Você está na página 1de 13

NAMA : Daniela Selvam

NIM: 04101401027
No urut pembagian tugas :1.3 ; 2.3 ; 5.1B ; 5.2A ; 5.2C ; 6.1B ; Template
1, 3, 8 ; LI Faringitis
1. Bagaimana hubungan usia dengan keluhan yang dialami?
Hubungan usia dengan keluhan utama tidak ada secara langsung hanya
dipengaruhi sistem imun dan pola hidup.
2. Apa saja faktor resiko dari batuk pilek ?

Mekanisme pertahanan tubuh paling banyak atau hampir 60-70%


dipengaruhi dan diproduksi dalam sistem saluran cerna

Daya tahan tubuh buruk, biasanya sering terjadi pada penderita


hipersensitif

saluran

cerna.

Keadaan

ini

sering

dialami

oleh

penderita alergi. Hal inilah menjelaskan kenapa penderita alergi


lebih mudah sakit atau rentan terkena infeksi

Faktor lingkungan seperti kontak dengan sumber infeksi sangat


berpengaruh. Kelompok anak yang mengikuti sekolah prasekolah
lebih sering mengalami infeksi 1,5-3 kali dibandingkan dengan anak
yang tinggal di rumah. Perokok pasif kemungkinan dua kali lipat
untuk

terkena

infeksi.

Jumlah

anggota

keluarga

dirumah

meningkatkan terjadinya infeksi. Keluarga dengan jumlah 3 orang


hanya didapatkan 4 kali infeksi pertahun sedangkan jumlah
keluarga lebih dari 8 didapatkan lebih 8 kali infeksi pertahun.

Penyebab utama sakit berulang adalah kontak yang sering sakit


dirumah yang juga mengalami sakit berulang atau mudah sakit.
Gangguan orang yang mudah sakit ini sering ditandai badan
berulang atau sering ngilu, capek, lelah, nyeri tenggorokan, batuk,
pilek berkepanjangan. Penderita seperti ini sering dianggap karena
terlalu lelah atau alergi. Penderita alergi opada umumnya mudah
mengalami infeksi. Namun seringkali sulit membedakan antara

alergi dan infeksi, sehingga keluhan infeksi virus seringkali dianggap


alergi.

Meski dilingkungan banyak terdapat orang sakit flu kalau daya


tahan tubuh baik akan akan terhindar, tidak terlalu mudah, lebih
jarang atau paling tidak gangguan sakitnya lebih ringan.

Faktor ASI, Gizi dan imunisasi flu mempengaruhi kekebalan tubuh


anak. Namun banyak kasus meski minum ASI, anaknya gemuk dan
makanannya bergizi dan sudah diberi imunisasi flu tetapi masih
sering

sakit.

Hal

ini

terjadi

karena

tidak

dicari

penyebab

utama mengapa daya tahan tubuhnya tidak baik,

Penderita batuk lama dan pilek lama atau yang sering sakit
ini tidak benar tertular dengan mekanisme pingpong. Mekanisme
pingpong sering diistilah masyarakat, kalau penderita satu sakit,
terkena lainnya dan kembali lagi ke penderita pertama. Karena bila
seseorang sudah terkena infeksi virus tertentu selanjutnya akan
mempunyai kekebalan terhadap virus tersebut dalam jangka waktu
tertentu. Bila penderita tersebut sakit lagi pasti tertular virus baru
lainnya.

3. Interpretasi dan mekanisme abnormal dari : Konka inferior


edema +/+ hiperemis +/+
Di dalam rongga sinus terdapat lapisan yang terdiri dari bulu-bulu halus
(cilia), yang berfungsi mendorong lendir yang diproduksi di dalam sinus
menuju saluran pernapasan. Pada kasus ini sistem perthanan tsb
terganggu sehingga lendir terperangkap dan tidak bisa keluar (bakteri
tumbuh) sehingga terjadi pembengkakan & hiperemis
(Konka inferior merupakan tulang tersendiri yang melekat pada os maksila
dan labirin etmoid )
4. Bagaimana cara pemeriksaan dari :Mukosa Hiperemis

Cara pemeriksaan dengan melihat membrane timpani (menggunakan


tes schwabach)
5. Bagaimana cara pemeriksaan dari : Sekret kental berwarna
putih
Cara pemeriksaan dengan

melihat bagian hidung luar keduanya

( rhinoskopi anterior )
6.

