Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
AUDIT-C Score
/ 12
/ 40
Skor dari 8 atau lebih dianggap sebagai indikator yang berbahaya dan merugikan
penggunaan alkohol.
Atur ulang
BAGIAN 1
PENDAHULUAN
beberapa studi yang ada menguji satu atau lebih antipsikotik atipikal dan satu atau
lebih komponen dari sindrom metabolik.1
BAGIAN II
ANTIPSIKOTIK ATIPIKAL
Antipsikotik Atipikal (AAP), yang juga dikenal sebagai antipsikotik generasi kedua,
adalah kelompok obat penenang antipsikotik digunakan untuk mengobati kondisi
jiwa. Beberapa antipsikotik atipikal yan disetujui FDA untuk digunakan dalam
pengobatan skizofrenia. Beberapa disetujui FDA untuk indikasi mania akut, depresi
bipolar, agitasi psikotik, pemeliharaan bipolar, dan indikasi lainnya. Kedua generasi
obat cenderung untuk memblokir reseptor dalam jalur dopamin otak, tetapi
antipsikotik atypicals berbeda dari antipsikotik tipikal karena cenderung dapat
menyebabkan gangguan ekstrapiramidal pada pasien, yang meliputi penyakit
gerakan Parkinsonisme, kekakuan tubuh dan tremor tak terkontrol. Gerakan-gerakan
tubuh yang abnormal bisa menjadi permanen obat bahkan setelah antipsikotik
dihentikan.2
Jenis-jenis obat atipikal
Berikut ini adalah antipsikotik atipikal disetujui dan dipasarkan di berbagai bagian
dunia:
Amisulpride (Solian)
Aripiprazole (Abilify)
Asenapine (Saphris)
Blonanserin (Lonasen)
Clotiapine (Entumine)
Clozapine (Clozaril)
Iloperidone (Fanapt)
Mosapramine (Cremin)
Olanzapine (Zyprexa)
Paliperidone (Invega)
Perospirone (Lullan)
Quepin (Specifar)
Quetiapine (Seroquel)
Remoxipride (Roxiam)
Risperidone (Risperdal)
Sertindole (Serdolect)
Sulpiride (Sulpirid, Eglonyl)
Ziprasidone (Geodon, Zeldox)
Zotepine (Nipolept)
Antipsikotik atipikal yang saat ini sedang dikembangkan tetapi belum berlisensi:
Bifeprunox (DU-127,090)
Lurasidone (SM-13,496)
Pimavanserin (ACP-103)
Vabicaserin (SCA-136)
Sejarah Antipsikotik Atipikal
bahwa withdrawal jarang terjadi karena AAP disimpan di jaringan lemak dalam tubuh
dan direalese perlahan-lahan.
Farmakologi Antipsikotik Atipikal
Mekanisme kerja dari antipsikotik atipikal sangat berbeda tiap obatnya. Antipsikotik
mengikat reseptor secara bervariasi, sehingga antipsikotik hanya memiliki kesamaan
efek anti-psikotik, efek sampingnya sangat bervariasi. Tidak jelas mekanisme di
belakang aksi antipsikotik atipikal. Semua antipsikotik bekerja pada sistem dopamin
tapi semua bervariasi dalam hal afinitas ke reseptor dopamin.
Ada 5 jenis reseptor dopamin pada manusia. Kelompok "D1-like" contohnya tipe 1
dan 5, mirip dalam struktur dan sensitivitas obat. 4 Kelompok "D2-like" termasuk
reseptor dopamin 2, 3 dan 4 dan memiliki struktur yang sangat serupa tetapi
sensitivitas sangat berbeda.4 reseptor "D1-like" telah ditemukan bahwa tidak secara
klinis relevan dalam tindakan terapeutik.5
Jika reseptor D1 merupakan komponen penting dari mekanisme AAP, memblokir
reseptor D1 hanya akan meningkatkan gejala psikiatri yang tampak. Jika reseptor
D1 mengikat komponen penting dari antipsikotik, reseptor D1 perlu ada dalam
pemeliharaan dosis. Ini tidak terlihat. D-1 tidak ada atau mungkin ada dalam jumlah
rendah atau dapat diabaikan, bahkan tidak mempertahankan penghapusan gejala
yang terlihat.4
Kelompok reseptor dopamin "D2-like" diklasifikasikan berdasarkan strukturnya,
bukan berdasarkan sensitivitas obat. Telah ditunjukkan bahwa blokade reseptor D2
diperlukan untuk tindakan.4 Semua antipsikotik mengeblok reseptor D2 sampai taraf
tertentu, tetapi afinitas antipsikotik bervariasi antar obat. Afinitas yang bervariasi
menyebabkan perubahan pada efektivitas. 7
Satu teori bagaimana antipsikotik atipikal bekerja adalah teori "cepat-off". AAP
memiliki afinitas rendah untuk reseptor D2 dan hanya mengikat pada reseptor
secara longgar dan cepat dilepaskan. 6 AAP secara cepat mengikat dan memisahkan
dirinya
pada reseptor D2 untuk memungkinkan transmisi dopamin
6
normal. Mekanisme pengikat sementara ini membuat tingkat prolaktin normal,
kognisi tidak terpengaruh, dan menyingkirkan EPS (Hschl, C. 2006).
