Você está na página 1de 6

Jurnal Ilmiah Kesehatan, 5(1); Jan 2013

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian Imunisasi BCG Di Wilayah


Puskesmas UPT Cimanggis Kota Depok Tahun 2012
Putri Dwiastuti1, Nanang Prayitno?1
1

Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat STIKes MH. Thamrin


Alamat korespondensi:
Prodi MPRS STIKes MH. Thamrin, Jln. Raya Pondok Gede No. 23-25 Kramat Jati Jakarta Timur 13550
Telp: 021 80855119 ext 102

Abstrak
Laporan TB dunia menempatkan Indonesia sebagai penyumbang terbesar nomor 3 di dunia setelah India dan Cina dengan
jumlah kasus baru sekitar 539.000 dan jumlah kematian sekitar 101.000 per tahun. Jumlah kasus TBC pada anak di
Indonesia sekitar seperlima dari seluruh kasus TBC. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
pengetahuan dan sikap ibu tentang imunisasi terhadap imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas UPT Cimanggis Kota
Depok. Variabel yang diteliti adalah pengetahuan ibu, sikap ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, umur ibu, jarak tempat
tinggal, dukungan suami/keluarga, dukungan petugas. Populasi dan sampel pada penelitian ini adalah ibu yang memiliki
bayi usia 0-12 bulan yang berada di Wilayah Kerja Puskesmas Cimanggis Kota Depok, yang berdasarkan dari data
kunjungan selama satu tahun populasi yang di dapat sebesar 1739 orang. Didapatkan sampel sebesar 95 responden.
Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional. Analisis yang digunakan analisis univariat dan bivariat dengan
menggunakan uji Chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa imunisasi BCG dipengaruhi oleh variabel
pengetahuan ibu (p=0,000), sikap ibu (p=0,001), pendidikan ibu (p=0,015), jarak (p=0,01), dukungan suami (p=0,000),
dukungan petugas (p=0,000). Saran yang diberikan dari hasil penelitian adalah mengingat dalam penelitian ini ibu yang
termasuk kelompok umur muda masih lebih sedikit yang memberikan imunisasi BCG pada bayinya dibandingkan dengan
kelompok umur tua, maka harus ditingkatkan lagi pemberitahuan informasi tentang imunisasi BCG, seperti pada saat
pemeriksaan kehamilan dan setelah melahirkan.
Kata kunci: Imunisasi BCG, pengetahuan, Cimanggis, Depok
Pendahuluan
Kebijakan pembangunan kesehatan periode 5 tahun ke
depan (2010-2014) diarahkan pada tersedianya akses
kesehatan dasar yang murah dan terjangkau terutama pada
kelompok menengah ke bawah, guna mendukung
pencapaian MDGs pada tahun 2015; dengan sasaran
pembangunan kesehatan antara lain ditandai oleh
meningkatnya angka harapan hidup, menurunnya tingkat
kematian bayi dan kematian ibu melahirkan. Penitikberatan
pembangunan bidang kesehatan melalui pendekatan
preventif, tidak hanya kuratif, melalui peningkatan
kesehatan masyarakat dan lingkungan diantaranya dengan
perluasan penyediaan air bersih, pengurangan wilayah
kumuh sehingga secara keseluruhan dapat meningkatkan
angka harapan hidup dari 70,7 tahun pada 2009 menjadi
72,0 tahun pada 2014, dan pencapaian keseluruhan sasaran
Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015.
Di Indonesia TBC masih merupakan masalah utama
kesehatan masyarakat dan penyebab utama kematian
nomor 1 untuk penyakit infeksi (Suhardi, 2006).
Laporan TB dunia oleh WHO yang terbaru (2006),
masih menempatkan Indonesia sebagai penyumbang
terbesar nomor 3 di dunia setelah India dan Cina
dengan jumlah kasus baru sekitar 539.000 dan jumlah
kematian sekitar 101.000 per tahun. Penyakit TBC
pada
anak
adalah
fenomena
yang
sangat
mencemaskan. Jumlah kasus TBC pada anak di
Indonesia sekitar seperlima dari seluruh kasus TBC.
Imunisasi adalah upaya yang dilakukan dengan sengaja
memberikan kekebalan (imunitas) pada bayi atau anak

sehingga terhindar dari penyakit (Depkes RI, 2000).


