Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
DALAM
September 16, 2012 by Sulaiman Gayo in Kesehatan.
PENDAHULUAN
Angina ludwig merupakan infeksi ruang sub mandibula (rahang bawah) berupa
peradangan selulitis dari bagian superior ruang suprahioid (Sekitar leher), yang
ditandai dengan pembengkakan (edema) pada bagian bawah ruang
submandibular, yang mencakup jaringan yang menutupi otot-otot antara laring dan
dasar mulut, tanpa disertai pembengkakan pada limfonodus.
Pembengkakan ini biasanya keras dan berwarna kemerahan atau
kecoklatan. Peradangan ruang ini menyebabkan kekerasan yang berlebihan pada
jaringan dasar mulut dan mendorong lidah ke atas dan ke belakang. Dengan
demikian dapat menyebabkan obstruksi jalan napas secara potensial.
Kata angina ini haruslah di bedakan dengan angina pectoris yang merupakan
keluhan nyeri akibat keadaan iskemik dari otot jantung. (mengenai angina pectoris
telah saya bahas di SINI)
Angina Ludwig atau dikenal juga dengan nama Angina Ludovici,merupakan salah
satu bentuk abses leher dalam. Abses leher dalam sendiri merupakan abses yang
terbentuk di dalam ruang potensial di antara fasia leher sebagai akibat perjalanan
infeksi dari berbagai sumber seperti gigi, mulut, tenggorok, sinus paranasal, telinga
tengah dan leher. Tergantung ruang mana yang terlibat, gejala dan tanda
klinik setempat berupa nyeri tengorok, demam dan pembengkakan
akan menunjukkan lokasi infeksi. Yang termasuk abses leher dalam ialah abses
peritonsil, abses parafaring, abses retrofaring dan angina ludovici (angina Ludwig)
atau abses submandibular.
ETIOLOGI ATAU PENYEBAB
Angina Ludwig paling sering terjadi sebagai akibat infeksi akar gigi, yakni molar
dan premolar, dapat juga karena trauma bagian dalam mulut, karies gigi, dan,
tindik lidah yang menyebabkan proses supuratif ( peradangan) kelenjar limfe
servikal di dalam ruang submandibular.
Jika infeksi berasal dari gigi, organisme pembentuk gas tipe anaerob sangat
dominan.
Jika infeksi bukan berasal dari daerah gigi, biasanya disebabkan oleh
streptococcus dan staphylococcus
GEJALA KLINIS
Gejala klinis yang timbul adalah demam, nyeri tenggorokan dan leher disertai
pembengkakan di daerah submandibular yang tampak hiperemis (merah), drooling
(air liur mengalir di luar mulut), dan trismus (ketidakmampuan untuk membuka
mulut dalam batas normal).
Nyeri tekan dan keras pada perabaan (seperti kayu). Dasar mulut membengkak,
dapat mendorong lidah ke atas belakang sehingga menimbulkan sesak nafas karena
sumbatan jalan nafas.
DIAGNOSIS ANGINA LUDOVICI
Diagnosis ditegakkan berdasarkan: Anamnesis (Wawancara pada pasien),
gambaran klinis, pemeriksaan penunjang. Dari anamnesis didapatkan gejala berupa
rasa nyeri pada leher.
Dari anamnesis biasa juga didapatkan adanya riwayat sakit gigi, mengorek, dan
mencabut gigi.
Infeksi pada angina Ludwig harus memenuhi kriteria:
Terjadi secara bilateral pada lebih dari satu rongga.
Menghasilkan infiltrasi yang gangren-serosanguineous dengan atau tanpa pus.
Mencakup fasia jaringan ikat dan otot namun tidak melibatkan kelenjar.
Penyebaran perkontinuitatum dan bukan secara limfatik
PENGOBATAN
Pada dasarnya prinsip utama jika adanya sumbatan jalan nafas, maka sebaiknya di
atasi.
penanganan yang utama adalah menjamin jalan nafas yang stabil melalui
trakeostomi yang dilakukan dengan anestesia lokal. Trakeostomi dilakukan tanpa
harus menunggu terjadinya dispnea atau sianosis karena tanda-tanda obstruksi
jalan nafas yang sudah lanjut. Jika terjadi sumbatan jalan nafas maka pasien dalam
keadaan gawat darurat.
