K4 ( Gambar 8.48 (a) ), n = 4, e = 6, memenuhi 6 3 (4)6 . Dengan
kata lain , K4 adalah graf planar .

Contoh 8.37

Perlihatkan bhawa K5 (Gambar 8.48 b) tidak planar dengan ketidaksamaan Euler.


Penyelesaian :
Pada graf K5 , n = 5 dan e = 10. K5 tidak memenuhi ketidaksamaan Euler , sebab
10 3(5) 6. Hal ini menunjukkan bahwa K tidak planar.
5

a K4

b K5

c K3,3

Gambar 8.48 (a) graf lengkap K4, b K5, dan graf bipartit c K3,3
Sayangnya, ketidaksamaan Euler hanyalah sayarat perlu agar suatu graf dikatakan
planar, akan tetapi bukan syarat cukup. Artinya meskipun suatu graf planar
sederhana memenuhi kedua ketidaksamaan itu, tetapi tidak selalu menjamin
keplanaran suatu graf. Misalnya graf K3,3
(gambar 8.48 c) memenuhi
ketidaksamaan Euler tersebut ,
e = 9, n = 6
9 3 (6)6

= 12 (jadi, e 3 n6

Padahal graf K3,3 bukan graf planar ! untuk menunjukkan bahwa K3,3 bukan graf
planar, kita membuat asumsi baru bahwa setiap wilayah pada graf bidang dibatasi
oleh paling sedikit empat buah sisi ( jadi, bukan 3 sisi seperti pembuktian
ketidaksamaan di atas). Dengan demikian, total banyaknya sisi lebih besar atau
sama dengan 4f. Tetapi, karena suatu sisi berada pada batas paling banyak dua
wilayah, maka total banyaknya sisi lebih kecil atau sama dengan 2e. Jadi,
2e 4 f
atau
e/2 f

Berdasarkan rumus Euler, kita peroleh


n e + e/2

2 atau e 2 n4

hal ini dinyatakan dengan corollary berikut :


COROLLARY 8.2 Jika G adalah graf sederhana terhubung dengan e adalah
jumlah sisi dan v adalah jumlah simpul, yang dalam hal ini v 3 dan tidak ada
sirkuit yang panjangnya 3, maka berlaku e 2 n4.
Contoh
Graf K3,3 tidak memenuhi ketidaksamaan e 2 n4 , karena
e=9,n=6
9

2(6)4

= 8 (salah)

Yang berarti K3,3 bukan graf planar

E. Teorema Kuratowski
Berikut ini diberikan teorema dari Kuratowski yang memungkinkan kita
menentukan dengan tegas keplanaran suatu graf.
Dalam literatur tentang graf, dikenal dua buah graf tidak planar yang khusus yaitu
graf Kuratowski, setelah metematikawan Polandia, Kasimir Kuratowski,
menemukan sifatnya yang unik [ DEO74]
2.

3.

Graf Kuratowski pertama, yaitu graf lengkap yang mempunyai lima buah
simpul ( K5) adalah graf tidak planar.
Graf Kuratowski kedua, yaitu graf terhubung teratur dengan 6 buah simpul
dan 9 buah sisi (K3,3) adalah graf tidak planar.

Sifat graf Kuratowski adalah :


1. Kedua graf Kuratowski adalah graf teratur.
2. Kedua graf Kuratowski adalah graf tidak planar

3. Penghapusan sisi atau simpul dari graf Kuratowski menyebabkan menjadi


graf planar
4. Graf Kuratowski pertama adalah graf tidak planar dengan jumlah simpul
minimum, dan graf Kuratowski kedua adalah graf tidak planar dengan
jumlah sisi minimum. Keduanya adalah graf tidak planar paling sederhana.
Teorema 8.2 ( Teorema Kuratowski) graf G adalah tidak planar jika dan hanya
jika ia mengandung upagrap yang isomorfik dengan K5 atau K3,3 atau
homeomorfik (homeomorphic) dengan salah satu dari keduanya .
Graf Isomorfik dan Graf Homeomorfik
Graf dikatakan isomorfik jika terdapat korespondensi satu-satu antara simpulsimpul keduanya dan antara sisi-sisi keduanya. Hanya penggambaran saja yang
berbeda .
4

Gambar 5. Dua buah graf yang saling isomorfik


Graf dikatakan homeomorfik jika salah satu dari kedua graf dapat diperoleh dari
graf lainnya dengan cara menyisipkan dan/atau membuang secara berulang-ulang
simpul berderajat dua.
y
v

G1

G2

Gambar 6. Tiga graf yang saling homeomorfik

G3

Gambar 8. Graf Kuratowski


Gambar 1 dan 2 adalah graf Kuratowski, gambar 3 adalah graf yang isomorfik
dengan gambar 2 sehingga gambar 3 merupakan graf tidak planar
Tinjau gambar 8.51 . Graf G tidak planar karena ia mengandung upagraf (G 1)
yang homoemorfik dengan K5 (dengan membuang simpul simpul yang
berderajat 2 dari G1, diperoleh K5)

G1

K5

Gambar 8.51 graf tidak planar karena upagrafnya G1 homoemorfik dengan K5

Contoh
Perlihatkanlah dengan terorema Kuratowski bahwa graf Petersen ( gambar 8.52
(a) ) tidak planar !

Penyelesaian :
Dari graf Petersen(Gamabar 8.52 (a)), buatlah sebuah upagrafnya, misalkan G 1
.dengan membuang simpul berderajat 2 dari G1, kita dapatkan G2 yang
homeomorfik dengan G1. Jika G2 digambar ulang , kita dapat G2 isomorfik dengan
K3,3. Rangkaian proses ini menunjukkan bahwa graf Petersen tidak planar.

(a) Graf Petersen, G

Gambar 8.52

(b) G1

(c) G2

(d) K3,3

(a).Graf Petersen, (b).G1 adalah upagraf dari G, (c).G2 homoemorfik dengan G1,
(d).G2 isomorfik dengan K3,3. Teorema Kuratowski lebih mudah digunakan untuk

menentukan bahwa sebuah graf tidak planar. Untuk membuktikan suatu graf
planar relatif lebih sulit, karena kita harus mencoba semua kemungkinan upagraf
yang memiliki 5 simpul dengan 10 sisi atau upagraf yang memiliki 6 simpul dan 9
sisi, dan memeriksa apakah upagraf tersebut sama atau homoemorfik dengan K5
dan K3,3
DAFTAR PUSTAKA
Munir, Rinaldi. 2012. Matematika Diksrit ( Edisi Revisi Kelima ). Bandung :
Informatika Bandung .
Drs. Suryadi, Didi, M.Ed , Dr. Sugeng Mardiyono, M.Sc.Ap, dan Drs. Nanang
Priatna, M.Pd. 2002. Pengantar Teori Graph. Jakarta : Universitas Terbuka
http: //informatika.stie.itb.ac.id/ -rinaldi.munir/ Matdis/ 2006-2007/ Makalah /
Makalah 0607- 34.pdf diakses pada tanggal 26 april 2015

Você também pode gostar