Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
leher, nyeri radikular servikal, atau keduanya adalah keluhan umum yang banyak
dikeluhakan pasien dari berbagai profil.
Evaluasi dan pengobatan spinal servikal secara umum membutuhkan
analisa kemungkianan tentang kerusakan struktur yang paling bertanggung jawab
terhadap kondisi pasien. Seorang klinisi spinal mengenali gejala individual
dengan cermat dan menggabungkan menjadi diagnosis dan pengobatan yang
akurat untuk penyakit ini.
II.
dan sejumlah saluran vena yang biasanya melingkari akar saraf. 216 Neuroforamina
dibatasi di anteromedial oleh sendi uncovertebrae, superior dan inferior oleh
pedikel succesive, dan medial oleh tepi end plate vertebrae dan disk intervertebrae
(lihat gambar 37-5).216
Gambar 37-2. Gambaran atlas dan axis dari sisi anterior. Tuberkel anterior atlas
telah dipotong sehingga terlihat prosesus odontoid axis. (Redrawn from Crafts
RC: Textbook of Human Anatomy, ed 2, New York, 1979, Jhon Wiley.)
Gambar 37-3 Zona target dari blok cabang medial servikal. Ilustrasi lateral dari
spinal servikal, memperlihatkan zona target (tanda panah bulat) berlokasi di
bagian tengah C2 melalui pilar artikular C7. Nervus oksipital ketiga (TON) adalah
cabang nervus besar yang membutuhkan tiga blok terpisah di level C2 inferior-C3
superior dan terletak di daerah lateral sendi C2-3.
Diskus intervertebra terletak antara vertebra C2 sampai vertebra C7.
Semua bagiannya dibentuk oleh anulus fibrosis yang diinervasi posterolateral oleh
nervus sinuvertebral, setiap cabang dibentuk oleh dari nervus vebtebral dan ramus
ventral, dan inervasi anterior oleh nervus vertebral (Gambar 37-6).30 Porsi bagian
dalam dari diskus yang membentuk nukleus pulposus gelatinosus, yang
menyediakan transmisi aksial untuk menghilangkan tekanan pada setiap range of
motion.216 Setiap diskus intervertebrata lebih tebal di bagian anterior dibandingkan
bagian posterior, yang mempengaruhi kurvatura servical lordotik.216 Anatomi
normal servical spine dapat mengalami degenerasi dan trauma melalui berbagai
jenis gangguan servikal spine.
hipertonis saline. Dia berhipotesis bahwa fenomena sistem saraf pusat dimediasi
oleh nyeri alih, karena anestesi sarap perifer distal yang tidak mengurangi nyeri
alih ini. Penelitian ini pertama kali mendemonstrasikan fenomena ini sebagai
nyeri alih somatik, dan gangguan servikal spine dapat menghasilkan nyeri ke
ekstremitas atas sampai dengan sakit kepala. 38,69,116-118,128 Gejala ini dihasilkan
tanpa iritasi ke jaringan neural. Seperti nyeri alih yang disebut dengan somatik,
sebelumnya disebut sklerotomal, dan terjadi ketika struktur mesodermal seperti
ligamen, kapsul sendi, anulus diskus intervertebralis, atau periosteum yang
distimulasi, sehingga gejala beralih ke struktur jaringan mesodermal lain yang
sama asal embriogeniknya.216 Mekanisme gejala somatik ini memerlukan
konvergen.25 Aferen dari servikal spine dan distal ekstremitas atas berkumpul pada
neuron kedua pada spinal cord, terjadi nyeri spinal yang menjalar ke distal
ekstremitas.25 Melalui mekanisme ini diskus servikal intervertebrata dan sendi
zigapophasial menyebabkan gejala ekstremitas atas.216
Hal ini terjadi melalui biomekanikal dan/atau biokemikal pada struktur
non neural yang bisa menstimulasi serabut nosiseptive saraf, melalui kompresi
atau infalamas, menyebabkan nyeri alih.216 Mekanisme stimulasi pada sendi
zigopophasial atau inervasi sarafnya telah menunjukkan nyeri pada kepala dan
leher dengan nyeri alih ke ekstremitas atas (Gambar 37-7).10,59,63,73 Gejala anestesi
pada sendi menunjukkan kesamaan pada gejala simptomatik beralih dari sendi
servikal.28,219
Nyeri berasal dari sendi zigopophasial yang cenderung diikuti secara
konstan dan disadari beralih. Pada C1-2 dan C2-3 beralih ke oksiut. Pada C3-4
dan C4-5 menimbulkan gejala di sekitar leher posterior. Nyeri pada C5-6
menyebar sampa fossa suprasinatus skapula, sedangkan nyeri C6-7 menyebar
sampai ke kaudal skapula.* Tambahan, C1-2, C2-3, C3-4, dan C4-5 sendi
zigopophasial nyeri alihnya sampai ke muka, dan C3-4, C4-5, dan C5-6 bergejala
sampai ke kepala.28 Setiap sendi dapat menunjukkan gejala unilateral atau
bilateral. Hal ini tidak berarti sendi unilateral menstimulasi hanya nyeri
kontralateral, dan manifestasi ini tidak pernah diteliti.218
Gambar 37-7. Nyeri alih C2-C3 sampai C6-C7. (redrawn from Dawyer A, April
C, Bogduk N; Cervical Zygapophasial Joint pain patterns I; A Study in normal
volunteers, Spine 15;453-457, 1990, dengan izin)
Gejala nyeri yang sama juga dihasilkan oleh stimulasi mekanis pada
diskus intervertebrata (Gambar 37-8 dan Tabel 37-1).45,78,203,224 Berdasarkan
pengalaman kami, bilateral paramidline nyeri leher atas tanpa sakit kepala
disebabkan disrupsi diskus intervertebra servikal (CIDD) daripada nyeri akibat
sendi zigopophasial. Observasi kami yang didukung oleh penelitian terbaru Grub
dan Kelly78 menemukan bahwa 34% sampai 50% diskus servikal menghasilkan
nyeri bilateral pada setiap diskus servikal. Selain itu, penelitian yang lebih
lengkap dari Penn Spine Center menyebutkan bahawa 30% sampai 62% pada
diskus servikal menghasilkan nyeri bilateral selama servikal diskography.224
Ketika dilakukan bersamaan, penemuan ini menunjang bahwa gejala nyeri berasal
dari struktur yang menginervasi dibandingkan dengan strukturnya sendiri. 25 Hal
logis yang juga menunjang adalah stimulasi pada muskulature servikal atas dapat
menghasilkan nyeri kepala.52 Perbedaan CIDD dan nyeri pada sendi zigopophasial
atau nyeri dari jaringan lunak servikal spine memerlukan interpretasi riwayat dan
pemeriksaan fisik lain.
Gambar 37-8. Gambaran nyeri alih pada diskus servikal intervertebralis selama
provokasi servikal. Nyeri alih pada setiap area digambarkan dengan nomor. (tabel
37-1)
C3-4
N=19
C4-5
N=27
C5-6
N=27
C6-7
N=16
C7-T1
N=2
17
23
20
15
23
17
13
17
12
11
11
11
12
11
12
Face
Anterior
neck
Chest
36
37
38
39
40
41
42
Kotak 37-1
Kelainan yang Mempengaruhi Leher
Mekanik
Sprain servikal
Strain servikal
Herniasi nucleus pulposus
Osteoarthritis
Spondilosis servikal
Stenosis servikal
10
Reumatologik
Spondilitis ankilosa
Sindrom Reiter
Arthritis psoriasis
Arthritis enteropati
Arthritis rheumatoid
Hiperostosis skeletal idiopatik difusa
Reumatik polimyalgia
Fibrositis (fibromyalgia)
Infeksi
Osteomielitis vertebra
Diskitis
Herpes zoster
Endokarditis infeksi
Proses granulomatosa
Abses epidural, intradural, dan subdural
Abses retrofaringeal
AIDS
Endokrin dan Metabolik
Osteoporosis
Osteomalasia
Penyakit parathyroid
Penyakit Paget
Penyakit pituitari
Tumor
Tumor Jinak
Osteokondroma
Osteoma osteoid
Osteoblastoma
Giant cell tumor
Kista tulang aneurisma
Hemangioma
Granuloma eosinofilik
Penyakit Gaucher
Tumor Maligna
Mieloma multipel
Plasmasitoma soliter
Kondrosarkoma
Sarkoma Ewing
Kordoma
11
Limfoma
Metastasis
Tumor Ekstradural
Hemangioma epidural
Lipoma epidural
Meningioma
Neurofibroma
Limfoma
Tumor Intradural
Ekstrameduler, intradural
o Neurofibroma
o Meningioma
o Ependimoma
o Sarcoma
Intrameduler
o Ependimoma
o Astrocytoma
Lain-lain
Malformasi arteri-vena
Syringomyelia
12
GAMBAR 37-11 Degenerasi diskus intervertebra. A, Tampak sagital. Robekanrobekan konsentrik akhirnya bergabung membentuk robeka radial. B, Akhirnya
menyebabkan kolaps jarak diskus.
GAMBAR 37-12 Lesi yang lebih sering mempengaruhi tulang servikal setelah
perubahan arah secara tiba-tiba: AF, Robekan annulus fibrosus diskus
intervertebra; AL, robekan ligamen longitudinal anterior; AP, fraktur pilar
artikular; AS, fraktur yang melibatkan permukaan artikular; EP, fraktur/avulsi end
plate; IM, kontusio meniscus intrartikular sendi zigapophiseal; SC, fraktur pelat
subkondral; VB, fraktur corpus vertebra; ZC, ruptur atau robekan kapsula sendi
zigapophiseal; ZH, hemarthrosis sendi zigapophiseal.
13
disadari dengan diskus intervertebralis dan dapat terluka dengan luka pada diskus
servikalis.190
Gaya fisiologis yang bekerja relatif normal pada tulang belakang servikal
mengakibatkan regangan jaringan lunak khas terlihat pada bukan atlet. Pada
individu dengan kyphosis toraks dan konsekuensial lordosis servikalis dan
ekstensi, ketegangan terjadi pada levator skapula, trapezius superior,
sternokleidomastoid, skalenus, dan otot suboksipital. 48 Trauma pukulan sering
terjadi pada cedera olahraga dan dapat mengakibatkan ketegangan atau keseleo
pada servikal secara akut.48 Gerakan berulang, seperti dalam kegiatan rekreasi,
dapat memperpendek rotator servikalis, ekstensor, dan fleksor lateral yang sering
muncul pada individu dengan spondylosis servikalis.
