Você está na página 1de 25

TUGAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PAPER AKHLAK

Program Studi Ilmu Tanah


Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret
Tahun Akademik 2015

Paper ini disusun oleh :

Abieza Budi Hastomo

H0214001

Ahmad Yazid Fudlel

H0214003

Alfian Rizky Fajar

H0214004

Bagus Adi Prakoso

H0214008

Bardhian Cahyo Aji G

H0214009

Dhimasyhuri Nur R

H0214013

Dzakarosma Robifa A

H0214015

Faradifan Sastra Prasasti

H0214016

Hendri Kurniawan

H0214018

Ilham Setiawan

H0214020

Imam Hidayat

H0214021

M Bima Gegana Sakti

H0214028

Purwatmaka Adi W

H0214032

Ruci Trisandry Kirana

H0214036

Wily Binafsihi

H0214045

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pada saat ini peristiwa miris sering terdengar di telinga kita.
Kebobrokan moral misalnya tawuran antar pelajar, geng motor yang
meresahakan, perbuatan asusila di kalangan remaja dan sebagainya. Tidak
hanya remaja, bahkan kalangan atas seperti pejabat negara juga melakukan
perbuatan amoral seperti korupsi.
Kejadian semacam ini disebabkan kurangnya moral yang tertanam
pada individu manusia. Kurangnya tingkat pendidikan mereka terhadap ajaran
agam membuat mereka mengalami defisiensi moral. Ini diikarenakan ajaran
mengenai moral di ajarkan pada setiap agama dalam hal akhlaq.
Pembuatan paper ini bertujuan agar pembaca dapat memahami betapa
pentingnya ajaran akhlaq kepada seitap individu. Selain itu agar pembaca
dapat menyebarkan dan memberitahukan kepada orang lain ilmu tentang
ahklaq ini, sehingga diharapkan moral masyarakat dapat meningkat sehingga
kejadian buruk yang tidak diinginkan seperti tawuran pelajaran, tindakan
asusila, korupsi bisa menurun.

B. Tujuan
1. Mengerti dan memahami apa itu ahklaq
2. Mengerti dan memahami karakteristik ahklaq islami
3. Mengerti dan memahami sumber akhlaq
4. Mengerti dan memahami jenis jenis ahklaq
5. Mengerti dan memahami ruang lingkup
6. Mengerti dan mehami maanfaat mempelajari ahklaq sehingga bisa
menerapkan ilmu ahklaq yang bisa dipelajari

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Kata akhlak berasal dari bahasa Arab khuluq yang jamaknya akhlak.
Menurut bahasa, akhlak adalah peragai, tabiat, dan agama. Kata tersebut
mengandung segi-segi persesuaian dengan perkataan khalq yang berarti
kejadian, serta erat hubungannya denga kata khaliq yang berarti Pencipta
dan makhluq yang berati yang diciptakan (Rosihon Anwar 2010:11).
Khuluq adalah ibarat dari kelakuan manusia yang membedakan baik dan
buruk, lalu disenangi dan dipilih yang baik untuk dipraktekkan dalam
perbuatan, sedang yang buruk di benci dan dihilangkan. (Marzuki 2012:173
(Ainan, 1985:186).
Terkadang definisi akhlak (moral) sebagaimana disebutkan atas dalam
batas-batas tertentu berbaur dengan definisi kepribadian, hanya saja perbedaan
yang pokok antara keduanya sebagai berikut:
1. Moral lebih terarah pada kehendak dan diwaranai dengan nilai-nilai.
2. Kepribadian mencakup pengaruh fenomena sosial bagi tingkah laku.
Demikian para pakar ilmu-ilmu sosial mendefinisikan akhlak (moral). Ada
sebuah definisi ringkas yang bagus tentang akhlak (moral) dalam kamus la
Lande, yaitu moral mempunyai empat makna berikut:
1. Moral adalah sekumpulan kaidah bagi perilaku yang diterima dalam satu
zaman atau oleh sekelompok, buruk, atau rendah.
2. Moral adalah sekumpulan kaidah bagi perilaku yang dianggap baik
berdasarkan kelayakan bukannya berdasarkan syarat.
3. Moral adalah teori akal tentang kebaikan dan keburukan, ini menurut
filsafat.

