Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
HIDROLIKA
1.1. Pendahuluan
Hidrolika adalah bagian dari hidromekanika (hydro mechanics) yang
berhubungan dengan gerak air. Hidrolika merupakan satu topik dalam Ilmu terapan
dan keteknikan yang berurusan dengan sifat-sifat mekanis fluida, yang mempelajari
perilaku aliran air secara mikro maupun makro. Mekanika Fluida meletakkan dasardasar teori hidrolika yang difokuskan pada rekayasa sifat-sifat fluida. Dalam tenaga
fluida, hidrolika digunakan untuk pembangkit, kontrol, dan perpindahan tenaga
menggunakan fluida yang dimampatkan. Topik bahasan hidrolika membentang
dalam banyak aspek sains dan disiplin keteknikan, mencakup konsep-konspen seperti
aliran tertutup (pipa), perancangan bendungan, pompa, turbin, tenaga air, hitungan
dinamika fluida, pengukuran aliran, serta perilaku aliran saluran terbuka seperti
sungai dan selokan.
Kata Hidrolika berasal dari bahasa Yunani hydraulikos, yang merupakan
gabungan dari hydro yang berarti air dan aulos yang berarti pipa. Hidrolika adalah
H I D R O L I K A S A L U R A N T E R B U K A
b y : m . Fa h j r i r a m a d h a n
Halaman 50
bagian dari hidrodinamika yang terkait dengan gerak air atau mekanika aliran.
Ditinjau dari mekanika aliran, terdapat dua macam aliran yaitu aliran saluran
tertutup dan aliran saluran terbuka. Dua macam aliran tersebut dalambanyak hal
mempunyai kesamaan tetapi berbeda dalam satu ketentuan penting. Perbedaan
tersebut adalah pada keberadaan permukaan bebas; aliran saluran terbuka
mempunyai permukaan bebas, sedang aliran saluran tertutup tidak mempunyai
permukaan bebas karena air mengisi seluruh penampang saluran. Dengan demikian
aliran saluran terbuka mempunyai permukaan yang berhubungan dengan atmosfer,
sedang aliran saluran tertutup tidak mempunyai hubungan langsung dengan tekanan
atmosfer.
saluran terbuka adalah sistem saluran yang permukaan airnya terpengaruh
dengan udara luar (atmosfir). Drainase saluran terbuka biasanya mempunyai luasan
H I D R O L I K A S A L U R A N T E R B U K A
b y : m . Fa h j r i r a m a d h a n
Halaman 50
yang cukup dan digunakan untuk mengalirkan air hujan atau air limbah yang tidak
membahayakan kesehatan lingkungan dan tidak mengganggu keindahan.
Ada beberapa macam bentuk dari saluran terbuka, ada yang bentuknya
trapesium, segi empat, segitiga, setengah lingkaran, ataupun kombinasi dari bentukbentuk tersebut.
Selain sistem tebuka juga ada sistem tertutup. Drainase sistem tertutup adalah sistem
saluran yang permukaan airnya tidak terpengaruh dengan udara luar (atmosfir).
Saluran drainase tertutup sering digunakan untuk mengalirkan air limbah atau air
kotor yang menggangu kesehatan lingkungan dan menggangu keindahan. Konstruksi
saluran tertutup terkadang ditanam pada kedalaman tertentu di dalam tanah yang
disebut dengan sistem sewerage. Walaupun tertutup alirannya tetap mengikuti
gravitasi yaitu aliran pada saluran terbuka.
Perbedaan mendasar antara aliran pada saluran terbuka dan aliran pada pipa adalah
adanya permukaan yang bebas yang (hampir selalu) berupa udara pada saluran
terbuka. Jadi seandainya pada pipa alirannya tidak penuh sehingga masih ada rongga
yang berisi udara maka sifat dan karakteristik alirannya sama dengan aliran pada
saluran terbuka (Kodoatie, 2002: 215). Misalnya aliran air pada gorong-gorong.
Pada kondisi saluran penuh air, desainnya harus mengikuti kaidah aliran pada pipa,
namun bila mana aliran air pada gorong-gorong didesain tidak penuh maka sifat
alirannya adalah sama dengan aliran pada saluran terbuka. Perbedaan yang lainnya
adalah saluran terbuka mempunyai kedalaman air (y), sedangkan pada pipa
kedalam air tersebut ditransformasikan berupa (P/y). Oleh karena itu konsep analisis
aliran pada pipa harus dalam kondisi pipa terisi penuh dengan air.