Gambar 37-13 Gambaran radiografi berurutan tulang belakang servikal fase ekstensi cedera
leher akibat gerakan cepat dari kepala. Saat 110 meter per detik, vertebra C5 rotasi abnormal
axis
rotasi tinggi, menyebabkan badan vertebra terpisah anterior dari C6 (panah putih), dan
Diagnosa
inferior prosesus artikular C5 ke superior prosesus artikular C6 (panah hitam). Modifikasi
Anamnesis
pemeriksaan
fisik
membantu
dokter dalam
mendiagnosis
cedera
dari Kaneokadan
K, Ono
L , Inami S,
et al:
Gerakan abnormal
segmen
tulang belakang
servikal
jaringan
lunak
servikalis.
Anamnesis
dari
riwayat
mekanisme
cedera
harus
saat gerakan cepat dari kepala.
ditanyakan dari pasien. Suatu kejadian akut seperti tabrakan kendaraan bermotor,
cedera olahraga, jatuh, atau kecelakaan industri dapat membuat kekuatan
signifikan yang cukup untuk melukai jaringan lunak servikal. Detail yang harus
dicari adalah awal mulanya dari nyeri relatif terhadap peristiwa traumatis, lokasi
gejala, setiap pola rujukan, atau gejala terkait lainnya. Ketegangan pada servikal
dan cedera keseleo dapat dikaitkan dengan sakit kepala. Sakit kepala ini biasanya
tajam atau tumpul dan berlokalisasi ke otot-otot servikal atau bahu. Pasien juga
dapat mengeluh kelelahan leher atau kekakuan yang berkurang dengan aktivitas
bertahap. Faktor yang memberatkan meliputi gerakan pasif atau aktif.
Penurunan berbagai gerakan servikal dapat terdeteksi pada pemeriksaan.
Hal ini terjadi karena otot menjaga dan membalut untuk menghindari rasa
sakit. Palpasi daerah yang terlibat biasanya tidak nyaman atau cukup
menyakitkan. Daerah yang paling sering terlibat adalah trapezius atas dan otot
15
Gambar 37-14 Radiografi polos lateral tulang belakang servikal, menunjukkan penurunan
lordosis (A), ekstensi (B), netral (C), dan fleksi (D).
Pengobatan
Pertama meliputi pengendalian nyeri dan inflamasi untuk menghambat
respon cedera, mengurangi keadaan tidak normal, dan memfasilitasi partisipasi
aktif dalam program pemulihan fungsional. Obat antiinflamasi nonsteroid
(NSAID) dan acetaminophen (parasetamol) digunakan sebagai kendali rasa sakit
dan memelihara pola tidur. Jarang diresepkan relaksan otot, tetapi beberapa dokter
menggunakan obat tersebut selama 5 sampai 7 hari untuk meningkatkan kualiti
16
tidur. Jika pasien mengeluh substansial "kejang" tidak terbantu dengan analgesik
dan posisi yang tepat, tizanidine atau antidepresan trisiklik mungkin bisa
membantu.
Modalitas Fisik seperti pijat, terapi panas dangkal dan dalam, stimulasi
listrik, dan soft cervical collar dapat digunakan dalam program pengobatan. Pijat
ringan menimbulkan efek sedasi , penurunan adhesi, relaksasi otot, dan perubahan
vaskular (lihat bab 20)255 Terapi panas superfisial 133dan terapi panas dalam
dengan USG 67 memproduksi efek analgesia dan relaksasi otot, membantu
mengatasi peradangan, dan meningkatkan elastisitas jaringan ikat (lihat bab 21). 192
Stimulasi listrik saraf transkutan (TENS) juga dapat efektif dalam modulasi nyeri
muskuloskeletal (lihat Bab 22).146 Soft cervical collar (Gambar 37-15) dapat
diresepkan untuk meringankan kesakitan sehingga mengganggu tidur dan
mengurangi ketegangan leher lebih lanjut. Soft cervical collar dapat dipakai saat
terjaga, tetapi harus terbatas pada 72 jam pertama setelah cedera untuk
meminimalkan gangguan pada penyembuhan dan mencegah perkembangan
jaringan lunak menjadi rapat.156 Kembali beraktivitas secara bertahap harus
dimulai 2 sampai 4 minggu setelah cedera, dan harus mencakup program
pemulihan fungsional untuk mengatasi defisit postur tubuh dan fungsi
biomekanik.48
Setelah nyeri akut bertambah baik, biomekanik tulang belakang yang tepat
harus dikembalikan dengan pembentukan pola pergerakan yang tepat. Gerakan
segmen sehat servikalis memerlukan stabilisasi efisien di seluruh tulang belakang
leher dan dada. Pelatihan proprioseptif kembali, keseimbangan, dan postur tubuh
harus dimasukkan ke dalam latihan. Fleksibilitas dan berbagai gerakan
ditingkatkan dengan mobilisasi dan latihan peregangan. Proprioseptif ditingkatkan
dengan menggunakan umpan balik visual selama latihan dan tugas
fungsional. Hal ini harus dilakukan dengan tuntutan dinamis bersamaan dengan
dukungan pasien. 48,124 Program tersebut (Tabel 37-2) meningkatkan disipasi sehat
kekuatan di tulang belakang leher dengan upaya myofascial efisien.
17
Gambar 37-15 Servikal ortosis. Cervical soft collar dengan tepi lebar ke posterior dan
menyempit ke sisi anterior.
18
Cedera akar syaraf servikal biasanya disebabkan oleh hernia interval disk
servikal,102 dengan perubahan spinal spondilitik merupakan penyebab kedua
tersering (gambar 37-16).167,259 neural kompresi pada cervikal interval disk
herniation (CIDH) penyebab radikulopati pertama kali diperkenalkan oleh
Semmes Dan Murphey208 pada tahun 1943. Studi radiologi menunjukan
abnormalitas dari servikal disk.20,152,157,240 Banyak penelitian menunjukkan peran
dari respon peradangan CIDH dalam beberapa cara menyebabkan Gejala Dan
tanda dari nyeri radikuler.74,114,115 Studi pada hewan menunjukkan gangguan
fisiologi pada akar syaraf disebabkan oleh tekanan yang gradual197 dan inflamasi
dengan tidak adanya tekanan.172 akar otak secara anatomis kurang resilient dari
pada syaraf perifer terhadap rangsangan biomenikal dan biocemikal, dan respon
terhadap keduanya dengan patologi yang sama.166
Menifestasi dari Spondilosis servikal (atau perubahan pada osteoartritis
degeneratif) yaitu berupa hipertropi ligamen,hiperosiosis (pertumbuhan tulang
yang berlebihan),degenerasi dari disk dan atropi dari persendian zygapophyseal. 259
Hipertropi dari persendian zygapophyseal dan uncovertebral menghasilkan
stenosis dari foramen intervetebra dan impingement akar syaraf. 216,259 Osteofit
badan vertebra dan material disk dapat membentuk sebuah disk keras yang dapat
menyebabkan penekanan dari akar syaraf yang berdekatan.187,259 Walaupun kista
servikal sendi zygapophyseal jarang,142 ada pasien dengan kista servikal sendi
zygapophyseal dengan penyebab radikulopati telah dirawat di Penn Spine center
(gambar 37-17). Dalam kasus ini tidak Jelas apakah ada perkembangan dari
pengaruh biocemikal versus biomekanikal terhadap elemen syaraf.
Diagnosis
Riwayat dan Pemeriksaan Fisik.
Pasien dengan akut CIDH radikulopati biasanya mengeluhkan riwayat
nyeri servikal axial yang diikuti oleh nyeri hebat pada ekstremitas atas.
Kebalikannya nyeri radikuler spondilitik muncul lebih sering. Nyeri radikuler
servikal dapat berupa deep dull ache atau Sharp lacinating pain. Itu dapat terjadi
pada banyak lokasi, termasuk ujung medial skapular (C5, C6, atau C7), trapezius
superior (C5 atau C6), prekordium (C5 atau C6), deltoid dan lengan bagian lateral
(C5 atau C6), posteromedial lengan (C7,C8, atau T1), anterolateral lengan bawah
(C6 atau C7), posterior lengan bawah (C7 atau C8) dan jari tangan (C6, C7, C8
atau T1).64,225
Faktor-faktor yang menyebabkan kekambuhan meliputi aktivitas yang
meningkatkan tekanan subaraknoid, seperti batuk, bersin atau maneuver valsava.
19
Jika terdapat komponen signifikan dari stenosis muncul, ektensi servikal dapat
memperkuat gejala. Mengurangi nyeri radikuler dengan mengangkat humerus
ipsilateral yang dikenal dengan the shoulder abduction relief sign, merupakan alat
yang dapat digunakan sebagau diagnosis dan dapat digunakan sebagai maneuver
theurapeutic.54,68
Pemeriksaan fisik dimulai dengan pengamatan klinik dari posisi leher,
misalnya pasien menengok ke samping karena adanya herniasi disk. Atropi dapat
dideteksi dengan luka yang parah dan panjang. Hilangnya otot pada fossa
suprascapular atau infrascapular atau deltoid dikarenakan keterlibatan C5 atau C6;
hilangnya otot pada trisep, cedera pada C7; pada thenar eminence, cedera C8; dan
dorsal pertama dari interossei, cedera T1.187 Tes manual otot mempunyai
spesifisitas yang lebih besar dari pada refleks atau abnormalitas sensori (Tabel 373),257 dan mungkin membutuhkan untuk dilakukan berulang kali atau dengan otot
pada kerugian mekanik to menghilangkan kelemahan ringan. Kelemahan yang
parah (<3/5 Medical Research Council (MRC)) hampir jarang ada dengan satu lesi
akar syaraf dan seharusnya mengingatkan dokter terhadap kemungkinan adanya
multilevel radikulopati, penyakit syaraf motorik , plexopathy atau neuropati
fokal peripheral. Sensasi terhadap sentuhan ringan, tusukan jarum dan getaran
dapat disesuaikan. Pasien seharusnya diperiksa kemungkinan adanya tanda
Hoffman dan refleks babinski to memastikan bahwa tidak adanya spinal cord yang
terlibat.
