Você está na página 1de 8

Analisis Pengontrolan Daya Rekatif terhadap Kinerja Generator Induk Tiga Fasa Eksitasi Sendiri (Hamzah, et al)

ANALISIS PENGONTROLAN DAYA REAKTIF


TERHADAP KINERJA GENERATOR INDUKSI TIGA FASA
EKSITASI SENDIRI PADA KONDISI BEBAN YANG BERUBAH
Amir Hamzah dan Feranita
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Riau
Kampus Bina Widya Jl. H. R. Soebrantas Km.12,5 Simpang Baru, Pekanbaru 28293
E-mail: amir_hzh@unri.ac.id

ABSTRAK
Pada tulisan ini telah dilakukan analisis dan pemodelan generator induksi tiga fasa penguatan sendiri. Analisis
dilakukan dengan memasukkan pengaruh kejenuhan inti. Untuk bisa melakukan analisis yang akurat dibutuhkan
rangkaian ekivalen yang akurat juga. Pada tulisan ini diturunkan rangkaian ekivalen bentuk dengan melakukan
transformasi persamaan generator induksi tiga fasa. Rangkaian ekivalen ini lebih sederhana dan dalam menentukan
parameternya tidak membutuhkan asumsi reaktansi bocor stator sama dengan reaktansi bocor rotor, sehingga hasil
penentuan parameter dapat dilakukan lebih teliti dan memperoleh karakteristik kejenuhan inti yang mendekati keadaan
sebenarnya. Hasil analisis transient proses eksitasi sendiri dan perubahan beban terhadap kinerja tegangan generator
induksi tiga fasa telah dilakukan dalam tulisan ini dengan menggunakan simulasi MATLAB. Dari simulasi diperoleh
penurunan tegangan terminal dari generator induksi. Pada saat tanpa dibebani, tegangan puncak terminal generator
sebesar 400 V. Setelah dibebani, tegangan puncak terminal generator sebesar 332 V.
Kata kunci: generator induksi tiga fasa, kejenuhan inti, rangkaian ekivalen bentuk

ABSTRACT
Analysis and modelling of self-excited three phase induction generator have been done in this paper. Core saturation
effect is included in this analysis. An accurate equivalent circuit is required in order to obtain good analysis.
Equivalent circuit type is derived in this paper. This equivalent circuit is more simple and the stator leakage
reactance equal to the rotor leakage reactance assumption is not required to determine the parameters. Thus,
determining the parameters can be done more accurate and we can obtain core saturation characteristic similar to
the actual condition. Transient analysis for self excitation process and load change toward voltage performance of
three phase induction generator done in this paper. The simulation results of induction generator with MATLAB are
presented in this paper. The peak voltage of induction generator at no loaded is 400 V and at loaded is 332 V.
Key words: core saturation, eqivalen circuit type , three phase induction generator

digunakan. Generator induksi lebih unggul


dibanding dengan generator sinkron. Kelebihan
generator induksi adalah harga lebih murah,
andal, tanpa sikat, tidak membutuhkan sumber dc
terpisah, perawatan mudah dan proteksi sendiri
bila terjadi beban lebih dan hubung singkat (E.
Bim et al., 1989, Felipe Corcoles et al., 2002).

PENDAHULUAN
Penggunaan generator induksi semakin meningkat
dalam sistem pembangkitan tenaga listrik yang
menggunakan energi nonkonvensional (A.H. AlBahrani et al., 1990, A.K. Al Jabri et al., 1990,
Chandan Chakraborty et al., 1998, D. W. Novotny
et al., 1977, D Seyoum et al., 2002). Energi
nonkonvensional yang dapat digunakan meliputi
energi angin, mikro/mini hidro dan lain-lain. Pada
daerah yang terisolasi, generator induksi rotor
sangkar dengan eksitasi kapasitor sangat banyak

Seperti diketahui, tegangan keluaran generator


induksi dipengaruhi oleh kecepatan, kapasitansi,
parameter mesin, karakteristik magnetisasi dan
beban. Analisis dan pemodelan generator induksi
74

Jurnal Sains dan Teknologi 10 (2), September 2011: 74-81

tiga fasa dalam tulisan ini dilakukan untuk


meningkatkan performansi yang dihasilkan
generator. Analisis dan pemodelan dilakukan
dengan persamaan metoda kerangka referensi
tetap dan membuat rangkaian ekivalen
generator induksi tiga fasa dengan saturasi dan
rugi-rugi inti. Parameter rangkaian ekivalen
mesin yang digunakan dalam tulisan ini
diperoleh dengan melakukan pengujian standstill dan synchronous dengan pendekatan
menggunakan persamaan yang diperoleh dari
transformasi.