H I D R O L I K A S A L U R A N T E R B U K A
b y : m . Fa h j r i r a m a d h a n
Halaman 50
BAB 2
SALURAN TERBUKA DAN SIFAT-SIFATNYA
2.1 JENIS SALURAN TERBUKA
saluran terbuka adalah sistem saluran yang permukaan airnya terpengaruh
dengan udara luar (atmosfir). Saluran terbuka di klasifikasikan terhadap beberapa
jenis
a) Klasifikasi saluran terbuka berdasarkan asal-usul:
Saluran alam (natural channel)
contoh : sungai-sungai kecil di daerah hulu (pegunungan) hingga sungai
H I D R O L I K A S A L U R A N T E R B U K A
b y : m . Fa h j r i r a m a d h a n
Halaman 50
besar di muara.
contoh : saluran drainase tepi jalan, saluan irigasi untuk mengairi persawahan,
saluran pembuangan, saluran untuk membawa air ke pembangkit listrik tenaga
air, saluran untuk supply air minum, saluran banjir.
b) Klasifikasi saluran terbuka berdasarkan konsistensi bentuk
Yaitu saluran yang bentuk penampang melintang dan kemiringan dasarnya tetap.
Contoh : saluran drainase, saluran irigasi
berjari-jari tertentu).
Saluran berpenampang segi tiga dengan ujung dibulatkan ( diberi filet
berjari-jari tertentu)..
H I D R O L I K A S A L U R A N T E R B U K A
b y : m . Fa h j r i r a m a d h a n
Halaman 50
Canal : semacam parit dengan kemiringan dasar yang landai, berpenampang segi
empat, segi tiga, trapezium maupun lingkaran. Terbuat dari galian tanah,
pasangan batu, beton atau kayu maupun logam.
Talang (flume) : semacam selokan kecil terbuat dari logam, beton atau
kayu yang melintas di atas permukaan tanah dengan suatu penyangga.
H I D R O L I K A S A L U R A N T E R B U K A
b y : m . Fa h j r i r a m a d h a n
Halaman 50
Kedalaman aliran ( y )
(depth of flow)
Taraf (stage)
Lebar dasar ( B )
(bed width)
Kemiringan dinding ( m )
(side slope)
Lebar puncak ( T )
(top width)
Luas basah ( A )
H I D R O L I K A S A L U R A N T E R B U K A
b y : m . Fa h j r i r a m a d h a n
Halaman 50
(water area)
Keliling basah ( P )
(wetted perimeter)
Jari-jari hidraulik ( R )
(hydraulic radius)
basah P.
Kedalaman hidraulik ( D ) :
(hydraulic depth)
lebar puncak T.
Faktor penampang ( Z )
(section factor)
H I D R O L I K A S A L U R A N T E R B U K A
b y : m . Fa h j r i r a m a d h a n
Halaman 50
sehingga R =
By
= y.
Contoh Soal :
Diketahui =
y=3m
b= 4 m
Hitunglah R ?
Jawab :
A = by = 4x3 = 12 m
H I D R O L I K A S A L U R A N T E R B U K A
b y : m . Fa h j r i r a m a d h a n
Halaman 50
P = b+2y = 4+(2x3) = 10 m
R = A/P = 12/10 = 1,2 m
Aliran viskos adalah aliran di mana kekentalan diperhitungkan (zat cair riil).
Keadaan ini menyebabkan timbulnya tegangan geser antara patikel zat cair
yang bergerak dengan kecepatan berbeda. Apabila zat cair riil mengalir melalui
bidang batas yang diam, zat cair yang berhubungan langsung dengan bidang batas
tersebutakan mempunyai kecepatan nol (diam). Kecepatan zat cair akan bertambah
H I D R O L I K A S A L U R A N T E R B U K A
b y : m . Fa h j r i r a m a d h a n
Halaman 50
sesuaidengan jarak dari bidang tersebut. Apabila medan aliran sangat dalam/lebar, di
luar suatu jarak tertentu dari bidang batas, aliran tidak lagi dipengaruhi oleh
hambatan bidang batas. Pada daerah tersebut kecepatan aliran hampir seragam.
Bagian aliranyang berada dekat dengan bidang batas, di mana terjadi perubahan
kecepatan yang besar dikenal dengan lapis batas (boundary layer ). Di daerah lapis
batas ini tegangangeser terbentuk di antara lapis-lapis zat cair yang bergerak denga
kecepatan berbedakarena adanya kekentalan zat cair dan turbulensi yang
menyebabkan partikel zat cair bergerak dari lapis yang satu ke lapis lainnya. Di luar
lapis batas tersebut pengaruhtegangan geser yang terjadi karena adanya bidang batas
dapat diabaikan dan zat cair dapat dianggap sebagai zat cair ideal.
