Você está na página 1de 15

LAPORAN KASUS

SCHIZOFRENIA PARANOID (F20.0)


IDENTITAS PASIEN
Nama

: Tn. M

Umur

: 28 tahun

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Status Pernikahan

: Belum menikah

Agama

: Islam

Warga Negara

: Indonesia

Suku Bangsa

: Makassar

Pendidikan

: Sekolah Kepolisian

Pekerjaan

: Polisi staf Polda SPKT

Alamat

: Jl. Pettarani III No. 38

Diagnosa sementara

: (F20.0).

Masuk Poli Jiwa RS Bayangkara : 6 April 2015, pertama kali tanggal 18


Desember 2014
LAPORAN PSIKIATRI
I.

Riwayat Penyakit (diperoleh dari Autoanamnesis)


A. Keluhan utama :
Jantung berdebar
B. Riwayat gangguan sekarang :
1. Keluhan dan Gejala
Pasien datang ke poliklinik psikiatri RS Bhayangkara dengan
keluhan jantung berdebar-debar, dialami sejak awal tahun 2015.
Keluhan tersebut dirasakan hilang timbul. Keluhan disertai dengan
rasa tegang pada leher, keringat dingin, sasak nafas, nyeri ulu hati,
cepat lelah dan nafsu makan menurun. Pasien juga sulit tidur,
sering terbangun saat tengah malam dan sulit berkonsentrasi.

Gejala dirasakan sejak sekitar awal tahun 2015 setelah mendapati


suaminya sedang berduaan dengan seorang wanita di kamar kos.
Pasien mengaku sudah sering memergoki suaminya berselingkuh
dengan seorang wanita sejak 10 tahun yang lalu. Awalnya pasien
tidak begitu khawatir, namun akhir-akhir ini pasien sering merasa
gelisah apabila suaminya tidak pulang kerumah, sehingga pasien
sering tidak tidur karena memikirkan hal tersebut dan pasien
biasanya

menelpon

suaminya

untuk

mengetahui

dimana

keberadaannya.
Pasien mengaku sering bertengkar di rumah dengan suaminya di
hadapan anak-anaknya sehingga pasien juga mengkhawatirkan
psikologis anaknya. pasien juga khawatir kepada anak pertamanya
yang sering mengkonsumsi obat-obatan. Anaknya tersebut sudah
pernah masuk ke panti rehabilitasi dan setelah keluar anaknya
tersebut kembali mengkonsumsi obat-obatan.
Pasien belum pernah berobat sebelumnya. Awalnya pasien mengira
dia menderita penyakit jantung, namun dari hasil pemeriksaannya
semua normal.
Hendaya/Disfungsi:
- Hendaya dalam bidang sosial (+)
- Hendaya dalam bidang pekerjaan (+)
- Hendaya dalam penggunaan waktu senggang (+)

Faktor Stressor Psikososial:


Mendapati suami berselingkuh dengan perempuan lain

Hubungan gangguan, sekarang dengan riwayat penyakit fisik


dan psikis sebelumnya:
- Riwayat penyakit medis (-)
- Riwayat trauma (-)
- Riwayat kejang (-)
- Riwayat infeksi (-)
- Riwayat NAPZA (-)
2

C. Riwayat gangguan sebelumnya :


1. Riwayat penyakit dahulu
Tidak ada
2. Riwayat penggunaan zat psikoaktif
Pasien tidak memiliki riwayat penggunaan zat psikoaktif.
3. Riwayat gangguan psikiatri sebelumnya
Pasien tidak memiliki riwayat psikiatri sebelumnya.
D. Riwayat kehidupan pribadi :
1. Riwayat Prenatal dan Perinatal ( 0-1 tahun )
Pasien lahir normal, cukup bulan dan ditolong oleh bidan. Selama
masa kehamilan,ibu pasien dalam keadaan sehat. Pasien tumbuh dan
berkembang dengan baik. Pasien merupakan anak yang diharapkan.
2. Masa Kanak Awal ( 1-3 tahun )
Pasien diasuh oleh kedua orang tuanya. Pertumbuhan dan
perkembangan pasien pada masa anak-anak awal sesuai dengan
perkembangan anak seusianya. Tidak ada masalah perilaku yang
menonjol.
3. Masa Kanak Pertengahan ( 4-11 tahun )
Semasa sekolah pasien dapat mengikuti pelajaran dengan baik.
Pasien tinggal bersama orang tuanya. Pasien mudah bergaul dan
memiliki banyak teman.
4. Masa Kanak Akhir ( 12-18 tahun )
Pasien melanjutkan SMA dan menyelesaikan sekolahnya dengan
prestasi belajar yang cukup baik.
5. Riwayat Masa dewasa
Pendidikan terakhir pasien ialah lulus SMA. Pasien sudah menikah
dan mempunyai 4 orang anak.
6. Riwayat Kehidupan Beragama
Pasien beragama islam. Pasien merupakan muallaf mengikuti agama
suaminya setelah menikah.
E. Riwayat Kehidupan keluarga :
3

