Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Penyusun:
Sugiarto Badaruddin, ST., MT.
Vita Fajriani Ridwan, ST
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT., dengan segala
kemurahan dan kemudahan-Nya lah segala yang direncanakan, diusahakan
dan dikerjakan dapat diselesaikan. Buku ajar Perencanaan Instalsi Air Bersih Dan
Limbah lanjutan ini adalah salah satu bentuk upaya profesionalisme dosen sebagai
tenaga pendidik dan pengajar.
Materi ajar Perencanaan Instalsi Air Bersih Dan Limbah bersifat sangat makro, maka
dari itu, kami dari penyusun memilih dan memilah bahan-bahan yang kami rangkum
dalam buku ini, tentu saja pertimbanngan kompetensi mahasiswa menuju
mahasiswa yang berbasis produksi adalah salah satu dari beberapa variable
pertimbanngan tersebut.
Akhirnya, adanya buku ajar ini penyusun harapkan akan mampu memberikan
sumbangsih dalam pendidikan di politeknik secara khusus dan di dunia pendidikan
secara umum. Dan semoga dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kebaikan.
Kami menyadari, dari semua proses yang sudah dilakukan masih banyak
kekurangan yang harus diperbaiki pada tahap berikutnya, untuk itu saran akan
sanngat membantu perkembangan buku ajar ini berikutnya
Pada kesempatan ini pula, kami
menghaturkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu keberadaan buku ajar ini. Semoga semua bentuk
kerjasama dan kebersamaan yang sudah terbina dapat memberikan manfaat yang
besar terutama bagi dunia pendidikan.
Penyusun
12
Perencanaan Instalasi Air Bersih Dan Limbah adalah salah satu bagian yang
penting dalam masalah utilitas bangunan atau pun gedung. Air bersih sebagai
bagian yang bersifat vital bagi kehidupan manusia, keberadaannya adalah mutlak,
sehingga perencanaan dan instalasinya pada bangunan harus dipersiapkan secara
optimal, begitupun pengolahan limbah, karena jika tidak adanya pengaturan, akan
menimbulkan masalah nantinya pada bangunan.. Dengan adanya mata kuliah ini
diharapkan staf pengajar dan mahasiswa untuk dapat memahami dan mampu
melakukan perencanaan instalsi air bersih juga limbah pada .
Dalam rangka mencapai tujuan mata kuliah ini, maka materi buku ajar ini
disusun dengan urutan sebagai berikut :
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
HIDROLOGI
BAB III
PENGOLAHAN LIMBAH
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Definisi Air Bersih
Air merupakan kebutuhan utama dalam kehidupan sehari-hari. Setiap makhluk di
bumi memerlukan air untuk kehidupannya. Bagi manusia, air digunakan dalam
berbagai aspek kehidupan, dari skala kecil seperti rumah tangga hingga industri.
Dalam dunia kesehatan, khususnya kesehatan lingkungan, perhatian air
dikaitkan sebagi faktor perpindahan/penularan penyakit (agent). Beberapa penyakit
menular seperti typhusabdominalis, cholera, dysentri baciller adalah beberapa jenis
penyakit yang bisa ditularkan oleh air. Selain itu peracunan logam juga terjadi melalui
media air.
Saat ini masalah penyediaan air bersih menjadi perhatian khusus bagi negarnegara maju maupun negara berkembang seperti Indonesia. Masalah air bersih
adalah masalah yang sering menghampiri, mulai dari kurang tersedianya sumber air
bersih, tidak terjadinya pemerataan pelayanan penyediaan air bersih khususnya di
daerah pedesaan, belum dimanfaatkan secara maksimal sumber-sumber air bersih,
hingga sumber-sumber air bersih yang telah tercemari limbah di kota-kota besar
Air bersih adalah air yang memenuhi persayaratan kesehatan untuk kebutuhan
minum, masak, mandi dan energi. Air sebagai salah satu faktor essensial bagi
kehidupan sangat dibutuhkan dalam kriteria sebagai air bersih. Air dikatakan bersih
bila memenuhi syarat sebagai berikut:
Jernih/tidak berwarna.
Tidak berbau.
Tidak berasa.
Sementara
menurut
Ketentuan
Umum
Permenkes
2
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 16
Tahun 2005 Tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, didapat
beberapa pengertian mengenai :
1. Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya disebut air baku
adalah air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air tanah
dan/atau air hujan yang memenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku untuk
air minum.
2. Air minum adalah air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan
atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum.
3. Air limbah adalah air buangan yang berasal dari rumah tangga termasuk tinja
manusia dari lingkungan permukiman.
4. Penyediaan air minum adalah kegiatan menyediakan air minum untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat agar mendapatkan kehidupan yang sehat,
bersih, dan produktif.
5. Sistem Penyediaan Air Minum yang selanjutnya disebut SPAM merupakan
satu kesatuan sistem fisik (teknik) dan non fisik dari prasarana dan sarana air
minum.
6. Pengembangan SPAM adalah kegiatan yang bertujuan membangun,
memperluas dan/atau meningkatkan sistemfisik (teknik) dan non fisik
(kelembagaan, manajemen,keuangan, peran masyarakat, dan hukum) dalam
kesatuan yang utuh untuk melaksanakan penyediaan air minum kepada
masyarakat menuju keadaan yang lebih baik.
7. Penyelenggaraan pengembangan SPAM adalah kegiatan merencanakan,
melaksanakan konstruksi, mengelola, memelihara, merehabilitasi, memantau,
dan/atau mengevaluasi sistem fisik (teknik) dan non fisik penyediaan air
minum.
8. Penyelenggara
pengembangan
SPAM
yang
selanjutnya
disebut
3
1.2. Sumber/Asal Air Baku Utama
Dalam memilih sumber air baku air bersih, maka harus diperhatikan
persyaratan utamanya yang meliputi kualitas, kuantitas, kontinuitas, dan biaya. Secara
garis besar, sumber air bersih dikelompokkan sebagi berikut:
A. Air Permukaan
Adalah sumber air baku yang berasal dari : sungai, saluran irigasi, danau, dan waduk.
Tiga sisitem pengolahan air permukaan :
a. Air waduk (berasal dari air hujan)
b. Air sungai (berasal dari air hujan dan mata air)
c. Air danau (berasal dari air hujan, air sungai dan mata air)
Pada umumnya air permukaan telah terkontaminasi dengan berbagai zat-zat
berbahaya berbahaya bagi kesehatan yang berasal dari limbah industri, saluran
selokan dan pertanian seperti Total Suspended Solid (TSS), zat-zat organik, timbal dll.
Kekeruhan berfluktuasi cukup tinggi dipengaruhi oleh musim. Pada musim penghujan
kekeruhan tinggi. Dengan kualitas seperti itu, pengolahan air yang diperlukan adalah
jenis pengolahan lengkap, yang meliputi pengolahan fisik, kimia dan bakteriologis.
Untuk itu diperlukan unit pengolahan air bersih secara lengkap, mulai dari intake
(bangunan penangkap air), bak pengendap / sedimentasi I, bak koagulasi, bak
flokulasi, bak sedimentasi / pengendap II, saringan pasir cepat, pembubuhan
desinfektan.
Dari segi kuantitas dan kontinuitas jenis air ini dapat dianggap tidak menimbulkan
masalah yang besar bagi penyediaan air bersih.
4
B. Mata Air
Adalah sumber air yang berasal dari permunculan air ke permukaan tanah sebagai
akibat dari
a. Adanya tekanan hidrolis disebut Aliran Artetis
b. Terhalangnya aliran air oleh lapisan tanah kedap air disebut Aliran Gravitasi Kontak
Ada dua alternatif sistem pengolahan mata iar untuk air bersih, yaitu :
a. Mata air gravitasi dan kran umum
b. Mata air non gravitasi dan hidran umum
Dari segi kualitas, jenis air ini sangat baik bila dipakai sebagai air baku, karena berasal
dari dalam tanah yang muncul ke permukaan tanah akibat tekanan, sehingga belum
terkontaminasi oleh zat-zat pencemar.. Namun lokasinya yang berada di daerah
terbuka, memungkinkannya terkontaminasi oleh lingkungan sekitar, seperti bakteri E.
Coli yang sering muncul. Dengan kualitas seperti itu pengolahan yang dilakukan
biasanya cukup dengan pembubuhan desinfektan, seperti klorinasi
Dari segi kuantitas dan kontinuitas, jumlah dan kapasitasnya sangat terbatas sehingga
hanya mampu memenuhi kebutuhan sejumlah penduduk.
C. Air Tanah
Adalah sumber air dalam tanah yang tersimpan dalam lapisan aktifer. Air tanah
banyak mengandung garam dan mineral yang terlarut pada waktu air melalui lapisanlapisan tanah, sehingga praktis jenis air ini bebas dari polutan karean keeberadaannya
di bawah permukaan tanah. Tetapi kemungkinan tercemar oleh zat yang mengganggu
kesehatan tetap ada, yaitu jika tercemar kandungan Fe, Mn, sehingga pengolahan
yang dilakukan pada umumnya adalah pengolahan kimiawi, yaitu dengan
menambahkan zat-zat kimia tertentu untuk mereduksi logam-logam tersebut
disamping juga membubuhkan zat desinfektan.. Jenis ini dibedakan menjadi :
5
a. Air tanah dangkal; kedalaman muka air tanah kurang dari 20 meter
b. Air tanah dalam; kedalaman muka air tanah lebih besar dari 20 meter. Kualitasnya
lebih baik dari air tanah dangkal
Ada tiga sisitem pengolahan air tanah :
a. Sumur Gali
b. Sumur Pompa Tangan Dangkal (SPT Dangkal)
c. Sumur Pompa Tangan Dalam (SPT Dalam)
Dari segi kuantitas, jenis ini relatif cukup untuk air baku, namun dari segi kontinuitas
pengambilan air tanah harus dibatasi, karena dapat menyebabkan masalah penurunan
muka air tanah.
D. Air Hujan
Air hujan disebut juga dengan air angkasa. Merupakan sumber air baku khususnya
bagi daerah yang kesulitan mendapatkan sumber air . Beberapa sifat kualitas dari air
hujan adalah:
- Bersifat lunak karena tidak mengandung larutan garam dan zat-zat mineral
- Bersifat lebih bersih
- Dapat bersifat korosit, karena mengandung zat-zat yang terdapat di udara seperti
CO2 agresif, ataupun SO2, dan adanya SO2 yang tinggi udara jika bercampur dengan
air hujan akan menyeabkan terjadinya hujan asam (acid rain)
CO2 + air hujan asam carbonat
S2O3 + air hujan asam sulfat
6
N2O3 + air hujan asam nitrit
Ada dua alternatif sisitem pengolahan air hujan :
a. Penampungan Air Hujan (PAH) Individu; volume sekitar 500 liter (0.5 m3) 1000
liter
(1m3).
Sumber
Kualitas
Kuantitas
Kontinuitas
Harga
Air
permukaan
Mencukupi
Relatif
mahal
Mata Air
Relatif baik
Sedikit
Murah
Air tanah
dangkal
Terpolusi
Relatif cukup
Pengambilan dibatasi
karena dapat
mengakibatkan instrusi
air laut
Tidak memenuhi
untuk persediaan
air minum
Air tanah
dalam
Relatif baik
Air hujan
SUMBER AIR
KONDISI
ALTERNATIF SARANA
Relatif
murah
murah
7
SUMBER AIR
KONDISI
ALTERNATIF SARANA
Aquifer
Aquifer Tertekan
Air Tanah
Air Permukaan
Perpipaan
Aliran
Terpusat
Aliran
Tersebar
Mata Air
Air Hujan
Air minum adalah Air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan
yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum (berdasarkan
standar air minum yang ada)
Standar air minum di indonesia : diterapkan untuk sumber air minum (air baku)
dan air minum sehingga tidak akan menimbulkan dampak negatif terhadap
kesehatan manusia
1. Standar sumber air minum (air baku) : PP 82/2001
2. Standar air minum : Keputusan Menkes No. 907/2002
9
pH. Hal ini penting karena mempengaruhi proses korosi, khususnya pada pH
<6.5 dan >9.5 mempercepat terjadinya korosi.
Total solid (zat padat total). Merupakan bahan yang tertinggal sebagai residu
pada penguapan dan pengeringan pada suhu 103 1050C
Zat Organik. Zat organik yang berlebihan akan menyebabkan bau yang tidak
sedap
CO2 agresif. Dapat merusak bangunan, perpipaan dalam distribusi air
Kesadahan total, adalah kesadahan yang disebabkan oleh adanya ionion Ca2
+ Mg2 secara bersamaan.
Kalsium (Ca). Nilai Ca > 200mg/l dapat menyebabkan korosi pada pipa
Besi dan Mangan. Menyebabkan air menjadi keruh dan dapat menghambat
proses desinfeksi
Tembaga (Cu). Pada kadar > 1 mg/l akan menyebabkan rasa tidak enak pada
indera pengecap dan dapat menyebabkan kerusakan hati
Seng( Zn). Kadar > 5 mg/l dapat menyebabkan rasa pahit
Chlorida (Cl). Kadar > 250 mg/l akanmenyebabkan rjasa asin dan bersifat
korosit pada logam
Nitrit. Dapat menyebabkan methamoglobinemia khususnya pada bayi
Fluorida (F). Kadar F < 1 mh/l meneyebabkan kerusakan (carries) pada gigi.
Logam-logam berat (Pb, As, Se, Cd, Cr. Hg. CN). Keberadaannya dapat
mempengaruhi jaringan syaraf, pencernaan, dan kanker
c. Syarat-syarat bakteriologis. Air tidak boleh mengandung kuman patogen dan
parasit seperti virus typhus, kolera, dll.
d. Syarat radiologis. Tidak boleh mengandung zat yang menghasilkan bahanbahan yang mengandung radiokatif seperti sinar alfa, beta dan gamma.
