Você está na página 1de 13

Artikel 2

26DES-28DES 2014

PERKEMBANGAN IT AUDITING DEWASA INI


Perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang berkembang dewasa ini memberikan
banyak kemudahan pada berbagai kegiatan bisnis karena sebagai sebuah teknologi
yang menitik beratkan pada pengaturan sistem informasi dengan penggunaan
komputer, TI dapat memenuhi kebutuhan informasi dunia bisnis dengan sangat
cepat, tepat waktu, relevan, dan akurat.Teknologi informasi (TI) turut berkembang
sejalan dengan perkembangan peradaban manusia.
Perkembangan TI tidak hanya mempengaruhi dunia bisnis, tetapi juga bidang
bidang lain, seperti kesehatan, pendidikan, pemerintahan, dan lain-lain.Kemajuan
TI juga berpengaruh signifikan pada perkembangan akuntansi yang kegiatannya
tidak terlepas dari teknologi informasi tersebut.Semakin maju TI semakin banyak
pengaruhnya pada bidang akuntansi.Perkembangan teknologi informasi, terutama
pada era informasi berdampak signifikan terhadap sistem informasi akuntansi (SIA)
dalam suatu perusahaan.Dampak yang dirasakan secara nyata adalah pemrosesan
data yang mengalami perubahan dari sistem manual ke sistem komputer. Di
samping itu, pengendalian intern dalam SIA serta peningkatan jumlah dan kualitas
informasi

dalam

pelaporan

keuangan

juga

akan

terpengaruh.Perkembangan

akuntansi yang menyangkut SIA berbasis komputer dalam menghasilkan laporan


keuangan akan mempengaruhi praktik pengauditan. Perubahan proses akuntansi
akan mempengaruhi proses audit karena audit merupakan suatu bidang praktik
yang menggunakan laporan keuangan (produk akuntansi) sebagai objeknya.
Perkembangan teknologi informasi yang pesat mengakibatkan perubahan
yang sangat signifikan terhadap akuntansi.Model akuntasi berbasis biaya historis
tidak cukup untuk memberikan informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan pada
era teknologi informasi (Elliot dan Jacobson, Gani, 1999).Model akuntansi pada era
teknologi informasi menghendaki bahwa model akuntansi dapat mengukur tingkat
perubahan sumber daya, mengukur tingkat perubahan proses, mengukur aktiva
tetap tak berwujud, memfokuskan ke luar pada nilai pelanggan, mengukur proses
pada realtime, dan memungkinkan network. Perubahan proses akuntansi akan

mempengaruhi proses audit karena audit merupakan suatu bidang praktik yang
menggunakan laporan keuangan (produk akuntansi) sebagai objeknya. Praktik
auditing bertujuan untuk memberikan opini terhadap kewajaran penyajian laporan
keuangan yang dihasilkan oleh SIA.
Dengan adanya kemajuan yang telah dicapai dalam bidang akuntansi yang
menyangkut SIA berbasis komputer dalam menghasilkan laporan keuangan, maka
praktik auditing akan terkena imbasnya. Perkembangan TI juga mempengaruhi
perkembangan proses audit. Pada dasarnya siklus akuntansi pada SIA berbasis
komputer sama dengan SIA berbasis manual, artinya aktivitas yang harus dilakukan
untuk menghasilkan suatu laporan keuangan tidak bertambah ataupun tidak ada
yang dihapus. SIA berbasis komputer hanya mengubah karakter dari suatu
aktivitas.Model akuntasi berbasis biaya historis tidak cukup untuk memberikan
informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan pada era teknologi informasi (Elliot dan
Jacobson, Gani, 1999).Model akuntansi pada era teknologi informasi menghendaki
bahwa model akuntansi dapat mengukur tingkat perubahan sumber daya,
mengukur tingkat perubahan proses, mengukur aktiva tetap tak berwujud,
memfokuskan ke luar pada nilai pelanggan, mengukur proses pada realtime, dan
memungkinkan network. Perubahan proses akuntansi akan mempengaruhi proses
audit karena audit merupakan suatu bidang praktik yang menggunakan laporan
keuangan (produk akuntansi) sebagai objeknya. Praktik auditing bertujuan untuk
memberikan opini terhadap kewajaran penyajian laporan keuangan yang dihasilkan
oleh SIA.
Secara singkat manfaat IT dalam Akuntansi adalah :
o
o
o
o
o

Menjadikan pekerjaan lebih mudah (makes job easier).