1. Pasien merupakan anak tunggal.


2. Hubungan dengan orangtua dan saudara lainnya baik.
3. Pasien sudah menikah dan punya 4 orang anak.
4. Riwayat keluarga dengan penyakit yang sama (-).
5. Ayah pasien meninggal karena menderita penyakit jantung.
F. Situasi Sekarang :
Pasien tinggal bersama dengan anak dan suaminya.
G. Persepsi pasien tentang diri dan kehidupannya :
Pasien merasa dirinya sakit dan butuh pengobatan.
II.

STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
1.

Penampilan:

Seorang

perempuan

wajah

sesuai

umur,

perawakan sedang dan perawatan diri baik, menggunakan baju


daster warna orange bermotif bunga.
2. Kesadaran: Baik
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor: normoaktif
4. Pembicaraan: Spontan, lancar dengan intonasi biasa.
5. Sikap terhadap pemeriksa: Kooperatif.
B. Keadaan afektif (mood), perasaan dan empati, keserasian:
1. Mood

:cemas

2. Afek

:apropriate

3. Keserasian : serasi
4. Empati

: Dapat dirabarasakan

C. Fungsi Intelektual (kognitif):


1. Taraf pendidikan: Sesuai dengan tingkat pendidikan pasien
2. Daya konsentrasi: Baik
3. Orientasi:

Waktu

: Baik

Tempat

: Baik

Orang

: Baik
4

4. Daya ingat:

Daya Ingat Jangka Panjang


Daya Ingat Jangka Pendek
Daya Ingat Jangka Segera

5. Pikiran abstrak

: Baik

6. Bakat kreatif

: Tidak ada

: baik
: baik
:baik

7. Kemampuan menolong diri sendiri: Baik


D. Gangguan persepsi:
1. Halusinasi: Tidak ada
2. Ilusi: Tidak ada
3. Depersonalisasi: Tidak ada
4. Derealisasi: Tidak ada
E. Proses berpikir :
1. Arus pikiran :
a. Produktivitas :Baik, spontan
b. Kontinuitas : Relevan dan koheren
c. Hendaya berbahasa : Tidak ada
2. Isi pikiran
a. Preokupasi : ada, tentang penyakitnya.
b. Gangguan isi pikiran : Tidak ada.
F. Pengendalian impuls : Baik
G. Daya Nilai
1. Norma Sosial : Baik
2. Uji daya Nilai : Baik
3. Penilaian Realitas : Baik
H. Tilikan (insight) :Derajat 6 (sadar kalau dirinya sakit dan perlu
pengobatan)
I. Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya.

IV.Pemeriksaan Diagnostik Lebih Lanjut


5

A. Status Internus :
1. Keadaan umum
: Baik
2. Kesadaran
: Compos mentis
3. Tanda vital
Tekanan Darah
: 110/70 mmHg
Pernapasan
: 20 x/mnt
Nadi
: 80x/menit
Suhu
: 36,7oC
B. Status neurologik
1.
2.
3.
4.

GCS
: E4 V5 M6
Rangsang Meningeal : tidak dilakukan
Tidak ditemukan reflex patologis
Sistem saraf otonom dalam batas normal