2. Persyaratan kuantitatif. Ditinjau dari banyaknya air baky yang tersedia. Artinya air
tersebut mampu memenuhi kebutuhan sesuai dengan jumlah penduduk yang
dilayaninya
3. Persyaratan kontinuitas. Sangat erat hubungannya dengan kuantitas air. Kontinuitas
artinya adalah bahwa air baku untuk air bersih tersebut dapat diambil terus menerus
dan tidak bersifat fluktuatif
10
11
12
13
No
Kategori Kota
Sistem
Tingkat
Pemakaian Air
Non Standar
190
500.000
1.000.000
Non Standar
170
Jumlah Penduduk
Kota Metropolitan
> 1.000.000
Kota Besar
Kota Sedang
100.000 500.000
Non Standar
150
Kota Kecil
20.000 100.000
Standar BNA
130
Kota Kecamatan
< 20.000
Standar IKK
100
Kota Pusat
Pertumbuhan
< 3.000
Standar DPP
30
No
Sekolah
10 liter/hari
Rumah Sakit
200 liter/hari
Puskesmas
(0,5 - 1) m3/unit/hari
Peribadatan
(0,5 - 2) m3/unit/hari
Kantor
(1 - 2) m3/unit/hari
Toko
(1 - 2) m3/unit/hari
Rumah Makan
1 m3/unit/hari
Hotel/Losmen
Pasar
(6 - 12) m3/unit/hari
10
Industri
(0,5 - 2) m3/unit/hari
11
Pelabuhan/Terminal
14
No
12
SPBU
(5 - 20) m3/unit/hari
13
Pertamanan
25 m3/unit/hari
Kehilangan Air
Kehilangan air merupakan banyaknya air yang hilang. Hilang yang diperlukan bagi
penjagaan tujuan penyediaan air bersih, yaitu tercukupinya kualitas, kuantitas, dan
kontinuitasnya dan yang disebabkan aktivitas penggunaan dan pengolahan air.
Kehilangan ini ditentukan dengan mengalikan faktor tertentu (15-20%) dengan angka
total produksi air.
Perencanaan kebutuhan air bersih yang aman biasanya memperhitungkan kondisi pada
saat terjadinya kebutuhan maksimum (puncak). Untuk keamanan perencanaan jalur
transmisi dan instalasi pengolahan, digunakan faktor hari puncak, sedangkan untuk
keamanan rancangan reservoir dan distribusi, digunakan faktor jam puncak.
15
Kriteria Penyediaan Air Bersih
Untuk mendapatkan hasil perencanaan sistem penyediaan air bersih yang baik, yaitu
supply air tersedia setiap saat dengan debit dan tekanan yang cukup, serta kualitas
memenuhi syarat, maka diperlukan kriteria perencanaan agar sistem berikut dimensi
dan spesifikasi komponen sistem mempunyai kinerja yang baik. Kriteria perencanaan
yang digunakan berpedoman pada kriteria perencanaan dan petunjuk teknik bidang air
bersih. Secara umum kriteria perencanaan yang digunakan dalam perencanaan sistem
penyediaan air bersih ini meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Penentuan daerah pelayanan disesuaikan dengan kondisi setempat berdasarkan
kepadatan penduduk.
2. Cakupan pelayanan atau banyaknya penduduk yang dilayani sistem air bersih.
3. Tingkat pelayanan atau cara penyampaian air ke konsumen.
4. Usaha pelayanan air bersih ke konsumen pada umumnya melalui 2 cara yaitu
melalui Sambungan Rumah (SR) dan Hydrant Umum (HU), dengan perbandingan
berkisar antara 50:50 atau 80:20 dimana faktor cost recovery merupakan faktor yang
perlu
dipertimbangkan.
Besarnya
angka
perbandingan
tersebut
ditetapkan
16
Tekanan maksimum direncanakan sebesar 75 m kolom air
Tekanan minimum direncanakan sebesar 10 m kolom air
15. Kecepatan pengaliran dalam pipa
Transmisi 0,6 4,0 m/detik
Distribusi 0,6 2,0 m/detik
16. Koefisien kekasaran pipa
Untuk perhitungan hidrolis baik untuk pipa transmisi maupun distribusi, koefisien
kekasaran pipa (koefisien Hazen William) digunakan nilai sebagai berikut:
17. Pipa distribusi, pengaliran pada konsumen dengan menggunakan jaringan pipa
yang direncanakan dapat mengalirkan air dengan jumlah sesuai kebutuhan jam
puncak dengan waktu pengaliran sepanjang 24 jam.
18. Tekanan dan kecepatan pengaliran di dalam pipa, tekanan statis maksimum
sebesar 75 mka atau tergantung pada spesifikasi komponen sistem. Kecepatan
pengaliran 0,3-3 m/detik.
Kriteria perencanaan didasarkan pada pedoman perencanaan sektor air bersih yang
dikeluarkan oleh Direktorat Air Bersih PU Cipta Karya.
No
Uraian
Prosentase Pelayanan
Tingkat Pelayanan
Hidran Umum
Tergantung dari hasil studi dan Tergantung dari hasil studi dan
kebijakan daerah yaitu berkisar kebijakan daerah yaitu berkisar antara
antara
20-40%
daerah 50-100 jiwa/HU
pelayanan
Sambungan
Rumah
17
No
Uraian
Prosentase Pelayanan
Tingkat Pelayanan
Kota Kecil 130 l/org/hari
Kecamatan 100 l/org/hari
Dengan perkiraan 1 SR melayani 4-6
jiwa.
Pemadam
kebakaran
Kebutuhan
pemadam
kebakaran diambil 20% dari
kapasitas reservoir atau 5%
dari kebutuhan domestik
Uraian
Kota Sedang
Kota Kecil
Perdesaan
100.000
500.000
20.000
100.000
3.000 20.000
100-150
100-150
90-100
25-30
20-25
10-20
Persentase
(%)
15-20
15-20
15-20
1.1
1.1
1.1-1.25
1.5-2.0
1.5-2.0
1.5-2.0
4-5
Jumlah jiwa
Umum (HU)
Hidrant
100
100-200
100-200
10
10
10
20-25
15-20
12-15
10
Jam operasi
24
24
24
kehilangan
per
air
18
Kategori Kota Berdasarkan Jumlah Penduduknya
No
11
Uraian
Kota Sedang
Kota Kecil
Perdesaan
100.000
500.000
20.000
100.000
3.000 20.000
80-20
70-30
70-30
19
Kebutuhan air total dihitung berdasarkan jumlah pemakai air yang telah
diproyeksikan untuk 5-10 tahun mendatang dan kebuutuhan rata-rata setiap
pemakai setelah ditambahkan 20 % sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)
a. Hitung kebutuhan air bersih dengan mengalikan jumlah jiwa yang akan
dilayani sesuai dengan perencanaan dikali kebutuhan air perorangan perhari
(q) dikali faktor hari maksimum (fmd = 1,05 s/d 1,15)
Q=Pxq
Qmd = Q x fmd
b. Hitung kebutuhan total air bersih dengan faktor kehilangan 20% dengan
persamaan :
Qt = Qmd x 100/80
c. Bandingkan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat
mencukupi atau tidak, jika tidak cari alternatif sumber air baku lain.
b. Identifikasi Sumber Air Baku
Identifikasi air baku terutama dimaksudkan untuk mendapatkan informasi
mengenai:
Kualitas air baku dan jenis alokasi sumber air baku pada saat ini
Teknis
Ekonomis
Lingkungan
20
f. Perencanaan Sistem Penyediaan Air Bersih
a. Sistem Penyediaan Air Bersih terdiri dari:
Sistem Produksi meliputi Intake dan Instalasi Pengolahan Air
Sistem Distribusi meliputi Reservoir dan Pipa Induk
Sistem Pemanfaatan melalui Sambungan Rumah dan Hydrant Umum
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi sistem distribusi adalah:
Pola tata guna lahan
Kepadatan penduduk
Kondisi topografi kota
Rancangan induk kota
Contoh
Tentukan jumlah penduduk pada lima tahun berikutnya, jika pada saat ini jumlah penduduk
adalah 373 jiwa dengan pertumbuhan penduduk adalah 1,5% per tahun!
Jawab:
P
= Po (1 + r)n
= 373 (1 + 0, 015)5
= 400 jiwa
, Qt
= 0,30 x 100/80
= 0,375 l/detik
21
BAB II
HIDROLOGI
22
Air hujan yang jatuh di atas permukaan tanah, sebagian kecil akan meresap
(absorbsi) di dalam tanah (infiltrasi), sedang yang lainnya akan menjadi
limpasan permukaan (surface run off). Air meresap ini ada yang keluar dan
kembali ke permukaan melalui mata air (interflow), tapi sebagian besar akan
tetap tersimpan dalam tanah (ground water). Air tanah ini umumnya
membutuhkan waktu yang realtif lama untuk dapat muncul kembali ke
permukaan, yang biasa disebut dengan limpasan air tanah. Semua bagian-
23
bagian air yang disebut di atas tadi pada akhirnya akan mengalir menuju
sungai, waduk, danau, ataupun laut.
Pemanasan air samudera oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus
hidrologi tersebut dapat berjalan secara kontinu. Air berevaporasi, kemudian
jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan batu, hujan es dan
salju (sleet), hujan gerimis atau kabut. Pada perjalanan menuju bumi beberapa
presipitasi dapat berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh yang
kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah
mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara kontinu dalam tiga cara
yang berbeda:
a. Evaporasi / transpirasi :
24
Dengan demikian ada empat macam proses dalam siklus hidrologi yang harus
dipelajari oleh para ahli hidrologi dan para ahli bangunan air, yaitu:
a. prespitasi
b. evaporasi
c. infiltrasi
d. surface run off
Seorang ahli hidrologi harus dapat menginterpretasikan data yang tersedia
untuk studinya. Dari studinya itu harus dapat meramalkan suatu besaran
ekstrim yaitu debit maksimum (banjir) atau debit minimum (debit-debit kecil).
25
Gambar 5
26
selalu
membutuhkan perhitungan volume air yang dibuat pada setiap titik pengukuran
yang dapat diterapkan pada sistem berdasarkan pertimbangan. Biasanya
digunakan data dari hasil pembacaan meter air, namun dalam hal tidak
terdapat meter air maka suatu perkiraan berdasarkan data lain yang ada
hubungannya dan penerapan pengalaman (engineering judgement) dapat saja
dilakukan. Neraca air biasanya dihitung dalam kurun waktu tertentu, bisa
bulanan, setengah tahunan (semester) atau 12 bulanan yang pada dasarnya
mencerminkan rata-rata tahunan dari semua bagian/komponen.
27
28
29
30
Neraca air yang tersisa di permukaan bumi adalah air hujan, yang bermuara
danau, sungai, dan sungai dan dibawa kembali ke lautan, di mana siklus
dimulai lagi. (Universty of Illinois WW2010 project).
2.3. Hujan
Hujan merupakan komponen masukan yang paling penting dalam proses
analisis hidrologi, karena kedalaman curah hujan (rainfall depth) yang turun
dalam suatu DAS akan dialihragamkan menjadi aliran di sungai, baik
melalui limpasan permukaan (surface runoff), aliran antara (interflow, subsurface
runoff),
Harto, 1993).
Proses pembentukan hujan terjadi karena penguapan air, terutama air dari
permukaan laut yang naik ke atmosfer, mendingin dan kemudian menyuling
dan jatuh sebagian di atas laut dan sebagian ai atas daratan, sebagian
31
jenis,
yaitu
alat
ukur
hujan
biasa
(manual
raingauge) dan alat ukur hujan otomatik (automatic raingauge) (Sri Harto,
1993).
Jika kita membicarakan data hujan, ada 5 buah unsur yang harus kita tinjau,
yaitu:
a. intensitas i, adalah laju curah hujan = tinggi air per satuan waktu, misalnya
mm/menit, mm/jam, mm/hari
b. lama waktu atau durasi t, adalah lamanya curah hujan terjadi dalam menit
atau jam.
32
c. tinggi hujan d, adalah banyaknya atau jumlah hujan yang dinyatakan dalam
ketebalan air di atas permukaan dasar, dalam mm.
d. frekuensi, adalah frekuensi terjadinya hujan, biasanya dinyatakan dengan
waktu ulang (return period) T, misalnya sekali dalam T tahun.
e. luas, adalah luas geografis curah hujan A, dalam km 2.
Hubungan antara intensitas, durasi dan tinggi hujan dinyatakan sebagai
berikut:
Karakteristik Hujan
1. Durasi Hujan
Durasi hujan adalah lamanya kejadian hujan yang diperoleh dari hasil
pencatatan alat ukur hujan otomatis (dalam menitan, jam-jaman
ataupun harian).
2. Intensitas Curah Hujan
Jika kita diminta untuk menyiapkan perencanaan teknik bangunan air,
pertama-tama yang harus kita tentukan adalah berapa debit yang
harus diperhitungkan dimana besarnya debit rencana ditentukan oleh
intensitas curah hujan. Intensiatas curah hujan adalah jumlah hujan
dalam tiao satuan waktu, yang biasanya dinyatakan dalam milimeter
per jam. Besarnya intensitas curah hujan berbeda-beda, tergantung
dengan lamanya curah hujan dan frekuensi kejadian. Pada umumnya
semakin besar durasi hujan t, intensitas hujannya semakin kecil. Jika
tidak ada waktu untuk mengamati besarnya intensitas hujan atau
33
- Sherman (1905)
- Inshiguro
- Mononobe
dimana:
i = intensitas curah hujan (mm/jam)
t = waktu (durasi) curah hujan, menit untuk persamaan Talbot,
Sherman dan Inshiguro, dan jam untuk persamaan Mononobe
a,b = konstanta
d24 = tinggi hujan maksimum dalam 24 jam (mm)
3. Waktu Konsentrasi
34
35
Dimana:
d = tinggi curah hujan rata-rata (mm)
d1, d2, d3,...dn = tinggi curah hujan di stasiun 1,2,3,...,n (mm)
n = banyaknya stasiun penakar hujan
Gambar 7
dan
tersebar merata
di
seluruh
wilayah.
