Você está na página 1de 32

Analisa Ketidakmurnian Minyak isolasi

Transformator Dari Sifat Dielektrik Pada


Kondisi Berbagai Variasi Suhu
Rahmat Wijaya P Manik
03101404005

pendahuluan
Latar Belakang
Minyak sebagai bahan isolasi dalam sistem ketenagalistrikan sudah sangat banyak
digunakan pada zaman modern ini, seperti pada transformator, kabel daya, dan
Pemutus daya (circuit breaker). Isolasi minyak ini berfungsi sebagai pendingin dan
pemadam busur api pada peralatan tegangan tinggi tersebut. . Oleh karena itu
bahan isolasi cair ini harus mempunyai tegangan tembus dan daya hantar panas
yang tinggi serta sifat listrik dan sifatkimia yang dapat menunjang ketahanan
isolasi tersebut. Ketahanan isolasi minyak dapat dipengaruhi oleh kondisi iklim,
yaitu berupa suhu dan kelembaban udara disekitarnya Ada beberapa alasan
mengapa isolasi cair digunakan, antara lain yang pertama adalah isolasi cair
memiliki kerapatan 1000 kali atau lebih dibandingkan dengan isolasi gas, sehingga
memiliki kekuatan dielektrik yang lebih tinggi menurut hukum Paschen. Kedua,
isolasi cair akan mengisi celah atau ruang yang akan diisolasi dan secara serentak
melalui proses konversi menghilangkan panas yang timbul akibat rugi energi.
Ketiga,isolasi cair cenderung dapat memperbaiki diri sendiri (self healing) jika
terjadi pelepasan muatan (discharge). Namun kekurangan utama isolasi cair
adalah mudah terkontaminasi[4].oleh karena Itu Perlu Dilakukan Pengujian terhadap
Sifat dielektrik Minyak Isolasi dan melihat perubahan Minyak Tersebut pada Saat
Minyak Isolasi Sebelum Mengalami Pemanasan (pengambilan Langsung dari
tempat Penyimpanan) dan Setelah Minyak Isolasi tersebut Mengalami Pemanasan
(Konstan).

Perumusan Masalah
Ketahanan isolasi minyak dapat dipengaruhi
oleh kondisi iklim, yaitu berupa suhu dan
kelembaban udara disekitarnya. Bila dalam
minyak Isolasi tersebut terdapat kelembaban,
maka akan terbentuk jalur-jalur yang dapat
mengakibatkan terjadinya hubung singkat.
Kelembaban tidak hanya menurunkan
ketahanan isolasi minyak, tetapi kelembaban
juga diserap oleh bahan isolasi lain seperti
isolasi belitan, sehingga dapat merusak
gulungan kawat tembaga transformator.

Batasan Masalah
Batasan dari permasalahan yang akan
dibahas dalam penulisan tugas akhir ini
adalah :
Tidak Membahas Minyak reaksi Kimia
yang terjadi.
Sifat Dielektrik Yang dibahas Hanya
Tegangan Tembus,Viskositas dan Kadar
Air saja.
Tidak Memperhitungkan Waktu
Penyimpanan Minyak Transformator
yang akan diuji .
Waktu Pemanasan Terhadap Sampel

Tujuan
Tujuan dari penulisan tugas akhir ini
adalah :
untuk melihat perubahan Sifat Dielektrik
Minyak apar power TO 20 setelah
mengalami Kenaikan Suhu.
Memperoleh dan menganalisa data hasil
pengujian Sifat Dielektrik Setelah
Mengalami Kenaikan Suhu apakah sudah
sesuai standar klasifikasi Minyak Isolasi
Transformator yang sudah ada

Sistematika penulisan
BAB I: PENDAHULUAN
BAB II

:
BAB III :
BAB IV :
BAB V :

TINJAUAN PUSTAKA
METODOLOGI PENELITIAN
HASIL DAN ANALISA
KESIMPULAN DAN SARAN

Sifat-Sifat Dielektrik Cair


Sifat Fisika
Sifat-sifat fisika menjelaskan sifat isolasi cair secara umum yang
nantinya digunakan dalam proses perencanaan peralatan. Sifat-sifat
fisika yang terpenting
Adalah[8] :
Kejernihan (Appearance)
Massa jenis ( Density)
Viskositas kinematik (Kinematic viscosity)
Titik nyala (Flash point)
Titik tuang ( Pour point)
Angka Kenetralan
Sifat Kelistrikan

Adapun sifat-sifat kelistrikan dari isolasi cair antara lain:


1. Tegangan tembus ( Breakdown Voltage)
2. Resistivitas (Resistivity)
3. Faktor Kebocoran Dielektrik (Dielektric Dissipation Factor)
4. Permitivitas (Permitivity)

