Você está na página 1de 30

LAPORAN KASUS

KISTA OVARIUM DAN MIOMA


UTERI

Disusun Oleh :
Amelia Lestari

1410221037

Pembimbing :
dr. Hary Purwoko, SpOG, KFER

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KANDUNGAN DAN


KEBIDANAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA
PERIODE 05 Januari 14 Maret 2015
1

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KASUS
KISTA OVARIUM DAN MIOMA UTERI

Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik


di Bagian Ilmu Kandungan dan Kebidanan RSUD Ambara
wa
Periode 05 Januari-14 Maret 2015

Telah disetujui
Tanggal:
......................................

Disusun oleh:
Amelia Lestari

1410221037

Pembimbing

Dr. Hary Purwoko, SpOG, KFER

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul KISTA
OVARIUM DAN MIOMA UTERI. Laporan ini dibuat untuk memenuhi salah satu
syarat ujian Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Kandungan dan Kebidanan di RSUD
Ambarawa.
Penyusunan laporan kasus ini dapat terselesaikan tak lepas dari pihak-pihak yang
telah banyak membantu penulis dalam merampungkan laporan ini. Untuk itu, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
1

dr. Hary Purwoko, Sp.OG, KFER atas bimbingan dan kesabarannya selama

penulis menempuh pendidikan di kepaniteraan klinik.


dr. Adi Rachmanadi, SpOG atas kesabaran dan bimbingannya selama penulis

menempuh pendidikan di kepaniteraan klinik.


Para staf medis dan non-medis yang bertugas di Bagian Ilmu Kandungan dan

Kebidanan di RSUD Ambarawa atas bantuannya untuk penulis.


Teman-teman seperjuangan di kepaniteraan klinik Ilmu Kandungan dan
Kebidanan di RSUD Ambarawa.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena

itu, kritik dan saran yang dapat membangun laporan ini kedepannya sangat penulis
harapkan demi perbaikan materi penulisan dan menambah wawasan penulis.

Ambarawa, Februari 2015

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI ..

ii

PENDAHULUAN ..

BAB 1 LAPORAN KASUS

I.1 Anamnesis Pasien ..

I.2 Pemeriksaan Fisik ...

I.3 Pemeriksaan Penunjang 5


I.4 Diagnosis .

I.5 Penatalaksanaan ..

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..

II.1 Klasifikasi Tumor Ovarium ..

II.1. 2 Tumor Ovarium Nonneoplastik 8


II.1. 3 Tumor Ovarium Neoplastik Jinak . 10
II.2 Mioma Uteri 17
BAB III PEMBAHASAN KASUS . 24
DAFTAR PUSTAKA

PENDAHULUAN
4

Kista merupakan kantung yang berisi cairan dan dapat berlokasi di bagian mana
saja dari tubuh. Pada ovarium, tipe kista yang berbeda dapat terbentuk. Tipe kista
ovarium yang paling umum dinamakan kista fungsional, yang biasanya terbentuk selama
siklus menstruasi normal. Setiap bulan, ovarium seorang wanita tumbuh kista kecil yang
menahan sel telur.Ketika sebuah sel telur matur, kantung membuka untuk mengeluarkan
sel telur, sehingga dapat berjalan melewati tuba falopii untuk melakukan fertilisasi.
Kemudian kantung pecah. Salah satu tipe dari kista fungsional, ada yang dinamakan
kista folikular, kantung ini tidak terbuka untuk mengeluarkan sel telur tapi terus tumbuh.
Kista tipe ini biasanya akan menghilang setelah satu sampai tiga bulan. Kista korpus
luteum, bentuk lain dari kista fungsional, terbentuk apabila kantung kista ini tidak
menghilang. Selain itu kantung kista menutup lagi setelah sel telur dikeluarkan.
Kista ovarium yang bersifat ganas disebut juga kanker ovarium.Kanker ovarium
merupakan pembunuh yang diam-diam (silent killer).Karena, memang seringkali
penderita tidak ada perasaan apa-apa. Kalaupun terjadi keluhan biasanya sudah lanjut
misalnya: sering kembung, teraba massa atau ada benjolan di perut bagian bawah,
gangguan pencernaan, danlain-lain.
Myoma uteri adalah tumor jinak otot polos uterus yang terdiri dari sel-sel
jaringan otot polos, jaringan ikat fibroid dan kolagen. Myoma uteri merupakan tumor
pelvis yang terbanyak pada organ reproduksi wanita. Kejadian myoma uteri sebesar 2040% pada wanita di usia reproduktif, terutama pada usia lebih dari 35-50 tahun.
Penyebab utama myoma uteri hingga saat ini belum diketahui secara pasti, beberapa
penelitian telah dikembangkan untuk memahami keterlibatan faktor hormonal, faktor
genetik, growth factors, dan biologi molekular dalam patogenesa myoma uteri.
Sedangkan beberapa faktor resiko yang dikaitkan dengan kejadian myoma uteri antara
lain usia, ras, riwayat keluarga, berat badan, diet, kehamilan dan paritas, serta kebiasaan
merokok.

BAB I

LAPORAN KASUS

I.1 Anamnesis
I.1.1 Identitas Pasien
Nama

: Ny. S

Usia

: 41 thn

Register

: 028613

Alamat

: Kesongo Lor 03/03 Tuntang

Pekerjaan:

: Ibu rumah tangga

Masuk

: 07 Januari 2015

Tanggal Operasi

: 14 Januari 2015

I.1.2 Keluhan Utama


Pasien datang ke poli kandungan tanggal 07 Januari 2015 dengan keluahan
utama nyeri perut bawah sejak bulan agustus 2014.
I.1.3 Keluhan Tambahan
Keluhan demam, batuk, pilek, diare, mual, muntah, penurunan nafsu makan dan
penurunan berat badan disangkal oleh pasien. Pasien juga tidak mengalami
terlambat haid.