Bermanfaat (usefull).
Menambah produktifitas (Increase productivity).
Mempertinggi efektifitas (enchance effectiveness).
Mengembangkan kinerja pekerjaan (improve job performance)

Sumber:
Wilkinson, J.W., dan Cerullo, M.J. 1997. Accounting Information Systems :
Essential Concepts and Aplications. 3rd edition. John Willey and Sons Inc.

Artikel 329DES-31DES 2014


HAL-HAL UMUM

YANG

DIMUAT

DALAM

AKTA PENDIRIAN SEBUAH PT

Hal-hal umu yang dimuat dalam akta pendirian sebuah PT adalah sebagai berikut:
Nama Perusahaan. Pada bagian ini dijelaskan secara rinci mengenai tata cara
memberi nama suatu PT. Misalnya nama perusahaan tidak boleh sama dengan
nama PT yang sudah ada baik yang sudah dipakai maupun yang masih dalam
proses. Juga bukan nama dari salah satu pendiri, pahlawan atau nama yang
disucikan atau dikeramatkan dan bukan nama perusahaan asing.
Tempat Kedudukan PT. Harus dijelaskan sekurang-kurangnya Daerah Tingkat II
tempat PT itu berdomisili.
Maksud dan Tujuan Perusahaan. Yang penting tujuan berusaha tidak
bertentangan dengan ketentuan yang ada, ketertiban umum dan kesusilaan (pasal
37 KUHD) serta ketentuan-ketentuan dari instansi yang berwenang.
Modal. Bagian ini menjelaskan tentang modal usaha. Misalnya modal usaha harus
dinyatakan dalam mata uang rupiah (Rp) kecuali jika dengan tegas diadakan
ketentuan lain dengan berlandaskan pada undang-undang yang berlaku. Modal
dasar PT, modal yang diambil bagian/ditempatkan serta modal yang disetor/dibayar
memiliki ketentuannya sendiri-sendiri.
Surat Saham. Bagian ini menjelaskan perihal saham perusahaan. Misalnya bentuk
saham yang berlaku sekarang hanya dikenal saham atas nama dan dikeluarkan atas
nama pemiliknya dan atau surat saham kolektif untuk dua atau lebih saham. Juga
mengenai tata cara duplikasi saham dan pengalihan saham.
Rapat Direksi. Bagian ini menjelaskan tatacara pelaksanaan Rapat Direksi.
Misalnya Rapat Direksi dapat dipanggil oleh Direktur Utama atau salah satu anggota
direksi. Rapat dipimpin oleh Direktur Utama, jika ia berhalangan hadir dapat

digantikan oleh salah satu anggota direksi yang hadir. Juga dibicarakan perihal
keputusan rapat, suara blanko, berita acara rapat dan lain-lain.
Tugas dan Wewenang Dewan Komisaris. Pada bagian ini dijelaskan mengenai
hak dan kewajiban Dewan Komisaris. Misalnya DK mempunyai tugas untuk
mengawasi tindakan kepengurusan dan pengelolaan PT oleh direksi, melaksanakan
RUPS dan lain-lain.
Rapat Dewan Komisaris. Bagian ini menjelaskan mengenai tata cara rapat
Dewan Komisaris. Misalnya mengenai pemimpin rapat, jumlah pelaksanaan rapat
per tahun, tempat, syarat sah hasil keputusan rapat, maupun hasil berita acara
rapat DK.
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Bagian ini menjelaskan bagia Rapat
Umum Pemegang Saham yang terdiri atas dua macam rapat, yaitu Rapat Umum
Tahunan Pemegang Saham (RUTPS) dan Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham
(RULBPS).
Pemungutan Suara dalam RUPS. Bagian ini menjelaskan aturan pemungutan
suara, misalnya hanya pemegang saham yang berhak mengeluarkan suara dalam
pemungutan suara.
Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan. Bagian ini menjelaskan tentang
perubahan anggaran dasar, termasuk misalnya mengubah nama, tempat,
kedudukan, mengubah modal dasar perusahaan. pengurangan modal dasar wajib
diumumkan dalam Berita Acara RI.
Langkah dalam Likuidasi. Bagian ini menjelaskan secara lengkap mekanisme
dalam likuidasi perusahaan, misalnya likuidasi dilakukan oleh Direksi dibawah
pengawasan Dewan Komisaris, cara mengumumkan hasil keputusan likuidasi dan
cara pencatatan likuidasi di Departemen Kehakiman.