Manuver provokatif seperti penutupan neuroforaminal dan root tension
sign membantu unutk melokalisasi lesi spina servikalis. Maneuver Spurling, 231
ekstensi servikal, fleksi lateral dan rotasi servikal aksial menghasilkan gejala
radikuler, sangat spesifik tapi tidak sensitive terhadap radikulopati servikal.246
Ketegangan akar syaraf, rotasi aksial servikal lateral pada waktu yang sama
dengan abduksi/ekstensi ipsilateral glenohumeral dengan siku dan ekstensi
pergelangan tangan, dapat membantu mendeteksi nyeri radikuler. Jika pada
pemeriksaan ini ditemukan nyeri radikuler, dapat diasumsikan ketegangan syaraf
dapat diprovokasi sebagai akibat dari inflamasi akar syaraf. Ketegangan syaraf
yang disebabakan nyeri radikuler mungkin lebih sensitif dari pada maneuver
spurling tapi kurang spesifik,195 dan seharusnya dilakukan bilateral untuk
memastikan tidak adanya gejala kontralateral, Studi sistematik membandingkan
kegunaan dua maneuver pemeriksaan belum ada yang dipublikasi. Tanda
Lhermitte,13526 fleksi servikal secara cepat ketika pasien duduk, dapat
menghasilkan sensasi shok elektrik dibawah spina dan kadang-kadang ke
ekstremitas dimana servikal kordnya terlibat sebagai akibat dari adanya tumor,
spondilosis atau multiple sklerosis.176
20
Duduk
Berdiri
Flexed
positions
Unsupported
bug
dying
Chest flies
Bench press
Icline Dumbbell press
Standing rowing
Biceps pull-down
Upright row
Mengangkat bahu
Mengangkat
suprasinatus
30-60 derajat
Incline prone flies
Mengangkat deltoid
resiprokal
Cable crossovers
60-90 derajat
Bilateral anterior
Mengangakat deltoid
Intracapular flies
21
Telungkup
Mengangkat
resiprokal
Mengangkat
unilateral
Mengangkat
bilateral
lengan Quadruped
Head supported
Head unsupport
Prone flies
lengan Swiss ball bilateral
Latissimus flies
Mengangkat deltoid
lengan anterior
Swiss ball prone
Rowing
Swiss ball prone flies
Telentang, head
Tidak
dianjurkan Parsial sit-up
Swiss ball chest flies
unsupported
untuk level 1
Mengangkat lengan
Swiss ball reciprocal
From Sweeney T, Prentice C, Saal JA, et al. Cervicothoracic muscular stabilizing
technique, Phys Med Rehabil State Art Rev 4:335-360. 1990, with permission of
Hanley & Belfus
Gambar 37-16 Aksial (A) dan sagital (B) Magnetik resonance image
memperlihatkan sisi kanan C5-6 ekstrusi intervetebral disk. C Aksial computed
tomography memperlihatkan segmental level C3-4, menunjukkan sedang sampai
berat C4 foraminal kiri stenosis disebabkan oleh arthrosis sendi zygapophyseal
dan hipertrofi sendi uncovertebral.
Studi Pencitraan
Walaupun poto polos servikal tidak terlalu sensitif dalam mendeteksi
patologi pada diskus, namun pemeriksaan radiografi tetap merupakan
pemeriksaan yang utama digunakan pada hampir setiap pemeriksaan pada cedera
muskeloskeletal.163 Poto polos anteroposterior, lateral, open mouth, dan fleksi dan
ekstensi merupakan indikasi dalam mengevaluasi stabilitas spinal dalam kasus
rematoid artritis atau ankylosing spondilitis,64 spondylostheais, setelah penyatuan,
atau akibat trauma.163 CT (computed tomographic) myelography merupakan
kriteria standar terhadap pilihan pencitraan lain yang harus ditentukan dalam
menilai penyakit nyeri servikal degeneratif.196 Bagaimanapun, kebanyakan klinisi
melakukan peningkatan CT dalam mengevaluasi osseous dengan detail seperti
pada foraminal stenosis,163 tumor tulang, dan fraktur.112
22
otot yang dipersarafi oleh serabut saraf yang sama namun dengan saraf perifer
yang berbeda, menunjukkan bahwa temuan yang normal pada otot yang
dipersarafi oleh serabut saraf yang berdekatan.252 Setidaknya sebuah penelitian
mengenai hubungan saraf motorik dan sensorik saraf konduksi harus dilakukan
dalam keterlibatannya terhadap tungkai untuk memastikan ketidakterlibatan
pleksus yang seiring atau suatu proses perifer. Apabila abnormalitas ditemukan,
maka hubungan otot kontralateral dan saraf harus dinilai untuk menyingkirkan
suatu proses umum seperti neuropati perifer atau penyakit motor neuron.
Pemeriksaan skrining dari enam otot tungkai atas sebagai tambahan untuk
cervical paraspinal dapat mengidentifikasi 94% hingga 99% dari servikal
radikulopati.57 Penelitian ini dapat secara efektif menyingkirkan diagnosis lain
seperti lesi pleksus brakial (seperti Tumor Pancoast atau Sindrom ParsonageTurner) dan penjepitan saraf perifer setempat (seperti carpal tunnel syndrome dan
penjepitan saraf ulnaris pada bagian siku atau pergelangan tangan). Apabila
amplitudo dari otot yang terkena terdiri dari potensial aksi otot maka dapat
menurunkan kurang dari 50% dari tungkai kontralateral (gambar 37-18),
perbaikan fungsi motorik mungkin akan dapat kembali dengan perawatan
konservatif dan penelitian dapat diulang kembali untuk mendokumentasikan
penyembuhan neurofisiologis (lihat Bagian 9 hingga 11).108
Tabel 37-3 tingkatan serabut saraf, saraf perifer, dan otot ekstrmitas atas yang
dievaluasi pada pasien dengan nyeri
Tingkatan serabut saraf
Saraf
Otot
Deltoid
C5, C6
Axilla
Bisep brachii
C5, C6
Musculocutaneous
Supraspinatus
C5, C6
Suprascapular
Infraapinatus
Suprascapular
Triceps
C7
Radial
Pronator teres
Median
Abductor polllucia
C8, T1
Median
brevis
Ulnar
Dorsal interosssei
pertama
Gambar 37-18 Layar gelombang Oscilloscope dari kedua bagian potensial aksi
amlitudo otot abduktor policis brevis (CMAP). Gelombang bagian atas yang
meninggi menunjukkan bemtuk gelombang yang sehat dengan amplitudo dan
durasi yang normal. Gelombang pada bagian bawah menggambarkan penurunan
65% dari amplitudo CMAP dari otot kontralateral, dengan sedikit mengalami
peningkatan durasi.
24
Tatalaksana
Pengobatan Fisik dan Rehabilitasi
Tatalaksana objektif yang utama dari radikulopati servikal adalah adanya
perubahan dari nyeri, peningkatan pada kelemahan myotomal, menghindari
komplikasi spinal cord,64,254 dan mencegah terjadinya rekurensi.254 Terlepas dari
beberapa penelitian yang membandingkan pembedahan sebagai pengobatan
rehabilitasi dan perawatan konservatif, mengumpulkan bukti pendukung
perbaikan naturall dari gejala radiks servikal dengan perawatan
konservatif.53,87,199,217 Pendekatan terhadap tatalaksana harus ditentukan
berdasarkan masing-masing individual pasien. Indikasi utama pembedahan adalah
defisit neurologis yang progresif. Jika tidak, level kebutuhan pasien setelah
perawatan fungsional dapat membantu menunjukkan seberapa agresif untuk
diintervensi. Sebagai contoh, pada pasien yang cenderung tidak banyak kegiatan
fisik mungkin akan memutuskan untuk mentoleransi sedikit ketidaknyamanan
setelah perawatan konservatif. Pada atlit sebaliknya, mungkin tidak menginginkan
gejala yang dapat timbul kembali akibat aktivitas fisik yang berat. Pola rencana
pengobatan harus mempertimbangkan begaimana keadaan suatu individu saat di
rumah, di kantor, dan pada komunitasnya.
MODALITIES
Edukasi pasien, modifikasi aktivitas, dan mengurangi rasa sakit adalah
tahapan terapi awal. Dokter harus menjelaskan pada pasien mengenai mekanisme
bagaimana injuri itu terjadi dan kemungkinan hasil dari terapinya. Penjelasan ini
seharusnya ditekankan pada bagaimana pentingnya postur tubuh yang benar,
biomekanik, dan evaluasi ergonomik utilitas.254
Mengangkat beban berat dan berulang harus dihindari begitu juga dengan
ekstensi cervical spine,rotasi axial dan flexi ipsilateral. Nyeri yang berat dapat
mengganggu pekerjaan dan aktivitas atletik dan juga retriksi dari aktivitas seharihari. Gejala yang ringan hingga sedang biasanya masih dapat ditoleransi oleh
pasien.
Termoterapi sering digunakan untuk modulasi nyeri dan meningkatkan
relaksasi otot. 134,161 Tidak ada panduan definitif yang dipublikasikan berkaitan
dengan peranan modalitas thermal pada cervical radikulopati. 191 dingin dapat di
aplikasikan 15-30 menit 1-4 kali sehari dan panas superficial dapat diaplikasikan
sampai 30 menit 2-3 kali sehari. Keputusan mengenai bahan panas apa yang
diberikan tergantung dari persepsi pasien
bahan apa yang memberikan
132
pengurangan rasa nyeri yang terbaik. Modalitas deep heating seperti ultrasound
seharusnya dihindari pada terapi servikal radikulopati. Karena peningkatan
respon metabolisme dan inflamasi dapat memperparah nerve root injury.134,191
TENS sangat bermanfaat dalam manajemen sebagian besar gangguan
muskuloskeletal dan neurogenik. Ini dapat digunakan pada awal terapi servikal
25
lebih 1 tahun. 179 Penggantian dari disk artificial cervical berbeda dengan
disketomi cervical anterior dan fusion. 202 Tujuannya dalah untuk memodulasi
keefektifan dan meningkatkan respon alami tubuh terhadap CIDH, dimulai
dengan mengukur konservatif antiinflamatory, kemudian menjadi minimal
intervensi invasif dan akhirnyadekompresi pembedahan terbuka jika diperlukan.