I.1.4 Riwayat Penyakit Sekarang


6

Pasien datang ke poli kandungan tanggal 07 Januari 2015 dengan keluahan


utama nyeri perut bawah sejak bulan agustus 2014. Nyeri dirasakan memberat
saat haid namun setelah haid nyeri menghilang. Siklus haid tidak teratur, pasien
mengaku sering perdarahan banyak diluar tanggal haid biasanya, saat haid keluar
banyak darah. Nyeri sudah 3x berulang dalam 6 bulan terakhir. Pasien tidak
merasa ada benjolan diperutnya dan pasien tidak merasakan perutnya membesar,
tidak merasa penuh di perut, tidak ada gangguan BAB dan BAK.
I.1.5 Riwayat Pengobatan
Pasien tidak mengkonsumsi obat-obatan tertentu untuk mengatasi gejala dan
pasien tidak sedang mengkonsumsi obat-obatan tertentu dalam jangka waktu
lama.
I.1.6 Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat HT, DM, asma disangkal. Pasien mengaku pernah alergi obat anti nyeri
dan penurun panas yang dibeli di warung.
I.1.7 Riwayat Obstetrik
Saat ini pasien belum mempunyai anak.
I.1.8 Riwayat Ginekologi
Pasien mengaku tidak mengalami keputihan
Pasien belum mengalami menopause
Menstruasi:
a. Menarche
: 13 tahun
b. Siklus
: 28 hari
c. Lama
: 6 hari
d. HPHT
: 17 Desember 2014
Riwayat Pernikahan
: 1 x, usia pernikahan 19 tahun
Riwayat KB
:-

I.2 Pemeriksaan Fisik


a. Keadaan Umum
b. Kesadaran

: Baik
: Compos mentis
7

c. Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah
: 172/124
Nadi
: 100 x/menit
Pernapasan
: 21 x/menit
Suhu
: 34,1oC
d. Kepala
: Normocephali, tidak tampak lesi pada kepala
e. Mata
: CA -/-, SI -/f. Leher
: Pembesaran KGB -/-, NT -/g. Thorax
: Cor : BJ I/II regular
Pulmo: SDV +/+, ronkhi -/-, wheezing -/h. Abdomen
Inspeksi
: Tidak terdapat lesi pada kulit abdomen, perut tidak cembung
Auskultasi
: BU (+)
Palpasi
: Hati dan Limpa tidak teraba pembesaran.
Tidak teraba massa intraabdomen
Perkusi

: Timpani

i. Genitalia
Inspeksi

: Tidak tampak kelainan pada vagina, tidak terdapat masa, benda


asing, leukorea, darah pada vagina.
Palpasi
: Tidak ada nyeri tekan pada kelenjar bartholini
j. Anus
: Tidak ada kelainan
k. Ekstremitas : akral hangat, edema (-), CRT <3 detik

I.3. Pemeriksaan Penunjang


1.3.1 Pemeriksaan USG

Didapatkan gambaran kista ovarium dan mioma uteri.


1.3.2 Pemeriksaan Laboratorium
PEMERIKSAAN
HEMATOLOGI
Darah rutin
Hemoglobin
Leukosit
Eritrosit
Hematocrit
MCV
MCH
MCHC

HASIL

NILAI
RUJUKAN

SATUAN

METODE

13.5
7.3
4.79
40.5
54.8
29.0
34.2

12.5-15.5
4.10
3.5-5.4
35-47
52-98
>27
32-35

g/dL
Ribu
Juta
%
Mikro m3
Pg
g/dL

Spectrophometry
E.impedance
E.impedance
E.impedance
E.impedance
E.impedance
8

RDW
Trombosit
PDW
MPW
Limfosit
Mnosit
Granulosit
Limfosit %
Monosit %
Granulosit%
PCT
TT
PTT
GOLONGAN
DARAH
GLUKOSA
SEWAKTU
SGOT
SGPT
UREUM

12.1
400
15.1
7.5
1.5
0.5
5.2 H
20.9 L
6.7
72.4
0.304
9.8
25.1
A

10-15
150-400
10-18
7-11
1.0-4.5
0.2-1.0
2-4
25-40
2-8
50-80
0.2-0.5
9.7-13.1
23.9-39.8

%
Ribu
%
Mikro m3
10^3/mikro
10^3/mikro
10^3/mikro
%
%
%
%
Detik
Detik
-

E.impedance
E.impedance
E.impedance
E.impedance
E.impedance
E.impedance
E.impedance
E.impedance
E.impedance
E.impedance
E.impedance
Standart
Standart

82

70-100

mg/dL

GOD-PAP

12
11
18.8

0-35
0-35
10-50

U/L
IU/L
mg/dL

CREATININE
HbSAg

0.53
Non
Reactive

0.45-0.75

mg/dL
-

IFCC
IFCC
Enzymatic UV
test
Jaffe
Rapid

I.4 Diagnosis
1. Kista ovarium sinistra
2. Mioma uteri

I.5. Tatalaksana
I.5.1

Rencana diagnostik

Observasi tanda vital


Rontgen thoraks, EKG
Konsul dokter penyakit dalam dan anastesi untuk persiapan operasi
I.5.2 Rencana terapi
9

I.5

IVFD RL 20 tpm
ceftriaxone 2x1
metronidazole 2x1
ketorolax 4x1
asam tranexamat 4x1

Laparotomi

Tindakan Operasi: Kistektomi


Penemuan intra operasi:
-

Didapatkan kista di ovarium sinistra kemudian pecah saat pengangkatan.


Cairan kista berwarna kecoklatan
Tidak dilakukan pengangkatan miom karena pasien ingin hamil.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1

Kista Ovarium

II.1.1 Definisi
Kista adalah kantong berisi cairan, kista seperti balon berisi air, dapat tumbuh
dimana saja dan jenisnya bermacam-macam. Kista yang berada di dalam atau
permukaan ovarium (indung telur) disebut kista ovarium atau tumor ovarium

II.1.2 Klasifikasi Tumor Ovarium


Diantara tumor-tumor ovarium ada yang bersifat neoplastik dan ada yang bersifat
nonneoplastik. Untuk tumor neoplastik belum ada klasifikasi yang dapat diterima semua
pihak, hal ini terjadi karena klasifilasi berdasarkan histopatologi dan embriologi belum

10

bisa dijelaskan. Maka secara praktis tumor-tumor neoplastik dibagi menjad tumor jinak
dan tumor ganas, dan selanjutnya tumor jinak dibagi dalam tumor kistik dan tumor solid.
TUMOR NONNEOPLASTIK
1. Tumor akibat radang

2. Tumor lain
Kista folikel
Kista korpus luteum
Kista lutein
Kista inklusi germinal
Kista endomterium
Kista Stein-Leventhal

TUMOR NEOPLASTIK JINAK


1. Kistik
Kistoma ovarii simpleks
Kistadenoma ovarii serosum
Kistadenoma ovarii musinosum
Kista endometroid
Kista dermoid
2. Solid
Fibroma, leimioma, fibroadenoma,
papilloma, angioma, limfangioma
Tumor Brenner
Tumor sisa adrena (maskulinovoblastoma)

