Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
pekerjaan,
kriminalitas.
Bahkan
sekarang
penting
pula
untuk
78
mereka sepakat, memberikannya penghargaan dengan menamakan dua dari prinsip dasar
hereditas (pewarisan sifat) sebagai Hukum Mendel.
Jadi prinsip hereditas organisma pertama kali diterangkan oleh G. J. Mendel pada
tahun 1900. ia menemukan keterangannya setelah berulang-ulang melakukan percobaan
dengan tumbuhan karpi/ercis selama 8 tahun. Berhasilnya Mendel sebagian besar
disebabkan karena ia telah mempunyai latar belakan metematika dan biologi, suatu
kombinasi pengetahuan yang sangat jarangdimiliki seseorang pada waktu itu. Dengan
latar belakang ini ia memperoleh pengertian tentang prinsip dasar hereditas pada
organisme dengan jalan
1.
mempelajar hereditas dari sifat tunggal yang berlawanan, misal biji warna kuning
dan hijau, kulit biji keriput dan kulit biji licin, tnggi batang pendek dan yang tinggi,
dsb.
2.
3.
design yang disusun adalah baik atau kemujuran yang di teliti, sehingga dalam
memilih sebatang tmbuhan dengan ciri-ciri kas, dapat memberikan perbandinganperbandingan yang jelas.
Jika Mendel bekerja dengan tumbuhan bukan kapri/ercis atau yang memiliki sifat-
79
Hasil penyelidikan Mendel mengenai kawin silang antara 2 varietas yang berbeda
satusifat seperti telah diuraikan di atas dapat disimpulkan sbb :
1.
2.
F1 itu seragam (uniform) artinya semua individu yang merupakan keturunan itu
sama.
3.
Jika semua individu yang merupakan F1 memperlihatkan sifat yang sama dengan
sifat salah satu orang tuanya, maka dalam hal ini terjadilah dominansi, dan ini
terkenal sebagai Hukum Dominansi .
4.
Jika terjadi dominansi, makaketurunan dari F1, jadi F2, terjadi atas individuinduvidu yang merupakan perbandingan 3 : 1, maksudnya 75 % dari jumlah F 2 itu
serupa orang tua yang sama (yaitu yang memiliki sifat yang dominan), sedangkan 25
% dari jumlah serupa dengan orang tua yang lain. Ini terkenal sebagai Hukum
Pisah
5.
Pemisahan antara dua sifat beda tidak tergantung pada sifat-sifat beda yang lain,
kombinasi sifat-sifat yang muncul dalam keturunan itu dapat beraneka macam; hal ini
terkenal sebagai Hukum Pisch-bebas (free assortment). Lawan dari pisah-pisah
adalah Terhubung (Linkage).
Hukum-hukum yang ditemukan Mendel ini tetap merupakan dasar-dasar genetika
baru, meskipun kemudian ditemukan kejadian-kejadian yang agaknya atau sama sekali
menyimpang dari apa yang diutarakan Mendel.
Mekanisme Hereditas
Gen merupakan faktor ciri-ciri kelakuan yang dipindahkan kedalam gamet dan
mengontrol perkembangan ciri-ciri dengan interaksi dengan gen lainnya serta bentuan
gen lainnya serta bantuan sitoplasma sekelilingnya.
Dapat dikatakan bahwa :
1.
80
2.
Pada vertilisasi ada random pertemuan dari pada telur dan sperma.
3.
Kromosom dari nukleus telur dan nukleus sperma bersatu sebagai zygot.
4.
Selama pertumbuhan embryo, tiap sel baru menerima kromosom yang equel serta
jumlahnya sama dengan derivat zygot dari mitosis.
Beberapa percobaan menghasilkan bahwa kromosom memegang peranan penting
telur yang diambil nukleusnya dan dibuahi oleh sperma, ternyata menghasilkan
individu baru yang mewarisi hanya ciri-ciri dari jantan atau ayah saja.
2.
sel. Sedangkan gen adalah unit untramikroskop yang terdapat pada kromosom.
Hukum-Hukum Mendel
Pada akhir abad e 19 Mendel merumuskam dua hukum dasar berdasarka
eksperimen-eksperimen penyilangan tumbuhan pisum salium (kacang polong) yang
bertahun-tahun lamanya. Kedua hukum tersebut hingga kini menjadi dasar bagi semua
pengertian tentang Genetika.
Hukum Segregasi (ukum Mendel 1)
Pada manusia adanya pigmendi dalam kulitnya disebebkan oleh adanya gen yang
mengawasi pembuatan enzim untuk membentuk pigmen. Bila enzim tersebut tidak ada
maka pigmen pun tidak dapat terbentuk, yaitu seperti yang kita lihat pada orang albino.
Ternyata pigmentasi yang normal adalah sifat yang dominan, yaitu sifat yang dapat
menutup ekspresi sifat lain yang merupakan pasangannya yang kontras, sedangkan sifat
yang menutup itu disebut resesif. Dapat juga dikatakan bahwa gen untuk pigmen normal
dominan terhadap gen untuk albino. Untuk penulisan gen-gen biasanya dipergunakan
simbol-simbol. Untuk sifat dominan digunakan huruf besar, sedangkan untuk sifat resesif
huruf kecil saja.