BAHAN DAN METODE

b 2f

3 P
'
'
x m i dr
i qs i qr
i ds
2 2 b

v 0 s rs i0 s

ds

qs
b

(2)

0s

r
'
qr

b
b

'
dr

(4)

'
'
v dr
rr' i dr

r
'
dr

b
b

'
qr

(5)

rr' i 0' r

0s

(11)

r 's
qr
b

(13)

x ls x m
0

0
x ls

0
xm
0

xm

0
0

xm
0

0
0

xlr' x m
0

0
x lr' x m

0 i qs

0 i ds
0 i 0 s
'
0 i qr
'
0 i dr

'
'
xlr i 0r

r ' '
driqr qr' idr'
dsiqs qsids

b
b

dr' s

qss x ls x m
s
ds 0
0 s 0
's
qr x m
's 0
dr'
0 r 0

'
0r

(14)

xm

x ls x m

xm

0
0

x ls
0

0
x lr' x m

0
0

xm

x lr' x m

0 i qss

0 i dss
0 i 0 s

0 i qr's
0 i dr's

x lr' i0' r

Persamaan torka adalah sebagai berikut:

(6)

dengan

T em
0

v 0' r r r' i 0' r

T em

3 P
2 2

3 P
2 2

3 P
2 2

's
qr

i dr' s

's
dr

i qr' s

(15)

's
ds

i qss

's
qs

i dss

(16)

x m i dr' s i qss i qr' s i dss

(17)

Persamaan fluks lingkup per detik stator dan rotor


adalah:

Persamaan torka
3 P
Tem
2 2r

(10)

(12)

dengan
qs x ls x m

ds 0
0 s 0
'
qr x m
' 0
dr
0' r 0

(9)

p
's
's
's
's
rr' i qr

qr
r dr
v qr

T em

0' r

s
ds

v dr' s rr'i dr' s

(3)

'
'
v qr
rr' i qr

(8)

s
qs

Maka persamaan tegangan mesin induksi bisa


ditulis sebagai berikut:
p

v qs rqs i qs
qs
ds
(1)
b
b

v 0' r

v dss rds i dss

x b L

3 P
i qs qs i ds
2 2 b ds

v 0 s rs i 0 s

s
s
rqs i qs

v qs

atau

v ds rds i ds

3 P
' '
' '
i dr dr
i qr
qr
2 2 b

Untuk memudahkan analisa dan simulasi mesin


induksi kondisi seimbang, digunakan kerangka
referensi stasioner atau diam. Persamaan kerangka
referensi diam diperoleh dengan mengubah
kecepatan pada kerangka referensi sembarang
dengan nol, maka persamaan mesin induksi menjadi:

Persamaan tegangan mesin induksi umum


digunakan sebagai fluks lingkup perdetik dan
reaktansi untuk penyederhanaan persamaan.
Dengan menggunakan frekuensi sudut b,
maka:
b

dengan

Tem

qss x SS iqss x m iqr' s

(18)

(19)

s
ds

(7)
75

x SS i dss x m i dr' s
0s

ls

i0 s

(20)

Analisis Pengontrolan Daya Rekatif terhadap Kinerja Generator Induk Tiga Fasa Eksitasi Sendiri (Hamzah, et al)

qr's x m iqss xrr' iqr's

(21)

dr's x m idss x rr' idr's

(22)

(23)

'
0 r

'
lr

i 0' r

i dr' s
k

(32)

0' R k 0' r

(33)

i 0' r
k

(34)

's

i DR

i 0' R

dengan
xSS xls x m

(24)

x rr' x lr' x m

(25)

Yang mana k adalah konstanta sembarang. Jika


persamaan
(29)-(34)
disubtitusikan
pada
persamaan (18)-(25) maka diperoleh:

Dari persamaan (9) sampai dengan persamaan


(14) dapat dibuat rangkaian ekivalen mesin
induksi seperti terlihat pada Gambar 1.
iqss

xlr'

xls

rs

dr's

rr'