Keuntungan
ini
digunakan
apabila
dalam
suatu
wilayah
stasiun
36
pengamatan curah
rata-rata
stasiun
hujannya
dihitung
tidak
tersebar
merata.
dengan mempertimbangkan
pengamatan,
yaitu
dengan
Curah
pengaruh
hujan
tiap-tiap
lurus dan membagi dua sama panjang garis penghubung dari dua
stasiun pengamatan. Dengan demikian tiap stasiun penakar Rn akan
terletak pada suatu poligon tertentu A n. Dengan menghitung perbandingan
luas untuk setiap stasiun yang besarnya = An/A, dimana A adalah luas
daerah penampungan atau jumlah luas seluruh areal yang dicari tinggi
curah
hujannya.
Curah
hujan
rata-rata
diperoleh
dengan
cara
Keterangan:
A = Luas areal (km2)
d = Tinggi curah hujan rata-rata areal
d1, d2, d3,...dn = Tinggi curah hujan di pos 1, 2, 3,...n
A1, A2, A3,...An= Luas daerah pengaruh pos 1, 2, 3,...n
37
Gambar 8
Metode poligon Thiessen ini akan memberikan hasil yang lebih teliti
daripada cara aritmatik, akan tetapi penentuan stasiun pengamatan
dan
pemilihan ketingggian
akan
mempengaruhi
ketelitian
hasil.
stasiun
pengamatan
hujan
mampu
sejauh
mewakili
mana
daerah
pengamatan.
3. Metode Garis Isohyet
Metode
ini
dipandang
lebih
baik
tetapi
bersifat
subyektif
dan
38
P
W
Pw
i 1
Pi
i
t
A P A P .... A P
1 1
2 2
A A ..... A
1
dimana :
Pw
A1,A2,...An
P1,P2,...Pn
n n
Gambar 9
Ini adalah cara yang paling teliti untuk mendapatkan hujan areal rata-rata,
tetapi memerlukan jaringan stasiun penakar yang relatif lebih padat yang
memungkinkan untuk membuat garis-garis Isohyet. Pada waktu menggambar
garis-garis Isohyet sebaiknya juga memperhatikan pengaruh bukit atau gunung
terhadap distribusi hujan.
Soal-soal latihan
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan siklus hidrogi dan jelaskan tahapantahapannya!
2. Apa yang dimaksud dengan neraca air dan apa fungsi penggunaan neraca
air?
3. Dalam menentukan curah hujan areal, metode manakah yang paling
efektif, dan apa alasannya?
39
BAB III
JARINGAN AIR BERSIH PADA GEDUNG BERTINGKAT
Bangunan
dipergunakan
gedung
pada
oleh manusia
umumnya
untuk
merupakan
melakukan
bangunan
kegiatannya,
agar
yang
supaya
bangunan gedung yang dibangun dapat dipakai, dihuni, dan dinikmati oleh
pengguna,
system pembuangan air kotor, dan perpipaan sistem pembuangan air hujan.
Karena plambing merupakan bagian dari utilitas bangunan, maka tujuan
penempatan plambing
dalam
suatu
bangunan
gedung
juga,
agar
penghuni
Jenis penyediaan air minum didalam bangunan gedung ada 2 (dua), yaitu :
Penyediaan air minum dingin, dan Penyediaan air minum panas.
40
Sistem penyediaan air minum dingin dalam suatu bangunan gedung ada 3
(tiga) sistem, yaitu :
a. Sistem sambungan langsung
Sistem sambungan langsung adalah sistem dimana pipa distribusi
kebangunan gedung disambung langsung dengan pipa cabang dari sistem
penyediaan air minum secara kolektif/sistem perpipaan (dalam hal ini pipa
cabang distribusi PDAM).
Karena terbatasnya tekanan air di pipa distribusi PDAM, maka sistem ini
hanya bisa untuk bangunan kecil atau bangunan rumah sampai dengan 2
(dua) lantai.
Pada umumnya sumber air yang digunakan pada sistem ini adalah, air
yang berasal dari pipa cabang sistem penyediaan air minum secara
kolektif (dalam hal ini pipa cabang distribusi PDAM). Untuk lebih jelasnya
sistem ini dapat dilihat pada gambar
b. Sistem tangki tekan
Biasanya sistem ini digunakan bila air yang akan masuk kedalam
bangunan, pengalirannya menggunakan pompa. Prinsip kerja sistem ini dapat
dijelaskan sebagai berikut : Air dari sumur atau yang telah ditampung
dalam tangki bawah dipompakan ke dalam suatu bejana (tangki) tertutup,
sehingga air yang ada didalam tangki tertutup tersebut dalam keadaan
terkompresi. Air dari tangki tertutup tersebut dialirkan ke dalam sistem
distribusi bangunan.
Pompa bekerja secara otomatis yang diatur oleh suatu detektor tekanan,
yang menutup/membuka saklar motor listrik penggerak pompa. Pompa
berhenti bekerja kalau tekanan dalam tangki telah mencapai suatu batas
maksimum yang ditetapkan, dan bekerja kembali setelah tekanan dalam
tangki mencapai suatu batas minimum yang ditetapkan. Daerah fluktuasi
tekanan biasanya ditetapkan antara 1,00 kg/cm 2 sampai 1,50 kg/cm2 . Pada
41
umumnya sumber air yang digunakan pada sistem ini adalah, air yang berasal
dari reservoir bawah (yang sumbernya bisa dari PDAM atau dari sumur atau
dari PDAM dan sumur) atau langsung dari sumur (air tanah). Untuk lebih
jelasnya sistem ini dapat dilihat pada gambar.
c. Sistem tangki atap
Apabila sistem sambungan langsung oleh berbagai hal tidak dapat diterapkan,
maka dapat diterapkan sistem tangki atap.
Dalam
sistem
ini,
air
ditampung
terlebih
dahulu
pada
tangki
bawah,
yang disimpan diatas atap atau dibangunan yang tertinggi, dan bisa juga
berupa menara air.
Pada umumnya sumber air yang digunakan pada sistem ini adalah, air
yang berasal dari reservoir bawah (yang sumbernya bisa dari PDAM atau
dari sumur atau dari PDAM dan sumur) atau langsung dari sumur (air
tanah).
Untuk lebih jelasnya sistem ini dapat dilihat pada gambar di bawah.
42
43
44
45
Syarat kualitas
b.
Syarat kuantitas
c.
Syarat tekanan
a.
Syarat kualitas
Air minum yang masuk kedalam bangunan atau masuk kedalam sistem
plambing air minum, harus memenuhi syarat kualitan air minum, yaitu
syarat fisik, syarat kimiawi, dan syarat bakteriologi, yang sesuai dengan
peraturan pemerintah, dalam hal ini Departmen Kesehatan.
b.
Syarat kuantitas :
Air minum yang masuk kedalam bangunan atau masuk kedalam sistem
plambing air minum, harus memenuhi syarat kuantitas air minum, yaitu
kapasitas air minum harus mencukupi berbagai kebutuhan air minum
46
luas lantai
banguan
hanya
untuk
bangunan gedung
yang
sudah
selesai
rancangannya.
berdasarkan
Unit
Beban
Alat
Plambing,
dipakai
untuk
47
tabel
dan
gambar/grafik di bawah
Dari tabel didapat jumlah Unit Beban Alat Plambing (UBAP) sebagai berikut:
Kakus dengan tangki gelontor
50 unit X 5 =
250 UBAP
Peturasan sebanyak
10 unit X 10 =
100 UBAP
50 unit X 2 =
100 UBAP
50 unit X 4 =
10 unit X 4 =
200 UBAP
40 UBAP
690 UBAP
48
No
Alat Plambing
Hunian
Jenis Katup
Unit
Bebang
Alat
Plambing
(NUAP)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Kakus
Kakus
Peturasan
Peturasan
Peturasan
Bak cuci Tangan
Bak mandi
Dus
Bak cuci
Umum
Umum
Umum
Umum
Umum
Umum
Umum
Umum
Kantor, dan
Katup Gelontor
Tangki Gelontor
Katup Gelontor 25 mm (1
Katup Gelontor 20 mm (1/2
inci)
Tangki
inci) Gelontor
Kran
Kran
Katup Pencampur
Kran
10
5
10
5
3
2
4
4
3
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Hotel,
Restoran
sebagainya
Pribadi
Pribadi
Pribadi
Pribadi
Pribadi
Pribadi
Pribadi
Pribadi
Pribadi
Pribadi
Pribadi
Kran
Katup Gelontor
Tangki Gelontor
Kran
Kran
Katup Pencampur
Katup Gelontor untuk
Katup Campuran
Kakus
Tangki Gelontor untuk
Kran
Kakus
Kran
Kran
4
6
3
1
2
2
8
2
6
3
3
3
tabel
.beban kebutuhan alat plambing
Gabungan
* Beban alat plambing yang tidak tercantum dalam Tabel
membandingkan alat plambing tersebut dengan alat plambing yang memakai air dalam debit
yang sama. Beban yang tercantum dalam Tabel adalah untuk seluruh kebutuhan.
Alat plambing yang dilengkapi dengan air panas dan air dingin mempunyai
beban masing-masing sebesar dari beban yang tercantum dalam Tabel
49
gambar . grafik hubungan antara kebutuhan air minum dengan unit beban alat
plambing
50
c. Syarat tekanan
Tekanan
air
yang
kurang
mencukupi
akan
menimbulkan
peralatan
plambing,
dan
menambah kemungkinan
1
2
3
4
Tekanan yang
Tekanan
dibutuhkan
standar
(kg/cm
0,70 1)2)2)
0,40 2)
0,70 3)
(kg/cm2)
0,70
halus/tajam
5
6
0,35
0,30
0,25 0,70 4)
1.00
51
Catatan
: 1) 2)
Tekanan Minimum yang dibutuhkan katup gelontor untuk kloset dan urinal yang
dimuat dalam tabel ini adalah tekanan statik pada waktu air mengalir, dan tekanan
maksimalnya adalah 4 kg/cm 2
3)
Untuk keran dengan katup yang menutup secara otomatis, kalau tekanan airnya
kurang dari yang minimum dibutuhkan maka katup tidak akan dapat menutup dengan
rapat, sehingga air masih akan menetes dari keran.
4)
Untuk pemanas air langsung dengan bahan bakar gas, tekanan minimum yang
64 X 3,50
m = 224 meter kolom air (mka). Oleh karena itu, agar tekana air tidak
melampoi batas yang ditentukan, maka bangunan tersebut harus dibagi
menjadi beberapa bagian atau zona, dimana setiap zona tekanan
airnya
tidak
Untuk lebih
52
53
dijelaskan sebagai berikut : Air dari sumber air yang ada didalam tanah melalui
sumur diangkat kepermukaan tanah dengan menggunakan timba/pompa,
lalu air tersebut digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Ada juga air dari
sumber air yang ada didalam tanah melalui sumur di pompa langsung
ke alat-alat plambing atau di pompa ke menara air, lalu air dari menara air
dialirkan secara gravitasi ke alat-alat plambing.
Ada
juga
yang
menggunakan sumber air dari mata air atau dari air permukaan (sungai atau
kolam).
- Secara kolektif , adalah sistem penyediaan air minum yang sumber airnya
diambil secara bersama-sama atau kolektif yang diselenggarakan oleh
suatu badan atau perusahaan, yang pada umumnya badan atau
perusahaan yang menyelenggarakannya adalah
Air Minum (PDAM).
Perusahaan
Daerah
airnya menggunakan sarana perpipaan. Oleh karena itu sistem ini juga
54
dijelaskan sebagai berikut : Air dari sumber air (air tanah tertekan, mata air,
atau air permukaan) di alirkan melalui saluran transmisi (saluran pembawa)
air baku, baik secara gravitasi maupun secara pemompaan ke bangunan atau
unit pengolahan air minum
supaya air dari sumber air yang belum memenuhi syarat kualitas air minum
menjadi memenuhi syarat
kualitas
air
minum.
Air
minum
dari
unit
pengolahan air minum (water treatment plan) dialirkan melalui pipa transmisi
(pipa pembawa) air minum secara gravitasi atau pemompaan ke reservoir.
Air minum dari reservoir didistribusikan ke konsumen atau pemakai
melalui pipa atau jaringan pipa distribusi (pipa atau jaringan pipa pembagi)
secara gravitasi atau secara pemompaan atau gabungan pemompaan
dan
air (mka), dan pada ujung pipa distribusi minimal 10 meter kolom air (mka).
Dari pipa distribusi air dialirkan ke bangunan gedung, bisa secara
langsung
keperalatan
plambing,
bisa
juga
secara
tidak
langsung
kualitas air minum, maka air tersebut harus diolah terlebih dahulu agar
memenuhi persyaratan air minum, sebelum masuk ke dalam sistem
plambing bangunan gedung.
Pompa air
Pompa air adalah suatu alat untuk menaikan air dari level yang rendah ke
level yang lebih tinggi. Dilihat dari jenisnya dapat dibedakan menjadi 2
(dua),
yaitu
menaikan air dari level dibawah pompa kelevel sama dengan level pompa.