4. Tujuan-tujuan kehidupan yang mempunyai warna humanisme yang kental


yang tercipta dengan adanya hubungan-hubungan sosial. (Ali Abdul Halim
mahmud, 2004: 27).
Baik dan buruk akhlak manusia sangat tergantung pada tata nilai yang
dijadikan pijakannya. Abul Ala al-Maududi membagi sistem moralitas
menjadi dua. Pertama, sistem moral yang berdasar kepada kepercayaan kepada
Tuhan dan kehidupan setelah mati. Kedua, sistem moral yang tidak
mempercayai Tuhan dan timbul dari sumber-sumber sekuler (Marzuki,
2013:175 (al-Maududi, 1971:9)
Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa
seseorang, sehingga telah menjadi kepribadiannya. Jika kita mengatakan
bahwa si A misalnya sebagai orang yang berakhlak dermawan, maka sikap
dermawn tersebut telah mendarah daging, kapan dan di manapun sikapnya itu
dibawanya, sehingga menjadi identitas yang membedakan dirinya dengan
orang lain. Jika si A tersebut kadang-kadang dermawan dan kadang-kadang
bakhil, maka si A tersebut belum dapat dikatakan sebagai seorang yang
dermawan. Demikian juga jika kepada si B kita mengatakan bahwa ia
termasuk orang yang taat beribadah, maka sikap taat beribadah tersebut telah
dilakukannya di manapun ia berada. (Nata, Abuddin 2011:4-5)
Dikutip dari (Rosihon Anwar 2010: 13-15) bahwa pengertian akhlak
menurut ulama akhlak antara lain:
1. Ibnu Maskawaih (941-1030 M)
: .
, , ....
.\

Artinya :
keadaan jiwa seseorang yang mendorong untuk melakukan perbuatanperbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran terlebih dahulu. Keadaan ini
terbagi dua, ada yang berasal dari tabiat aslinya adapula yang diperoleh

dari kebiasaan berulang-ulang. Boleh jadi,pada mulanya tindakan itu melalui


pikiran dan pertimbangan,kemudian dilakukan terus menerus,maka jadilah
suatu bakat dan akhlak.
2. Imam Al-Ghazali (1055-1111 M)
.
Artinya :
akhlak adalah daya kekuatan (sifat) yang tertanam dalam jiwa yang
mendorong

perbuatan-perbuatan

yang

spontan

tanpa

memerlukan

pertimbangan pikiran.
3. Muhyiddin Ibnu Arabi (1165-1240 M)
, ,
.
Artinya :
keadaan jiwa seseorang yang mendorong manusia untuk berbuat tanpa
melalui pertimbangan dan pilihan terlebih dahulu. Keadaan tersebut pada
seseorang boleh jadi merupakan tabiat atau bawaan dan boleh jadi juga
merupakan kebiasaan melalui latihan dan perjuangan.
4. Syekh Makarim Asy-Syirazi
.
Artinya :
akhlak adalah sekumpulan keutamaan maknawi dan tabiat batini manusia.
5. Al-Faidh Al-Kasyani (w. 1091 H)

.

Artinya :

akhlak adalah ungkapan untuk menunjukkan kondisi yag mandiri dalam jiwa
yang darinya muncul perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa digahului
perenungan dan pemikiran.
Dari semua pengertian diatas memberikan gambaran bahwa tingkah laku
merupakan bentuk kepribadian seseorang tanpa dibuat-buat atau tanpa
dorongan dari luar. Jika baik menurut agama dan pandangan akal tindakan
spontan ini disebut akhlak baik (akhlakul karimah/akhlakul mahmudah)
sebaliknya jika akhlak tersebut buruk tindakan spontan ini disebut akhlak
tercela (akhlakul madzmudah).
B. Syarat dan karakteristik akhlak

Syarat perbuatan disebut akhlak jika memenuhi syara-syarat sebagai berikut :


1. Dilakukan berulang-ulang.
2. Timbul dengan sendirinya
Karakteristik sifat-sifat akhlak Islami adalah :
1. Kebaikannya bersifat mutlak (al-hasanah al-muthalaqah0 yaitu yang
murni, baik untuk individu atau masyarakat dalam lingkungan, keadaan,
waktu dan tempat apapun.
2. Kebaikannya bersifat menyeluruh (al-hasanatul al-muraqabah) yaitu untuk
seluruh umat manusia di segala zaman dan di semua tempat.
3. Kebaikannya bersifat tetap, langgeng dan mantab (al-hasana al-sabitah)
yaitu tidak berubah oleh perubahan waktu dan tempat atau perubahan
kehidupan masyarakat.
4. Pengawasan yang menyeluruh (syumuliyah al-muraqabah) yaitu akhlak
bersumber dari Allah, maka lebih kuat dari pada moral dan etika ciptaan
manusia.
C. Sumber akhlak
Sumber akhlak adalah wahyu (al-Quran dan al-Hadits). Sebagai sumber
akhlak wahyu menjelaskan bagaimana berbuat baik. al-Quran bukanlah hasil
renungan manusia, melainkan firman Allah SWT yang Maha pandai dam
Maha bijaksana. Oleh sebab itu, setiap muslim berkeyakinan bahwa isi al-

Quran tidak dapat dibuat dan ditandingi oleh bikinan manusia. Sumber
akhlak yang kedua yaitu al-Hadits meliputi perkataan, ketetapan dan tingkah
laku Rasulullah SAW.
Dasar akhlak yang dijelaskan dalam al-Quran yaitu:

Artinya :Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (Q.S.al-Ahzab :
21)
Dasar akhlak dari hadits yang secara eksplisit menyinggung akhlak tersebut
yaitu sabda Nabi:



Artinya : Bahwasanya aku (Rasulullah) diutus untuk menyempurnakan
keluhuran akhlak.
Jika telah jelas bahwa al-Quran dan hadits rasul adalah pedoman hidup
yang menjadi asas bagi setiap muslim, maka teranglah keduanya merupakan
sumber akhlaqul karimah.
D. Pembagian akhlak
Akhlak dalam pengertian budi pekerti haris menjadi sikap batin dan
termanifestasikan dalam kehidupan sehari-hari. Akhlak tersebut meliputi
akhlak kepada Allah, akhlak terhadap diri sendiri, akhlak terhadap orang tua
dan keluarga, akhlak terhadap orang lain, dan akhlak terhadap alam.
1. Akhlak kepada Allah
Akhlak dalam Islam harus dibangun atas dasar kesadaran akan keberadaan
Allah SWT sebagai oencipta alam semesta beserta seluruh isinya.
Perwujudan daripada kesadaran itu adalah akhlak kepada-Nya, antara lain
a. Menauhidkan

Menauhidkan artinya mengesakan bahwa Allah adalah pencipta,


bahwa Allah yang wajib disembah, bahwa Allah yang memiliki sifat
sempurna dan jauh dari sifat kurang. Dalam Al-Qur'an ditegaskan:
"Katakanlah, Dialah Allah, Yang Maha Esa. allah adalah Tuhan yang
bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada
pula diperanakan. Dan tuada satu pun yang setara dengan Dia" (QS.
Al-iklash/112: 1-4)
b. Beribadah
Karena Allah pencipta, maka kita harus diwajibkan beribadah hanya
kepada-Nya.
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka menyembah-Ku" ( QS. Adz-dzaariyaat/51 :56)
c. Bersyukur
Bersyukur adalah berterimakasih kepada Allah atas karunia dan nikmat
yang telah diberikan.
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambahkan
(nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku) maka
sesungguhnya azab-Ku sangat pedih" (QS. Ibrahim/14: 7)
Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa barang siapa senantiasa
bersyukur maka nikmat yang telah diberikan akan ditambah, namun
barang siapa yang mengingkari nikmat yang telah diberikan maka akan
mendapat azab dari Allah.
d. Taqwa
Taqwa adalah melaksanakan semua perintah-Nya dan menjauhi segala
larangan-Nya.
"Hai

manusia!

Bertakwalah

kepada

Tuhanmu

yang

telah

menciptakanmu dari satu diri (adam), dan darioadanya Allah


menciptakan oasangannya (Hawa). Dan dari keduanya Allah
membangkitkan banyak laki-laki dan perempuan. Bertakwalah kepada
Allah dimana kalian saling meminta sesama kalian dengan
mempergunakan nama-Nya, lagi pula peliharalah hubungan kasih

sayang antara kalian. Sesungguhnya Allah itu adalah pengawas kalia ."
(QS. An-Nisa/4: 4)
Rasulullah bersabda: "Bertakwalah kamu kepada Allah dimana saja
kamu berada, dan ikutilah perbuatan jahat dengan perbuatan baik pasti
dapat menghapuskannya, dan pergaulilah manusia dengan perangai
yang baik." (HR Turmudzi)
e. Berdoa
Berdoa adalah memohon kebaikan kepada Allah dalam segala hal
untuk kebaikan baik di dunia maupun di akhirat.
Dan jika hamba-Ku bertanya kepadamu tentang-Ku, maka (jawab)
sesungguhnya Aku dekat, Aku akan memenuhi doa orang yang
berdoa jika ia berdoa kepada-Ku. Maka mintalah mereka kepada-Ku
dan berimanlah kepada-Ku agar mereka mendapat petunjuk. (QS. AlBawarah/23:60)
f. Berdzikir
Berdzikir artinya mengingat Allah. Perwujudannya dengan
membaca tahlil, tahmid, tasbih, istighfar.
Dan ingatlah, karena sesungguhnya ingat itu bermanfaat bagi orangorang beriman. (QS. Adz-Dzaariyaat/51:55)
g. Tawakal
Tawakal adalah sikap pasrah kepada Allah atas ketentuan-Nya
sambil berusaha.
Maka apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertawakal. (QS. Al-Imran: 159)
h. Muhabbah (Cinta)
Muhabbah artinya sikap merasa dekat da ingat terus kepada Allah
yang diwujudkan dengan ketaatan kepada-Nya dan menjauhi laranganNya.
Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang mencintai
mereka dan mereka pun mencintai-Nya. (QS. Al-Maaidah/5:54)