V. Ikhtisar Penemuan Bermakna


Pasien datang ke poliklinik psikiatri RS Bhayangkara dengan keluhan
jantung berdebar-debar, dialami sejak awal tahun 2015. Keluhan tersebut
dirasakan hilang timbul. Keluhan disertai dengan rasa tegang pada leher,
keringat dingin, sasak nafas, nyeri ulu hati, cepat lelah dan nafsu makan
menurun. Pasien juga sulit tidur, sering terbangun saat tengah malam dan sulit
berkonsentrasi.
Gejala dirasakan sejak sekitar awal tahun 2015 setelah mendapati
suaminya sedang berduaan dengan seorang wanita di kamar kos. Pasien
mengaku sudah sering memergoki suaminya berselingkuh dengan seorang
wanita sejak 10 tahun yang lalu. Awalnya pasien tidak begitu khawatir,
namun akhir-akhir ini pasien sering merasa gelisah apabila suaminya tidak
pulang kerumah, sehingga pasien sering tidak tidur karena memikirkan hal
tersebut dan pasien biasanya menelpon suaminya untuk mengetahui dimana
keberadaannya.
Pasien mengaku sering bertengkar di rumah dengan suaminya di hadapan
anak-anaknya sehingga pasien juga mengkhawatirkan psikologis anaknya.
pasien juga khawatir kepada anak pertamanya yang sering mengkonsumsi
obat-obatan. Anaknya tersebut sudah pernah masuk ke panti rehabilitasi dan
setelah keluar anaknya tersebut kembali mengkonsumsi obat-obatan.
6

Pasien belum pernah berobat sebelumnya. Awalnya pasien mengira dia


menderita penyakit jantung, namun dari hasil pemeriksaannya semua normal.
Dari status mental didapatkan seorang perempuan berusia 40 tahun,wajah
sesuai umur, perawakan sedang dan perawatan diri baik, menggunakan baju
daster warna orange bermotif bunga. Didapatkan perilaku psikomotor
normoaktif, keadaan mood yang cemas, afek apropriate. Orientasi (waktu,
tempat

dan

orang)

baik.

Preokupasi

tentang

penyakitnya.

Tilikan

(insight) :Derajat 6 (pasien sadar kalau dirinya sakit dan perlu pengobatan).
Taraf dapat dipercaya: pasien tersebut dapat dipercaya.
VI. Evalusi Multiaksial
Aksis I:
Dari autoanamnesis didapatkan adanya gejala klinis yang bermakna yaitu
serangan cemas, jantung berdebar-debar, rasa tegang pada leher, keringat dingin,
sasak nafas, nyeri ulu hati, cepat lelah dan nafsu makan menurun. Pasien juga sulit
tidur, sering terbangun saat tengah malam dan sulit berkonsentrasi.. Keadaan ini
menimbulkan penderitaan (distress), terdapat hendaya pekerjaan dan sosial,
disabilitas ringan sehingga dapat disimpulkan sebagai gangguan jiwa.
Pada pemeriksaan status mental tidak ditemukan hendaya berat dalam menilai
realita, sehingga digolongkan dalam gangguan jiwa non psikotik.
Pada pemeriksaan status neurologis tidak ditemukan adanya kelainan yang
mengindikasikan gangguan medis umum yang menimbulkan gangguan otak dan
pada pemeriksaan EKG tidak dtemukan kelainan atau penyakit sehingga penyebab
organik dapat disingkirkan, sehingga pasien didiagnosis sebagai gangguan jiwa
non psikotik non-organik.
Dari autoanamnesis serta pemeriksaan status mental didapatkan bahwa afek
cemas, terdapat gejala-gejala anxietas (kecemasan, ketegangan motorik, dan
overaktivitas otonomik). Serangan dirasakan sudah beberapa kali yang hampir
setiap hari yang tidak terbatas atau hanya menonjol pada keadaan situasi khusus
tertentu saja. Setelah terjadinya masalah tersebut maka pasien digolongkan dalam
Gangguan Cemas Menyeluruh(F41.1)
7

Aksis II :
Ciri kepribadian tidak khas.
Aksis III :
tidak terdapat gangguan fisik.
Aksis IV :
Masalah dalam rumah tangga sering mendapati suaminya selingkuh dan
psikologis anak-anaknya terganggu dan anaknya ada yang mengkonsumsi obatobatan.
Aksis V :
GAF Scale 70 61 : beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam
fungsi, secara umum masih baik.
VII.Daftar Problem
Organobiologik

: tidak ditemukan adanya gangguan fisik.


Psikologik
:Ditemukan hendaya ringan akibat

masalah dalam rumah tangga.


:Ditemukan hendaya dalam penggunaan waktu
senggang.