Imunisasi juga merupakan upaya pencegahan primer yang
sangat efektif untuk menghindari terjangkitnya penyakit
infeksi. Dengan demikian, angka kejadian penyakit infeksi
akan menurun, kecacatan serta kematian yang
ditimbulkannya pun akan berkurang (WHO, 2007).
Berdasarkan data dari data Dinas Kesehatan Kota
Depok Tahun 2010, cakupan UCI Imunisasi BCG di
berbagai puskesmas di Kota Depok yaitu Pancoran
Mas 95,00%, Depok Jaya 98,52%, Rangkapan Jaya
99,49%, Cipayung 97,59%, Beji Timur 98,02%,
Kemiri Muka 98,41%, Tanah Baru 98,01%, Sukmajaya
89,41%, Pondok Sukmajaya 96,33%, Abadi Jaya
99,25%, Bhakti Jaya 96,36%, Villa Pertiwi 97,54%,
Kalimulya 96,25%, Cilodong 100,00%, Sawangan
98,64%, Pasir Putih 98,53%, Kedaung 98,57%,
Pengasinan 98,72%, Bojong Sari 96,94%, Duren
Seribu 96,60%, Cinere 99,55%, Grogol 99,38%,
Cimanggis 80,98%, Mekarsari 83,94%, Tugu 97,90%,
Pasir Gunung Selatan 94,33%, Harjamukti 96,16%,
Tapos 93,48%, Cimpaeun 92,65%, Jatijajar 98,54%,
Cilangkap 99,80%, Sukatani 97,72%. Target
pencapaian UCI di Kota Depok Tahun 2010 adalah
sebesar 85%, sedangkan pencapaian imunisasi rutin
sebesar 95%.
Data penemuan kasus TB atau CDR 2010 di Kota
Depok sebesar 54,7%. Sedangkan CDR Puskesmas
UPT Cimanggis yaitu 204,4%, artinya pada Puskesmas
UPT Cimanggis temuan kasus TB banyak jadi kasus
TB di Puskesmas UPT Cimanggis besar. Kasus TB di
36

Jurnal Ilmiah Kesehatan, 5(1); Jan 2013


Puskesmas UPT Cimanggis ditemukan BTA positive
yang diobati sebanyak 871 kasus, dan data yang
sembuh 695 kasus (79,8%).
Dari data di atas bisa kita simpulkan bahwa dari 32
Puskesmas yang ada di Kota Depok cakupan UCI BCG
yang paling rendah ada pada Puskesmas Cimanggis,
walaupun di Puskesmas tersebut cakupan UCI sudah
mencapai 80%. Tetapi cakupan UCI di Puskesmas
tersebut paling rendah bila dibandingkan dengan
Puskesmas yang lain. Menurut pengelola imunisasi di
Dinas Kesehatan Kota Depok cakupan UCI di
Puskesmas tersebut karna adanya dua alasan, yaitu
karena pengelola imunisasi di Puskesmas tersebut
tidak melaporkan semua data imunisasi ke Dinas
Kesehatan dan bisa juga karena adanya para ibu yang
membawa bayinya imunisasi ke UPS (Unit Pelayanan
Swasta) dan data dari UPS tersebut tidak masuk ke
dalam data Puskesmas. Selain itu karena cakupan UCI
Puskesmas Cimanggis paling rendah diantara 31
Puskesmas yang lainnya maka peneliti ingin
mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan
pemberian imunisasi BCG di wilayah Puskesmas UPT
Cimanggis Kota Depok.
Metode Penelitian
Penelitian dilakukan dengan desain cross sectional.
Sedangakan Analisis deskriptif adalah untuk melihat atau
menganalisa dinamika korelasi antara variabel independen
yaitu faktor predisposisi (pengetahuan ibu, sikap ibu,
pendidikan ibu, pekerjaan ibu, umur ibu) faktor penguat
(jarak
tempat)
faktor
pemungkin
(dukungan
suami/keluarga, dukungan petugas) terhadap variabel