II.1.3 Tumor Ovarium Nonneoplastik


II.1.3.1 Tumor Akibat Radang
Termasuk abses ovarial, abses tubo-ovarial, dan kista tubo-ovarial.
II.1.3.2 Kista Folikel
Kista ini berasal dari folikel de Graaf yang tidak sampai berovulasi, namun
tumbuh terus menjadi kista folikel, atau dari beberapa folikel primer yang setelah
bertumbuh dibawah pengaruh esterogen tidak mengalami proses atresia yang lazim,
melainkan membesar menjadi kista. Bisa 1 atau beberapa kista, dan biasanya
berdiameter 1-1 cm.
Bagian dalam dinding kista yang tipis terdiri dari beberapa lapisan sel granulosa, akan
tetapi karena tekanan didalam kista maka terjadi atrofi pada lapisan ini. Cairan dalam
kista jernih dan sering kali mengandung esterogen, oleh karena itu kista kadang-kadang
dapat menyebabkan gangguan haid. Kista folikel lambat laun mengecil dan dapat

11

menghilang spontan, atau bisa terjadi rupture dan menghilang dalam waktu kurang lebih
2 bulan.

II.1.3.3 Kista Korpus Luteum


Kista ini sering terjadi saat kehamilan dan lebih jarang terjadi bila diluar kehamilan.
Dalam keadaan normal korpus luteum lambat laun mengecil dan menjadi korpus
albikans. Kadang-kadang korpus luteum mempertahankan diri (korpus luteum
presisten), perdarahan sering terjadi didalamnya dan menyebabkan terjadinya kista,
berisi cairan yang bewarna merah coklat karena darah tua. Frekuensi kista korpus luteum
lebih jarang dibandingkan kista folikular. Dalam pembelahan ovarium kista korpus
luteum terdiri dari lapisan bewarna kuning, terdiri dari sel-sel luteum yang berasal dari
sel-sel teka.

II.1.3.4 Kista Teka Lutein

12

Pada mola hidatidosa, koriokarsinoma, dan kadang-kadang tanpa adanya


kelainan tersebut ovarium dapat membesar dan menjadi kistik. Kista teka lutein biasanya
bilateral dan bisa menjadi sebesar tinju. Tumbuhnya kista ini akibat pengaruh hormon
koriogonadotropin

yang

berlebihan.

Dengan

hilangnya

mola

hidatidosa

dan

koriokarsinoma maka kista ovarium akan mengecil dan menghilang dengan spontan.
II.1.3.5

Kista Inklusi Germinal

Kista ini sering kali ditemukan secara tidak sengaja pada saat pemeriksaan
histologi ovarium yang diagkat saat operasi. Kista ini sering ditemukan pada wanita
yang sudah lanjut usiannya. Kista ini terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian
kecil dari epitel germinativum pada permukaan ovarium. Dinding dari kista ini terdiri
dari satu lapisan epitel kubik dan berisi cairan jernih dan serous. Kista inklusi germinal
tidak peranh memberi gejala-gejala yang bearti
II.1.3.6 Kista Endometrial
Kista ini berasal dari jaringan endomterium yang berada pada ovarium
(endometriosis).Kista endometriosis yang terdapat di ovarium membesar hingga
beberapa sentimeter maka dia disebut endometriomas atau kista cokelat. Pada
endometriosis yang berat dapat mengakibatakan erosi dan distorsi jaringan disekitarnya
akibat perlengketan yang semakin meluas.
Pada gambaran histologi mikroskopik jaringan endometrium terdapat kelejar
endometrium dan stroma. Pada jaringan endometriosis yang abnormal dapat ditemukan
formasi kista dan fibrosis, diding disekitar jaringan implantasi dikelilingi oleh sel
monolayer, ditemukan darah

dalam kista, dan

ditemukan hemosiderin-laden

macrophages didalam dinding kista.


II.1.3.7 Kista Stein-Leventhal
Kelainan yang terjadi pada segolongan wanita muda dengan gejala-gejala infertilitas,
amenorea atau oligomenorea sekunder, bertubuh gemuk, hirsutisme, dan dengan kedua
ovarium membesar. Ovarium tampak pucat, polikistik dan permukaannya licin. Kapsul
ovarium menebal. Keadaan ini terkenal dengan nam sindrom Stein-Leventhal dan
disebabkan oleh gangguan hormonal. Umumnya penderita mengalami gangguan ovulasi,
13

kaerna endometrium hanya dipengaruhi oleh esterogen, dan terjadi hyperplasia


endometrium.

II.1.4 Tumor Ovarium Neoplastik Jinak


II.1.4.1 Kista Ovarii Simpleks
Ciri kista ini adalah permukaan yang rata dan halus, biasanya bertangkai,
seringkali bilateral, dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis dan cairan didalam kista
jernih, serous, dan berwarna kuning. Karena kista ini bertangkai, maka dapat terjadi torsi
yang menyebabkan gejala-gejala mendadak.
II.1.4.2 Kistadenoma Mucinosum
Asal dari tumor ini masih belum diketahui dengan pasti. Dikatakan kista ini berasal
dari teratoma dengan sifat-sifat entodermik yang menonjol. Jenis kista ini biasanya
berukuran besar dengan beratnya bisa mencapai 70 kilogram. Kista ini merupakan kista
terbesar diantara semua jenis kista. Bila ditemukan kista dalam ukuran yang sangat besar
hampir dipastikan kista tersebut adalah kistadenoma mucinosum. Kista ini biasanya
muncul pada wanita berusia 20-50 tahun dan seringnya timbul unilateral dan hanya 810% muncul secara bilateral.
Epidemiologi
Kista ini sering ditemukan pada wanita usia 20-50 tahun. Angka kejadian di
Indonesia adalah sebesar 29% dari seluruh jenis tumor ovarium. Kista ini jarang
ditemukan pada masa prapubertas.
Gambaran klinis
Secara umum kista ini bersifat asimtomatik. Bila ukurannya besar akan
menimbulakan gejala nyeri perut yang tidak spesifik. Bentuk tumor biasanya
berlobus. Kista ini menerima darahnya melalui suatu tangkai,dan kadang-kadang
dapat terjadi torsi pada tangkai sehingga mengakibatkan gangguan sirkulasi.
Gangguan ini dapat menyebabkan perdarahn dalam kista dan perubahan
14

degeneratif dari kista yang memudahkan timbulnya perlengketan kista dengan


omentum, usus-usus dan peritoneum parietale.
Diding kista agak tebal dan bewarna putih keabu-abuan. Isi kista berisi cairan
lendir khas yang kental seperti gelatin, melekat dan bewarna kuning sampai
coklat tergantung dari percampurannya dengan darah.
Histologis
Tampak dinding kista dilapisi oleh epitel torak tinggi dengan ini pada dasar sel,
ditengahnya terdapat sel-sel bulat terisi lender (sel goblet). Sel-sel epitel
mempunyai potensi untuk tumbuh seperti struktur kelenjar dan menjadi kista
baru sehingga kista menjadi multolokuler.
II.1.4.3 Kistadenoma Serosum
Jenis kista ini lebih sering terjadi dibandingkan dengan kistadenoma mucinosum,
tetapi memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan kistadenoma mucinosum.
Jenis kista ini dikatakan berasal dari epitel permukaan ovarium (germinal epithelium).