Kemudian diberikan antibiotik dosis tinggi dan berspektrum luas secara intravena
untuk organisme gram positif dan gram-negatif serta kuman aerob dan
anaerob. Antibiotik yang diberikan sesuai dengan hasil kultur dan hasil sensitifitas
pus.
Pengobatan angina Ludwig pada anak untuk perlindungan jalan napas digunakan
antibiotik intravena, selain itu dapat juga digunakan terapi pembedahan. Antibiotik
Ludwig AnginaDefinisi
Angina Ludwig ialah infeksi ruang submandibula berupa selulitis atau flegmon
yang progresif dengan tanda khas berupa pembengkakan seluruh ruang
submandibula, tidak membentuk abses dan tidak ada limfadenopati, sehingga keras
pada perabaan submandibula.Ruang suprahioid berada antara otot-otot yang
melekatkan lidah pada os. Hyoid dan m. mylohyoideus. Peradangan ruang ini
menyebabkan kekerasan yang berlebihan pada jaringan dasar mulut dan
mendorong lidah ke atas dan ke belakang. Dengan demikian dapat menyebabkan
obstruksi jalan napas secara potensial.
Epidemiologi
faktor predisposisi berupa diabetes mellitus, neutropenia, alkoholik, anemia
aplastik, glomerulonefritis, dermatomyositis, dan sistemik lupus eritematosus.
Penderita terbanyak berkisar antara umur 20-60 tahun, walaupun pernah
dilaporkan terjadi sejak 12 hari-84 tahun.
Etiologi
angina Ludwig berawal dari infeksi odontogenik, khususnya dari molar dua atau
tiga bawah. Gigi-gigi ini mempunyai akar yang terletak pada tingkat otot
myohyloid, dan abses di sini akan menyebar ke ruang submandibula. Ada juga
penyebab lain yang sedikit dilaporkan antara lain adalah sialadenitis, abses
peritonsilar, fraktur mandibula terbuka, infeksi kista duktus thyroglossus,
epiglotitis, injeksi obat intravena melalui leher, trauma oleh karena bronkoskopi,
intubasi endotrakeal, laserasi oral, luka tembus di lidah, infeksi saluran pernafasan
atas, dan trauma pada dasar atau lantai mulut. Organisme yang paling banyak
ditemukan padapenderita angina Ludwig melalui isolasi adalah Streptococcus
viridians dan Staphylococcus aureus.
- infeksi odontogen dari M2/ M3 bawah yg menyebar ke rongga submandibula,
sublingual, dan submental kiri-kanan
- akar gigi terletak pada level m. mylohyoid
- merupakan radang akut yg tumbuh cepat, difus dalam jaringan beranyaman
longgar, tidak ada kecenderungan pembatasan dan pembentukan pus...
Sign & Symptomps
- melibatkan bilateral space
- gangren serosanguis, infiltrasi pus sedikit/ tidak ada
melibatkan jaringan ikat, fascia, dan muskulus tetapi tidak melibatkan glandula
penyebaran melalui fascia lebih sering daripada melalui sistem limfatik
- adanya pembengkakan besar
- tenderness (+)
- konsistensi keras seperti papan (woody)
- kulit mengkilap, merah, panas/ hangat
ANGINA LUDWIG
1. PENDAHULUAN
Angina Ludwig atau dikenal juga dengan nama Angina Ludovici, pertama
kali dijelaskan oleh Wilheim Frederickvon Ludwig pada tahun 1836
(1- 4)
merupakan salah satu bentuk abses leher dalam. Abses leher dalam terbentuk di
dalam ruang potensial di antara fasia leher sebagai akibat perjalanan infeksi dari
berbagai sumber seperti gigi, mulut, tenggorok, sinus paranasal, telinga tengah
dan leher. Tergantung ruang mana yang terlibat, gejala dan tanda klinik
setempat berupa nyeri dan pembengkakan akan menunjukkan lokasi infeksi.