2. Akhlak kepada diri sendiri


Manusia dalam hidupnya pesti mengharapkan kebahagiaan baik
kebahagiaan batin maupun kebahagiaan lahir. Kerena harapan ini, maka
manusia harus berusaha untuk memperolehnya menurut kemampuanbya.
Perwujudan akan harapan tersebut merupakan akhlak terhadap dirinya
sendiri, yang meliputi:
a. Kreatif dan dinamis
Kreatif adalah sikap seseorang yang selalu ingin menciptakan sesuatu
untuk kebahagiaan hidupnya. Sikap mental ini kemudian ia realistiskan
dalam bentuk berpikir, merenung, dan meneliti. Seiring dengan sifat
kreatif adalah dinamis. Dinamis adalah sikap mental kita yang ingin
selalu maju dan berubah dari satu kondisi ke kondisi yang lebih baik.
katakanlah,

Menggambarlah

dimuka

bumi,

dan

saksikanlah

bagaimana Allah memulai menciptakan; kemudian Allah mewujudkan


ciptaan berikutnya. Sungguh Allah Maha Kuasa atas segalanya. (QS.
Al-Ankabut/29:20)
b. Sabar
Sabar adalah sikap mental untuk menerima dan menjalani dengan
lapang dada ketika mendapatkan musibah dan menjalankan perintah.
Sabar itu tidak hanya ketika kita mendapat cobaan dan penderitaan.
Ada empat maam sabar, antara lain: 1) sabar ketika menghadapi
cobaan dan musibah, 2) sabar dalam menghadapi dorongan hawa nafsu
yang tidak baik, 3) sabar dalam menjalankan perintah-Nya dan
menjauhi larangan-Nya, 4) sabar ketika kita mendapat kebahagiaan.
'Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan,
kelaparan,

kekurangan

harta,

jiwa,

dan

buah-buahan.

Dan

sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu


orang-orang
sesungguhnya

yang
kami

apabila
milik

ditimpa
Allah

kembali,(Al-Baqarah/2:155-156)

musibah
dan

mereka

kepada-Nyalah

berkata,
kami

c. Tawadu
Tawadu adalah rendah hati dan tidak sombong. Perwujudan dari sikap
tawadu itu kita tidak sombong, tidak curang, senantiasa baik kepada
orang lain. Allah berfirman:
Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orangorang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila
orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata
(yang mengandung) keselamatan. (QS. Al-Furqn/25:63)
d. Iffah
Iffah adalah menjaga diri sendiri dari perbuatan yang dilarang Allah.
Yang termasuk iffah adalah menjaga diri dari meminta-minta.
Dan ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk kawin.
Kemudian jika menurut pendapatmu mereka telah cerdas (pandai
memelihara harta), maka serahkanlah kepada mereka harta-hartanya.
Dan janganlah kamu makan harta anak yatim lebih dari batas
kepatutan dan (janganlah kamu) tergesa-gesa (membelanjakannya)
sebelum mereka dewasa. Barang siapa (di antara pemelihara itu)
mampu, maka hendaklah ia menahan diri (dari memakan harta anak
yatim itu) dan barangsiapa yang miskin, maka bolehlah ia makan harta
itu menurut yang patut. Kemudian apabila kamu menyerahkan harta
kepada mereka, maka hendaklah kamu adakan saksi-saksi (tentang
penyerahan itu) bagi mereka. Dan cukuplah Allah sebagai Pengawas
(atas persaksian itu). (QS. An-Nisaa/4:6)
e. Amanah/Jujur
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada
yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan
hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.
Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya
kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha
Melihat. (QS. An-Nisaa/4:58)

3. Akhlak kepada ibu, bapak dan keluarga


Ibu dan bapak serta saudara-saudara adalah orang-orang yang
paling dekat dengan kita. Sejak kita masih di rahim hingga dewasa,
mereka senantiasa berada dekat dengan kita. Merekalah yang selalu disisi
kita, dan mereka pulalah yang selalu sehati dengan kita. Apa yang kita
rasakan mereka juga merasakan. Kita bahagia, mereka juga bahagia, dan
sebaliknya. Karena itu kita harus menghormatinya yang diwujudkan
dengan akhlak, antara lain;
a. Berbakti kepada orang tua
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan
sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karibkerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat
dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba
sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
sombong dan membangga-banggakan diri, (QS. An-Nisaa/4:36)
Rasulullah bersabda:
Pulanglah kepada ibu bapakmu dan baik-baiklah bergaul dengan
keduanya (HR. Muslim)
Berbaktilah kepada ibu bapakmu, pasti nanti anak-anakmu akan
berbuat baik kepadamu. (HR..Thabrani)
b. Mendoakan Orang Tua
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah
selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan
sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau keduaduanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekalikali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan
janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka
perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka
berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku,
kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah
mendidik aku waktu kecil. (QS. Al-Israa/17:23-24)

c. Adil terhadap saudara


Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat
kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari
perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi
pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. (QS.
An-Nahl/16:90)
d. Membina dan mendidik keluarga
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu
dari api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu. (QS. AtTahrim:6)
e. Memelihara keturunan
Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran)
anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat
marah. Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan
buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan
memeliharanya

dengan

menanggung

kehinaan

ataukah

akan

menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)?. Ketahuilah, alangkah


buruknya apa yang mereka tetapkan itu. (QS. An-Nahl/16:58-59)
4. Akhlak terhadap orang lain/masyarakat
Manusia adalah makhluk social. Aristoteles mengatakan bahwa
manusia sebagai zone politiken atau komo socius. Sebagai makhluk social
manusia tidak mungkin hidup sendiri. Jika Manusia hidup sendiri maka ia
akan rusak mentalnya dan tidak akan tumbuh normal karena mengingkari
hakikatnya sebagai manusia yang membutuhkan orang lain. Manusia
membutuhkan orang lain untuk berinteraksi dan komunikasi.

