Você está na página 1de 48

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

LATAR BELAKANG

Pengertian Korupsi Secara Hukum Merupakan tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ketentuanperaturan perundang-undangan
yang mengatur tentang tindak pidana korupsi. Pengertian korupsi lebih ditekankan pada pembuatan yang merugikan kepentingan publik
atau masyarakat luas atau kepentingan pribadi atau golongan. Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN) Korupsi yaitu menyelewengkan
kewajiban yang bukan hak kita. Korupsi adalah tindakan perbuatan yang merugikan kepentingan umum
( publik ) dan masyarakat demi kepentingan pribadi atau golongan. Korupsi adalah penyalahgunaan kekuasaan atau jabatan publik untuk keuntungan pribadi. Korupsi adalah
mengambil sesuatu yang bukan merupakan haknya yang berasal dari keuangan Negara yang dilakukan oleh pejabat public demi kepentingan atau keuntungan pribadi. Korupsi
adalah tindakan yang dilakukan oleh pejabat publik yang dapat merusak perekonomian Negara .

Dari sudut pandang hukum, tindak pidana korupsi secara garis besar mencangkup unsure-unsur sebagai berikut :
a. Perbuatan melawan hukum
b. Penyalahgunaan kewenangan
c. Merugikan keuangan Negara atau perekonomian Negara

Dampak Negative Korupsi yang Ditimbulkan. Demokrasi Korupsi menunjukan tantangan serius terhadap pembangunan.
Di dalam dunia politik, korupsi mempersulit demokrasi dan tata pemerintahan yang baik (good governance) dengan cara
menghancurkan proses formal. Korupsi di pemilihan umum dan di badan legislatif mengurangi akuntabilitas dan
perwakilan di pembentukan kebijaksanaan; korupsi di sistem pengadilan menghentikan ketertiban hukum; dan korupsi di
pemerintahan publik menghasilkan ketidak-seimbangan dalam pelayanan masyarakat. Secara umum, korupsi mengkikis
kemampuan institusi dari pemerintah, karena pengabaian prosedur, penyedotan sumber daya, dan pejabat diangkat atau
dinaikan jabatan bukan karena prestasi. Pada saat yang bersamaan, korupsi mempersulit legitimasi pemerintahan dan
nilai demokrasi seperti kepercayaan dan toleransi. Dalam arti yang luas, korupsi atau korupsi politis adalah penyalahgunaan jabatan resmi untuk
keuntungan pribadi. Semua bentuk pemerintah pemerintahan rentan korupsi dalam prakteknya. Beratnya korupsi berbeda-beda, dari yang paling ringan dalam bentuk
penggunaan pengaruh dan dukungan untuk memberi dan menerima pertolongan, sampai dengan korupsi berat yang diresmikan, dan sebagainya. Titik ujung korupsi adalah
kleptokrasi, yang arti harafiahnya pemerintahan oleh para pencuri, dimana pura-pura bertindak jujur pun tidak ada sama sekali.
Korupsi yang muncul di bidang politik dan birokrasi bisa berbentuk sepele atau berat, terorganisasi atau tidak. Walau korupsi sering memudahkan kegiatan kriminal
seperti penjualan narkotika, pencucian uang, dan prostitusi, korupsi itu sendiri tidak terbatas dalam hal-hal ini saja. Untuk mempelajari masalah ini dan membuat solusinya,
sangat penting untuk membedakan antara korupsi dan kriminalitas kejahatan.
Tergantung dari negaranya atau wilayah hukumnya, ada perbedaan antara yang dianggap korupsi atau tidak. Sebagai contoh, pendanaan partai politik ada yang legal di
satu tempat namun ada juga yang tidak legal di tempat lain.

1.2

Rumusan Masalah
Dalam makalah Tinjauan Etis Kristen Terhadap Korupsi di Indonesia kami mengangkat tiga rumusan masalah yaitu

1. Apa yang menyebabkan faktor internal dan eksternal tentang terjadinya seseorang menjadi seorang koruptor?

2. Bagaimanakah tinjauan etis Kristen terhadap korupsi di Indonesia?


3. Apa saja yang menjadi kesimpulan dan saran ?

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kumpulan Kliping
1.Tersangka, Andi Mallarangeng Mundur dari Jabatan Menpora
JAKARTA, KOMPAS Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng menyatakan telah mengajukan pengunduran diri dari jabatannya pascapencekalan terhadap dirinya oleh Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK). Pengajuan pengunduran diri telah disampaikan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Jumat (7/12/2012) pagi.
"Sehubungan dengan pengumuman penetapan KPK tentang pencekalan saya kemarin, tanggal 6 Desember, maka saya telah menghadap Bapak Presiden dan mengajukan surat pengunduran diri
saya," kata Andi dalam jumpa pers di Kemenpora, Jakarta, pagi ini.
Menurutnya, jabatan adalah amanah. Jabatan sebagai Menpora dijalaninya untuk membantu Presiden SBY dalam menjalankan pemerintahan. "Dengan pencekalan ini, saya akan tidak efektif
menjalankan tugas," katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, KPK menyatakan telah mencekal Andi Mallarangeng ke luar negeri selama enam bulan. Ia juga ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi proyek
Hambalang. Wakil Ketua KPK Busyro Muqoddas membenarkan hal tersebut.
"Iya," kata Busyro, saat dikonfirmasi wartawan, Kamis (6/12/2012).
Ihwal penetapan Andi sebagai tersangka ini diketahui melalui surat permohonan pencegahan yang dikirimkan KPK kepada Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia. Surat bernomor 4569/01-23.12.2012 tanggal 3 Desember 2012 itu menyebutkan status Andi sebagai tersangka.
Saat ini, KPK sedang melakukan penyidikan tindak pidana korupsi terkait pembangunan pengadaan sarana dan prasarana Hambalang tahun anggaran 2010-2012 yang dilakukan oleh tersangka
Andi Alfian Mallarangeng selaku Menpora atau pengguna anggaran Kemenpora.
"Andi dan kawan-kawan sebagaimana dimaksud Pasal 2 Ayat 1 dan Pasal 3 Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi guna kepentingan penyidikan," kata
Busyro.
2.Kelar! KPK Tandatangani Surat Penetapan Tersangka Kasus Century
Jakarta-KOMPAS.com - KPK akhirnya resmi menandatangani surat perintah dimulainya penyidikan kasus Century. KPK sudah menetapkan 2 mantan pejabat BI, Budi Mulya
dan Siti Fadjrijah sebagai tersangka.
"Tadi pagi sprindik Century sudah kita tanda tangani," jelas Ketua KPK Abraham Samad dalam jumpa pers di KPK, Jl Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Jumat (7/12/2012).
Samad mengakui bahwa sempat ada hambatan-hambatan dalam proses kasus Century, namun semuanya sudah selesai. Surat Sprindik sudah diteken pimpinan KPK.
"Jadi kesimpulannya sudah saya tanda tangani," jelasnya.
Beberapa waktu lalu dalam rapat dengan Timwas Century, Abraham Samad sempat mengungkapkan adanya indikasi korupsi pada 2 orang di kasus Century yakni BM dan SF.
Saat itu secara tegas Samad belum menyebut tersangka. Namun kini semuanya terang, kedua orang itu sudah menjadi tersangka.
3.Korupsi Gedung SD Simalungun Rp 50,2 M Dilaporkan ke Kejagung

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dugaan penyimpangan pengerjaan rehabilitasi ruang kelas dan gedung perpustakaan Sekolah Dasar(SD) tahun ajaran 2011-2012 Dinas
Pendidikan dan Pengajaran (Disdikjar) Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, dilaporkan ke Kejaksaan Agung RI di Jakarta, pada Rabu (12/12/2012).
Laporan yang terdiri dari enam berkas pengaduan itu, terindikasi telah terjadi tindak penyelewengan dana (korupsi) sebesar lebih dari Rp 50,2 miliar.
"Dari beberapa data yang kami investigasi, ditemukan di sejumlah lokasi, pengerjaan rehab ruang kelas yang bersumber dari dana Bantuan Sosial Tahun ajaran 2012 dan dana
alokasi khusus (DAK) tahun ajaran 2011, telah melanggar petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis," ujar Ketua DPP LSM Macan Habonaron Siantar-Simalungun, Jansen
Napitu, selaku pelapor, dalam siaran pers yang diterima Tribunnews.com, Rabu (12/12/2012).
Menurut Jansen, pengerjaan rehabilitasi gedung sekolah tidak dikerjakan dengan sistem swakelola yang melibatkan pihak sekolah, pengurus komite, dan memberdayakan
masyarakat setempat. Proyek itu justru dikerjakan sejumlah rekanan proyek atau pihak ketiga yang diarahkan beberapa pejabat di lingkup Disdikjar Kabupaten Simalungun.
Kepada Jaksa Agung Muda Inteligen (Jamintel) Adjad Sudradjat, Jansen dan rombongan menerangkan, bahwa Disdikjar Kabupaten Simalungun diduga telah menerima kucuran
dana APBN untuk merehab ruang kelas dan pembangunan perpustakaan SD, dan dikerjakan seluruhnya di 2012 ini.
Ia merinci, bahwa sebanyak 495 ruang kelas di 168 SD Kabupaten Simalungun direhab dengan PAGU Anggaran Bansos Tahun Ajaran 2012 senilai lebih dari Rp 31 miliar.
Kemudian, sebanyak 665 ruang kelas di 244 SD direhab dengan PAGU Anggaran DAK TA 2011 berjumlah lebih dari Rp 46 miliar.
Hasil penelusuran, terungkap seluruh dana yang ditransfer ke masing-masing rekening sekolah, ternyata telah diambil para pihak rekanan. Dana tersebut diserahkan langsung
para kepala sekolah ke pihak rekanannya.
Bagi Jansen, tindakan itu merupakan arahan dan petunjuk dari sejumlah pejabat teras di Dinas Pendidikan Kabupaten Simalungun.
Ironisnya lagi, sebut Jansen, para kepala sekolah mengaku pihak rekanan tersebut merupakan orang dekat Bupati Simalungun Jopinus, Ramli Saragih.
"Menurut pengakuan kepala sekolah, orang dekat Bupati (pihak rekanan) mengatakan sebanyak 15 persen dari anggaran rehab adalah jatah bupati JR Saragih. Kemudian 7,5
persen untuk anggota DPRD dan Kejaksaan Negeri Simalungun, serta 3 persen untuk kepala UPTD Kecamatan. Sedangkan para kepala sekolah dijanjikan menerima 10
persen," paparnya sembari menduga Bupati Simalungun menerima jatah atau fee tersebut karena telah melakukan pembiaran terhadap tindakan itu.
"Berkas pengaduan yang kami serahkan lengkap dengan bukti surat pernyataan kepala sekolah, kwitansi penyerahan uang, dan pengakuan yang direkam secara audio visual,
serta bukti-bukti lainnya," tambahnya.
LSM tersebut memperkirakan, dana yang diduga dikorupsi secara keseluruhan mencapai Rp 50 miliar. Adalah sebanyak Rp 20 miliar lebih dari dana Bansos, Rp 23 miliar lebih
dari dana DAK, dan Rp 5 miliar dari dana pembangunan perpustakaan.
Jamintel Adjat Sudradjat sangat mengapresiasi laporan pengaduan tersebut. Pihak Kejagung akan menjadikan data dari laporan tersebut sebagai petunjuk awal untuk
penyelidikan.
"Laporan pengaduan ini juga sudah saya sampaikan kepada Jaksa Agung, Basrif Arief SH, dan beliau telah member signal untuk segera menindaklanjutinya," terang Adjat.
Dalam kesempatan yang sama, Adjat meminta LSM tersebut menyerahkan ulang berkas laporan dugaan kasus korupsi lainnya yang pernah dilaporkan ke Kejagung namun tak
kunjung ditindaklanjuti.
Hingga berita ini ditulis, belum diperoleh konfirmasi dari pihak Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Simalungun, maupun Pemeritah Kabupaten Simalungun.
4.Mantan Bupati Simalungun Zulkarnain Damanik Dituntut 6 Tahun Penjara
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Mantan Bupati Simalungun Zulkarnain Damanik dituntut hukuman enam (6) tahun penjara. Pria berbadan gemuk ini dinyatakan bersalah karena
dinilai melakukan korupsi dana panjar insentif ajudan bupati dan wakil bupati dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2005-2006 sehingga merugikan
negara sebesar Rp 529.654.638

Jaksa penuntut umum (JPU) Armadi P Barus dan JM Butarbutar juga menuntut Zulkarnain Damanik membayar denda sebesar Rp 300 juta subsider enam (6) bulan penjara.
Serta menuntut terdakwa membayar uang pengganti Rp 361 juta subsider tiga tahun penjara.
Tuntutanini dibacakan dalam sidang di Pengadilan Tipikor pada Pengadilan Negeri (PN) Medan, Kamis (29/11/2012).
Dalam tuntutannya, JPU menyatakan perbuatan terdakwa melanggar pasal 2 UU Tipikor seperti dakwaan primer JPU .
"Terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana korupsi, yang dapat merugikan negara atau perekonomian negara sebagaimana diatur pada
pasal 2 ayat 1 UU RI No 31 tahun 1999 tentang Tipikor, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang RI No 20 Tahun 2011 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 31
Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 18 UU RI, sebagaimana dakwaan primer jaksa penuntut umum," ujar jaksa.
Dalam dakwaan jaksa, disebutkan bahwa Zulkarnaen Damanik yang ketika itu menjabat sebagai Bupati Pemkab Simalungun bersama Bendahara Umum Daerah Pemkab
Simalungun (berkas terpisah), menandatangani nota dinas pencairan anggaran pada Februari 2006. Kemudian, dana dicairkan secara bertahap, masing-masing untuk panjar
insentif ajudan bupati dan wakil bupati sebesar Rp 4.800.000, dana panjar upah pungut PBB over target Rp753.446.727, dana untuk CV Cail Utama sebesar Rp100.408.750 dan
dana sebesar Rp130.355.729 untuk Swiss F Damanik.
Pendandatanganan nota dinas pencairan dana itu dinilai menyalahi undang-undang, karena APBD 2006 belum disahkan. Dana panjar untuk ajudan bupati dan wakil sebesar Rp
4.800.000 sudah dikeluarkan pada 29 Desember 2005. Hal serupa terjadi pada dana panjar upah pungut PBB overtarget. Dana itu sudah dikeluarkan pada 29 Desember 2005.
Sementara itu, cek pengeluaran dana Rp100.408.750 dan cek Rp130.355.729 dikeluarkan pada Februari 2006. Dana itu tidak jelas peruntukanya dan tidak bisa
dipertanggungjawabkan.
Atas perbuatan terdakwa yang dilakukannya bersama-sama dengan Bendahara Umum Daerah, Sugiati, negara mengalami kerugian sebesar Rp 529.654.638.
Usai mendengarkan tuntutan jaksa, terdakwa melalui tim penasehat hukumnya menyatakan akan mengajukan pleidoi (nota pembelaan). Sementara itu, majelis hakim menunda
persidangan hingga tanggal 10 Desember 2012 mendatang, dengan agenda mendengarkan pembelaan atau pledoi.
5.Satu Semester, Korupsi Rugikan Negara Rp 1,22 Triliun
JAKARTA, KOMPAS.com Selama semester I tahun 2012, Indonesia Corruption Watch (ICW) mencoba menganalisis berbagai data penyidikan korupsi. Alhasil, ternyata
sebanyak 285 kasus korupsi di Indonesia sudah merugikan negara sebesar Rp 1,22 triliun. Ironisnya, sektor infrastruktur yang sedang didorong pemerintah malah menduduki
posisi teratas tindak korupsinya.
Anggota Tim Divisi Investigasi ICW, Tama S Langkung, Kamis (4/10/2012) di Jakarta, mengatakan, infrastruktur mendominasi dengan jumlah 87 kasus, disusul
anggaran/keuangan daerah sebanyak 50 kasus, dan pendidikan 29 kasus. Ketiga sektor ini masih tetap mendominasi kasus korupsi dari tahun ke tahun.
Pemantauan dilakukan pada 1 Januari-31 Juni 2012, yang didasarkan data media

online, termasuk data penanganan kasus yang bersumber dari situs aparat penegak hukum.