Nyeri Sendi Servikal
Epidemiologi
Prevalensi dari sendi facet servikal-disertai nyeri pada pasien dengan
keluahan nyeri leher dengan berkisar 36% sampai 60%. 15,141,149,228 Gejala yang
paling sering muncul, ditentukan dengan diagnostic control, yaitu C2-3 (36%),
diikuti C5-6(35%) dan C6-7 (17%). Sendi pada C1-2, C3-4 dan C4-5 ditemukan
keluhan hanya kurang dari 5% dari keseluruhan kasus Pasien dengan nyeri sendi
facet servikal, 52% hanyan mempunyai 1 keluhan sendi dan jarang lebih dari dua
gejala sendi berturut-turut. 49 Demikian pula pada sendi servikal zygapophyseal
bersumber dari nyeri leher setelah trauma kronis.9 Kronis, traumatic sendi servikal
zygapophyseal-disertai nyeri leher dipekirakan prevalensinya sekitar 54% sampai
64%.15,26,141 Rasa nyeri pada sendi servikal zygapophyseal sering ditemukan
dengan gejala invertebal disk di level yang sama. 26 pada pasien dengan nyeri sendi
servikal zygapophyseal, 58% sampai 88% mengeluh dengan sakit kepala.15,140,141
Prevalensi dari nyeri sendi servikal zygapophyseal pada C2-3 diperkirakan 5053% pada pasien dengan keluhan utama nyeri kepala pada posterior setelah cedera
seperti dicambuk.140,141 Nyeri pada servikal bawah yang disebabkan oleh trauma
sendi servikal zygapophyseal banyak ditemukan pada level C5-6. 15,26,141 Lebih dari
satu struktur dapat cedera pada nyeri sendi servikal zygapophyseal yang
disebabkan oleh trauma.216 Nyeri sendi servikal zygapophyseal secara spontan
(nontraumatik) biasanya mempengaruhi 1 sendi dan dapat menyebabkan
spondilosis dan biomekanika yang salah.
Diagnosis
Riwayat dan Pemeriksan Fisik
Pada penderita yang mengalami cedera whisplash harus dilakukan
pemeriksaan secara detail dan lengkap. Dengan tujuan untuk mengetahui
mekanisme terjadinya cedera dan kecuali pada cedera spinal cord, plexopati, atau
cedera otak karena trauma. Rincian dari kejadian meliputi posisi leher pada saat
kejadian, dapat diprediksi dari struktur bagian yang paling banyak cedera.
Bagaimanapun juga, riwayar klinis tidak dapat menentukan pathognomonic yang
dapat membedakan dengan nyeri sendi servikal zygapophyseal akibat trauma dari
sumber axial nyeri leher.28 Dalam pengalaman kami, nyeri sendi servikal
28
zygapophyseal bagian atas termasuk sendi C2-3 lebih banyak dengan gambaran
klinis sakit kepala unilateral pada occipital dibandikngkan nyeri leher. Nyeri leher
unilateral paramidline dengan atau anpa gejala perascupular yang menunjukan
rasa lebih nyeri dibandingkan sakit kepala. diperkirakan lebih nyeri pada sendi
servikal zygapophyseal daripada diskus atau cedera pada akar.
Pada pemeriksaan fisik harus juga menilai fungsi neurologi dan ROM
servikal. Para dokter harus mencurigai sudah terjadi cedera sendi zygapophyseal
ketika pasien dapat menentukan titik nyeri dengan nyeri yang sangat hebat atau
dapat menetapkan area nyeri yang dimana area tersebut termasuk penjalaran
persarafan sendi zygapophyseal. Nyeri tekan pada palpasi posterolateral
disekeliling sendi yang juga mendukung terjadinya nyeri sendi zygapophyseal. 111
Peningkaan nyeri subocipital atau tereksaserbasi pada fleksi cervical 45 derajat
dan rotasi axial dapat memunculkan nyeri pada sendi C1-2. 59 Meskipun hanya
baru berupa dugaan dari investigasi hasil yang ditemukan dari pemeriksaan fisik
namun dapat menjadi diagnostic dari nyeri sendi servikal zygapophyseal.
Pemeriksaan Pencitraan
Subluksasi sendi servikal zygapophyseal dapat terdeteksi pada
pemeriksaan radiografi dan CT Scan, namun CT Scan lebih jelas dalam
menggambarkan terjadinya fraktur sendi. Cedera jaringan lunak lebih banyak
tidak terdeteksi dengan pemeriksaan lebih canggih. Ini artinya pencitraan terbatas
dalam menentukan sumber dari nyeri tersebut.32,239 Pencitraan nuclear mungkin
menunjukan peningkatan ambilan radiotracer jika terjadi abnormalitas pada sendi
servikal zygapophyseal, tapi tidak dapat membedakan antara simtomatik dan
kelainan asimtomatik.
Pengobatan
Pengobatan Medis Dan Rehabilitasi
Selama fase akut dari cedera, pengobatan terfokus pada analgesia dan
antiinflamasi. NSAID diindikasikan untuk mengurangi rasa nyeri dan inflamasi.
Jika nyeri tidak berkurang dengan pengobatan ini, opiate dapat diberikan dalam
jangka waktu yang singkat untuk memulihkan pola tidur dan pemulihan
fungsional tubuh. Modalitas fisik seharusnya digunakan pada fase akut dari cedera
untuk mengurangi nyeri dan inflamasi, dan dapat menggunakan opiate untuk
membantu meredakan nyeri.
Superficial cryotherapy, seperti menggunakan terapi es lebih efektif
dibandingkan terapi panas dalam analgesic dan antiinflamatori. Meskipun terapi
panas pada permukaan dapat menyebabkan efek analgesic dan relaksasi otot, tapi
efek metabolik dar terapi panas tersebut menghalangi pengobatan cedera sendi
29
30
32
33
subsequent studies dari nukeloplasti tanpa SNRI yang mana 81% sampai 85% dari
pasien menunjukkan hasil yang memuaskan, 6 sampai 12 bulan pertama dan
menunjukkan penurunan yang signifikan pada radicular pain.31 136 Baru-baru ini
secara acak dicoba terhadap 115 pasien menunjukkan penurunan yang signifikan
terhadap nyerinya dan ketidakmampuan pada 3,6, dan 12 bulan setelah
nukleoplasti dibandingkan dengan TENS, physical terapi, analgesic dan / atau
NSAIDs, tanpa komplikasi. 39 Diskectomi perkutan dengan teknologi kobalasi
digabungkan dengan/atau tanpa SNRI dapat menyelamatkan dan efektif dalam
meredakan nyeri servikal radikular dikarenakan oleh protrusi diskus inverterbralis
yang diperkuat.
Gambar 37-19 Gambar Fluoroscopic dari diagnosis blok akar saraf selektif C6
34
Diagnosa
Penyakit
Sendi
Zygapophyseal
dengan
Metode
Blok
Struktur anatomi dan pola dari struktur vertebra yang saling berdekatan dan
bertumpang tindih mengharuskan penggunaan fluroskop untuk membimbing
penggunaan diagnosa penyakit sendi dengan metode blok unuk melihat apakah
sendi tersebut yang menjadi sumber sakit. (Gambar 37-21)Metode ini dapat
memberikan diagnosa pasti sendi mana yang merupakan sumber nyeri.Anesthetik
lokal dapat disuntikkan ke dalam sendi atau pada percabangan saraf medial
35
36
37
sakit di daerah itu atau sebagian dari rasa sakit aksial pasien. Memisahkan pasien
dari mereka yang menderita nyeri leher nonorganik dapat dicapai dengan
memunculkan tanda-tanda nonorganik, seperti kelembutan dangkal atau
nonanatomic, nyeri dengan rotasi kepala dan panggul bersama, kehilangan sensori
nonanatomic, memberikan arah kelemahan, dan reaksi berlebihan.
Studi Pencitraan
Membedakan menyakitkan dan tidak menyakitkan dari disk serviks hanya
pada karakteristik pencitraan bisa sulit. Kelainan Disk telah dicatat pada pasien
tanpa gejala, dan CIDD menurut definisi menampilkan penampilan sesuai usia
pada MRI. Plain films dapat mengungkapkan hyperostosis dan keruntuhan ruang
disk tapi sering tidak berkorelasi dengan gejala rasa sakit. Disk pengeringan,
kehilangan ketinggian disk, celah annular, osteophytosis, dan reaktif akhir-piring
adalah perubahan penanda dari degenerasi disk. Sebuah sinyal intradiskal
menurun pada T2-tertimbang gambar berkorelasi baik dengan degenerasi
histologis dari disk. Fitur MRI tidak berguna, bagaimanapun, dalam mendeteksi
disk serviks gejala. Akibatnya, tes diagnostik fungsional seperti diskography
provokasi digunakan untuk mendiagnosa tingkat disk yang menyakitkan.
Pemahaman kami tentang distribusi sakit dari CIDD atau degeneratif disk telah
diperluas oleh penelitian dari tes diagnostik fungsional.
Pengobatan Obat Fisikal dan Rehabilitasi
Mengobati cedera serviks intervertebralis tanpa radiculopathy mirip
dengan mengobati gejala radikuler. Langkah awal adalah untuk mengontrol nyeri
dan peradangan. OAINS dapat digunakan secara jangka pendek kecuali
kontraindikasi karena penyakit ginjal atau intoleransi gastrointestinal untuk
OAINS. The American College of Rheumatology pedoman menyatakan bahwa
fungsi ginjal pada pasien sehat harus diperiksa pada 6 minggu setelah memulai
OAINS. Jika fungsi ginjal normal pada 6 minggu, harus diperiksa kembali pada
12 bulan. Obat seperti antidepresan trisiklik dapat membantu memodulasi nyeri
dan membantu dalam regulasi tidur. Analgesik opiat biasanya digunakan hemat
dan
hanya
untuk
periode
singkat.