H I D R O L I K A S A L U R A N T E R B U K A
b y : m . Fa h j r i r a m a d h a n
Halaman 50
tak kompresibel dan rapat massa adalah konstan. Oleh karena zat cair mempunyai
kemampatan yang sangat kecil, maka dalam analisis mantap sering dilakukan
anggapan zat cair tak kompresibel. Tetapi pada aliran tak mantap sering dilakukan
melalui pipa di mana bisa terjadi perubahan tekanan yang sangat besar, maka
kompresibilitas zat cair harus diperhitungkan.
Bila kerapatan massa fluida berubah terhadap perubahan tekanan fluida maka
dikatakan aliran bersifat kompresibel. Sedang bila praktis tak berubah terhadap
perubahan tekanan yang ada dalam sistem, maka aliran itu dikatakan bersifat tak
kompresibel. Zat cair umumnya dapat dianggap mengalir secara tak kompresibel
sedang gas secara umum dipandang mengalir secara kompresibel.Walaupu kasuskasus tertentu mungkin aliran gas dapat pula dipandang sebagai tak kompresibel,
yaitu bila perubahan kerapatan massa dalam sistem yang ditinjau praktis dapat
diabaikan.
Aliran Laminar
Aliran laminar adalah aliran fluida yang membentuk menyerupai garis lurus. Aliran
laminer terjadi apabila partikel-partikel zat cair bergerak teratur dengan
membentuk garis lintasan kontinyu dan tidak saling berpotongan. Aliran laminer
H I D R O L I K A S A L U R A N T E R B U K A
b y : m . Fa h j r i r a m a d h a n
Halaman 50
terjadi apabila kecepatan aliran rendah, ukuran saluran sangat kecil dan zat cair
mempunyai kekentalan besar.
2.
Aliran Turbulen
Aliran Turbulen adalah aliran fluida yang tidak membentuk suatu garis lurus. Aliran
ini terbentuk ketika menemui hambatan. Aliran dimana pergerakan dari partikel
partikel fluida sangat tidak menentu karena mengalami percampuran serta putaran
partikel antar lapisan, yang mengakibatkan saling tukar momentum dari satu bagian
fluida kebagian fluida yang lain dalam skala yang besar. Dalam keadaan aliran
turbulen maka turbulensi yang terjadi membangkitkan tegangan geser yang merata
diseluruh fluida sehingga menghasilkan kerugian kerugian aliran. Pada aliran
turbulen , partikel-partikel zat cair bergerak tidak teratur dan garis lintasannya saling
berpotongan. Aliran turbulen terjadi apabila kecepatan aliran besar, saluran besar dan
zat cair mempunyai kekentalan kecil. Aliran di sungai, saluran irigasi/drainasi, dan di
laut adalah contor dari aliran turbulen.
Aliran yang angka Reynold (Re)-nya besar pada umumnya bersifat turbulen.
Dimana:
: kerapatan fluida
V : Kecepatan
l : panjang karakteristik
: viskositas
H I D R O L I K A S A L U R A N T E R B U K A
b y : m . Fa h j r i r a m a d h a n
Halaman 50
Dalam bidang keteknikan definisi dari kedua jenis aliran fluida tersebut dapat
dilihat pada jet dua dimensi, kincir angin, aliran dalam pipa, dan aliran dalam dua plat
sejajar atau aliran tiga dimensi yang lain mempunyai perubahan bilangan Reynolds
yang tidak stabil. Aliran yang laminar memiliki bilangan Reynolds yang kecil dan
relatif stabil, tetapi pada aliran turbulen bilangan Reynoldnya besar dan relatif
berubah pada setiap titiknya. Untuk menjelaskan fenomena aliran turbulen kita dapat
melakukan simulasi sehingga dapat dljelaskan karakterisrik aliran turbulen tersebut.