's
iqr

vqr's

xm

vqs

's
qss x SS iqss kx m iQR

(35)

s
ds

's
x SS i dss kx m i DR

(36)

0s

x ls i 0 s

(37)

's
's
QR
kx m iqss k 2 xrr' iQR

(38)

's
's
DR
kx m idss k 2 xrr' iDR

(39)

0' R kx lr' i0' 2R

(40)

(a)
idss

rs

xlr'

xls

qr's

rr'

vdr's

xm

vds

Dengan besaran rotor yang baru ini, daya


mekanik celah udara adalah:

's
idr

(b)
i0 s

rs

'
lr

xls

rr'

i0 r

Rangkaian Ekivalen yang Disederhanakan


Daya mekanik celah udara yang ke rotor adalah:
r

(26)

Pgd 3idr' s 2 rr'

(27)

Pg 0 3i r

(28)

'2 '
0r r

(42)

Pg 0 3 i 0' 2R rR'

(43)

(44)

Jika persamaan (35)-(40), (44) disubtitusikan ke


persamaan (9)-(14) maka didapat persamaan
tegangan stator yang baru sebagai berikut:

Gambar 1. Rangkaian ekivalen mesin induksi

Pgq 3 i

's 2 '
Pgd 3i DR
rR

r R' k 2 rr'

(c)

's 2 '
qr r

(41)

Dengan menyamakan persamaan (35)-(40)


dengan persamaan (26)-(28) maka resistansi rotor
yang baru adalah:

v0'sr

v0 s

's 2 '
Pgq 3 i QR
rR

v qss rqs i qss

s
SS qs

's
kx m i QR

(45)

atau
p

v qss rqs i qss

x SS

kx m i qss

's
kx m i qss i QR

(46)

dan
Fluks lingkup per detik dan arus rotor tidak bisa
diukur secara aktual, tetapi bisa dirubah dalam
bentuk lain selama besaran yang terukur tetap.
Dengan menggunakan besaran baru yang
didefinisikan sebagai berikut:
's
QR
k qr's

's
QR

i qr' s
k

's
DR
k dr's

v dss rds i dss

s
SS ds

's
kx m i DR

(47)

atau
vdss rds idss

xSS kx m idss

's
kx m idss iDR

(48)

(29)

Dan persamaan tegangan rotor bentuk baru


sebagai berikut:

(30)

's
v qr' s r R' i QR

(31)
76

's
x rr' i QR
kx

i qss

's
DR

(49)

Jurnal Sains dan Teknologi 10 (2), September 2011: 74-81

atau
's
vqr's rR' iQR

dan
v

's
dr

r i

' 's
R DR

's
xrr' kx m iQR

'
rr

x i

's
kx m iQR
iqss

r 's

b DR

kx m i r
b

's
DR

s
ds

Jika persamaan (54) disubtitusikan kepersamaan


(46) dan (48) maka diperoleh tegangan pada
sumbu q stator:

(50)

s
s
v qs
rqs i qs

's
QR

(51)

s
's
x SS i qs
iQR

(55)

tegangan pada sumbu q rotor:

atau
v r i
's
dr

' 's
R DR

x kx m i
'
rr

's
DR

kxm i

's
DR

's
's
vqr
rR' iQR

's
i r QR
b
s
ds

(52)

p
's
xQR iQR

's
's
s
xSS iQR
iqs
r DR
b

(56)

tegangan pada sumbu d stator:

dan
v 0' r r R' i 0' R

kx

'
lr

i 0' 2R

Dari persamaan (45)-(53) dapat dibuat rangkaian


ekivalen mesin induksi dengan persamaan baru,
seperti terlihat pada Gambar 2.
s
qs

rs

xlr'

xls

dr's

's
's
vdr
rR' iDR

rs

vqr's

qr's

rr'

's
dr

xlr'

xls

i0 r

rr'

v0 s

's
0r

s
s
rds ids

v ds

Gambar 2. Rangkaian ekivalen mesin induksi


dengan persamaan baru

(58)

s
qs

(59)