Epidemiologi
Angka kejadiannyahampir sama dengan kistadenoma ovarii musinosum, sekitar
28-36% dari seluruh tumor ovarium di Indonesia. Sering timbul pada wanita usia
20-30 tahun. Bila timbul pada wanita yang perimenopause maupun menopause
memiliki potensi perubahan keganasan yang lebih besar. 10-20% timbul secara
bilateral.
Histologi
Umumnya ukuran kista ini tidak sebesar kistadenoma ovarii musinosum.
Permukaan tumor biasanya licin, tetapi dapat pula berlobus karena kista jenis ini
dapat pula berbentuk multilokuler. Dinding kistanya menyerupai dinding
kistadenoma musinosum. Warna kista putih keabu-abuan. Ciri khas kista ini
15

adanya papiloma didalam maupun diluar dinding kista yang menyerupai


kembang kol. Isi kista cair, kuning, dan kadang-kadang coklat karena tercampur
darah. Apabila ditemukan pertumbuhan papilifer, proloferasi dan stratifikasi
epitel serta anaplasia dan mitosis pada sel-sel maka termasuk kedalam kelompok
tumor ganas. Dilaporkan potensi perubahan keganasan pada kitsa ini adalah
sebesar 30-35%.
II.1.4.4 Kista Endomteroid
Kista ini biasanya unilateral dengan permukaan licin. Pada dinding dalam
terdapat satu lapisan sel-sel menyerupai lapisan endometrium namun tidak ada
hubungannya dengan endometriosis ovarii.
II.1.4.5 Kista Dermoid
Kista dermoid ialah suatu teratoma kistik yang jinak dimana struktur-struktur
yang menonjol adalah struktur ektodermal dengan deferensiasi sempurna, seperti epitel
kulit, rambut, gigi, produk glandula sebasea, dan lemak.

Epidemiologi
Tumor ini 10% dari seluruh neoplasma ovarium kistik. Sering ditemukan pada
wanita yang masih muda. 25% dari seluruh kista dermoid tumbuh bilateral,
umumnya ditemukan pada masa reproduksi. Kadang kista dermoid dapat
ditemukan pada anak kecil. Angka kejadian kista dermoid diseluruh Indonesia
adalah 3-11% dari seluruh tumor ovarium.
Manifestasi
Pada kista dermoid dapat terjadi torsi tangkai dengan gejala nyeri mendadak di
perut bagian bawah. Tidak ada gejala yang bersifat khas. Ada kemungkinan
terdanya sobekan dinding kista yang mengakibatkan pengeluaran isi kista
kedalam peritoneum. Terhadap siklus haid tidak ada pengaruh yang jelas.
16

Histologi
Diding dari kista tebal dan berwarna putih abu-abu dan agak tipis. Bila dibuka
akan tampak rambut, cairan kental dan licin. Kadang juga ditemukan gigi, tulang
rawan, dan butir-butir tulang pada dindingnya. Tumor mengandung elemenelemen ectodermal, mesodermal dan entodermal sehingga ditemukan kulit,
rambut, kelenjar sebasea.
II.1.5 Faktor Resiko
Penyebab kista ovarium dan beberapa faktor resiko berkembangnya ovarium
adalah wanita yang biasanya memiliki:(Wiknjosastro, 2007).
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Riwayat kista ovarium terdahulu


Siklus haid tidak teratur
Perut buncit
Menstruasi di usia dini (11 tahun atau lebih muda)
Sulit hamil
Penderita Hipotiroid
7. Penderita kanker payudara yang pernah menjalani kemoterapi.
II.1.6 Etiologi
Kista ovarium dapat timbul akibat stimulasi yang berlebihan terhadap
gonadotropin (Sastrawinata, Sulaiman. dkk. 2004).
1. Gestational tropoblastic neoplasma (molahidatidosa dan khoriokarsinoma)
2. Fungsi ovarium, ovulasi yang terus menerus akan menyebabkan epitel
permukaan ovarium mengalami perubahan neoplastik.
3. Zat karsinogen, zat radioaktif, asbes, virus eksogen dan hidrokarbon polikistik
4. Pada pasien yang sedang diobati akibat kasus infertilitas dimana terjadi
induksiovulasi melalui manipulasi hormonal.
II.1.7 Manifestasi klinik
Sebagian besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala, atau hanya sedikit nyeri
yang tidak berbahaya. Tetapi ada kista yang berkembang menjadi besar dan
menimbulkan nyeri yang tajam. Pemastian penyakit tidak biasa dilihat dari gejala-gejala
saja karena mungkin gejalanya mirip dengan keadaan lain seperti endometriosis, radang
panggul, kehamilan ektopik (di luar rahim) atau kanker ovarium. Meski demikian,
17

penting untuk memperhatikan setiap gejala atau perubahan ditubuh anda untuk
mengetahui gejala mana yang serius. (Wiknjosastro , 2007)
Gejala-gejala berikut yang muncul bila anda mempunyai kista ovarium:
1.
2.
3.
4.

Perut terasa penuh, berat, kembung.


Tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil).
Haid tak teratur.
Nyeri panggul yang menetap atau kambuhan yang dapat menyebar kepanggul

bawah dan paha.