Definisi Turbulen
Untuk menentukan suatu penentuan apakah suatu aliran dikatakan laminar
atau turbulen seperti dijelaskan diatas kita dapat menggunakan pendekatan Bilangan
Reynolds pada aliran tersebut. Bilangan Reynolds adalah ukuran yang dimiliki aliran
H I D R O L I K A S A L U R A N T E R B U K A
b y : m . Fa h j r i r a m a d h a n
Halaman 50
mengenai gaya inersia yang diberikan dan gaya viskos yang dimiliki fluida. Apabila
dalam lapisan batas aliran tidak terjadi perubahan terhadap waktu dan aliran steady,
maka dapat dikatakan aliran tersebut laminar, sebaliknya jika alirannya random dan
berubah terus terhadap waktu secara radikal, maka aliran tersebut adalah aliran
turbulen atau lebih gampangnya setelah dihitung suatu aliran dikatakan turbulen
apabila Bilangan Reynoldnya > 2300. Kecepatan, tekanan dan berbagai sifat lainnya
akan berubah menjadi acak dalam aliran turbulen, seperti dapat dilihat pada grafik
dibawah ini :
H I D R O L I K A S A L U R A N T E R B U K A
b y : m . Fa h j r i r a m a d h a n
Halaman 50
Secara umum, karakteristik dari aliran turbulen ini dinotasikan sebagai kecepatan
rata-rata (U,V,W,P dan lainnya) dan kecepatan yang berfluktuasi (y,v,w,p dan
lainnya).
H I D R O L I K A S A L U R A N T E R B U K A
b y : m . Fa h j r i r a m a d h a n
Halaman 50
seperti ini disebut aliran inviscid instability.tipe aliran seperti ini terjadi pada aliran
jet, baling-baling, dan lapisan batas antara dua plat sejajar dengan gradien temperatur
yang berlawanan. Aliran dengan kecepatan yang laminar tanpa adanya point of
inflexion disebut viscous instability. Pendekatan tentang aliran tipe ini dapat didekati
dengan beberapa aliran seperti aliran disepanjang dinding yang solid seperti pipa, dan
lapisan batas tanpa adanya gradien tekanan balik.
Halaman 50
Halaman 50
mengalir ke hilir. Hambatan ini biasanya dilawan oleh komponen gaya berat yang
bekerja dalam air dalam arah geraknya. Aliran seragam akan terjadi bila hambatan
ini seimbang dengan gaya berat. Besarnya tahanan bila faktor-faktor lain dari saluran
dianggap tidak berubah, tergantung pada kecepatan aliran. Bila air memasuki saluran
secara perlahan, kecepatan mengecil dan oleh karenanya hambatannya juga
mengecil, dan hambatan lebih kecil dari gaya berat sehingga
terjadi
aliran
lurus
di
hulu
yang
diperlukan
untuk membentuk aliran seragam dikenal sebagai zona peralihan (transitory zone).
Dalam zona ini aliran dipercepat dan berubah. Bila saluran lebih pendek daripada
panjang peralihan yang diperlukan untuk kondisi yang ditetapkan, maka tidak dapat
terjadi aliran seragam. Pada bagian hilir saluran, hambatan mungkin akan terjadi
lebih kecil dari gaya berat, sehingga aliran menjadi tidak seragam lagi atau berubah.
Untuk
menjelaskan
hal
ini,
diperlihatkan
suatu
saluran panjang
dengan tiga jenis kemiringan; subkritis, kritis dan superkritis (Gambar 2.4). Pada
kemiringan subkritis (Gambar 2.4.(a)) permukaan air di zona peralihan tampak
bergelombang. Aliran dibagian tengah saluran bersifat seragam namum kedua
ujungnya bersifat berubah. Pada kemiringan kritis (Gambar 2.4.(b)) permukaan air
dari aliran kritis ini tidak stabil. Dibagian tengah dapat terjadi gelombang tetapi
kedalaman rata-ratanya konstan dan alirannya dapat dianggap seragam. Pada
kemiringan subkritis (Gambar 2.4.(c)) permukaan air beralih dari keadaan subkritis
menjadi superkritis setelah melalui terjunan hidrolik lambat laun. Di hilir zona
peralihan aliran mendekati seragam. Kedalaman aliran seragam disebut kedalaman
H I D R O L I K A S A L U R A N T E R B U K A
b y : m . Fa h j r i r a m a d h a n
Halaman 50
normal (normal depth). Pada gambar 2.4 tersebut, garis panjang terputus- putus
menyatakan garis kedalaman normal, disingkat dengan G.K.N.,dan garis pendek
terputus-putus atau garis titik-titik menyatakan garis
kedalaman kritis atau G.K.K.