BAHAN ISOLASI
Bahan Isolasi adalah suatu yang sangat penting,terutama
dalam peralatan tegangan tinggi. Bahan bahan Isolasi yang
digunakan sebagai pengaman ini terdiri dari padat, cair dan
gas. Bahan isolasi ini digunakan karena mereka memiliki sifat
dielektrik,yaitu memiliki daya hantar arus yang sangat kecil
atau hampir tidak ada. Pada bahan yang bersifat dielektrik ini
tidak terdapat elektron-elektron konduksi yang bebas bergerak
di seluruh bahan oleh pengaruh medan listrik. Medan listrik
tidak akan menghasilkan pergerakan muatan dalam bahan
dielektrik. Sifat inilah yang menyebabkan bahan dielektrik itu
merupakan isolator yang baik.
Pada bagian ini akan dijelaskan tentang kekuatan
dielektrik,jenis-jenis minyak isolasi, proses ionisasi (dicontoh
kan pada bahan isolasi jenis gas), bahan isolasi cair,
Mekanisme kegagalan bahan isolasi cair, persyaratan umum
minyak isolasi, dan medan dielektrik.

Kekuatan dielektrik
Suatu bahan isolasi ideal tak empunyai electron-elektron bebas,
tetapi mempunyai elektron-elektron yang terikat pada inti atom
unsur pembentuk bahan isolasi tersebut,Sebaliknya suatu bahan
konduktor memiliki electron-elektron bebas, dalam praktiknya, pada
bahan isolasi ditemukan elektron bebas tetapi jumlahnya sangat
kecil. Misalnya, bahan isolasi udara mengandung elektron bebas
hasil radiasi ultraviolet sinar matahari.
Setiap bahan isolasi mempunyai batas kemampuan untuk memikul
kuat medan elektrik.jika kuat medan elektrik yang dipikul bahan
isolasi melebihi batas tersebut dan kuat dan kuat medan elektrik
tersebut berlangsung cukup lama,bahan isolasi akan menghantar
arus tinggi dari anoda ke katoda atau dengan kata lain bahan isolasi
gagal melaksanakan fungsinya sebagai isolator. Dalam hal ini bahan
isolasi disebut tembus listrik (electrical breakdown). Kuat medan
elektrik tertinggi yang dapat dipikul suatu bahan isolasi tanpa
mengakibatkan bahan isolasi tersebut tembus listrik,disebut
Kekuatan Dielektrik

ionisasi

Ionisasi dimulai dengan adanya elektron bebas di


atmosfer.Elektron pemicu di dalam medan menjauh dari
plat negatif yang bermuatan negatif, dan mungkin
berbenturan terhadap atau molekul gas.jika elektron pemicu
telah mendapatkan kecepatan yang cukup,ketika terjadi
benturan Inelastis ,elektron pemicu memberikan energi
kinetik molekul gas. Jika energi ini melebihi energi inonisasi
dari atom gas, elektron akan meninggalkan orbitnya dan
atom akan kehilangan muatan negatif dan menjadi ion
positif.

Besarnya energi tersebut:


U= e.V = me.ve2 (2-1)
Dimana:
e = muatan elektron
V= beda potensial antar kedua elektroda
me= massa elektron
ve=Kecepatan elektron

bahan isolasi cair


Zat cair hampir sama seperti gas,

mempunyai kemampuan mengisi ruangan.


dan memiliki kekuatan dielektrik yang lebih
tinggi dibandingkan dengan udara pada
tekanan atmosfer. Walaupun begitu, proses
pemulihan pada isolasi cair kurang efektif
jika dibandingkan dengan isolasi udara.
Isolasi cair umumnya digunakan bersama
sama dengan isolasi padat, seperti kertas
pada kabel atau transformator. Isolasi cair
meresap ke dalam isolasi kertas atau linen
dan membuang gas atau udara.

Mekanisme kegagalan dari


bahan isolasi cair
Zat cair memiliki Kerapatan Molekul

dibandingkan gas, jadi minyak memilki


kekuatan tegangan tembus lebih tinggi
dibandingkan gas. Kekuatan dielektrik ini
sebenarnya dipengaruhi oleh kelembaban
dan kotoran dalam minyak
Kadar air (50 ppm 50 kV/mm > 23 kV/mm)
jembatan serat
Gelembung gas

Jenis Jenis Minyak isolasi


Minyak isolasi mineral
Minyak isolasi sintetis

Persyaratan Umum Minyak


Isolasi
Menurut JIS 2320, tegangan tembus minyak isolasi
adalah 30 kV dengan sela bola 0.25 cm sehingga
kekuatan dielektrik minyak isolasi tersebut adalah
30/0.25 kV/cm yaitu 120 kV/cm.Adapun syarat syarat
yang harus dipenuhi minyak isolasi tersebut adalah:
Kekuatan dielektrik pada suhu 20C
Permitifitas relative 2,2 2,3
Tg (50 Hz) = 0.001 dan pada 1 kHz = 0,0005
Resistifitas (em) = 1012 - 1043
Kandungan air maksimum yang diizinkan = 50 ppm
Spesifikasi grafitasi pada suhu 20C = 0,89
Indeks refraktif = 1,4820.

