Você está na página 1de 7

ANALISA KALIBRASI SYNCHRO SOURCES

DENGAN ANGLE POSITION INDICATOR


Dianmas Eka C.P.
Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Sebelas Maret
DianmasECP@gmail.com
ABSTRAK
Synchro Sources merupakan salah satu sistem navigasi yang berperan
sebagai pengukur sudut terhadap poros suatu sistem. Sistem navigasi yang
dimaksud berupa indikator yang dipasang pada panel instrumen dengan fungsi
untuk memberi berbagai informasi yang diperlukan ketika pesawat sedang
beroperasi. Bias derajat yang sangat kecil dapat menyebabkan penerbangan
melenceng jauh dari tujuan. Oleh sebab itu, perlu dilakukannya kalibrasi terhadap
alat navigasi. Kalibrasi memiliki peran yang sangat penting untuk mengetahui
nilai akurasi suatu alat ukur dengan cara membandingkan dengan alat ukur
standard yang memiliki nilai akurasi lebih tinggi dan hasil kalibrasi tertelurus
tidak terputus. Dalam hal ini, Synchro dikalibrasi menggunakan Angle Position
Indicator (API). Hasil kalibrasi didapatkan bahwa Synchro Sources dapat
dinyatakan layak digunakan sebagai alat navigasi dalam penerbangan. Hal ini
disebabkan karena dari sebelas test point yang dilakukan hanya terdapat satu test
point yang mengalami fail, sedangan sepuluh test point yang lain mendapatkan
hasil pass.
Kata Kunci : Synchro Sources, Kalibrasi, Sistem Navigasi
PENDAHULUAN
Dalam dunia penerbangan, keberadaan sistem navigasi sangat penting
untuk memudahkan para crew dalam menentukan lokasi pesawat terbang. Sistem
navigasi berupa indikator yang dipasang pada panel instrumen berfungsi untuk
memberikan segala informasi yang diperlukan ketika pesawat sedang terbang atau
beroperasi supaya pesawat dapat mencapai lokasi tujuan dengan baik.
Salah satu sistem navigasi ini yaitu Synchro Sources. Synchro Sources
merupakan alat pengukur sudut dalam posisi poros sistem dan digunakan untuk
mengukur sudut pada saat pesawat terbang beroperasi. Bias derajat yang sangat
kecil dapat menyebabkan arah penerbangan menjadi melenceng jauh sehingga
kalibrasi memegang peranan penting dalam hal ini.
Tujuan dilakukan kalibrasi yaitu untuk mengetahui akurasi dari suatu alat
dengan membandingkan terhadap standar ukur yang sesuai dengan akurasi yang
lebih tinggi dan hasil kalibrasi tertelusur tidak terputus yaitu Angle Position
Indicator (API).

METODE PELAKSANAAN
Metode yang digunakan pada kalibrasi Synchro ini yaitu menggunakan
prosedur kalibrasi standar Synchro Sources di laboratorium kalibrasi PT. GMF
Aerio Asia. Prosedur kalibrasinya adalah Synchro Sources dihubungkan dengan
Angle Position Indicator dengan mengubah setting knob sudut Synchro sehingga
besaran yang terbaca pada API merupakan standart sudut kalibrasi sesuai dengan
pabrikannya. API ini merupakan standar pembanding yang mempunyai resolusi
alat yang lebih tinggi dari Synchro yang biasa disebut kalibrator.
Synchro Sources diset pada test point 175o hingga 185o dengan skala 5o.
Pengkalibrasian dilakukan dengan perulangan sebanyak tiga kali pada tiap test
point dan hasil pada API dicatat kemudian dilakukan perhitungan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Prinsip kerja dari Synchro Transmitter yaitu rotor transmitter menerima
respon dari luar kemudian respon diteruskan ke rotor receiver. Perubahan pada
rotor transmitter akan diterima oleh rotor receiver sehingga mengakibatkan rotor
receiver mengalami hal yang sama seperti rotor transmitter. Stator berfungsi
sebagai stasioner dari sistem rotor sehingga penempatan stator biasanya
mengelilingi rotor. Gambar 2 merupakan skema dari Synchro Transmitter.
Rotor receiver kemudian menerjemahkan sinyal dari sensor ke dalam
angka digital. Dalam hal ini Synchro sebagai transmitter atau penerima sinyal
atau respon dan API sebagai recaiver yang merupakan penerjemah sinyal menjadi
angka digital. Skema Synchro Transmitter setelah diberi respon ditunjukkan pada
gambar 3.