Sosiologik

VIII. Rencana Terapi


a. Farmakoterapi : Alprazolam 1 mg 1/2- 1/2-1.
Fluoxetine 20 mg
b. Psikoterapi
Ventilasi: Memberikan kesempatan kepada pasien untuk menceritakan
keluhan dan isi hati serta perasaan sehingga pasien merasa lega.
Konseling: Memberikan penjelasan dan pengertian kepada pasien agar
memahami penyakitnya dan bagaimana cara menghadapinya.
c. Sosioterapi: Memberikan penjelasan kepada pasien, keluarga pasien dan
orang-orang di sekitarnya. Sehingga dapat menerima dan menciptakan
suasana lingkungan yang membantu.
IX. Follow Up
8

Memantau keadaan pasien dan perkembangan penyakitnya dengan memberi tahu


kepada pasien untuk selalu teratur minum obat.
X. Prognosis

: dubia ad bonam

Faktor pendukung

: Stressor jelas, pasien sadar bahwa dirinya sakit dan mau


berobat, serta pasien mendapat dukungan dari keluarga.

Faktor penghambat : Stressor yang masih belum dapat diatasi dan terdapat
keluhan yang sama dalam keluarga yaitu anaknya.
XI. Diskusi Pembahasan
Gangguan anxietas menyeluruh (Generalized Anxiety Disorder, GAD)
merupakan kondisi gangguan yang ditandai dengan kecemasan dan kekhawatiran
yang berlebihan dan tidak rasional bahkan terkadang tidak realistik terhadap
berbagai peristiwa kehidupan sehari-hari. Kondisi ini dialami hampir sepanjang
hari, berlangsung sekurang-kurangnya selama 6 bulan. Kecemasan yang dirasakan
sulit untuk dikendalikan dan berhubungan dengan gejala-gejala somatik seperti
ketegangan

otot,

iritabilitas,

kesulitan

tidur

dan

kegelisahan

sehingga

menyebabkan penderitaan yang jelas dan gangguan yang bermakna dalam fungsi
sosial dan pekerjaan.
GAD ditandai dengan kecemasan yang berlebihan dan khawatir yang
berlebihan tentang peristiwa-peristiwa kehidupan sehari-harinya tanpa alasan yang
jelas untuk khawatir. Kecemasan ini tidak dapat dikontrol sehingga dapat
menyebabkan timbulnya stres dan mengganggu aktivitas sehari-hari, pekerjaan
dan kehidupan sosial.
Pedoman diagnostik Gangguan Cemas Menyeluruh (F41.1) berdasarkan
PPDGJ III dikatakan bahwa: yang pertama penderita harus menunjukkan anxietas
sebagai gejala primer yang berlangsung hampir setiap hari untuk beberapa minggu
sampai beberapa bulan, yang tidak terbatas atau hanya menonjol pada keadaan
situasi khusus tertentu saja (sifatnya free floating atau mengambang); yang
kedua gejala-gejala tersebut bisanya mencakup unsur-unsur berikut: (a)
kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti diujung tanduk, sulit
konsentrasi, dsb.) (b) ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak
9

dapat santai) dan (c) overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat,
jantung berdebar-debar, sesak napas, keluhan lambung, pusing kepala, mulut
kering,dsb); yang ketiga pada anak-anak sering terlihat adanya kebutuhan
berlebihan untuk ditenangkan (reassurance) serta keluhan-keluhan somatic
berulang yang menonjol; yang keempat adanya gejala-gejala lain yang menonjol
yang sifatnya sementara (untuk beberapa hari), khususnya depresi, tidak
membatalkan diagnosis utama Gangguan Anxietas Menyeluruh, selama hal
tersebut tidak memenuhi kriteria lengkap dari episode depesif(F32.-), gangguan
anxietas