Modalitas fisik dapat diresepkan untuk memodulasi nyeri dan transisi
pasien dari pengobatan pasif untuk restorasi fungsional aktif. Modalitas yang
dangkal dan terapi TENS (Transcutaneous electrical nerve stimulation) dapat
digunakan untuk rasa sakit. Modalitas panas juga dapat digunakan untuk
meningkatkan elastisitas jaringan lunak sebelum dan selama traksi leher rahim.
Dalam studi, stimulasi listrik (TENS) telah ditemukan untuk membantu dalam
rasa sakit serviks. Traksi mungkin akan bermanfaat dengan mengalihkan disk
intervertebralis yang menyakitkan. Namun, traksi harus digunakan hati-hati
39
40
41
memproduksi nyeri, maka pasien mungkin menjadi sebuah kandidat bedah. Jika
tiga atau lebih tingkat yang sesuai, tingkat dua yang noncontiguous, atau disk
menurut hitungan menyakitkan adalah lobular, maka pasien memerlukan kronis
komprehensif sakit-modulasi program.
Satu-satunya pengobatan bedah untuk CIDD atau gejala degeneratif disk
serviks adalah fusi, yang dapat dicapai dengan diskectomy serviks anterior dan
fusi atau dengan fusi posterior. Alasannya adalah bahwa dengan menggabungkan
unsur-unsur vertebra tulang, gerak dihilangkan, sehingga mengurangi rasa sakit
diskogenic. Pemanfaatan Diskografi provokasi untuk menentukan tingkat adalah
kontroversial. Beberapa penulis telah melaporkan "baik atau sangat baik"
menghasilkan 70% sampai 96% pasien setelah fusi servikal tingkat ditentukan
oleh Diskografi. Seibenrock dan Aebi mengamati pengurangan rasa sakit yang
lebih besar dari 75% pada 96% dari 27 pasien yang menjalani fusi servikal
sebanyak 39 tingkat. Kajian ini adalah retrospektif, dan penulis mungkin telah
memasukkan beberapa pasien yang memiliki keluhan terutama radikuler. Garvey
dkk. menemukan bahwa 82% dari 87 pasien melaporkan diri mereka sebagai hasil
yang baik, sangat baik, atau sangat baik pada rata-rata 4,4 tahun setelah fusi. 93%
pasien ini dilaporkan penurunan lebih besar dari 50% dan peringkat rasa sakit
mereka selepas operasi. Menariknya, perbedaan yang signifikan secara statistik
diperoleh untuk pasien yang dirawat berdasarkan diskogram benar-benar positif.
Sebuah tinjauan literatur yang luas menyimpulkan bahwa Diskografi serviks
terkontrol meningkatkan hasil bedah.
Riwayat dan Pemeriksaan Fisik. Onset gejala biasanya tidak terlihat, walaupun
minoritas pasien mengalami onset akut dengan atau tanpa didahului suatu trauma.
Penderita mielopati sering mengeluh mati rasa dan parestesia pada batang tubuh
dan ekstremitas distal, kelemahan tersebut lebih sering terjadi pada batang tubuh
bagian bawah dibandingkan bagian atas, dan menurunnya kekuatan otot intrinsik
tangan.259 Nyeri aksial servikal menjadi keluhan utama pada 70% pasien di satu
titik poin perjalanan penyakit ini.259 Riwayat alami perjalanan penyakit ini diawali
dengan deteriorasi, diikuti periode statis yang berlangsung beberapa tahun.171
Gangguan fungsi kandung kemih terjadi pada kira-kira sepertiga pasien dan
merupakan tanda memburuknya lesi medulla spinalis. 259 Penderita akan mengeluh
nyeri radikuler sebagai tanda keterlibatan akar saraf pada level medula yang
mengalami stenosis. Kombinasi dari terlibatnya medula dan radiks disebut
mieloradikulopati spondilotik servikal.
Hasil pemeriksaan yang sering didapat adalah kelemahan karena mielopati
pada batang tubuh bawah dan, agak naik sedikit ke batang tubuh atas. Ekstremitas
atas akan menunjukkan kelemahan dan menurunnya kekuatan otot intrinsik
tangan yang disebabkan karena kerusakan sel horn anterior.259 Nyeri dan
perubahan suhu tubuh mengindikasikan adanya lesi pada traktus spinotalamikus
setinggi level gangguan sensori pada regio lumbal dan thorakal, atau bisa juga
diindikasikan oleh distribusi glove and stocking . Defisit propriosepsi dan
getaran mengindikasikan malfungsi kolumna posterior lebih banyak pada batang
tubuh bawah daripada atas.259 Manifestasi neuron motorik atas seperti Hoffmans
sign, refleks brisk dan babinski seringkali muncul. Gejala dan tanda bisa simetris
atau tidak, dan regangan total batang tubuh atas jarang terjadi. Manifestasi klinis
yang menunjukkan level medula yang terlibat, bisa jadi tidak sama dengan level
maksimum kompresi hasil pemeriksaan radiologinya, perbedaannya bisa
mencapai satu sampai dua segmen. 259 Refleks asimetrik pada batang tubuh atas
atau kelemahan miotomal bisa berarti bahwa penyakit ini juga disertai
radikulopati.
Pemeriksaan pencitraan. Pemeriksaan radiologi biasanya menunjukkan
kompresi medula servikal. Umumnya, kebanyakan spondilitik. Penyebab lain
seperti superimpos CIDH yang menekan thecal sac, atau osifikasi pada ligamen
longitudinal posterior (etiologi pada 27%pasien usia pertengahan 241). Foto polos
radiologi akan memberikan gambaran diameter oseus pada kanal sentral dan
penurunan tinggi ruang diskus intervertebralis, dan apakah terdapat hiperostosis,
foraminal encroachment, dan subluksasi. Diameter kanal sentral yang kurang dari
10 mm pada penderita yang simptomatik menyokong diagnosis mielopati.259
Stenosis spinal servikal sentral yang asimptomatik ditemukan pada 16% orang
yang berumur di bawah 64 tahun.240 Reduksi 30% pada potongan cross
43
sectional vertebra servikal adalah batas minimum reduksi pada pasien yang
simptomatik.178 Untuk mendiagnosis mielopati spondilotik servikal secara akurat,
kira-kira sepertiga kanal sentral harus dicurigai dan bukti adanya perubahan kanal
sentral harus benar-benar objektif. Termasuk juga banyak berkurangnya aliran
cairan serebrospinal, deformasi medula atau abnormalitas sinyal intramedula.
MRI dapat mendeteksi mielomalasia, yang mengindikasikan kompresi medula
yang progresif, perubahan sinyal, atrofi,188 dan jumlah cairan serebrospinal di
sekitar medula (gambar 37-23). Gambaran preoperatif potongan transvers medulla
spinalis pada lokasi kompresi maksimal akan berpengaruh pada hasil klinis akhir,
sedangkan dimensi postoperatif medulla sangat berhubungan dengan kesembuhan
penderita.166
Pemeriksaan elektrodiagnosis. Elektromiografi dan pemeriksaan konduksi saraf
dapat digunakan untuk mendiagnosis lesi radiks saraf, seperti yang telah dibahas
pada bagian radikulopati servikal. Pada kasus servikal mielopati, pemeriksaan
dengan jarum elektroda dapat mengungkapkan derajat abnormalitas pada otot
dibawah lesi segmen, seperti pada pasien yang potensial motorik nya terlihat
normal namun terlihat banyak gangguan pada motorik maksimalnya melalui
pemeriksaan ini, ini mengindikasikan adanya lesi saraf motorik atas.
Penggunaan somatosensory evoked potential untuk mendiagnosis mielopati
servikal sudah diteliti.40,258 Stimulasi somatosensory evoked potential pada saraf
median, ulnar dan tibial posterior lebih sensitif dibandingkan pemeriksaan klinis
dalam mendeteksi disfungsi kolumna posterior. somatosensory evoked potential
dapat digunakan untuk mendeteksi keterlibatan medula spinalis secara subklinis,
jika keluhan utamanya adalah nyeri aksial servikal atau radikular. Mielopati
servikal dapat dibedakan dari sklerosis multipel dari jenis abnormalitas pola yang
ditampilkan somatosensory evoked potential. Hasil pemeriksaan berupa
perubahan pada konduksi saraf perifer yang ditambah dengan keterlambatan
sentral, mengindikasikan mieloradikulopati.40,258
Penatalaksanaan
Perawatan non-operatif. Perawatan konservatif termasuk terapi fisik dan ortosis
servikal dilakukan pada pasien dengan gejala ringan atau statis tanpa ada
gangguan berjalan atau refleks patologis.66,181 Perbaikan defisit fungsi sensori dan
motoriknya terjadi pada 33%-50% pasien.37,44,181
Bedah. Pembedahan diindikasikan pada penderita dengan gejala yang berat atau
progresif, atau pada mereka yang perawatan konservatifnya tidak berhasil. 107 Jika
hanya CIDH yang menyebabkan kompresi medulla spinalis, maka pembedahan
44
yang diindikasikan adalah diskektomi dan fusi servikal pada level vertebra yang
sesuai.91 Pada kasus impingement akibat spondilosis degeneratif atau osifikasi
ligamen longitudinal posterior, pembedahan bertujuan untuk menghilangkan
struktur rusak bagian anterior (seperti osteopit) atau ligamen longitudinal
posterior yang mengalami kalsifikasi (untuk mengurangi tekan dari posterior).
