Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
I.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Jalan merupakan salah satu jenis transportasi darat yang memegang peranan
penting bagi kelancaran pembangunan serta pemerataannya. Pembangunan sarana
transportasi mempunyai peranan penting, sebab itu disadari makin meningkatnya
jumlah pemakai jalan yang akan menggunakan sarana tersebut. Lancar atau tidaknya
transportasi akan membawa dampak yang cukup besar terhadap kehidupan masyarakat,
terutama di bidang ekonomi.
Proyek pembangunan jalan ruas Lanna-Pattallassang, merupakan ruas trans daerah
yang sangat vital untuk menghubungkan antar kabupaten, sehingga sekiranya
pemerintah perlu meningkatkan kualitas pada ruas jalan tersebut. Karena itu, di
perlukan langkah-langkah yang tepat baik perencanaan maupun dalam pelaksanaan.
Perlunya pengetahuan lebih lanjut mengenai produktivitas masing-masing alat
sebagai upaya yang tepat agar menghasilkan pekerjaan yang efektif dan efisien.
Rumusan Masalah
1. Berapakah biaya alat berat berdasarkan data lapangan pada proyek pembangunan
Jalan Strategis Ruas Lanna-Pattallassang ?
2. Apakah penyebab sehingga terjadinya perbedaan antara analisa berdasarkan data
lapangan dengan kontrak ?
Tujuan Penelitian
1. Untuk menghitung biaya alat berat dengan berdasarkan data lapangan.
1)
2)
2)
2)
2)
Q =
V x 60 x FK
Ts1 x Fk
fB+ fa +fo+ fd + ft
5
Dimana :
V = Kapasitas bucket
Fo = Faktor koreksi akibat kecakapan operator (Lampiran 7 Hal.181)
Fd = Faktor koreksi akibat kedalaman (Lampiran 7 Hal.181)
Ft = Faktor Koreksi akibat efisiensi waktu (Lampiran 7 Hal.180)
FB = Faktor bucket (Lampiran 7 Hal.182 dan Tabel 2.1)
Fa = Faktor efisiensi alat (Lampiran 7 Hal.180)
Ts1 = t1 + t2 = waktu menggali atau memuat + lain-lain
Fk = Faktor pengembangan bahan (Kondisi Lepas)
Tabel 2.1 Faktor bucket (bucket fill factor) (FB)
Kondisi Material
Excavator
Tanah Liat
1,0 1,10
Pasir dan Batu Pecah
0,95 1,00
Tanah Cadas dan Keras
0,80 0,90
Batuan Hasil Ledakan
0,60 0,75
Batuan Hasil Ledakan Besar
0,40 -0,50
Sumber : Pedoman Pokok Pelaksanaan Pekerjaan dengan Menggunakan
Peralatan ( P5 ). Edisi I Direktorat Jenderal Pengairan. Hal. 81.
2. Kapasitas Produksi Loader
Prosedur kerja / Panduan Wheel loader
- Menurunkan bucket diatas permukaan tanah, mendorong ke depan
(memuat/menggusur), mengangkat bucket, membawa dan membuang muatan.
- Apabila material harus dimuatkan ke alat angkutan, misalnya truk. Cara
pemuatannya dengan lintasan V atau L.
Rumus perhitungan kapasitas produksi Loader adalah sebagai berikut :
Q = (V x 60 x FK)/ (Ts1 x Fk)
fB+ fa+fo+ ft
4
Dimana :
V = Kapasitas bucket
FB = Faktor bucket (Tabel 2.2)
Ft = Faktor koreksi akibat efisiensi waktu (Lampiran 7 Hal.180)
Fo = Faktor koreksi akibat kecakapan operator (Lampiran 7 Hal.181)
Fa = Faktor efisiensi alat (Lampiran 7 Hal.180)
Ts1 = t1 + t2 = waktu menggali atau memuat + lain-lain
Fk = Faktor pengembangan bahan (Kondisi Lepas)
Tabel 2.2 Faktor bucket (bucket fill factor) (FB)
Kondisi Penumpahan
Wheel Loader
Mudah
0,8 1,0
1)
Alumni Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Ujung Pandang
2)
Dosen Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Ujung Pandang
5
Sedang
0,6 0,8
Agak Sukar
0,5 0,6
Sukar
0,4 0,5
Sumber:
Pedoman
Pokok
Pelaksanaan
Pekerjaan
dengan
MenggunakanPeralatan(P5 ). Edisi I Direktorat Jenderal
Pengairan. Hal. 81.