Pompa hisap-tekan menaikan air dari level dibawah pompa ke level diatas
55
pompa.
Dari cara kerjanya, pompa dapat dibedakan menjadi
a. Pompa tangan
b. Pompa mekanik (digerakan dengan cara mekanik).
meletakan pompa,
Dilihat
menjadi
dari cara
2 (dua)
golongan, yaitu :
-
(terutama
pada
pompa
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
Pipa hisap yang tegak harus dipasang tegak lurus, dan pipa hisap yang
mendatar harus dipasang agak miring ke atas kearah pompa agar
udara tidak terjebak pada pipa hisap. Pada pipa hisap, udara tidak boleh
masuk kedalam pipa, oleh karena itu pada pipa hisap sedapat mungkin
jangan terlalu banyak sambungan. Karena pada sambungan tersebut udara
mudah masuk
66
67
68
69
hal ini
tekanan (head loss) pada waktu air mengalir didalam pipa. Besarnya
kehilangna tekan dalam pipa tergantung dari :
Kekasaran dinding pipa. Makin kasar dinding pipa makin besar
kehilangan tekanannya.
Panjang pipa. Makin panjang pipa, makin besar kehilangan tekanannya.
Kecepatan air dalam pipa. Makin cepat air mengalir dalam pipa makin
besar kehilangan tekanannya.
Banyaknya
perlengkapan
(assesories)
pipa.
Makin
banyak
70
71
72
Pada umumnya garis tengan pipa air minum bergaris tengan kecil, oleh
karena itu pipa air minum dapat dipasang dengan cara menanam
pipa dalam dinding bangunan.
73
74
75
76
3,
4,
6,
menghitung besarnya
Untuk menentukan
N
1
o
2
3
4
5
6
7
8
9
1
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
Alat
Bak mandi
Plambing
Gabungan bak cuci dan dulang cuci
Pancuran
pakaian air minum
Mesin cuci piring untuk rumah tangga
Bak cuci dapur untuk rumah tangga
Bak cuci dapur komersiil
Bak cuci tangan
Bak cuci pakaian (1,2 atau 3 bagian)
Dus (untuk tiap dus)
Bak cuci (service slop)
Bak cuci (jenis bibir penggelontor)
Peturasan (katup glontor )
Peturasan (katup glontor 1 )
Peturasan tangki glontor
Kakus (tangki glontor)
Kakus (katup glontor)
Kran untuk penyembung slang
Hidran dinding
8
Tabel. Ukuran minimum pipa penyediaan air alat plambing
Ukuran
m
Nominal in
m
1
1
5
1
5
1
5
1
5
2
5
1
0
1
5
1
5
1
5
2
5
2
0
2
0
1
5
1
5
2
5
1
5
1
5
5
ci
77
Size of pipe
(inch)
5/8
Number of
inch.
Pipes with
1
same
capacity
17,4
37,
8
65,5
11
0,5
10
Tabel.The number of in pipes that will discharge as much as A single pipe of any
other size for the same pressure loss
78
79
1. Bak mandi
2. Kakus (katup gelontor)
3. Bak cuci dapur untuk rumah
tangga
4. Kakus (tangki gelontor)
5. Pancuran air minum
6. Bak cuci tangan
80
Pipa A B :
Garis tengah pipa sama dengan pipa ke bak mandi yaitu pipa dengan garis tengah
d pipa = inch.
Jadi d pipa A B = inch
Pipa B C :
Beban pipa B C adalah :
- Bak mandi d pipa inci, dari tabel 6 didapat harga
Dari tabel diperoleh d pipa B C adalah inch (number of inch. Pipes with
same capacity) sebesar 2,9
Jadi d pipa B C adalah inch
Pipa C D
Beban pipa C D adalah :
- Bak mandi d pipa inci, dari tabel 6 didapat harga
- Bak cuci dapur untuk rumah tangga pipa inci, dari tabel 6 didapat 1
+
harga
Total
Dari tabel diperoleh d
pipa
same capacity) sebesar 2,9 (antara angka 2,9 dan angka 3 perbedaannya
kecil sekali)
Jadi d pipa C D adalah inch
81
Pipa D H
Pipa D H sama bebannya dengan pipa C D. Jadi d pipa D H
adalah inch
Pipa E F
d pipa sama dengan pipa ke Pancuran air minum yaitu pipa dengan d pipa inch.
Jadi d pipa E F inch
Pipa F G
Beban pipa F G adalah :
- Pancuran air minum d pipa inci, dari tabel didapat harga
- Kakus (katup gelontor) pipa 1 inci, dari tabel didapat harga 6,2
+
Total
Dari tabel diperoleh d
pipa
7,2
1
+
Total
Dari tabel diperoleh d
pipa
82
Total
Dari tabel diperoleh d
pipa
6,
2
8,2
Pipa G H
Beban pipa G H adalah :
- Pancuran air minum d pipa inci, dari tabel didapat harga
- Kakus (katup gelontor) pipa 1 inci, dari tabel didapat harga 6,2
- Bak cuci tangan d pipa inci, dari tabel didapat harga
- Kakus
harga (katup gelontor) pipa 1
6,
harga
Total
pipa
didapat
2
15,4
83
Pipa H L
Beban pipa H L adalah :
- Bak mandi d pipa inci, dari tabel didapat harga
- Bak cuci dapur untuk rumah tangga pipa inci, dari tabel didapat1
- harga
Pancuran air minum d pipa inci, dari tabel didapat harga
1
- Kakus (katup gelontor) pipa 1 inci, dari tabel didapat harga
6,2
- Bak cuci tangan ( ) pipa inci, dari tabel didapat harga
6,
Total
+
2
18,4
Tangki air
Tangki air biasa disebut juga reservoir, berfungsi sebagai tempat menyimpan
air minum sementara. Tangki air bisa diletakan dibawah atau diatas tanah
(ground reservoir), pada atap bangunan atau bangunan yang tertinggi, dan
pada menara air. Sebaiknya tangki bawah untuk bangunan gedung tidak
diletakan didalam tanah (ditanam), tetapi diletakan diatas tanah dengan
ketinggian sekitar 45 cm sampai 60 cm diatas tanah, agar tidak mudah
terkotori, dan mudah untuk pemeliharaan.
84
reservoir,
agar
supaya
dapat
dilakukan
pemeriksaan dan perawatan dengan baik. Ruang bebas tersebut sekurangkurangnya 45 cm, tetapi lebih baik dibuat sekitar 60 cm agar mamudahkan
pengecatan dinding luar tangki. Pada tangki air harus dilengkapi perlengkapan
sebagai berikut :
-
Penutup tangki
Ventilasi
diluar tangki
-
Man hole
Pipa peluap : agar air bisa meluap kaluar tangki bila tangki sudah penuh.
Pipa inlet
85
Pipa outlet
Pipa drain
: untuk pengurasan.
Tangki-tangki
yang
digunakan
untuk
menyimpan
air
minum
harus
dibersihkan secara teratur, agar kualitas air minum tetap terjaga. Disamping
itu sinar matahari tidak boleh masuk atau menembus kedalam tangki,
agar lumut (ganggang) tidak tumbuh. Disyaratkan juga agar tangki air tidak
merupakan
bagian
struktural
dari
bangunan,
serta lokasinya
tidak
(b) adalah
contoh dimana suatu bangunan tidak mempunyai ruang bawah tanah, dan
menunjukan pemasangan tangki di ruang khusus di bawah lantai terbawah
dari bangunan. Untuk
bangunan
tanah, tangki air tidak boleh ditanam langsung dalam tanah di bawah lantai
terbawah. Gambar
86
87
88
Contoh perhitungan
Misalnya jumlah penghuni bangunan gedung sebanyak 7 jiwa. Kebutuhan air
sebanyak 200 l/hari/jiwa
-
Kalau pompa dijalankan 1 kali dalam 1 hari, maka volume tangki air
sebesar minimal 1.400 l atau 1, 4 m3 .
kali dalam
kali dalam
89
Contoh perhitungan
Misalnya tinggi statis peralatan plambing dalam hal ini dari jenis water
heater setinggi 5.00 meter. Kehilangan tekanan air pada pipa diperhitungkan
1,50 meter . Sisa tekanan pada water heater 7,00 meter (lihat Tabel tekanan
yang dibutuhkan alat plambing).
- Tinggi tangki atas air (menara air)
+ Kehilangan tekanan pada pipa
plambing.
- Tinggi tangki atas air (menara air) = 5 m + 1,50 m + 7,00 m = 13,50 m
Yang disebut tinggi menara air, adalah jarak vertikal antara permukaan
tanah setempat dengan dasar tangki air.
menyediakan
(mengeluarkan)
90
Keterangan :
WH = Water Heater (pemanas` air)
91
(The number of
single pipe of any other size for the same pressure loss)
5.
6.
7.
8.
9.
92
bangunan
gedung,
dimana
setiap
alat
plambing
yang
93
Gambar. Sistem pipa pengisi ke atas (tangki air panas dipasang di atap)
94
95
BAB IV
LIMBAH RUMAH TANGGA
Limbah adalah bahan buangan (bahan yang sudah tidak terpakai). Limbah terdiri
dari limbah padat dan limbah cair. Limbah dibedakan atas 2 jenis, yaitu
4.1.
Limbah padat.
Adalah bahan buangan yang berbentuk padat, biasanya disebut sampah.
Limbah padat atau sampah adalah semua buangan padat yang dihasilkan
oleh aktifitas hidup manusia dan hewan yang dibuang karena sudah tidak
berguna lagi
Skema. Hubungan antara timbunan sampah, jumlah penduduk, Dan lahan dengan perkembangan
waktu
Ket. TPA : Tempat Pembuangan Akhir
Dari grafik di atas, terlihat dengan jelas bahwa denngan perkembangan waktu
yang senantiasa diiringi dengan pertmbahan penduduk; maka otomatis jumlah
timbulan sampah semakin meningkat, sementara lahan yang ada tetap.
Lahan yang tersedia akan terus berkurang akibat penggunaan yang lain,
misalnya: untuk perumahan, fasilitas umum, dll.
96
Jenis peruntukan
Komersial
pasar
Pemukiman
Pelita VI -1995
Pelita VII-2000
dan 100
100
100
50*
80*
100
Pemukiman
Perdagangan
Industri
Institusi
Rumah sakit
Pertanian, peternakan, perkebunan
Tempat umum
Sarana transportasi
Water and waste water treatment plant
97
Dush dan ash. Sampah dari bahan organik dan anorganik yang merupakan
partikel kecil kecil yang mudah terbawa angin dan membahayakn
pernafasan dan mata
Contoh: Abu dan debu.
Demolition dan construction wastes. Sampah sisa bahan bangunan.,
seperti: puing-puing, pecahan tembok, genteng, dll.
Bulky wastes. Sampah barang bekas, apakah itu yang dalam kondisi masih
bisa terpakai atau tidak. Contoh: kulkas, tv, radio, handphone, dll.
Hazardous wastes. Sampah yang berbahaya (B3: Bahan Buangan
Berbahaya). Contoh: barang barang bekas medis (suntik, masker), kertas
pembungkus pestisida, mesiu, sampah nuklir.
Water and waste water treatment plant. Sampah berupa hasil sampingan
pengolahan air bersih maupun air kotor, biasanya dalam bentuk gas dan
lumpur
Faktor yang mempengaruhi jenis, macam, dan besarnya timbulan sampah
98
2.
Sub-sistem Pengumpulan
Pada sistem ini, penggunaan jenis atau cara pengumpulan bergantung dari
daerah pelayanan, tingkat sosial ekonomi, saran prasarana yang dilayani
99
100
Container
System.
Menggunakan
container
yang
dapat
dipindahkan. Pada sistem ini, alurnya adalah untuk container yang sudh
penuh digerakkan ke transfer depo untuk dilakukan pemindaha sampah,
saat kosong, container dipindahkan ke posisi semula
- Conventional Mode
Kelemahan dari sistem ini dari segi waktu yang tidak efisien, karena
hanya menggunakan satu container, sehingga kemudian sistem ini
dikembangkan menjadi Exchange Container Mode
- Exchange Container Mode
101
Sistem ini relatif efektif dalam masalah waktu, namun relatif mahal.
2. Stationer Container System. Ssiem pengumpulan dengan menggunakan
container yang tidak dapat dipindahkan, sehingga sampah yang ada
dijemput oleh kendaraan pengangkut
3.
102
Sistem ini relatif murah. Terdiri dari tiga jenis tipe, yaitu tipe besar, menengah
dan kecil. Dan jenis ini sering diterpkan di Indonesia.
2. Indirect discharge
103
104
Adalah TPA, dimana sampah yang dibuang diletakkan di atas lubang yang
dibuat dengan traktor, lalu sampah yang ada ditutup oleh lapisan tanah
yang penutupnya dilakukan setiap hari sehingga terbentuk sel-sel
dalamnya
105
C. Aspek pembiayaan
Biasa dengan cara pengadaan retribusi.
D. Aspek pengaturan
Diwujudkan dalam bentuk peraturan pemerintah pusat maupun daerah.
Limbah Cair
Adalah bahan buangan yang berbentuk cair. Termasuk dalam limbah cair
diantaranya adalah : air kotoran, air bekas, dan air hujan.
Air kotoran adalah air buangan yang mengandung kotoran manusia.
Air bekas adalah air buangan yang berasal dari alat-alat plambing lainnya,
seperti bak mandi (termasuk bath tub), bak cuci tangan, bak cuci dapur,
dan lain-lainnya yang tidak mengandung kotoran manusia.
Air kotor adalah air buangan yang terdiri dari air kotoran dan air bekas.