(60)

s
ds

tegangan pada sumbu d rotor:


p 's r 's
's
's
rR' i DR


QR
v dr
b dr b

Rangkaian ekivalen ini mempunyai akurasi yang


sama dengan rangkaian ekivalen pada Gambar 1.
Karena besar nilai k adalah sembarang maka ada
banyak
rangkaian
ekivalen
yang
bisa
merepresentasikan kinerja mesin induksi. Walau
k bisa dipilh sembarang, namun pilihan k yang
bisa digunakan adalah:
x SS
xm

tegangan pada sumbu d stator:

(c)

's
's
s
xSS iDR
ids
r QR

tegangan pada sumbu q rotor:


p 's r ' s
's
's
rR' iQR

qr
DR
v qr
b
b

(b)
rs

Dalam bentuk fungsi persamaan fluksi

's
idr

xm

i0 s

's
xDR iDR

'
x DR k 2 x rr
x SS

s
s
rqs iqs

v qs

vds

(57)

x SS kx m
xlr'

xls

'
x QR k 2 x rr
x SS

(a)
idss

s
's
x SS i ds
i DR

dimana:

xm

vqs

tegangan pada sumbu d rotor:

's
qr

rr'

s
s
v ds
rds i ds

(53)

(61)

(62)

Dari persamaan (54)-(58) dapat dibuat rangkaian


ekivalen mesin induksi seperti pada gambar 3
atau yang disebut dengan rangkaian ekivalen
mesin induksi bentuk .

(54)
77

Analisis Pengontrolan Daya Rekatif terhadap Kinerja Generator Induk Tiga Fasa Eksitasi Sendiri (Hamzah, et al)

iqss

xQR

rs

vqs

's
DR

V cqo V cq
V cdo V cd t 0
t0
Dimana
dan
adalah tegangan awal kapasitor sumbu q dan
sumbu d.
Persamaan simulasi

's
iQR

rR'

vqr's

kxm

s
s
v qs
rqs i qs
p Mq

(a)
s
ds

rs

x DR

vds

's
QR

'
R

s
v ds

's
DR

p Md

's
s
0 rR' iQR
'DR
p'QR

vdr's

kxm

s
r ds i ds

(b)

Model Generator Induksi Penguatan Sendiri


Model dasar generator induksi penguatan sendiri
sama dengan motor induksi. Perbedaannya adalah
generator induksi penguatan sendiri memiliki
kapasitor yang dihubungkan pada terminal stator
yang berfungsi sebagai eksitasi. Rangkaian
ekivalen generator induksi dengan kapasitor
eksitasi dapat dilihat pada Gambar 4.

vcq

xQR

's
DR

rR'

Md L Md

'
QR

'DR

vcd

's
QR

rR'

i'sDR

Cq

kxm

Cd

Vcd

1 s
ids dt Vcdo
C

'
i DR

Mq
Md

1
p Mq
R mq

1
p Md
R md

(69)
(70)
(71)
(72)

(73)
(74)

i qs
pV qsc

i ds
pVdsc

(75)
(76)

Parameter Rangkaian Ekivalen Bentuk


Penentuan parameter rangkaian ekivalen
dihitung dari data pengujian hubung singkat
dan beban nol, diperoleh parameter mesin
induksi sebagai berikut:
R1 = 58
R2 = 62,36
X
= 118,5
Rc = 2876
Xm = 576

Tegangan kapasitor pada Gambar 4 dapat


direpresentasikan dengan persamaan sebagai
berikut:
1 s
i qs dt Vcqo
C

dm

Persamaan kapasitor adalah:

(b)
Gambar 4. Generator induksi penguatan sendiri

Vcq

'
Lld i DR

i dm i ds

xDR

rs

L i

'
lq QR

i qm i qs

's
iQR

kxm

r
b

'
Mq L Mq i qm i QR

(a)
s
ds

(68)

Persamaan fluksi lingkup dan arus sebagai


berikut:

Gambar 3. Rangkaian ekivalen mesin induksi bentuk

rs

(66)
(67)

's
s
0 rR' i DR
'QR
p'DR

iqss

(65)

(63)
(64)

Selanjutnya, grafik hasil pengukuran dari


pengujian beban nol dapat dilihat pada Gambar
78

Jurnal Sains dan Teknologi 10 (2), September 2011: 74-81

5, yang merupakan grafik tegangan terhadap arus


yang telah dilakukan pemulusan dari data hasil
pengujian. Grafik ini digunakan sebagai
karakteristik magnetisasi dari mesin induksi.