Tabel 2.3 Waktu siklus standar
Kapasitas Bucket
s/d 3 m3 3,1 m3 s/d 5 m3
5,1 m3
Kondisi Kerja
Mudah
0,40
0,50
0,60
Sedang
0,50
0,60
0,65
Agak Sukar
0,65
0,65
0,70
Sukar
0,70
0,75
0,75
Sumber : Pedoman Pokok Pelaksanaan Pekerjaan dengan Menggunakan
Peralatan (P5 ). Edisi I Direktorat Jenderal Pengairan. Hal. 81.
3. Kapasitas Produksi Dump Truck
Prosedur Kerja / Panduan Dump truck
- Posisi truck harus stabil dan rata ketika proses pemuatan material.
- Saat penumpahan muatan (dumping) dilakukan secara hidrolis yang
menyebabkan bak terangkat pada satu sisi, sedang sisi lain yang berhadapan
berputar sebagai engsel.
Kapasitas produksi Dump Truck dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
Q=
( V x 60 x FK )
Ts 2 x Fk x D
fa+ fo+ ft
3
Dimana :
V = Kapasitas bak
Fk = Faktor pengembangan bahan (Kondisi Lepas)
Ft = Faktor koreksi akibat efisiensi waktu (Lampiran 7 Hal.180)
Fo = Faktor koreksi akibat kecakapan operator (Lampiran 7 Hal.181)
Ts2 = waktu siklus (waktu tempuh isi + kosong + lain-lain)
Fa = Faktor efisiensi alat (Tabel 2.4)
Tabel 2.4Efisiensi Kerja Dump Truck (Fa)
Kondisi Kerja
Efisiensi Kerja
Baik
0,83
Sedang
0,80
Kurang Baik
0,75
Buruk
0,70
Bermuatan
40 km/jam
Kosong
60 km/jam
1)
2)
Naik
Menurun
Bermuatan
20 km/jam
Kosong
40 km/jam
Bermuatan
20 km/jam
Kosong
40 km/jam
Sumber : Pedoman Pokok Pelaksanaan Pekerjaan dengan Menggunakan
Peralatan ( P5 ). Edisi I Direktorat Jenderal Pengairan. Hal. 80
4. Kapasitas Produksi Vibrator Roller
Prosedur Kerja / Panduan Vibrator roller
- Pada pekerjan tanah setelah tanah dihamparkan dapat dilakukan pemadatan.
- Roller pada alat menggilas tanah serta vibrator pada alat yang membantu
menyusutkan tanah.
- Diperluakan lintasan yang sesuai untuk mengefektifkan pemadatan, dengan cara
maju dan memundurkan alat.
Kapasitas produksi Vibrator Roller dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
Q = (V x 1000)x(N(b-bo)+bo) x t x FK / n
Faktor Koreksi (FK) :
fa+ fk +fo+ ft
4
Dimana :
V = Kecepatan operasi alat
Ft = Faktor koreksi akibat efisiensi waktu (Lampiran 7 Hal.180)
Fo = Faktor koreksi akibat kecakapan operator (Lampiran 7 Hal.181)
b = Lebar efektif pemadatan
n = Jumlah lintasan
t = Tebal pemadatan
Fk = Faktor pengembangan bahan (Kondisi Lepas)
Fa = Faktor efisiensi alat (Lampiran 7 Hal.180)
6.