Semua kasus ini sudah masuk dalam tahap penyidikan, sementara aparat Kejaksaan, Kepolisian, dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menetapkan tersangka yang
diduga terlibat.
Tama mengatakan, jumlah tersangka sebanyak 597 orang ini lebih tinggi dibandingkan jumlah tersangka yang diproses hukum pada 2010 yang hanya 441 orang. Namun,
dibandingkan periode yang sama tahun 2011, jumlah tersangka mencapai 1.053 orang.

Dari sisi kuantitas, jumlah kasus korupsi periode yang sama tahun 2010 sebanyak 176 kasus dan tahun 2011 sebanyak 436 kasus.
ICW juga mencermati modus yang terjadi dalam korupsi didominasi penggelapan sebanyak 92 kasus, penggelembungan dana ( mark up) 83 kasus, penyalahgunaan
wewenang 20 kasus, kegiatan/proyek fiktif 19 kasus, penyalahgunaan anggaran 18 kasus, penyuapan 15 kasus, laporan fiktif 13 kasus, pungutan liar 10 kasus, pemotongan
anggaran 8 kasus, gratifikasi 2 kasus, dan lain-lain sebanyak 5 kasus.

6.Tersangka Korupsi Pengadaan Alat Peraga Pendidikan di Banjarnegara Ditahan


SEMARANG, KOMPAS.com Hari Sudiarto (47), tersangka kasus korupsi pengadaan alat peraga pendidikan dan sarana pembelajaran sekolah dasar (SD) Kabupaten
Banjarnegara tahun 2011, ditahan Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Tengah. Ia ditahan setelah sebelumnya menjalani pemeriksaan selama lebih kurang 3,5 jam di kantor Kejati
Jateng, Selasa (23/10/2012).
Asisten Pidana Khusus Kejati Jateng Wilhelmus Lingitubun menyampaikan, tersangka merupakan Direktur Utama CV Wahana Mulia Bersama sebagai penyedia barang. "Untuk
proyeknya sendiri senilai Rp 6,5 miliar, dan spesifikasi alat peraga pendidikan dan sarana pembelajaran SD ini tidak sesuai dengan kontrak," katanya saat memberikan
keterangan.
Terkait dengan jumlah kerugian negara, ia mengatakan, hal itu masih dalam perhitungan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Jawa Tengah.
Dalam kasus ini, Kejati Jateng juga telah menetapkan tersangka lain, yakni Agus Sutikno selaku pejabat pembuat komitmen. Namun, yang bersangkutan belum menjalani
pemeriksaan.
"Sudah ada 107 saksi yang diperiksa, termasuk dari Dinas Pendidikan setempat dan juga ada pengembalian uang sebesar Rp 290 juta," ujarnya.
Ia mengatakan, Agus akan menjalani pemeriksaan dalam waktu dekat. Tidak menutup kemungkinan, kata dia, akan dilakukan penahanan terhadap Agus guna kepentingan
penyidikan.
Penasihat hukum Hari, Saut Irianto, mengatakan, pihaknya tidak mengetahui persis di mana letak kesalahan kliennya dalam kasus itu. Menurutnya, semua prosedur lelang
dilakukan secara online sehingga tidak ada kesepakatan tertentu antara panitia lelang dan kliennya.
"Spesifikasi alat peraga sudah sesuai, justru barang bukti perkara lain dimasukkan ke dalam perkara ini. Kami akan buktikan jika klien kami tidak pernah memberikan uang Rp 1
miliar pada pejabat setempat seperti yang dituduhkan," tandasnya.
Tersangka Hari Sudiarto ditahan selama 20 hari di LP Kelas I Kedungpane Semarang dan dijerat dengan Pasal 2 serta Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
7.Tersangka Korupsi, Mantan Kepala STPP Magelang Ditahan

MAGELANG,Kompas.com Mantan Kepala Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian Magelang Thomas Widodo resmi ditahan oleh Kejaksaan Negeri (Kejari) Kabupaten Magelang
terkait kasus dugaan korupsi dana pendidikan dan latihan (diklat) pembekalan lanjutan sebesar Rp 423 juta.
Thomas yang beralih status dari saksi menjadi tersangka langsung ditahan di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Magelang seusai memberikan kesaksian dalam persidangan dua
tersangka lainnya, yaitu Totok Sevenek Munanto dan Djumirah di Pengadilan Negeri (PN) Kabupaten Magelang.
Kepala Kejari Kabupaten Magelang Ninik Maryanti mengatakan, upaya penahanan sengaja dilakukan karena, sejak April 2008, Thomas sudah berpindah tugas dan menjabat
sebagai kepala STPP Bogor.
Untuk mempermudah pengawasan dan jalannya pemeriksaan, kami memutuskan yang bersangkutan harus ditahan di Magelang, terangnya, Rabu kemarin. Thomas akan
ditahan selama 20 hari, terhitung sejak kemarin hingga 23 Februari mendatang.
Tersangka lainnya, yaitu Totok Sevenek Munanto, berperan sebagai ketua panitia pelaksana diklat pembekalan lanjutan, dan Djumirah sebagai bendahara. Saat ini, keduanya
sudah menjalani persidangan di PN Kabupaten Magelang. Thomas ikut ditetapkan sebagai tersangka karena dia sendiri berperan sebagai penanggung jawab diklat.
Untuk kebutuhan akomodasi dan konsumsi selama diklat pembekalan lanjutan, STPP Magelang mendapatkan alokasi dana daftar isian pelaksanaan anggaran (DIPA) dari
Departemen Pertanian sebesar Rp 1.036.160.000. Dana ini digunakan untuk membiayai kebutuhan 1.619 siswa, dengan alokasi per orang sebesar Rp 80.000 per hari. Namun,
dalam kenyataannya, dana yang dicairkan hanya sebesar Rp 15.000 hingga Rp 20.000 per orang per hari. Diklat ini sendiri berlangsung selama delapan hari.
Dalam pelaksanaan diklat, dana ini disalurkan melalui 78 kepala desa di Kabupaten Magelang yang kebetulan daerahnya dipakai sebagai lokasi diklat.
Namun, dalam keterangan yang diberikan dalam pemeriksaan, para kepala desa tidak mengetahui secara jelas alokasi dana yang ditetapkan per orang per hari. "Sebab, ketika
itu, masing-masing dari mereka hanya diminta menandatangani kuintansi kosong," ujarnya.
Jumlah total saksi yang telah diperiksa dalam kasus ini mencapai 140 orang, dan sebanyak 78 orang di antaranya adalah kepala desa.
Sejak Januari 2008 hingga sekarang, Kejari Kabupaten Magelang telah menangani 10 kasus korupsi. Lima di antaranya termasuk pengembangan kasus dugaan korupsi STPP
Magelang, kasus baru yang ditangani pada Januari 2009.
8.Terdakwa Korupsi Dana Tsunami Divonis Dua Tahun
JAKARTA, KOMPAS.com Pemegang kuasa anggaran Dinas Perikanan Jabar, Asep Hartiyoman, dan pimpinan proyek pengadaan, Ade Kusmana, terdakwa dalam kasus
dugaan
korupsi
bantuan
tsunami
di
Jawa
Barat
tahun
2006,
divonis
dua
tahun
penjara
dan
denda
Rp
50
juta.
"Menyatakan terdakwa I dan II terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana korupsi secara bersama-sama. Menjatuhkan karenanya pidana masingmasing dua tahun dan denda sebesar Rp 50 juta, jika belum membayar diganti pidana tiga bulan," ujar Ketua Majelis Hakim Moefri di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Rabu
(10/12).
Atas perbuatan keduanya, negara dirugikan sebesar Rp 8,372 miliar. Oleh karena itu, keduanya diwajibkan untuk membayar uang pengganti Rp 570 juta. Namun, uang
pengganti itu telah dikompensasikan dengan uang yang dikembalikan keduanya ke Komisi Pemberantasan Korupsi.

Menurut majelis hakim, keduanya secara sengaja telah melakukan tindak pidana korupsi dengan menerima uang dari rekanan untuk memenangi PT Karya Tajur Tangsi untuk
proyek pengadaan perahu, PT Pentarapan Putra untuk pengadaan rumpon, serta PT Buntalan Darmaja Bersaudara untuk pengadaan mesin dan alat tangkap.
Meski mereka tidak ikut menikmati uang negara tersebut. Uang itu dialirkan ke LSM dan wartawan di Jawa Barat. Selain itu, keduanya menyetujui proposal harga tanpa
memenuhi aturan yang berlaku dan tanpa survei harga pasar. Daftar harga hanya diajukan oleh satu dari dua rekanan yang menawar harga barang.
Menurut majelis, seharusnya proposal dapat disetujui jika setidaknya ada tiga rekanan yang menyodorkan daftar harga barang. Majelis menuturkan, perbuatan keduanya
bertentangan dengan program pemerintah untuk memberantas korupsi. Sementara itu, hal yang meringankan, keduanya tidak menikmati uang itu dan sudah
mengembalikannya, mereka juga menyesali perbuatan dan masih memiliki tanggungan keluarga.
Selain itu, keduanya belum pernah terkait dengan hukum.Menurut majelis, keduanya melanggar Pasal 3 juncto Pasal 18 UU No 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi sebagaimana diubah dengan UU No 20 Tahun 2001, seperti yang didakwakan pada dakwaan subsider. Majelis menilai dakwaan primer tidak terbukti karena
semua unsur tidak dalam Pasal 2 Ayat 1 UU Pemberantasan Tipikor tidak terpenuhi.

9.Terdakwa Korupsi RS Jiwa Surakarta Dituntut Penjara 2 Tahun


SOLO, KOMPAS.com- Wakil Direktur Umum dan Keuangan Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta dr Dwi Priyo Hartono dituntut dua tahun penjara dalam kasus dugaan korupsi
dana Program Kompensasi Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak (PKPS BBM ) Bidang Kesehatan tahun 2004, Jumat (10/10). Jaksa Penuntut Umum dalam surat tuntutan
yang dibacakan Jaksa Syafruddin juga menuntut Dwi segera ditahan dan membayar denda Rp50 juta.
Terdakwa juga dituntut membayar uang pengganti Rp673.101.293 yang dibayar tanggung renteng oleh tiga terdakwa lainnya, yakni dr Siti Nuraini Arief, SpKJ, dr Hendrina A
Kuhuwael, SpKJ, dan dr Rukma Astuti. Dalam sidang yang dipimpin Ketua Majelis Hakim Y Sugiwidarto, jaksa membebaskan Dwi dari dakwaan primEr karena unsur melawan
hukum tidak terbukti. Namun Dwi dinyatakan bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana dakwaan subsider.
Dua pekan lalu jaksa melayangkan tuntutan kepada terdakwa dr Siti Nuraini Arief, SpKJ dengan pidana penjara 2,5 tahun dan denda Rp 50 juta. Kasus ini bermula saat RSJD
mengajukan permohonan dana PKPS BBM sebesar Rp2,334 miliar meski tidak mengalami defisit keuangan. Permohonan ini disetujui Departemen Kesehatan.
Dana PKPS BBM yang diperoleh RSJD Surakarta lantas disetor ke kas daerah Provinsi Jateng sebagai pendapatan sehingga mendapat pengembalian dana 30 persen atau
senilai Rp731 juta. Dari jumlah itu, sebanyak Rp673 juta dibagikan ke seluruh pegawai sebagai uang jasa.
10.Korupsi Pengadaan Barang di Depdiknas
Rp 20 Miliar
JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam merespons langkah Kejaksaan Tinggi Jakarta Pusat yang menangkap mantan Dirjen Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Depdiknas Ace Suryadi
beberapa waktu lalu atas dugaan korupsi, Indonesia Corruption Watch (ICW) menengarai adanya dugaan korupsi dalam tiga proyek pengadaan di tubuh Depdiknas, khususnya
Dirjen PLS.
ICW mencatat korupsi pengadaan buku dan modul belajar, ijazah dan sistem manajemen komputer oleh Dirjen PLS mencapai sekitar Rp 20 miliar. Koordinator Investigasi ICW,
Agus Sunaryanto, Selasa (23/9), mengatakan dia dan rekannya Febry Hendri membawa berkas-berkas kontrak pengadaan masing-masing pengadaan, hasil pemeriksaan nilai

kerugian, serta modus pengadaan dan menyerahkannya kepada Asisten Pidana Khusus Kejaksaan Tinggi Jakarta Pusat Muhammad Yusuf. Tujuannya untuk dipertimbangkan
sebagai bahan tambahan dalam penyelesaian kasus korupsi di tubuh Dirjen PLS.
"Ketiganya total kontraknya Rp 20 miliar dan berdasarkan data yang kita peroleh ada penggelembungan dana sebesar Rp 6,8 miliar atau 34 persen dari harga sebenarnya," ujar
Agus usai diterima Aspidsus.
ICW juga mencatat ada sekitar 22 nama pejabat teras Depdiknas yang terlibat dalam tiga kasus pengadaan ini. Nama-namanya juga sudah dilampirkan dalam berkas. ICW
menuntut agar Kejati dapat menyelesaikan kasus ini secara hukum karena ICW mengaku menangkap indikasi bahwa Mendiknas akan menyelesaikan kasus ini hanya secara
adminsitratif. Artinya, para pejabat yang terlibat hanya diminta untuk mengembalikan jumlah uang yang sudah dikorupsi.
"Saya prihatin Mendiknas juga seperti berupaya melindungi pelaku yang terlibat hanya dengan sanksi administratif. Tidak ada komitmen dari Mendiknas untuk menyelesaikannya
secara hukum yang dapat memberikan efek jera supaya institusi ini bebas korupsi," ujar Agus.
Agus juga semakin khawatir mengingat dalam pidato kenegaraan 15 Agustus lalu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah memutuskan anggaran pendidikan meningkat
menjadi 20 persen dari total anggaran pada APBN 2009. "Saya khawatir anggaran yang harusnya diperuntukkan bagi masyarakat akan semakin berkurang karena dikorupsi oleh
Depdiknas sendiri," tandas Agus.

11.Tersangka Korupsi Batik KPU Gresik Ditahan Kejaksaan


GRESIK, KOMPAS.com Bertepatan dengan hari korupsi sedunia, tiga tersangka dugaan korupsi pengadaan batik Komisi Pemilihan Umum Gresik senilai Rp 2,41 miliar,
didampingi kuasa hukumnya, Suisno, Selasa (9/12) pukul 16.30, ditahan Kejaksaan Negeri Gresik.
Pada pukul 18.10, ketiga tersangka, yakni anggota KPU Gresik bagian logistik, Abdul Basith Fauzan, mantan Kepala Subbagian Perencanaan Sekretariat KPU Gresik
Tursilowanto Harjogi, dan Direktur CV Karunia Agung Choirul Anwar selaku Direktur CV Karunia Agung "dititipkan" di Rumah Tahanan Banjarsari, Gresik.
Ketiganya ditahan setelah penyerahan berkas penyidikan oleh penyidik seksi pidana khusus Kejaksaan Negeri Gresik tahap dua. Dasar penahanan Pasal 20 dan Pasal 21 Kitab
Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).
Ketiga tersangka mendatangi Kantor Kejaksaan Negeri Gresik di Jalan Permata Komplek Perum Graha Bunder Asri sekitar pukul 12.00. Tursilowanto mengenakan seragam
dinas PNS, Abdul Basith mengenakan baju batik merah, dan Choirul Anwar mengenakan hem lengan panjang warna putih.
Ketiganya menjalani pemberkasan di ruang Kepala Seksi Pidana Khusus (Pidsus) Rustiningsih. Setelah ketiganya masuk ke ruang staf pidsus, mereka diperiksa oleh tiga Jaksa
Penuntut Umum, masing-masing Guntur Aryo Witjaksono, Maskur, dan Ririn Indrawati. Pemeriksaan berlangsung tertutup, diikuti JPU, ketiga tersangka, dan kuasa hukumnya,
Suisno.
Setelah menjalani pemeriksaan selama 6 jam, sekitar pukul 16.30 berita acara penahanan tersangka ditandatangani Kepala Kejaksaan Negeri Gresik T Abdul Djalil. Di saat
detik-detik penahanan, dua tersangka, Abdul Basith Fauzan dan Tursilowanto, menyempatkan shalat Ashar di mushala kejaksaan.
Keduanya sempat menyapa dan meminta maaf kepada wartawan saat digiring masuk mobil tahanan. Dengan dikawal enam staf Kejaksaan Negeri Gresik pukul 18.10, ketiga
tersangka masuk ke Rutan Banjarsari, Cerme, Gresik, sekitar 2 kilometer dari Kantor Kejaksaan Negeri Gresik.