Kedua pembedahan ini akan menyediakan runag gerak yang leboh banyak pada
medulla. Dekompresi anterior biasanya diterapi dengan korpektomi, dimana
badan vertebrae dibuang sebagai tambahan diskus intervertebralis yang
berdekatan, dan kemudian segmen tersebut digabungkan dengan autograf fibula
atau alograf tulang.18 Dekompresi posterior diterapi dengan laminektomi dengan
atau tanpa fusi,79 atau laminoplasti (gambar 37-24).92 Laminektomi tanpa fusi
yang luas bisa menyebabkan komplikasi deformitas paska operasi dan kifosis. 162
Sehingga tehnik laminoplasti lebih sering digunakan, dimana komplikasi
deformitas dan kifosis lebih jarang terjadi, dan penderita masih bisa bergerak
karena tehnik ini tidak menggunakan fusi.162
Dekompresi anterior atau posterior tejadi tergantung dari kontur dan jumlah
vertebra servikal yang mengalami stenosis. Jika tiga atau kurang vertebrae yang
mengalamai stenosis, koprektomi anterior dan fusi adalah pembedahan yang
dilakukan.91 Pada kasus dengan tiga atau lebih vertebrae yang mengalami stenosis
dan lordosis servikal masih normal, dilakukan bedah laminoplasti. 5,91 Jika, tiga
atau lebih vertebrare yang terlibat dan lordosis servikal abnormal, dilakukan
laminektomu dan fusi untuk mempertahankan kestabilan vertebrae servikal.2,3,4
Terapi ini efektif pada pasien dengan dekompresi anterior, terjadi perbaikan gejala
pada 85%-99% pasien.143,153 Bedah korpektomi yang dilakukan pada dua atau
lebih vertebrae akan menyebabkan hasil operasi yang kurang stabil, dan umumnya
dihindari karena dapat timbul komplikasi dari ketidakcocokan graft91 atau
nonunion.88 Khusus untuk menatalaksana mielopati servikal terbukti bahwa tehnik
laminoplasti jauh lebih efektif dibandingkan laminektomi, dan juga memiliki
komplikasi yang lebih sedikit.88
45
Gambar 37-23 . Gambaran potongan sagital MRI dari Stenosis spinal sentral dan
mielomalasia. Terlihat kurangnya cairan serebrospinal anterior dan posterior
medulla spinalis setinggi C3-4 dan C4-5.
Nyeri kepala servikogenik adalah gejala buruk yang biasa dikaitkan dengan
struktur serviks tulang belakang. Istilah nyeri kepala servikogenik pertama kali
diperkenalkan pada tahun 1983. Definisinya telah diselaraskan beberapa kali. Ini
menunjukkan terdapat berbagai stimulasi rasa nyeri dan manifestasi yang
menyebabkan nyeri kepala servikogenik, turut menunjukkan kurangnya consensus
mengenai definisinya.
Epidemiologi dan Patofisiologi
Prevalensi nyeri kepala servikogenik telah dilaporkan berkisar dari 0,4% hingga
2,5% pada populasi umum, dan mencapai 36,2% pada pasien yang mempunyai
keluhan nyeri kepala. Wanita lebih rentan terhadap gejala ini (79,1%) dari lakilaki (20,9%). dengan mean usia sebesar 42,9 tahun dan rata-rata durasi timbulnya
gejala adalah 6,8 tahun.
Berbagai struktur tulang belakang terlibat dalam nyeri kepala
servikogenik, termasuk akar saraf dan tulang belakang, ganglion akar dorsal, sendi
uncinate (uncovertebral joint), disk intervertebral, facet joint, ligamen dan otot.
Terdapat bukti yang mendukung teori konvergensi yang menjelaskan hubungan
antara gejala kranial dan stimulator nyeri pada servikal tulang belakang. Nyeri
kepala servikogenik bisa disebabkan oleh perubahan degenerative, kesan langsung
dari trauma, atau terjadi tanpa kesan biomekanikal pada struktur tulang belakang
servikal. Antara penyebab primer nyeri kepala servikogenik termasuk C2-3
zygapophyseal joint, C2-3, C3-4, C4-5, dan C5-6 disk intevertebral.
Diagnosis
Riwayat dan pemeriksaan fisik Etiologi nyeri kepala diperoleh dengan
mendapatkan riwayat nyeri kepala pasien atau trauma leher seperti Whiplash
event. Whiplash event seperti kecelakaan akan mengakibatkan kecederaan sendi
servikal zygapophyseal, disk invertebratal, saraf akar, baik dalam isolasi atau
kombinasi. Nyeri kepala servikogenic diklasifikasikan sebagai unilateral primer
dan berasal dari daerah occipital posterior. Reffered pain menjalar ke vertex
kepala, ipsilateral anterolateral, dahi wajah dan ipsilateral bahu. Gejala bisa
menjalar dan melibatkan bagian kontralateral, namun biasanya sisi sumber nyeri
utama tetap paling intens dan kuat nyerinya. Karakteristik nyeri berbeda dari nyeri
yang kuat kepada nyeri tajam dan menusuk-nusuk. Lamanya gejala nyeri
berfluktuasi dari episode initial, progresif kepada kronik dan nyeri konstan.
Kebanyakkan pasien mengeluh nyeri semakin bertambah bermula di daerah
serviks dan menjalar ke kepala dan leher. Nyeri kepala servikogenik bisa menjadi
keluhan primer, membayangi asal nyeri serviks axial.
47
48
terjadi cedera di unit fungsional servikal tulang belakang. Kurangnya tonus otot
dan terbentuknya kekuatan abnormal mengakibatkan pergerakan sekitar sumbu
abnormal rotasi subjek pasif yang menahan struktural ke ketegangan yang
abnormal Misalnya, di 110ms setelah kesan impak dari belakang , ruang C5-6
disk melebar secara anterior dan menyebabkan batasan antara prosesessus
artrikuler pada sendi zygapophyseal C5-6 dan geseran posterior dalam
disk.Selama kejadian whiplash disk anterior, ligamentum longitudinal anterior,
posterior atau anulus dan sendi servikal zygapophyseal , semuanya berisiko untuk
cedera. Cedera juga terjadi pada jaringan lunak leher , mengakibatkan cedera
ketegangan dan regangan. Cedera ini biasanya sembuh dalam waktu relatif
singkat, sama seperti cedera jaringan lunak. Gejala yang paling sering dilaporkan
cedera whiplash termasuk rasa sakit leher dan sakit kepala, diikuti dengan nyeri
bahu korset, parestesia ekstremitas atas, dan kelemahan. Gejala yang kurang
umum termasuk pusing, gangguan visual dan tinnitus.
Kebanyakan pasien dengan sindrom whiplash diharapkan untuk sembuh dalam
waktu 2 sampai 3 bulan pertama setelah cedera, dan setelah 2 tahun 82% adalah
bebas dari gejala.Bagi pasien yang cedera parah ,dalam waktu 3 bulan
diperkirakan hanya 6% dari seluruh pasien whiplash dan persentase ini menurun
minimal sampai 4% dalam masa 2 tahun. Penelitian telah menunjukkan bahwa
kronisitas gejala whiplash mengembangkan independen dari litigasi, dan litigasi
tidak mengubah respon terhadap pengobatan. Dokter harus mengejar evaluasi dan
pengobatan gejala whiplash terkait, bukan hanya berasumsi bahwa rasa sakit
adalah hasil dari keadaannya seperti pertimbangan keuntungan sekunder.
Kesimpulan
Nyeri leher adalah salah satu keluhan paling umum dari pasien yang mencari
bantuan medis. Pengetahuan tentang biomekanik tulang belakang dan fisiologi
jalan membantu menentukan generator rasa sakit yang paling mungkin dalam
setiap kasus. Berbagai struktur tulang belakang dapat menghasilkan tumpang
tindih atau simtomatologi jelas. Diagnosis yang akurat memberikan kesempatan
terbaik untuk pengobatan yang efektif. Blok bangunan untuk intervensi terapi
yang berhasil mengendalikan termasuk rasa sakit dan peradangan sementara pada
saat yang sama mendidik pasien tentang cedera, tujuan pengobatan dan prognosis.
Sebagai teknologi kemajuan dan pengetahuan kita tentang gangguan tulang
belakang leher tumbuh jalur klinis kami untuk pengobatan masalah serviks akan
terus berkembang dan memperbaiki. Hal ini penting untuk melihat pasien secara
keseluruhan dan lembaga fisik, farmakologis, perawatan perilaku dan intervensi
dalam konteks luas mencapai dalam apa yang terbaik untuk fisiologis dan
psikologis pasien kesejahteraan.
50
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Abel MS: Occult traumatic lesions of the cervical vetebrae, CRC Crit Rev
Clin Radiol Nucl Med 6:469-553,1975
Abel MS: The radiology of chronic neck pain: sequele of occult traumatic
lesions, Crit Rev Diagn Imaging 20:27-78,1982.
Adams C: Cervical spondylitic radiculopathy and myelopathy. In Vinken PI,
Bryun GW, editors: Handbook of Clinical Neurology, 26, Amsterdam, 1977,
North-Holland Publishing, pp 97-112.
Aldrich F: Posterolateral microdiscectomy for cervical monoradiculopathy
caused by posterolateral soft cervical disc sequestration, J Neurosurg 72:370377, 1990.
An HS, Simpson JM: Surgery of the cervical spine, London, 1994. MartinDunitz.
Andenberg L, Annertz M, Brandt L, et al:Selective diagnostic cervical nerve
root block: correlation with clinical symptomps and MRI-pathology, Acta
Neurochir 146(6):559-565, 2004.
Anderberg L, Annertz M, Persson L, et al: Transforaminal steroids injection
for treatment of cervical radiculopathy: a prospective and randomised study,
Eur Spine J 16(3):321-328,2007.
Anthony M: Cervicogenic hedeahe: prevalence and response to local streroid
therapy, Clin Exp Rheumatol 18(2 suppl 19):S59-S64, 2000.
Aprill C, Bodguk N: The prevalence of cervical zygapophyseal joint pain: a
first approximation, spine 17:744-747, 1992.
Aprill C, Dwyer A, Bodguk N: Cervical zygapophyseal joint pain patterns. II:
A clinical evaluation, spine 15:458-461, 1990.
Atkinson R, Ghelman B, Tsairis P, et al: Sarcoidosis presenting as cervical
radiculopathy: a case report and literature review, spine 7:412-416, 1987.
Barnsely L, Lord S, Bogduk N: The pathophysiology of whiplash, Spine State
Art Rev 12(2):209-242, 1998.
Barnsley L, Lord SM, Wallis BJ, et al: False-positive rates of cervical
zygapophysial joint blocks, Clin J Pain 9:124-130, 1993.
Barnsley L, Lord SM, Wallis BJ, et al: Lack of effect of intraarticular
corticosteroids for chronic pain in the cervical zygapophyseal joints, N Eng J
Med 330(15):1047-1050, 1994.
Barnsley L, Lord SM, Wallis BJ, et al: The prevalence of chronic cervical
zygapophyseal jonit pain after whiplash, spine 20:20-26, 1995.