fa+ fo+ ft
3
Dimana :
V = Kapasitas alat
D1 = Berat Jenis Aspal
Fa = Faktor efisiensi kerja (Lampiran 7 Hal.180)
Ft = Faktor koreksi akibat efisiensi waktu (Lampiran 7 Hal.180)
Fo = Faktor koreksi akibat kecakapan operator (Lampiran 7 Hal.181)
Kapasitas Produksi Asphalt Finisher
Kapasitas produksi Asphalt Finisher dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
Q = (v x b x FKx 60)
Faktor Koreksi (FK) :
fa+ fo+ft
3
Dimana :
1)
2)
V = Kapasitas alat
b = lebar hamparan
Fa = Faktor efisiensi kerja (Lampiran 7 Hal.180)
Ft = Faktor koreksi akibat efisiensi waktu (Lampiran 7 Hal.180)
Fo = Faktor koreksi akibat kecakapan operator (Lampiran 7 Hal.181)
7. Kapasitas Produksi Asphalt Sprayer(Hand Sprayer)
Kapasitas produksi Asphalt Finisher Asphalt Sprayer(Hand Sprayer)
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Q = (pas x FK x 60)
Faktor Koreksi (FK) :
fa+ fo+ ft
3
Dimana :
V = Kapasitas alat
Pas = kapasitas pompa aspal
Fa = Faktor efisiensi kerja (Lampiran 7 Hal.180)
Ft = Faktor koreksi efisiensi waktu (Lampiran 7 Hal.180)
Fo = Faktor koreksi akibat kecakapan operator (Lampiran 7 Ha.181)
8. Kapasitas Produksi Air Compressor
Rumus air compressor berikut adalah sebagai pembersih area proyek (permukaan
jalan) yang akan dilabur aspal.
Kapasitas produksi (luas permukaan) / jam = Q
Q = V x Ap
Dimana :
V = Kapasitas alat
Ap = Aplikasi lapisan (liter)
9. Kapasitas Produksi Motor Grader
Kapasitas produksi Motor Grader dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
Q = (Lh x (N(b-bo)+bo) x t x FK x 60 /Ts3 x n
Faktor Koreksi (FK) :
fa+ fk +fo + ft
4
Dimana :
Lh = panjang hamparan
b = lebar efektif blade
t = tebal lapis aggregate
Fa= faktor efisiensi alat (Tabel 2.6)
Ft = Faktor koreksi akibat efisiensi waktu (Lampiran 7 Hal.180)
Fo = Faktor koreksi akibat kecakapan operator (Lampiran 7 Hal.181)
n = jumlah lintasan
Ts3= waktu siklus
Tabel 2.6Lebar (panjang) pisau efektif, lebar overlap
Panjang
Panjang / Lebar / Pisau Efektif (m)
Pisau (m)
Sudut Pisau 60
Sudut Pisau 45
2,2
1,9
1,6
2,5
2,2
1,8
2,8
2,4
2,0
3,05
2,6
2,2
3,1
2,7
2,2
1)
2)
3,4
2,9
2,4
3,7
3,2
2,6
4,0
3,5
2,8
4,3
3,7
3,0
Sumber : Pedoman Praktis Penggunaan Peralatan Mekanis PT. Hutama Karya
1982.
Tabel 2.7Faktor efisiensi kerja (Fa)
Kondisi Kerja
Efisiensi Kerja
Road repair, leveling
0,8
Snow removal (V-type plow)
0,7
Spreading, grading
0,6
Treaching, snow-removal
0,5
Sumber : P4edoman Praktis Penggunaan Peralatan
MekanisPT.HutamaKarya1982.