Aliran Berubah
Zona Peralihan
Aliran Seragam
Aliran Berubah
Zona Peralihan
(a)
Aliran Berubah
Zona Peralihan
(b)
Aliran Berubah
Zona Peralihan
H I D R O L I K A S A L U R A N T E R B U K A
b y : m . Fa h j r i r a m a d h a n
Halaman 50
H I D R O L I K A S A L U R A N T E R B U K A
b y : m . Fa h j r i r a m a d h a n
Halaman 50
pers (2.4)
dimana :
1
n
R 3S
pers (2.5)
dimana :
V = kecepatan ratarata (m/dt),
R = jari-jari hidrolik
(m),
S = kemiringan saluran,
n = kekasaran dari Manning.
Rumus ini dikembangkan dari tujuh rumus yang berbeda, berdasarkan data
percobaan Bazin yang selanjutnya dicocokkan dengan 170 percobaan. Akibat
sederhananya rumus ini dan hasilnya yang memuaskan dalam pemakaian praktis,
rumus Manning menjadi sangat banyak dipakai dibandingkan dengan rumus
aliran seraggam lainnya untuk menghitung aliran saluran terbuka. Aliran seragam
adalah aliran dimana debit (Q), kedalaman (y), luas basah (A), dan kecepatan (v),
tidak berubah sepanjang saluran tertentu (x)
ecara matematis, dinyatakan :
d
Q 0,
dx
d
v 0,
d
x
d
y 0,
d
x
dA 0
dx
y1
Hf
Sf
Sw
Q1,V1
Q2,V2
A1
y2
x
1
So
2
v R x S0 y
2.1
v CR 12 S 12 C RS
Keterangan :
A2
V = kecepatan aliran
So= kemiringan saluran
R = radius hidrolik
C = koefisien Chezy
Menentukan nilai C (koefisien Chezy) :
a. Kutter (1869)
0,00155 1
S
N
C
1 N (23 0,00155 )
R
S
23
Keterangan :
N = Koefisien kekasaran Kutter ( Lihat Tabel 2.1)
R = radius hidrolik
S = kemiringan
Tabel 2.1 Koefisien Kekasaran Kutter (N), N=1/kst
No.
0,009
0,010
Pipa riol yang digelas, pipa pembuang yang digelasir, pipa beton
0,013
0,015
0,025
0,020
Saluran lurus dalam kerikil yang tak dilapisi, saluran dalam tanah
0,0225
0,025
0,030
10
Sungai kecil alamiah yang berliku-liku yang ada dalam kondisi baik
0,035
11
0,04 0,10
b. Bazin (1897)
157 ,6
87
1,81
1
R
R
Keterangan :
1,81
0,11
0,21
Papan, batu
0,29
0,83
1,54
2,36
3,17
= factor gesekan
1
8gRS
S = kemiringan
2.3 Rumus Kecepatan (v) Manning-Gaukler-Strickler (MGS)
2
1
3 2
v n R 3 S 2 kst R S
Keterangan :
R = radius hidrolik
S = kemiringan saluran
Rumus MGS adalah rumus yang paling banyak dipakai untuk menghitung
aliran dalam saluran terbuka
Tabel 2.3 Nilai Koefisien Kekasaran, n
(Nilai yang dicetak tebal biasanya disarankan untuk perencanaan)
Tipe saluran dan diskripsinya
Min
Normal
Maks
0,009
0,010
0,013
Kuningan halus
b.
Baja
c.
d.
1.
0,010
0,012
0,014
2.
0,013
0,016
0,017
Besi tuang
1.
Dilapis
0,010
0,013
0,014
2.
Tidak dilapis
0,011
0,014
0,016
Besi tempa
1.
Tidak dilapis
0,012
0,014
0,015
2.
Dilapis seng
0,013
0,016
0,017
e.
Logam beralur
1.
Cabang pembuang
0,017
0,019
0,021
2.
Pembuang banjir
0,021
0,024
0,030
Lusit
0,008
0,009
0,010
b.
Kaca
0,009
0,010
0,013
c.
Semen
d.
1.
Acian
0,010
0,011
0,013
2.
Adukan
0,011
0,013
0,015
0,010
0,011
0,013
0,011
0,013
0,014
3.
Dipoles
0,011
0,012
0,014
4.
0,015
0,017
Beton
1.
2.
e.
f.
5.
0,012
0,013
0,014
6.
0,012
0,014
0,016
7.
0,015
0,017
0,020
Kayu
1.
Dilengkungkan
0,010
0,012
0,014
2.
Dilapis, diawetkan
0,015
0,017
0,020
Lempung
1.
0,011
0,013
0,017
2.
0,011
0,014
0,017
3.