Air hujan adalah air yang jatuh dari atas (langit).
Air kotor dari bangunan gedung disebut juga air limbah domestik
atau
air
air kotor
rumah
tangga
dari
tiap-tiap
rumah
106
Air hujan dari bangunan gedung air hujan bisa dalirkan dengan 3 (tiga) cara,
yaitu :
1) Air hujan dari atap bangunan dijatuhkan langsung ke tanah, tidak
melalui talang atap.
2) Air hujan dari atap bangunan dialirkan melalui talang atap, lalu ke
talang tegak, lalu ke saluran air hujan dihalaman gedung, dan akhirnya
dialirkan ke saluran drainase kota.
107
3) Air hujan dari atap bangunan dialirkan melalui talang atap, lalu ke
talang tegak, lalu ke saluran air hujan dihalaman gedung, dan akhirnya
dialirkan ke sumur resapan.
Dari ketiganya, sistem yang baik adalah sistem no 1, dan no 3, hal ini
dikarenakan air hujan akan lebih banyak meresap kedalam tanah, sehingga
ketersediaan air tanah cukup terjamin dan jumlah aliran permukaan akan
sangat sedikit sekali, sehingga akan mengurangi genangan air (banjir akibat
air hujan).
Setiap gedung yang direncanakan harus mempunyai perlengkapan drainase
untuk menyalurkan air hujan dari atap dan halaman (dengan pengerasan) di
dalam persil ke saluran pembuangan campuran kota.
Pengaliran Air Hujan Dengan 2 Cara
1. Sistem Gravitasi
Air buangan mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih
rendah secara gravitasi ke saluran umum yang letaknya lebih rendah. Air
yang mengalir melalui pipa dari atap dan balkon menuju lantai dasar dan
dialirkan langsung ke saluran kota
108
109
110
111
112
pencemaran
kepada
gedung
tidak selamanya
tidak
pipa
terus
lingkungannya
pembuangan
maupun
air
kotor
dalam
didalam
air,
yang
angsa
disebutperangkapatau
atau U,
yang
akan
trap, biasanya
menahan
bagian
berbentuk leher
terakhir
dari
air
113
yang
mencegah bau busuk (gas) dari septic-tank atau riol masuk ke dalam
ruangan dimana alat-alat plambing air kotor (alat-alat saniter) berada. Agar
perangkap
tersebut
dapat
berfungsi
dengan
baik,
maka
perangkap
sebagai berikut :
(a). Kedalaman air penutup. Kedalaman air penutup ini biasanya berkisar
antara 50 mm sampai 100 mm.
(b). Konstruksinya harus sedemikian rupa agar dapat selalu bersih dan
tidak menyebabkan kotoran tertahan atau mengendap. Aliran air
buangan harus menimbulkan efek membersihkan diri, jadi perangkap
tersebut dan permukaan dalamnya harus cukup licin agar kotoran tidak
tersangkut atau menempel pada permukaannya.
(c). Konstruksi perangkap harus sedemikian rupa sehingga fungsi air
sebagai penutuptetap dapat dipenuhi.
(d).
114
115
Penangkap lemak
116
117
Penangkap pasir
Digunakan pada tempat cuci kaki di kolam renang atau tempat mandi di
pantai, dimana air buangannya mengandung tanah atau pasir. Penangkap
pasir atau tanah ini juga dipasang pada saluran terbuka air hujan di luar
gedung. Prinsip kerjanya adalah mengendapkan tanah atau pasir, karena itu
mulut dari pipa pembuangan dari penangkap terletak di muka air dalam
penangkap seperti konstruksi over flow.
3. Pipa ven. Adalah pipa yang dipasang untuk sirkulasi udara ke seluruh
bagian sistem pembuangan air kotor, dan mencegah terjadinya kerja
sifon dan tekanan balik pada perangkap. Terutama untuk bangunan
dengan jumlah 2 lanati atau lebih.
118
Pipa air kotor, bekas, dan kotoran keluar dari perlengkapan saniter
menggunakan pipa tegak agar air buangan dapat mudah berjalan/mengalir
oleh adanya gravitasi bumi. Beberapa pipa dari perlengkapan saniter tersebut
digabungkan menjadi satu pada pipa vertikal utama. Tetapi untuk sampai ke
pipa vertikal utama tersebut tentu dihubungkan dengan pipa horizontal.
Pemasangan pipa terhadap konstruksi perlu diperhatikan. Jangan sampai
seluruh konstruksi bangunan sudah selesai dikerjakan tetapi pipa belum
terpasang. Memasang pipa yang dilakukan belakangan. Akan memperlemah
konstruksi bangunan. Untuk itu perlu perencanaan yang baik antara
perencanaan
plumbing
bangunan.Seluruh
dan
pemberian
perkuatan
pada
konstruksi
119
(assessoris)
pipa air
kotor
diantaranya adalah
sebagai
Dalam skala besar, pipa dapat disebut Riol. Riol (riool) adalah pipa yang
digunakan untuk menyalurkan air limbah. Sistem yang digunakan di indonesia
adalah sistem terpisah, oleh karena itu riol (riool) hanya digunakan untuk
mengalirkan air kotor. Riol sendiri terdiri atas 2 jenis yaitu :
Riol Gedung. Adalah bagian dari sistem pembuangan air kotor yang
membentang dari ujung saluran pembuangan gedung dan menyalurkan
buangannya ke saluran pembuangan kota, pribadi, atau tempat
pembuangan lainnya yang dibenarkan.
Riol (riool) kota. Adalah jaringan saluran pembuangan air kotor di kota, yang
menghubungkan saluran riol gedung dengan unit pengolahan air kotor kota.
Karena di Indonesia sistem pengaliran air kotor dengan sistem pengaliran air
hujan terpisah. Oleh karena itu fungsi dari riol kota hanya untuk mengalirkan
air kotor, lebih spesifik lagi air kotor rumah tangga atau limbah cair rumah
tangga.
120
121
digunakan biasanya terbuat dari galvanis iron pipe (GIP), baja tuang, keramik,
tanah liat, beton cor dan PVC
122
123
Pada penjelasan sebelumnya dijelaskan bahwa air limbah yang akan masuk
pipa harus digelontor air bersih yang besar sama atau lebih besar dari air
limbahnya :
Air gelontor > air limbah
124
: 2000 orang
: 1 : 1,25
: 150 x 2000
= 300.000l/hr
q air gelontor
: 1,25 x 300.000
=375.000 l/hr
=675.000l/hr
=7,8125 l/det
Perhitungan berdasar debit air minum/bersih rata-rata (1 l/det untuk 1000 org)
Contoh :
Jumlah orang yang buang air limbah
: 2000 orang
: 1 : 1,25
: 2000/1000 = 2 l/det
: 2,5 x 2 = 5 l/det
debit air limbah domestik adalah 0,6 s/d 0,75 dari debit air bersih saat jam
puncak
q air limbah domestik
; 0,75 x 5
= 3,5 l/det
q air gelontor
: 1,25 x 3,5
= 4,375 l/det
= 7,875 l/det
125
BAB V
PENGOLAHAN LIMBAH RUMAH TANGGA
Pengolahan limbah cair dengan sistem setempat (on site) adalah suatu
sistem pengolahan limbah cair yang berada di dalam persil (batas tanah yang
dimiliki) atau pada titik di mana limbah tersebut timbul.
Keuntungan yang diperoleh dari sistem ini adalah:
Biaya pembuatan murah
Dapat dibuat secara individu
Teknologi sederhana
Proses pembangunan sederhana
Sistem yang terpisah tiap rumah dapat menjaga privacy yang aman & bebas
dalam penggunaanya
Operasi pemeliharaan mudah & murah
Manfaatnya dapat dirasakan secara langsung
Sementara kerugiannya adalah:
Tidak cocok untuk daerah pemukiman dengan kepadatan yang tinggi
Tidak cocok untuk daerah dengan muka air tanah tinggi
Tidak cocok untuk jenis tanah yang permeabilitasnya tinggi
Dapat mencemari air tanah (sumur) disekitarnya jika diaplikasikan pada jenis
tanah yang tidak cocok.
a. Bore hole latrine (Cubluk).
Cubluk merupakan lubang yang digunakan untuk menampung air limbah
manusia dari jamban dan juga air dari kamar mandi yang berfungsi
sebagai tempat pengendapan tinja dan juga media peresapan dari cairan
yang masuk. Karakteristiknya adalah
126
127
128
b. Septicktank
Berfungsi untuk menampung tinja, urine dan air gelontoran sekaligus
mematikan bakteri aerob dan anaerob. Konstruksi dapat dibuat dari
pasangan batu bata, spesi campuran 1semen : 3pasir atau Beton,
campuran 1semen : 2 pasir : 3 kerikil Volume konstruksi tergantung dari
jumlah pemakai, dapat dihitung dengan pendekatan berikut :
1) Dimensi ditentukan oleh jumlah pemakai yang membebani septicktank
2) Jumlah air kotor perkapita = 25lh/hari/orang
3) Waktu tinggal di dalam tangki septick, T= 3 hari
4) Gerakan air limbah di dalam tangki septik adalah:
Pada saat masuk dan keluar tangki septik gerakannya adalah
vertikal.
Pada saat berada di dalam tangki septick gerakannya adalah
horizontal. Gerakan aliran ini menjadi penting karena merupakan
gerakan
proses
dan
pembusukan/perombakan/penguraian
air
129
130
131
132
133
134
C. Jamban
1.
135
2.
136
d. Peresapan
Air yang keluar dari septic-tank kandungan BOD nya masih cukup
tinggi, dan ada kemungkinan masih mengandung bakteri-bakteri
pathogen atau telur cacing, dan masih berbau. Oleh karena itu bila
air yang keluar dari septic-tank dibuang keperairan terbuka (badan
air terbuka) maka akan menyebabkan pencemaran terhadap perairan
terbuka tersebut. Melihat hal-hal seperti tersebut diatas, maka air
yang keluar dari septic-tank (efluen) tidak boleh dibuang langsung ke
badan-badan air, tanpa pengolahan terlebih dahulu.
Untuk mencegah pencemaran badan air terbuka , maka air yang
keluar dari septicktank perlu diolah terlebih dahulu sampai
memenuhi persyaratan kualitas air kotor yang diizinkan oleh
peraturan setempat sebelum dibuang ke perairan terbuka.
Pengolahan ini sangat sulit untuk dilakukan, karena kapasitas air
yang keluar dari septic-tank sangat sedikit dan tidak terus menerus.
Oleh karena itu cara yang paling mudah untuk mengolah air yang keluar
dari septictank, yaitu dengan cara, air yang keluar dari septick-tank
diresapkan kedalam tanah dengan cara meresapkan melalui sumur
resapan atau bidang resapan.
Secara umum fungsi resapan adalah untuk membuang air limbah dari
septictank sehingga didalam septictank tinggal material pada saja. Syarat
teknis peresapan :
10)
Konstruksi dapat dibuat dari pasangan batu/bata tanpa
spesi/plesteran agar air dapat masuk meresap kesela-sela batu tapi
konstruksi harus cukup kuat untuk menahan tanah tidak runtuh.
11)
Jarak peresapan dengan sumur air bersih, sekurang-kurangnya
untuk :
tanah lempung 6 m , tanah normal 10 m dan tanah berpasir 25 m.
12)
Jarak ke pondasi bangunan minimal 1,5m dan jarak ke pipa air
bersih minimal 3m.
13)
Pada daerah dengan topografi yang miring, elevasi letak resapan
harus lebih rendah dari elevasi sumur air bersih agar air resapan tidak
masuk ke sumur.
Agar supaya baik sumur resapan, bidang resapan, maupun
septicktank tidak mengganggu lingkungan sekitarnya maka lokasi dari
sumur resapan, bidang resapan, dan septic-tank ada persyaratan jarak
tertentu. Persyaratan jarak minimum dari septic-tank, dan peresapan
137
N0
1
U R A I A N
Bangunan
SEPTIC-TANK
RESAPAN
(meter
1,5
)
1,5
(meter)
3,0
10,00 *)
10,0
Batas-batas pemilikan
1,5
Sumur
Aliran air
7,5
30,0
Pemotongan/Peninggian
7,5
30,0
3,0
3,0
Jalan setapak
1,5
1,5
Pohon besar
3,0
3,0
JARAK MINIMAL
NO
1
2
3
JENIS BANGUNAN
Bangunan gedung
Batas pemilikan
Sumur air minum
DENGAN SUMUR
RESAPAN
3,0
(meter)
0
1,5
0
10,5
0
138
4
5
6
7
30,0
0
3,0
0
1,5
0
3,0
0
139
140
141
A. Dasar Pertimbangan
a. Terbatasnya lahan disekitar permukiman
Sulitnya mencari lahan untuk tempat pembuangan lumpur septik yang memenuhi
syarat teknis maupun lingkungan, sehingga tidak menjadi sumber polusi untuk air
permukaan dan tanah. Pengurasan dengan sistem manual oleh masing-masing
individu atau pengurasan dengan truck tinja (vacuum truck) untuk pelayanan skala
kota membutuhkan lahan yang cukup luas untuk pengolahan lumpur tinja.
b. Karakteristik buangan
Karakteristik lumpur tinja merupakan buangan dengan kandungan unsur terbesar
adalah organik biodegradabel sehingga pengolahan dapat dilakukan melalui suatu
instalasi secara biologis. Dari hasil sampling lumpur tinja menunjukkan bahwa
karakteristik lumpur tinja adalah sebagai berikut :
Lumpur Tinja :
BOD5 20 C = 8.250 mg/ltr
COD = 17.500 mg/ltr
Suspended Solid = 2.000 mg/ltr
Data-data hasil sampling karakteristik lumpur tinja dapat dilihat pada tabel 5.1
dibawah ini.