Kepala Seksi Pidana Khusus Kejaksaan Negeri Gresik kepada wartawan menjelaskan, penahanan didasarkan pada Pasal 20 KUHAP. Selain dikhawatirkan melarikan diri,
penyidik khawatir tersangka akan menghilangkan barang bukti.
"Ketiga tersangka dijerat dengan Pasal 2 dan 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dengan UU Nomor 21 Tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi," kata Rustiningsih.
Kuasa hukum tersangka, Suisno, menyatakan kecewa dengan penahanan kliennya, dengan alasan keluarga sudah menjamin tersangka tidak kabur atau menghilangkan barang
bukti.
"Kami akan mengajukan penangguhan penahanan sebab tenaga ketiganya masih diperlukan di lembaganya masing-masing. Secepatrnya surat permohonan penangguhan
penahanan kami sampaikan kepada kejaksaan," ujarnya
Kasus pengadaan batik di KPU Gresik terjadi pada awal Februari 2004. Anggota KPU Gresik, Abdul Basith Fauzan, ditunjuk untuk melakukan pengadaan 24.143 potong baju
batik bagi anggota KPU Gresik, Panitia Pemilihan Kecamatan, dan Panitia Pemungutan Suara (PPS) senilai Rp 2,41 miliar. Abdul Basith, didampingi Tursilowanto Herujogi,
melaksanakan pengadaan baju batik awal Februari 2004 tanpa melalui lelang.
Panitia pengadaan menunjuk CV Karunia Agung, dengan alamat Perum Giri Asri Blok J, Kecamatan Kebomas, sebagai pelaksana proyek yang ternyata fiktif karena di
perumahan itu tidak ada kantor CV Karunia Agung sebagai rekanan KPU Gresik. Pemilik rekanan itu adik ipar Abdul Basith Fauzan, bernama Chairul Anwar. Dalam pengadaan
batik ini diduga terjadi penggelembungan harga.
Dalam laporan KPU Gresik, harga baju batik ditetapkan sebesar Rp 100.000 per potong. Padahal, untuk kualitas dan ukuran sama di gerai batik harganya hanya Rp 25.000 per
potong. Terdapat selisih harga Rp 75.000 per potong dan dalam audit Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan Jawa Timur disebutkan senilai Rp 900 juta
12.Korupsi PDAM Korupsi, Pejabat PDAM Jombang Diganti
JOMBANG, KOMPAS.com - Kepala Bagian Keuangan Perusahaan Daerah Air Minum atau PDAM Kabupaten Jombang, Bambang Irawan, mulai Selasa (19/2) digantikan oleh
Direktur Umum PDAM Kabupaten Jombang, Sonny Hersono. Penggantian itu menyusul dijebloskannya Bambang Irawan ke Rutan Kelas II B Jombang sehari sebelumnya,
setelah seminggu lamanya ditetapkan sebagai tersangka koruptor.
Belum ditunjuk pejabat baru, dan untuk sementara jabatan itu langsung saya yang pegang, karena secara organisasi posisi sebagai kabag keuangan berada di bawah tanggung
jawab saya, papar Direktur Umum PDAM Kabupaten Jombang, Sonny Hersono, Selasa (19/2).
Menurut Sonny, sekalipun sudah digelandang ke rutan, Bambang belum bisa dipecat dari jabatannya. Saya ini kan berpegangan pada asas praduga tak bersalah. Jadi sebelum
ada keputusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap, saya tak bisa memecat atau tidak memecatnya (Bambang), jelas Sonny.
Ia memaparkan, masih akan menunggu proses hukum terakhir yang akan ditempuh Bambang, termasuk jika yang bersangkutan maju hingga ke tingkat kasasi. Kalau ternyata
dalam pembuktian di pengadilan bisa terbukti ia tidak bersalah, tentu akan kami pecat dengan tidak hormat. Untuk itu saya berpegangan pada Permendagri nomor 2 tahun 2007,
pasal 43, imbuh Sonny.
Menurut Sonny, selain telah terbukti melanggar hukum perdata dengan menyelewengkan uang Dana Pensiun Bersama Perusahaan Daerah Air Minum Seluruh Indonesia
(Dapenma Pamsi) sejumlah Rp 198 juta, kini kejaksaan juga tengah berupaya membuktikan ada tidaknya perbuatan melanggar hukum yang dilakukan. Undang-undang yang

digunakan Kejaksaan Negeri (Kejari) Kabupaten Jombang untuk menjerat Bambang Irawan adalah UU Tindak Pidana Korupsi Tahun 2001 pasal 2, pasal 3, dan pasal 8 dengan
ancaman hukuman penjara lima tahun
13.Anggota DPR Didakwa Korupsi Rp 4,7 Miliar
JAKARTA, KOMPAS.com - Saleh Djasit, mantan Gubernur Riau yang kini menjadi anggota Komisi VII DPR, menghadapi sidang perdana di Pengadilan Khusus Tindak Pidana
Korupsi, Kamis (29/5). Saleh menjadi terdakwa dugaan korupsi pengadaan sejumlah mobil pemadam kebakaran di Provinsi Riau.
Ketika menjabat sebagai Gubernur Riau periode 1999-2004, Saleh diduga telah menggelembungkan harga mobil pemadam kebakaran. Deputi Bidang Penindakan Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) Ade Rahardja sebelumnya mengatakan, tindakan Saleh diduga merugikan negara sekira Rp 4,7 miliar.
Korupsi diduga dilakukan dengan modus tidak membuat harga perkiraan sendiri sehingga mengikuti harga dari rekanan serta tidak ada lelang. KPK menjerat Saleh dengan
Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 3 UU No 31/1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Hingga pukul 11.00 sidang masih berlangsung. Saleh Djasit yang mengenakan jas warna abu-abu terlihat serius menyimak surat dakwaan yang dibacakan oleh tim Jaksa
Penuntut Umum pada Komisi Pemberantasan Korupsi

14.Angelina Sondakh Terancam Hukuman 20 Tahun Penjara


JAKARTA-KOMPAS.com
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) non aktif Angelina Sondakh Kamis (6/9) menjalani sidang perdananya di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta.
Dalam sidang tersebut, jaksa penuntut umum mendakwa mantan Putri Indonesia itu melakukan tindak pidana korupsi dalam proyek pembangunan Wisma Atlet SEA Games di
Palembang dan pengadaan alat laboratorium untuk sejumlah universitas negeri.
Angelina, selaku anggota Badan Anggaran DPR, menurut jaksa turut berjasa menggiring golnya kedua proyek tersebut hingga jatuh ke tangan PT Duta Graha Indah, milik
mantan bendahara Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin. Sebagai imbalannya, kata jaksa, Angie -- begitu biasanya Angelina disapa, mendapatkan honor sebesar Rp 12,58
milliar dan U$ 2,35 juta dolar atau dengan total lebih dari Rp 33 milliar dari perusahaan milik Nazaruddin itu. Ketua jaksa penuntut umum, Agus Salim, mengatakan tindakan
Angie itu bertentangan dengan peraturan tata tertib DPR yang melarang anggota DPR melakukan korupsi, kolusi dan nepotisme, termasuk menerima gratifikasi.
Angie didakwa melanggar Undang Undang Tindak Pidana Korupsi dan terancam 20 tahun penjara. Terdakwa beberapa kali melakukan komunikasi melalui telepon atau dengan
blackberry messenger dengan Mindo Rosalina Manulang (direktur Marketing PT Permai Group) dalam rangka membicarakan tindak lanjut dan perkembangan upaya
penggiringan anggaran tersebut termasuk mengenai penyerahan imbalan uang yang sebelumnya telah dijanjikan kepada terdakwa, ujar Agus.
Usai persidangan, Angie terlihat menangis saat digiring petugas keamanan meninggalkan ruang persidangan. Kuasa Hukum Angelina Sondakh, Tengku Nasrullah, menilai surat
dakwaan penuntut umum kabur dan tidak memenuhi syarat formil dan materil dalam penyusunan surat dakwaan. Nasrullah mengatakan pihaknya akan mengajukan keberatan
atas dakwaan Jaksa Penuntut Umum tersebut.
Terlihat sekali surat dakwaan itu dipaksakan untuk sekedar untuk sekedar memenuhi konsumsi publik, sekedar memenuhi Angie sudah terlanjut ditetapkan sebagai tersangka.
Tuduhan-tuduhan penerimaan uang itu dalam kaitan apa, tidak jelas mana yang kaitan dengan Wisma Atlet, mana yang berkaitan dengan Kemendiknas. Merujuk kepada BBM
(Blackberry Messenger), pertanyaannya apakan BBM itu merupakan alat bukti yang ah yang dapat dipertanggungjawabkan, ujarnya.
Warga Jakarta yang ditemui VOA menyatakan Angelina Sondakh sebagai politikus dan publik figur tidak memberikan contoh yang baik kepada masyarakat Dengan Angie
menjadi terdakwa menunjukan Angie bukan publik figure layak dicontoh, ujar seorang pemuda bernama Zaki.

Menurut saya, Angelina Sondakh sebagai figur publik agak mengecewakan, apalagi dia juga pernah jadi Putri Indonesia, sehingga membuat kesan yang sangat buruk karena
dia terlibat kasus korupsi, ujar seorang perempuan bernama Nadia.
Sementara itu peneliti hukum dari Indonesia Corruption Watch Febri Diansyah berharap pengungkapan kasus Wisma Atlet SEA Games dan pengadaan alat laboratorium di
sejumlah universitas negeri tidak hanya berhenti sampai Angelina Sondakh. Komisi Pemberantasan Korupsi, kata Febri, harus mengungkap kasus ini secara tuntas.

15.KPK Tangani Korupsi Abdullah Puteh


Bandung detik.com
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menerima kasus dugaan korupsi Gubernur Nangroe Aceh Darussalam (NAD) Abdullah Puteh selama provinsi tersebut berada dalam
status Darurat Militer yang jumlahnya diperkirakan mencapai Rp 50 miliar. Demikian diungkapkan Wakil Ketua KPK Erry Riyana Hardjapamekas usai menghadiri Sosialisasi KPK
pada Bupati/Walikota se-Jawa Barat yang dilangsungkan, di ruang Sidang Paripurna DPRD Jabar Jl Diponegoro, Bandung, Jumat (30/4/2004) "Kapolda dan Kejati NAD sudah
melakukan pengajuan atas kasus tersebut. Kita sudah datang ke Aceh, 2 minggu yang lalu. Kita berikan perhatian khusus terhadap kasus di sana sebab laporannya sudah
lengkap," kata Erry. Selain kasus korupsi di NAD, KPK juga telah menerima laporan adanya kasus korupsi di Papua tetapi baru berupa indikasi. Terhadap kasus di daerah
lainnya, Erry mengungkapkan bahwa pihak KPK telah menerima limpahan sekitar 200 kasus. "Kasus tersebut dikumpulkan oleh KPK dari 32 propinsi di seluruh Indonesia," kata
Erry pada wartawan. Dalam kesempatan itu Erry juga menyatakan kasus korupsi di Jawa Barat tertinggi. Penilaiannya tersebut berdasarkan jumlah pengaduan masyarakat yang
masuk ke KPK. Kendati menduga demikian, dirinya mengakui hanya 5 persen dari sekitar 200 kasus korupsi yang diterima KPK dari seluruh Indonesia berasal dari Jawa Barat.
Kasus korupsi di Jawa Barat ada yang melibatkan Pemda Kabupaten/Kotamadya dan Pemda Provinsi. Diantaranya, kasus Dana Kavling yang paling menonjol di Jawa Barat.
Untuk diketahui, korupsi tersebut melibatkan ke-100 anggota DPRD Prov Jabar. Sejumlah Rp 33,4 miliar dana yang berasal dari Pos 214 APBD Jabar 2001/2002 melalui
rekening salah satu tersangkanya yang hingga sekarang masih menjabat Wakil Ketua DPRD Jabar, Koerdi Moekri dibagikan kepada seluruh anggota Dewan. Kasus dana
kavling ini mencuat sejak Juni 2002 lalu dan mulai Agustus 2002, Kejaksaan Tinggi Jawa Barat mulai melakukan penyidikan. Hingga sekarang kasus tersebut masih terkatungkatung, terhambat menunggu surat ijin Mendagri untuk memeriksa saksi-saksi yang semuanya anggota Dewan kendati sejak April 2002 sudah ditetapkan tiga tersangkanya.
Terhadap kasus Dana Kavling, Erry mengakui pihaknya tidak melakukan intervensi kendati nasib kasus korupsi tersebut terkatung-katung. Dirinya beralasan kasus tersebut
masih ditangani oleh pihak Kejati Jabar. "Kita tidak melihatnya sebagai kemacetan, kasus tersebut masih terus ditangani oleh Kejati Jabar. Tapi kami sudah memberikan
penawaran bantuan untuk melakukan penyidikan," katanya. Terhadap kasus tersebut, Erry mengatakan bahwa pihak KPK terus berkoordinasi dengan Kejaksaan Tinggi dan
akan terus mengawasi perkembangannya. "Tergantung perkembangan kalau tersendat-sendat akan kita ambil alih," katanya

2.1

Rangkuman Kliping
Kata korupsi sudah tidak asing lagi ditelinga kita. Korupsi kini sudah menjadi
suatu budaya baru yang berkembang di dalam masyarakat. Tidak hanya kalangan
pejabat pemerintah saja namun di berbagai bidang budaya korupsi nampaknya mulai
mewabah tidak hanya di Indonesia tapi di dunia. Banyak upaya yang sudah dilakukan
tentunya , namun sampai saat ini upaya pemberantasan korupsi di Indonesia belum
menunjukkan kemajuan signifikan.
Berdasarkan kumpulan kiping atau artikel-artikel yang ada, dapat dilihat bahwa
kebanyakan kasus korupsi yang ada di Indonesia didominasi oleh korupsi di bidang
infrastruktur, seperti yang kita lihat dalam kasus proyek Hambalang, serta penyimpangan
pengerjaan rehabilitasi ruang kelas dan gedung perpustakaan Sekolah Dasar (SD) tahun
ajaran 2011-2012 Dinas Pendidikan dan Pengajaran (Disdikjar) Kabupaten Simalungun.
Disusul dengan anggaran/keuangan daerah, seperti yang kita lihat dalam kasus korupsi
dana panjar insentif ajudan bupati dan wakil bupati dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) Tahun 2005-2006 yang dilakukan oleh Mantan Bupati
Simalungun Zulkarnain Damanik dan yang terakhir pendidikan seperti yang ada dalam
kasus korupsi pengadaan buku dan modul belajar, ijazah dan sistem manajemen
komputer oleh Dirjen Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Depdiknas serta korupsi
pengadaan alat peraga pendidikan di Banjarnegara
Selama semester I tahun 2012, Indonesia Corruption Watch (ICW) mencoba
menganalisis berbagai data penyidikan korupsi. Alhasil, ternyata sebanyak 285 kasus
korupsi di Indonesia sudah merugikan negara sebesar Rp 1,22 triliun. ICW juga
mencermati modus yang terjadi dalam korupsi didominasi penggelapan sebanyak 92
kasus, penggelembungan dana (mark up) 83 kasus, penyalahgunaan wewenang 20
kasus, kegiatan/proyek fiktif 19 kasus, penyalahgunaan anggaran 18 kasus, penyuapan
15 kasus, laporan fiktif 13 kasus, pungutan liar 10 kasus, pemotongan anggaran 8 kasus,
gratifikasi 2 kasus, dan lain-lain sebanyak 5 kasus. Semua kasus ini sudah masuk dalam
tahap penyidikan, sementara aparat Kejaksaan, Kepolisian, dan Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) telah menetapkan tersangka yang diduga terlibat. Sebagai contoh dapat
kita lihat dari kliping yaitu telah ditetapkannya Andi Malarangeng sebagai Tersangka
selaku Menpora atau pengguna anggaran Kemenpora dalam kasus dugaan korupsi
proyek pengadaan sarana dan prasarana Hambalang tahun 2010-2012 yang ihwal
penetapannya diketahui melalui surat permohonan pencegahan yang dikirimkan KPK
kepada Dirjen Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM. Selain itu KPK juga telah
mentapkan 2 (dua) orang mantan pejabat BI, yaitu Budi Mulya dan Siti Fadjrijah sebagai
Tersangka Kasus Bank Century. Beberapa contoh kasus lainnya yaitu mengenai
ditetapkannya tersangka korupsi pengadaan alat peraga pendidikan di Banjarnegara
serta mantan Kepala STPP Magelang yang menjadi Tersangka dalam kasus dugaan
korupsi dana pendidikan dan latihan (diklat) pembekalan lanjutan.