Pemeriksaan

laboratorium

interpretasi

dan

mekanisme

abnormal ) : WBC: 12.000/L


WBC : 12.000/L (5000-10000/L) = Infeksi (peradangan)
7. How to diagnose
Anamnesis :
Pemeriksaan telinga :

Inspeksi kedua telinga :

Palpasi : -

periksa

Serumen (-)

adakah

tekan

Sekret (-)

Granulasi (-)

Membran timpani :

Tes penala :-

Refleks cahaya

Tes Rinne

Perforasi (-)

Tes Webber

Hiperemis (-)

Tes Schwabach

nyeri

Tes pendengaran
Pemeriksaan hidung :
Hidung luar (keduanya)

Rhinoskopi anterior :

Bentuk

Mukosa

Oedem

Septum nasi (deviasi)

Deformitas

Konka inferior

Nyeri tekan

Sekret

Krepitasi

Pasase udara
Massa
Perdarahan

Rhinoskopi posterior

Koana

Adenoid

Orificium tuba

Torus tubarius

Fossa rosenmuller

Transluminasi

Pemeriksaan rongga mulut :


Oral hygiene
Mukosa bucogingiva
Lidah

Gigi :

Bentuk

Karies gigi

Warna

Karang gigi

Gerakan

Fraktur

Parese

Palatum

(simetris,massa,hiperemis)

Massa

Pemeriksaan faring :

Tonsil (keduanya) :

Ukuran

Hiperemis

Kripta

Detritus

Uvula (letak,hiperemis)
Arcus faring (simetris)

Pemeriksaan darah (biasanya terjadi leukositosis)


Pemeriksaan BTA (untuk mengetahui bakteri)

8. Working diagnosis
Rhinotonsilofaringitis kronis eksaserbasi akut
9. Pemeriksaan Penunjang
Sulit untuk membedakan antara tonsilofaringitis

bakteri dan virus

berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik. Baku emas penegakan


diagnosis tonsilofaringitis bakteri atau virus adalah melalui pemeriksaan
kultur dari apusan tenggorok. Apusan tenggorok yang adekuat pada area
tonsil diperlukan untuk menegakkan adanya bakteri ataupun virus. Untuk
memaksimalkan akurasi maka diambil apusan dari dinding faring posterior
dan regio tonsil, lalu diinokulasi pada media segar darah dan piringan
basitrasin, kemuadian ditunggu 24 jam.

Hitung darah lengkap, pengukuran kadar elektrolit, dan kultur darah

Tes monospot (antibodi heterophile) perlu dilakukan pada pasien

dengan tonsilitis dan bilateral cervical lymphadenophaty.


Throat culture diperlukan untuk identifikasi organisme yang infeksius.
Hasilnya dapat digunakan untuk pemilihan antibiotik yang tepat dan

efektif, untuk mencegah timbulnya resistensi antibiotik.


Plain radiographs, pandangan jaringan lunak lateral dari nasopharynx
dan

oropharynx

dapat

membantu

dokter

dalam

menyingkirkan

diagnosis abses retropharyngeal.


CT Scan, untuk mengetahui adanya kumpulan cairan hypodense di
apex tonsil yang terinfeksi.