10. Kapasitas Produksi Tandem Roller
Kapasitas produksi Tandem Roller dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
Q = (Vx 1000) x (N(b-bo) + bo) x t x FK / n
Faktor Koreksi (FK) :
fa+ fk +fo+ ft
4
Dimana :
b=Lebar efektif pemadatan
V = Kecepatan alat
Fa = Faktor efisiensi kerja (Lampiran 7 Hal.180)
Ft = Faktor koreksi akibat efisiensi waktu (Lampiran 7 Hal.180)
Fo = Faktor koreksi akibat kecakapan operator (Lampiran 7 Hal.181)
t = Tebal pemadatan
bo = lebar overlap
n = Jumlah lintasan
11. Kapasitas Produksi Pneumatic Tire Roller
Kapasitas produksi Pneumatic Tire Roller dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
Q=
( v x 1000 ) x bx FK
n
fa+ fo+ ft
3
Dimana :
b=Lebar efektif pemadatan
V = Kecepatan alat
Fa = Faktor efisiensi kerja (Lampiran 7 Hal.180)
Ft = Faktor koreksi efisiensi waktu (Lampiran 7 Hal.180)
Fo = Faktor koreksi akibat kecakapan operator (Lampiran 7 Hal.181)
t = Tebal pemadatan
n = Jumlah lintasan
12. Kapasitas Produksi Water Tank Truck
Kapasitas produksi Water Tank Truck dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
Q = (pa x FK x 60)/Wc x 1000
1)
2)
fa+ fk +fo + ft
4
Dimana :
V = Kapasitas tangki air
Wc = Kebutuhan air/ m3
Pa = kapasitas pompa air
Fa = Faktor efisiensi kerja (Lampiran 7 Hal.180)
Ft = Faktor efisensi waktu (Lampiran 7 Hal.180)
Fo = Faktor akibat kecakapan operator (Lampiran 7 Hal.181)
n = Pengisian tangki / jam
13. Kapasitas Produksi Truck Mixer
Kapasitas produksi Truck Mixer dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
Kapasitas Produksi (Q) =
Faktor Koreksi (FK) :
V x 60 x FK
ts
fa+ fo+ ft
3
Dimana :
V = Kapasitas alat
Fa = Faktor efisiensi kerja ( Lampiran 7 Hal.180)
Ft = Faktor efisiensi waktu (Lampiran 7 Hal.180)
Fo = Faktor akibat kecakapan operator (Lampiran 7 Hal.181)
Ts = Waktu siklus
14. Kapasitas Produksi Batchin Plant
Kapasitas produksi Batchin Plant dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
Q=
V x FK x 60
1000 x ts
fa+ fo+ ft
3
Dimana :
V = Kapasitas alat / jam
Fa = Faktor efisiensi kerja (Lampiran 7 Hal.180)
Ft = Faktor efisiensi waktu (Lampiran 7 Hal.180)
Fo = Faktor koreksi akibat kecakapan operator (Lampiran 7 Hal.181)
Ts = waktu siklus
III. METODE PENELITIAN
Langkah Penelitian
Langkah penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah panduan
observasi, dan panduan wawancara.
Observasi atau survey lapangan dilakukan dengan mengamati secara visual,
pengukuran dan perhitungan di lapangan untuk memperoleh gambaran dan informasi
yang sebenarnya tentang kondisi yang terjadi di lapangan.
Panduan wawancara yang dilakukan adalah wawancara tidak berstruktur yaitu
wawancara yang dilakukan tanpa ada batasan waktu dan daftar urutan pertanyaan, tapi
berpegang pada pokok penting permasalahan yang sesuai dengan tujuan wawancara.
Data dan Sumber Data
1)
Alumni Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Ujung Pandang
2)
Dosen Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Ujung Pandang
10
Data penelitian ini berupa tabel, grafik, dan teks,. Data ini bersumber dari
pengamatan dan pencatatan langsung dilapangan serta studi pustka yang dilakukan
pada time schedule proyek. Selain itu,data penelitian ini bersumber pula dari hasil
wawancara dengan Site Manager, Pengawas dari pihak kontraktordan pihak- pihak
lainnya yang terkait di proyek tersebut.
Metode dan Teknik Pengumulan Data
Metode penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah
penelitian lapangan yaitu dengan teknik observasi yaitu pengamatan yang dilakukan di
lapangan dan wawancara.
Observasi menyaratkan pencatatan dan perekamansistematis mengenai
sebuah peristiwa, danperilaku-perilaku informan dalam situasi tertentu,bukan seperti
yang belakangan diingat, diceritakan kembali dandigeneralisasikan oleh peneliti itu
sendiri. Metode observasi seringdikaitkan dengan wawancara.
Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif.
Metode penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang dirancang untuk mengetahui objek
tertentu atau benar-benar fokus pada sautu permasalahan saja. Tujuan dari penelitian
kuantitatif adalah untuk melakukan tes terhadap teori yang sudah ada sebelumnya,
hanya saja ingin membuktikan kebenaran teori yang sudah ada tersebut.
Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini meliputi kegiatan kajian kepustakaan, dan perencanaan teknik-teknik
yang dapat memudahkan proses pengambilan data dan mobilisasi tenaga.