Sumber:

Umar, Dr. Husein. 2007. Studi Kelayakan Bisnis-Edisi 3 Revisi.PT Gramedia Pustaka
Umum, Jakarta.

Artikel 41JAN-3JAN 2015


KARAKTERISTIK ORGANISASI SEKTOR PUBLIK
Definisi Sektor Publik
Organisasi sektor publik merupakan sebuah entitas eknomi yang memiliki keunikan
tersendiri. Disebut sebagai entitas eknomi karena memiliki sumber daya ekkonomi
yang tidak kecil, bahkan bisa dikatakan sangat besar. Organisasi sektor publik juga
melakukan transaksi-transaksi eknomi dan keuangan. Sumber daya ekonomi
oraganisasi sektor publik dikelola tidak untuk tujuan mencari laba (nirlaba).
Organisasi sektor publik menjadi berbeda dan unik karena memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
1. Dijalankan tidak untuk mencari keuntungan finansial.
2. Dimiliki secara kolektif oleh publik.
3. Kepemilikan atas sumberdaya tidak digambarkan dalam bentuk saham yang
dapat diperjualbelikan.

4. Keputusan-keputusan yang terkait kebijakan maupun operasi didasarakan


pada consensus.
Meskipun mempunyai keunikan-keunikan seperti tersebut di atas, sebagai entitas
ekonomi organisasi sektor publik tetap memiliki kesamaan dengan entitas bisnis
lainnya. Beberapa kesamaan tersebut, antara lain:
1. Keduanya merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam sebuah
perekonomian nasional yang secara bersama-sama menggunakan sumber
daya, baik sumber daya finansial, modal, maupun manusia. Keduanya saling
bertransaksi dan saling membutuhkan.
2. Keduanya sama-sama menghadapi sumber daya ekonomi yang terbatas
untuk mencapai tujuan-tujuannya.
3. Keduanya mempunyai pola manajemen keuangan yang sama yang dimulai
dari perencanaan sampai pengendalian dimana penggunaan akuntansi
menjadi kebutuhan.
4. Dalam beberapa hal, keduanya mempunyai output produk yang sama.
Misalnya, pemerintah menyediakan alat transportasi berupa bus DAMRI
sementara ada juga pihak swasta yang bergerak di sektor transportasi dan
menyediakan sarana bus untuk masyarakat seperti Steady Safe.

Perbedaan Sektor Publik dan Sektor Swasta


Secara umum, yang membedakan secara signifikan antara organisasi sektor publik
dengan perusahaan adalah:
1. Tujuan Organisasi
Perusahaan komersial bertujuan untuk memaksimalkan kesejahteraan
pemegang saham melalui penciptaan keuntungan, sedangkan organisasi
sektor publik mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat melalui pelayanan.
2. Sumber-sumber Pendanaan
Perusahaan komersial didanai melalui hasil operasi perusahaan bersangkutan
selain investasi dari pemegang saham. Sementara itu, sesuai dengan tujuan,
organisasi sektor publik mendanai operasinya tidak melalui laba operasi
tetapi melalui cara khusus berupa sumbangan atau donasi yang bersifat
sukarela.
3. Peraturan Perundangan
Organisasi sektor publik khususnya lembaga pemerintah harus melakukan
aktivitasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Bagi
perusahaan komersial, mereka bisa memilih aktivitas mana yang akan

dilakukan atau produk apa yang akan dibuat berdasarkan pertimbangan


untung dan rugi.
Dari paparan di atas, maka kita dapat mengatakan baha entitas ekonomi dapat
dibagi menjadi dua, yaitu:

Perusahaan komersial yang bertujuan mencari laba.