dependen (terikat) pengetahuan dan sikap ibu tentang


imunisasi terhadap imunisasi BCG.
Penelitian ini dilakukan di Wilayah UPT Puskesmas
Cimanggis Kota Depok pada Tahun 2012. Di Puskesmas
penelitian ini dilakukan 3 kali hanya pada saat pelaksanaan
imunisasi di Puskesmas Cimanggis yaitu tanggal 5
Desember 2012, 12 Desember 2012, dan 9 Januari 2013.
Teknik pengumpulan data dengan 2 cara yaitu data
primer diperoleh dengan cara mewawancarai responden
dengan menggunakan kuesioner. Responden dalam
penelitian ini yaitu ibu-ibu yang memiliki bayi 0-12 bulan
yang berada di wilayah Puskesmas UPT Cimanggis. Data
sekunder diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Depok
tahun 2010 dan data profil Puskesmas UPT Cimanggis.
Teknik sampling pada penelitian ini adalah jenis
Accidental Sampling, dimana pengambilan sampel secara
aksidental ini dilakukan dengan mengambil kasus atau
responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat
sesuai dengan konteks penelitian.
Hasil Penelitian
Persentase pemberian imunisasi BCG di Puskesmas
Cimanggis sebesar ....%. Diantara responden tersebut
sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang
tinggi dan sikap yang baik. Tingkat pendidikan 60%
responden adalah lulusan SLTA dan sebesar 70%
responden tidak bekerja. Tujuh persen responden berusia
lebih dari 21 tahun dan bertempat tinggal dalam jarak
kurang dari 1 km. Dalam melakukan imunisasi BCG hanya
separuh dari responden yang mendapatkan dukungan dari
suami/keluarga. Sementara itu dari petugas kesehatan
dukungan positif dirasakan oleh 62,1 persen.

Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Analisi Univariat


No
1

Variabel Independen
Pengetahuan
1. Rendah
2. Tinggi
Sikap
1. Kurang Baik
2. Baik
Pendidikan
1. Rendah (SLTP)
2. Tinggi (SLTA)
Pekerjaan
1. Bekerja
2. Tidak Bekerja
Umur
1. Muda (20 tahun)
2. Tua (21 tahun)
Jarak
1. Dekat (1 km)
2. Jauh (>1 km)
Dukungan Suami/Keluarga
1. Tidak Ada
2. Ada
Dukungan Petugas
1. Tidak Ada
2. Ada

Frequensi
(n=95)

Persentase

40
55

42,1
57,9

39
56

41,1
58,9

38
57

40,0
60,0

24
71

25,3
74,7

16
79

16,8
83,2

74
21

77,9
22,1

50
45

52,6
47,4

36
59

37,9
62,1

37

Jurnal Ilmiah Kesehatan, 5(1); Jan 2013


Imunisasi BCG di Puskesmas secara signifikan
dipengaruhi oleh pengetahuan ibu. Ibu dengan
pengetahuan tinggi berisiko untuk memberikan imunisasi
BCG sebesar 10.67 kali dibanding ibu yang
berpengetahuan rendah (OR 10,6; p value 0.000). Variabel
sikap ibu juga memiliki hubungan bermakna dengan
pemberian imunisasi. Ibu dengan sikap yang baik akan
melakukan imunisasi BCG 4,05 kali daripada ibu dengan

sikap yang tidak baik (OR 4,05; p value 0,000). Pemberian


imunisasi BCG juga secara signifikan dipengaruhi oleh
pendidikan ibu. Ibu dengan pendidikan tinggi melakukan
imunisasi BCG 3 kali lebih besar dibanding dengan yang
berpendidikan rendah. Variabel jarak tempat tinggal,
dukungan suami/keluarga dan dukungan petugas secara
signifikan juga mempengaruhi imunisasi BCG (OR 6,23;
OR 29,6; OR 5,9).

Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Analisis Bivariat

No

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Variabel
Independen
Pengetahuan Ibu
1. Tinggi
2. Rendah
Sikap Ibu
1. Baik
2. Kurang baik
Pendidikan Ibu
1. Rendah (SLTP)
2. Tinggi (SLTA)
Pekerjaan Ibu
1. Bekerja
2. Tidak bekerja
Umur Ibu
1. Muda (20 tahun)
2. Tua (21 tahun)
Jarak Tempat Tinggal
1. Dekat ( 1km)
2. Jauh (> 1km)
Dukungan
Suami/Keluarga
1. Ada
2. Tidak ada
Dukungan Petugas
1. Ada
2. Tidak ada