Learning Issue : Faringitis


Faringitis
Faringitis atau sakit

tenggorokan

akibat

Streptokokus adalah

suatu penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang disebut Streptokokus


grup

A. Sakit

tenggorokan

mempengaruhi tenggorokan dan tonsil.

akibat
Tonsil

adalah

Streptokokus
kedua kelenjar di

tenggorokan, pada bagian belakang mulut. Sakit tenggorokan akibat


Streptokokus

juga

(laring). Gejala yang

dapat
sering

mempengaruhi

rongga

ditemukan

suara
antara

lain demam, nyeri tenggorokan (disebut juga sakit tenggorokan), dan


kelenjar (disebut kelenjar getah bening) yang membengkak di leher. Sakit
tenggorokan akibat streptokokus merupakan penyebab pada 37% nyeri
tenggorokan di anak.
Sakit tenggorokan akibat Streptokokus menyebar melalui kontak erat
dengan orang yang sakit. Agar yakin bahwa seseorang terjangkit sakit
tenggorokan akibat Streptokokus, diperlukan suatu pemeriksaan yang
disebut kultur apus tenggorokan. Meskipun tanpa pemeriksaan ini, suatu

kasus sakit tenggorokan akibat Streptokokus yang khas dapat diketahui


berdasarkan gejalanya. Antibiotik dapat membantu orang yang terkena
sakit

tenggorokan

akibat

Streptokokus.

Antibiotik

adalah obat yang

membunuh bakteri. Antibiotik terutama digunakan untuk mencegah


komplikasi seperti demam rematik dan bukan untuk memperpendek
lamanya sakit.

Gejala dan tanda


Gejala sakit tenggorokan akibat Streptokokus yang umum ditemukan
adalah

nyeri

pada

tenggorokan, demam lebih

dari

38C

(100,4F), nanah (suatu cairan berwarna kuning atau hijau yang tersusun
atas bakteri yang mati, dan sel darah putih) pada tonsil, dan kelenjar
getah bening yang membengkak.
Dapat pula ditemukan gejala lain seperti:

Nyeri kepala (sakit kepala)

Muntah-muntah atau ingin muntah (mual)

Nyeri perut

Nyeri otot

Ruam (bintik kecil-kecil kemerahan) pada tubuh atau dalam mulut


atau tenggorokan. Ini adalah tanda yang tidak sering ditemukan
namun spesifik.

Seorang yang terkena sakit tenggorokan akibat Streptokokus akan


menunjukkan gejala antara satu hingga tiga hari setelah berkontak
dengan seorang yang sakit.

Sebuah kasus sakit tenggorokan akibat Streptokokus. Perhatikan amandel


yang besar dengan nanah berwarna putih.

A case of strep throat. Perhatikan bintik-bintik kecil berwarna merah.


Ruam ini tidak sering ditemukan namun merupakan tanda yang spesifik.

Sebuah kasus sakit tenggorokan akibat Streptokokus pada seorang anak


berusia 8 tahun. Perhatikan amandel yang besar di bagian belakang
tenggorokan, tertutup oleh nanah berwarna putih.

Penyebab
Sakit

tenggorokan

tipe bakteri yang

akibat

disebut

Streptokokus
Streptokokus

disebabkan

oleh

beta-hemolitikus

suatu

grup

(SGA).Bakteri atau virus lain juga dapat menyebabkan nyeri tenggorokan.


[3][5]

Seseorang menderita sakit tenggorokan akibat Streptokokus melalui

kontak langsung dan erat dengan seorang yang sakit. Penyakit ini dapat
lebih

mudah

menyebar

apabila

berada

dalam

lingkungan

yang

padat.Contoh lingkungan yang padat di antaranya orang-orang di


lingkungan militer atau

di sekolah.

Bakteri

SGA

dapat

mengering

menjadi debu, namun tidak dapat menyebabkan orang menjadi sakit.


Apabila bakteri di lingkungan dipertahankan tetap lembab maka sampai
dengan 15 hari bakteri tersebut dapat menyebabkan seseorang menjadi
sakit.[5]Bakteri

yang

lembab

dapat

ditemukan

pada

benda-benda

seperti sikat gigi. Bakteri ini dapat hidup dalam makanan, namun hal ini
sangat jarang terjadi. Orang yang memakan makanan tersebut dapat
menjadi sakit.Dua belas persen anak tanpa gejala sakit tenggorokan
akibat Streptokokus memiliki SGA di tenggorokan mereka dalam keadaan
normal.