BAB III
Tinjauan Etis Kristen Terhadap Korupsi di Indonesia
Dalam Alkitab kata uang sering muncul dan seperti yang kita ketahui bahwa
korupsi berkaitan erat dengan masalah uang. Jika kita melihat pandangan Alkitab tentang
korupsi secara umum, Alkitab secara tegas mengatakan bahwa kecintaan kita terhadap
uang adalah suatu kesia-siaan semata. Hal tersebut dipertegas pada Pengkhotbah 5 : 9
Siapa yang mencintai uang tidak akan puas dengan uang,dan siapa mencintai kekayaan
tidak akan puas dengan penghasilannya.Ini pun sia-sia . Seperti yang kita tahu bahwa
uang bersifat sementara jadi jika kita mencintai uang itu sama saja kita telah melakukan
suatu perbuatan yang sia-sia .
Bukan hanya kesia-siaan saja, apabila di dunia ini kita hanya mencari kekayaan
bagi diri kita sendiri tanpa memperdulikan nasib orang lain, kita dapat menjadi seorang
hamba uang seperti yang tertulis di dalam 2 Timotius 3 : 1-4, pada ayat tersebut

dijelaskan setiap orang yang mencari kekayaan akan menjadi seorang pemberontak,
menyombongkan diri, memfitnah, dan sampai akhirnya manusia lebih menuruti hawa
nafsu daripada Allah.
Pada hukum Taurat Allah kembali menjelaskan mengenai hal ini yaitu pada
hukum taurat ke-8:Jangan mencuri. kemudian pada hukum taurat ke-10:Jangan
mengingini rumah sesamamu;jangan mengingini isterinya,atau hambanya laki-laki;atau
hambanya perempuan,atau lembunya atau keledainya,atau apa pun yang dipunyai
sesamamu. Ini berarti bahwa perbuatan kita yang mengingini milik orang lain
merupakan larangan utama bagi Allah karna itu terdapat di dalam Hukum Taurat.
Kecintaan kita terhadap uang bukan saja akan menimbulkan satu kejahatan saja
tetapi akan menimbulkan berbagai-bagai kejahatan lainnya karna keserakahan yang ada
pada kita. Hal itu digambarkan juga oleh Alkitab pada 1 Timotius 6:10 Karena akar
segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah
menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka. Disini kita
bisa melihat bahwa uang adalah salah satu dasar bagi kita untuk melakukan berbagai
kejahatan karna demi uang kita rela melakukan apa saja tanpa lebih dulu memikirkan
akibatnya.
Seperti yang kita ketahui bahwa korupsi tidak hanya ditinjau dari Alkitab saja
namun ada hukum yang mengatur tentang tindakan itu. Dalam hukum istilah korupsi
sebagai yuridis baru digunakan pada tahun 1957, yaitu dengan adanya Peraturan
Penguasa Militer yang berlaku di daerah kekuasaan Angkatan Darat 1.
Korupsi termasuk cakupan tindak pidana dan termasuk dalam tindak pidana
khusus yang diatur dalam KUHP, namun ketentuan-ketentuan tindak pidana korupsi
yang terdapat dalam KUHP dirasa kurang efektif dalam mengantisipasi atau bahkan
mengatasi permasalahan tindak pidana korupsi.Oleh karena itu dibentuklah suatu
peraturan perundang-undangan guna memberantas masalah korupsi,dengan harapan
dapat mengisi serta menyempurnakan kekurangan yang terdapat di dalam KUHP. Dan
bukan hanya penyempurnan dalam bentuk undang-undang saja penyelesaian tindak
pidana korupsi juga dibantu oleh sebuah lembaga Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
yang bertugas melakukan penyelidikian, penyidikan dan pemeriksaan kasus korupsi di
Indonesia.
Menurut Pasal 2 ayat (1) UU Tipikor : Setiap orang yang secara melawan hukum
melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang
dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara dipidana dengan pidana
penjara paling sedikit 4 tahun dan paling lama 20 tahun dan denda paling sedikit
Rp200.000.000 (dua ratus juta rupiah)dan paling banyak Rp1.000.000.000(satu miliar
rupiah).2
Unsur unsur tindak pidana korupsi dalam pasal ini,yaitu:
a. Melawan hukum
b. Memperkaya diri sendiri atu orang lain atau suatu korporasi
c. Yang dapat merugikan keuangan Negara atau perekonomian negara
Dan menurut UU No.31 Tahun 1999 jo. UU No.20 Tahun 2001,bentuk sanksi pidana
yang dapat dikenakan kepada pelaku Tipikor adalah Pidana Penjara dan Pidana
Denda,tergantung bobot dan kualifikasi Tipikor yang dilakukan 3. Pelaku dikenakan pidana
denda dan apabila pelaku tidak mampu membayar ketentuan denda tersebut dikenakan
pidana tambahan.Pelaku tindak pidana korupsi juga harus membayar uang pengganti

1 Evi Hartantin, Tindak Pidana Korupsi.Semarang, halaman 22


2

Ibid, Evi Hartantin halaman 28

3 Marwan Effendy, Korupsi dan Pencegahannya.Jakarta, halaman 153

atas perbuatannya dan apabila pelaku tidak dapat membayar uang pengganti tersebut
penegak hukum (dalam hal ini adalah Jaksa) berhak untuk menyita harta benda milik
pelaku untuk membayar uang pengganti dan apabila harta bendanya juga tidak ada
untuk disita maka pelaku dikenakan pidana penjara yang lamanya tidak melebihi
ancaman maksimum dari ancaman pidana pokok sesuai dengan ketentuan dalam
Undang-undang ini dan lamanya pidana tersebut sudah ditentukan dalam putusan
pengadilan.Sebagaimana hal ini diatur pada pasal 18 No.31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Ancaman pidana penjara bervariasi yang dikenakan kepada pelaku Tipikor mulai dari
pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun penjara,paling lama 20 tahun penjara
,sampai pidana penjara maksimal seumur hidup.Bahkan,untuk perkara Tipikor yang
dilakukan dalam keadaan tertentu kepada pelaku dapat dijatuhi ancaman mati. (Pasal 2
ayat (2) UU No.31 Tahun 1999 jo.UU No.20 Tahun 2001 ).
Yang dimaksud dengan "keadaan tertentu" dalam ketentuan ini adalah keadaan yang
dapat dijadikan alasan pemberatan pidana bagi pelaku tindak pidana korupsi yaitu
apabila tindak pidana tersebut dilakukan terhadap dana-dana yang diperuntukkan bagi
penanggulangan keadaan bahaya, bencana alam nasional, penanggulangan akibat
kerusuhan sosial yang meluas, penanggulangan krisis ekonomi dan moneter, dan
pengulangan tindak pidana korupsi.

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Tindak pidana korupsi merupakan tindakan yang merugikan bangsa dan negara.
Perbuatan korupsi tidak hanya berlawanan dengan hukum, tetapi juga bertentangan
dengan firman Allah. Walaupun demikian para koruptor semakin merajalela melakukan
tindakan korupsi tersebut.
Dapat disimpulkan, bahwa tidak adanya kesadaran para koruptor tersebut untuk
menjadikan bangsa nya menjadi lebih baik dan menjadikan bangsa yang jujur serta
disiplin dan semakin menjadikan korupsi seperti kebudayaan yang telah lazim
dilakukan oleh para koruptor. Padahal dengan budaya tersebut telah membuat citra
Indonesia semakin memburuk di mata dunia internasional, dan semakin tidak dipercaya.
Dikarenakan juga kasus korupsi yang ditemukan di Negara Indonesia yang merupakan
urutan ke 3 yang melakukan tindakan korupsi terbanyak di dunia.
Selain itu, para penegak hukum tidak memberlakukan para tindak pidana korupsi
secara adil dan tidak mengikuti prosedur yang ada, sehingga terkadang hukuman bagi
koruptor terkesan tidak terlalu memberatkan di bandingkan tindak pidana yang lain. Ini
lah yang menyebabkan para tindak korupsi semakin merajalela dan tidak lagi ada
kejujuran didalam dirinya sehingga ada orang yang beranggapan bahwa hukuman bagi
para tindakan korupsi tidak setimpal dengan apa yang telah dilakukannya. Hukuman
berat itu seakan-akan dapat dihindari dengan melakukan melakukan suap menyuap,
ataupun dengan menggunakan kekuasaan yang ada pada dirinya. Dan kini sudah
menjadi rahasia umum apabila pelaksanaan hukum di Indonesia memiliki basnyak
kejanggalan dengan banyaknya penyimpangan-penyimpangan dan hukuman yang
didapatkan dari seseorang tersebut tergantung akan jabatan yang ia miliki.

4.2

Saran
Pemerintah
Diharapkan untuk mencerminkan sikap yang jujur dan bertanggung
jawab sebagai penyelenggara negara karena pemerintah adalah orang-orang
yang telah dipercayai oleh rakyat untuk mengatur kehidupan berbangsa dan
bernegara ini.
Para Penegak Hukum
Diharapkan untu menjalankan proses hukum sesuai dengan
prosedur,jujur,tidak menerima suap dalm bentuk apapun dan menjalankan
tugasnya sebagai penegak hukum terutama dalan kasus korupsi.
Mahasiswa
Mahasiswa menyadari bahwa korupsi adalah perbuatan yang tidak baik,
tidak dikehendaki oleh hukum dan agama karna korupsi tidak hanya merugikan
negara, tetapi diri sendiri,keluarga, juga masyarakat banyak.
Dosen
Untuk para dosen diharapkan untuk lebih meningkatkan pendidikan
karakter dan meningkatkan penanaman moral yang baik melalui falsafah
pancasila yang dianut oleh negara kita.

DAFTAR PUSTAKA
Syamsuddin,Aziz. 2011. Tindak Pidana Khusus . Jakarta:Sinar Grafika
Hartanti,Evi. 2005. Tindak Pidana Korupsi. Semarang:Sinar Grafika
Effendy,Marwan 2010. Korupsi dan Pencegahan.Jakarta:Timpani Publishing
http://www.scribd.com/doc/41278747/Undang-Undang-Nomor-31-Tahun-1999-TtgPemberantasan-Tindak-Pidana-Korupsi-Jo-UU-No-20-Tahun-2001
http://repo.unsrat.ac.id/75/1/UANG_PENGGANTI_SEBAGAI_PIDANA_TAMBAHAN_DAL
AM_PERKARA_KORUPSI.pdf
http://nasional.kompas.com/read/2012/12/07/10113896/Tersangka..Andi.Mallarangeng.M
undur.sebagai.Menpora
http://news.detik.com/read/2012/12/07/112737/2112067/10/kelar-kpk-tandatangani-suratpenetapan-tersangka-kasus-century
http://www.tribunnews.com/2012/12/12/korupsi-gedung-sd-simalungun-rp-502-mdilaporkan-ke-kejagung
http://www.tribunnews.com/2012/11/29/mantan-bupati-simalungun-zulkarnain-damanikdituntut-6-tahun-penjara
http://nasional.kompas.com/read/2012/10/04/1731004/Satu.Semester.Korupsi.Rugikan.N
egara.Rp.1.22.Triliun
http://regional.kompas.com/read/2012/10/24/03162870/Tersangka.Korupsi.Pengadaan.Al
at.Peraga.Pendidikan.di.Banjarnegara.Ditahan
http://nasional.kompas.com/read/2009/02/04/20251924/tersangka.korupsi.mantan.kepala
.stpp.magelang.ditahan.
http://lipsus.kompas.com/dulmatin/read/2008/12/10/11485558/Terdakwa.Korupsi.Dana.Ts
unami.Divonis.Dua.Tahun
http://nasional.kompas.com/read/2008/10/10/21024549/terdakwa.korupsi.rs.jiwa.surakart
a.dituntut.penjara.2.tahun
http://nasional.kompas.com/read/2008/09/23/16083841/
http://nasional.kompas.com/read/2008/12/09/19284013/tersangka.korupsi

TINJAUAN ETIS KRISTEN


TERHADAP KORUPSI di INDONESIA
DISUSUN OLEH :

Florence Permenta Manik


Feby Ratu Angela Purba
Chelsya Stepanie S

(120200
(120200399)
(120200

DOSEN PEMBIMBING
Prof. Dr. Risnawati Sinulingga, Mth

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2012
BAB I

PENDAHULUAN
1.1

LATAR BELAKANG
Korupsi (bahasa latin: corruptio dari kata kerja corrumpere yang

bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutar balik, menyogok) atau rasuah


adalah tindakan pejabat publik, baik politisi maupun pegawai negeri, serta pihak
lain yang terlibat dalam tindakan itu yang secara tidak wajar dan tidak legal
menyalahgunakan kepercayaan publik yang dikuasakan kepada mereka untuk
mendapatkan keuntungan sepihak.4 Korupsi adalah tindakan perbuatan yang
merugikan kepentingan umum ( publik ) dan masyarakat demi kepentingan
pribadi atau golongan. Korupsi adalah penyalahgunaan kekuasaan atau jabatan
publik untuk keuntungan pribadi. Korupsi adalah mengambil sesuatu yang bukan
merupakan haknya yang berasal dari keuangan Negara yang dilakukan oleh
pejabat public demi kepentingan atau keuntungan pribadi. Korupsi adalah
tindakan yang dilakukan oleh pejabat publik yang dapat merusak perekonomian
Negara .
Dari sudut pandang hukum, tindak pidana korupsi secara garis besar
memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:
1. Memperkaya diri sendiri, artinya bahwa perbuatan melawan hukum itu pelaku
menikmati bertambahnya kekayaan atau harta benda miliknya sendiri.
2. Memperkaya orang lain, maksudnya akibat perbuatan melawan hukum dari
pelaku, ada orang lain yang menikmati bertambahnya kekayaannya atau
bertambahnya harta bendanya. Jadi, di sini yang diuntungkan bukan pelaku
langsung.
3. Memperkaya korporasi, atau mungkin juga yang mendapat keuntungan dari
perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh pelaku adalah suatu
korporasi, yaitu kumpulan orang atau kumpulan kekayaan yang terorganisasi,
baik merupakan badan hukum maupun bukan badan hukum (Pasal 1 angka 1
undang- undang Nomor 31 Tahun 1999).

