Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Pengertian Sampah
Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk
maksud biasa atau utama dalam pembikinan atau pemakaian barang rusak atau
bercacat dalam pembikinan manufaktur atau materi berkelebihan. Sampah adalah
suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun
proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis.
Berangkat dari pandangan tersebut sehingga sampah dapat dirumuskan sebagai
bahan sisa dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Sampah yang harus dikelola
tersebut meliputi sampah yang dihasilkan dari :
1. Rumah tangga
2. Kegiatan komersial: pusat perdagangan, pasar, pertokoan, hotel, restoran, tempat
hiburan.
3. Fasilitas sosial : rumah ibadah, asrama, rumah tahanan/penjara, rumah sakit, klinik,
puskesmas.
4. Fasilitas umum: terminal, pelabuhan, bandara, halte kendaraan umum, taman, jalan,
5. Industri
6. Hasil pembersihan saluran terbuka umum seperti sungai, danau dan pantai.
B. Bagian bagian Sampah
Sampah pada umumnya dapat di bagi menjadi dua bagian :
1. Sampah Organik
Sampah organik (biasa disebut sampah basah) dan sampah anorganik
(sampah kering). Sampah Organik terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan
dan hewan yang diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian,
perikanan atau yang lain. Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses
alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik, misalnya
sampah dari dapur, sisa tepung, sayuran dll.
2. Sampah Anorganik
Sampah Anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti
mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak
terdapat di alam seperti plastik dan aluminium. Sebagian zat anorganik secara
keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya hanya dapat
diuraikan dalam waktu yang sangat lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah
tangga, misalnya berupa botol, botol, tas plsti. Dan botol kaleng, kertas, koran, dan
karton merupakan pengecualian. Berdasarkan asalnya, kertas, koran, dan karton
termasuk sampah organik. Tetapi karena kertas, koran, dan karton dapat didaur
ulang seperti sampah anorganik lain (misalnya gelas, kaleng, dan plastik), maka
dimasukkan ke dalam kelompok sampah anorganik.
C. Dampak Sampah Plastik
Bahaya Sampah Plastik bagi Kesehatan dan Lingkungan :
NETIZEN Salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup
yang sampai saat ini masih tetap menjadi PR besar bagi bangsa Indonesia adalah
faktor pembuangan limbah sampah plastik. Kantong plastik telah menjadi sampah
yang berbahaya dan sulit dikelola.
Diperlukan waktu puluhan bahkan ratusan tahun untuk membuat sampah bekas
kantong plastik itu benar-benar terurai. Namun yang menjadi persoalan adalah
dampak negatif sampah plastik ternyata sebesar fungsinya juga. Dibutuhkan waktu
1000 tahun agar plastik dapat terurai oleh tanah secara terdekomposisi atau terurai
dengan sempurna. Ini adalah sebuah waktu yang sangat lama. Saat terurai, partikelpartikel plastik akan mencemari tanah dan air tanah.
Jika dibakar, sampah plastik akan menghasilkan asap beracun yang berbahaya
bagi kesehatan yaitu jika proses pembakaranya tidak sempurna, plastik akan mengurai
di udara sebagai dioksin. Senyawa ini sangat berbahaya bila terhirup manusia.
Dampaknya antara lain memicu penyakit kanker, hepatitis, pembengkakan hati,
gangguan sistem saraf dan memicu depresi. Kantong plastik juga penyebab banjir,
karena menyumbat saluran-saluran air, tanggul. Sehingga mengakibatkan banjir
bahkan yang terparah merusak turbin waduk.
Diperkirakan, 500 juta hingga satu miliar kantong plastik digunakan di dunia
tiap tahunnya. Jika sampah-sampah ini dibentangkan maka, dapat membukus
permukaan bumi setidaknya hingga 10 kali lipat! Coba anda bayangkan begitu
fantastisnya sampah plastik yang sudah terlampau menggunung di bumi kita ini. Dan
tahukah anda? Setiap tahun, sekitar 500 milyar 1 triliyun kantong plastik digunakan
di seluruh dunia. Diperkirakan setiap orang menghabiskan 170 kantong plastik setiap
tahunnya (coba kalikan dengan jumlah penduduk kotamu!) Lebih dari 17 milyar
kantong plastik dibagikan secara gratis oleh supermarket di seluruh dunia setiap
tahunnya. Kantong plastik mulai marak digunakan sejak masuknya supermarket di
kota-kota besar.