METODOLOGI PENELITIAN
Studi Pustaka
Pengumpulan Data
Pengolahan Data

Bahan dan peralatan


pangujian
Bahan yang digunakan dalam pengujian ini adalah
minyak trafo jenis apar power, bahan diuji dengan
menggunakan alat uji yaitu Megger OTS80AF 80kV
Laboratory Oil Tester
1.Alat pemanas (konvensional)
2.termometer digital
3.stopwatch
Alat Penguji tegangan tembus diatas yaitu Megger
OTS80AF 80kV Laboratory Oil Tester sudah termasuk
didalamnya alat-alat bantu seperti
pengaduk magnetik
bejana uji 400ml
pengambil pengaduk magnetik

Prosedur pengujian
Pada pengujian perubahan kekuatan
dielektrik terhadap temperatur, sampel
akan dipanaskan dari 500C sampai dengan
1000C dengan interval kenaikan setiap
100C,tiap sampel diapanaskan selama 3
jam. Setelah dipanaskan Sampel minyak
tadi diuji tegangan tembusnya dengan
menaikan tegangan uji secara perlahan
sampai terjadi percikan api di sela
elektroda. Pengujian ini dilakukan 6 kali
untuk tiap satu sampel suhu
minyak.pengukuran kerapatan jenis dan
viskositas pada minyak dilakakukan

Metoda hasil perhitungan dan


analisa hasil uji
Untuk menganalisa hasil uji dilakukan
dengan menghitung rata-rata hasil enam
kali uji tegangan tembus pada minyak apar
power yang telah dipanaskan pada tiap-tiap
kenaikan suhu.

Diagram Alir

SUBJEK PENELITIAN
Data Minyak Transformator yang diuji
Merk : APAR Power TO 20
Jenis Minyak
: Minyak Mineral (unhibited
Oil)
Kondisi: Belum Diolah ( Dari Penyimpanan )

Peralatan Yang Digunakan


BAUR DPA Oil Breakdown Tester

Input (primer) = 90 - 264 V (50/60 Hz) atau DC 12 V


Output (Sekunder) = 0- 75 kV
Alat uji kadar air,Aquamax KF coulometric
Metode Titrasi : Coulometric Karl Fischer Titration
Input= 90-140 VAC,47-63Hz atau 12VDC
Volume Ukur = 1g 10 mg air
Setavis Double 6 Kinematic Viscometer
Input 110/120V, 50/60Hz atau 220/240V, 50/60Hz
6 timer, dan 6 pipa uji dengan 2 medium terpisah.
.Oven Pemanas (Pengatur Panas Terintegrasi)
Oil Cup 500ml
Thermometer Cairan
Stopwatch

Langkah-langkah Pengujian
Persiapan Sampel UJI
Pengujian Tegangan Tembus
Pengujian Kadar Air
Pengujian Viskositas

Persiapan Sampel UJI

Pengujian Tegangan Tembus

Pengujian Kadar Air

Pengujian Viskositas

Hasil Dan Pembahasan


Tengangan Tembus
350
300

299.4

250

241.73
201.28

200
Tegangan Tembus (kV/cm)

150

164.67
138.6

127.32

100
95.6
50
0
sampel

50

60

70

80

Suhu Pemanasan (0C)

90

100

Hasil Dan Pembahasan


Pengaruh Kenaikan Suhu Terhadap Kadar Air

50
40
30.18
30

31.94

31.12

30.41

30.31

29.07

26.63

Kadar Air (ppm)


20
10
0
Sampel

50

60

70
Suhu (T)

80

90

100

Hasil Dan Pembahasan


Pengaruh Kenaikan Suhu Terhadap Viskositas
15
10
Viskositas

5
0
Sampel

50

60

70
Suhu (T)

80

90

100

Kesimpulan
Tegangan Tembus Minyak Isolasi Transformator menjadi

naik dibandingkan dengan sebelum mengalami


kenaikan temperatur. Dan memenuhi Syarat Untuk
Minyak Class I Menurut IEC 296 dengan Metode Uji IEC
156, Yaitu > 50 kV/ 0,25 mm setelah mengalami
kenaikan temperatur.
Nilai kadar air memiliki nilai yang sangat bagus setelah
mengalami kenaikan temperatur yaitu dibawah 30 ppm
dibandingkan sebelum Mengalami kenaikan
temperature yaitu 30,18 ppm.
Nilai Viskositas kinematik pada 40 0C pada minyak isolasi
transformer jenis Apar power memiliki nilai yang bagus
yaitu dibawah nilai 15 mm 2/g dimana nilai maksimum
yang diijinkan 16,5 mm2/g.

Terima kasih

Você também pode gostar