Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
NO
ASPEK
1984
TAP MPR No. II/MPR/1983.
1994
Undang-Undang no. 2
tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
KURIKULUM
1999
Undang-Undang no. 2 tahun
1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Landasan Hukum
Filofofi/Dasar
Ideologi
Pendidikan yang
Dianut
Tujuan Kurikulum
Membentuk manusia
pembangunan yang berPancasila dan untuk manusia
Indonesia yang sehat jasmani
dan rohaninya; memiliki
pengetahuan dan keterampilan,
dapat mengembangkan
kreativitas dan tanggungjawab,
dapat menyuburkan sikaf
demokrasi dan penuh tenggang
rasa, dapat mengembangkan
2004 (KBK)
Tap
MPR/GBHN Tahun 19992004
UU No. 20/1999 :
Pemerintahan Daerah
UU Sisdiknas No
2/1989 kemudian diganti
dengan UU No. 20/2003
PP No. 25 Tahun
2000 tentang pembagian
kewenangan.
Liberalisme Pendidikan:
terciptanya SDM yang cerdas,
kompeten, profesional dan
kompetitif.
Meningkatkan mutu
pendidikan melalui siswa
mampu menguasai materi
yang diberikan, bahan ajar
berdasarkan TIU dan TIK
dan menyiapkan siswa
melanjutkan ke jenjang
pendidikan yang lebih
tinggi.
P
19
L
P
S
ko
da
M
m
pe
pe
(
le
de
m
di
m
un
Cenderung Sentralisme.
5
Cenderung Sentralisme.
Cenderung Sentralisme.
Sifat
Pendekatan
Prinsip
Pengembangan
Kurikulum
1.
Pengembangan
kurikulum dilakukan secara
bertahap dan terus dan
menerus.
2.
Pengembangan program
inti dan program A diadakan
berdasarkan pedoman dan
Menteri Pendidikan
Kebudayaan.
3.
Pengembangan program
Kombinasikan antara
Kurikulum 1975 dan
Kurikulum1984, antara
pendekatan proses.
Penyempurnaan dari
kurikulum 1994, oleh karena
itu disebut suplemen
kurikulum 1999.
pe
se
m
ku
ki
m
ku
te
ku
be
Cenderung Sentralisme.
C
D
Kurikulum disusun rinci oleh
K
Tim Pusat (Ditjen Dikmenum/
Dikmenjur dan Puskur).
k
T
Berbasis Kompetensi
1.
2.
3.
Based Program)
dilaksanakan di sekolah
dan dunia usaha/industri,
5. Perkuatan kemampuan
daya suai dan
kemandirian
pengembangan diri
tamatan.
6. Perkembangan
pengetahuan dan teknologi
informasi
7. Pengembangan kecakapan
hidup
8. Belajar sepanjang hayat
9. Berpusat pada anak
10.Pendekatan menyeluruh
dan kemitraan.
4.
5.
6.
7.
Struktur
Kurikulum
Perubahan relatif
banyak dibandingkan
kurikulum sebelumnya
(1994 suplemen 1999)
m
M
P
u
s
p
p
9
10
Beban Belajar
Pengembangan
Kurikulum Lebih
Lanjut
45 Menit
-
45 Menit
-
45 Menit
Kurikulum 1999
mengacu pada kurikulum
1994 dengan beberapa
perbaikan dari hasil evaluasi
1994. Lalu dari evaluasi
kurikulum 1999 dan
45 Menit
Guru membuat
silabus atas dasar Kurikulum
45
s
p
m
11
12
Pedoman
Pelaksanaan
Kurikulum
Proses
Pembelajaran
dipengaruhi oleh
perpolitikan dalam negeri
saat itu dibuatlah UU
sisdiknas baru yakni UU no.
20 tahun 2003 yang
merupakan cikal bakal
tersusunnya kurikulum 2004
(KBK)
UU No 2 Tahun 1989 yang
berisi 1) ketentuan umum, 2)
Dasar, Fungsi, dan Tujuan, 3)
Hak warga negara untuk
memperoleh pendidikan, 4)
Satuan, jalur, dan jenis
pendidikan, 5) jenjang
pendidikan, 6) peserta didik,
7) tenaga kependidikan, 8)
sumber daya pendidikan, 9)
kurikulum, 10) hari belajar
dan libur sekolah, 11) bahasa
pengantar, 12) penilaian, 13)
peran serta masyarakat, 14)
badan pertimbangan
pendidikan nasional, 15)
pengelolaan, 16) pengawasan
Meskipun pada tataran konsep
proses pembelajarannya
menekankan pembelajaran
berpusat pada siswa (student
centered), akan tetapi pada
prakteknya proses
pembelajaran lebih berpusat
pada guru.
ti
K
m
P
P
1.
2.
3.
4.
Bahasa pengantar
Intrakurikuler
Ekstrakurikuler
Remedial, pengayaan,
akselerasi
5.
Bimbingan &
konseling
6.
Nilai-nilai pancasila
7.
Budi pekerti
8.
Tenaga kependidikan
9.
Sumber dan sarana
belajar
10.
Tahap pelaksanaan
11.
Pengembangan silabus
12.
Pengelolaan kurikulum.
Metode yang bervariasi; guru
bertindak hanya sebagai
fasilitator; Kegiatan
pembelajaran tidak hanya
dilakukan di dalam kelas tetapi
juga di luar kelas.
T
pe
se
20
M
gu
se
si
pe
pe
ha
da
13
14
Aspek Penilaian/
Evaluasi
Satuan Pendidikan
Sekolah Menengah
Kesejahteraan Keluarga
(SMKK), Sekolah
Menengah Karawitan Indonesia
(SMKI), Sekolah Menengah
Seni Rupa
(SMSR, 4 tahun) , Sekolah
Menengah Musik (SMM),
Sekolah Menengah
Teknologi Perkapalan (SMT
Perkapalan), Sekolah Menengah
Teknologi
Penerbangan (SMT
Penerbangan), Sekolah
Menengah Teknologi Grafika
(SMT Grafika), Sekolah
Menengah Teknologi Pertanian
(SMT Pertanian)
Sekolah
Menengah Karawitan
Indonesia (SMKI), Sekolah
Menengan Kejuruan
Pariwisata, Sekolah
Menengah Kejuruan (basic
STM), Sekolah Menengah
Kejuruan (basic SMEA).
Sekolah
Menengah Karawitan
Indonesia (SMKI), Sekolah
Menengan Kejuruan
Pariwisata, Sekolah Menengah
Kejuruan (basic STM),
Sekolah Menengah Kejuruan
(basic SMEA).
di
M
as
af
se
kr
po
S
M
In
S
K
S
K
S
K