2. Tahap Pengumpulan Data
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan yaitu dengan teknik
observasi yaitu pengamatan yang dilakukan di lapangan dan wawancara.
a. Observasi atau survey lapangan dilakukan dengan mengamati secara visual,
pengukuran dan perhitungan di lapangan untuk memperoleh gambaran dan
informasi yang sebenarnya tentang kondisi yang terjadi di lapangan. Melihat dan
membandingkan time schedule dengan realisasi yang telah terlaksana di lapangan.
b. Tipe wawancara yang dilakukan adalah wawancara tidak berstruktur yaitu
wawancara yang dilakukan tanpa ada batasan waktu dan daftar urutan pertanyaan,
tapi berpegang pada pokok penting permasalahan yang sesuai dengan tujuan
wawancara. Narasumber dipilih pihak-pihak yang terlibat dalam proyek
diantaranya adalah Site Manager dan pengawas dilapangan.
c. Data-data yang dibutuhkan
Data-data yang dibutuhkan untuk penelitian ini antara lain:
1) Daftar jumlah alat
2) Jam kerja alat
3) Laporan Mingguan Proyek
Merupakan prestasi proyek yang telah dicapai dalam 1 minggu. Dalam
laporan ini, terdapat volume dan bobot (%) kemajuan pekerjaan dalam periode
minggu tersebut.
3. Tahap Analisa Data Hasil Survey
Data yang diperoleh akan diolah dengan menggunakan Microsoft Excel.
4. Perencaan dari Hasil Analisa Data
Dari hasil analisa maka dapat diketahui faktor-faktor yang menyebabkan
keterlambatan pada proyek tersebut sehingga dapat pula diketahui cara
pengendalian alat berat pada proyek pembangunan jalan lanna-pattallassang.
Selain itu dengan pengolahan data yang baik maka perbandingan waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek sesuai dengan rencana awal dengan
perencanaan dengan menggunakan Microsoft Excel dapat diketahui.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
1)
2)
11
2)
12
(b). Dump truck : berdasarkan harga satuan kontrak, kapasitas produksi alat ini sebesar
99,39 m3/jam, sedangkan berdasarkan harga satuan analisa kami, kapasitas produksi
alat ini sebesar 127,22 m3/jam.
(c). Motor Grader : berdasarkan harga satuan kontrak, kapasitas produksi alat ini
sebesar 400,91 m3/jam, sedangkan berdasarkan harga satuan analisa kami, kapasitas
produksi alat ini sebesar 442,67 m3/jam.
Hal ini terjadi dikarenakan jam kerja efektif per-hari dari data lapangan sebanyak 8
jam sedangkan kontrak sebanyak 7 jam, kapasitas alat yang berbeda, waktu siklus
dumptruck yang lebih cepat dari data lapangan 0,85 menit sedangkan dari kontrak 0,91
menit dan penambahan faktor koreksi yaitu faktor bucket (FB), faktor efesiensi alat
(Fa), faktor akibat kecakapan operator (Fo), faktor pengembangan bahan (Fk), dan
faktor efesiensi waktu (Ft).
1.4. Penyiapan badan jalan dengan volume 8.544 m3dengan alat berat yang bekerja
pada pekerjaan ini sebagai berikut :
(a). Motor grader : berdasarkan harga satuan kontrak, kapasitas produksi alat ini
sebesar 3257,14 m2, sedangkan berdasarkan harga satuan analisa kami, kapasitas
produksi alat ini sebesar 3596,43 m2.
(b). Vibrator Roller : berdasarkan harga satuan kontrak, kapasitas produksi alat ini
sebesar 614,20 m2, sedangkan berdasarkan harga satuan analisa kami, kapasitas
produksi alat ini sebesar 661,07 m2.
Hal ini terjadi dikarenakan jam kerja efektif per-hari dari data lapangan sebanyak 8
jam sedangkan kontrak sebanyak 7 jam, kapasitas alat yang berbeda, dan penambahan
faktor efesiensi alat (Fa), faktor akibat kecakapan operator (Fo), dan faktor efesiensi
waktu (Ft).