5. Akhlak Kepada Alam


Alam ialah segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi
besertaisinya, selain Allah. Allah melalui al quran mewajibkan kepada

manusiauntuk mengenal alam semesta beserta isinya. Manusia sebagai


khalifah diberi kemampuan oleh Allah untuk mengelola bumi dan
mengelola alam semesta ini. Manusia diturunkan kebumi untuk membawa
rahmat dan cinta kasih kepada alam seisinya. Olehkarena itu, manusia
mempunyai tugas dan kewajiban terhadap alamsekitarnya, yakni
melestarikannya dengan baik. Ada kewajiban manusia untuk berakhlak
kepada alam sekitarnya. Ini didasarkan kepada hal-hal sebagai berikut :
a. bahwa manusia hidup dan mati berada di alam, yaitu bumi;
b. bahwa alam merupakan salah satu hal pokok yang dibicarakanoleh al
quran;
c. bahwa

Allah

memerintahkan

kepada

manusia

untuk

menjagapelestarian alam yang bersifat umum dan yang khusus;


d. bahwa

Allah

mengambilmanfaat

memerintahkan
yang

kepadaa

sebesar-besarnya

manusia
dari

alam,

untuk
agar

kehidupannyamenjadi makmur;
e. manusia berkewajiban mewujudkan mewujudkan kemakmurandan
kebahagiaan di muka bumi.
Manusia wajib bertanggung jawab terhadap kelestarian alam atau
kerusakannya, karena sangat memengaruhi kehidupan manusia. Alam yang
masih lestari pasti dapat memberi hidup dan kemakmuran bagi manusia
dibumi. Tetapi apabila alam sudah rusak maka kehidupan manusia menjadi
sulit, rezeki sempit dan dapat membawa kepada kesengsaraan. Pelestarian
alam ini wajib dilaksanakan oleh semua lapisan masyarakat, bangsa dan
negara.
Manusia hidup bergantung pada alam sekitar. Mula-mula merekahidup
secara

berpindah-pindah

(nomaden)

mencari

tempat-tempat

yang

menyediakan hidup dan makan. Mereka lalu berpindah-pindah dari


suatutempat ke tempat lain setelah bahan makanan habis dan tidak didapat.
Namun seiring dengan kemajuan kehidupan manusia, bukan berarti
ketergantungan dan kebutuhannya terhadap alam semakin berkurang.
Mereka tetap membutuhkan alam sekitarnya bagi kemakmuran dan

kesejahteraan hidupnya. Untuk itu, manusia harus menjaga keharmonisan


hubungannya dengan alam dan makhluk di sekitarnya, yaitu dengan cara
berakhlak yang baik kepadanya. Dalam ajaran Islam, akhlak kepada alam
seisinya dikaitkan dengan tugas manusia sebagi khalifah di muka bumi.

E. Ruang lingkup
Dalam pembinaan akhlak mulia merupakan ajaran dasar dalam Islam dan
pernah diamalkan seseorang, nilai-nilai yang harus dimasukkan ke dalam
dirinya dari semasa ia kecil.
Ibadah dalam Islam erat sekali hubungannya dengan pendidikan akhlak.
Ibadah dalam Al-Quran dikaitkan dengan taqwa, dan taqwa berarti
pelaksanaan perintah Tuhan dan menjauhi larangannya. Larangan Tuhan
berhubungan perbuatan tidak baik, orang bertaqwa adalah orang yang
menggunakan akalnya dan pembinaan akhlak adalah ajaran paling dasar dalam
Islam.
Dalam persepktif pendidikan Islam, pendidikan akhlak al-karimah adalah
faktor penting dalam pembinaan umat manusia, oleh karena itu, pembentukan
akhlak al-karimah dijadikan sebagai bagian dari tujuan pendidikan Islam.
Pendapat Atiyah al-Abrasyi, bahwa pendidikan budi pekerti adalah jiwa dari
pendidikan Islam, dan mencapai kesempurnaan akhlak merupakan tujuan
pendidikan Islam.
Firman Allah swt. dalam QS. (29): 45




Terjemahnya:
dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatanperbuatan) keji dan mungkar.
Firman Allah swt. dalam QS. (3): 159