142
a. Kolam Anaerobik
Pada Kolam anaerobik terjadi proses biologis, dimana effisiensi pengolahan sekitar
60 70 % dengan waktu detensi 25 hari. Keluaran atau effluen dari proses
anaerobik adalah cairan/supernatan dan lumpur hasil proses biologis dan
sedimentasi. Effluent cairan kemudian dialirkan ke kolam fakultatif, sedangkan
lumpur dialirkan ke sludge drying bed. Konstruksi kolam anaerobik adalah pasangan
batu kali atau beton dimana pada lapisan bawah sebelumnya dilapisi dengan
geomembran/geotekstil sehingga bangunan ini kedap air, karena konsentrasi
buangan yang masuk cukup tinggi. Kriteria desain kolam stabilisasi anaerobik ini
adalah sebagai berikut :
Debit desain adalah debit rata-rata.
Kedalaman air = (1,8 2,5) meter.
Jagaan = (0,3 0,5) meter.
Beban BOD volumetrik = (500 800) g BOD/(m.hari).
Rasio panjang dan lebar = (2 4) : 1
Effisiensi pemisahan BOD > 60 %.
143
144
dibandingkan dari kolam fakultatif dan maturasi (produkasi lumpur kecil). Lumpur
dari kolam tersebut sudah relatif stabil (tidak terurai lagi secara biologis sehingga
tidak ada pengurangan BOD dan SS), tetapi kadar airnya masih cukup tinggi,
sehingga diperlukan sludge drying bed untuk meningkatkan konsentrasi lumpur.
Proses yang terjadi secara fisis yaitu filtrasi melalui media dan penguapan/evaporasi
oleh sinar matahari. Keluaran dari sludge drying bed adalah tanah kering/coke yang
siap dibuang ke alam/tanah terbuka. Letak unit ini harus dekat dengan unit jalan
perasi dan penampung lumpur kering. Pembangunannya dapat bertahap secara
paralel. Kriteria perencanaan bak pengering lumpur ini adalah sebagai berikut :
Lebar sebuah bak = (4,50 7,50) meter.
Panjang sebuah bak = (3 x 6) meter.
Ketinggian dinding bak = 45 cm diatas pasir.
Tinggi jagaan = (15 25) cm.
Dinding bak dibuat dari beton, pasangan batu bata dengan spesisemen.
Pipa pemberi yang membawa sludge ke tepi bak yang berdiameter > 150 mm
dan dari bahan GIP.
Pipa distributor mempunyai kriteria :
> Dipasang di atas (di salah satu sisi) dinding memanjang tiap
kompartemen.
> Diameter > 100 mm.
> Bahan GI.
> Bila menggunakan bahan pipa dari PVC harus ditanam dalam dinding.
Pipa pemberi pipa pembuangan dipasang pada drainase bak dengan
diameter minimal 15 cm.
Kadar air lumpur kering optimal = (70 80) %.
Tebal lumpur kering diatas pasir = (20 30) cm.
Tebal lumpur basah diatas pasir = (30 45) cm.
Media pasir yang dipasang pada lapisan teratas mempunyai criteria seperti
berikut :
> Ukuran efektif = (0,30 0,50) mm.
145
146
147
PRASARANA PERSAMPAHAN
170
DAFTAR PUSTAKA
1. Dept. Pekerjaan Umum, Dirjen Cipta Karya, Petunjuk Teknis Sistem
Penyediaan Sarana PLP, Jakarta, 1995
2. Damanhuri T., Teknik Pembuangan Akhir, Bandung, 1995
3. Damanhuri T. dkk., Limbah Padat, Bandung, 1995
4. Dept. Pekerjaan Umum, Dirjen Cipta Karya, Tata Cara Penyaluran Sampah
Perkotaan, Badan Penerbit PU, Jakarta, 1990
5. Eddy and Metcalf, Waste Water Engineering, Mc. Graw Hill, New York, 1991
6. Ismar G. Buku Seri Ikhtisar Teknik
7. PEDC, Penyediaan Air Bersih, Bandung
8. Kawanura, Susunu, Itegred Design of Water Treatment Facilities
9. Sugiharto, Dasar-Dasar Pengelolaan Air Limbah, UIP, 1987
10. Sosrodarsono, Suyono, Hidrologi untuk Pengairan, Pradnya Paramita,
Jakarta
11. Subarkah, Imam, Hidrology untuk Bangunan Air
Judul Standar
Nomor Standar
Ruang Lingkup
SNI 05-2418-1991
SNI 05-2419-1991
SNI 06-2548-1991
SNI 06-2549-1991
SNI 06-2550-1991
SNI 06-2551-1991
SNI 06-2552-1991
SNI 06-2553-1991
SNI 06-2554-1991
SNI 06-2555-1991
SNI 06-2556-1991
SNI 06-4821-1998
Metode Pengujian
Meter Air Bersih
(Ukuran 13 mm
sampai dengan 40
mm).
2. Metode Pengambilan
Contoh Meter Air
Bersih (Ukuran 13 mm
sampai dengan 40
mm)
3. Metode Pengujian
Diameter Luar Pipa
PVC Untuk Air Minum
Dengan Jangka
Sorong.
4. Metode Pengujian
Kekuatan Pipa PVC
Untuk Air Minum
Terhadap Tekanan
Hidrostatik.
5. Metode Pengujian
Ketebalan Dinding
Pipa PVC Untuk Air
Minum
6. Metode Pengujian
Bentuk dan Sifat
Tampak Pipa PVC
Untuk Air Minum
7. Metode Pengambilan
Contoh Uji Pipa PVC
Untuk Air Minum
8. Metode Pengujian
Perubahan Panjang
Pipa PVC Untuk Air
Minum Dengan Uji
Tungku.
9. Metode Pengujian
Ketahanan Pipa PVC
Untuk Air Minum
Terhadap Metilen
Khlorida
10. Metode Pengujian
Kadar PVC Pada Pipa
PVC Untuk Air Minum
Dengan THF
11. Metode Pengujian
Diameter Luar Pipa
PVC Untuk Air Minum
Dengan Pita Meter
12. Metode Pengujian
Dimensi Pipa
Polietilen (PE) Untuk
No.
Judul Standar
Air Minum
13. Metode Pengujian
Kinerja Pompa
dengan menggunakan
Model
Nomor Standar
Ruang Lingkup
SNI 05-6437-2000
SNI 19-6449-2000
SNI 19-6777-2002
SNI 19-6778-2002
SNI 19-6779-2002
Spesifikasi
21. Spesifikasi Meter Air
Bersih (Ukuran 13 mm
sampai dengan 40
mm)
22. Spesifikasi Sumur
Gali Untuk Sumber Air
Bersih
SNI 05-2547-1991
SNI 03-2916-1992
No.
Judul Standar
Nomor Standar
SNI 07-6404-2000
Ruang Lingkup
Spesifikasi ini bertujuan untuk men- dapatkan instalasi
air bersih dengan kapasitas 5 Liter/ detik
Spesifikasi ini membahas persyaratan teknis tentang
bentuk dasar, ukuran, bahan dan kekuatan
Spesifikasi ini membahas persyaratan teknis tentang
bahan, ukuran, kekuatan hidrostatik, perubahan
panjang dan densitas
Spesifikasi ini menjelaskan polialumunium klorida cair
untuk pengelolaan air beserta cara pengujian yang
berkaitan
Standar ini meliputi penggunaan soda abu untuk
pengolahan air dalam penyediaan air bersih dan air
industri ini mencakup persyaratan umum, spesifikasi
bahan,
pengambilan
contoh,
pengemasan,
pengiriman dan penandaan serta pengujian
Spesifikasi ini mencakup dua tipe flensa yang dapat
digunakan saling tukar bila dimensi yang digunakan
sesuai standar yang ditentukan
SNI 03-6419-2000
SNI 03-6481-2000
SNI 03-6785-2002
SNI 19-6786-2002
No.
Judul Standar
Nomor Standar
Tata Cara
36. Tata Cara
Perencanaan Instalasi
Saringan Pasir
Lambat.
37. Tata Cara
Pengoperasian dan
Perawatan Instalasi
Saringan Pasir
Lambat.
38. Tata Cara Pengelasan
Pipa Baja untuk Air di
Lapangan
Ruang Lingkup
simbol-simbol bagian dan peralatan yang dibuat
dipabrik untuk dipergunakan pada gambar dan
perencanaan sistem penyediaan air dan sistem
drainase. Untuk suatu gambar yang lebih detail,
simbol-simbol dasar ini dapat dilengkapi dengan
petunjuk-petunjuk yang disyaratkan dalam satu sistem
simbol-simbol yang lebih rinci pada penggambaran
atau pada penjelasan yang diuraikan secara terpisah
simbol-simbol digambarkan pada potongan-potongan
galian dan elevasi.
SNI 03-3981-1995
SNI 03-3982-1995
SNI 03-6405-2000
SNI 05-6375-2000
SNI 03-6373-2000
SNI 07-6398-2000
No.
Judul Standar
Nomor Standar
Ruang Lingkup
pipa tegak. Sebagai tambahan dalam tatacara ini
diatur pula penyambungan dan tingkat ven, ketinggian
diatas alat plambing, ven pelepas untuk pipa tegak,
peralatan perangkap, ven pembuangan dari sumursumur pengumpul dan saluran-saluran pembuangan.
Tata cara ini digunakan untuk meren-canakan suatu
unit paket Instalasi Penjernihan Air yang optimal
Tata cara ini digunakan untuk peng-operasian dan
pemeliharaan unit paket IPA agar diperoleh
kontinuitas, kualitas dan kuantitas air hasil olahan
yang sesuai dengan perencanaan
Jurusan/Program Studi
Mata Kuliah
Semester
Ganjil (Tiga)
Deskripsi Singkat
Mata kuliah ini mempelajari tentang sistem penyediaan air bersih untuk sebuah gedung dan menjelaskan
tentang perencanaan jaringan air bersih pada sebuah gedung bertingkat.
Standar Kompetensi
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan mampu merencanakan jaringan air bersih dan
limbah pada sebuah gedung bertingkat
No.
(1)
Kompetensi Dasar
Setelah
(2)
mengikuti
mata
kuliah
Indikator
Pengalaman
Belajar
Materi Pokok
Alokasi
Waktu
Sumber
Bahan
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Penilaian
Hasil Belajar
(8)
Mahasiswa
mampu
Mengkaji substansi
Pendahuluan :
menjelaskan
tentang
sistem pengelolaan
1. Latar belakang
dalamnya.
bersih
instansi terkait
dan
instansi
terkait di dalamnya
Buku
4x 3 x 50
pustaka 1,
Tes uraian
hal 31-
Terbatas
2. Air di bumi
35,Laptop,
3. Sifat-sifat Air
LCD,
4. Sistem
White board
penyediaan
air bersih
5. Perencanaan
air
16
bersih
6. Air minum
7. Standar kulaitas air
minum
8. Aggresivitas
air
terhadap
bahan
bangunan
2.
Menyebutkan
fungsi-fungsi
data
Mahasiswa mampu
Mengkaji materi
Data Hidrologi
2x3x50
menyebutkan fungsi-
tentang fungsi-
1. Siklus hidrologi
pustaka 5,
dan limbah
fungsi data
2. Neraca air
hal 48-64,
hidrologi
3. Curah hujan
Laptop,
Buku
Tes lisan
LCD, White
board
Mahasiswa
mampu
merencanakan fasilitas
dan
jaringan
untuk
Merancang fasilitas
Buku
Tugas
pustaka 4,
perencanaan
hal 44-58,
air
bersih
sebuah
pada
sebuah
gedung bertingkat
bersih
pada
Perencanaan
3x3x50
air
panas
Laptop,
bertingkat
LCD, White
4. Analisa tekanan
board
5. Diameter pipa
6. Bak penampungan
7. Pompa
7
Mengkaji
tentang
limbah
tangga
materi
Dasar-dasar
jenis-jenis
pengelolaan
rumah
2x3x50
limbah
rumah tangga
pengelolaannya
2. Limbah cair
Buku
Tes lisan
pustaka 3,
hal 53-68,
Laptop,
LCD, White
17
3. Limbah padat
8
Merencanakan
pengolahan
limbah
rumah tangga
Mahasiswa
mampu
merencanakan
pengolahan
limbah
Merancang
model
Dasar-dasar
board
4x3x50
Buku
Tugas
perencanaan
pengolahan limbah
perencanaan
pustaka 4,
rumah tangga
pengelolaan limbah
hal 25-36,
rumah tangga
1. Cubluk
Laptop,
2. Septick tank
LCD, White
3. Jamban
board
4. Peresapan
5. Instalasi pengolahan
lumpur tinja
6. Tempat pembuangan
sampah
Daftar Pustaka:
Dept. Pekerjaan Umum, Dirjen Cipta Karya, Petunjuk Teknis Sistem Penyediaan Sarana PLP, Jakarta, 1995
Damanhuri T., Teknik Pembuangan Akhir, Bandung, 1995
Damanhuri T. dkk., Limbah Padat, Bandung, 1995
Dept. Pekerjaan Umum, Dirjen Cipta Karya, Tata Cara Penyaluran Sampah Perkotaan, Badan Penerbit PU,
Jakarta, 1990
Eddy and Metcalf, Waste Water Engineering, Mc. Graw Hill, New York, 1991
Ismar G. Buku Seri Ikhtisar Teknik
PEDC, Penyediaan Air Bersih, Bandung
Kawanura, Susunu, Itegred Design of Water Treatment Facilities
Sugiharto, Dasar-Dasar Pengelolaan Air Limbah, UIP, 1987
Sosrodarsono, Suyono, Hidrologi untuk Pengairan, Pradnya Paramita, Jakarta
Subarkah, Imam, Hidrology untuk Bangunan Air
18
19
: SG 367533
Waktu Pertemuan
: 150 Menit/Minggu
Pertemuan Ke
:1
1. Kompetensi
a. Kompetensi Utama
: Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa di harapkan
mampu memahami secara komprehensif tentang tentang prosedur dan standar dalam
merencanakan jaringan air bersih dan limbah pada sebuah gedung.
b. Kompetensi Pendukung
: Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa dapat
mengetahui arti dan tujuan perkuliahan perencanaan instalasi air bersih dan limbah.