1.5. Pekerjaan urugan pilihan dengan volume 2.403 m3dengan alat berat yang
bekerja pada pekerjaan ini sebagai berikut :
(a). Wheel loader : berdasarkan harga satuan kontrak, kapasitas produksi alat ini
sebesar 264,56 m3/jam, sedangkan berdasarkan harga satuan analisa kami, kapasitas
produksi alat ini sebesar 330,94 m3/jam.
(b). Dump truck : berdasarkan harga satuan kontrak, kapasitas produksi alat ini sebesar
99,39 m3/jam, sedangkan berdasarkan harga satuan analisa kami, kapasitas produksi
alat ini sebesar 127,22 m3/jam.
(c). Motor grader: berdasarkan harga satuan kontrak, kapasitas produksi alat ini sebesar
400,91 m3/jam, sedangkan berdasarkan harga satuan analisa kami, kapasitas produksi
alat ini sebesar 442,67 m3/jam.
(d). Tandem roller : berdasarkan harga satuan kontrak, kapasitas produksi alat ini
sebesar 82,79 m3/jam, sedangkan berdasarkan harga satuan analisa kami, kapasitas
produksi alat ini sebesar 89,11 m3/jam.
1.6. Pekerjaan Lapis pondasi Agregat kelas A dengan volume 3.738 m3 dengan
alat berat yang bekerja pada pekerjaan ini sebagai berikut :
(a). Wheel loader : berdasarkan harga satuan kontrak, kapasitas produksi alat ini
sebesar 211,65 m3/jam, sedangkan berdasarkan harga satuan analisa kami, kapasitas
produksi alat ini sebesar 264,75 m3/jam.
(b). Dump truck : berdasarkan harga satuan kontrak, kapasitas produksi alat ini sebesar
8,98 m3/jam, sedangkan berdasarkan harga satuan analisa kami, kapasitas produksi
alat ini sebesar 30,63 m3/jam.
(c). Motor grader : berdasarkan harga satuan kontrak, kapasitas produksi alat ini
sebesar 256,78 m3/jam, sedangkan berdasarkan harga satuan analisa kami, kapasitas
produksi alat ini sebesar 276,38 m3/jam.
Hal ini terjadi dikarenakan jam kerja efektif per-hari dari data lapangan sebanyak 8
jam sedangkan kontrak sebanyak 7 jam, kapasitas alat yang berbeda, waktu siklus
dumptruck yang lebih cepat dari data lapangan 11,35 menit sedangkan dari kontrak
11,41 menit, proporsi campuran agregat yang berbeda dan penambahan faktor koreksi
1)
2)
13
yaitu faktor bucket (FB), faktor efesiensi alat (Fa), faktor akibat kecakapan operator
(Fo), dan faktor efesiensi waktu (Ft).
1.7. Pekerjaan Lapis pondasi Agregat kelas B dengan volume 1.708,80 m3 dengan
alat berat yang bekerja pada pekerjaan ini sebagai berikut :
(a). Wheel loader : berdasarkan harga satuan kontrak, kapasitas produksi alat ini
sebesar 211,65 m3/jam, sedangkan berdasarkan harga satuan analisa kami, kapasitas
produksi alat ini sebesar 264,75 m3/jam.
(b). Dump truck : berdasarkan harga satuan kontrak, kapasitas produksi alat ini sebesar
9,32 m3/jam, sedangkan berdasarkan harga satuan analisa kami, kapasitas produksi
alat ini sebesar 11,52 m3/jam.
(c). Motor grader : berdasarkan harga satuan kontrak, kapasitas produksi alat ini
sebesar 256,78 m3/jam, sedangkan berdasarkan harga satuan analisa kami, kapasitas
produksi alat ini sebesar 276,38m3/jam.
Hal ini terjadi dikarenakan jam kerja efektif per-hari dari data lapangan sebanyak 8
jam sedangkan kontrak sebanyak 7 jam, kapasitas alat yang berbeda, waktu siklus
dumptruck yang lebih cepat dari data lapangan 11,35 menit sedangkan dari kontrak
11,41 menit, proporsi campuran agregat yang berbeda dan penambahan faktor koreksi
yaitu faktor bucket (FB), faktor efesiensi alat (Fa), faktor akibat kecakapan operator
(Fo), dan faktor efesiensi waktu (Ft).