Misalnya
81
: Berpigmen normal
albino
Genotif :
AA
aa
A//A
a//a
/A
/a
Gamet-gamet
Generasi filia I (F1)
Fenotif
Aa
:
normal heterozigotik
Bila anak yang berpigmen normal ini (Aa) kemudian menikah dengan seseorang
yang kebetulan juga berpigmen normal heteroziotik (Aa), maka gen-gen tersebut akan
bersegres sehingga memungkinkan terbentuknya kembali individu yang albino.
F1
Normal
Normal
Aa
Gamet A
Generasi Filial II (F2)
Aa
a
1 AA
A
2 Aa
3 normal
a
1aa
1 albino
Inilah yang dimaksud dengan hukum segregasi tadi, yaitu bahwa pada
pembentukan gamet-gamet, kedua gen yang merupakan pasangan akan diuraikan atau
disegregasi ke dalam dua sel anak. Maka dapatlah dimengerti mengapa dari dua orang tua
yang normal pigmennya dapat muncul anak yang albino, yang disebabkan oleh
bersatunya kembali gen-gen resesif yang tersembunyi pada individu-individu F 1 tadi.
Sifat yang dapat kita lihat atau kenali itu disebut fenotif, (normal, albino), sedangkan
komposisi gen dari individu tersebut disebut genotif (AA, Aa, aa). Individu
82
k = lurus;
T = coklat;
keriting, coklat
KKTT
K
K
T
Gamet gamet
lurus, biru
kktt
k
KkTt
K
F1
Gamet gamet
t = biru.
k
KeritingTcoklatt
K
Bila dua orang yang berambut keriting, bermata coklat heterozigotik menikah, maka
hasilnya adalah:
KT
Kt
kT
kt
KT
Kt
kT
kt
KT TT
kr. coklat
KK Tt
kr. coklat
Kk TT
kr. coklat
Kk Tt
kr. coklat
KK Tt
kr. coklat
KK t t
kr. biru
Kk Tt
Kr. coklat
Kk t t
kr. biru
Kk TT
kr. coklat
Kk Tt
kr. coklat
k k TT
kr. coklat
k k Tt
kr. coklat
Kk Tt
kr. coklat
Kk t t
kr. biru
k k Tt
lrs coklat
kktt
lrs. biru
83
Ratio Fenotif =
Keriting coklat : keriting biru : lurus coklat : lurus biru
9
Ratio Genotifik =
KkTt : KkTT : KKTt : Kktt : kkTt : KKtt : kkTT
4 :
2 : 2 : 1
Dengan hukumnya yang kedua di atas, Mendel ingin menyatakan bahwa : bila dua
individu berbeda satu dengan yang lain dalam dua pasang sifat atau lebih, maka
diturunkannya sifat yang sepasang itu tak tergantung dari pasangan sifat yang lain. Jadi
pada penyilangan tersebut diatas, gen-gen untuk rambut keriting (K) tidak usah selalu
bersama-sama dengan untuk mata coklat (T), tetapi akan diuraikan sacara bebas (assort
independently), sehingga dapat membentuk kombinasi baru di dalam gametnya, yaitu Kt
dank T.
PENURUNAN INTERMEDIATE
Pada gen-gen dengan dominasi sempurna seprti contoh-contoh di atas, tidak dapat
kita bedakan fenotif-fenotif dari individu-individu yang homozigotik dan heterozigotik
seprti AA dengan Aa, KK dengan Kk dan TT dengan Tt. Jadi dua individu dengan fenotif
yang sama belum tentu mempunyai genotif yang sama. Lain halnya bila ada gen dengan
dominansi yang tak sempurna, sehingga ia tidak dapat mensupres ekspresi alelnya secara
menyeluruh. Umpama : pada bunga pukul empat (Mirabilis jalapa)
M = gen untuk warna merah
m = gen untuk warna putih
M = dominan tidak sempuna terhadap m sehingga Mm menghasilkan warna
merah muda.
84
merah
MM
F1
Mm
putih
mm
X
Mm
1 MM :
2 Mm
:
1 merah
: 2 merah muda :
1 mm
1 putih
: 22 ps. A + XX
: 22 A + X
: 22 ps. A + XY
: 22 A + X atau
22 A + Y
Gamet
XX
X
XY
X_
XX
XY
50 %
50 %
Y_
Anak laki-laki tidak pernah menerima kromosom X dari ayahnya, ttapi selalu
menerima dari ibunya. Sedangkan kromosom X dari ayah selalu di berikan kepada anak
perempuan dan kromosom Y selalu diberikan kepada anak laki-laki. Seperti otosom, mka
kromosom seks X ini mengandung gen-gen yang disebut gen terikat sek yang tidak
mempunyai alel pada kromosom X.