0,015
0,017
0,014
0,016
0,018
Cabang
saluran
pembuang
dengan
sambungan terbuka
g.
h.
Bata
1.
Diglasir
0,011
0,013
0,015
2.
0,012
0,015
0,017
0,012
0,013
0,016
dasar licin
0,016
0,019
0,020
0,018
0,025
0,030
j.
Tidak dicat
0,011
0,012
0,014
2.
Dicat
0,012
0,013
0,017
0,021
0,025
0,030
b.
c.
Semen
1.
Acian
0,010
0,011
0,013
2.
Adukan
0,011
0,013
0,015
Kayu
1.
0,010
0,012
0,014
2.
0,011
0,012
0,015
3.
Tidak diserut
0,011
0,013
0,015
4.
Papan
0,012
0,015
0,018
5.
0,010
0,014
0,017
Beton
1.
0,011
0,013
0,015
2.
Dipoles sedikit
0,013
0,015
0,016
3.
Dipoles
0,015
0,017
0,020
4.
Tidak dipoles
0,014
0,017
0,020
5.
0,016
0,019
0,023
6.
0,022
0,025
bergelombang
d.
7.
0,017
0,020
8.
0,022
0,027
0,015
0,017
0,020
2.
0,017
0,020
0,024
e.
3.
0,016
0,020
0,024
4.
0,020
0,025
0,030
5.
0,020
0,030
0,035
Beton acuan
0,017
0,020
0,025
2.
0,020
0,023
0,026
0,023
0,033
0,036
1. Diglasir
0,011
0,013
0,015
0,012
0,015
0,018
0,017
0,025
0,030
2. Batu kosong
0,023
0,032
0,035
h.
0,013
0,015
0,017
i.
Aspal
1. Halus
0,013
0,013
2. Kasar
0,023
0,032
g.
j.
Bata
Pasangan batu
0,030
0,035
0,500
0,016
0,018
0,020
0,018
0,022
0,025
0,022
0,025
0,030
0,022
0,027
0,033
0,022
0,025
0,030
0,025
0,030
0,033
0,030
0,035
0,040
0,028
0,030
0,035
0,025
0,035
0,040
4. Berumput
pendek,
sedikit
tanaman
pengganggu
b. Tanah berkelok-kelok dan tenang
1. Tanpa tumbuhan
2. Rumput
dengan
beberapa
tanaman
pengganggu
3. Banyak tanaman pengganggu atau tanaman air
pada saluran yang dalam
pada tebing
6. Dasar berkerakal dengan tebing yang bersih
c.
d.
e.
0,030
0,040
0,050
1. Tanpa tetumbuhan
0,025
0,028
0,033
0,035
0,050
0,060
1. Halus, seragam
0,025
0,035
0,040
0,035
0,040
0,050
0,050
0,080
0,120
0,040
0,050
0,080
0,045
0,070
0,110
0,080
0,100
0,140
0,025
0,030
0,033
0,030
0,035
0,040
0,033
0,040
0,045
0,035
0,045
0,050
0,040
0,048
0,055
0,045
0,050
0,060
0,050
0,070
0,080
0,075
0,100
0,150
Pecahan batu
D. Saluran Alam
D.1 Saluran kecil (lebar atas pada taraf banjir < 100 kaki)
a.
Saluran di dataran
1. Bersih lurus, terisi penuh, tanpa rekahan atau
cerk dalam
2. Seperti di atas, banyak batu baru, tanaman
pengganggu
3. Bersih, berkelok-kelok, berceruk, bertebing
4. Seperti di atas, dengan tanaman pengganggu,
batu-batu
5. Seperti di atas, tidak terisi penuh, banyak
kemiringan dan penampang kurang efektif
6. Seperti no.4, berbatu lebih banyak
7. Tenang
pada
bagian
lurus,
tanaman
b.
0,040
0,050
0,040
0,050
0,070
1. Rumput pendek
0,025
0,030
0,035
2. Rumput pendek
0,025
0,030
0,035
1. Tanpa tanaman
0,020
0,030
0,040
2. Tanaman dibariskan
0,025
0,035
0,045
0,030
0,040
0,050
0,035
0,050
0,070
0,035
0,050
0,060
0,040
0,060
0,080
0,045
0,070
0,110
0,070
0,100
0,160
0,110
0,150
0,200
0,030
0,040
0,050
0,050
0,060
0,080
0,080
0,100
0,120
0,100
0,120
0,160
b.
c.