Imunisasi BCG
Tidak
Memberikan
memberikan
imunisasi
imunisasi
n
%
N
%

p-value

40
8

72,7
20,0

15
32

27,3
80,0

36
12

64,3
30,8

20
27

35,7
69,2

0,003

4,05

25
23

65,8
40,4

13
34

34,2
59,6

0,026

0,352

10
38

41,7
53,5

14
33

58,3
46,5

0,442

0,62

11
37

68,84
6,8

5
42

31,3
53,2

0,185

0,40

44
4

59,5
19,0

30
17

40,5
81,0

0,001

6,23

39
9

86,7
18,0

6
41

13,3
82,0

0,000

29,6

39
9

66,1
25,0

20
27

33,9
75,0

0,000

5,9

Pembahasan
Hasil uji univariat menunjukkan bahwa ibu yang
memiliki pengetahuan tinggi terhadap pemberian Imunisasi
BCG sebesar (57,9%) dan ibu yang memiliki pengetahuan
rendah sebesar (42,1%). Hasil uji bivariat ditemukan
adanya hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu
terhadap pemberian imunisasi BCG (p-value 0,000). Dari
hasil OR ditemukan ibu yang berpengetahuan rendah
mempunyai kecenderungan untuk tidak memberikan
imunisasi BCG pada bayinya sebesar 10,67 kali
dibandingkan dengan ibu yang berpengetahuan tinggi.
Penelitian ini didukung oleh penelitian Ahmad
Rizani,dkk (2009) di Kota Banjarmasin yang mengatakan
pengetahuan berdasarkan hasil analisis univariat
memperlihatkan sebagian besar berpengetahuan baik
83,5% dan masih ada sekitar 16,47% yang berpengetahuan
kurang. Analisis bivariat pada penelitian Ahmad
Rizani,dkk (2009) memperlihatkan adanya hubungan yang
bermakna p=0,000 artinya ada perbedaan antara responden

0,000

OR

10,67

yang berpengetahuan kurang dengan responden yang


berpengetahuan baik dalam pemberian imunisasi.
Hasil uji univariat menunjukkan bahwa ibu yang
memiliki sikap baik sebesar 58,9% sedangkan ibu yang
memiliki sikap kurang baik sebesar 41,1%. Hasil uji
bivariat ditemukan adanya hubungan yang bermakna
antara sikap ibu terhadap imunisasi BCG dengan nilai p
sebesar 0,003. Dari hasil OR dinyatakan ibu yang memiliki
sikap kurang baik mempunyai kecenderungan untuk tidak
memberikan imunisasi BCG pada bayinya sebesar 4,05
kali dibandingkan dengan ibu yang memiliki sikap baik.
Penelitian ini didukung dengan penelitian Santi Nur
Kartika (2012) menyatakan ada hubungan yang signifikan
dengan keeratan hubungan yang antara sikap ibu dengan
penerapan imunisasi dasar bayi. Dengan didapat nilai
p=0,000.
Hasil uji univariat menunjukkan bahwa sebagian ibu
yang berpendidikan rendah ( SLTP) sebesar 40,0% dan
ibu yang berpendidikan tinggi ( SLTA) sebesar 60,0%.
38