Terjemahnya:
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap
mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekelilingmu.
Dari dua ayat di atas sangat jelas menekankan kita untuk menjadikan
akhlak sebagai landasan segala tingkah laku yang berasal dari Al-Quran.
Secara garis besar, mata pengajaran aqidah akhlak berisi materi pokok sebagai
berikut:
1. Hubungan manusia dengan akhlak
2. Hubungan vertikal antara manusia dengan khaliqnya mencakup dari segi
aqidah yang meliputi, iman kepada Allah, iman kepada malaikatmalaikatnya, iman kepada kitab-kitabnya, iman kepada rasul-rasulnya, dan
kepada qada dan qadarnya.
3. Hubungan manusia dengan hamba
4. Materi yang dipelajari meliputi akhlak dalam pergaulan hidup sesama
manusia, kewajiban membiasakan diri sendiri dan orang lain, serta
menjauhi akhlak yang buruk.
5. Hubungan manusia dengan lingkungannya.
6. Materi yang dipelajari meliputi akhlak menusia terhadap lingkungannya,
baik lingkungan dalam arti yang luas, maupun akhlak hidup selain
manusia, yaitu binatang dan tumbuh-tumbuhan.
Yunahar Ilyas membagi pembahasan akhlak dengan enam bagian, yaitu:
1. Akhlak terhadap Allah swt.
2. Akhlak terhadap Rasulullah saw.
3. Akhlak pribadi
4. Akhlak dalam keluarga
5. Akhlak bermasyarakat
6. Akhlak bernegara.
Adapun ruang lingkup bidang studi akhlak adalah:
1. Akhlak terhadap diri sendiri meliputi kewajiban terhadap dirinya disertai
dengan larangan merusak, membinasakan dan menganiyaya diri baik
secara jasmani (memotong dan merusak badan), maupun secara rohani
(membirkan larut dalam kesedihan).

2. Akhlak dalam keluarga meliputi segala sikap dan perilaku dalam keluarga,
contohnya berbakti pada orang tua, menghormati orang tua dan tidak
berkata-kata yang menyakitkan mereka.
3. Akhlak dalam masyarakat meliputi sikap kita dalam menjalani kehidupan
soaial, menolong sesama, menciptakan masyarakat yang adil yang
berlandaskan Al-Quran dan hadist.
4. Akhlak dalam bernegara meliputi kepatuhan terhadap Ulil Amri selama
tidak bermaksiat kepada agama, ikut serta dalam membangun Negara
dalam bentuk lisan maupun fikiran.
5. Akhlak terhadap agama meliputi

berimn

kepada

Allah,

tidak

menyekutukan-Nya, beribadah kepada Allah. Taat kepada Rosul serta


meniru segala tingkah lakunya.
Prinsip akhlak dalam Islam yang paling menonjol adalah bahwa manusia
dalam melakukan tindakan-tindakannya, ia mempunyai kehendak-kehendak
dan tidka melakukan sesuatu. Ia harus bertanggung jawab atas semua
dilakukannya dan harus menjaga perintah dan larangan akhlak. Tanggung
jawab itu merupakan tanggung jawab pribadi muslim, begitupun dalam
kehidupan sehari-hari harus selalu menampakkan sikap perbuatan berakhlak.
Akan tetapi akhlak bukalah semata-mata hanya perbuatan akan tetapi lebih
kepada gambaran jiwa yang tersembunyi
F. Manfaat mempelajari akhlak
Sebagian manfaat dan tujuan dari mempelajari ilmu akhlak adalah untuk
meningkatkan derajat kehidupan manusia, menuntun kepada kebaikan,
memenuhi kebutuhan keluarga, mengatur tata cara hidup bertetangga,
mengatur adab pergaulan berbangsa dan bernegara, serta tujuan dan manfaat
lain dari mempelajari ilmu akhlak akan dipaparkan lebih detail di bawah ini.
Ilmu akhlak akan meningkatkan derajat kehidupan manusia
Orang yang beriman dan berilmu (termasuk di dalamnya adalah ilmu akhlak),
akan lebih utama daripada orang yang tidak beriman dan berilmu. Sebab
dengan pengetahuan ilmu akhlak, seseorang akan lebih sadar mana yang baik
dan mana yang tidak baik, mana yang mengantarkan kepada kebahagiaan dan

mana yang menjerumuskan kepada kesesatan dan kesengsaraan untuk dirinya.


Dengan demikian seseorang akan selalu berusaha untuk bisa memilih dan
melakukan kebaikan atas petunjuk Allah dan memperoleh keridloan Allah swt.
sehingga bisa menjauhkan diri dari hal-hal yang tersela dan dimurkai oleh
Allah swt.
Firman Allah swt dalam Al-Qur'an :

Artinya : Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan


orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. AL-Mujadalah : 11)
Ilmu Akhlak menuntun kepada kebaikan
Ilmu akhlak merupakan pendorong dan pemicu yang dapat mempengaruhi diri
seseorang untuk membentuk hati yang suci baik lahir dan batin yang akan
berguna bagi sesama manusia ataupun makhluk yang lain.
Dengan ilmu akhlak manusia akan ditunjukkan dan diajarkan cara-cara
membentuk pribadi yang mulia, menuntun kepada akhlak yang baik dan
terpuji sebagaimana firman Allah swt dalam Al-Qur'an al-karim yang berbunyi
:

Artinya : Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.