Yang termasuk abses leher dalam ialah abses peritonsil, abses parafaring, abses
retrofaring dan angina ludovici (angina Ludwig) atau abses submandibular. (1)
Angina Ludwig ialah infeksi ruang submandibula berupa selulitis atau
flegmon yang progresif dengan tanda khas berupa pembengkakan seluruh ruang
submandibula, tidak membentuk abses dan tidak ada limfadenopati, sehingga
keras pada perabaan submandibula.(1-9) Ruang suprahioid berada antara otot-otot
yang melekatkan lidah pada os. Hyoid dan m. mylohyoideus. Peradangan ruang
ini menyebabkan kekerasan yang berlebihan pada jaringan dasar mulut dan
mendorong lidah ke atas dan ke belakang. Dengan demikian dapat
menyebabkan obstruksi jalan napas secara potensial. (1,4)
2. EPIDEMIOLOGI
Kebanyakan kasus angina Ludwig dapat terjadi pada orang sehat secara dini.
Dengan terdapat faktor predisposisi berupa diabetes mellitus, neutropenia,
alkoholik, anemia aplastik, glomerulonefritis, dermatomyositis, dan sistemik
lupus eritematosus. Penderita terbanyak berkisar antara umur 20-60 tahun,
walaupun pernah dilaporkan terjadi sejak 12 hari-84 tahun. Kasus ini dominan
terjadi pada laki-laki (3:1 sampai 4:1).(2, 3,8)
3. ANATOMI
Pengetahuan tentang ruang-ruang di leher dan hubungannya dengan fasia
penting untuk mendiagnosis dan mengobati infeksi pada leher. Ruang yang
dibentuk oleh berbagai fasia pada leher ini adalah merupakan area yang
berpotensi untuk terjadinya infeksi. Invasi dari bakteri akan menghasilkan
selulitis atau abses, dan menyebar melalui berbagai jalan termasuk melalui
saluran limfe. (2)
Ruang submandibular merupakan ruang di atas tulang hyoid (suprahyoid)
dan otot mylohyoid. Di bagian anterior otot mylohyoid memisahkan ruang ini
menjadi dua yaitu di bagian superior adalah ruang sublingualis dan di bagian
inferior yaitu otot submaksilaris. Adapula yang membaginya menjadi tiga
diantaranya yaitu ruang sublingualis, ruang submentalis dan submaksillaris. (1-4)
(10)
Infeksi pada ruang submental biasanya terbatas karena ada kesatuan yang
keras dari fasia servikal profunda dengan m. digastricus anterior dan tulang
hyoid. Edema dagu dapat terbentuk dengan jelas.(1)
Infeksi pada ruang submaksilar biasanya terbatas di dalam ruang itu sendiri,
tetapi dapat pula menyusuri sepanjang duktus submaksilar Whartoni dan
mengikutistruktur kelenjar menuju ruang sublingual, atau dapat juga meluas ke
bawah sepanjang m. hyoglossus menuju ruang- ruang fasia leher. (1)
6. GEJALA KLINIS
Penderita angina Ludwig yang mempunyai riwayat hygiene mulut atau baru
saja malakukan ekstraksi gigi dan sakit gigi.yang buruk gejala yang timbul
dapat bersamaan dengan sepsis seperti demam, takipne dan takikardi. (3)
Pembengkakan
Pembengkakan
yang Bengkak
meluas
ke
submental, mulut tidak menegang, pasien tidak arah lateral dan pasien
dapat membuka.
(1)
, kesulitan
penyempitan
Pemeriksaan Penunjang.
- Pemeriksaan Laboratorium darah tampak leukositosis yang
mengindikasikan adanya infeksi akut. Pemeriksaan waktu bekuan
darah penting untuk dilakukan tindakan insisi drainase.
- Pemeriksaan kultur dan sensitivitas untuk menentukan pemilihan
antibiotik dalam terapi.