4 Aziz Syamsuddin, Tindak Pidana Khusus, Jakarta, 2011, halaman 137.

Dalam arti yang luas, korupsi atau korupsi politis adalah penyalahgunaan
jabatan resmi untuk keuntungan pribadi. Semua bentuk pemerintah pemerintahan
rentan korupsi dalam prakteknya. Beratnya korupsi berbeda-beda, dari yang
paling ringan dalam bentuk penggunaan pengaruh dan dukungan untuk memberi
dan menerima pertolongan, sampai dengan korupsi berat yang diresmikan, dan
sebagainya. Titik ujung korupsi adalah kleptokrasi, yang arti harafiahnya
pemerintahan oleh para pencuri, dimana pura-pura bertindak jujur pun tidak ada
sama sekali.
Korupsi yang muncul di bidang politik dan birokrasi bisa berbentuk sepele
atau berat, terorganisasi atau tidak. Walau korupsi sering memudahkan kegiatan
kriminal seperti penjualan narkotika, pencucian uang, dan prostitusi, korupsi itu
sendiri tidak terbatas dalam hal-hal ini saja. Untuk mempelajari masalah ini dan
membuat solusinya, sangat penting untuk membedakan antara korupsi dan
kriminalitas kejahatan.
Tergantung dari negaranya atau wilayah hukumnya, ada perbedaan antara
yang dianggap korupsi atau tidak. Sebagai contoh, pendanaan partai politik ada
yang legal di satu tempat namun ada juga yang tidak legal di tempat lain.
Kondisi yang mendukung munculnya korupsi5:

Konsentrasi kekuasan di pengambil keputusan yang tidak bertanggung


jawab langsung kepada rakyat, seperti yang sering terlihat di rezim-

rezim yang bukan demokratik.


Kurangnya transparansi di pengambilan keputusan pemerintah.
Kampanye-kampanye politik yang mahal, dengan pengeluaran lebih

besar dari pendanaan politik yang normal.


Proyek yang melibatkan uang rakyat dalam jumlah besar.
Lingkungan tertutup yang mementingkan diri sendiri dan jaringan

"teman lama".
Lemahnya ketertiban hukum.
Lemahnya profesi hukum.
Kurangnya kebebasan berpendapat atau kebebasan media massa.
Gaji pegawai pemerintah yang sangat kecil

5 Lihat Dr. Marwan Effendy, S.H., Korupsi dan Pencegahannya. Jakarta, halaman 77

1.2 Rumusan Masalah

Dalam makalah Tinjauan Etis Kristen Terhadap Korupsi di Indonesia kami


mengangkat tiga rumusan masalah yaitu :
4. Bagaimana gambaran umum tentang korupsi di Indonesia dari kumpulan kliping ini?
5. Bagaimana tinjauan etis Kristen terhadap korupsi di Indonesia?
6. Apa yang menjadi kesimpulan dan saran ?

BAB II
ULASAN TEORI

2.1 Kumpulan Kliping


1.Tersangka, Andi Mallarangeng
Mundur dari Jabatan Menpora
JAKARTA, KOMPAS Menteri
Pemuda
dan
Olahraga
Andi
Mallarangeng menyatakan telah
mengajukan pengunduran diri dari
jabatannya pascapencekalan terhadap
dirinya oleh Komisi Pemberantasan
Korupsi
(KPK).
Pengajuan
pengunduran diri telah disampaikan
kepada Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono, Jumat (7/12/2012) pagi.
"Sehubungan dengan pengumuman
penetapan KPK tentang pencekalan
saya kemarin, tanggal 6 Desember,
maka saya telah menghadap Bapak
Presiden dan mengajukan surat
pengunduran diri saya," kata Andi
dalam jumpa pers di Kemenpora,
Jakarta, pagi ini.
Menurutnya, jabatan adalah amanah.
Jabatan sebagai Menpora dijalaninya
untuk membantu Presiden SBY
dalam menjalankan pemerintahan.
"Dengan pencekalan ini, saya akan
tidak efektif menjalankan tugas,"
katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya,
KPK menyatakan telah mencekal
Andi Mallarangeng ke luar negeri
selama enam bulan. Ia juga
ditetapkan sebagai tersangka dalam
kasus dugaan korupsi proyek
Hambalang. Wakil Ketua KPK
Busyro Muqoddas membenarkan hal
tersebut.
"Iya," kata Busyro, saat dikonfirmasi
wartawan, Kamis (6/12/2012).
Ihwal penetapan Andi sebagai
tersangka ini diketahui melalui surat
permohonan
pencegahan
yang

dikirimkan KPK kepada Direktorat


Jenderal
Imigrasi
Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Surat bernomor 4569/01-23.12.2012
tanggal 3 Desember 2012 itu
menyebutkan status Andi sebagai
tersangka.
Saat ini, KPK sedang melakukan
penyidikan tindak pidana korupsi
terkait pembangunan pengadaan
sarana dan prasarana Hambalang
tahun anggaran 2010-2012 yang
dilakukan oleh tersangka Andi Alfian
Mallarangeng selaku Menpora atau
pengguna anggaran Kemenpora.
"Andi
dan
kawan-kawan
sebagaimana dimaksud Pasal 2 Ayat
1 dan Pasal 3 Undang-Undang
Pemberantasan
Tindak
Pidana
Korupsi
guna
kepentingan
penyidikan," kata Busyro.
2.Kelar! KPK Tandatangani Surat
Penetapan
Tersangka
Kasus
Century
Jakarta-KOMPAS.com
KPK
akhirnya resmi menandatangani surat
perintah dimulainya penyidikan
kasus
Century.
KPK
sudah
menetapkan 2 mantan pejabat BI,
Budi Mulya dan Siti Fadjrijah
sebagai
tersangka.
"Tadi pagi sprindik Century sudah
kita tanda tangani," jelas Ketua KPK
Abraham Samad dalam jumpa pers
di KPK, Jl Rasuna Said, Kuningan,
Jakarta,
Jumat
(7/12/2012).
Samad mengakui bahwa sempat ada
hambatan-hambatan dalam proses
kasus Century, namun semuanya
sudah selesai. Surat Sprindik sudah

diteken

pimpinan

KPK.

"Jadi kesimpulannya sudah saya


tanda tangani," jelasnya.
Beberapa waktu lalu dalam rapat
dengan Timwas Century, Abraham
Samad sempat mengungkapkan
adanya indikasi korupsi pada 2 orang
di kasus Century yakni BM dan SF.
Saat itu secara tegas Samad belum
menyebut tersangka. Namun kini
semuanya terang, kedua orang itu
sudah menjadi tersangka.
3.Korupsi Gedung SD Simalungun
Rp 50,2 M Dilaporkan ke
Kejagung
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA
- Dugaan penyimpangan pengerjaan
rehabilitasi ruang kelas dan gedung
perpustakaan Sekolah Dasar(SD)
tahun ajaran 2011-2012 Dinas
Pendidikan
dan
Pengajaran
(Disdikjar) Kabupaten Simalungun,
Sumatera Utara, dilaporkan ke
Kejaksaan Agung RI di Jakarta, pada
Rabu (12/12/2012).
Laporan yang terdiri dari enam
berkas pengaduan itu, terindikasi
telah terjadi tindak penyelewengan
dana (korupsi) sebesar lebih dari Rp
50,2 miliar.
"Dari beberapa data yang kami
investigasi, ditemukan di sejumlah
lokasi, pengerjaan rehab ruang kelas
yang bersumber dari dana Bantuan
Sosial Tahun ajaran 2012 dan dana
alokasi khusus (DAK) tahun ajaran
2011, telah melanggar petunjuk
pelaksanaan dan petunjuk teknis,"
ujar Ketua DPP LSM Macan
Habonaron
Siantar-Simalungun,
Jansen Napitu, selaku pelapor, dalam
siaran
pers
yang
diterima

Tribunnews.com,
(12/12/2012).

Rabu

Menurut
Jansen,
pengerjaan
rehabilitasi gedung sekolah tidak
dikerjakan dengan sistem swakelola
yang melibatkan pihak sekolah,
pengurus
komite,
dan
memberdayakan
masyarakat
setempat.
Proyek
itu
justru
dikerjakan sejumlah rekanan proyek
atau pihak ketiga yang diarahkan
beberapa
pejabat
di
lingkup
Disdikjar Kabupaten Simalungun.
Kepada Jaksa Agung Muda Inteligen
(Jamintel) Adjad Sudradjat, Jansen
dan rombongan menerangkan, bahwa
Disdikjar Kabupaten Simalungun
diduga telah menerima kucuran dana
APBN untuk merehab ruang kelas
dan pembangunan perpustakaan SD,
dan dikerjakan seluruhnya di 2012
ini.
Ia merinci, bahwa sebanyak 495
ruang kelas di 168 SD Kabupaten
Simalungun direhab dengan PAGU
Anggaran Bansos Tahun Ajaran 2012
senilai lebih dari Rp 31 miliar.
Kemudian, sebanyak 665 ruang kelas
di 244 SD direhab dengan PAGU
Anggaran DAK TA 2011 berjumlah
lebih dari Rp 46 miliar.
Hasil penelusuran, terungkap seluruh
dana yang ditransfer ke masingmasing rekening sekolah, ternyata
telah diambil para pihak rekanan.
Dana tersebut diserahkan langsung
para kepala sekolah ke pihak
rekanannya.
Bagi Jansen, tindakan itu merupakan
arahan dan petunjuk dari sejumlah
pejabat teras di Dinas Pendidikan
Kabupaten Simalungun.

Ironisnya lagi, sebut Jansen, para


kepala sekolah mengaku pihak
rekanan tersebut merupakan orang
dekat Bupati Simalungun Jopinus,
Ramli Saragih.
"Menurut pengakuan kepala sekolah,
orang dekat Bupati (pihak rekanan)
mengatakan sebanyak 15 persen dari
anggaran rehab adalah jatah bupati
JR Saragih. Kemudian 7,5 persen
untuk anggota DPRD dan Kejaksaan
Negeri Simalungun, serta 3 persen
untuk kepala UPTD Kecamatan.
Sedangkan para kepala sekolah
dijanjikan menerima 10 persen,"
paparnya sembari menduga Bupati
Simalungun menerima jatah atau fee
tersebut karena telah melakukan
pembiaran terhadap tindakan itu.
"Berkas pengaduan yang kami
serahkan lengkap dengan bukti surat
pernyataan kepala sekolah, kwitansi
penyerahan uang, dan pengakuan
yang direkam secara audio visual,
serta
bukti-bukti
lainnya,"
tambahnya.
LSM tersebut memperkirakan, dana
yang diduga dikorupsi secara
keseluruhan mencapai Rp 50 miliar.
Adalah sebanyak Rp 20 miliar lebih
dari dana Bansos, Rp 23 miliar lebih
dari dana DAK, dan Rp 5 miliar dari
dana pembangunan perpustakaan.
Jamintel Adjat Sudradjat sangat
mengapresiasi laporan pengaduan
tersebut. Pihak Kejagung akan
menjadikan data dari laporan
tersebut sebagai petunjuk awal
untuk penyelidikan.
"Laporan pengaduan ini juga sudah
saya sampaikan kepada Jaksa Agung,
Basrif Arief SH, dan beliau telah

member
signal
untuk
segera
menindaklanjutinya," terang Adjat.
Dalam kesempatan yang sama, Adjat
meminta LSM tersebut menyerahkan
ulang berkas laporan dugaan kasus
korupsi lainnya yang pernah
dilaporkan ke Kejagung namun tak
kunjung ditindaklanjuti.
Hingga berita ini ditulis, belum
diperoleh konfirmasi dari pihak
Dinas Pendidikan dan Pengajaran
Kabupaten Simalungun, maupun
Pemeritah Kabupaten Simalungun.

4.Mantan Bupati Simalungun


Zulkarnain Damanik Dituntut 6
Tahun Penjara
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN Mantan
Bupati
Simalungun
Zulkarnain
Damanik
dituntut
hukuman enam (6) tahun penjara.
Pria berbadan gemuk ini dinyatakan
bersalah karena dinilai melakukan
korupsi dana panjar insentif ajudan
bupati dan wakil bupati dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) Tahun 2005-2006
sehingga merugikan negara sebesar
Rp 529.654.638
Jaksa penuntut umum (JPU) Armadi
P Barus dan JM Butarbutar juga
menuntut
Zulkarnain
Damanik
membayar denda sebesar Rp 300 juta
subsider enam (6) bulan penjara.
Serta menuntut terdakwa membayar
uang pengganti Rp 361 juta subsider
tiga tahun penjara.
Tuntutanini dibacakan dalam sidang
di
Pengadilan
Tipikor
pada
Pengadilan Negeri (PN) Medan,
Kamis (29/11/2012).

Dalam
tuntutannya,
JPU
menyatakan perbuatan terdakwa
melanggar pasal 2 UU Tipikor
seperti dakwaan primer JPU .
"Terdakwa terbukti secara sah dan
meyakinkan bersalah melakukan
tindak pidana korupsi, yang dapat
merugikan
negara
atau
perekonomian negara sebagaimana
diatur pada pasal 2 ayat 1 UU RI No
31 tahun 1999 tentang Tipikor,
sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang RI No 20 Tahun
2011 tentang Perubahan UndangUndang Nomor 31 Tahun 1999
tentang
Pemberantasan
Tindak
Pidana Korupsi jo Pasal 18 UU RI,
sebagaimana dakwaan primer jaksa
penuntut umum," ujar jaksa.
Dalam dakwaan jaksa, disebutkan
bahwa Zulkarnaen Damanik yang
ketika itu menjabat sebagai Bupati
Pemkab
Simalungun
bersama
Bendahara Umum Daerah Pemkab
Simalungun
(berkas
terpisah),
menandatangani nota dinas pencairan
anggaran pada Februari 2006.
Kemudian, dana dicairkan secara
bertahap, masing-masing untuk
panjar insentif ajudan bupati dan
wakil bupati sebesar Rp 4.800.000,
dana panjar upah pungut PBB over
target Rp753.446.727, dana untuk
CV
Cail
Utama
sebesar
Rp100.408.750 dan dana sebesar
Rp130.355.729 untuk Swiss F
Damanik.
Pendandatanganan
nota
dinas
pencairan dana itu dinilai menyalahi
undang-undang, karena APBD 2006
belum disahkan. Dana panjar untuk
ajudan bupati dan wakil sebesar Rp
4.800.000 sudah dikeluarkan pada 29
Desember 2005. Hal serupa terjadi

pada dana panjar upah pungut PBB


overtarget.
Dana
itu
sudah
dikeluarkan pada 29 Desember 2005.
Sementara itu, cek pengeluaran
Rp100.408.750
dan
Rp130.355.729 dikeluarkan
Februari 2006. Dana itu tidak
peruntukanya
dan
tidak
dipertanggungjawabkan.

dana
cek
pada
jelas
bisa

Atas perbuatan terdakwa yang


dilakukannya bersama-sama dengan
Bendahara Umum Daerah, Sugiati,
negara mengalami kerugian sebesar
Rp 529.654.638.
Usai mendengarkan tuntutan jaksa,
terdakwa melalui tim penasehat
hukumnya
menyatakan
akan
mengajukan
pleidoi
(nota
pembelaan). Sementara itu, majelis
hakim menunda persidangan hingga
tanggal
10
Desember
2012
mendatang,
dengan
agenda
mendengarkan
pembelaan
atau
pledoi.

5.Satu Semester, Korupsi Rugikan


Negara Rp 1,22 Triliun
JAKARTA, KOMPAS.com
Selama semester I tahun 2012,
Indonesia Corruption Watch (ICW)
mencoba menganalisis berbagai data
penyidikan korupsi. Alhasil, ternyata
sebanyak 285 kasus korupsi di
Indonesia sudah merugikan negara
sebesar Rp 1,22 triliun. Ironisnya,
sektor infrastruktur yang sedang
didorong
pemerintah
malah
menduduki posisi teratas tindak
korupsinya.