Sejak proses
produksi
hingga
tahap
pembuangan,
sampah
plastik
sangat tidak hemat energi dan pada tahap pembuangan di lahan penimbunan sampah
(TPA), sampah plastik mengeluarkan gas rumah kaca.
D. Definisi Plastik
Plastik merupakan senyawa kimia yang tersusun oleh monomer sejenis
membentuk polimer dengan rantai panjang. sifatnya yang sulit terdegradasi oleh
mikroba dalam tanah.
Berdasarkan hasil tinjauan pustaka, limbah plastik dapat didaur ulang
menjadi bahan yang bernilai ekonomis serta dapat dikonversi menjadi bahan bakar
cair dan/atau gas dengan teknologi perengkahan polimer berbasis katalis. Metode yang
digunakan untuk mengonversi limbah plastik adalah perengkahan katalitik
menggunakan katalis komersial dan katalis bekas.
Plastik merupakan produk polimer sintetik atau semi sintetik yang terbentuk
dari kondensasi organik atau senyawa polimer dan bisa juga dari zat lain dengan
tujuan untuk meningkatkan performa dan ekonomis. Senyawa polimer ini tersusun
dari monomer-monomer rantai karbon pendek baik hopolimer ataupun kopolimer.
Secara umum plastik dapat digolongkan menjadi dua berdasarkan jenis
reaksinya, yaitu plastik (polimer) kondensasi dan polimer adisi (poliolefin misalnya
polietilen, polipropilen, polistyrene). Polimer kondensasi diantaranya adalah poliamid,
poliester, dan nilon dapat didepolimerisasi (diurai) lewat jalur sintesis balik sehingga
menghasilkan kembali monomer diasam, diol, atau diamid. Proses tersebut yang boleh
dikatakan dapat menghasilkan monomer dengan yield sangat tinggi melibatkan reaksi
kimia yang disebut alkoholisis (penguraian alkohol), glikolisis (penguraian glikol),
dan hidrolisis (penguraian oleh air). Sebaliknya, teknik depolimerisasi serupa tidak
dapat diterapkan secara langsung pada jenis polimer adisi sehingga membutuhkan
tindakan aktivasi.
E. Jenis-Jenis Plastik
1. Polyethylene Terephthalate (PET/PETE)
PET biasanya dipergunakan di botol minuman dan jenisnya transparan,
jernih/bening. Botol-botol dengan bahan ini direkomendasikan hanya untuk sekali
pakai. Karena bila terlalu sering dipakai, apalagi digunakan untuk menyimpan air
hangat atau panas, akan mengakibatkan lapisan polimer pada botol tersebut meleleh
dan mengeluarkan zat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker)
2. High Density Polyethylene (HDPE)
Benda dengan kode HDPE bentuknya berwarna putih susu dan digunakan
untuk botol susu, jus, air, kotak sereal, produk pencuci, galon air minum, kursi lipat,
dan lain-lain. HDPE merupakan salah satu bahan plastik yang aman untuk digunakan
karena kemampuan untuk mencegah reaksi kimia antara kemasan plastik berbahan
HDPE dengan makanan/minuman yang dikemasnya.
3. Vinyl polypronil chloride or PVC)
Bahan ini paling susah untuk didaur ulang dan biasa digunakan untuk pipa,
kontruksi bangunan, plastik pembungkus (cling wrap), dan botol-botol. Bahan ini
lebih tahan terhadap bahan senyawa kimia, minyak, dll. Kandungan dari PVC yaitu
DEHA yang terdapat pada plastik pembungkus dapat bocor dan masuk ke makanan
berminyak bila dipanaskan. Reaksi yang terjadi antara PVC dengan makanan yang
dikemas dengan plastik ini berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati dan berat badan.
4. Low Density Polyethylene (LDPE)
Benda dengan kode LDPE biasa dipakai untuk tempat makanan dan botolbotol yang lembek (madu, mustard). Barang berbahan LDPE ini sulit dihancurkan,
tetapi tetap baik untuk tempat makanan karena sulit bereaksi secara kimiawi dengan
makanan yang dikemas dengan bahan ini.
5. Polypropylene (PP)
Barang dengan kode ini merupakan pilihan terbaik untuk bahan plastik
terutama untuk yang berhubungan dengan makanan dan minuman seperti tempat
menyimpan makanan, botol minum, tempat obat dan botol minum untuk bayi.