Daerah pertanian
Belukar
1. Belukar
terpencar,
banyak
tanaman
pengganggu
2. Belukar jarang dan pohon, musim dingin
Pohon-pohonan
1. Willow rapat, musim semi, lurus
2. Tanah telah dibersihkan, tunggul kayu tanpa
tunas
3. Seperti di atas, dengan tunas-tunas lebat
4. Banyak batang kayu, beberapa tumbang,
ranting-ranting, taraf banjir di bawah cabang
pohon
5. Seperti di atas, taraf banjir mencapai cabang
pohon
D.3 Saluran besar(lebar atas pada taraf banjir > 100 kaki).
Nilai n lebih kecil dari saluran kecil dengan perincian
yang sama, sebab tebing memberikan tahanan efektif
yang lebih kecil
a.
b.
0,025
0,060
0,035
0,100
A . V
= A . C . R1/2 . S1/2
C .
. S1/2
P1/2
Untuk suatu luas irisan penampang (A), kemiringan tertentu (S) dan kekasaran tertent
u (C atau n) dan kecepatan (V) akan menjadi maximum bila jari jari hydraulic (R)
maximum.
Akan berapakah dalamnya air yang mengalir pada laju 6,79 m /det. Dalam
sebuah saluran segi empat yang lebarnya 6,1 m, terletak pada kemiringan
0,0001 ? Gunakan n = 0,0149,
y=?
6,1 m
3
Q = 6,79 m /det
S = 0,0001
Jawab :
A by 6,1 y
P b 2 y 6,1 2 y
R
A
P
6,1 y
6,1 2 y
QA.V1/
6,79
R 2 / 3 s1 / 2 A
6,1 y
2/3
1/2
0,0001
. 6,1 y
0,0149 6,1 2 y
Cara Trial & Error, diperoleh : yn = 1,6 m ( kedalaman normal )
BAB 3
PRINSIP ENERGI DAN MOMENTUM DALAM
ALIRAN SALURAN TERBUKA
3.1.ENERGI DALAM ALIRAN SALURAN TERBUKA
Garis energi : garis yang menyatakan ketinggian dari jumlah tinggi aliran.
Kemiringan garis energi = gradien energi (energy gradien) = sf
Kemiringan muka air = sw
Kemiringan dasar saluran = so
Untuk aliran seragam (uniform flow), sf = sw = so (dasar saluran sejajar muka air
dan sejajar kemiringan garis energi).
Jumlah tinggi energi pada penampang 1 di hulu akan sama dengan jumlah tinggi
v1
v
z2 y2 2 2 hf
2g
2g
v1
v
z2 y2 2 kons tan
2g
2g
(1)
3.2.ENERGI SPESIFIK
v2
2g
atau
E y
Q2
2gA2
(2)
dE
Q 2 dA
1
dy
gA3 dy
dA
T
dy
maka :
dE
Q2
1
.T
dy
gA3
atau
dE
v2
1
.T
dy
gA
Mengingat
A
D
T maka:
bahwa
dE
v2
1
dy
gD
Gambar Hubungan antara debit dan tinggi air pada kondisi energi spesifik konstan
Aliran subkritis dan aliran superkritis dapat diketahui melalui nilai bilangan
Froude (F) . Bilangan Froude tersebut membedakan jenis aliran menjaditiga jenis
yakni: Aliran kritis, Subkritis dan superkritis (Queensland Department of Natural
Resources and Mines, 2004). Ketiga jenis aliran dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Aliran kritis, jika bilangan Froude sama dengan 1 (Fr = 1) dan gangguan permukaan
(cth: riak yang terjadi jika sebuah batu di lempar ke dalam sungai)tidak akan
bergerak/menyebar melawan arah arus.
b) Aliran subkritis, jika bilangan Froude lebih kecil dari 1 (Fr<1). Untuk aliransubkritis,
kedalaman biasanya lebih besar dan kecepatan aliran rendah (semua riak yang timbul
dapat bergerak melawan arus). Kecepatan air < kecepatangelombang hulu aliran
dipengaruhi pengendali hilir.
c) Aliran superkritis, Jika bilangan Froude lebih besar dari 1 (Fr>1). Untuk
aliransuperkritis kedalaman relatife lebih kecil dan kecepatan relative tinggi (segala
riak yang ditimbulkan dari suatu gangguan adalah mengikuti arah arus. Kecepatan
air > kecepatan gelombanghulu aliran tidak dipengaruhi pengendali hilir.