Diagnosis

Modifikasi Skor Centor


Kemungkinan

Nilai

Pengobatan

Strep
atau

kurang

<10%

1117%

2835%

4 atau 5

52%

Tidak diperlukan antibiotik atau kultur

Antibiotik

berdasarkan

kultur

atau

RADT

Antibiotik tanpa melakukan kultur

Suatu daftar cek yang disebut Modifikasi Skor Centor membantu dokter
memutuskan

bagaimana

menangani

seseorang

dengan

nyeri

tenggorokan. Skor Centor memiliki lima penilaian atau pengamatan klinis.


Ini

menunjukkan

seberapa

mungkin

seseorang

tenggorokan akibat Streptokokus.


Satu poin diberikan untuk setiap kriteria ini:

mengalami

sakit

Tidak ada batuk

Kelenjar getah bening membengkak atau kelenjar getah bening


yang nyeri bila disentuh

Suhu tubuh lebih dari 38C (100,4F)

Pus (nanah) atau pembengkakan tonsil (amandel)

Usia kurang dari 15 tahun (dikurangi satu poin apabila orang


tersebut berusia lebih dari 44 tahun)

Pemeriksaan laboratorium
Suatu pemeriksaan yang disebut kultur tenggorokan adalah cara terbaik
mengetahui apakah seseorang mengalami sakit tenggorokan akibat
Streptokokus.

Pemeriksaan

ini

memiliki

ketepatan

90

sampai

95

persen.Terdapat pemeriksaan lain yang disebut uji strep cepat (rapid strep
test), disebut juga RADT. Uji strep cepat lebih cepat dibandingkan dengan
kultur tenggorokan namun hanya mampu menemukan penyakit dengan
benar pada 70% pemeriksaan. Kedua pemeriksaan dapat menunjukkan
kapan seseorang tidak mengalami sakit tenggorokan akibat Streptokokus.
Pemeriksaan-pemeriksaan tersebut dapat menunjukkan bahwa seseorang
tidak mengalami penyakit tersebut pada 98 persen kesempatan.
Saat seseorang sedang sakit, kultur tenggorokan atau uji strep cepat
dapat memberitahukan apakah seseorang sedang sakit tenggorokan
akibat Streptokokus.Orang yang tidak mengalami gejala sebaiknya tidak
diperiksa kultur tenggorokan atau uji strep cepat karena beberapa orang
memiliki bakteri streptokokus di tenggorokan mereka pada keadaan
normal tanpa ada gejala yang buruk. Dan orang-orang ini tidak
memerlukan pengobatan.

Pencegahan

Beberapa orang mengalami sakit tenggorokan akibat Streptokokus lebih


sering dibandingkan orang lainnya. Operasi pengangkatan tonsil adalah
salah satu cara untuk membuat orang-orang tersebut berhenti mengalami
sakit tenggorokan akibat Streptokokus. Menderita sakit tenggorokan
akibat

Streptokokus

tiga

kali

atau

lebih

dalam

setahun

mungkin

merupakan alasan yang baik untuk mengangkat amandel. Menunggu


dahulu juga tidak apa-apa.

Pengobatan
Sakit tenggorokan akibat Streptokokus biasanya berlangsung selama
beberapa hari tanpa pengobatan. Pengobatan dengan antibiotik biasanya
akan membuat gejalanya hilang 16 jam lebih cepat. Alasan utama
pengobatan dengan antibiotik adalah untuk mengurangi risiko menderita
penyakit yang lebih berat. Sebagai contoh, suatu penyakit jantung yang
dikenal

sebagai demam

reumatik atau

berkumpulnya

nanah

di

tenggorokan yang dikenal sebagai abses retrofaring. Antibiotik bekerja


dengan baik apabila diberikan dalam waktu 9 hari sejak gejala pertama
kali muncul.
Obat nyeri
Obat penghilang rasa nyeri dapat membantu mengurangi nyeri yang
disebabkan oleh sakit tenggorokan akibat Streptokokus. Biasanya ini
mencakup OAINS atau parasetamol yang juga dikenal
sebagai asetaminofen. Steroid juga bermanfaat, demikian
pulalidokain kental. Aspirin dapat bermanfaat pada dewasa. Tidak baik
memberikan aspirin pada anak karena hal ini akan membuat mereka lebih
mungkin mengalami Sindrom Reye.
Obat antibiotik
Penisilin V adalah antibiotik yang paling sering digunakan di Amerika
Serikat untuk sakit tenggorokan akibat Streptokokus. Antibiotik ini banyak
digunakan karena aman, bekerja dengan baik, dan tidak mahal (tidak
menghabiskan

banyak uang).