Jurnal Ilmiah Kesehatan, 5(1); Jan 2013


Hasil uji bivariat ditemukan adanya hubungan yang
signifikan antara pendidikan ibu terhadap imunisasi BCG
dengan di dapat nilai p sebesar 0,026. Dari hasil OR
dinyatakan bahwa ibu yang berpendidikan rendah (
SLTP) mempunyai kecenderungan 3 kali untuk tidak
memberikan imunisasi BCG pada bayinya dibandingkan
dengan ibu yang berpendidikan tinggi (SLTA).
Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan
Indah Nuraprilyanti (2009), yang menyatakan ada
hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku ibu
dalam mengimunisasikan bayinya (nilai p<0,05) p = 0,020.
Nilai OR= 3,947, yang berarti ibu yang berpendidikan
rendah berpeluang 3,94 kali untuk tidak memberikan
bayinya imunisasi.
Hasil uji univariat menunjukkan bahwa ibu yang
berstatus tidak bekerja sebesar 74,7% dan ibu yang
berstatus bekerja sebesar 25,3%. Hasil uji bivariat
ditemukan tidak adanya hubungan yang signifikan antara
pekerjaan ibu terhadap imunisasi BCG dengan ditemukan
nilai p = 0,442. Artinya walaupun beberapa responden
tidak bekerja tetapi masih tidak memberikan imunisasi
BCG kepada bayinya karena kemungkinan tidak hadir saat
program pemberian imunisasi.
Penelitian ini sependapat juga dengan penilitian Tri
Sulastri (2002) di Bandung yang menyatakan tidak ada
hubungan yang bermakna antara pekerjaan ibu dengan
pemanfaatan pelayanan imunisasi BCG (p=0,125).
Hasil uji univariat menunjukkan bahwa sebagian besar
responden berada dalam kelompok umur muda (20 tahun)
sebesar 16,8%, dan sebagian kecil responden berada dalam
kelompok umur tua (21 tahun) sebesar 83,2%. Hasil uji
bivariat ditemukan tidak adanya hubungan yang bermakna
antara umur ibu terhadap imunisasi BCG dengan nilai p
sebesar 0,185. Dalam penelitian ini ibu dengan umur muda
(20 tahun) yang memberikan imunisasi BCG 68,8%,
sedangkan yang umur tua (21 tahun) hanya 46,8%
memberikan imunisasi BCG.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Tri Sulastri (2002),
mengatakan ada hubungan yang bermakna antara umur ibu
dengan pemanfaatan pelayanan imunisasi BCG (p =
0,046). Nilai OR ditemukan 4,54 yang artinya ibu yang
memiliki umur tua mempunyai kecenderungan untuk
memanfaatkan pelayanan imunisasi BCG 4,54 kali
dibandingkan ibu yang berumur tua.
Penelitian Tri Sulastri (2002) tidak sependapat dengan
penelitian ini, karna dalam penelitian ini mengatakan tidak
ada hubungan antara umur ibu terhadap imunisasi BCG.
Hal ini disebabkan karena masih lebih banyak ibu yang
termasuk kelompok umur tua (>21 tahun) tidak membawa
bayinya imunisasi dibandingkan dengan ibu kelompok
umur tua (>21 tahun) yang membawa bayinya imunisasi.
Hasil uji univariat menunjukkan bahwa sebagian besar
ibu yang mempunyai tempat tinggal yang dekat dengan
tempat pelayanan imunisasi sebesar 77,9%, sedangkan ibu
yang memiliki tempat tinggal jauh dari tempat pelayanan
imunisasi sebesar 22,1%. Hasil uji bivariat ditemukan ada
hubungan yang bermakna antara jarak tempat tinggal
responden terhadap imunisasi BCG dengan dihasilkan nilai
p sebesar 0,001. Dari hasil nilai OR dinyatakan ibu yang