V cqo V cq
Vcdo Vcd t 0
t0
Dimana
dan
adalah tegangan awal kapasitor sumbu q dan
sumbu d.
Persamaan simulasi

450

s
s
v qs
rqs i qs
p Mq

400
Tegangan (V)

350

(79)

300
250

s
s
v ds
rds i ds
p Md

200
150
100

(80)

s
's
0 rR' iQR
'DR
p'QR

50
0
0

100

200

300

400

500

600

's
s
0 rR' i DR
'QR
p'DR

Arus (mA)

Gambar 5. Grafik tegangan terhadap arus.

vcq

xQR

rs

Rm

's
DR

rR'

'
Mq LMq i qm iQR

Analisis Rangkaian Ekivalen Bentuk Tanpa


Beban
Pada analisis pertama yang dilakukan yaitu
dengan menggunakan rangkaian ekivalen d-q
bentuk seperti pada Gambar 6. Kapasitor
dihubungkan pada kedua belitan utama dan bantu
serta generator dalam kondisi tanpa beban.
iqss

Md LMd

'QR
'DR

's
iQR

'
i DR

'
Llq iQR

Mq

'
Lld i DR

Md

i qm i qs

kxm

dm

i dm i ds

1
p Mq
Rmq
1

R md

vcd

xDR

rs
Rm

r
b

's
QR

rR'

Cq
kxm

Cd

Vcd

1 s
i dt Vcdo
C ds

(85)
(86)

(87)
(88)

i qs
pVcq

i ds
pVcd

(89)
(90)

Vcq dan Vcd adalah tegangan yang dibangkitkan


beban nol dan tegangan tiga fasa dapat diperoleh
dengan menggunakan transformasi dua sumbu ke
tiga fasa. Dengan menggunakan persamaan (77)(90) ke dalam simulasi Matlab dan dengan
memasukkan nilai kecepatan sama dengan 1500
rpm, nilai C sama dengan 8 F, diperoleh proses
pembangkitan dari generator induksi tiga fasa,
seperti pada Gambar 7. Dari gambar terlihat
bahwa tegangan mulai stabil pada saat waktu 0,6
detik.

Tegangan kapasitor pada Gambar 6 dapat


direpresentasikan dengan persamaan sebagai
berikut:
1 s
i qs dt Vcqo
C

(84)

Persamaan kapasitor adalah:

i'sDR

(b) sumbu d
Gambar 6. Rangkaian ekivalen generator induksi
tiga fasa bentuk .

Vcq

(83)

p Md

(a) sumbu q
idss

(82)

Persamaan fluksi lingkup dan arus sebagai


berikut:

HASIL DAN PEMBAHASAN

(81)

(77)
(78)

79

Analisis Pengontrolan Daya Rekatif terhadap Kinerja Generator Induk Tiga Fasa Eksitasi Sendiri (Hamzah, et al)

Persamaan dinamik yang diperoleh dari


rangkaian ekivalen generator induksi tiga fasa
disimulasikan menggunakan simulator Matlab.
Dengan menggunakan simulasi Matlab
diperoleh karakteristik pembebanan generator
dan perubahan dinamik dari parameter selama
perubahan pembebanan dari generator.

500
400
300
Tegangan (V)

200
100
0
-100
-200
-300
-400

Dengan menggunakan persamaan (91)-(96) ke


dalam
simulasi
Matlab
dan
dengan
memasukkan nilai kecepatan sama dengan 1500
rpm, nilai C sama dengan 8 F, dilakukan
pembebanan dengan menggunakan beban
resistif yang dihubung paralel dengan kapasitor
sebesar 200 Ohm. Dari simulasi diperoleh
penurunan tegangan terminal dari generator
induksi, seperti terlihat pada Gambar 9. Pada
saat tanpa dibebani, tegangan puncak terminal
generator sebesar 400 V. Setelah dibebani,
tegangan puncak terminal generator sebesar 332
V.

