Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Pendahuluan
Kerajinan batik mendapatkan pengakuan UNESCO
sebagai Intangible Cultural Heritages (kekayaan tak
benda) pada 2009 lalu. Pengakuan ini membuat industri
batik yang berada di Indonesia semakin berkembang
pesat. Kemajuan teknologi membuat orang dapat
menciptakan atau memproduksi zat warna sintetis
dengan berbagai macam variasi warna, namun terdapat
masalah atau dampak negatifnya dalam pewarnaan.
Pembuatan zat warna dengan teknologi yang tinggi
dapat berpengaruh pada harga zat warna sintetis
tersebut, selain itu harga yang semakin mahal juga
pabrik yang memproduksi zat buatan limbahnya
menimbulkan
banyak
pencemaran
lingkungan
disekitarnya (Dewi 2007).
Industri batik dan tekstil merupakan salah satu
penghasil limbah cair yang berasal dari proses
pewarnaan. Selain kandungan zat warnanya tinggi,
limbah industri batik dan tekstil juga mengandung
bahan-bahan sintetik yang sukar larut atau sukar
diuraikan. Setelah proses pewarnaan selesai, akan
dihasilkan limbah cair yang berwarna keruh dan pekat.
Biasanya warna air limbah tergantung pada zat warna
yang digunakan. Limbah air yang berwarna-warni ini
yang menyebabkan masalah terhadap lingkungan.
Limbah zat warna yang dihasilkan dari industri tekstil
umumnya merupakan senyawa organik nonbiodegradable, yang dapat menyebabkan pencemaran
lingkungan terutama lingkungan perairan. Senyawa zat
Landasan Teori
Perwarna naftol (C10H7OH) termasuk sebagai pewarna
azo mempunyai dua komponen dasar yaitu asam anilat
(anilic acid) dan pembangkit warna yaitu garam
diazonium. Kedua komponen tersebut bila bergabung
akan membentuk senyawa berwarna (Didik riyanto,
1995:10). Agar dapat bersenyawa dengan garam maka
naftol yang tidak larut dalam air harus diubah terlebih
dahulu menjadi bentuk natrium naftolat yang larut
dalam air menggunakan larutan natrium hidroksida
seperti reaksi pada gambar 1. Gambar 2
memperlihatkan
reaksi
pembentukan
senyawa
berwarna dari natrium naftolat dengan garam
diazonium. Gambar
Metodologi
Daftar Pustaka
Astirin, O. P. dan K. Winarno. 2000. Upaya
Perbaikan Limbah Cair Industri Batik
Dengan Pemanfaatan Ekstrak Yeast.
Penelitian. Surakarta: FMIPA Universitas
Sebelas Maret.
Lovasari G, Iman MS, 2011. Makalah Unit Proses
pengolahan
Limbah
Cair
Batik
Menggunakan Aerobic Roughing Filter
untuk Menurunkan Kadar Cod (chemical
oxygen demand) dan Warna. Banjarbaru:
Universitas Lambung Mangkurat.
Mahida, U. N. 1984. Pencemaran Air dan
Pemanfaatan Limbah Industri. Jakarta: C
V Rajawali.