Organsiasi sektor publik yang tidak mencari laba (nirlaba).

Perkembangan Akuntansi Sektor Publik


Sejarah organisasi sektor publik sebenarnya telah ada sejak ribuan tahun yang lalu.
dalam buku Vernon Karn (1989) sebagaimana dikutip oleh Indra Bastian (2001)
menjelaskan bahwa praktik akuntansi sektor publik sebenarnya telah ada sejak
ribuan tahun sebelum masehi. Kemunculannya lebih dipengaruhi pada interaksi dan
kekuatan sosial yang terjadi dalam masyarakat. Kekuatan sosial masyarakat, yang
umumnya berbentuk organisasi sektor publik ini, dapat diklarifikasikan dalam:

Semangat kapitalis.
Peristiwa politik dan ekonomi.
Inovasi teknologi.

Sejarah juga menunjukkan bahwa praktik pencatatan telah dilakukan di zaman


Mesir kuno. Menteri-menteri kerajaan melakukan praktik laporan bulanan terkait
dengan hasil pemungutan pajak. Saat itu, pemerintahan mesir tersusun atas distrikdistrik. Setiap distrik diawasi oleh gubernur yang bertugas menyimpan catatan
kekayaan setiap distrik sebagai dasar pemungutan pajak. Di masa Babilonia,
praktik pencatatan juga telah dilakukan untuk setiap kegiatan pendapatan dan
produksi.
Praktik akutansi sektor publik dapat dikatan berkembang lebih lambat di abad ke-19
dan ke-20. Interpretasi yang salah mulai muncul dengan penyamaan akuntansi
sektor publik adalah proses pencatatan penarikan pajak yang dipungut oleh pihak
pemerintah. Di inggris, penekanan ini dinyatakan dalam penujukkan pejabat publik
sebagai penanggung jawab pengumpulan pajak, sekaligus pembelanjaan dana
kerajaan.
Satu-satunya perkembangan di masa itu adalah dimulainya praktik audit dana
pemerintah. Pada saat itu, para pejabat pemerintah yang bertugas mengaudit juga
memiliki tanggung jawab administrartif lain seperti penjaga permata mahkota,
pengawas utang berbunga, dan sebagainya. Di tahun 1832, di bentuk komisi audit
yang melaporkan ke Dewan Perwakilan Rakyat tentang pelaksaan pengeluaran
dana.

Sumber:
Bastian, Indra, 2010, Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar, Penerbit
Erlangga, Jakarta.