5. Nyeri senggama.
6. Mual, ingin muntah, atau pergeseran payudara mirip seperti pada saat hamil.
II.1.8 Diagnosis
II.1.8.1 Anamnesa
Pada anamnesa rasa sakit atau tidak nyaman pada perut bagian bawah. Rasa sakit
tersebut akan bertambah jika kista tersebut terpuntir atau terjadi ruptur. Terdapat juga
rasa penuh di perut. Tekanan terhadap alat-alat di sekitarnya dapat menyebabkan rasa
tidak nyaman, gangguan miksi dan defekasi.Dapat terjadi penekanan terhadap kandung
kemih sehingga menyebabkan frekuensi berkemih menjadi sering.
II.1.8.2 Pemeriksaan Fisik
Kista yang besar dapat teraba dalam palpasi abdomen. Perabaan menjadisulit
pada pasien yang gemuk. Teraba massa yang kistik, mobile, permukaan massa umumnya
rata. Cervix dan uterus dapat terdorong pada satu sisi. Dapat juga teraba, massa lain,
termasuk fibroid dan nodul pada ligamentum uterosakral, ini merupakan keganasan atau
endometriosis Wiknjosastro, 2007).
II.1.8.3 Pemeriksaan Penunjang
1. USG
Merupakan alat terpenting dalam menggambarkan kista ovarium.Dengan
pemeriksaan ini dapat ditentukan letak batas tumor, apakah tumor berasal
dariuterus, atau ovarium, apakah tumor kistik atau solid dan dapat dibedakan
pulaantara

cairan

dalam

rongga

perut

yang

bebas

dan

tidak.Dapat

membantumengidentifikasi karakteristik kista ovarium.


18

2. Foto Roentgen
Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan adanya hidrotoraks.Pemeriksaan
pielogram inravena dan pemasukan bubur barium pada kolon dapat untuk
menentukan apakah tumor bearasal dari ovarium atau tidak, misalnya tumor
bukan dari ovarium yang terletak di daerah pelvis seperti tumor kolon sigmoid.
3. Pengukuran serum CA-125
Tes darah dilakukan dengan mendeteksi zat yang dinamakan CA-125, CA125diasosiasikan dengan kanker ovarium. Dengan ini diketahui apakah massa ini
jinak atau ganas.
4. Laparoskopi
Perut diisi dengan gas dan sedikit insisi yang dibuat untuk memasukan
laparoskop.Melalui laparoskopi dapat diidentifikasi dan mengambil sedikit
contoh kista untuk pemeriksaan PA.
II.1.9 Diagnosa Banding
1. Kehamilan
2. Mioma uteri
3. Tumor kolon sigmoid
II.1.10 Penatalaksanaan Penyakit Kista Ovarium
Umumnya kista ovarium pada wanita usia subur akan menghilang dengan
sendirinya dalam 1 sampai 3 bulan. Meskipun ada diantaranya yang pecah namun
tidak akan menimbulkan gejala yang berarti. Kista jenis ini termasuk jinak dan tidak
memerlukan penanganan medis.
Kista biasanya ditemukan secara tidak sengaja saat dokter melakukan
pemeriksaan USG. Kebanyakan pasien dengan kista ovarium simple berdasarkan
hasil pemeriksaan USG tidak dibutuhkan pengobatan. Meskipun demikian,
pengawasan tetap harus dilakukan terhadap perkembangan kists ampai dengan
beberapa siklus menstruasi. Bila memang ternyata tidak terlalu bermakna maka kista
dapat diabaikan karena akan mengecil sendiri.
II.1.11 Komplikasi

19

1. Perdarahan ke dalam kista yang terjadi sedikit-sedikit, sehingga berangsurangsur menyebabkan pembesaran kista, dan hanya menimbulkan gejalagejala klinik yang minimal.
2. Torsio. Putaran tangkai dapat terjadi pada kista yang berukuran diameter 5
cm atau lebih. Putaran tangkai menyebabkan gangguan sirkulasi meskipun
gangguan ini jarang bersifat total
3. Kista ovarium yang besar dapat menyebabkan rasa tidak nyaman pada perut
dan dapat menekan vesica urinaria sehingga terjadi ketidakmampuan untuk
mengosongkan kandung kemih secara sempurna.
4. Massa kista ovarium berkembang setelah masa menopouse sehingga besar
kemungkinan untuk berubah menjadi kanker (maligna).
II.1.12 Prognosis
Prognosis untuk kista jinak baik.Walaupun penanganan dan pengobatan
kanker ovarium telah dilakukan dengan prosedur yang benar namun hasil
pengobatannya sampai sekarang ini belum sangat menggembirakan termasuk
pengobatan yang dilakukan di pusat kanker terkemuka di dunia sekalipun

II.2

Mioma Uteri

II.2.1 Pengertian Mioma Uteri


Mioma uteri adalah tumor jinak otot polos uterus yang terdiri
dari sel-sel jaringan otot polos, jaringan pengikat fibroid dan kolagen. 3
Mioma uteri disebut juga dengan leimioma uteri atau fibromioma
uteri. Mioma ini berbentuk padat karena jaringan ikat dan otot
rahimnya dominan. Mioma uteri merupakan neoplasma jinak yang
paling

umum

dan

sering

dialami

oleh

wanita.

Neoplasma

ini

memperlihatkan gejala klinis berdasarkan besar dan letak mioma.


II.2.2 Klasifikasi Mioma Uteri
Berdasarkan letaknya mioma uteri diklasifikasikan menjadi 3 bagian yaitu:

20

II.2.3.1

Mioma

Uteri Subserosum

Lokasi tumor di sub serosa korpus uteri. Dapat hanya sebagai tonjolan saja, dapat
pula sebagai satu massa yang dihubungkan dengan uterus melalui tangkai. Pertumbuhan
kearah lateral dapat berada di dalam ligamentum latum, dan disebut sebagai mioma
intraligamen. Mioma yang cukup besar akan mengisi rongga peritoneum sebagai suatu
massa. Perlekatan dengan ementum di sekitarnya menyebabkan sisten peredaran darah
diambil alih dari tangkai ke omentum. Akibatnya tangkai semakin mengecil dan
terputus, sehingga mioma terlepas dari uterus sebagai massa tumor yang bebas dalam
rongga peritoneum. Mioma jenis ini dikenal sebagai mioma jenis parasitik.
II.2.3.2 Mioma Uteri Intramural
Disebut juga sebagai mioma intraepitalial, biasanya multiple. Apabila masih
kecil, tidak merubah bentuk uterus, tapi bila besar akan menyebabkan uterus berbenjolbenjol, uterus bertambah besar dan berubah bentuknya. Mioma sering tidakmemberikan
gejala klinis yang berarti kecuali rasa tidak enak karena adanya massa tumor di daerah
perut sebelah bawah.
II.2.3.3 Mioma Uteri Submukosum
Mioma yang berada di bawah lapisan mukosa uterus/endometrium dan tumbuh
kearah kavun uteri. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan bentuk dan besar kavum
uteri. Bila tumor ini tumbuh dan bertangkai, maka tumor dapat keluar dan masuk ke
dalam vagina yang disebut mioma geburt.
II.2.3 Epidemiologi Mioma Uteri
21

Mioma uteri merupakan tumor pelvis yang terbanyak pada


organ reproduksi wanita. Jarang sekali ditemukan pada wanita
berumur 20 tahun dan belum pernah (dilaporkan) terjadi sebelum
menarche, paling banyak ditemukan pada wanita berumur 35-45 tahun
(proporsi 25%). Setelah menopause hanya kira-kira 10% mioma masih
tumbuh. Proporsi mioma uteri pada masa reproduksi 20-25%.