Gambar 1. Skema Synchro Transmitter pada keadaan standar

Gambar 2. Skema Synchro Transmitter akibat adanya respon


Kalibrasi Synchro dengan menggunakan API dilakukan pada test point
rentang 175o sampai 185o dengan range 5o dan tiga kali perulangan. Diambilnya
interval tersebut karena apabila dilakukan pada sudut istimewa, maka sudut

dengan range lebih kecil tidak dapat terkalibrasi dan dilakukan tiga kali
perulangan karena dengan pengambilan data sebanyak tiga kali ini sudah
mewakili dalam sebaran datanya. Pengulangan ini dilakukan secara histerisis.
Dari sebelas titik yang didapat kemudian dibuat grafik hubungan nilai
error dengan data yang diperoleh. Besarnya error diperoleh dari selisih hasil
Standard Unit Under Test (UUT) atau test point dengan hasil test point yang
diperoleh. Grafik ini bertujuan untuk mempermudah dalam pembacaan data. Hasil
kalibrasi yang didapat ditunjukkan oleh grafik 1, 2, 3 dan 4. Garis merah pada
grafik menunjukkan batas error yang diperbolehkan atau batas toleransinya. Dari
hasil yang didapat kemudian dihitung nilai ketidakpastian dengan persamaan :
Uc =
Dimana :
Uc
Ua
Ub cal
Ub drift
Ub res

= ketidakpastian kombinasi
= ketidakpastian alat ukur
= ketidakpastian kalibrator
= ketakpastian penyimpangan
= ketidakpastian resolusi

Kemudian dihitung nilai ketidakpastian total dengan persamaan :


U total = 2*Uc
Angka 2 ini mewakili kepercayaan operator terhadap data yang diperoleh. Hal ini
bermaksud bahwa sebanyak 95% data yang diperoleh adalah benar. Nilai
ketidakpastian dari masing-masing test point digunakan untuk menentukan status
akhir kalibrasi. Status akhir ini terdiri dari dua yaitu pass dan fail. Akan berstatus
pass apabila Uc+Error degree < Allowable Error dan sebaliknya untuk status fail.
Nilai Ua didapat dengan mencari standar deviasi dari alat ukur Synchro. Nilai Ub
cal didapat dengan resolusi kalibrator dibagi 3. Resolusi kalibrator sebesar 0,001
dan 3 diperoleh dari sebaran distribusinya.
Nilai Ub drift merupakan 10% dari ketidakpastian kalibrator. Angka 10%
ini merupakan kepercayaan operator terhadap alat tersebut. Sedangkan nilai Ub
resolusi dihitung dari resolusi alat ukur dibagi 3. Resolusi yang dimiliki Synchro
sebear0,05.
Dari hasil perhitungan, didapatkan satu test point yang menunjukkan status
fail yakni pada sudut 175o dengan nilai error rata-rata sebesar -0,055 dari nilai
error yang diperbolehkan (toleransi) sebesar 0,050. Sehingga Synchro dapat
dikatakan layak pakai.

Error ()

174.000 176.000 178.000 180.000 182.000 184.000 186.000

Data 1 ()

Grafik1. Grafik Hubungan Pengukuran Data 1 dengan Error

Error ()

174.000176.000178.000180.000182.000184.000186.000

Data 2 ()

Grafik2. Grafik Hubungan Pengukuran Data 2 dengan Error

Error ()

174.000176.000 178.000180.000 182.000184.000 186.000

Data 3 ()

Grafik3. Grafik Hubungan Pengukuran Data 2 dengan Error

Error ()

174.000 176.000 178.000 180.000 182.000 184.000 186.000

Rerata ()

Grafik4. Grafik Hubungan Rerata Pengukuran dengan Error

KESIMPULAN
1. Kalibrasi merupakan proses membandingkan alat ukur dengan standart
ukur yang akurasinya lebih tinggi dan hasil dari kalibrasi tertelusur tidak
terputus.
2. Proses ketertelusuran kalibrasi dari alat ukur yang akan dikalibrasi
tertelusur dengan kalibrator. Kalibrator tertelusur dengan standard
laboratorium yang tertelusur dengan standard nasional. Standard nasional
tertelusur ke standard internasional. Standard Internasional melakukan
intercomparasi atau perbandingan dengan standard Internasional lainnya.
3. Berdasarkan hasil kalibrasi yang didapat, Synchro Sources dinyatakan
masih layak pakai karena dari sebelas test point yang dilakukan hanya
terdapat satu data yang dinyatakan fail.
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonym. 1995. 51RV-4( )/5( ) VOR/ILS Navigation Receiver. Air
Transport System Rockwell Collins, Inc., Volume 1
2. Beran, J.A. 1996. Chemistry in The Laboratory. John Willey & Sons
3. Koentjaraningrat. 1985. Metode-metode Penelitian Masyarakat.
Jakarta:Gramedia
4. Laboraturium Kalibrasi PT. GMF AeroAsia. 2009. Prosedur Lab Kalibrasi
(PLK) No: CE-E024. PT GMF AeroAsia. Cengkareng
5. Miller, J.N and Miller, J.C. 2000. Statistics and Chemometrics for
Analytical Chemistry, 4th ed. Prentice Hall, Harlow.
6. Rangan, C.S., 1987. Instrumen-tation,Device and Systems. Tata McGrawHill Publishing Company Limited, New Delhi

7. Vuono, C.E. 1988. Operators Manual For Army RC-12H Aircraft.


Headquarters, Department of Army. Washington D.C.

Você também pode gostar