85
Contoh: buta warna yang disebabkan oleh gen resesif terikat seks. Penglihatan yang
normal disebabkan oleh alel dominananya. Oleh sebab itulah buta warna jarang terdapat
pada wanita dibandingkan dengan pria. Bila seorang wanita penglihatannya normal
menikah dengan pria yang penglihatannya normal pula, kemudian anak laki-lakinya buta
warna, maka tentunya ibunya adalah seorang norml carrier. Untuk menghasilkan
perempuan wanita yang buta warna, ayahnya harus buta warna, sedangkan ibunya paling
sedikit harus carrier.
Bila ibunya buta warna maka pastilah semua anak laki-lakinya 100% buta warna,
sedangkan anak perempuan bergantung kepada keadaan ayahnya.
GENETIKA GOLONGAN DARAH
Adanya golongan darah A, B, AB dan O, disebabkan oleh adanya gen-gen yang
merupakan satu seri yng beranggotakan lebih dari dua, yang disebut alel multiple. Orang
yang bergolong A, disebabkan adanya antigen A didalam eritrositnya. Pembuatan antigen
A ini diawasi oleh gen IA, sedangkan pembuatan antigen B diawasi oleh IB. Mereka yang
mempunyai kedua gen tersebut bersama IA dan IB dapat membuat kedua macam antigen A
dan B, dan digolongkan dalam golongan AB. Adapula orang yang tidak dapat membuat
antigen tersebut sama sekali dan mereka dimasukkan dalam golongan O. Hal ini
disebabkan oleh gen resesif.
Jadi orang yang bergolongan A
AB
genotifnya dapat i i
86
Gol. B
IA i
IB i
IA i
Gol. A 25%
IB i
Gol. B 25%
IAIB
Gol. AB 25%
ii
Gol. O 25%
hal ini penting sekali diketahui untuk menyelesaikan disputed parentage, pertukaran
bayi-bayi di rumah sakit dan penggunaan medico- legal lainnya. Dalam serum darah
manusia terdapat antibody normal, yaitu antibody memang sudah ada dalam tubuh kit
sejak lahir, berlainan dengan antibody imun yang baru ditimbulkan bila ada protein asing
masuk kedalam tubuh kita. Jadi :
Golongan
A
B
AB
O
Antigen dalam
Eritrosit
A
B
A dan B
Tidak ada
Antibody dalam
serum
B
A
Tidak ada
A dan B
Akan terjadi aglutinasi bila antigen dan antibody yang sesuai bertemu. Hal ini penting
diketahui dalam transfuse darah.
PERISTIWA LINKAGE DAN CROSSING OVER
Kromosom dapat mengandung ratusan, bahkan ribuan gen-gen, sedangkn jumlah
kromosom organisme jarang sekali mencapai 100 buah. Jadi gen-gen yang terdapat
kromosom yang itu tidak diturunkan secara bebas sebagaimana yang kita pelajari dalam
hukum Mendel II. Umpanya: gen-gen A, B dan C terletak pada satu kromosom yang
sama, maka antara ketiga gen ini ada hubungan linkage, sehingga mereka cendrung
diturunkan bersama.
87
Kekuatan linkage antara gen-gen tersebut tergantung kepada jarak gen-gen itu
masing-masing. Makin dekat jaraknya makin erat ikatannya, makin jauh makin lemah.
Pada kedudukan gen-gen seperti contoh di atas maka A terikat lebih erat kepada B dari
pada dengan C.
Bila gen-gen pada satu kromosom terikat dengan sempurna (completely linked),
maka gen-gen ini akan selalu diturunkan bersama. Tetapi nyatanya ada yang berpindah
tempat dan membentuk kombinasi baru. Hal ini disebabkan karena terjadinya crossing
over, yaitu bertukarnya suatu segman dari dua kromatid yang homolog.
A
Jadi bila ada individu dengan genotif AaBb, diman A dan B terleak pada satu
kromosom yang sama, maka gamt-gamet yang dihasilkan ialah
Yang tak mengalami cr. Over
Kombinasi Parental
A
Rekombinasi
dan
B
a
dan
b
> 50%
< 50%
Besarnya % rekombinasi tergantung pada jarak antara kedua gen tersebut, makin jauh
jaraknya makin besar
diperoleh menunjukan jarak gen sebesar 1 unit / 1 morgan. Penemuan tentang linkage oleh T.H.
Morgan ini menyebabkan timbulnya teori susun linear dari gen pada kromosom dan konstruksi
dari peta genetis atau peta linkage. Contoh: pada manusia gen-gen untuk buta warna (c) dan
hemofili (a) kedua terletak pada kromosom X, jadi ada linkage antara kedua gen tersebut.
Menurut penyelidikan diketahui bahwa nilai crossing over antara kedua gen tersebut ialah 10%,
berarti jarak 10 unit. Jadi bila ada seorang wanita yang non himofili dan penglihatannya normal
tetapi heroziotik dengan genotif:
88
x
x
h
c
maka macam gamet yang dibentuk adalah:
Kombinasi Parental
H
dan
h
Rekombinasi
H
90%
dan
10%
c
Jadi bagaimanapun kedudukan gen-gen pada hormon, gen-gen yang terletak pada
satu kromosom yang sama selalu cndrung untuk di turunkan bersama, sehingga
kombinasi parental selalu melebih 50%, dan rekombinasi selalu lebih kecil dari 50%.
89