II.2.4 Etiologi
Sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti mioma uteri
dan diduga merupakan penyakit multifaktorial. Mioma merupakan
sebuah tumor monoclonal yang dihasilkan dari mutasi somatik dari
sebuah sel neoplastik tunggal. Tumbuh mulai dari benih multiple yang
sangat kecil dan tersebar pada miometrium sangat lambat tetapi
progresif. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mioma
uteri:
a. Estrogen
Mioma uteri kaya akan reseptor estrogen. Meyer dan De Snoo
mengajukan teori Cell nest atau teori genitoblast, teori ini
menyatakan bahwa untuk terjadinya mioma uteri harus terdapat
dua komponen penting yaitu: sel nest ( sel muda yang
terangsang) dan estrogen (perangsang sel nest secara terus
menerus).
Percobaan Lipschutz yang memberikan estrogen kepada kelinci
percobaan ternyata menimbulkan tumor fibromatosa baik pada
permukaan maupun pada tempat lain dalam abdomen. Peranan
estrogen didukung dengan adanya kecenderungan dari tumor
ini
menjadi stabil dan menyusut setelah menopause
b. Progesteron

22

Reseptor progesteron terdapat di miometrium dan mioma


sepanjang

siklus

merupakan

menstruasi

antagonis

dan

natural

kehamilan.

Progesteron

estrogen.

Progesteron

dari

menghambat pertumbuhan tumor dengan dua cara yaitu:


mengaktifkan 17 - Beta hidroxydesidrogenase dan menurunkan
jumlah reseptor estrogen pada tumor.
II.2.5 Diagnosa
1. Gejala Subjektif
Pada umumnya kasus mioma uteri ditemukan secara kebetulan
pada pemeriksaan ginekologik karena tumor ini tidak mengganggu.
Gejala subjektif pada mioma uteri:
a. Perdarahan abnormal, merupakan gejala yang paling umum
dijumpai. Gangguan perdarahan yang terjadi umumnya
adalah: menoragia, dan metrorargia. Beberapa faktor yang
menjadi

penyebab

pengaruh

ovarium

perdarahan
sehingga

ini

antara

terjadilah

lain

adalah:

hiperplasia

endometrium, permukaan endometrium yang lebih luas dari


pada biasa, atrofi endometrium, dan gangguan kontraksi otot
rahim karena adanya sarang mioma di antara serabut
miometrium, sehingga tidak dapat menjepit pembuluh darah
yang melaluinya dengan baik. Akibat perdarahan penderita
dapat mengeluh anemis karena kekurangan darah, pusing,
cepat lelah, dan mudah terjadi infeksi.
Rasa nyeri, gejala klinik ini bukan merupakan gejala yang
khas tetapi gejala ini dapat timbul karena gangguan sirkulasi
darah pada sarang mioma, yang disertai nekrosis setempat
dan peradangan. Pada pengeluaran mioma submukosum
yang

akan

dilahirkan

dan

pertumbuhannya

yang

menyempitkan kanalis servikalis dapat menyebabkan juga


dismenore.
23

b. Tanda penekanan, Gangguan ini tergantung dari besar dan


tempat miomauteri. Penekanan pada kandung kemih akan
menyebabkan poliuria, pada uretra dapat menyebabkan
retensio urine, pada ureter dapat menyebabkan hidroureter
dan

hidronefrosis,

pada

rektum

dapat

menyebabkan

obstipasi dan tenesmia, pada pembuluh darah dan pembuluh


limfe di panggul dapat menyebabkan edema tungkai dan
nyeri panggul.
2. Gejala objektif
a. Pemeriksaan
pemeriksaan

Fisik.

Pemeriksaan

Abdomen

dan

fisik

pemeriksaan

dapat
pelvik.

berupa
Pada

pemeriksaan abdomen, uterus yang besar dapat dipalpasi


pada abdomen. Tumor teraba sebagai nodul ireguler dan
tetap, area perlunakan memberi kesan adanya perubahan
degeneratif. Pada

pemeriksaan Pelvis, serviks biasanya

normal, namun pada keadaan tertentu mioma submukosa


yang bertangkai dapat mengakibatkan dilatasi serviks dan
terlihat pada ostium servikalis. Uterus cenderung membesar
tidak beraturan dan noduler. Perlunakan tergantung pada
derajat degenerasi dan kerusakan vaskular. Uterus sering
dapat digerakkan, kecuali apabila terdapat keadaan patologik
pada adneksa.
b. Pemeriksaan Penunjang; Apabila keberadaan masa pelvis
meragukan maka pemeriksaan dengan ultrasonografi akan
dapat

membantu.

Selain

itu

melalui

pemeriksaan

laboratorium (hitung darah lengkap dan apusan darah) dapat


dilakukan

II.2.6 Penatalaksanaan
24

1. Miomektomi
Miomektomi adalah pengambilan sarang mioma saja tanpa
pengangkatan uterus.
2. Histerektomi
Histerektomi adalah pengangkatan uterus yang umumnya
merupakan tindakan
terpilih. Tindakan ini terbaik untuk wanita berumur lebih dari 40
tahun dan
tidak menghendaki anak lagi.
II.2.7 Komplikasi
1. Degenerasi Ganas
Keganasan umumnya
histology

uterus

yang

baru

ditemukan

telah

pada

diangkat.

pemeriksaan

Kecurigaan

akan

keganasan uterus apabila mioma uteri cepat membesar dan


apabila terjadi pembesaran sarang mioma dalam menopause.
2. Torsi (Putaran Tangkai)
Sarang mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi, timbul
gangguan sirkulasi akut sehingga mengalami nekrosis. Dengan
demikian terjadilah syndrome abdomen akut.