Artikel 54JAN-6JAN 2015


PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 Tentang


Pengelolaan Keuangan Daerah
Peraturan pemerintah ini terdiri dari 18 bab dan 154 pasal. Peraturan
pemerintah tentang pengelolaan keuangan daerah mengacu pada peraturanperaturan perundangan yang telah ditetapkan sebelumnya, terutama UU No. 32
tentang pemerintah daerah dan UU No. 17 Tahun 2003 tentang keuangan
negara, UU No. 1 Tahun 2004 tentang pembendaharaan negara , UU No. 15
Tahun 2004 tentang pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara, serta UU. 25 Tahun 2004 tentang sistem perencanaan pembangunan
nasional.
Ide dasar yang melatarbelakanginya tentu ingin dilaksanakan melalui tata
kelola pemerintahan yang baik yang memiliki tiga pilar utama, yaitu
transparansi, akuntabilitas, dan partisipatif.
Pokok-pokok muatan peraturan pemerintah ini mencakup:
1. Perencanaan dan Penganggaran
Pengaturan pada aspek perencanaan diarahkan agar seluruh proses
penyusunan APBD semaksimal mungkin dapat menunjukkan latar belakang
pengambilan keputusan dalam penetapan arah kebijakan umum, skala
prioritas, dan penetapam alokasi serta distribusi sumber daya dengan
melibatkan partisipasi masyarakat.
Untuk dapat mengendalikan tingkat efisiensi dan tingkat efektifitas anggaran,
maka dalam perencanaan anggaran perlu diperhatikan: (1) penetapan secara
jelas tujuan dan sasaran, hasil dan manfaat, serta indikator beban kerja, serta
penetapan harga satuan yang rasional.
2. Pelaksanaan dan Penatausahaan Keuangan Daerah
Beberapa aspek pelaksanaan yang diatur dalam peraturan pemerintah ini
adalah memberikan peran dan tanggungjawab yang lebih besar kepada para
pejabat pelaksanaan anggaran, sistem pengawasan pengeluaran dan sistem
pembayaran, manajemen kas dan perencanaan keuangan, pengelolaan
piutang dan utang, pengeloaan invenstasi, pengelolaan barang milik daerah,
larangan penyitaan utang dan barang milik daerah dan/atau yang dikuasai
negara/daerah, penatausahaan dan pertanggungjawaban APBD, serta
akuntansi dan pelaporan.
3. Pertanggungjawaban Keuangan Daerah
Dalam rangka pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel
dan
transparan, pemerintah daerah wajib menyampaikan pertanggungjawaban
berupa: (1) laporan realisasi anggaran; (2) neraca; (3) laporan arus kas; dan
(4) catatan atas laporan keuangan. Laporan kuangan tersebut disusun sesuai
dangn standar akuntansi pemerintahan. Sebelum dilaporkan pada
masyarakat melalui DPRD, laporan keuangan perlu diperiksa dulu oleh BPK.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman


Pengelolaan Keuangan Daerah
Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 13 Tahun 2006 ini terdiri dari 18 bab
dan 336 pasal. Ruang lingkup keuangan daerah dalam peraturan menteri ini
meliputi:
a. Hak daerah untuk memungut pajak daerah dan retribusi daerah serta
melakukan pinjaman
b. Kewajiban daerah untuk menyelenggaran urusan pemerintahan daerah dan
membayar tagihan pihak ketiga
c. Penerimaan daerah
d. Pengeluaran daerah
e. Kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang,
surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan
uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan daerah
f. Kekayaan pihak lain yang dikuasi oleh pemerintah daerah dalam rangka
penyelenggaraan tugas pemerintahan daerah dan/atau kepentingan umum.

Sumber:
Bastian, Indra, 2010, Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar, Penerbit
Erlangga, Jakarta.

Artikel 67JAN-9JAN 2015


PERBEDAAN AKUNTANSI BERBASIS KAS DAN AKUNTANSI
BERBASIS AKRUAL
Berbasis Kas
Sistem akuntansi ini hanya mengakui arus kas masuk dan arus kas keluar.
Laporan arus kas banyak dipakai dalam akuntansi bisnis, namun hanya sebagai
tambahan laporan pendapatan dan laporan posisi keuangan. Laporan ini lama
kelamaan digantikan oleh laporan aliran cadangan, yang merupakan
representasi akuntansi akrual, walaupun memasukkan informasi yang sebaliknya
justru tidak pernah nampak. Lee (1984) dalam Bastian (2006) menyatakan
bahwa
laporan
akuntansi
akrual
tradisional
terlalu
subyektif
dan
menyembunyikan informasi penting tentang kinerja perusahaan. Akuntansi arus
kas dipraktikkan di berbagai perusahaan sektor publik dan organisasi nonprofit.
Basis Akrual
Definisi akuntansi berbasis akrual (SSAP 2), yaitu:
Penerimaan dan biaya bertambah (diakui karena diperoleh atau dimasukkan
tidak sebagai uang yang diterima atau dibayarkan) sesuai satu sama lain dapat
dipertahankan atau dianggap benar, dan berkaitan dengan rekening laba dan
rugi selama periode bersangkutan;
Menurut metode biaya historis, modal diperhitungkan sebagai modal awal
yang diinvestasikan. Penerapan basis akrual akan mempengaruhi sistem
akuntansi yang digunakan, seperti penambahan pos-pos akrual dan berbagai
formulir pembukuan. Terkait dengan itu, penerapan basis akrual mengutamakan
laporan yang dihasilkan untuk kepentingan kreditor dan debitor.
Ragam laporan dalam konsep akrual tidak dibuat seragam. Namun,
persamaan juga terjadi dalam pelaporan posisi keuangan dan pelaporan
operasional di berbagai organisasi. Hal ini disebabkan alur penerimaan dan
pembayaran yang konsisten antar organisasi.
Dalam basis akrual, penerimaan dan pengeluaran lebih diganti dengan
notasi pendapatan dan biaya dalam suatu periode akuntansi. Dalam neraca
yang dihasilkan, ketahanan suatu organisasi menghadapi kompetisi pasar dapat
diperhitungkan. Salah satu perbedaan perlakuan akuntansi berbasis akrual
adalah hutang jangka panjang.
Penerapan basis akrual dalam manajemen pemerintah daerah bisa dilakukan
secara berbeda dibandingkan lembaga publik lainnya. GASB amat