(QS. Al-Qalam : 4)

Dan dalam sebuah Hadits Nabi Muhammad saw :

Artinya : Rasulullah saw adalah seorang manusia yang paling baik akhlaknya.
(HR. Bukhari-Muslim)

Ayat dan dalil hadits tersebut di atas menjelaskan bahwa Nabi Muhammad
saw telah memperoleh pengetahuan tentang akhlak dari al Qur'an, kemudian
beliau melaksanakannya sehingga beliau menjadi manusia yang berakhlak
mulia.
Tujuan mempelajarai ilmu akhlak akan menyempurnakan iman
Akhlak mulia adalah meripakan manifestasi dari kesempurnaan iman
seseorang. Sebagaimana dalil hadits Nabi Muhammad saw. yang artinya :
"Orang yang paling sempurna imannya adalah yang terbaik akhlaknya. (HR.
Tirmidzi)
Dalam keterangan hadits di atas, menjelaskan bahwa orang yang sempurna
imannya adalah orang yang baik akhlaknya.

Memperoleh keutamaan di hari kemudian


Manfaat dan tujuan yang lain dari mempelajari ilmu akhlak adalah akan
mendapatkan akhlak mulia. Dengan mendapatkan akhlak yang mulia, maka
akan memperoleh derajat yang terhormat di hari kiamat nanti.. Sebagaimana
sabda Rasulullah Nabi Muhammad saw. :
.

Artinya : Tiada sesuatu yang lebih berat timbangan seseorang mukmin di hari
kiamat daripada akhlak yang baik. Dan Allah sangat benci kepada orang yang
kotor (keji) mulutnya dan kelakuannya (HR. Turmidzi)
Memenuhi hajat pokok keluarga

Akhlak juga merupakan kebutuhan pokok dalam kehidupan spiritual


sebagaimana kebutuhan pokok yang lain, seperti kebutuhan makanan,
minuman, tempat tinggal dan kebutuhan pokok yang lain. Maka akhlak
merupakan faktor yang penting dalam membina dan menegakkan kehidupan
keluarga yang sejahtera lahir dan batin.
Sebuah keluarga yang tidak terbina dengan baik akhlaknya dengan akhlak
yang baik, maka tidak akan merasakan kehidupan yang bahagia, karena akan
dijauhkan dari pengaruh atau pergaulan orang banyak. Akhlak yang mulia dan
baik itulah yang akan menjamin keharmonisan hidup dalam rumah tangga,
menjalin cinta kasih semua pihak. Dan dengan akhlak yang mulia dapat
dijadikan sebagai benteng apabila datang malapetaka yang melanda kehidupan
dalam rumah tangga.
Membina kerukunan hidup bertetangga
Dengan mempelajari ilmu akhlak mempunyai tujuan dan manfaat dapat
membina kerukunan hidup bertetangga. Dalam kehidupan bertetangga.,
diperlukan budi pekerti atau akhlak yang baik, mulia dan luhur. Sebab
kerukunan hidup antara tetangga itu hanya akan terjadi apabila setiap orang
saling hormat-menghormati, tolong-menolong dan menjauhkan diri dari
perbuatan-perbuatan yang merugikan tetangga,
Sabda nabi Muhammad saw :


Artinya : Tidak akan masuk surga, orang yang membuat tetangganya tidak
tentram karena kejahatannya. (HR. Nukhari-Muslim)
Membina Remaja
Dari dulu hingga sekarang banyak sekali masalah kenakalan-kenakalan remaja
seperti

penyalahgunaan

obat

narkotika,

minuman

keras,

narkotika,

perkelahian, dan lain sebagainya. Hal ini adalah disebabkan karena kurangnya
atau tidak terbinanya akhlak di kalangan remaja.

Pada umumnya remaja-remaja yang terlibat berbagai kenakalan-kenakalan


remaja adalah remaja yang tidak mengenal akhlak yang baik, mulia dan luhur.
Sebaliknya para remaja yang berprestasi, sopan santun dan berhasil mencapai
cita-cita mereka adalah dikarenakan tercapai tujuan dan manfaat dari akhlak
yang mulia dan luhur budi pekertinya. Hal yang demikian tentunya karena
adanya pembinaan akhlak yang baik di kalangan remaja dalam hal sopan
santun, bertata krama dan lain sebagainya.
Membina pergaulan umum
Tujuan dan manfaat ilmu akhlak adalah untuk membina pergaulan umum.
Akhlak menempati posisi dan peranan yang penting dalam kehidupan dan tata
pergaulan umum. Salah satu contoh dapat dikemukakan : setiap orang yang
dapat diterima sebagai karyawan atau pekerja baik dalam perusahaan swasta
ataupun pemerintah adalah mereka yang dapat menunjukkan surat keterangan
yang menyatakan bahwa mereka berkelakuan baik atau dalam istilah sekarang
adalah SKCK (Surat keterangan cakap kelakuan).
Pada orang yang berakhlak rendah akan selalu dijauhkan dari pergaulan
umum. Dan dimanapun ia berada akan banyak orang yang tidak menyukainya.
Sebaliknya, apabila seseorang berakhlak yang baik,mulai dan luhur maka
dimanapun ia berada akan banyak orang yang menyukainya sehingga ia
mudah untuk berhubungan dengan siapapun. Dan biasanya orang dengan
sikap seperti ini akan mudah memperoleh rizki serta mudah dalam
keberhasilan berusaha.
Menyukseskan pembangunan negara
Tujuan