FOLLOW UP
Tanggal/

P
25

Jam
08-012015
05.30

09-012015
05.35

10-012015
06.00

11-012015
06.00

12-012015
06.00

13-012015
05.30

14-012015
05.35

Pasien merasakan KU: baik


mulas dan panas di Kes: CM
perutnya
TD: 172/124
N: 100x/mnt
RR: 21x/mnt
S: 34,7oC
Sedikit pusing
KU: baik
Kes: CM
TD: 161/99
N: 129x/mnt
RR: 21x/mnt
S: 35,3oC
Pusing dan batuk KU: baik
sesekali
Kes: CM
TD: 113/86
N: 118x/mnt
RR: 22x/mnt
S: 36,3oC
Susah tidur, mual
KU: baik
Kes: CM
TD: 143/103
N: 112x/mnt
RR: 20x/mnt
S: 35,6oC
Pusing
KU: baik
Kes: CM
TD: 130/90
N: 84x/mnt
RR: 20x/mnt
S: 36oC
Tidak ada keluhan
KU: baik
Kes: CM
TD: 120/80
N: 84x/mnt
RR: 20x/mnt
S: 36,6oC
Batuk
KU: baik
Kes: CM
TD: 110/70
N: 72x/mnt

Kistoma ovarii

Pro-op
laparotomyoophorektomi

Kistoma ovarii

Pro-op
laparotomyoophorektomi

Kistoma ovarii

Pro-op
laparotomyoophorektomi

Kistoma ovarii

Pro-op
laparotomyoophorektomi
Antacid tab

Kistoma ovarii

Kistoma ovarii

Pro-op
laparotomyoophorektomi

Kistoma
sinistra

ovarii Post-Op
oophorektomi
sinistra H+0
26

15-012015
05.35

16-012015
06.00

17-012015
05.30

RR: 21x/mnt
S: 35,8oC
Nyeri jahitan
KU: baik
Sudah flatus
Kes: CM
Sedikit pusing
TD: 100/70
Sudah
bisa N: 72x/mnt
bergerak-bergeser
RR: 21x/mnt
S: 36oC
Nyeri bekas jahitan KU: baik
Agak pilek
Kes: CM
Sudah bisa miring- TD: 110/80
miring dan duduk
N: 74x/mnt
RR: 18x/mnt
S: 35,6oC
Nyeri bekas jahitan KU: baik
Pilek
Kes: CM
Kunang-kunang
TD: 120/80
Sudah bisa berjalan N: 66x/mnt
RR: 22x/mnt
S: 35,8oC

Kistoma
sinistra

ovarii Post-Op
oophorektomi
sinistra H+1

Kistoma
sinistra

ovarii Post-Op
oophorektomi
sinistra H+2

Kistoma
sinistra

ovarii Post-Op
oophorektomi
sinistra H+3
Rencana pulang

27

BAB III
PEMBAHASAN KASUS
Anamnesis

Nyeri perut bawah. Nyeri dirasakan memberat saat haid dan menghilang
setelah haid. Dismenorea, nyeri perut bagian bawah serta nyeri pinggang
ditemukan pada sekitar 65% wanita dan sering sulit dibedakan antara
mioma uteri dengan endometriosis. Nyeri yang disebabkan myoma uteri
disebabkan karena gangguan sirkulasi darah pada myoma, peradangan,
degenerasi akibat oklusi vaskuler, infeksi, torsi dari myoma yang
bertangkai maupun akibat kontraksi miometrium yang disebabkan
myoma subserosum. Tumor yang besar dapat mengisi rongga pelvik dan
menekan bagian tulang pelvik yang dapat menekan saraf sehingga
menyebabkan rasa nyeri yang menyebar ke bagian punggung dan
ekstremitas inferior. Nyeri juga bisa timbul pada kista jika kista tersebut

terpuntir.
Siklus haid menjadi tidak teratur. sering perdarahan banyak diluar tanggal
haid biasanya. Gangguan perdarahan yang terjadi umumnya adalah
hipermenore, menoragia dan dapat juga terjadi metroragia. Perdarahan
abnormal ini terjadi pada 30% pasien myoma uteri dan perdarahan
abnormal ini dapat menyebabkan anemia. Pada myoma uteri, gangguan
siklus haid yang terjadi adalah menoragia yaitu interval teratur namun
jumlah darah haid lebih dari normal. Selain itu dapat juga terjadi
metroragia yaitu interval tidak teratur dengan jumlah darah dan durasi

lebih dari normal .


Os tidak merasa ada benjolan diperutnya dan pasien tidak merasakan
perutnya membesar, kemungkinan bila terdapat mioma uteri atau kista
ovarium, maka ukurannya masih kecil sehinga tidak teraba oleh pasien.

28

Saat ini pasien belum hamil, Infertilitas ditemukan pada 27-55% wanita
dengan myoma. Penyebab myoma infertilitas adalah : obstruksi mekanik
serviks dan tuba, perubahan bentuk kavum uteri (penambahan panjang
uterus), iritasi myoma akibat perubahan degenerasi, kontraktilitas uterus
terganggu,

gangguan

endokrinologi

vaskularisasi

endometrium.

endometrium,

Dilakukan

dan

pemeriksaan

gangguan

fisik

untuk

memastikan ada atau tidaknya massa intraabdomen seperti mioma atau


kista.
Pemeriksaan Fisik
Tidak ada nyeri tekan dan tidak teraba massa intraabdomen belum dapat
menyingkirkan adanya kelainan sehingga dilakukan pemeriksaan penunjang
dengan menggunakan USG.
Pemeriksaan USG
Didapatkan gambaran kista ovarium sinistra dan mioma uteri.
Diagnosis
P0A0 dengan Kistoma ovarii dan Mioma uteri
Penatalaksanaan
Pro laparotomy kistektomi
Pada

tanggal

14

Januari

2014

dilakukan

prosedur

laparotomi

oophorektomi sinistra, terlihat kista berwarna putih kemerahan berukuran


5x5cm, saat pengangkatan kista pecah dan mengeluarkan cairan berwarna
kecoklatan. Kemudian kista dikirim untuk dilakukan pemeriksaan patologi
anatomi.
Pada pasien Ny.S tidak dilakukan pengangkatan miom dikarenakan
pasien tidak setuju dan pasien ingin hamil.

29

DAFTAR PUSTAKA
Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC, Hauth JC, Wenstrom KD.
Obstetri Williams Edisi ke-21 Vol. 2. Jakarta : ECG; 2004. p. 934, 1035-7.
Mansjoer A, Triyanti K, Savitri R, Wardhani WI, Setiowulan W. Tumor Ovarium
Neoplastik Jinak. Dalam : Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I. Jakarta :Media
Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2000.p. 388-9.
Moeloek FA, Nuranna L, Wibowo N, Purbadi S. Standar Pelayanan Medik
Obstetri

dan

Ginekologi.