mempunyai tempat tinggal jauh dengan tempat pelayanan


imunisasi (> 1km) mempunyai kecenderungan 6,23 kali
untuk tidak memberikan imunisasi BCG pada bayinya
dibandingkan dengan ibu yang mempunyai tempat tinggal
dekat ( 1km) dari tempat pelayanan imunisasi.
Menurut penelitian (Idwar, 2001) menyebutkan ada
hubungan yang bermakna antara status imunisasi dengan
jarak dekat dibandingkan yang jauh sebesar 1,01 kali. Ibu
akan mencari pelayanan kesehatan yang terdekat dengan
rumahnya karena pertimbangan aktivitas lain yang harus
diselesaikan yang terpaksa ditunda.
Hasil uji univariat menunjukkan bahwa ibu yang
mengatakan mendapatkan dukungan dari suami/keluarga
sebesar 47,4%, sedangkan ibu yang mengatakan tidak
mendapatkan dukungan dari suami/keluarga sebesar
52,6%. Hasil uji bivariat ditemukan ada hubungan yang
bermakna antara dukungan suami/keluarga terhadap
imunisasi BCG dengan nilai p sebesar 0,000. Ditemukan
hasil nilai OR yang menyatakan ibu yang tidak
mendapatkan dukungan dari suami/keluarga mempunyai
kecenderungan untuk tidak memberikan imunisasi BCG
kepada bayinya sebesar 29,6 kali dibandingkan dengan ibu
yang mendapatkan dukungan dari suami/keluarga.
Penelitian ini juga sependapat dengan penelitian yang
dilakukan oleh Mislianti dan Khoidar Amirus (2012), yang
menyatakan ada hubungan antara dukungan keluarga
dengan status imunisasi TT. Dari uji chi square ditemukan
nilai p = 0,000.
Hasil uji univariat menunjukkan ibu yang mengatakan
ada dukungan petugas pelayanan kesehatan sebesar 62,1%,
sedangkan ibu yang mengatakan tidak ada dukungan dari
petugas pelayanan kesehatan sebesar 37,9%. Hasil uji
bivariat ditemukan ada hubungan yang bermakna antara
dukungan petugas terhadap pemberian imunisasi BCG
dengan nilai p sebesar 0,000. Ditemukan nilai OR yang
menyatakan ibu yang mengatakan tidak ada dukungan
petugas pelayanan kesehatan mempunyai kecenderungan
untuk tidak memberikan imunisasi BCG kepada bayinya
sebesar 5,9 kali dibandingkan dengan ibu yang mengatakan
ada dukungan petugas pelayanan kesehatan.
Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan
oleh Mislianti dan Khoidar Amirus (2012), yang
menyatakan ada hubungan perilaku petugas dengan status
imunisasi TT. Dari hasil uji chi square didapat nilai p =
0,001 (p<0,05).
Dapat disimpulkan bahwa imunisasi BCG di Puskesmas
Cimanggis dipengaruhi oleh pengetahuan ibu, sikap ibu,
pendidikan ibu, jarak tempat tinggal, dukungan
suami/keluarga dan dukungan petugas. Saran yang
diberikan dari hasil penelitian adalah mengingat dalam
penelitian ini ibu yang termasuk kelompok umur muda
masih lebih sedikit yang memberikan imunisasi BCG pada
bayinya dibandingkan dengan kelompok umur tua, maka
harus ditingkatkan lagi pemberitahuan informasi tentang
imunisasi BCG, seperti pada saat pemeriksaan kehamilan
dan setelah melahirkan.

39

Jurnal Ilmiah Kesehatan, 5(1); Jan 2013


Daftar Pustaka
Azwar, S. 2003. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Cahyono, Kurniawan Dedi. 2003. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Ketidaklengkapan Imunisasi Anak Usia 1223 bulan di Indonesia.
http://www.youngstatistician.com (diunduh tanggal 23
November 2012).
Depkes RI. 2005. Pedoman Teknis Imunisasi Tingkat
Puskesmas. Jakarta. http://www.depkes.go.id/ (diunduh 20
November 2012).
Depkes RI. 2005. Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi.
Jakarta. http://www.depkes.go.id/ (diunduh 20 November
2012).
Departemen Kesehatan RI. 2000. Pedoman Operasional
Pelayanan
Imunisasi,
Jakarta.
http://www.depkes.go.id/ (diunduh tanggal 23 November
2012).
Departemen Kesehatan RI. 1994. Petunjuk Teknis Reaksi
Samping
Imunisasi.
Jakarta.
http://www.depkes.go.id/ (diunduh tanggal 23 November
2012).
Dianingtyas, Hesty. 2010. Mengidentifikasi kelengkapan
imunisasi DPT di Desa Sukodadi Kabuh Jombang serta
menganalisa hubungan sikap ibu dalam pemberian
imunisasi DPT dengan kelengkapan imunisasi DPT di
Desa Sukodadi Kabuh Jombang.
http://dr-suparyanto.blogspot.com/2010/02/hubungansikap-ibu-dalam- pemberian.html (diunduh tanggal 25
Desember 2012).
Dinas Kesehatan Kota Depok. 2012. Data Pencapaian
UCI Tahun 2010.
Direktorat Jenderal PPM dan PL. Depkes RI. 2005.
Pedoman Teknis Pengelolaan Vaksin dan Rantai Vaksin.
Jakarta.
Gottlieb. 1983. Dukungan Sosial.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22568/4/C
hapter%20II.pdf (diunduh tanggal 10 Desember 2012).
Idwar. 2001. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Status Imunisasi Hepatitis B pada Bayi (0-11 Bulan) di
Kabupaten Aceh Besar Provinsi Daerah Istimewa Aceh
Tahun 1998/1999.
http://digilib.litbang.depkes.go.id/go (diunduh 20
November 2012).
Indonesia. Departemen Kesehatan. 2000. Petunjuk
Pelaksanaan
Imunisasi
di
Indonesia.
http://www.depkes.go.id/ (diunduh 20 November 2012)
Kepmenkes RI. 2005. Tenaga Kesehatan.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22568/4/C
hapter%20II.pdf (diunduh tanggal 10 Desember 2012).
Musa, A.D. 1985. Peranan Pencegahan Khususnya
Imunisasi Dalam Penurunan Angka Kematian Bayi di

Indonesia. Majalah Kesehatan Masyarakat Indonesia.