-500
0

0.2

0.4

0.6

0.8

1.2

1.4

w aktu (s)

Gambar 7. Proses pembangkitan tegangan


generator induksi satu fasa bentuk

Analisis Rangkaian Ekivalen Bentuk


terhadap Perubahan Beban
Analisis
yang
dilakukan
yaitu
dengan
menggunakan rangkaian ekivalen bentuk
seperti pada Gambar 8 dan menghubungkan
beban secara paralel dengan kapasitor pada
belitan sumbu q.

vcq

RL

xQR

rs

icq

Rm

's
DR

600

rR'

's
iQR

400
Tegangan (V)

iqss

iLq

kxm

200
0
-200
-400

(a) sumbu q
idss

iLq
vcd

RL

icd
c

-600

xDR

rs
Rm

r
b

's
QR

'
R

i Ld

kxm

i cq i qs i Lq
i cq i ds i Ld

icd
pVcd

1. Model rangkaian ekivalen bentuk memiliki


jumlah parameter yang lebih sedikit,
sehingga dalam penentuan parameter
rangkaian ekivalennya tidak membutuhkan
asumsi reaktansi bocor stator sama dengan
reaktansi bocor rotor.

(91)

2. Dengan menggunakan manipulasi persamaan


yang diperoleh dari rangkaian ekivalen
bentuk , dapat menyederhanakan persamaan
rangkaian ekivalen generator induksi dan
memperoleh hasil yang akurat. Hal ini dapat
dilihat dari hasil analisis kinerja generator
yang telah dilakukan cukup akurat. Pada saat
tanpa dibebani, tegangan puncak terminal
generator sebesar 400 V. Setelah dibebani,
tegangan puncak terminal generator sebesar
332 V.

(92)
(93)
(94)

icq
pVcq

1.8

KESIMPULAN

v cq

v cd
RL

1.6

Gambar 9. Penurunan tegangan generator


induksi akibat penambahan beban

Persamaan kapasitor adalah:


RL

1.4
Waktu (detik)

(b) sumbu d
Gambar 8. Rangkaian ekivalen generator induksi
tiga fasa bentuk dengan beban

i Lq

1.2

's
DR

(95)
(96)
80

Jurnal Sains dan Teknologi 10 (2), September 2011: 74-81

UCAPAN TERIMAKASIH
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih kepada Lembaga Penelitian
Universitas Riau yang telah membantu penulis
dalam pemberian dana penelitian peneliti
dasar, sehingga penelitian ini dapat kami
laksanakan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA
A.H. Al-Bahrani, N.H. Malik, 1990. Steady State
Analysis and Performance Characteristics of a
Three Phase Induction Generator Self Excited
with a Single Capacitor, IEEE Transactions on
Energy Convension.
A.K. Al Jabri, A.I. Alolah, 1990. Capacitance
Requirement for Isolated Self-Excited Induction
Generator, In IEE Proceedings.
Chandan Chakraborty, Sailendra N. Bhadra, Ajit
K.
Chattopadhyay.
1998.
Excitation
Requirements for Stand Alone Three-Phase
Induction Generator. IEEE Transactions on
Energy Convension.

D. W. Novotny, D. J. Gritter and G. H. Studtman, 1977.


Self-excitation in inverter driven induction machines,
IEEE Transactions on Power Apparatus and Systems,
Vol. PAS-96, no. 4, pp. 1117-1125.
D Seyoum, C Grantham, F Rahman and M Nagrial, 2002.
An Insight Into The Dynamics of Loaded and Free
Running Isolated Self-Excited Induction Generators,
Power Electronics, Machines and Drives, Conference
Publication No. 487, IEEE.
E. Bim, J. Szajner, Y. Burian, 1989, Voltage
Compensation of an Induction Generator with LongShunt Connection, IEEE Transactions on Energy
Convension.
Felipe Crcoles, Joaqun PedraMiquel Salichs, and Luis
Sainz, 2002. Analysis of the Induction Machine
Parameter Identification, IEEE Transactions on
Energy Conversion, Vol 17.
J. Faiz, A.A. Dadgary, S. Horning, A. Kehyani, 1995.
Design of a Three Phase Self-Excited Induction
Generator, IEEE Transactions on Energy Convension.
Paul C. Krause, Oleg Wasynczuk, Sxott D. Sudhoff, 1995.
Analysis of Electric Machinery, Mc-Graw-Hill.
Pekik Argo Dahono. Kinerja Motor Arus Bolak-Balik
yang Dipasok Inverter. Bandung: Sekolah Teknik
Elektro dan Informatika ITB.

81

Você também pode gostar