dan

manfaat

selanjutnya

mempelajari

ahklak

adalah

dapat

mensukseskan pembangunan negara. Akhlak merupakan salah satu faktor


yang wajib ada atau mutlak dalam pembanguan bangsa dan karakter bangsa
secara utuh. Oleh sebab itu hendaknya pembangunan akan lebih baik apabila
pemimpin dan warganya berakhlak mulia sehingga pembangunan negara akan
sukses dan tercapai dengan baik.

Sebaliknya, apabila akhlak para pemimpin dan warganya rusak (misalnya


korupsi, kolusi, nepotisme, keadilan tidak merata, dll), maka niscaya
pembangunan di suatu yang diharapkan sukses dan berhasil baik tidak akan
tercapai. Hal ini seperti yang dilakukan oleh Syauqi Bey, dalam gubahan
syairnya :

Artinya : suatu bangsa dikenal (jaya) karena akhlaknya. Bila akhlaknya rusak,
maka rusaklah bangsa itu."
Dapat dikatakan bahwa kejayaan atau kehancuran suatu bangsa terletak pada
akhlaknya. Apabila suatu bangsa berakhlak mulia, maka tersohorlah bangsa
itu. Namun apabila bangsa itu rusak akhlaknya maka rendahlah (hancurlah)
nama suatu bangsa.
Menciptakan keakraban hidup antar bangsa dan Negara
Tujuan mempelajari ilmu akhlak dan manfaatnya adalah dapat menciptakan
keakraban hidup antar bangsa dan negara di dunia. Apabila para pemimpin
dunia berakhlak baik, mulia dan bijaksana, niscaya masyarakat dunia akan
merasakan kebahagiaan dan perdamaian. Namun sebaliknya, apabila
pemimpin dunia itu rusak akhlaknya, maka akan besar sekali kemungkinannya
dimana-mana akan terjadi peperangan yang tentunya akan membawa banyak
korban baik harta maupun jiwa. Apabila akhlak mulia ini tidak dimiliki oleh
para pemimpin dunia dan juga warga masyarakat dunia seluruhnya maka akan
membawa kehancuran dunia baik di darat. laut maupun udara. Hal yang
demikian ini adalah akibat dari perbuatan-perbuatan manusia yang tidak
bertanggung jawab akibat pengaruh dari hawa nafsu jahat yang tidak
terkendalikan.
Sebagaimana dijelaskan dan diterangkan dalam Kitabullah Al-Qur'an yang
berbunyi :


'

Artinya : Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena


perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka
sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan
yang benar). (QS. Ar-Rum : 41)
Dengan demikian jelaslah bahwa kehidupan di dunia ini tidak dapat
dilepaskan dari akhlak para pemimpinnya. Apabila dunia ini dipimpin oleh
orang yang berakhlak mulia, maka roda perjalanan kehidupan dunia ini akan
aman, sejahtera dan sentosa.

BAB III
KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari paper yang dijelaskan di atas antara lain :
1. Akhlaq adalah tingkah laku / bentuk kepribadian seseorang tanpa dibuatbuat atau tanpa dorongan dari luar
2. Karakteristik akhlaq islami adalah kebaikannya bersifat menyeluruh,
mutlak dan tetap serta pengawasan yang menyeluruh

3. Sumber ahklaq adalah Al Quran dan Hadist


4. Ahklaq dibagi menjadi Ahklaq kepada Allah, Akhlaq kepada diri sendiri,
ahklaq kepada bapak ibu dan keluarga, dan ahklaq kepda alam
5. Ruang lingkup ahklaq melingkupi ahklaq terhadap diri sendiri, ahklaq
dalam keluarga, akhlaq dalam bernegara, ahklaq dalam masyarakat, akhlaq
terhadap agama
6. Manfaat

mempelajari

meningkatkan

derajat

akhlaq

beberapa

kehidupan

diantaranya

manusia,

adalah

membina

akan

remaja,

menyukseskan pembangunan negara

DAFTAR PUSTAKA

http://gudangnews.info#ixzz3XkzcolLi
Nurdin, Ali et all. 2009. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Universitas Terbuka.
htttp://berawaldarihati.blogspot.com
htttp://santrisuwung.blogspot.com

Você também pode gostar