Tahun XV Nomor 9 April 1985.
http://digilib.litbang.depkes.go.id/go (diunduh tanggal 20
November 2012).
Noor,N.N, Dasar Epidemiologi, Rineka Cipta, Jakarta,
2000.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku
Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Rumus Slovin.
http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/4s1kedokteran/2073110
22/BAB%203.pdf (diunduh 23 November 2012)
Nuraprilyanti,
Indah.
2009.
Faktor-faktor
yang
berpengaruh terhadap perilaku ibu dalam memberikan
imunisasi campak pada bayinya di Kecamatan Pancoran
Mas. Depok.
Populasi dan Sampel.
http://www.4skripsi.com/metodologi-penelitian/populasidan-sampel.html#ixzz2Cj656xU1 (diunduh tanggal 19
November 2012).
Puskesmas Cimanggis. 2012. Profil Kesehatan Puskesmas
Cimanggis 2011. Depok.
Putri, Supratiwi Retno. 2011. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Perilaku Ibu Dalam Imunisasi Polio
Bayinya di RW 07 Depok Timur Kelurahan Abadijaya
Kecamatan Sukmajaya tahun 2011.
Ramli, R.M. 1988. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Drop Out/ Tidak Lengkap Hasil Imunisasi di Desa
Kesongo
Semarang
Iawa
Tengah
Tahun
1988. http://www.journal.unair.ac.id/ (diunduh tanggal 20
November 2012).
Renstra. 2010-2014.
http://www.slideshare.net/metrosanita/rencana-strategiskementrian-kesehatan- 2010-2014 (diunduh tanggal 25
Januari 2013)
Rizani, Ahmad, dkk. 2009. Hubungan Pengetahuan, Sikap,
dan Perilaku Ibu dalam Pemberian Imunisasi Hepatitis B
di
Kota
Banjarmasin.
http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/251091220.pdf
(diunduh tanggal 25 Desember 2012).
Santrock. 2005. Dukungan Sosial.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22568/4/C
hapter%20II.pdf (diunduh tanggal 10 Desember 2012).
Sarwono. 1998. Psikologi Sosial Suatu Pengantar,
Fakultas
Psikologi
UGM,
Yogyakarta.
http://digilib.litbang.depkes.go.id/go (diunduh tanggal 20
November 2012).
Singarimbun, M. 1986. Metode Penelitian Survey, LP3ES,
Jakarta.
Slamet. 1999. Sosiologi Kesehatan, Universitas Gajah
Mada
Press,
Yogyakarta.
http://digilib.litbang.depkes.go.id/go (diunduh tanggal 20
November 2012).
40

Jurnal Ilmiah Kesehatan, 5(1); Jan 2013


Smet. 1994. Perkawinan dan Keluarga Sumber Dukungan
Sosial
yang
Penting.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22568/4/C
hapter%20II.pdf (diunduh tanggal 10 Desember 2012).
Smet. 1994. Dukungan Petugas.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22568/4/C
hapter%20II.pdf (diunduh tanggal 10 Desember 2012).
Sulastri, Tri. 2002. Faktor-Faktor yang Berhubungan
Dengan Perilaku Ibu
dalam Pemanfaatan Layanan

Imunisasi BCG Di Wilayah Kerja Puskesmas Garuda


Kecamatan Andir Kota Bandung Tahun 2002. Tesis,
Sekolah Pascasarjana UI. Jakarta.
Tam Manggie C. Y. 2001. Metode cutt off point.
www.Kmpk.ugm.ac.id./image/semester_1/investigasi_Wab
ah.pdf. (Diunduh tanggal 3 Desember 2012).
WHO. 2007. Immunization. USA, WHO Media Centre.
http://www.who.int/immunization/en/ (diunduh tanggal 20
November 2012).

41

Você também pode gostar