Jakarta

Perkumpulan

Obstetri

dan

GinekologiIndonesia; 2006. p.130.


Sastrawinata, Sulaiman. dkk. 2004. Ilmu Kesehatan Reproduksi: Obstetri
Patologi.Edisi 2. Jakarta: EGC hal :104.
Wiknjosastro H. Tumor Jinak Pada Alat Genital Dalam Buku Ilmu
KandunganEdisi 2., editor: Saifuddin A.B,dkk. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.2005: 345-346.
Wiknjosastro, Hanifa. dkk. 2007. Ilmu Kandungan. Edisi 2.Cetakan 5. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Hal : 346 362.

30

Você também pode gostar

  • Presentasi Kasus
    Presentasi Kasus
    Documento41 páginas
    Presentasi Kasus
    Amel Lestari Agustin
    Ainda não há avaliações
  • Anatomisaraf
    Anatomisaraf
    Documento85 páginas
    Anatomisaraf
    Ricco Arika Sandy
    Ainda não há avaliações
  • Sindrom Nefrotik
    Sindrom Nefrotik
    Documento27 páginas
    Sindrom Nefrotik
    Riva Arira
    Ainda não há avaliações
  • Tifoid
    Tifoid
    Documento19 páginas
    Tifoid
    Amel Lestari Agustin
    Ainda não há avaliações
  • Tugas 2 Restraint
    Tugas 2 Restraint
    Documento15 páginas
    Tugas 2 Restraint
    Amel Lestari Agustin
    Ainda não há avaliações
  • Parase Nervus 3,4,6 PDF
    Parase Nervus 3,4,6 PDF
    Documento14 páginas
    Parase Nervus 3,4,6 PDF
    airakhumaira
    Ainda não há avaliações
  • 08 - 238pengelolaan Tekanan Tinggi Intrakranial Pada Stroke
    08 - 238pengelolaan Tekanan Tinggi Intrakranial Pada Stroke
    Documento5 páginas
    08 - 238pengelolaan Tekanan Tinggi Intrakranial Pada Stroke
    Siti Fatimah Umamit
    Ainda não há avaliações
  • Sindrom Nefrotik
    Sindrom Nefrotik
    Documento23 páginas
    Sindrom Nefrotik
    Amel Lestari Agustin
    Ainda não há avaliações
  • Bab I SPM Tempuran
    Bab I SPM Tempuran
    Documento5 páginas
    Bab I SPM Tempuran
    Amel Lestari Agustin
    Ainda não há avaliações
  • Hiv Anak
    Hiv Anak
    Documento6 páginas
    Hiv Anak
    Amel Lestari Agustin
    Ainda não há avaliações
  • PF Paru
    PF Paru
    Documento15 páginas
    PF Paru
    Amel Lestari Agustin
    Ainda não há avaliações
  • Gen Depresi
    Gen Depresi
    Documento7 páginas
    Gen Depresi
    Amel Lestari Agustin
    Ainda não há avaliações
  • Bab I Pendahuluan
    Bab I Pendahuluan
    Documento21 páginas
    Bab I Pendahuluan
    Amel Lestari Agustin
    Ainda não há avaliações
  • Presentasi Kasus
    Presentasi Kasus
    Documento29 páginas
    Presentasi Kasus
    Amel Lestari Agustin
    Ainda não há avaliações
  • Penatalaksanan Gangguan Mental Pada Penyalahgunaan Napza
    Penatalaksanan Gangguan Mental Pada Penyalahgunaan Napza
    Documento15 páginas
    Penatalaksanan Gangguan Mental Pada Penyalahgunaan Napza
    Amel Lestari Agustin
    Ainda não há avaliações
  • Cover, Lembar Pengesahan, Kata Pengantar
    Cover, Lembar Pengesahan, Kata Pengantar
    Documento3 páginas
    Cover, Lembar Pengesahan, Kata Pengantar
    Amel Lestari Agustin
    Ainda não há avaliações
  • Tugas 2 Restraint
    Tugas 2 Restraint
    Documento15 páginas
    Tugas 2 Restraint
    Amel Lestari Agustin
    Ainda não há avaliações
  • Referat Psikofarmaka
    Referat Psikofarmaka
    Documento19 páginas
    Referat Psikofarmaka
    Amel Lestari Agustin
    Ainda não há avaliações
  • ENDOFTALMITIS
    ENDOFTALMITIS
    Documento16 páginas
    ENDOFTALMITIS
    Amel Lestari Agustin
    Ainda não há avaliações
  • Referat Psikofarmaka
    Referat Psikofarmaka
    Documento19 páginas
    Referat Psikofarmaka
    Amel Lestari Agustin
    Ainda não há avaliações
  • Psikiatri Forensik Fix
    Psikiatri Forensik Fix
    Documento44 páginas
    Psikiatri Forensik Fix
    Amel Lestari Agustin
    Ainda não há avaliações
  • Status Pasien Presus Fix
    Status Pasien Presus Fix
    Documento18 páginas
    Status Pasien Presus Fix
    Amel Lestari Agustin
    Ainda não há avaliações
  • Bab I Pendahuluan
    Bab I Pendahuluan
    Documento21 páginas
    Bab I Pendahuluan
    Amel Lestari Agustin
    Ainda não há avaliações
  • Penyakit Pembuluh Darah Retina
    Penyakit Pembuluh Darah Retina
    Documento22 páginas
    Penyakit Pembuluh Darah Retina
    Amel Lestari Agustin
    Ainda não há avaliações
  • Trauma Tajam Mata
    Trauma Tajam Mata
    Documento20 páginas
    Trauma Tajam Mata
    Amel Lestari Agustin
    Ainda não há avaliações
  • Kista Ateroma Ateroma
    Kista Ateroma Ateroma
    Documento15 páginas
    Kista Ateroma Ateroma
    Amel Lestari Agustin
    Ainda não há avaliações
  • Penyakit Pembuluh Darah Retina
    Penyakit Pembuluh Darah Retina
    Documento22 páginas
    Penyakit Pembuluh Darah Retina
    Amel Lestari Agustin
    Ainda não há avaliações
  • After Care
    After Care
    Documento17 páginas
    After Care
    Amel Lestari Agustin
    Ainda não há avaliações
  • Kista Sebasea
    Kista Sebasea
    Documento27 páginas
    Kista Sebasea
    Amel Lestari Agustin
    Ainda não há avaliações
  • Laporan After Care Patient
    Laporan After Care Patient
    Documento3 páginas
    Laporan After Care Patient
    Melinda Veronica
    Ainda não há avaliações