51
16. Benyamin R, Singh V, Parr AT, et al: Systematic review of the effectiveness
of cervical epidurals in the management of chronic neck pain, Pain Physician
12:137-157, 2009.
17. Berger O, Dousset V, Delmer O, et al: Evaluation of CT-guided
periganglionic foraminal steroid injections for teratment of radicular pain in
patients with foraminal stenosis, J Radiol 80:917-925, 1999.
18. Bernard TN Jr, Whitecloud TS III: Cervical Spondylotic myelopathy and
myeloradiculopathy: anterior decompression and stabilization with
autogenous fibula strut graft, Clin Orthop 221:149-160, 1987.
19. Binet EF, Moro JJ, Marangola JP, et al: Cervical spine tomography in trauma,
Spine 2:163-172, 1977.
20. Boden SD, McCowin PR, Davis DO, et al:Abnormal magnetic resonance
scans of the cervical spine in asymptomatic subjects: a prospective
investigation, J Bone Joint Surg 72(8):1178-1184, 1990.
21. Bogduk N: The clinical anatomy of the cervical dorsal rami, Spine 7:319-330,
1982.
22. Bogduk N: Back pain: zygapophiseal joint blocks and epidural steroids. In
Cousins MJ, Bridenbaugh PO, editors: Neural Blockade in Clinical
Anesthesia and Pain Management, ed 2, Philadelphia, 1988, JB Lippincott.
23. Bogduk N: Low back pain. In Bogduk N, editor: Clinical anatomy of the
lumbar spine and sacrum, ed 2, New York, 1997, Churchill Livingstone.
24. Bogduk N: Cervicogenic headache: anatomic basis and patophysiologic
mechanism, Curr Pain Headache Rep5(4):382-386, 2001.
25. Bogduk N: The anatomy and pathophysiology of neck pain, Phys Med
Rehabil Clin N Am14:455-472, 2003.
26. Bogduk N, Aprill C: On the nature of neck pain, discography and cervical
zygapophiseal joint blocks, Pain 54:213-217, 1993.
27. Bogduk N, Dreyfuss P, Baker R, et al: Complications of spinal diagnostic and
treatment procedures, Pain Med 9(suppl 1):S11-S34, 2008.
28. Bogduk N, Marsland A: The cervical zygapophyseal joints as a source of neck
pain, Spine 13:610-617, 1988.
29. Bogduk N, Twomey LT: Clinical Anatomy of the Lumbar Spine, New York,
1991, Churchill Livingstone.
30. Bogduk N, Windsor M, Inglis A: The innervation of the cervical intervertebral
discs, Spine 13:2-8, 1988.
31. Bonaldi G, Baruzzi F, Facchinetti A, et al: Plasma radio-frequency-based
diskectomy for treatment of cervical herniated nucleus pulposus: feasibility,
safety, and preliminary clinical results, AJNR Am J Neuroradiol 27(10):21042111, 2006.
32. Borchgrevink GE, Smevik O, Nordby A, et al: MR imaging and radiography
of patients with cervical hyperextension-flexion injuries after car accidents,
Acta Radiol 36:425-428, 1995.
52
33. Bucholz RW, Burkhead WZ, Graham W, et al: Occult cervical spine injuries in
fatal traffic accidents, J Trauma 119:768-771, 1979.
34. Buonocore E, Hartman JT, Nelson CL: Cineradiograms of cervical spine in
diagnosis of soft tissue injuries, JAMA 198:143-147, 1966.
35. Bush K, Hillier S: Outcome of cervical radiculopathy treated with
periradicular/epidural corticosteroid injections: a prospective study with
independent clinical review, Eur Spine J 5:319-325, 1996.
36. Cailliet R:Neck and Arm Pain, ed 3, Philadelphia, 1991, FA Davis.
37. Campbell AMG, Phillips DG: Cervical disk lesions with neurologic disorder.
Differential diagnosis, treatment and prognosis, Br Med J 2:481-485, 1960.
38. Campbell DG, Parsons CM: Referred head pain and its concomitants, J Nerv
Ment Dis 99:544-551,1944.
39. Cesaroni A, Nardi PV, Casilino P, et al: Plasma disc decompression compared
to conservative care for treating symptomatic contained cervical disc
protrusion: one year results from a prospective randomized controlled study,
Spine J 8(suppl):78S-79S, 2008.
40. Chan KM, Nasathurai S, Chavin JM, et al: The usefulness of central motor
conduction studies in the localization of cord involvement in cervical
spondylitic myelopathy, Muscle Nerve 21:1220-1223, 1998.
41. Chiu, JC., Clifford TJ, Greensan M, et al: Percutaneous microdecompressive
endoscopic cervical disectomy with laser thermodiskoplasty, Mt Sinai J Med
67(4):278-282, 2000.
42. Cicala RS, Thoni K, Angel JJ: Long term result of cervical epidural steroid
injections, Clin J Pain 5(2):143-145, 1989.
43. Clark CR, Igram CM, el Khoury GY, et al: Radiographic evaluation of
cervical spine injuries, Spine 13: 642-747, 1988.
44. Clarke E, Robinson PK: Cervical myelopathy: a complication of cervical
spondylosis, Brain 75: 187-225, 1956.
45. Cloward RB: Cervical diskography. A contribution to the aetilogy and
mechanism of neck, shoulder, and arm pain, Ann Surg 130: 1052-1064, 1959.
46. Colachis S, Strohm BR: A study of tractive forces angle of pull on vertebran
interspaces in the cervical spine, Arch Phys Med Rehabil 46: 820, 1965.
47. Colachis SC Jr, Strohm BR: Effect of duration of intermittent cervical traction
on vertebral separation, Arch Phys Med Rehabil 47: 353-359, 1966.
48. Cole AJ, Farrell JP, Stratton SA, et al: Functional rehabilitation of cervical
spine athletic injuries. In Kibler WB, Herring SA, Press JM, editors:
Functional Rehabilitation of Sports and Muskuloskeletal Injuries, New York,
1998, Aspen.
49. Cooper G., Bailey B, Bogduk N: Cervical zygapophysical joint pain maps,
Pain med 8(4): 344-353, 2007.
50. Crafts RC: Textbook of Human Anatomy, ed 2, New York, 1979, John Wiley.
51. Crock HV: A reappraisal on intervertebral disc lesions, Med J Aust 1: 983-989,
1970.
53
55
56
57
58
59
154. Mayr MT, Subach BR, Comey CH: Cervical spinal stenosisz; outcome after
anterior corpectomy, allograft reconstruction, and instrumentation, J
Neurosurg 96 (1 suppl): 10-16, 2002
155. McConnel WE, Howard RP, Guzman HM, et al: Analysis of human test
subject kinematic responses to low velocity rear end impacts, proceedings of
the 37th STAPP Car Crash Conference, Warrendale, 1993, Society for
Automotive Enggineers, paper 930889, 1993
156. McDonald GJ, Lord SM, Bogduk N: Long-term follow up patients treated
with cervical radiofrequency neurotomy for chronic neck pain, Neurosurgery
45:61-67, 1999
157. McKinney LA: Early mobilization of acue sprain of the neck, Br Med J 299:
1006-1008, 1989.
158. McRae DL: Asymptomatic intervertebral disc protrusions, Acta Radiol 46:927, 1956
159. Meloche J, Bergeron Y, Bellavance A, et al: Painful intervertebral
dysfunction: Robert Maignes original contribution to headache of cervical
origin. The Quebec Headache Study Group, Headache 33 (6): 328-334,
1993.
160. Melzack R, Wall PD: Pain mechanisms: a new theory, science 150:971-979,
1965.
161. Merskey H. Bogduk N: Classification of chronic pain: descriptions of
chronic pain syndromes and definitions of pain terms. In Merskey H,
Bogduk N, editors: Cervinogenic headache, Seattle, 1994, International
Association for the Study of Pain.
162. Michlovitz S: Cryotherapy: the use of cold as a therapeutic agent. In
Michlovitz S, editor: Thermal Agents in Rehabilitation, ed 2, Philadelphia,
1990, Davis
163. Mikawa Y, Shikata J, Yamamuro T: Spinal deformity and instability after
multilevel cervical laminectomy, Spine 12:6-11, 1987
164. Mink JH, Gordon RE, Deustch Al: The cervical spine: radiologists
perspective, Phys Med Rehabil Clin N Am 14:493-548, 2003.
165. Modic M, Masaryk T, Mulopulos G, et al: Cervical radiculopathy:
prospective evaluation with surface coil MR imaging, CT with metrimazide
and metrizamide myelography, Radiology 161:753-759, 1986
166. Moore KL., Agur AM: Essential Clinical Anatomy, Baltimore, 1955,
Williams & Willkins.
167. Morio Y, teshima R, Nagashima H, et al: Correlation berween operative
outcomes of cervical compression myelopathy and MRI if the spinal cord,
Spine 26: 1238-1245, 2001
60
168. Murphy RW: nerve roots and spinal nerves in degenerative disk disease, Clin
Orthop relat Res 129:49-60, 1977
169. Newham DJ: The Consequences of eccentric contractions and their
relathionship to delayed-onset muscle pain. Eur J Appl Physiol 57:353-359,
1988
170. Nilsson N: The Prevalence of cervicogenic headache in a random population
sample of 20-59 years old, Spine 20(17):1884-1888, 1995
171. Norris H, Watt I: The prognosis of neck injuries resulting from rearend
vehicle collisions, J Bone Joint Surg Br 65:608-611, 1983
172. Nurrick S: The Natural history and the results of surgical treatment of the
spinal cord disorder associated with cervical spondylosis, Brain 95:101-108,
1972
173. zolmarker K, Rydevik B, Nordborg C: Autologous nucleus pulposus induces
neurophysiologic and histologic changes in porcine cauda equine nerve
roots, Spine 18:1425-1432, 1993.
174. OSullivan PB, Phyty GD, Twomwy LT, et al;: Evaluation of specific
stabilizing evercise in the treatment of chronic low back pain with radiologic
diagnosis of spondylosis or spondylilisthesis, Spine 22:2959-2967, 1997.