Anggota Tim Divisi Investigasi ICW,


Tama
S
Langkung,
Kamis
(4/10/2012) di Jakarta, mengatakan,
infrastruktur mendominasi dengan
jumlah
87
kasus,
disusul
anggaran/keuangan daerah sebanyak
50 kasus, dan pendidikan 29 kasus.
Ketiga sektor ini masih tetap
mendominasi kasus korupsi dari
tahun ke tahun.
Pemantauan dilakukan pada 1
Januari-31
Juni
2012,
yang
didasarkan data media online,
termasuk data penanganan kasus
yang bersumber dari situs aparat
penegak hukum.
Semua kasus ini sudah masuk dalam
tahap penyidikan, sementara aparat
Kejaksaan, Kepolisian, dan Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) telah
menetapkan tersangka yang diduga
terlibat.
Tama mengatakan, jumlah tersangka
sebanyak 597 orang ini lebih tinggi
dibandingkan jumlah tersangka yang
diproses hukum pada 2010 yang
hanya
441
orang.
Namun,
dibandingkan periode yang sama
tahun 2011, jumlah tersangka
mencapai 1.053 orang.
Dari sisi kuantitas, jumlah kasus
korupsi periode yang sama tahun
2010 sebanyak 176 kasus dan tahun
2011 sebanyak 436 kasus.
ICW juga mencermati modus yang
terjadi dalam korupsi didominasi

penggelapan sebanyak 92 kasus,


penggelembungan dana (mark up) 83
kasus, penyalahgunaan wewenang 20
kasus, kegiatan/proyek fiktif 19
kasus, penyalahgunaan anggaran 18
kasus, penyuapan 15 kasus, laporan
fiktif 13 kasus, pungutan liar 10
kasus, pemotongan anggaran 8
kasus, gratifikasi 2 kasus, dan lainlain sebanyak 5 kasus.

6.Tersangka Korupsi Pengadaan


Alat Peraga Pendidikan di
Banjarnegara Ditahan
SEMARANG, KOMPAS.com
Hari Sudiarto (47), tersangka kasus
korupsi pengadaan alat peraga
pendidikan dan sarana pembelajaran
sekolah dasar (SD) Kabupaten
Banjarnegara tahun 2011, ditahan
Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa
Tengah.
Ia
ditahan
setelah
sebelumnya menjalani pemeriksaan
selama lebih kurang 3,5 jam di
kantor
Kejati
Jateng,
Selasa
(23/10/2012).
Asisten Pidana Khusus Kejati Jateng
Wilhelmus
Lingitubun
menyampaikan,
tersangka
merupakan Direktur Utama CV
Wahana Mulia Bersama sebagai
penyedia barang. "Untuk proyeknya
sendiri senilai Rp 6,5 miliar, dan
spesifikasi alat peraga pendidikan
dan sarana pembelajaran SD ini tidak
sesuai dengan kontrak," katanya saat
memberikan keterangan.

Terkait dengan jumlah kerugian


negara, ia mengatakan, hal itu masih
dalam
perhitungan
Badan
Pengawasan
Keuangan
dan
Pembangunan (BPKP) Perwakilan
Jawa Tengah.
Dalam kasus ini, Kejati Jateng juga
telah menetapkan tersangka lain,
yakni Agus Sutikno selaku pejabat
pembuat komitmen. Namun, yang
bersangkutan
belum
menjalani
pemeriksaan.
"Sudah ada 107 saksi yang diperiksa,
termasuk dari Dinas Pendidikan
setempat dan juga ada pengembalian
uang sebesar Rp 290 juta," ujarnya.
Ia mengatakan, Agus akan menjalani
pemeriksaan dalam waktu dekat.
Tidak menutup kemungkinan, kata
dia, akan dilakukan penahanan
terhadap Agus guna kepentingan
penyidikan.
Penasihat hukum Hari, Saut Irianto,
mengatakan,
pihaknya
tidak
mengetahui persis di mana letak
kesalahan kliennya dalam kasus itu.
Menurutnya, semua prosedur lelang
dilakukan secara online sehingga
tidak ada kesepakatan tertentu antara
panitia lelang dan kliennya.

"Spesifikasi alat peraga sudah sesuai,


justru barang bukti perkara lain
dimasukkan ke dalam perkara ini.
Kami akan buktikan jika klien kami
tidak pernah memberikan uang Rp 1
miliar pada pejabat setempat seperti
yang dituduhkan," tandasnya.
Tersangka Hari Sudiarto ditahan
selama 20 hari di LP Kelas I
Kedungpane Semarang dan dijerat
dengan Pasal 2 serta Pasal 3 UndangUndang Nomor 20 Tahun 2001
tentang Perubahan Atas UndangUndang Nomor 31 Tahun 1999
tentang
Pemberantasan
Tindak
Pidana Korupsi.

7.Tersangka Korupsi, Mantan


Kepala STPP Magelang Ditahan
MAGELANG,Kompas.com
Mantan Kepala Sekolah Tinggi
Penyuluh
Pertanian
Magelang
Thomas Widodo resmi ditahan oleh
Kejaksaan
Negeri
(Kejari)
Kabupaten Magelang terkait kasus
dugaan korupsi dana pendidikan dan
latihan (diklat) pembekalan lanjutan
sebesar Rp 423 juta.
Thomas yang beralih status dari saksi
menjadi tersangka langsung ditahan
di Lembaga Pemasyarakatan (LP)
Magelang
seusai
memberikan
kesaksian dalam persidangan dua
tersangka lainnya, yaitu Totok
Sevenek Munanto dan Djumirah di

Pengadilan Negeri (PN) Kabupaten


Magelang.
Kepala Kejari Kabupaten Magelang
Ninik Maryanti mengatakan, upaya
penahanan sengaja dilakukan karena,
sejak April 2008, Thomas sudah
berpindah tugas dan menjabat
sebagai kepala STPP Bogor.
Untuk mempermudah pengawasan
dan jalannya pemeriksaan, kami
memutuskan yang bersangkutan
harus
ditahan
di
Magelang,
terangnya, Rabu kemarin. Thomas
akan ditahan selama 20 hari,
terhitung sejak kemarin hingga 23
Februari mendatang.
Tersangka lainnya, yaitu Totok
Sevenek Munanto, berperan sebagai
ketua panitia pelaksana diklat
pembekalan lanjutan, dan Djumirah
sebagai
bendahara.
Saat
ini,
keduanya
sudah
menjalani
persidangan di PN Kabupaten
Magelang. Thomas ikut ditetapkan
sebagai tersangka karena dia sendiri
berperan sebagai penanggung jawab
diklat.
Untuk kebutuhan akomodasi dan
konsumsi selama diklat pembekalan
lanjutan,
STPP
Magelang
mendapatkan alokasi dana daftar
isian pelaksanaan anggaran (DIPA)
dari Departemen Pertanian sebesar
Rp
1.036.160.000.
Dana
ini
digunakan
untuk
membiayai
kebutuhan 1.619 siswa, dengan
alokasi per orang sebesar Rp 80.000

per
hari.
Namun,
dalam
kenyataannya, dana yang dicairkan
hanya sebesar Rp 15.000 hingga Rp
20.000 per orang per hari. Diklat ini
sendiri berlangsung selama delapan
hari.
Dalam pelaksanaan diklat, dana ini
disalurkan melalui 78 kepala desa di
Kabupaten Magelang yang kebetulan
daerahnya dipakai sebagai lokasi
diklat.
Namun, dalam keterangan yang
diberikan dalam pemeriksaan, para
kepala desa tidak mengetahui secara
jelas alokasi dana yang ditetapkan
per orang per hari. "Sebab, ketika itu,
masing-masing dari mereka hanya
diminta menandatangani kuintansi
kosong," ujarnya.
Jumlah total saksi yang telah
diperiksa dalam kasus ini mencapai
140 orang, dan sebanyak 78 orang di
antaranya adalah kepala desa.
Sejak Januari 2008 hingga sekarang,
Kejari Kabupaten Magelang telah
menangani 10 kasus korupsi. Lima di
antaranya termasuk pengembangan
kasus
dugaan
korupsi
STPP
Magelang, kasus baru yang ditangani
pada Januari 2009.
8.Terdakwa
Korupsi
Dana
Tsunami Divonis Dua Tahun
JAKARTA, KOMPAS.com
Pemegang kuasa anggaran Dinas
Perikanan Jabar, Asep Hartiyoman,
dan pimpinan proyek pengadaan,

Ade Kusmana, terdakwa dalam kasus


dugaan korupsi bantuan tsunami di
Jawa Barat tahun 2006, divonis dua
tahun penjara dan denda Rp 50 juta.
"Menyatakan terdakwa I dan II
terbukti secara sah dan meyakinkan
bersalah melakukan tindak pidana
korupsi
secara
bersama-sama.
Menjatuhkan karenanya pidana
masing-masing dua tahun dan denda
sebesar Rp 50 juta, jika belum
membayar
diganti
pidana tiga
bulan," ujar Ketua Majelis Hakim
Moefri di Pengadilan Tindak Pidana
Korupsi,
Rabu
(10/12).
Atas perbuatan keduanya, negara
dirugikan sebesar Rp 8,372 miliar.
Oleh
karena
itu,
keduanya
diwajibkan untuk membayar uang
pengganti Rp 570 juta. Namun, uang
pengganti itu telah dikompensasikan
dengan uang yang dikembalikan
keduanya ke Komisi Pemberantasan
Korupsi.
Menurut majelis hakim, keduanya
secara sengaja telah melakukan
tindak pidana korupsi dengan
menerima uang dari rekanan untuk
memenangi PT Karya Tajur Tangsi
untuk proyek pengadaan perahu, PT
Pentarapan Putra untuk pengadaan
rumpon, serta PT Buntalan Darmaja
Bersaudara untuk pengadaan mesin
dan
alat
tangkap.
Meski mereka tidak ikut menikmati
uang negara tersebut. Uang itu
dialirkan ke LSM dan wartawan di
Jawa Barat. Selain itu, keduanya
menyetujui proposal harga tanpa
memenuhi aturan yang berlaku dan
tanpa survei harga pasar. Daftar
harga hanya diajukan oleh satu dari

dua rekanan yang menawar harga


barang.
Menurut
majelis,
seharusnya
proposal dapat disetujui jika
setidaknya ada tiga rekanan yang
menyodorkan daftar harga barang.
Majelis
menuturkan,
perbuatan
keduanya
bertentangan
dengan
program
pemerintah
untuk
memberantas korupsi. Sementara itu,
hal yang meringankan, keduanya
tidak menikmati uang itu dan sudah
mengembalikannya, mereka juga
menyesali perbuatan dan masih
memiliki tanggungan keluarga.
Selain itu, keduanya belum pernah
terkait
dengan
hukum.Menurut
majelis, keduanya melanggar Pasal 3
juncto Pasal 18 UU No 31 Tahun
1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi sebagaimana diubah
dengan UU No 20 Tahun 2001,
seperti yang didakwakan pada
dakwaan subsider. Majelis menilai
dakwaan primer tidak terbukti karena
semua unsur tidak dalam Pasal 2
Ayat 1 UU Pemberantasan Tipikor
tidak terpenuhi.
9.Terdakwa Korupsi RS Jiwa
Surakarta Dituntut Penjara 2
Tahun
SOLO, KOMPAS.com- Wakil
Direktur Umum dan Keuangan
Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta
dr Dwi Priyo Hartono dituntut dua
tahun penjara dalam kasus dugaan
korupsi dana Program Kompensasi
Pengurangan Subsidi Bahan Bakar
Minyak (PKPS BBM ) Bidang

Kesehatan tahun 2004, Jumat


(10/10). Jaksa Penuntut Umum
dalam surat tuntutan yang dibacakan
Jaksa Syafruddin juga menuntut Dwi
segera ditahan dan membayar denda
Rp50 juta.
Terdakwa juga dituntut membayar
uang pengganti Rp673.101.293 yang
dibayar tanggung renteng oleh tiga
terdakwa lainnya, yakni dr Siti
Nuraini Arief, SpKJ, dr Hendrina A
Kuhuwael, SpKJ, dan dr Rukma
Astuti. Dalam sidang yang dipimpin
Ketua Majelis Hakim Y Sugiwidarto,
jaksa membebaskan Dwi dari
dakwaan primEr karena unsur
melawan hukum tidak terbukti.
Namun Dwi dinyatakan bersalah
melakukan
tindak
pidana
sebagaimana dakwaan subsider.
Dua pekan lalu jaksa melayangkan
tuntutan kepada terdakwa dr Siti
Nuraini Arief, SpKJ dengan pidana
penjara 2,5 tahun dan denda Rp 50
juta. Kasus ini bermula saat RSJD
mengajukan permohonan dana PKPS
BBM sebesar Rp2,334 miliar meski
tidak mengalami defisit keuangan.
Permohonan
ini
disetujui
Departemen Kesehatan.
Dana PKPS BBM yang diperoleh
RSJD Surakarta lantas disetor ke kas
daerah Provinsi Jateng sebagai
pendapatan
sehingga
mendapat
pengembalian dana 30 persen atau
senilai Rp731 juta. Dari jumlah itu,
sebanyak Rp673 juta dibagikan ke
seluruh pegawai sebagai uang jasa.

10.Korupsi Pengadaan Barang di


Depdiknas
Rp 20 Miliar
JAKARTA,
KOMPAS.com
Dalam merespons langkah Kejaksaan
Tinggi
Jakarta
Pusat
yang
menangkap
mantan
Dirjen
Pendidikan Luar Sekolah (PLS)
Depdiknas Ace Suryadi beberapa
waktu lalu atas dugaan korupsi,
Indonesia Corruption Watch (ICW)
menengarai adanya dugaan korupsi
dalam tiga proyek pengadaan di
tubuh Depdiknas, khususnya Dirjen
PLS.
ICW mencatat korupsi pengadaan
buku dan modul belajar, ijazah dan
sistem manajemen komputer oleh
Dirjen PLS mencapai sekitar Rp 20
miliar. Koordinator Investigasi ICW,
Agus Sunaryanto, Selasa (23/9),
mengatakan dia dan rekannya Febry
Hendri membawa berkas-berkas
kontrak pengadaan masing-masing
pengadaan, hasil pemeriksaan nilai
kerugian, serta modus pengadaan dan
menyerahkannya kepada Asisten
Pidana Khusus Kejaksaan Tinggi
Jakarta Pusat Muhammad Yusuf.
Tujuannya untuk dipertimbangkan
sebagai bahan tambahan dalam
penyelesaian kasus korupsi di tubuh
Dirjen PLS.
"Ketiganya total kontraknya Rp 20
miliar dan berdasarkan data yang kita
peroleh ada penggelembungan dana
sebesar Rp 6,8 miliar atau 34 persen
dari harga sebenarnya," ujar Agus
usai diterima Aspidsus.

ICW juga mencatat ada sekitar 22


nama pejabat teras Depdiknas yang
terlibat dalam tiga kasus pengadaan
ini. Nama-namanya juga sudah
dilampirkan dalam berkas. ICW
menuntut
agar
Kejati
dapat
menyelesaikan kasus ini secara
hukum karena ICW mengaku
menangkap
indikasi
bahwa
Mendiknas akan menyelesaikan
kasus ini hanya secara adminsitratif.
Artinya, para pejabat yang terlibat
hanya diminta untuk mengembalikan
jumlah uang yang sudah dikorupsi.
"Saya prihatin Mendiknas juga
seperti berupaya melindungi pelaku
yang terlibat hanya dengan sanksi
administratif. Tidak ada komitmen

11.Tersangka Korupsi Batik


KPU
Gresik
Ditahan
Kejaksaan
GRESIK,
KOMPAS.com

Bertepatan dengan hari korupsi


sedunia, tiga tersangka dugaan
korupsi pengadaan batik Komisi
Pemilihan Umum Gresik senilai Rp
2,41 miliar, didampingi kuasa
hukumnya, Suisno, Selasa (9/12)
pukul 16.30, ditahan Kejaksaan
Negeri Gresik.
Pada pukul 18.10, ketiga tersangka,
yakni anggota KPU Gresik bagian
logistik, Abdul Basith Fauzan,
mantan
Kepala
Subbagian
Perencanaan Sekretariat KPU Gresik
Tursilowanto Harjogi, dan Direktur
CV Karunia Agung Choirul Anwar
selaku Direktur CV Karunia Agung

dari
Mendiknas
untuk
menyelesaikannya secara hukum
yang dapat memberikan efek jera
supaya institusi ini bebas korupsi,"
ujar Agus.
Agus juga semakin khawatir
mengingat dalam pidato kenegaraan
15 Agustus lalu, Presiden Susilo
Bambang
Yudhoyono
sudah
memutuskan anggaran pendidikan
meningkat menjadi 20 persen dari
total anggaran pada APBN 2009.
"Saya khawatir anggaran yang
harusnya
diperuntukkan
bagi
masyarakat akan semakin berkurang
karena dikorupsi oleh Depdiknas
sendiri," tandas Agus.
"dititipkan" di Rumah
Banjarsari, Gresik.