fobik(F40.-),

gangguan

panic(F41.0),

atau

gangguan

obsesif

kompulsif(F42.-).
Dari autoanamnesis serta pemeriksaan status mental didapatkan bahwa
afek cemas, terdapat gejala-gejala anxietas (kecemasan, ketegangan motorik, dan
overaktivitas otonomik). Serangan dirasakan sudah beberapa kali yang hampir
setiap hari yang tidak terbatas atau hanya menonjol pada keadaan situasi khusus
tertentu saja. Setelah terjadinya masalah tersebut maka pasien digolongkan dalam
Gangguan Cemas Menyeluruh.
Terapi terbaik untuk pengobatan gangguan cemas menyeluruh adalah
alprazolam. Alprazolam dipilih sebagai drug of choice. Alprazolam sebagai anti
anxietas mempunyai rasio terapeutik yang lebih tinggi dan lebih kurang
menimbulkan efek adiksi dengan toksisitas rendah, selain itu onset of action dari
alprazolam lebih cepat dibandingkan golongan benzodiazepine lainnya.
Prognosis untuk gangguan cemas pada pasien ini adalah dubia ad bonam.
Faktor yang mendukung adalah adalah adanya dukungan sosial dari keluarga.
Riwayat premorbid sosial dan pekerjaan baik. Tidak ada riwayat yang sama dalam
keluarga. Pasien sadar dirinya sakit dan berusaha sembuh, dan stressor yang jelas.
Faktor yang menghambat adalah stresor yang belum dapat diatasi dan terdapat
keluhan yang sama dalam keluarga yaitu anaknya.
XI. Lampiran Anamnesis
autoanamnesis pada tanggal 30 Maret 2015. Wawancara dilakukan dirumah
pasien.
10

DM

: Assalamualaikum bu W bagaimana kabar?

: Waalaikumsalam baik dok,

DM

: bisa saya mulai wawancaranya bu?

: boleh dok.

DM

: Boleh saya tau nama lengkapnya bu?

: W dok. Tapi orang lebih mengenal saya dengan nama YI.

DM

: usianya berapa bu?

: 40 tahun dok.

DM

: Agamanya apa bu?

: Islam dok

DM

: Pendidikan terakhir ibu?

: SMA dok.

DM

: Sudah menikah?

: iya dok, menikah tahun 1992.

DM

: Kalau boleh ibu tolong ceritakan hal apa yang ibu keluhkan?

: jadi begini dok, saya semenjak awal tahun 2015 sering merasa jantung
saya berdebar-debar, awalnya saya mengira saya sakit jantung karena
kebetulan almarhum papa saya juga meninggal karena penyakit jantung,
makanya saya pergi periksakan diri saya ke dokter tetapi kata dokter tidak
ada apa-apa. Semua hasil pemeriksaannya normal dok. Saya juga bingung
dokter saya sakit apa.

: Jantung berdebar-debar yang ibu rasakan itu hilang timbul atau terusmenerus?

: Kadang-kadang saja muncul dok, tidak setiap waktu.

DM

: Apakah ibu merasakan keringat dingin?

: Iya dok, kadang-kadang kalau muncul saya juga keringat dingin.

DM

: Ibu merasa sering cepat capek atau rasa pegal di leher?

: Iya dok, kadang-kadang begitu.

DM

: Apakah rasa berdebar-debar itu ibu rasakan memberat saat beraktifitas?

: Tidak tau juga dok, kadang-kadang lagi duduk-duduk santai begitu


langsung kayak berdebar-debar jantungku saya rasa.
11

DM

: Apakah ibu merasakan sesak?

: Iya dok, saya juga rasa sesak tapi tidak selalu ji.

DM

: Sesaknya itu timbul pada saat kapan?

: Tidak pasti munculnya kapan dok, kadang kalau lagi santai-santai atau
saat tidur jadi sesak begitu dok.

DM

: Apakah ada peristiwa yang terjadi di awal tahun 2015 yang membuat ibu
kepikiran?

: Itu mi juga dok, tapi saya tidak yakin karena hal itu saya jadi begini, tapi
memang saya rasa keluhan saya ini semakin berat sejak saya dapati
suamiku selingkuh dengan perempuan lain. Sebenarnya lama mi dok
suamiku begitu, dia sudah ditau bilang nakal memang. Sudah sering mi
saya dapat dia selingkuh, sejak anakku yang kedua umur 8 tahun sering
saya pergoki dia di kamar kos dengan cewek lain.

DM

: jadi pada awal tahun 2015 itu ibu pergoki suami ta berselingkuh?

: Iya dok, saya dapati mereka telanjang di kamar kos. Suami saya kan
polisi dok, sering dia tidak pulang ke rumah alasannya lagi tugas. Tapi
bisa sampai dua hari dia tidak pulang dok, kalau sudah begitu saya selalu
tidak bisa tidur pikir dia dok, dan kalau saya sudah cemas begitu saya
rasa berdebar-debar kayak ada firasatku begitu dok bilang ada lagi lainlain dia bikin diluar begitu dok. Jadi biasanya saya telpon dia dok untuk
tanyakan dia dimana.