Contoh penerapan aliran kritis, subkritis dan superkritis yaitu Aliran Melalui
Pintu Sorong / Gerak. Kondisi aliran melalui pintu sorong (Sluice gate) akan tampak
jelas apakah dalam kondisi aliran bebas atau tenggelam, tergantung dari kedalaman
air di hilir pintu yang secara bergantian ditentukan oleh kondisi aliran dihilir pintu
tersebut. Kondisi aliran bebas ( free flow) dicapai bila aliran di hulu pintu adalah sub
kritis, sedangkan aliran di hilir pintu adalah super kirtis
Perbandingan Gayagaya Inersia dan Gravitasi dikenal sebagai Bil
angan
Fronde :
V
g.
<
>
ng atau Tranquil)
F
at atau Rapid Flow)
Test
:Jatuhkan batu pada aliran, jika gelombang merambat ke hulu dan ke hilir aliran dalam
keadaan Sub-Kritis seperti tergambar pada 1.4
dE
0
dy
sehingga
dE
v2
1
0
dy
gD
atau
v2
gD
atau
v2
D
g
atau
v2
D
2g
2
(Ini berarti pada kondisi aliran kritis, tinggi kecepatan sama dengan dri kedalaman
hidrauliknya.)
bisa juga persamaan di atas menjadi :
dE
Q2
1
.T
dy
gA3
0 1
Q2
.T
gA3
atau
atau
Q 2 .T
g . A3
(3)
v 2 .T
g. A
atau
v2
g .D
v
gD
1. Kemiringan Kritis
Dengan menggunakan subscrib c untuk menandai parameter geometris di bawah ke
adaan aliran kritis, Persamaan Manning dapat ditulis sebagaiberikut :
1
Q
Q2
n
1
n2
(Ac2 Rc4/3) Sc
2. Kedalaman Kritis
I.
saluran e.p.p
E min
Yk
II.
Trapesium
Yk
atau
III.
Segitiga
Yk
IV.
Parabola
Contoh soal :
Bila Kst= 66,7
Dan debit = 15
Y=1m
15m
/det
JAWAB :
a.
= 0,467
= termasuk aliran subkritis
b.
A = B. Yk = 15 . 0,467 = 7,005
P = 15 + 2 Yk = 15,9334
3.4
Kedalam aliran dalam kontraksi saluran adalah kedalaman kritis apabila lebar pada ko
ntruksi lebih kecil atau sama dengan lebar kritis (Bc).
Hal ini mengembangkan alat ukur yang dikenal sebagai Saluran Venturi.
B1
B2
y1
yc
Pembahasan adalah dengan menggambarkan tidak ada energy yang hilang (co
ntraksi dimuat smooth) penyempitan secara perlahanlahan.Dan penyempitan adalah cukup untuk menghasilkan
aliran kritis.
Misal Q tetap, maka :
q= Q/B (debit persatuan luas)
y1>yk = aliran subkritis
y1<yk = aliran super kritis
y1=yk = aliran kritis
E1
Y1
y2
E2
z
Enersi khas, E1 = E2 + Z
Y1+v1 = y2 + v2 + Z
2g 2g
Contoh :
Air mengalir dengan kecepatan 1m3/det dengan kedalaman 1,5 m dalam saluran
empat persegi panjang. Jika dasar saluran memiliki z setinggi 15cm hitunglah kedalaman air
di atas tonjolan dan tentukan juga perubahan tinggi muka air bebas
Penyelesaian :
E1
Y1
y2
E2
z
E1 = y1 + v1/2g
= 1,5 + 1/(2x9.81)
= 1,55 m
E2 = E1 -z
= 1,55 0,15
= 1.4 m
E2 = y2 + v2/2g
1.4m = y2 + (q/y2)/(2x9.81)
1.4m = y2 + (1,5/y2)/(2x9.81)
= 1,34 + 0,15
= 1,49 m
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta,
1988
7. Subramanya K.,Flow in Open Channel, 1987
8. www.scribd.com
9. Catatan Hidrolika
10. http://putriana-civilengineering.blogspot.com/2012/06/kinematika-zat-cair.html
11. http://abdulloh-faqih.blogspot.com/2011/06/saluran-terbuka.html
12. http://www.ilmusipil.com/pengertian-hidrolika
13. http://www.slideshare.net/sititamara7/saluran-terbukadansifatsifatnya
14. http://www.rzsduniatekniksipil.blogspot.com/2013/07/pengertian-hidrolika.html
15. http://sartikahikaru.blogspot.com/2011/10/debit-air-pada-saluran-terbuka.html