Dari sudut pandang historis telah ada penelitian terhadap peran serotonin dan
pengobatan dengan menggunakan antipsikotik. Pengalaman dengan LSD
menunjukkan bahwa blokade reseptor 5-HT2A mungkin merupakan cara yang
menjanjikan untuk mengobati skizofrenia.Satu masalah dengan hal ini adalah
kenyataan bahwa gejala psikotik yang disebabkan oleh agonis reseptor 5-HT2
berbeda secara substansial dari gejala-gejala psikosis skizofrenia. Salah satu faktor
yang menjanjikan ini adalah tempat reseptor 5-HT2A terletak di otak. Mereka
terlokalisasi pada sel-sel hipokampus dan korteks piramidal dan memiliki kepadatan
yang tinggi di lapisan neokorteks lima, tempat masukan dari berbagai daerah otak
kortikal dan subkortikal terintegrasi.7
Pemblokiran reseptor area ini menarik mengingat daerah-daerah di otak yang
menarik dalam pengembangan skizofrenia. 6 Bukti menunjukkan fakta bahwa
serotonin tidak cukup untuk menghasilkan efek antipsikotik tetapi aktivitas
Anamnesis, tentang :
Riwayat keluarga dan penyakit sebelumnya.
Riwayat adanya perubahan berat badan.
Aktifitas fisik sehari-hari.
Asupan makanan sehari-hari
Obesitas
sentral
diobati dengan antipsikotik atipikal memiliki gula darah puasa yang tinggi dan
resistensi insulin. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan yang signifikan antara
olanzapine dan risperidone. Pasien diobati dengan olanzapine memiliki profil
metabolik secara signifikan lebih buruk dibandingkan dengan mereka yang dirawat
dengan risperidone, dengan lebih dari sepertiga dari kelompok menunjukan adanya
pinggang yang hypertrigliseridemik (lingkar pinggang 90 cm, trigliserida 2,0 mmol
/ L).16
Antipsikotik dan Trigliserida
Dislipidaemia merupakan komponen penting dari sindrom metabolik, yang terjadi
bersama dengan disregulasi glukosa dan peningkatan berat badan pada pasien
yang diobati dengan antipsikotik atipikal. Pengobatan dengan antipsikotik, baik
konvensional maupun atipikal, telah ditemukan meningkatkan lipid dalam subjek
yang dipilih dari Kohort Finlandia Utara Kelahiran 1966. Dari 5.654% (67) dari 8.463
subjek dari kohort asli yang berpartisipasi dalam studi ini, 45 subyek menerima
pengobatan antipsikotik. 32 (71%) digunakan tipikal, 6 (13%) digunakan atipikal, dan
7 (16%) kedua jenis antipsikotik. Studi ini menemukan prevalensi tinggi kolesterol
total dan trigliserida dalam 45 subyek ditangani dengan antipsikotik dibandingkan
dengan 5609 yang tidak, bahkan setelah disesuaikan untuk faktor resiko untuk
hiperlipidemia.17 Peneliti
menyarankan
bahwa
patogenesis
hiperlipidemia
berhubungan dengan berat badan, dengan akumulasi lemak perut meningkatkan
pelepasan asam lemak bebas dalam hati dan mempercepat sintesis trigliserida hati
(VLDL). Mereka lebih lanjut menunjukkan bahwa lipid yang meningkat mengganggu
metabolisme glukosa, menyebabkan hiperglikemia dan DM tipe 2. 1,18
Sheitman dkk (1999) memeriksa profil lipid dari 9 pasien dengan skizofrenia, setelah
memulai pengobatan dengan olanzapine. Meskipun mereka tidak melihat perubahan
pada kadar kolesterol atau lipoprotein, tingkat trigliserida meningkat dari rata-rata
170 mg / dl menjadi 240 mg / dl. Namun, dalam studi oleh Mackin dkk (2005),
kolesterol puasa meningkat pada 26% pasien, bersamaan dengan trigliserida puasa
meningkat pada 55% pasien yang diobati dengan antipsikotik. Sesuai dengan risiko
PJK, Menzies (2004) memperkirakan bahwa 67% pasiennya memiliki risiko dua kali
lipat atau lebih terhadap gangguan kardiovascular, pada pengujian biokimia rutin. 1
Studi kasus memainkan peran penting dalam menyoroti peningkatan prevalensi
hiperlipidemia terkait dengan penggunaan antipsikotik atipikal. Serangkaian studi
kasus retrospektif oleh Meyer (2001) , studi yang terdiri dari 14 pasien jiwa, yang
ditangani dengan olanzapine atau quetiapine, dirujuk untuk pengobatan
hipertrigliseridemia yang parah (didefinisikan/ disepakati sebagai trigliserida puasa >
600 mg / dL). Rata-rata, butuh waktu 9 bulan untuk mencapai tingkat puncak
trigliserida. Tingkat trigliserida puncak rata-rata setelah pengobatan dengan
antipsikotik atipikal adalah 1459,14 mg / dL dari baseline rata-rata 211,29 mg / dL.