Cirinya biasa botol transparan yang tidak jernih atau berawan. Cari simbol ini bila
membeli barang berbahan plastik.
6. Polystyrene (PS)
PS biasa dipakai sebagai bahan tempat makan styrofoam, tempat minum
sekali pakai, tempat CD, karton tempat telor, dll. Bahan Polystyrene bisa
membocorkan bahan styrine ke dalam makanan ketika makanan tersebut
bersentuhan. Bahan Styrine berbahaya untuk otak mengganggu hormon estrogen
pada wanita yang berakibat pada masalah reproduksi, dan pertumbuhan dan sistem
syaraf. Bahan ini dapat dikenali dengan cara dibakar (cara terakhir dan sebaiknya
dihindari). Ketika dibakar, bahan ini akan mengeluarkan api berwarna kuning-jingga,
dan meninggalkan jelaga.
7. Lainnya
Barang dengan kode ini bisa didapatkan di tempat makanan dan minuman
seperti botol minum olahraga, botol susu, suku cadang mobil, alat-alat rumah tangga,
komputer,
alat-alat
elektronik,
dan
plastik
kemasan.
Polycarbonate
bisa
dialirkan. Atomisasi
yang
jelek
akam
yang dihasilkan selama proses pembakaran. Nilai kalor kotor / gross calorific
value (GCV) mengasumsikan seluruh uap yang dihasilkan selama proses
pembakaran sepenuhnya terembunkan/terkondensasikan. Nilai kalor netto (NCV)
mengasumsikan air yang keluar dengan produk pengembunan tidak seluruhnya
terembunkan.
G. Proses Pirolisis
Penanganan sampah plastik yang efektif adalah memutus rantai polimer
(fraksinasi). Metode pemecahan rantai polimer yang sudah dikenal adalah pirolisis,
gasifikasi, degradasi termal maupun katalitik. Pengolahan sampah plastik yang paling
memungkinan adalah dengan proses pirolisis.
Pirolisis adalah dekomposisi kimia bahan organic melalui proses pemanasan
tanpa atau sedikit oksigen atau reagen lainnya. Pirolisis dilakukan di dalam sebuah
pengurangan atmosfer (hampa udara) pada temperatur hingga 800oC. Limbah plastik
melalui proses pirolisis mampu diubah menjadi feedstock petrokimia seperti nafta,
liquid dan wax seperti hidrokarbon dan gas serta minyak dasar untuk pelumas. Teknik
pirolisis telah digunakan sejak awal tahun 1930 di Jerman untuk peningkatan residu
hidrogenasi yang diperoleh dari pencairan/pelelehan batubara. Keunggulan nyata dari
pirolisis dibandingkan dengan pembakaran (incineration), yaitu dapat mereduksi gas
buang hingga 20 kali. Disisi lain, produk pirolisis dapat dimanfaatkan lebih fleksibel
dan penanganannya lebih mudah. Proses pirolisis sampah plastik merupakan teknologi
konversi termokimia yang masih perlu dikembangkan. Selain itu, keterbatasan datadata kinetik untuk penentuan persamaan laju termal dekomposisi secara menyeluruh.
Data - data itu diperlukan untuk rancang bangun reaktor pirolisis. Pyrolytic oil sebagai
produk cair mengandung nafta dan komponen lain yang relatif potensial untuk diolah
kembali menjadi fraksi yang dapat memberikan nilai tambah.
Beberapa penelitian seputar konversi sampah plastik menjadi produk cair
berkualitas bahan bakar telah dilakukan dan menunjukkan hasil yang cukup prospektif
untuk dikembangkan. Pemanfaatan hasil fraksinasi sampah plastik telah banyak
dikembangkan, yaitu pengubahan produk tar (pyrolytic oil) menjadi minyak pelumas
menggunakan metode hydroisomerisasi, tetapi masih memerlukan langkah yang
cukup panjang. Sistem kerja yang digunakan adalah pirolisis atau destilasi kering.
Limbah plastik dipanaskan di atas suhu leburnya sehingga berubah jadi uap.Proses
pemanasan ini menyebabkan perekahan pada molekul polimer plastik menjadi
Prosedur Penelitian
Prsedur penelitian ini dibagi menjadi beberapa tahap yaitu :
a. Pembuatan Reaktor.