2. Pokok Bahasan : pengenalan, memahami tujuan perkuliahan
3. Sub Pokok Bahasan
:
a. Kontrak perkuliahan, materi perkuliahan
b. Arti dan tujuan perkuliahan
4. Kegiatan Belajar Mengajar
Tahap
Kegiatan Pengajar
Pendahuluan
Penyajian
Penutup
5. Evaluasi
6. Referensi
Kegiatan
Mahasiswa
Menyimak
1. Mengabsen mahasiswa
2. Menjelaskan cakupan materi pertemuan ke 1
3. Menjelaskan kompetensi yang akan dicapai
dalam perkuliahan ini
4. Menjelaskan isi dari kontrak perkuliahan dan
Menyimak dan LCD, Papan
materi-materi yang akan diikuti selama proses
mencatat
Tulis, Komputer
perkuliahan serta memberikan pemahaman
tentang arti dan tujuan perkuliahan
5. Menutup pertemuan menyimpulkan materi
Menyimak dan
pertemuan
mencatat
a. Menunjuk beberapa mahasiswa secara
acak untuk meyebutkan apa saja yang
menjadi isi dari kontrak perkuliahan dan
menjelaskan tentang tujuan dari
perkuliahan
b. Mengundang komentar atau pertanyaan
dari mahasiswa lain
6. Memberi gambaran umum tentang materi
yang akan datang
: Mengadakan Quis tentang materi perkuliahan
: PEDC, Penyediaan Air Bersih, Bandung, Totok,C. Ir. Dkk., Teknologi Penyediaan
Air Bersih, Bina Aksara, Damanhuri T. dkk., Limbah Padat, Bandung, 1995, dll.
: SG 367533
Waktu Pertemuan
: 150 Menit/Minggu
Pertemuan Ke
:2
1. Kompetensi
a. Kompetensi Utama
: Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa di harapkan
mampu memahami secara komprehensif tentang tentang prosedur dan standar dalam
merencanakan jaringan air bersih dan limbah pada sebuah gedung.
b. Kompetensi Pendukung
: Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa dapat
mengetahui dan memahami tentang sistem penyediaan air bersih.
2. Pokok Bahasan : Sistem penyediaan air bersih
3. Sub Pokok Bahasan
:
a. Pengertian sistem penyediaan air bersih
b. Unit air baku
4. Kegiatan Belajar Mengajar
Tahap
Kegiatan Pengajar
Pendahuluan
Penyajian
Penutup
5. Evaluasi
6. Referensi
Kegiatan
Mahasiswa
Menyimak
1. Mengabsen mahasiswa
2. Menjelaskan cakupan materi pertemuan ke 2
3. Menjelaskan kompetensi yang akan dicapai
dalam perkuliahan ini
4. Penyajian :
Menyimak dan LCD, Papan
a. Menjelaskan tentang sistem penyediaan air
mencatat
Tulis, Komputer
bersih
b. Menjelaskan tentang sumber unit air baku
5. Menutup pertemuan dan menyimpulkan
Menyimak dan
materi pertemuan
mencatat
a. Menunjuk beberapa mahasiswa secara
acak untuk meyebutkan tentang sistem
penyediaan air bersih dan unit air baku
b. Mengundang komentar atau pertanyaan
dari mahasiswa lain
6. Memberi gambaran umum tentang materi
yang akan datang
: Mengadakan Quis tentang materi perkuliahan
: PEDC, Penyediaan Air Bersih, Bandung, Totok,C. Ir. Dkk., Teknologi Penyediaan
Air Bersih, Bina Aksara, Damanhuri T. dkk., Limbah Padat, Bandung, 1995, dll.
: SG 367533
Waktu Pertemuan
: 150 Menit/Minggu
Pertemuan Ke
:3
1. Kompetensi
c. Kompetensi Utama
: Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa di harapkan
mampu memahami secara komprehensif tentang tentang prosedur dan standar dalam
merencanakan jaringan air bersih dan limbah pada sebuah gedung.
d. Kompetensi Pendukung
: Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa dapat
mengetahui arti dan tujuan perkuliahan perencanaan instalasi air bersih dan limbah.
2. Pokok Bahasan : Sistem penyediaan air bersih
3. Sub Pokok Bahasan
:
a. Air minum
b. Sifat-sifat air
4. Kegiatan Belajar Mengajar
Tahap
Kegiatan Pengajar
Pendahuluan
Penyajian
Penutup
5. Evaluasi
6. Referensi
Kegiatan
Mahasiswa
Menyimak
1. Mengabsen mahasiswa
2. Menjelaskan cakupan materi pertemuan ke 1
3. Menjelaskan kompetensi yang akan dicapai
dalam perkuliahan ini
4. Penyajian :
Menyimak dan LCD, Papan
a. Menjelaskan tentang air minum
mencatat
Tulis, Komputer
b. Menjelaskan tentang sifat-sifat air
5. Menutup pertemuan menyimpulkan materi
Menyimak dan
pertemuan
mencatat
c. Menunjuk beberapa mahasiswa secara
acak untuk meyebutkan tentang syaratsyarat air minum
d. Mengundang komentar atau pertanyaan
dari mahasiswa lain
6. Memberi gambaran umum tentang materi
yang akan datang
: Mengadakan Quis tentang materi perkuliahan
: PEDC, Penyediaan Air Bersih, Bandung, Totok,C. Ir. Dkk., Teknologi Penyediaan
Air Bersih, Bina Aksara, Damanhuri T. dkk., Limbah Padat, Bandung, 1995, dll.
: SG 367533
Waktu Pertemuan
: 150 Menit/Minggu
Pertemuan Ke
:4
1. Kompetensi
c. Kompetensi Utama
: Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa di harapkan
mampu memahami secara komprehensif tentang tentang prosedur dan standar dalam
merencanakan jaringan air bersih dan limbah pada sebuah gedung.
d. Kompetensi Pendukung
: Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa dapat
mengetahui dan memahami tentang sistem penyediaan air bersih.
2. Pokok Bahasan : Sistem penyediaan air bersih
3. Sub Pokok Bahasan
:
a. Perencanaan air bersih
4. Kegiatan Belajar Mengajar
Tahap
Kegiatan Pengajar
Pendahuluan
Penyajian
Penutup
5. Evaluasi
6. Referensi
1. Mengabsen mahasiswa
2. Menjelaskan cakupan materi pertemuan ke 2
3. Menjelaskan kompetensi yang akan dicapai
dalam perkuliahan ini
4. Penyajian :
a. Menjelaskan tentang sistem perencanaan air
bersih
Kegiatan
Mahasiswa
Menyimak
Menyimak dan
mencatat
LCD, Papan
Tulis, Komputer
: SG 367533
Waktu Pertemuan
: 150 Menit/Minggu
Pertemuan Ke
:5
1. Kompetensi
a. Kompetensi Utama
: Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa di harapkan
mampu memahami secara komprehensif tentang tentang prosedur dan standar dalam
merencanakan jaringan air bersih dan limbah pada sebuah gedung.
b. Kompetensi Pendukung
: Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa dapat memahami
tentang data-data hidrologi dalam sistem perencanaan air bersih.
2. Pokok Bahasan : Data hidrologi
3. Sub Pokok Bahasan
:
a. Siklus hidrologi dan neraca air
4. Kegiatan Belajar Mengajar
Tahap
Kegiatan Pengajar
Pendahuluan
Penyajian
Penutup
5. Evaluasi
6. Referensi
Kegiatan
Mahasiswa
Menyimak
1. Mengabsen mahasiswa
2. Menjelaskan cakupan materi pertemuan ke 3
3. Menjelaskan kompetensi yang akan dicapai
dalam perkuliahan ini
4. Penyajian :
Menyimak dan LCD, Papan
a. Menjelaskan defenisi siklus hidrologi dan
mencatat
Tulis, Komputer
neraca air
5. Menutup pertemuan dan menyimpulkan
Menyimak dan
materi pertemuan
mencatat
a. Menunjuk beberapa mahasiswa secara
acak untuk menjelaskan defenisi siklus
hidrologi dan neraca air
b. Mengundang komentar atau pertanyaan
dari mahasiswa lain
6. Memberi gambaran umum tentang materi
yang akan datang
: Mengadakan Quis tentang materi perkuliahan
: PEDC, Penyediaan Air Bersih, Bandung, Totok,C. Ir. Dkk., Teknologi Penyediaan
Air Bersih, Bina Aksara, Damanhuri T. dkk., Limbah Padat, Bandung, 1995, dll.
: SG 367533
Waktu Pertemuan
: 150 Menit/Minggu
Pertemuan Ke
:6
1. Kompetensi
a. Kompetensi Utama
: Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa di harapkan
mampu memahami secara komprehensif tentang tentang prosedur dan standar dalam
merencanakan jaringan air bersih dan limbah pada sebuah gedung.
b. Kompetensi Pendukung
: Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa dapat memahami
tentang data-data hidrologi dalam sistem perencanaan air bersih.
2. Pokok Bahasan : Data hidrologi
3. Sub Pokok Bahasan
:
a. Hujan
4. Kegiatan Belajar Mengajar
Tahap
Kegiatan Pengajar
Pendahuluan
Penyajian
Penutup
5. Evaluasi
6. Referensi
Kegiatan
Mahasiswa
Menyimak
1. Mengabsen mahasiswa
2. Menjelaskan cakupan materi pertemuan ke 4
3. Menjelaskan kompetensi yang akan dicapai
dalam perkuliahan ini
4. Penyajian :
Menyimak dan LCD, Papan
a. Menjelaskan tentang hujan dalam kaitannya
mencatat
Tulis, Komputer,
dengan sistem perencanaan air bersih
5. Menutup pertemuan dan menyimpulkan
Menyimak dan
materi pertemuan
mencatat
a. Menunjuk beberapa mahasiswa secara
acak untuk menjelaskan tentang hujan
b. Mengundang komentar atau pertanyaan
dari mahasiswa lain
6. Memberi gambaran umum tentang materi
yang akan datang
: Mengadakan Quis tentang materi perkuliahan
: PEDC, Penyediaan Air Bersih, Bandung, Totok,C. Ir. Dkk., Teknologi Penyediaan
Air Bersih, Bina Aksara, Damanhuri T. dkk., Limbah Padat, Bandung, 1995, dll.
: SG 367533
Waktu Pertemuan
: 150 Menit/Minggu
Pertemuan Ke
:7
1. Kompetensi
a. Kompetensi Utama
: Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa di harapkan
mampu memahami secara komprehensif tentang tentang prosedur dan standar dalam
merencanakan jaringan air bersih dan limbah pada sebuah gedung.
b. Kompetensi Pendukung
: Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa dapat memahami
tentang sifat-sifat air dalam kaitannya dengan sistem perencanaan air bersih
2. Pokok Bahasan : Jaringan air bersih pada bangunan
3. Sub Pokok Bahasan
:
a. Air dingin
4. Kegiatan Belajar Mengajar
Tahap
Kegiatan Pengajar
Pendahuluan
Penyajian
Penutup
5. Evaluasi
6. Referensi
1. Mengabsen mahasiswa
2. Menjelaskan cakupan materi pertemuan ke 5
3. Menjelaskan kompetensi yang akan dicapai
dalam perkuliahan ini
4. Penyajian :
a. Menjelaskan sistem penyediaan air dingin
Kegiatan
Mahasiswa
Menyimak
Menyimak dan
mencatat
LCD, Papan
Tulis, Komputer
: SG 367533
Waktu Pertemuan
: 150 Menit/Minggu
Pertemuan Ke
:8
1. Kompetensi
a. Kompetensi Utama
: Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa di harapkan
mampu memahami secara komprehensif tentang tentang prosedur dan standar dalam
merencanakan jaringan air bersih dan limbah pada sebuah gedung.
b. Kompetensi Pendukung
: Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa dapat memahami
tentang sifat-sifat air dalam kaitannya dengan sistem perencanaan air bersih
2. Pokok Bahasan : Jaringan air bersih pada bangunan
3. Sub Pokok Bahasan
:
a. Air panas
4. Kegiatan Belajar Mengajar
Tahap
Kegiatan Pengajar
Pendahuluan
Penyajian
Penutup
5. Evaluasi
6. Referensi
Kegiatan
Mahasiswa
Menyimak
1. Mengabsen mahasiswa
2. Menjelaskan cakupan materi pertemuan ke 6
3. Menjelaskan kompetensi yang akan dicapai
dalam perkuliahan ini
4. Penyajian :
Menyimak dan LCD, Papan
a. Menjelaskan tentang sistem penyediaan air
mencatat
Tulis, Komputer
panas
5. Menutup pertemuan dan menyimpulkan
Menyimak dan
materi pertemuan
mencatat
a. Menunjuk beberapa mahasiswa secara
acak untuk menjelaskan tentang sistem
penyediaan air panas dalam bangunan
b. Mengundang komentar atau pertanyaan
dari mahasiswa lain
6. Memberi gambaran umum tentang materi
yang akan datang
: Mengadakan Quis tentang materi perkuliahan
: PEDC, Penyediaan Air Bersih, Bandung, Totok,C. Ir. Dkk., Teknologi Penyediaan
Air Bersih, Bina Aksara, Damanhuri T. dkk., Limbah Padat, Bandung, 1995, dll.