Meskipun BMI dan berat badan meningkat untuk semua pasien, hiperlipidemia tidak
berhubungan dengan penambahan berat badan, perubahan BMI, riwayat
penggunaan lithium atau valproate atau sebelumnya menderita hiperlipidemia.
Penulis membahas mengenai peningkatan risiko kejadian pankreatitis dan
kardiovaskular, terutama dengan kadar trigliserida di atas 1000 mg / dL. 1
Baptista dan rekan-rekannya (2002) menunjukkan bahwa resistensi insulin
memainkan peran penting dalam perkembangan DM tipe 2. Mereka menyimpulkan
DAFTAR PUSTAKA
1.
Kannabiran M, Singh V (2008). Metabolic Syndrome and Atypical
Antipsychotics: A Selective Literature Review. German J Psychiatry 2008; 11: 111122.
2.
Culpepper, L. (2007) A Roadmap to Key Pharmacologic Principles in Using
Antipsychotics, Primary Care Companion To The Journal of Association of Medicine
and
Psychiatry
9(6)
444-454
Retrieved
from
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2139919/
3.
Farah A (2005). "Atypicality of atypical antipsychotics". Prim Care Companion
J Clin Psychiatry7 (6): 26874. doi:10.4088/PCC.v07n0602. PMID 16498489. PMC
1324958. http://www.psychiatrist.com/pcc/redirect/v07n06p268.htm
4.
Seeman P (February 2002). "Atypical antipsychotics: mechanism of action".
Can J Psychiatry47 (1): 2738. PMID 11873706.
5.
Jones PB, Barnes TR, Davies L, et al. (2006). "Randomized controlled trial of
the effect on Quality of Life of second- vs first-generation antipsychotic drugs in
schizophrenia: Cost Utility of the Latest Antipsychotic Drugs in Schizophrenia Study
(CUtLASS
1)".
Arch.
Gen.
Psychiatry63
(10):
107987.
doi:10.1001/archpsyc.63.10.1079. PMID 17015810.
6.
Kabinoff, G.S., Toalson, P.A., Masur Healey, K., McGuire, H.C. & Hay, D.P.
(2003) Metabolic Issues with Atypical Antipsychotics in Primary Care: Dispelling the
Myths, Primary Care Companion To The Journal of Association of Medicine and
Psychiatry
5(1)
6-14
Retrieved
from
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC353028/
7.
Horacek, J., Bubenikova-Valeova, V., Kopecek, M., Palenicek, T., Dockery, C.,
Mohr, P. & Hschl, C. (2006) Mechanism of Action of Atypical Antipsychotic Drugs
and the Neurobiology of Schizophrenia, CNS Drugs 20(5) 389-405 Retrieved from
Psychology and Behavioral Sciences Collection database.
8.
McKim, W. (2007) Antipsychotics in Drugs and Behavior: An Introduction to
Behavioral Pharmacology (pp.241260). Upper Saddle River, NJ.: Pearson Prentice
Hall
9.
Alwi
Shahab.
Sindrom
Metabolik.
Diunduh
dari
http://dokteralwi.com/sindrommetabolik.html tanggal 2010.
10.
Vega GL. Obesity, the metabolic syndrome, and cardiovascular disease. Am
Heart J 2001;142:1108-16. Diunduh darihttp://ajp.psychiatryonline.org/ tanggal
2001.
11.
National Institutes of Health: Third Report of the National Cholesterol
Education Program Expert Panel on Detection, Evaluation, and Treatment of High
Blood Cholesterol in Adults (Adult Treatment Panel III). Executive Summary.
Bethesda, Md.: National Institutes of Health, National Heart Lung and Blood Institute,
2001 (NIH publication no. 01-3670). Accessed online May 20,2006, at:
http://www.nhlbi.nih.gov/guidelines/cholesterol/ index.htm
12.
Grundy SM, Brewer HB Jr, Cleeman JI, Smith SC Jr, Lenfant C, for The
American Heart Association/ National Heart, Lung, and Blood Institute. Definition of
metabolic syndrome: Report of the National Heart, Lung, and Blood
Institute/American Heart Association conference on scientific issues related to
definition. Circulation 2004; 109:433-8.
13.
Tovey E, Rampes H. & Livingstone C (2005) Clozapine-induced type-2
diabetes mellitus: possible mechanisms and implications for clinical practice. J
Psychopharmacology 19(2):207-210.
14.
Best L, Yates AP, Reynolds G (2005) Actions of antipsychotic drugs on
pancreatic b-cell function: contrasting effects of clozapine and haloperidol. J
Psychopharmacology 19(6):597-601.
15.