175. Panjabi M, Ito S, Pearson A, et al: Injury mmechanism of the cervical
intevertebral disc during simulated whisplash, Spine 29(11):1217-1225, 2004
176. Parke, WW: Applied anatomy of the spine. In Rothman RH, Simone FA,
editors: The spine, ed 3, Philadelphia, 1992, Saunders.
177. Parminder SP: Management of cervical pain, In DeLisa JA, editor:
Rehabilitation Medicine: Principles an Practice, Philadelphia, 1998,
Lippincott.
178. Pavlov H, Torg JS: Roentgen examination of cervical spine injuries in the
athelete, Clin Sports Med :761, 1987.
179. Penning L,, Wilmink JT, Van Woerdden HH, et al: CT myelographic findings
in degenerative disorders of the cervical spine: clinical significance, AJR Am
J Roentgenol 7:119-127, 1986.
180. Persson LC, Morits U, Brandt L: Cervical radiculopathy:pain, muscle
weakness and sensory loss in patients with cervcal radiculopathy treated with
surgery, physiotherapy or cervical collar: a prospective, controlled study, Eur
Spine J 6:256-266, 1977.
181. Petterson K, Hildingson C, Toolanen G, et al: MRI and neurology in acute
whiplash trauma: no correlation in prospective examination of 39 cases, Acta
Orthop Scand 65:525-528, 1994.
182. Philips DG: Surgical treatment of myelopathy with cervical spondylosis, J
Neurol Neurosurg Psychiatry 36:879-884, 1973
61
183. Poindexter DP, Johnson EW: Football shoulder and neck injury: a study of
the stinger, Arch Phys Med Rehabil 65:601-602, 1984.
184. Press JM, Herring SA, Kibler WB: Rehabilitation of musculoskeletal
disorders.In The textbook of Military Medicine, Washington, DC, 1996,
Borden Institute, Office of the Surgeon General.
185. Purkis IE: Cervical epidural steroids, Pain Clinic 1:3-7, 1986.
186. Quinlan KP, Annest JL, Myers B, et al: Neck strains and sprains among
motor vehicle occupants-United states, Accid Anal Prev 2004(36):21-27,
2000.
187. Radanov BP, Sturzenegger M, Di Stefano G: Long-term outcome after
whisplash injury: a 2-year follow-up considering features of injury
mechanism and somatic, radiologic, and psychososial finding, Medicine
74:281-297, 1995.
188. Radharkrishnan K, Litchy WJ, OFallon WM, et al: Epidemiology of
cervical radiculopathy: a population-based study from Rochester, Minn,
1976-1990, Brain 117(pt 2):325-335, 1994.
189. Ramanauskas W, Wilner H, Metes J:MR imaging compressive
myelomalacia, J comput Assist Tomogr 13:399-404, 1989
190. Rappaport ZH, Dever M: Experimental pathophysiological correlates of
clinical symptomatology in peripheral neuropatic pain syndrome, Stereoact
Funct Neurosurg 54-55, 90-95, 1990
191. Rauschning W, et al: Anatomy of the normal and traumatized spine. In
Sances A, Tomas DL, Ewing CL, editors: Mechanisms of Head and Spine
Trauma, Deer Park, 1986, Aloray
192. Redford JB, Patel A: Orthotic devices in the management of spinal disorders,
Spine state art rev 9:673-688, 1995
193. Reitman C, Esses S: Modalities, manual therapy and education:a review of
conservative measures, Spine State Art Rev 9:661-672, 1995.
194. Riew DK, Kim Y, Gilula L: Can cervical nerve root blocks prevent surgery
for cervical radiculopathy? A prospective, randomized,controlled,doubleblind study, Spine J 6(suppl):2S-3S, 2006
195. Rowlingson JC, Kirschenbaum LP: Epidural analgesic techniques in the
management of cervical pain, Anesth Analg 65:938-942, 1986
196. Rubinstein SM, Pool JJ, van Tulder MW, et al: A systematic review of the
diagnostic accuracy of provocative tests of the neck for diagnosing cervical
radiculopathy, Eur Spine J 16(3):307-319, 2007
197. Russell EJ: Computed tomography and myelography in the evaluationof
cervical degenerative disease, Neuroimaging Clin N Am 5(3):329-348, 1995
198. Rydevik B, Brown M, Lundborg G: Pathoanatomy and pathophysiology of
nerve root compression, Spine 9:7-15, 1984.
62
199. Saal J: The role of inflammation in lumbar pain, Spine 20:1821-1827, 1995
200. Saal J, Saal J, Yurth E: Nonoperative management of herniated cervical
intervertebral disc with radiculopathy, Spine 21(16):1877-1883, 1996
201. Sanchez MC, Arenillas JIC, Gutieerez DA, et al: Cervical radiculopathy: a
rare symptom of giant cell arteritis, Arthritis Rheum 26:207-209, 1983
202. Sapir D, Gorup J: Radiofrequency medical branch neurotomy in
litigantanonlitigantpatientswithcervicalwhiplash,Spine26(12):E268-E273,
2001.
203. Sasso R, Heller J, Hacker R et al: Artificial disc vs. fusion for the treatment
of cervical radiculopathy: a prospective randomized study, Spine J 5:88S,
2005.
204. Schellhas KP, Smith MD, Gundry CR, et al: Cervical discogenic pain:
prospective correlation of magnetic resonance imaging and discography in
asymptomatic subjects and pain sufferers, Spine 21(3): 300-312, 1996.
205. Schofferman J, Garges K, Goldthwaite N, et al: Upper cervical anterior
diskectomy and fusion improves discogenic cervical headaches Spine
27(20):2240-2244, 2002.
206. Schutz H, Lougheed WM, Wortzman G, et al: Invertebral nerve root in the
investigation of chronic lumbar disc disease, Can J Surg 16:217-221, 1973.
207. Seibenrock KA, Aebi M: Cervical discography in discogenic pain syndrome
and its predictive value for cervical fusion, Arch Orthop Trauma Surg
113:199-201, 1994.
208. Selecki BR: Whiplash, Aust Fam Phys 13:243-247, 1984.
209. Semmes RE, Murphey MD: The syndrome of unilateral rupture of the sixth
cervical intervertebral disk with compression of the seventh cervical nerve
root: a report of four cases with symptoms simulating coronary disease,
JAMA 121:1209-1214, 1943.
210. Sharps LS, Isaac Z: Percutaneous disc decompression using nucleoplasty,
Pain Physician 5(2): 121-126 2002.
211. Shulman M: Treatment of neck pain with cervical epidural injection, Reg
Anesth 11:92-94, 1986.
212. Siebert W: Percutaneous laser discectomy of cervical discs: preliminary
clinical results, J Clin Laser Medi Surg 13(3):205-207, 1995.
213. Simmons EH, Segil CM: An evaluation of discography in the localization of
symptomatic levels in discogenic disease of the spine, Clin Orthop 108:5769, 1975.
214. Sjaastad O, Fredriksen T: Cervicogenic headache: criteria, classification and
epidemiology,ClinExpRheumatol 17(2suppl 19):S3-S6, 2000.
63
64
65
244. Vallee JN, Feydy A, Carlier RTy, dkk: radikulopati servikal kronis:
pendekatan injeksi perradicular lateral yang kortikosteroid, radiologi
218:886-892,2001
245. VanAkkerveeken PF: nilai diagnostik infiltrasi sheat akar saraf, Acta Orthop
Scand 251 (suppl) :61-63, tahun 1993.
246. Vargo MM, KM Banjir, Pancoast tumor menyajikan sebagai radioculopathy
serviks, Arch Phys Med Rehabil 71:606-609,1990.
247. Viikari-Juntura E, Porras M, Laasoen EM, Validitas tes klinis dalam
diagnosis kompresi akar pada penyakit disc serviks, Spine 14:253-257,1989.
248. Vincent G: sakit kepala cervicogenic perbandingan dengan migrain dan
sakit kepala tipe tegang, Cephalalgia 1 (suppl 25) :11-16, 1999
249. Westerling D, Jonsson BG: nyeri dari daerah leher-bahu dan cuti sakit,
Scand J Med Soc 8:131-136,1990
250. White AA III, Punjab MM: Masalah ketidakstabilan klinis pada tulang
belakang manusia: Pendekatan biokimia pada sistemik tulang belakang, ed
2, Philadephia, 1990, Lippincott.
251. White AA III, Southwick WO, Deponte RJ, et al: Bantuan dari rasa sakit
oleh pasien, J tulang sendi Surg Am 55:525-534,1973.
252. Whitecloud TS, Seago Ra: serviks discogenis sindrom: hasil intervensi
toperative pada pasien dengan Diskografi positif, Spine 12:313-316,1987.
253. Wilbourn AJ, Aminoff MJ, AAEM minimonograph 32: pemeriksaan
diagnostik elektro pada pasien dengan radioculopathies, otot saraf 21:16121631,1998.
254. Wilkinson M: Anatomi mengerikan dari cervical spondylosis dan
myelopathy, Brain 83:589-616,1960.
255. Wolff MW, Levine La,: radiculopathies serviks:. Pendekatan konservatif
untuk manajemen, Phys Med Clin Rehabil N AM 13:589-608,2002.
256. Wood EC, Pemijatan Beard: Prinsip dan Teknik, Philadephia, 1974,
Saunders.
257. Ylinen J, Ruuska J: penggunaan klinis pengukuran kekuatan leher isometrik
dalam rehabilitasi, Arch Phys Med Rehabil 75:465-469,1994.
258. Yoss RE, Corbin KB, McCarthy CS, dkk: signifikansi gejala dan tandatanda di lokalisasi di root terlibat dalam tonjolan disk serviks, Neurologi
7:673-683,1957.
259. Yu YL, Jones SJ, somatosensori membangkitkan potensi dalam cervical
spondylosis: korelasi median, ulanr, dan tanggapan saraf tibialis posterior
dengan temuan klinis dan radiologis, otak 108:273-300,1985
260. Yu YL, Woo E, Huang CY,: cercival spondylotic myelopathy dan
radikulopati, Acta Neurol Scand 75:367-373,1987.
261. Zheng Y, Liew S, Simmons E: Nilai pencitraan resonansi magnetik dan
Diskografi di detrmining tingkat serviks discectomy fusi d, Spine 29 (19) :
2140-2145, 2004.
66
67