memperhatikan fokus perhitungan akuntansi dan basis akuntansi. Berikut


definisinya (GASB, 1994, h.A-10):
Fokus perhitungkan dipergunakan tidak hanya untuk mempertimbangkan
sumber mana yang diperhitungkan, namun juga kapan dampak transaksi harus
diakui. Basis akuntansi menunjukkan kapan dampak transaksi harus diakui
untuk tujuan pelaporan keuangan. Misalnya, dampak transaksi dapat diakui
berdasarkan basis akrual (kapan transaksi atau peristiwa itu terjadi), atau
berdasarkan kas (kapan kas diterima atau dibayarkan). Basis akuntansi adalah
bagian inti dari fokus perhitungan karena waktu pengakuan tertentu diperlukan
untuk memenuhi fokus perhitungan tertentu. Kebijakan yang mendasari laporan
operasional pemerintah adalah aliran fokus perhitungan sumber keuangan
(GASB, 1994, h.A-17).
Kapasitas sumber keuangan yang didapat selama satu periode diukur dengan
kemampuannya memenuhi klaim atas sumber keuangan selama periode
tersebut. Definisi sumber keuangan menurut Draft Measurement Focus and
Basis of Accounting-Governmental Funds (h.82): kas, klaim atas kas, dan klaim
atas barang atau jasa yang diperoleh atau dikendalikan sebagai suatu hasil dari
transaksi atau peristiwa sebelumnya.
Definisi ini membantu menunjukkan inti gagasan fokus perhitungan. Inti
penerapan gagasan fokus perhitungan adalah penerapan basisi akrual dalam
laporan operasionalnya (sehingga dapat mengakui pengaruh transaksi atau
peristiwa terhadap sumber-sumber tersebut dari suatu entitas saat hal itu
berlangsung, tanpa memperhatikan kapan kas diterima atau dibayar).
Kelemahan konsep fokus perhitungan adalah interpretasi definisi yang tak
terbatas.
Kekuatan dan Kelemahan Basis Akrual
Kekuatan
Basis akrual memberikan alat ukur untuk
barang dan jasa yang dikonsumsi,
diubah, dan diperoleh.
Basis akrual menunjukkan gambaran
pendapatan. Jika harga berubah, laporan
pendapatan menjadi kurang dapat
diterima sebagai alat ukur kinerja.
Basis akrual dapat dijadikan alat ukur
modal.

Sumber :

Kelemahan
Penentuan pos dan besaran transaksi
yang dicatat dalam jurnal dilakukan oleh
individu yang mencatat.
Relevansi akuntansi akrual menjadi
terbatas ketika dikaitkan dengan nilai
historis dan inflasi.
Dalam pembandingan dengan basis kas,
penyesuaian akrual membutuhkan
prosedur administrasi yang lebih rumit.
Adanya peluang manipulasi keuangan
yang sulit dikendalikan.

Bastian, Indra. 2006. Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar. Erlangga,


Jakarta.

Você também pode gostar