1.8. Pekerjaan lapis resap pengikat dengan volume 15.886,5liter dengan alat berat
yang bekerja pada pekerjaan ini sebagai berikut :
(a). Aspalt Distributor : berdasarkan harga satuan kontrak, kapasitas produksi alat ini
sebesar 4800 liter/jam, sedangkan berdasarkan harga satuan analisa kami, kapasitas
produksi alat ini sebesar 5.300 liter/jam.
(b). Air compressor : berdasarkan harga satuan kontrak, kapasitas produksi alat ini
sebesar 4800 liter/jam, sedangkan berdasarkan harga satuan analisa kami, kapasitas
produksi alat ini sebesar 5.300 liter/jam.
Hal ini terjadi dikarenakan jam kerja efektif per-hari dari data lapangan sebanyak 8
jam sedangkan kontrak sebanyak 7 jam, kapasitas alat yang berbeda, dan penambahan
faktor koreksi yaitu faktor efesiensi alat (Fa), faktor akibat kecakapan operator (Fo),
dan faktor efesiensi waktu (Ft).
1.9. Pekerjaan lapis perekat dengan volume 2.803,5 liter dengan alat berat yang
bekerja pada pekerjaan ini sebagai berikut :
(a). Aspalt distributor : berdasarkan harga satuan kontrak, kapasitas produksi alat ini
sebesar 4800 liter/jam, sedangkan berdasarkan harga satuan analisa kami, kapasitas
produksi alat ini sebesar 5.300 liter/jam.
(b). Air compressor : berdasarkan harga satuan kontrak, kapasitas produksi alat ini
sebesar 4800 liter/jam, sedangkan berdasarkan harga satuan analisa kami, kapasitas
produksi alat ini sebesar 5.300 liter/jam.
Hal ini terjadi dikarenakan jam kerja efektif per-hari dari data lapangan sebanyak 8
jam sedangkan kontrak sebanyak 7 jam, kapasitas alat yang berbeda, dan penambahan
faktor koreksi yaitu faktor efesiensi alat (Fa), faktor akibat kecakapan operator (Fo),
dan faktor efesiensi waktu (Ft).
1.10.
Pekerjaan Laston lapis Aus (AC-WC) dengan volume 18.690 m3
dengan alat berat yang bekerja pada pekerjaan ini sebagai berikut :
(a). Wheelloader: berdasarkan harga satuan kontrak, kapasitas produksi alat ini sebesar
1.146,56 m2, sedangkan berdasarkan harga satuan analisa kami, kapasitas produksi alat
ini sebesar 1.434,21m2.
(b). Dump truck : berdasarkan harga satuan kontrak, kapasitas produksi alat ini sebesar
48,05m2, sedangkan berdasarkan harga satuan analisa kami, kapasitas produksi alat ini
sebesar 66,64 m2.
1)
2)
14
(c). AMP : berdasarkan harga satuan kontrak, kapasitas produksi alat ini sebesar 451,09
m2, sedangkan berdasarkan harga satuan analisa kami, kapasitas produksi alat ini
sebesar 485,51 m2.
1.11.
Pekerjaan Laston lapis Aus (AC-BC) dengan volume 1.121,40 m3
dengan alat berat yang bekerja pada pekerjaan ini sebagai berikut :
(a). Wheelloader: berdasarkan harga satuan kontrak, kapasitas produksi alat ini sebesar
45,86 m3/jam, sedangkan berdasarkan harga satuan analisa kami, kapasitas produksi
alat ini sebesar 80,89m3/jam.
(b). Dump truck : berdasarkan harga satuan kontrak, kapasitas produksi alat ini sebesar
1,41m3/jam, sedangkan berdasarkan harga satuan analisa kami, kapasitas produksi alat
ini sebesar 1,90 m3/jam.
(c). AMP : berdasarkan harga satuan kontrak, kapasitas produksi alat ini sebesar 43,30
m3/jam, sedangkan berdasarkan harga satuan analisa kami, kapasitas produksi alat ini
sebesar 19,42 m3/jam.
