Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
yang tidak mengganggu kestabilan ekologi perairan. Menurut Dahuri R. (2003) paling
tidak terdapat 20 persen hutan mangrove untuk mempertahankan keberlanjutan
pengelolaan sumberdaya tambak, sementara menurut Prihatini (2003) dalam
penelitiannya di Delta Mahakam Kalimantan Timur menyimpulkan bahwa satu ha
lahan tambak memerlukan dua ha hutan mangrove.
1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi dampak yang
ditimbulkan dengan adanya pembukaan tambak udang terhadap demografi, sosialekonomi dan sosial-budaya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dampak dalam Bahasa Inggris disebut impact yang bersinonim dengan effect
(akibat) atau consequences (akibat).
setelah tsunami semakin bertambahnya pendatang dari luar yang tinggal di Alue
Naga, baik untuk bekerja maupun yang ikut suaminya. Mata pencaharian penduduk
sebelum tsunami kebanyakan adalah petambak udang, pencari tiram, nelayan dan lain
sebagainya. Setelah tsunami banyak lahan kosong yang dimaanfaatkan oleh warga
luar untuk pembangunan rumah sehingga jumlah penduduk semakin meningkat di
daerah tersebut.
Topografi di Alue Naga sebelum tsunami, banyak tambak yang ada pada
daerah tersebut, akan tetapi tidak seluruhnya difungsikan. Hal ini dikarenakan akan
kurangnya akan pengetahuan dan faktor lainnya. Setelah tsunami banyak tambak yang
rusak akibat bencana tsunami dan kurangnya dana untuk memperbaiki tambak
tersebut. Akan tetapi setelah tsunami banyak bantuan dari luar seperti biaya
memperbaiki tambak dan pembangunan rumah penduduk, sehingga mengakibatkan
rumah-rumah penduduk semakin bertambah banyak di sekitar tambak.
b) Komponen Sosial-Ekonomi
Dari hasil wawancara dengan penduduk gampong Alue Naga, didapatkan
informasi bahwa kondisi sosial-ekonomi di gampong Alue Naga setelah tsunami
mengalami penaikkan dibandingkan sebelum tsunami. Hal ini dikarenakan oleh
bantuan-bantuan dari luar baik dari dana perbaikan tambak yang rusak oleh bencana
tsunami maupun bantuan untuk perbaikan rumah penduduk, sumbangan pendirian
rumah bantuan, bantuan pendidikan serta bantuan perbaikan kapal nelayan setempat
yang rusak akibat bencana tersebut.
c) Komponen Sosial-Budaya
Berdasarkan informasi yang didapat dari hasil wawancara dengan warga Alue
Naga bahwa secara adat tidak ada acara khusus yang diadakan di sekitar tambak, akan
tetapi hanya diadakan acara adat tahunan seperti kenduri laot dan kenduri syukuran
memperingati kejadian tsunami yang melanda Aceh 8 tahun silam tepatnya pada
tanggal 26 Desember 2004.
Selain itu juga ada tradisi setempat berupa pantangan-pantangan untuk tidak
dapat melaut pada hari-hari tertentu seperti hari jumat, hari megang, 3 hari di hari raya
idul fitri dan idul adha ditambah 7 hari kemudian terhitung setelah hari peringatan
kejadian tsunami.
Pola hubungan sosial di Alue Naga antara sesama warga sangat baik mulai
dari adanya kegiatan gotong-royong membersihkan kampung, antara penduduk
kampung Alue Naga dengan kampung sebelah juga mempunyai ikatan silaturrahmi
yang baik, saling menghormati satu sama lain walaupun setelah tsunami banyak
warga luar (pendatang) yang tinggal di kampung Alue Naga. Hal tersebut tidak
menjadi suatu masalah yang membedakan latar belakang agama, etnis, ras, kelompok,
gender, ataupun status sosial.
Dari segi pranata sosial daerah Alue Naga warga saling tolong-menolong dan
ikut berpartisipasi antar warga baik pada acara perkawinan, kenduri maulid,
fardhu kifayah seperti pengurusan mayat (memandikan mayat, mengkafankan,
mensholatkan dan menguburkan) semua mayarakat mempunyai rasa empati yang
tinggi antara umat beragama.
Pranata yang memenuhi keperluan manusia untuk mengatur dan mengelola
keseimbangan kekuasaan dalam kehidupan masyarakat di gampong Alue Naga terdiri
dari Pak Geuchik, dan tokoh-tokoh gampoeng lainnya sperti Tuha Peut, Tuha Lapan,
Kepala Duson, Kepala Lorong, dan Kepala Pemuda Gampoeng yang ikut dalam
mentertibkan gampoeng Alue Naga.
B. Dampak Sosial Usaha/Kegiatan Pertambakan di Syiah Kuala
Dari beberapa hasil wawancara yang kami dapatkan dari warga setempat, tidak
ada dampak sosial dari suatu usaha/kegiatan pertambakan di gampong Alue Naga,
apalagi kecemburuan sosial dengan pemilik tambak. Beberapa warga memanfaatkan
tambak yang sudah tidak aktif untuk mencari tiram dan ikan untuk memenuhi
kebutuhan rumah tangga sehari-hari.
Pada dasarnya masyarakat Alue Naga mempunyai kesibukan masing-masing,
ada yang bekerja di warung kopi, usaha ikan kayu (keumamah) skala kecil-kecilan,
pencari tiram, nelayan, ibu rumah tangga, penjaga tambak, wiraswasta dan satu
diantaranya yang kami wawancara adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS). Walaupun
status pekerjaan berbeda-beda, semua masyarakat Alue Naga hidup rukun dan damai.
pekerjaan
kepada
masyarakat
sekitarnya,yang
sosial
adalah
dampak
yang
terjadi
perubahan
tetep
gagal,yang
artinya
penghasilan
dari
usaha
daereah
ini
hanya
bisa
melakukan
pasrah
saat
ini
faktor
ini
belum
dapat
bantuan
dari
mencari
nafkah
sebagai
nelayan
demi
kehidupan
nya
ada juga juga yang sudah berubah atau sudah membangun kembali
beberapa daerah kawassan tambak di Alue Naga ini tetapi tidak
semuanya,hanya sekitar 25% yang sudah berubah
Mengelola tambak yang sudah tidak aktif agar dapat difungsikan kembali,
sehingga membuka peluang kerja baru bagi masyarakat Alue Naga
Dapat
membangun
suatu
kegiatan
yang
bersifat
tersebut
dpat
membantu
mereka
dalam
DAFTAR PUSTAKA
Adiwibowo, Sudharto P.Hadi, Ari Saptari, Tina Artini. 2002. Pelatihan Kajian Aspek
Sosial AMDAL. Jakarta. CEPI-KLH, CIDA Project.
Dahuri, R. Rais, J. Sitepu, M.J. Ginting S. P. 1996. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah
Pesisir Lampung. Technical Report CRM Lampung: Bandar Lampung.
Elitzen, SD. 1986. Social Problem. Boston: Allyn and Bacon Inc.
Kasiyanto, MJ. 1994. Masalah dan Strategi Pembangunan Berkelanjutan. Pustaka
Pembangunan Swadaya Nusantara: Jakarta.
Hadi, S. P. 2005. Aspek Sosial Amdal - Sejarah, Teori dan Metode. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
Soelaiman,M.M. 1998. Dinamika Masyarakat Transisi, Mencari Alternatif Teori
Sosiologi dan Arah. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.