-
Foto
x-ray
posisi
lateral
untuk
mengidentifikasi
adanya
hematoma,
abses
glandula
salivatorius,
limfadenitis,
dan
peritonsilar abses.(3)
Untuk dapat menegakkan diagnosis Angina Ludwig ada empat kriteria
yang dikemukakan oleh Grodinsky yaitu(1,3) :
1. Terjadi secara bilateral pada lebih dari satu rongga
2. Menghasilkan infiltrasi yang gangren-serosanguineous dengan atau
tanpa pus
3. Mencakup fasia jaringan ikat dan otot namun tidak melibatkan kelenjar
4. Penyebaran secara perkontinuitatum dan bukan secara limfatik
9. PENATALAKSANAAN
Setelah diagnosis angina Ludwig ditegakkan, maka penanganan yang
utama adalah menjamin jalan napas yang stabil melalui trakeostomi yang
dilakukan dengan anastesi lokal.(1,3,4,9) Selain itu, untuk mengurangi
pembengkakan mukosa dapat diberikan nebulisasi epinefrin.(3) Kemudian
diberikan antibiotik dosis tinggi dan berspektrum luas secara intravena untuk
organisme gram positif dan gram negatif, aerob maupun anaerob. Antibiotik
yang diberikan sesuai dengan hasil kultur dan hasil sensitifitas pus. (1,3)
Antibiotik yang diberikan misalnya penicillin-G dengan metronidazole,
clindamicin, cefoxitin, piperacilin-tazobactam, amoksisilin-clavulanate.(3,4,13,14)
Walaupun
masih
merupakan
suatu
kontroversial,
tetapi
pemberian
12. PROGNOSIS
Prognosis Angina Ludwig tergantung pada kecepatan proteksi jalan napas
dan kemudian pemberian antibiotik.(3) Angina Ludwig dapat berakibat fatal
karena membahayakan jiwa. (1) Kematian pada era preantibiotik adalah sekitar
50%.(3) Namun dengan diagnosis dini, perlindungan jalan nafas yang segera
ditangani, pemberian antibiotik intravena yang adekuat, penanganan dalam
ICU, penyakit ini dapat sembuh tanpa mengakibatkan komplikasi. Dengan
begitu angka mortalitas juga menurun hingga kurang dari 5%.(3)
12. KESIMPULAN
Angina Ludwig adalah suatu penyakit infeksi jaringan lunak dasar mulut
dan leher. Infeksi tersebut disebabkan oleh bakteri gram positif, gram negatif,
aerob maupun anaerob. Biasanya penderita dengan penyakit tersebut memiliki
riwayat sakit gigi, mengorek, dan mencabut gigi. Untuk menghindari
terjadinya komplikasi yang fatal, maka harus mewaspadai gejala-gejala klinik
dari penyakit tersebut, salah satunya penyempitan jalan napas.
Mengontrol jalan napas sangat penting dan untuk itu dipertimbangkan
pemberian antibiotik, drainase, dan trakeostomi. Dengan deteksi dan
pengobatan dini, maka angka mortalitas dapat dikurangi.
Phlegmon
S t a n d a r O p e r a t i n g P r o c e d u r e ( S O P) penanganan P h l e g mo n
Ludwigs angina ditandai dengan infeksi/selulitis bilateral yang parah,
yang mengenai region servikal, sublingual, submandibular, disertai
pergeseran posisi lidah dan kemungkinan tersumbatnya saluran pernafasan
. Ludwigs angina
merupakan kondisi yang sangat berbahayabdan pasien harus dirawat-inap
untuk mendapatkan terapi antibiotik intravena, prosedur bedah yang ekstensif
untuk drainase dan pmantauan yang teratur. Keuntungan lain dari rawat inap
adalahlebih mudah melakukan pengambilan radiograf, pemeriksaan laboratorium,
dan berbagai tindakan konsultatif yang lain. Misalnya pemeriksaan CT
bisamenyebabkan adanya gas (emfisema pada jaringan lunak) dalam jaringan
ataukantung-kantung nanah yang tidak terdeteksi sebelumnya. Karena dekatnya
letak sarana laboratorium, maka dapat dilakukan pengiriman bahan untuk
kultur (khususnya untuk pemeriksaan bakteri anaerob) dengan cepat, misalnya
sampeldarah dan jaringan. Perhitungan sel-sel darah lengkap (CBC), hemoglobin
danhematokrit, ESR, dan penentuan elektrolit serum (ini sangat kritis apabila
pasienmenerima terapi cairan intravena) yang sering atau dilakukan setiap
hari,semuanya bisa dilakukan dengan mudah. Baragkali keuntungan utama dari
rawatinap adalahtersediya pelayanan rujukan, erutama untuk penyakit menular,
terapirespiratorik dan diabetik. Tempat yang paling baik yntyk melakukan
perawatanadalah rumah sakit.Phlegmon dasar mulut (submandibular atau
sublingual space) atau
Ludwigs Angin
a.
