Você está na página 1de 3

Menurut Suharsimi Arikunto (1998:141-142), Angket kelebihan dan kelemahan, antara lain:

Kelebihan angket
a. Tidak memerlukan hadirnya peneliti
b. Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden
c. Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing, dan menurut
waktu senggang responden
d. Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas jujur dan tidk malu-malu menjawab
e. Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang
benar-benar sama
Kelemahan angket
a. Responden sering tidak teliti dalam menjawab sehingga ada pertanyaan yang terlewati
tidak dijawab, padahal sukar diulangi diberikan kepadanya.
b. Sering kali sukar dicari validitasnya.
c. Walaupun dibuat anonim, kadang-kadang responden dengan sengaja memberi
jawaban yang tidak betul atau tidak jujur.
d. Seringkali tidak kembali, terutama jika dikirim lewat pos.
e. Waktu pengembaliannya tidak bersama-sama.
Angket adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur
(responden).

Pada

umumnya

tujuan

penggunaan

angket

atau

kuesioner

dalam

proses pembelajaran terutama adalah untuk memperoleh data mengenai latar belakang peserta
didik sebagai salah satu bahan dalam menganalisis tingkah laku dan proses belajar mereka.
Angket sebagai alat penilaian nontes dapat dilaksanakan secara langsung maupun secara
tidak langsung. Dilaksanakan secara langsung apabila angket itu diberikan kepada anak yang
dinilaiatau dimintai keterangan sedangkan dilaksanakan secara tidak langsung apabila angket
itudiberikan kepada orang untuk dimintai keterangan tentang keadaan orang lain. Misalnya
diberikan kepada orangtuanya, atau diberikan kepada temannya. Angket adalah daftar
pertanyaan yang terbagi dalam beberapa kategori. Dari segi yangmemberikan jawaban,
angket dibagi menjadi angket langsung dan angket tidak langsung. Angket langsung adalah
angket yang dijawab langsung oleh orang yang diminta jawabannya. Sedangkan angket tidak
langsung dijawab oleh secara tidak langsung oleh orang yang dekat dan mengetahui si
penjawab seperti contoh, apabila yang hendak dimintai jawaban adalahseseorang yang buta
huruf maka dapat dibantu oleh anak, tetangga, atau anggota keluarganya. Dan bila ditinjau
dari segi cara menjawab maka angket terbagi menjadi angket tertutup danangket terbuka.
Angket tertututp adalah daftar pertanyaan yang memiliki dua atau lebih jawaban dan si
penjawab hanya memberikan tanda silang (X) atau cek () pada awaban yangia anggap
sesuai. Sedangkan angket terbuka adalah daftar pertanyaan dimana si penjawab (Arifin, 2011)

Diperkenankan memberikan jawaban dan pendapatnya secara terperinci sesuai dengan


apayang ia ketahui.Ditinjau dari strukturnya, angket dapat dibagi menadi 2 macam, yaitu
angket berstuktur danangket tidak berstuktur. Angket berstuktur adalah angket yang bersifat
tegas, jelas, dengan model pertanyan yang terbatas, singkat dan membutuhkan jawaban tegas
dan terbatas pula.Sedangkan angket tidak berstruktur adalah angket yang membutuhkan
jawaban uraian panjang, dari anak, dan bebas. Yang biasanya anak dituntut untuk memberi
penjelasan- penjelasan, alasan-alasan terbuka. Angket sebagai alat penilaian terhadap sikap
tingkah laku, bakat, kemampuan, minat anak,mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahan
(Arifin, 2011).
Zainal Arifin. 2011. Evaluasi pembelajaran. Bandung: Rosdakarya

Standar WHO
IMT =

Berat badan (kg)


Tinggi badan (m) X Tinggi badan (m)

Batas ambang IMT ditentukan dengan merujuk ketentuan FAO/WHO, yang membedakan
batas ambang laki-laki dan perempuan. Batas ambang normal untuk laki-laki adalah 20,1
25,0 dan untuk perempuan adalah 18,7 23,8. Untuk kepentingan pemantauan dan tingkat
defisiensi energi ataupun tingkat kegemukan, lebih lanjut FAO/WHO menyarankan
menggunakan satu ambang batas antara laki laki dan perempuan. Ketentuan yang
digunakan adalah menggunakan ambang batas laki laki untuk kategori kurus tingkat berat
dan menggunakan ambang batas pada perempuan untuk kategori gemuk tingkat berat
(Supariasa, 2001).
Untuk kepentingan orang Indonesia, batas ambang dimodifikasi lagi berdasarkan pengalaman
klinis dan hasil penelitian di beberapa negara berkembang. Sehingga diambil kesimpulan
ambang batas IMT untuk orang Indonesia adalah,
Kategori
IMT
Kurus
Kekurangan berat badan tingkat berat
< 17,0
Kekurangan berat badan tingkat ringan
17,0 18,5
Normal
>18,5 25,0
Gemuk

Kelebihan berat badan tingkat ringan


>25,0 27,0
Kelebihan berat badan tingkat berat
>27,0
Sumber : Depkes, 1994. Pedoman praktis status gizi orang dewasa
Kategori Indeks Massa Tubuh (IMT)
(IMT) IMT
KATEGORI
< 18,5
Berat badan kurang
18,5 22,9
Berat badan normal

23,0
Kelebihan berat badan
23,0 24,9
Beresiko menjadi obes
25,0 29.9
Obes I
30,0
Obes II
Sumber : Centre for Obesity Research and Education 2007
Supariasa, dkk. 2001. Penilaian Status Gizi. Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Depkes RI. 1994. Standar Peralatan, Ruang, dan Tenaga Rumah Sakit. Dirjen Yanmed.
Jakarta
Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. PT. Rineka
Cipta. Jakarta.
Centre for Obesity Research and Education, 2007. Body Mass Index: BMI Calculator.
Didapat dari: http://www.core.monash.org/bmi.html. Diakses pada tanggal 13 Juni 2015

Você também pode gostar