Tahanan

Ketiganya
ditahan
setelah
penyerahan berkas penyidikan oleh
penyidik seksi pidana khusus
Kejaksaan Negeri Gresik tahap dua.
Dasar penahanan Pasal 20 dan Pasal
21 Kitab Undang-Undang Hukum
Acara Pidana (KUHAP).
Ketiga tersangka mendatangi Kantor
Kejaksaan Negeri Gresik di Jalan
Permata Komplek Perum Graha
Bunder Asri sekitar pukul 12.00.
Tursilowanto mengenakan seragam
dinas
PNS,
Abdul
Basith
mengenakan baju batik merah, dan
Choirul Anwar mengenakan hem
lengan panjang warna putih.
Ketiganya menjalani pemberkasan di
ruang Kepala Seksi Pidana Khusus

(Pidsus)
Rustiningsih.
Setelah
ketiganya masuk ke ruang staf
pidsus, mereka diperiksa oleh tiga
Jaksa Penuntut Umum, masingmasing Guntur Aryo Witjaksono,
Maskur, dan Ririn Indrawati.
Pemeriksaan berlangsung tertutup,
diikuti JPU, ketiga tersangka, dan
kuasa hukumnya, Suisno.
Setelah
menjalani
pemeriksaan
selama 6 jam, sekitar pukul 16.30
berita acara penahanan tersangka
ditandatangani Kepala Kejaksaan
Negeri Gresik T Abdul Djalil. Di saat
detik-detik
penahanan,
dua
tersangka, Abdul Basith Fauzan dan
Tursilowanto, menyempatkan shalat
Ashar di mushala kejaksaan.
Keduanya sempat menyapa dan
meminta maaf kepada wartawan saat
digiring masuk mobil tahanan.
Dengan
dikawal
enam
staf
Kejaksaan Negeri Gresik pukul
18.10, ketiga tersangka masuk ke
Rutan Banjarsari, Cerme, Gresik,
sekitar 2 kilometer dari Kantor
Kejaksaan Negeri Gresik.
Kepala Seksi Pidana Khusus
Kejaksaan Negeri Gresik kepada
wartawan menjelaskan, penahanan
didasarkan pada Pasal 20 KUHAP.
Selain dikhawatirkan melarikan diri,
penyidik khawatir tersangka akan
menghilangkan barang bukti.
"Ketiga tersangka dijerat dengan
Pasal 2 dan 3 Undang-Undang
Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana

diubah dengan UU Nomor 21 Tahun


2002 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi," kata Rustiningsih.
Kuasa hukum tersangka, Suisno,
menyatakan
kecewa
dengan
penahanan kliennya, dengan alasan
keluarga sudah menjamin tersangka
tidak kabur atau menghilangkan
barang bukti.
"Kami
akan
mengajukan
penangguhan
penahanan
sebab
tenaga ketiganya masih diperlukan di
lembaganya
masing-masing.
Secepatrnya
surat
permohonan
penangguhan
penahanan
kami
sampaikan
kepada
kejaksaan,"
ujarnya
Kasus pengadaan batik di KPU
Gresik terjadi pada awal Februari
2004. Anggota KPU Gresik, Abdul
Basith Fauzan, ditunjuk untuk
melakukan pengadaan 24.143 potong
baju batik bagi anggota KPU Gresik,
Panitia Pemilihan Kecamatan, dan
Panitia Pemungutan Suara (PPS)
senilai Rp 2,41 miliar. Abdul Basith,
didampingi Tursilowanto Herujogi,
melaksanakan pengadaan baju batik
awal Februari 2004 tanpa melalui
lelang.
Panitia pengadaan menunjuk CV
Karunia Agung, dengan alamat
Perum Giri Asri Blok J, Kecamatan
Kebomas, sebagai pelaksana proyek
yang ternyata fiktif karena di
perumahan itu tidak ada kantor CV
Karunia Agung sebagai rekanan

KPU Gresik. Pemilik rekanan itu


adik ipar Abdul Basith Fauzan,
bernama Chairul Anwar. Dalam
pengadaan batik ini diduga terjadi
penggelembungan harga.
Dalam laporan KPU Gresik, harga
baju batik ditetapkan sebesar Rp
100.000 per potong. Padahal, untuk
kualitas dan ukuran sama di gerai
batik harganya hanya Rp 25.000 per
potong. Terdapat selisih harga Rp
75.000 per potong dan dalam audit
Badan Pemeriksa Keuangan dan
Pembangunan
Jawa
Timur
disebutkan senilai Rp 900 juta
12.Korupsi
PDAM
Korupsi,
Pejabat PDAM Jombang Diganti
JOMBANG, KOMPAS.com Kepala Bagian Keuangan Perusahaan
Daerah Air Minum atau PDAM
Kabupaten
Jombang,
Bambang
Irawan,
mulai
Selasa
(19/2)
digantikan oleh Direktur Umum
PDAM Kabupaten Jombang, Sonny
Hersono. Penggantian itu menyusul
dijebloskannya Bambang Irawan ke
Rutan Kelas II B Jombang sehari
sebelumnya,
setelah
seminggu
lamanya
ditetapkan
sebagai
tersangka koruptor.
Belum ditunjuk pejabat baru, dan
untuk sementara jabatan itu langsung
saya yang pegang, karena secara
organisasi posisi sebagai kabag
keuangan berada di bawah tanggung
jawab saya, papar Direktur Umum
PDAM Kabupaten Jombang, Sonny
Hersono, Selasa (19/2).

Menurut Sonny, sekalipun sudah


digelandang ke rutan, Bambang
belum bisa dipecat dari jabatannya.
Saya ini kan berpegangan pada asas
praduga tak bersalah. Jadi sebelum
ada keputusan pengadilan yang
berkekuatan hukum tetap, saya tak
bisa memecat atau tidak memecatnya
(Bambang), jelas Sonny.
Ia
memaparkan,
masih
akan
menunggu proses hukum terakhir
yang akan ditempuh Bambang,
termasuk jika yang bersangkutan
maju hingga ke tingkat kasasi.
Kalau ternyata dalam pembuktian di
pengadilan bisa terbukti ia tidak
bersalah, tentu akan kami pecat
dengan tidak hormat. Untuk itu saya
berpegangan pada Permendagri
nomor 2 tahun 2007, pasal 43,
imbuh Sonny.
Menurut Sonny, selain telah terbukti
melanggar hukum perdata dengan
menyelewengkan uang Dana Pensiun
Bersama Perusahaan Daerah Air
Minum Seluruh Indonesia (Dapenma
Pamsi) sejumlah Rp 198 juta, kini
kejaksaan juga tengah berupaya
membuktikan ada tidaknya perbuatan
melanggar hukum yang dilakukan.
Undang-undang yang digunakan
Kejaksaan
Negeri
(Kejari)
Kabupaten Jombang untuk menjerat
Bambang Irawan adalah UU Tindak
Pidana Korupsi Tahun 2001 pasal 2,
pasal 3, dan pasal 8 dengan ancaman
hukuman penjara lima tahun

13.Anggota DPR Didakwa Korupsi


Rp 4,7 Miliar
JAKARTA, KOMPAS.com - Saleh
Djasit, mantan Gubernur Riau yang
kini menjadi anggota Komisi VII
DPR, menghadapi sidang perdana di
Pengadilan Khusus Tindak Pidana
Korupsi, Kamis (29/5). Saleh
menjadi terdakwa dugaan korupsi
pengadaan sejumlah mobil pemadam
kebakaran di Provinsi Riau.
Ketika menjabat sebagai Gubernur
Riau periode 1999-2004, Saleh
diduga telah menggelembungkan
harga mobil pemadam kebakaran.
Deputi Bidang Penindakan Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) Ade
Rahardja sebelumnya mengatakan,
tindakan Saleh diduga merugikan
negara sekira Rp 4,7 miliar.
Korupsi diduga dilakukan dengan
modus tidak membuat harga
perkiraan sendiri sehingga mengikuti
harga dari rekanan serta tidak ada
lelang. KPK menjerat Saleh dengan
Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 3 UU No
31/1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi.
Hingga pukul 11.00 sidang masih
berlangsung. Saleh Djasit yang
mengenakan jas warna abu-abu
terlihat serius menyimak surat
dakwaan yang dibacakan oleh tim
Jaksa Penuntut Umum pada Komisi
Pemberantasan Korupsi

14.Angelina Sondakh Terancam


Hukuman 20 Tahun Penjara
JAKARTA-KOMPAS.com
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR) non aktif Angelina Sondakh
Kamis (6/9) menjalani sidang
perdananya di Pengadilan Tindak
Pidana
Korupsi,
Jakarta.
Dalam sidang tersebut, jaksa
penuntut umum mendakwa mantan
Putri Indonesia itu melakukan tindak
pidana korupsi dalam proyek
pembangunan Wisma Atlet SEA
Games di Palembang dan pengadaan
alat laboratorium untuk sejumlah
universitas negeri.
Angelina, selaku anggota Badan
Anggaran DPR, menurut jaksa turut
berjasa menggiring golnya kedua
proyek tersebut hingga jatuh ke
tangan PT Duta Graha Indah, milik
mantan bendahara Partai Demokrat,
Muhammad
Nazaruddin.
Sebagai imbalannya, kata jaksa,
Angie -- begitu biasanya Angelina
disapa, mendapatkan honor sebesar
Rp 12,58 milliar dan U$ 2,35 juta
dolar atau dengan total lebih dari Rp
33 milliar dari perusahaan milik
Nazaruddin
itu.
Ketua jaksa penuntut umum, Agus
Salim, mengatakan tindakan Angie
itu bertentangan dengan peraturan
tata tertib DPR yang melarang
anggota DPR melakukan korupsi,
kolusi dan nepotisme, termasuk

menerima

gratifikasi.

Angie didakwa melanggar Undang


Undang Tindak Pidana Korupsi dan
terancam
20
tahun
penjara.
Terdakwa beberapa kali melakukan
komunikasi melalui telepon atau
dengan blackberry messenger dengan
Mindo Rosalina Manulang (direktur
Marketing PT Permai Group) dalam
rangka membicarakan tindak lanjut
dan
perkembangan
upaya
penggiringan anggaran tersebut
termasuk mengenai penyerahan
imbalan uang yang sebelumnya telah
dijanjikan kepada terdakwa, ujar
Agus.
Usai persidangan, Angie terlihat
menangis saat digiring petugas
keamanan
meninggalkan
ruang
persidangan.
Kuasa Hukum Angelina Sondakh,
Tengku Nasrullah, menilai surat
dakwaan penuntut umum kabur dan
tidak memenuhi syarat formil dan
materil dalam penyusunan surat
dakwaan.
Nasrullah mengatakan pihaknya akan
mengajukan keberatan atas dakwaan
Jaksa Penuntut Umum tersebut.
Terlihat sekali surat dakwaan itu
dipaksakan untuk sekedar untuk
sekedar memenuhi konsumsi publik,
sekedar memenuhi Angie sudah
terlanjut
ditetapkan
sebagai

tersangka.
Tuduhan-tuduhan
penerimaan uang itu dalam kaitan
apa, tidak jelas mana yang kaitan
dengan Wisma Atlet, mana yang
berkaitan dengan Kemendiknas.
Merujuk kepada BBM (Blackberry
Messenger), pertanyaannya apakan
BBM itu merupakan alat bukti yang
ah
yang
dapat
dipertanggungjawabkan, ujarnya.
Warga Jakarta yang ditemui VOA
menyatakan
Angelina
Sondakh
sebagai politikus dan publik figur
tidak memberikan contoh yang baik
kepada masyarakat Dengan Angie
menjadi terdakwa menunjukan Angie
bukan publik figure layak dicontoh,
ujar seorang pemuda bernama Zaki.
Menurut saya, Angelina Sondakh
sebagai
figur
publik
agak
mengecewakan, apalagi dia juga
pernah jadi Putri Indonesia, sehingga
membuat kesan yang sangat buruk
karena dia terlibat kasus korupsi,
ujar seorang perempuan bernama
Nadia.
Sementara itu peneliti hukum dari
Indonesia Corruption Watch Febri
Diansyah berharap pengungkapan
kasus Wisma Atlet SEA Games dan
pengadaan alat laboratorium di
sejumlah universitas negeri tidak
hanya berhenti sampai Angelina
Sondakh.
Komisi Pemberantasan Korupsi, kata

Febri, harus mengungkap kasus ini


secara tuntas.

15.KPK Tangani Korupsi


Abdullah Puteh
Bandung detik.com
Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK) telah menerima kasus dugaan
korupsi Gubernur Nangroe Aceh
Darussalam (NAD) Abdullah Puteh
selama provinsi tersebut berada
dalam status Darurat Militer yang
jumlahnya diperkirakan mencapai Rp
50 miliar. Demikian diungkapkan
Wakil Ketua KPK Erry Riyana
Hardjapamekas usai menghadiri
Sosialisasi
KPK
pada
Bupati/Walikota se-Jawa Barat yang
dilangsungkan, di ruang Sidang
Paripurna
DPRD
Jabar
Jl
Diponegoro,
Bandung,
Jumat
(30/4/2004) "Kapolda dan Kejati
NAD sudah melakukan pengajuan
atas kasus tersebut. Kita sudah
datang ke Aceh, 2 minggu yang lalu.
Kita berikan perhatian khusus
terhadap kasus di sana sebab
laporannya sudah lengkap," kata
Erry. Selain kasus korupsi di NAD,
KPK juga telah menerima laporan
adanya kasus korupsi di Papua tetapi
baru berupa indikasi. Terhadap kasus
di
daerah
lainnya,
Erry
mengungkapkan bahwa pihak KPK
telah menerima limpahan sekitar 200
kasus. "Kasus tersebut dikumpulkan
oleh KPK dari 32 propinsi di seluruh
Indonesia," kata Erry pada wartawan.