DM

: Apakah ibu juga mengalami susah tidur?

: Iya dok, susah tidur kalau malam, saya kan tidur biasanya jam 9 keatas,
dan selalu terbangun tengah malam, setelah itu tidak bisa tidur lagi dok
biasa saya main hape tapi tidak ngantuk juga.

DM

: kalau nafsu makan ibu bagaimana?

: Agak malas makan dok, tapi saya memang dari dulu kurus begini ji dok.

DM

: Apakah ada dalam keluarga ibu yang menderita hal yang sama?

: Tidak ji dok, Cuma itu anak pertamaku saya khawatir juga dok.

DM

: Kenapa dengan anak pertamanya bu?

12

: Anu dok, dia sering mengkonsumsi itu obat namanya Tramadol. Sudah
pernah mi dia masuk di rehab sempat berhenti tapi kembali lagi saya liat
dia minum dok.

DM

:sudah sejak kapan dia konsumsi itu obat bu?

: sudah sejak SMP kayaknya dok, begitu mi dok karena dia selalu bergaul
sama teman-temannya yang nakal. Padahal dia pernah daftar polisi tapi
lari dok nda mau. Apakah berpengaruh dok itu lingkungan rumah dengan
perilaku anak-anakku?

DM

: Iya bu sangat berpengaruh. Maaf ibu apakah sering betengkar di rumah?

: Iya dok. Sering.

DM

: Kalau bertengkar di hadapan anak?

: Iya dok.

DM

: Itu bisa sangat mempengaruhi mental anak ta bu. Apakah anak ta yang
lain tidak ada gangguan?

: Iya dok, anak keduaku itu sering keringat dingin juga kalau maju di
depan kelas untuk berbicara dok. Biasa sampai pusing dia rasa dok.

DM

: mungkin saja anak ta juga mengalami gangguan cemas bu.

: Oh begitu ya dok.

DM

: Bagaimana aktifitas sehari-harinya ibu?

: Saya sekarang lebih sering di rumah dok, jarang keluar rumah jadi malas
bikin apa-apa.

DM

: Ibu pernah melihat bayangan-bayangan atau bisikan-bisikan?

: Tidak pernah dok.

DM

: Apakah ibu pernah menderita penyakit lain?

: Tidak pernah dok.

DM

: Maaf bu, apakah ibu pernah mengkonsumsi obat-obatan atau alkohol?

: Tidak pernah dok.

DM

: Apakah ibu merokok?

: tidak dok.

DM

: Bagaimana kehidupan beragama ibu?

13

: Saya kebetulan muallaf dok sejak menikah dengan suami. Tapi suami
saya juga jarang shalat dok.

DM

: Jadi bu, dari gejala-gejala yang ibu sebut itu termasuk kedalam gangguan
cemas.

: Oh begitu ya dok.

DM

: Iya bu, jadi gangguan itu biasanya timbul karena adanya konflik di dalam
batin ibu yang belum terselesaikan. Salah satunya mungkin seperti yang
ibu paparkan tadi mengenai suami ibu.

: Jadi apakah bisa sembuh dok?

DM

: Insha Allah bisa bu, asalkan pemicunya jelas, kita coba atasi dan ibu
teratur minum obat, Insha Allah bisa sembuh bu. Apakah ada hal lain
yang mau ibu tambahkan atau tanyakan?

: Tidak ji dok.

DM

: Kalau begitu wawancaranya sudah selesai. Terima kasih banyak ibu atas
waktunya.

: Iya dok, sama-sama. Terima kasih banyak atas kunjungannya dok.

14

DAFTAR PUSTAKA
1.

Maslim, Rusdi. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III.


Cetakan 1. 2001. Jakarta: Penerbit Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-

2.

Unika Atma Jaya. Dicetak oleh PT.Nuh Jaya.


Kaplan & Saddock. Buku Ajar Psikiatri Klinis. Edisi 2. 2012. Jakarta:

3.

Penerbit Buku Kedokteran EGC.


D.Elvira, Sylvia. Hadisukanto, Gitayanti. Buku Ajar Psikiatri. 2010. Jakarta:

4.

Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.


Maslim, Rusdi. Panduan Praktis, Penggunaan Klinis Obat Psikotropik.
Cetakan ketiga. 2007. Jakarta: Penerbit Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa
FK-Unika Atma Jaya. Dicetak oleh PT.Nuh Jaya.

15

Você também pode gostar