Hal ini terjadi dikarenakan jam kerja efektif per-hari dari data lapangan sebanyak 8
jam sedangkan kontrak sebanyak 7 jam, kapasitas alat yang berbeda, waktu siklus
dumptruck yang lebih cepat dari data lapangan 48,53 menit sedangkan dari kontrak
51,95 menit, komposisi campuran agregat yang berbeda dan penambahan faktor
koreksi yaitu faktor bucket (FB), faktor efesiensi alat (Fa), faktor akibat kecakapan
operator (Fo), dan faktor efesiensi waktu (Ft).
1.12.
Pekerjaan perkerasan semen beton k-250 dengan volume 83,40 m3
dengan alat berat yang bekerja pada pekerjaan ini sebagai berikut :
(a). Concrete Pan Mixer: berdasarkan harga satuan kontrak, kapasitas produksi alat ini
sebesar 4,597 m3, sedangkan berdasarkan harga satuan analisa kami, kapasitas
produksi alat ini sebesar 4.948m3.
(b). Truck mixer : berdasarkan harga satuan kontrak, kapasitas produksi alat ini sebesar
2,18 m3, sedangkan berdasarkan harga satuan analisa kami, kapasitas produksi alat ini
sebesar 2,44m3.
(c). Water tank : berdasarkan harga satuan kontrak, kapasitas produksi alat ini sebesar
17,66 m3, sedangkan berdasarkan harga satuan analisa kami, kapasitas produksi alat ini
sebesar 19,01m3.
Hal ini terjadi dikarenakan jam kerja efektif per-hari dari data lapangan sebanyak 8
jam sedangkan kontrak sebanyak 7 jam, kapasitas alat yang berbeda, waktu siklus
truck mixer yang lebih cepat dari data lapangan 109,63 menit sedangkan dari kontrak
114,26 menit dan penambahan faktor koreksi yaitu faktor efesiensi alat (Fa), faktor
akibat kecakapan operator (Fo), dan faktor efesiensi waktu (Ft).
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil penelitian ini, dapat ditarik kesimpulan antara lain :
1. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh total biaya penggunaan alat berat pada proyek
pembangunan jalan strategis ruas lanna pattalassang sebesar Rp. 675.394.563. Hal
ini dikarenakan biaya berdasarkan data lapangan merupakan real cost.
2. Biaya penggunaan alat yang diperoleh dari hasil analisis menunjukkan bahwa banyak
item pekerjaan yang memiliki biaya penggunaan alat yang lebih rendah daripada yang
terdapat pada kontrak. Hal ini karena adanya perbedaan dalam penggunaan alat, harga
alat dan material, metode kerja, serta faktor koreksi yang digunakan padakontrak
dengan biaya penggunaan alat yang dianalisis penulis.
Sebagai hasil akhir penulisan ini, kami menyampaikan beberapa saran sebagai berikut:
Sebaiknya dalam pelaksanaan suatu proyek agar dihindari hal hal yang
dapat memicu terganggunya pelaksanaan proyek serta kerugian bagi pelaksana seperti
teknik pelaksanaan yang tidak efektif, penggunaan alat yang tidak tepat, serta
penggunaan alat lama yang berlebihan sehingga akan mempengaruhi produksi
pekerjaan, biaya, serta waktu pelaksanaan yang lama.
DAFTAR PUSTAKA
1)
2)
15
Asiyanto, 2005. Construction Project Cost Management, Jakarta : PT. Pradnaya Paramita.
Azhari Ryans dan Muh. Rifky N. Manangin, 2012. Tinjauan rencana anggaran pelaksanaan
proyek jalan centrepoint of indonesia (CPI) paket I. Makassar.
Ervianto Wuldfram I, 2004.Teori Aplikasi Manajemen Proyek Konstruksi, Yogyakarta : Andi.
Rochmanhadi. 1992.Alat Alat Berat dan Penggunaannya. Jakarta : Y B P P U
Rostianty, Susi Fatena. 2008. Alat Berat Untuk Proyek Konstruksi. Bandung : PT. Rineka Cipta.
Rukman Riswanda dan Nurhadi, 2012. Tinjauan terhadap rencana anggaran biaya pada proyek
peningkatan jalan sengkang impa impa tarumpakkae. Makassar.
Soeharto Imam, 2001. Manajemen Proyek : Teori Conseptual Sampai Oprasional, Jakarta :
Erlangga.
1)
2)
16