Dalam kesempatan itu Erry juga


menyatakan kasus korupsi di Jawa
Barat tertinggi. Penilaiannya tersebut
berdasarkan
jumlah
pengaduan
masyarakat yang masuk ke KPK.
Kendati menduga demikian, dirinya
mengakui hanya 5 persen dari sekitar
200 kasus korupsi yang diterima
KPK dari seluruh Indonesia berasal
dari Jawa Barat. Kasus korupsi di
Jawa Barat ada yang melibatkan
Pemda Kabupaten/Kotamadya dan
Pemda Provinsi. Diantaranya, kasus
Dana Kavling yang paling menonjol
di Jawa Barat. Untuk diketahui,
korupsi tersebut melibatkan ke-100
anggota DPRD Prov Jabar. Sejumlah
Rp 33,4 miliar dana yang berasal dari
Pos 214 APBD Jabar 2001/2002
melalui
rekening
salah
satu
tersangkanya yang hingga sekarang
masih menjabat Wakil Ketua DPRD
Jabar, Koerdi Moekri dibagikan
kepada seluruh anggota Dewan.
Kasus dana kavling ini mencuat
sejak Juni 2002 lalu dan mulai
Agustus 2002, Kejaksaan Tinggi
Jawa Barat mulai melakukan
penyidikan. Hingga sekarang kasus
tersebut masih terkatung-katung,
terhambat menunggu surat ijin
Mendagri untuk memeriksa saksisaksi yang semuanya anggota Dewan
kendati sejak April 2002 sudah
ditetapkan
tiga
tersangkanya.
Terhadap kasus Dana Kavling, Erry
mengakui pihaknya tidak melakukan
intervensi kendati nasib kasus
korupsi tersebut terkatung-katung.
Dirinya beralasan kasus tersebut

masih ditangani oleh pihak Kejati


Jabar. "Kita tidak melihatnya sebagai
kemacetan, kasus tersebut masih
terus ditangani oleh Kejati Jabar.
Tapi kami sudah memberikan
penawaran bantuan untuk melakukan
penyidikan," katanya. Terhadap
kasus tersebut, Erry mengatakan
bahwa
pihak
KPK
terus
berkoordinasi dengan Kejaksaan
Tinggi dan akan terus mengawasi
perkembangannya.
"Tergantung
perkembangan
kalau
tersendatsendat akan kita ambil alih," katanya

2.1

Rangkuman Kliping
Kata korupsi sudah tidak asing lagi ditelinga kita. Korupsi kini sudah menjadi suatu

budaya baru yang berkembang di dalam masyarakat. Tidak hanya kalangan pejabat
pemerintah saja namun di berbagai bidang budaya korupsi nampaknya mulai mewabah tidak
hanya di Indonesia tapi di dunia. Banyak upaya yang sudah dilakukan tentunya , namun
sampai saat ini upaya pemberantasan korupsi di Indonesia belum menunjukkan kemajuan
signifikan.
Berdasarkan kumpulan kiping atau artikel-artikel yang ada, dapat dilihat bahwa
kebanyakan kasus korupsi yang ada di Indonesia didominasi oleh korupsi di bidang
infrastruktur, seperti yang kita lihat dalam kasus proyek Hambalang, serta penyimpangan
pengerjaan rehabilitasi ruang kelas dan gedung perpustakaan Sekolah Dasar (SD) tahun
ajaran 2011-2012 Dinas Pendidikan dan Pengajaran (Disdikjar) Kabupaten Simalungun.
Disusul dengan anggaran/keuangan daerah, seperti yang kita lihat dalam kasus korupsi dana
panjar insentif ajudan bupati dan wakil bupati dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) Tahun 2005-2006 yang dilakukan oleh Mantan Bupati Simalungun Zulkarnain
Damanik dan yang terakhir pendidikan seperti yang ada dalam kasus korupsi pengadaan buku
dan modul belajar, ijazah dan sistem manajemen komputer oleh Dirjen Pendidikan Luar
Sekolah (PLS) Depdiknas serta korupsi pengadaan alat peraga pendidikan di Banjarnegara
Selama semester I tahun 2012, Indonesia Corruption Watch (ICW) mencoba
menganalisis berbagai data penyidikan korupsi. Alhasil, ternyata sebanyak 285 kasus korupsi
di Indonesia sudah merugikan negara sebesar Rp 1,22 triliun. ICW juga mencermati modus
yang terjadi dalam korupsi didominasi penggelapan sebanyak 92 kasus, penggelembungan
dana (mark up) 83 kasus, penyalahgunaan wewenang 20 kasus, kegiatan/proyek fiktif 19
kasus, penyalahgunaan anggaran 18 kasus, penyuapan 15 kasus, laporan fiktif 13 kasus,
pungutan liar 10 kasus, pemotongan anggaran 8 kasus, gratifikasi 2 kasus, dan lain-lain
sebanyak 5 kasus. Semua kasus ini sudah masuk dalam tahap penyidikan, sementara aparat
Kejaksaan, Kepolisian, dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menetapkan
tersangka yang diduga terlibat. Sebagai contoh dapat kita lihat dari kliping yaitu telah
ditetapkannya Andi Malarangeng sebagai Tersangka selaku Menpora atau pengguna anggaran
Kemenpora dalam kasus dugaan korupsi proyek pengadaan sarana dan prasarana Hambalang
tahun 2010-2012 yang ihwal penetapannya diketahui melalui surat permohonan pencegahan
yang dikirimkan KPK kepada Dirjen Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM. Selain itu
KPK juga telah mentapkan 2 (dua) orang mantan pejabat BI, yaitu Budi Mulya dan Siti

Fadjrijah sebagai Tersangka Kasus Bank Century. Beberapa contoh kasus lainnya yaitu
mengenai ditetapkannya tersangka korupsi pengadaan alat peraga pendidikan di Banjarnegara
serta mantan Kepala STPP Magelang yang menjadi Tersangka dalam kasus dugaan korupsi
dana pendidikan dan latihan (diklat) pembekalan lanjutan.

BAB III

Tinjauan Etis Kristen Terhadap Korupsi di Indonesia


Dalam Alkitab kata uang sering muncul dan seperti yang kita ketahui bahwa
korupsi berkaitan erat dengan masalah uang. Jika kita melihat pandangan Alkitab tentang
korupsi secara umum, Alkitab secara tegas mengatakan bahwa kecintaan kita terhadap uang
adalah suatu kesia-siaan semata. Hal tersebut dipertegas pada Pengkhotbah 5 : 9 Siapa yang
mencintai uang tidak akan puas dengan uang,dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas
dengan penghasilannya.Ini pun sia-sia . Seperti yang kita tahu

bahwa uang bersifat

sementara jadi jika kita mencintai uang itu sama saja kita telah melakukan suatu perbuatan
yang sia-sia .
Bukan hanya kesia-siaan saja, apabila di dunia ini kita hanya mencari kekayaan bagi
diri kita sendiri tanpa memperdulikan nasib orang lain, kita dapat menjadi seorang hamba
uang seperti yang tertulis di dalam 2 Timotius 3 : 1-4, pada ayat tersebut dijelaskan setiap
orang yang mencari kekayaan akan menjadi seorang pemberontak, menyombongkan diri,
memfitnah, dan sampai akhirnya manusia lebih menuruti hawa nafsu daripada Allah.
Pada hukum Taurat Allah kembali menjelaskan mengenai hal ini yaitu pada hukum
taurat ke-8:Jangan mencuri. kemudian pada hukum taurat ke-10:Jangan mengingini rumah
sesamamu;jangan

mengingini

isterinya,atau

hambanya

laki-laki;atau

hambanya

perempuan,atau lembunya atau keledainya,atau apa pun yang dipunyai sesamamu. Ini
berarti bahwa perbuatan kita yang mengingini milik orang lain merupakan larangan utama
bagi Allah karna itu terdapat di dalam Hukum Taurat.
Kecintaan kita terhadap uang bukan saja akan menimbulkan satu kejahatan saja tetapi
akan menimbulkan berbagai-bagai kejahatan lainnya karna keserakahan yang ada pada kita.
Hal itu digambarkan juga oleh Alkitab pada 1 Timotius 6:10 Karena akar segala kejahatan
ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman
dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka. Disini kita bisa melihat bahwa uang
adalah salah satu dasar bagi kita untuk melakukan berbagai kejahatan karna demi uang kita
rela melakukan apa saja tanpa lebih dulu memikirkan akibatnya.
Seperti yang kita ketahui bahwa korupsi tidak hanya ditinjau dari Alkitab saja namun
ada hukum yang mengatur tentang tindakan itu. Dalam hukum istilah korupsi sebagai yuridis
baru digunakan pada tahun 1957, yaitu dengan adanya Peraturan Penguasa Militer yang
berlaku di daerah kekuasaan Angkatan Darat6.
Korupsi termasuk cakupan tindak pidana dan termasuk dalam tindak pidana khusus
yang diatur dalam KUHP, namun ketentuan-ketentuan tindak pidana korupsi yang terdapat
dalam KUHP dirasa kurang efektif dalam mengantisipasi atau bahkan mengatasi
permasalahan tindak pidana korupsi.Oleh karena itu dibentuklah suatu peraturan perundangundangan guna memberantas masalah korupsi,dengan harapan dapat mengisi serta
menyempurnakan kekurangan yang terdapat di dalam KUHP. Dan bukan hanya
penyempurnan dalam bentuk undang-undang saja penyelesaian tindak pidana korupsi juga

6 Evi Hartantin, Tindak Pidana Korupsi.Semarang, halaman 22

dibantu oleh sebuah lembaga Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang bertugas
melakukan penyelidikian, penyidikan dan pemeriksaan kasus korupsi di Indonesia.
Menurut Pasal 2 ayat (1) UU Tipikor : Setiap orang yang secara melawan hukum
melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang
dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara dipidana dengan pidana penjara
paling sedikit 4 tahun dan paling lama 20 tahun dan denda paling sedikit Rp200.000.000 (dua
ratus juta rupiah)dan paling banyak Rp1.000.000.000(satu miliar rupiah).7
Unsur unsur tindak pidana korupsi dalam pasal ini,yaitu:
d. Melawan hukum
e. Memperkaya diri sendiri atu orang lain atau suatu korporasi
f. Yang dapat merugikan keuangan Negara atau perekonomian negara

Dan menurut UU No.31 Tahun 1999 jo. UU No.20 Tahun 2001,bentuk sanksi pidana
yang dapat dikenakan kepada pelaku Tipikor adalah Pidana Penjara dan Pidana
Denda,tergantung bobot dan kualifikasi Tipikor yang dilakukan8. Pelaku dikenakan pidana
denda dan apabila pelaku tidak mampu membayar ketentuan denda tersebut dikenakan pidana
tambahan.Pelaku tindak pidana korupsi

juga harus membayar uang pengganti atas

perbuatannya dan apabila pelaku tidak dapat membayar uang pengganti tersebut penegak
hukum (dalam hal ini adalah Jaksa) berhak untuk menyita harta benda milik pelaku untuk
membayar uang pengganti dan apabila harta bendanya juga tidak ada untuk disita maka
pelaku dikenakan pidana penjara yang lamanya tidak melebihi ancaman maksimum dari
ancaman pidana pokok sesuai dengan ketentuan dalam Undang-undang ini dan lamanya
pidana tersebut sudah ditentukan dalam putusan pengadilan.Sebagaimana hal ini diatur pada
pasal 18 No.31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Ancaman pidana penjara bervariasi yang dikenakan kepada pelaku Tipikor mulai dari
pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun penjara,paling lama 20 tahun penjara ,sampai
pidana penjara maksimal seumur hidup.Bahkan,untuk perkara Tipikor yang dilakukan dalam
keadaan tertentu kepada pelaku dapat dijatuhi ancaman mati. (Pasal 2 ayat (2) UU No.31
Tahun 1999 jo.UU No.20 Tahun 2001 ).
Yang dimaksud dengan "keadaan tertentu" dalam ketentuan ini adalah keadaan yang
dapat dijadikan alasan pemberatan pidana bagi pelaku tindak pidana korupsi yaitu apa bila
7

Ibid, Evi Hartantin halaman 28

8 Marwan Effendy, Korupsi dan Pencegahannya.Jakarta, halaman 153

tindak

pidana

tersebut

dilakukan

terhadap

dana-dana

yang

diperuntukkan

bagi

penanggulangan keadaan bahaya, bencana alam nasional, penanggulangan akibat kerusuhan


sosial yang meluas, penanggulangan krisis ekonomi dan moneter, dan pengulangan tindak
pidana korupsi.

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Tindak pidana korupsi merupakan tindakan yang merugikan bangsa dan negara.
Perbuatan korupsi tidak hanya berlawanan dengan hukum, tetapi juga bertentangan dengan
firman Allah. Kendati demikian budaya korupsi tetap berkembang pesat di Negara Indonesia.
Dapat disimpulkan, bahwa tindak pidana korupsi berkembang pesat oleh karena
adanya sikap permisif dari rakyat Indonesia terhadap budaya korupsi yang ada di sekitar kita.
Sikap permisif dapat diartikan sebagai pembiaran terhadap suatu tindakan. Hal ini semakin
diperparah dengan kurangnya kesadaran rakyat untuk mengubah budaya buruk tersebut.
Padahal budaya tersebut telah membuat citra Indonesia memburuk di mata dunia
internasional, karena kasus korupsi yang ditemukan di Negara Indonesia termasuk yang
paling banyak di dunia.
Selain itu, pelaksanaan penegakan hukum bagi para pelaku tindak pidana korupsi
seringkali tidak diberlakukan sesuai dengan prosedur yang ada, sehingga terkadang hukuman
bagi koruptor terkesan tidak terlalu memberatkan di bandingkan tindak pidana yang lain. Ini
juga merupakan salah satu faktor yang menyebabkan budaya korupsi merajalela, karena ada
anggapan bahwa sekalipun seseorang melakukan tindak pidana korupsi, ia tidak mendapat
hukuman berat. Hukuman berat itu seakan-akan dapat dihindari dengan melakukan suap,
menggunakan kekuasaan, dan lain-lain. Sudah menjadi rahasia umum apabila pelaksanaan
hukum di Indonesia memiliki basnyak kejanggalan dengan banyaknya penyimpanganpenyimpangan yang terjadi

4.2

Saran

Pemerintah

Para pemerintah harus mencerminkan sikap yang jujur dan bertanggung jawab sebagai
penyelenggara negara karena pemerintah adalah orang-orang yang dipercayai oleh rakyat
untuk mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara.

Dosen

Para dosen diwajibkan membimbing para mahasiswa agar mahasiswa dapat mengerti dan
memahami sebab akibat yang dilakukan apabila melakukan tindakan korupsi.

Mahasiswa

Mahasiswa sadar bahwa morupsi adalah hal yang ditentang oleh hukum, dan agama. Dan
juga dapat merugikan orang lain, masyarakat serta diri sendiri.

Orangtua
Orang tua diharapkan dapat mendidik dan membimbing anak anaknya agar anaknya
tidak melakukan tindakan penyelewengan dan dapat tercipta karakter seorang anak
yang jujur.

DAFTAR PUSTAKA
Syamsuddin,Aziz. 2011. Tindak Pidana Khusus . Jakarta:Sinar Grafika
Hartanti,Evi. 2005. Tindak Pidana Korupsi. Semarang:Sinar Grafika
Effendy,Marwan 2010. Korupsi dan Pencegahan.Jakarta:Timpani Publishing
http://www.scribd.com/doc/41278747/Undang-Undang-Nomor-31-Tahun-1999-TtgPemberantasan-Tindak-Pidana-Korupsi-Jo-UU-No-20-Tahun-2001
http://repo.unsrat.ac.id/75/1/UANG_PENGGANTI_SEBAGAI_PIDANA_TAMBAHAN_D
ALAM_PERKARA_KORUPSI.pdf
http://nasional.kompas.com/read/2012/12/07/10113896/Tersangka..Andi.Mallarangeng.Mund
ur.sebagai.Menpora
http://news.detik.com/read/2012/12/07/112737/2112067/10/kelar-kpk-tandatangani-suratpenetapan-tersangka-kasus-century
http://www.tribunnews.com/2012/12/12/korupsi-gedung-sd-simalungun-rp-502-mdilaporkan-ke-kejagung
http://www.tribunnews.com/2012/11/29/mantan-bupati-simalungun-zulkarnain-damanikdituntut-6-tahun-penjara
http://nasional.kompas.com/read/2012/10/04/1731004/Satu.Semester.Korupsi.Rugikan.Negar
a.Rp.1.22.Triliun
http://regional.kompas.com/read/2012/10/24/03162870/Tersangka.Korupsi.Pengadaan.Alat.P
eraga.Pendidikan.di.Banjarnegara.Ditahan
http://nasional.kompas.com/read/2009/02/04/20251924/tersangka.korupsi.mantan.kepala.stpp
.magelang.ditahan.
http://lipsus.kompas.com/dulmatin/read/2008/12/10/11485558/Terdakwa.Korupsi.Dana.Tsun
ami.Divonis.Dua.Tahun
http://nasional.kompas.com/read/2008/10/10/21024549/terdakwa.korupsi.rs.jiwa.surakarta.dit
untut.penjara.2.tahun
http://nasional.kompas.com/read/2008/09/23/16083841/
http://nasional.kompas.com/read/2008/12/09/19284013/tersangka.korupsi
http://nasional.kompas.com/read/2008/02/19/21484299
http://nasional.kompas.com/read/2008/05/29/12133718/Anggota.DPR.Didakwa.Korupsi.Rp.4
.7.Miliar

http://nasional.kompas.com/read/2008/12/09/19284013/angelina-sondakh-terancamhukuman-20-tahun-penjara/
http://preview.detik.com/detiknews/read/2004/05/01/002812/129918/10/kpk-tangani-korupsiabdullah-puteh

TINJAUAN ETIS KRISTEN TERHADAP


KORUPSI DI INDONESIA
DISUSUN OLEH :

Florence Permenta M
Feby Ratu Angela Purba
Chelsya Stepanie S

(120200395)
(120200399)
(120200393)
(120200
(120200
(120200

DOSEN PEMBIMBING
Prof. Dr. Risnawati Sinulingga, Mth

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2012

Você também pode gostar