Amoksisilin biasanya

digunakan

di Eropa. Di India, orang lebih berisiko menderita demam reumatik.


Karena itu, suatu obat disuntikkan yang disebut benzatin penisilin G
merupakan terapi yang biasa diberikan. Antibiotik menurunkan rata-rata
lama gejala. Rata-rata lama gejala adalah tiga hingga lima hari. Antibiotik
menurunkan hal ini sebanyak sekitar satu hari. Obat-obat ini juga
mengurangi penyebaran penyakit. Obat-obat ini terutama digunakan
untuk mencoba mengurangi komplikasi yang jarang. Ini mencakup demam
reumatik, ruam, atau infeksi. Efek baik antibiotik harus seimbang dengan
kemungkinan efek sampingnya.Terapi antibiotik mungkin tidak perlu
diberikan pada seorang dewasa sehat yang mengalami reaksi buruk
terhadap obat. Penggunaan antibiotik pada sakit tenggorokan akibat
Streptokokus lebih sering dibandingkan dengan perkiraan tingkat kejadian
penyakit yang diharapkan. Obat eritromisin (dan obat-obat lain, yang
disebut makrolid)

harus

digunakan

pada

orang

yang

mengalami alergi berat terhadap penisilin. Sefalosporin dapat digunakan


pada orang dengan alergi yang lebih ringan. Infeksi streptokokus juga
dapat

menyebabkan

pembengkakan ginjal (glomerulonefritis

akut).

Antibiotik tidak mengurangi kemungkinan terjadinya kondisi ini.

Perjalanan Penyakit Selanjutnya


Gejala sakit tenggorokan akibat Streptokokus biasanya membaik, dengan
atau tanpa pengobatan, dalam waktu sekitar tiga hingga lima hari.
Pengobatan dengan antibiotik mengurangi risiko penyakit yang lebih
berat. Antibiotik juga membuat penyakit lebih sulit menyebar ke orang
lain. Anak dapat kembali sekolah 24 jam setelah pemberian antibiotik.
Masalah

yang

sangat

berat

ini

mungkin

disebabkan

oleh

sakit

tenggorokan akibat Streptokokus:

Ini mencakup deman reumatik atau demam skarlatina

Suatu penyakit mematikan yang disebut sindrom renjatan toksik

Glomerulonefritis

Suatu penyakit yang disebut SindromPANDAS. Ini adalah suatu


masalah imun yang menyebabkan masalah perilaku yang tiba-tiba dan
terkadang berat.

Kemungkinan Terkena Penyakit Ini


Sakit tenggorokan akibat Streptokokus termasuk dalam kategori yang
lebih luas dari nyeri tenggorokan atau faringitis. Sekitar 11 juta orang
menderita nyeri tenggorokan di Amerika Serikat setiap tahunnya.
Sebagian besar kasus nyeri tenggorokan disebabkan oleh virus. Bakteri
Streptokokus beta hemolitikus grup A menyebabkan 15 hingga 30 persen
nyeri tenggorokan pada anak. Bakteri ini menyebabkan 5 hingga 20
persen nyeri tenggorokan pada dewasa.

DAFTAR PUSTAKA
Soepardi, Efiaty Arsyad. 2007. Buku ajar Ilmu Kesehatan Telinga,
Hidung,Tenggorok, Kepala Leher. ed. 6. Jakarta : Gaya Baru.3.
Sudoyo, Aru W., Bambang Setiyohadi, Idrus Alwi, Marcellus Simadibrata K.,
Siti Setia. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi V. Jakarta :
Buku Kedokteran EGC.

Guyton A. C, Hall J. E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11.


Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

Você também pode gostar