: SG 363532
Waktu Pertemuan
: 150 Menit/Minggu
Pertemuan Ke
:9
PELAKSANAAN MID
: SG 367533
Waktu Pertemuan
: 150 Menit/Minggu
Pertemuan Ke
: 10
1. Kompetensi
a. Kompetensi Utama
: Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa di harapkan
mampu memahami secara komprehensif tentang tentang prosedur dan standar dalam
merencanakan jaringan air bersih dan limbah pada sebuah gedung.
b. Kompetensi Pendukung
: Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa dapat memahami
tentang sifat-sifat air dalam kaitannya dengan sistem perencanaan air bersih.
2. Pokok Bahasan : Jaringan air bersih pada bangunan
3. Sub Pokok Bahasan
:
a. Jaringan distribusi (pipa dan pompa)
4. Kegiatan Belajar Mengajar
Tahap
Kegiatan Pengajar
Pendahuluan
Penyajian
Penutup
5. Evaluasi
6. Referensi
Kegiatan
Mahasiswa
Menyimak
1. Mengabsen mahasiswa
2. Menjelaskan cakupan materi pertemuan ke 7
3. Menjelaskan kompetensi yang akan dicapai
dalam perkuliahan ini
4. Penyajian :
Menyimak dan LCD, Papan
a. Menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan mencatat
Tulis, Komputer
jaringan distribusi
5. Menutup pertemuan dan menyimpulkan
Menyimak dan
materi pertemuan
mencatat
a. Menunjuk beberapa mahasiswa secara
acak untuk menjelaskan jaringan distribusi
b. Mengundang komentar atau pertanyaan
dari mahasiswa lain
6. Memberi gambaran umum tentang materi
yang akan datang
: Mengadakan Quis tentang materi perkuliahan
: PEDC, Penyediaan Air Bersih, Bandung, Totok,C. Ir. Dkk., Teknologi Penyediaan
Air Bersih, Bina Aksara, Damanhuri T. dkk., Limbah Padat, Bandung, 1995, dll.
: SG 367533
Waktu Pertemuan
: 150 Menit/Minggu
Pertemuan Ke
: 11
1. Kompetensi
a. Kompetensi Utama
: Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa di harapkan
mampu memahami secara komprehensif tentang tentang prosedur dan standar dalam
merencanakan jaringan air bersih dan limbah pada sebuah gedung.
b. Kompetensi Pendukung
: Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa dapat memahami
tentang survey dan data perencanaan dalam perencanaan air bersih.
2. Pokok Bahasan : Limbah Rumah Tangga
3. Sub Pokok Bahasan
:
a. Pengertian umum
b. Limbah padat
4. Kegiatan Belajar Mengajar
Tahap
Kegiatan Pengajar
Pendahuluan
Penyajian
Penutup
5. Evaluasi
6. Referensi
Kegiatan
Mahasiswa
Menyimak
1. Mengabsen mahasiswa
2. Menjelaskan cakupan materi pertemuan ke 8
3. Menjelaskan kompetensi yang akan dicapai
dalam perkuliahan ini
4. Penyajian :
Menyimak dan LCD, Papan
a. Menjelaskan tentang limbah secara umum
mencatat
Tulis, Komputer
b. Menjelaskan tentang limbah padat dan
pengelolahannya
5. Menutup pertemuan dan menyimpulkan
Menyimak dan
materi pertemuan
mencatat
a. Menunjuk beberapa mahasiswa secara
acak untuk menjelaskan pengelolalahan
limbah padat
b. Mengundang komentar atau pertanyaan
dari mahasiswa lain
6. Memberi gambaran umum tentang materi
yang akan datang
: Mengadakan Quis tentang materi perkuliahan
: PEDC, Penyediaan Air Bersih, Bandung, Totok,C. Ir. Dkk., Teknologi Penyediaan
Air Bersih, Bina Aksara, Damanhuri T. dkk., Limbah Padat, Bandung, 1995, dll.
: SG 367533
Waktu Pertemuan
: 150 Menit/Minggu
Pertemuan Ke
: 12
1. Kompetensi
a. Kompetensi Utama
: Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa di harapkan
mampu memahami secara komprehensif tentang tentang prosedur dan standar dalam
merencanakan jaringan air bersih dan limbah pada sebuah gedung.
b. Kompetensi Pendukung
: Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa dapat memahami
tentang survey dan data perencanaan dalam perencanaan air bersih.
2. Pokok Bahasan : Limbah Rumah Tangga
3. Sub Pokok Bahasan
:
a. Limbah cair
4. Kegiatan Belajar Mengajar
Tahap
Kegiatan Pengajar
Pendahuluan
Penyajian
Penutup
5. Evaluasi
6. Referensi
Kegiatan
Mahasiswa
Menyimak
1. Mengabsen mahasiswa
2. Menjelaskan cakupan materi pertemuan ke 10
3. Menjelaskan kompetensi yang akan dicapai
dalam perkuliahan ini
4. Penyajian :
Menyimak dan LCD, Papan
a. Menjelaskan tentang limbah cair dan
mencatat
Tulis, Komputer
pengelolahannya
5. Menutup pertemuan dan menyimpulkan
Menyimak dan
materi pertemuan
mencatat
a. Menunjuk beberapa mahasiswa secara
acak untuk menjelaskan tentang limbah
cair
b. Mengundang komentar atau pertanyaan
dari mahasiswa lain
6. Memberi gambaran umum tentang materi
yang akan datang
: Mengadakan Quis tentang materi perkuliahan
: PEDC, Penyediaan Air Bersih, Bandung, Totok,C. Ir. Dkk., Teknologi Penyediaan
Air Bersih, Bina Aksara, Damanhuri T. dkk., Limbah Padat, Bandung, 1995, dll.
: SG 367533
Waktu Pertemuan
: 150 Menit/Minggu
Pertemuan Ke
: 13
1. Kompetensi
a. Kompetensi Utama
: Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa di harapkan
mampu memahami secara komprehensif tentang tentang prosedur dan standar dalam
merencanakan jaringan air bersih dan limbah pada sebuah gedung.
b. Kompetensi Pendukung
: Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa dapat memahami
tentang cara dan prosedur merencanakan sistem penyediaan air bersih.
2. Pokok Bahasan : Pengolahan Limbah
3. Sub Pokok Bahasan
:
a. Cubluk
b. Septicktank
4. Kegiatan Belajar Mengajar
Tahap
Kegiatan Pengajar
Pendahuluan
Penyajian
Penutup
5. Evaluasi
6. Referensi
Kegiatan
Mahasiswa
Menyimak
1. Mengabsen mahasiswa
2. Menjelaskan cakupan materi pertemuan ke 11
3. Menjelaskan kompetensi yang akan dicapai
dalam perkuliahan ini
4. Penyajian :
Menyimak,
LCD, Papan
a. Menjelaskan sistem pengolahan limbah
mencatat dan
Tulis, Komputer
dengan menggunakan cubluk
menghitung
b. Menjelaskan sistem pengolahan limbah
dengan menggunakan septicktank
5. Menutup pertemuan dan menyimpulkan
Menyimak dan
materi pertemuan
mencatat
a. Menunjuk beberapa mahasiswa secara
acak untuk menjelaskan tentang cubluk
dan septicktank
b. Mengundang komentar atau pertanyaan
dari mahasiswa lain
6. Memberi gambaran umum tentang materi
yang akan datang
: Mengadakan Quis tentang materi perkuliahan
: PEDC, Penyediaan Air Bersih, Bandung, Totok,C. Ir. Dkk., Teknologi Penyediaan
Air Bersih, Bina Aksara, Damanhuri T. dkk., Limbah Padat, Bandung, 1995, dll.
: SG 367533
Waktu Pertemuan
: 150 Menit/Minggu
Pertemuan Ke
: 14
1. Kompetensi
a. Kompetensi Utama
: Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa di harapkan
mampu memahami secara komprehensif tentang tentang prosedur dan standar dalam
merencanakan jaringan air bersih dan limbah pada sebuah gedung.
b. Kompetensi Pendukung
: Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa dapat memahami
tentang cara dan prosedur merencanakan sistem penyediaan air bersih.
2. Pokok Bahasan : Pengolahan limbah
3. Sub Pokok Bahasan
:
a. Jamban
b. Peresapan
4. Kegiatan Belajar Mengajar
Tahap
Kegiatan Pengajar
Pendahuluan
Penyajian
Penutup
5. Evaluasi
6. Referensi
Kegiatan
Mahasiswa
Menyimak
1. Mengabsen mahasiswa
2. Menjelaskan cakupan materi pertemuan ke 12
3. Menjelaskan kompetensi yang akan dicapai
dalam perkuliahan ini
4. Penyajian :
Menyimak,
LCD, Papan
a. Menjelaskan tentang sistem pengolahan
mencatat dan
Tulis, Komputer
jamban
menghitung
b. Menjelaskan sistem pengolahan pada
peresapan
5. Menutup pertemuan dan menyimpulkan
Menyimak dan
materi pertemuan
mencatat
a. Menunjuk beberapa mahasiswa secara
acak untuk menjelaskan tentang jamban
b. Mengundang komentar atau pertanyaan
dari mahasiswa lain
6. Memberi gambaran umum tentang materi
yang akan datang
: Mengadakan Quis tentang materi perkuliahan
: PEDC, Penyediaan Air Bersih, Bandung, Totok,C. Ir. Dkk., Teknologi Penyediaan
Air Bersih, Bina Aksara, Damanhuri T. dkk., Limbah Padat, Bandung, 1995, dll.
: SG 367533
Waktu Pertemuan
: 150 Menit/Minggu
Pertemuan Ke
: 15
1. Kompetensi
a. Kompetensi Utama
: Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa di harapkan
mampu memahami secara komprehensif tentang tentang prosedur dan standar dalam
merencanakan jaringan air bersih dan limbah pada sebuah gedung.
b. Kompetensi Pendukung
: Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa dapat memahami
dan mengetahui tentang jenis limbah rumah tangga dan pengelolaannya.
2. Pokok Bahasan : Pengolahan limbah
3. Sub Pokok Bahasan
:
a. Tempat pembuangan sampah
b. Instalasi pengolahan lumpur tinja
4. Kegiatan Belajar Mengajar
Tahap
Kegiatan Pengajar
Pendahuluan
Penyajian
Penutup
5. Evaluasi
6. Referensi
Kegiatan
Mahasiswa
Menyimak
1. Mengabsen mahasiswa
2. Menjelaskan cakupan materi pertemuan ke 13
3. Menjelaskan kompetensi yang akan dicapai
dalam perkuliahan ini
4. Penyajian :
Menyimak dan LCD, Papan
a. Menjelaskan tentang pengolahan limbah
mencatat
Tulis, Komputer
sampah
b. Menjelaskan tentang instalasi pengolahan
lumpur tinja
5. Menutup pertemuan dan menyimpulkan
Menyimak dan
materi pertemuan
mencatat
a. Menunjuk beberapa mahasiswa secara
acak untuk menjelaskan tentang instalasi
pengolahan lumpur tinja
b. Mengundang komentar atau pertanyaan
dari mahasiswa lain
6. Memberi gambaran umum tentang materi
yang akan datang
: Mengadakan Quis tentang materi perkuliahan
: PEDC, Penyediaan Air Bersih, Bandung, Totok,C. Ir. Dkk., Teknologi Penyediaan
Air Bersih, Bina Aksara, Damanhuri T. dkk., Limbah Padat, Bandung, 1995, dll.
: SG 367533
Waktu Pertemuan
: 150 Menit/Minggu
Pertemuan Ke
: 16
1. Kompetensi
a. Kompetensi Utama
: Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa di harapkan
mampu memahami secara komprehensif tentang tentang prosedur dan standar dalam
merencanakan jaringan air bersih dan limbah pada sebuah gedung.
b. Kompetensi Pendukung
: Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa dapat memahami
dan melakukan perencanaan alat pengolahan limbah rumah tangga
2. Pokok Bahasan : pengelolaan limbah rumah tangga
3. Sub Pokok Bahasan
:
a. Septicktank, jamban, instalasi pengolahan lumpur tinja.
4. Kegiatan Belajar Mengajar
Tahap
Kegiatan Pengajar
Pendahuluan
Penyajian
Penutup
5. Evaluasi
6. Referensi
Kegiatan
Mahasiswa
Menyimak
1. Mengabsen mahasiswa
2. Menjelaskan cakupan materi pertemuan ke 16
3. Menjelaskan kompetensi yang akan dicapai
dalam perkuliahan ini
4. Penyajian :
Menyimak,
LCD, Papan
a. Menjelaskan dan melakukan perencanaan
mencatat dan
Tulis, Komputer
septicktank, jamban, dan instalasi pengolahan
menghitung
lumpur tinja
5. Menutup pertemuan dan menyimpulkan
Menyimak dan
materi pertemuan
mencatat
a. Menunjuk beberapa mahasiswa secara
acak untuk melakukan perencanaan alat
pengolahan limbah rumah tangga.
b. Mengundang komentar atau pertanyaan
dari mahasiswa lain
6. Memberi gambaran umum tentang materi
yang akan datang
: Mengadakan Quis tentang materi perkuliahan
: PEDC, Penyediaan Air Bersih, Bandung, Totok,C. Ir. Dkk., Teknologi Penyediaan
Air Bersih, Bina Aksara, Damanhuri T. dkk., Limbah Padat, Bandung, 1995, dll.
: SG 367533
Waktu Pertemuan
: 150 Menit/Minggu
Pertemuan Ke
: 17
PELAKSANAAN FINAL