Ludwigs Angina dikemukakan pertama kali oleh Von Ludwig
pada 1836 sebagai selulitis dan infeksi jaringan lunak disekeliling kelenjar
mandibula. Kata Angina pada Ludwigs Angina dihubungkan dengan sensasi
tercekik akibat obstruksi saluran nafas secara mend
adak. Ludwigs Angina
merupakan infeksi yang berasala dari gigi kibat penjalaran pus dari abses
periapikal tergantung jenis gigi (sepei pada fasial spaces). Kriteria yan mendasari
suatu keadaan disebut dengan Ludwigs Angina yaitu :
1.
PHLEGMON
Posted by drg. Asnul Arfani Labels: Oral Surgery
Rongga mulut merupakan tempat hidup bakteri aerob dan anaerob yang berjumlah
lebih dari 400 ribu spesies bakteri. Perbandingan antara bakteri aerob dengan
anaerob adalah 10:1 sampai 100:1. Organisme-organisme ini merupakan flora
normal dalam mulut yang terdapat dalam plak gigi, cairan sulkus ginggiva, mucous
membrane, dorsum lidah, saliva, dan mukosa mulut. Infeksi odontogen dapat
menyebar secara perkontinuitatum hematogen dan limfogen, seperti periodontitis
apikalis yang berasal dari gigi yang nekrosis. infeksi gigi dapat terjadi melalui
berbagai jalan yaitu lewat penghantaran yang endogenus dan melalui masuknya
bakteri ke dalam pulpa gigi yang vital dan steril.
Berdasarkan tipe infeksinya, infeksi odontogen dapat dibagi menjadi :
1. Infeksi odontogen lokal / terlokalisir : Abses periodontal akut,
periimplantitis
2. Infeksi odontogen luas / menyebar : early cellulitis, deep space infection
3. Life threatening : Facilitis dan Ludwig's angina
Salah satu infeksi odotogenik yang sering terjadi adalah Phlegmon. Phlegmon atau
Ludwig's angina adalah suatu penyakit kegawatdaruratan, yaitu terjadinya
penyebaran infeksi secara difus progresif dengan cepat yang menyebabkan
timbulnya infeksi dan tumpukan nanah pada daerah rahang bawah kanan dan kiri
(submandibula) dan dagu (submental) serta bawah lidah (sublingual), yang dapat
berlanjut menyebabkan gangguan jalan nafas dengan gejala berupa perasaan
tercekik dan sulit untuk bernafas secara cepat (mirip dengan pada saat terjadinya
serangan jantung yang biasa dikenal dengan angina pectoris). Sedangkan Ludwig's
angina sendiri berasal dari nama seorang ahli bedah Jerman yaitu Wilhem Von
Ludwig yang pertama melaporkan kasus tersebut.
Phlegmon adalah infeksi akut yang disebabkan oleh kuman Streptokokus yang
menginfeksi lapisan dalam dasar mulut yang ditandai dengan pembengkakan yang
dapat menutup saluran nafas. Phlegmon berawal dari infeksi pada gigi
(odontogenik), 90% kasus diakibatkan oleh odontogenik, dan 95% kasus
melibatkan submandibula bilateral dan gangguan jalan nafas merupakan
komplikasi yang berbahaya dan seringkali merenggut nyawa. Angka kematian
sebelum dikenalnya antibiotik mencapai angka 50% dari seluruh kasus yang
dilaporkan, sejalan dengan perkembangan antibiotika, perawatan bedah yang baik,
serta tindakan yang cepat dan tepat, maka saat ini angka kematian (mortalitas)
hanya 8%.
Kata angina pada Ludwig's angina dihubungkan dengan sensasi tercekik akibat
obstruksi saluran nafas secara mendadak. Penyakit ini merupakan infeksi yang
berasal dari gigi akibat perjalaran pus dari abses periapikal.
Gejala dari Ludwig's angina yaitu :