Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
WSD merupakan tindakan invasive yang dilakukan untuk
mengeluarkan udara, cairan (darah,pus) dari rongga pleura, rongga
thorax; dan mediastinum dengan menggunakan pipa penghubung
untuk mempertahankan tekanan negatif rongga tersebut. Dalam
keadaan normal rongga pleura memiliki tekanan negatif dan hanya
terisi sedikit cairan pleura / lubrican.
Pada trauma toraks, WSD dapat berarti :
1. Diagnostik :
Menentukan perdarahan dari pembuluh darah besar atau kecil,
sehingga dapat ditentukan perlu operasi torakotomi atau tidak,
sebelum penderita jatuh dalam shoks.
1. Terapi :
Mengeluarkan darah atau udara yang terkumpul di rongga pleura.
Mengembalikan tekanan rongga pleura sehingga mechanis of
breathing dapat kembali seperti yang seharusnya.
b. Hemothoraks :
- Robekan pleura
- Kelebihan antikoagulan
- Pasca bedah thoraks
c. Hemopneumothorak
d. Thorakotomy :
- Lobektomy
- Pneumoktomy
e. Efusi pleura : Post operasi jantung
f. Emfiema :
- Penyakit paru serius
- Kondisi indflamsi
g.
Profilaksis
pada pasien trauma dada yang akan dirujuk
1. Preventive :
h. Flail Chest yang membutuhkan pemasangan ventilator
Mengeluarkan udaran atau darah yang masuk ke rongga pleura
2.4 KONTRAINDIKASI PEMASANGAN WSD
sehingga mechanis of breathing tetap baik.
a. Infeksi pada tempat pemasangan
Perubahan Tekanan Rongga Pleura
b. Gangguan pembekuan darah yang tidak terkontrol
Tekanan
Istirahat
Inspirasi
Ekspirasi2.5 KOMPLIKASI
Atmosfer
760
760
760
a. Komplikasi primer : perdarahan, edema paru, tension
Intrapulmoner
760
757
763
pneumothoraks, atrial aritmia
Intrapleural
756
750
756
b. Komplikasi sekunder : infeksi, emfiema
c. Komplikasi lainnya : laserasi ( yang mencederai organ: hepar, lien),
2.2 TUJUAN
perdarahan, empisema subkutis, tube terlepas, tube tersumbat
1. Mengeluarkan cairan atau darah, udara dari rongga pleura dan
2.6 MACAM-MACAM
rongga thorak
1. WSD dengan sistem satu botol
2. Mengembalikan tekanan negative pada rongga pleura
Sistem yang paling sederhana dan sering digunakan pada pasien
3. Mengembangkan kembali paru yang kolaps
simple pneumothoraks
4. Mencegah refluks drainage kembali ke dalam rongga dada
Note:
Apabila menggunakan WSD tipe satu botol, saat inspirasi cairan
biasanya akan tertarik ke atas, namun tidak sampai masuk kembali ke
rongga pleura karena adanya gaya gravitasi dan perbedaan sifat cairan
yang lebih berat daripada udara.
1. Pada saat ekspirasi:
Tekanan dalam paru- paru > besar dibanding tekanan yang ada di
dalam WSD
1. Masukkan Kelly klem melalui pleura parietalis kemudian
disebarkan. Masukkan jari melalui lubang tersebut. untuk
memastikan sudah sampai rongga pleura / menyentuh paru
2. Masukkan selang (chest tube) melalui lubang yang telah dibuat
dengan menggunakan Kelly forceps
3. Chest tube yang telah terpasang, difiksasi dengan jahitan di
dinding dada
4. Chest tube disambung ke WSD yang telah disiapkan
10. Foto X-ray dada untuk menilai posisi selang yang telah
dimasukkan
3.3.3 Tindakan setelah prosedur
1. Perhatikan undulasi pada selang WSD
Bila undulasi tidak ada, berbagai kondisi dapat terjadi antara lain :
1. Motor suction tidak berjalan
2. Slang tersumbat dan terlipat
3. Paru-paru telah mengembang
4. Yakinkan apa yang menjadi penyebab, segera periksa kondisi
system drainage, amati tanda-tanda kesulitan bernafas
5. Cek ruang control suction untuk mengetahui jumlah cairan
yang keluar
6. Cek batas cairan dari botol WSD, pertahankan dan tentukan
batas yang telah ditetapkan serta pastikan ujung pipa berada
2cm di bawah air
7. Catat jumlah cairan yg keluar dari botol WSD tiap jam untuk
mengetahui jumlah cairan yg keluar
1. Identitas Pasien
Terdiri dari nama, umur, suku bangsa, agama, pendidikan, dan
pekerjaan.
1. Keluhan Utama
1. Keluhan utama merupakan keluhan yang paling utama
dirasakan pasien
2. Biasanya pada pasien dengan efusi pleura didapatkan
keluhan berupa : sesak nafas, rasa berat pada dada,
nyeri pleuritik akibat iritasi pleura yang bersifat tajam
dan terlokasilir terutama pada saat batuk dan bernafas
serta batuk non produktif, sedangkan pada
pneumothorak
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat yang menceritakan perjalanan penyakit pasien hingga pasien
dibawa ke rumah sakit.
1. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit yang dulu pernah diderita klien yang berhubungan
dengan penyakit yang diderita pasien sekarang.
1. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat penyakit yang mungkin diderita oleh anggota keluarga pasien
yang disinyalir sebagai penyebab penyakit pasien sekarang.
Contohnya: Ca paru, TBC, dll.
1. Riwayat Psikososial
Meliputi perasaan pasien terhadap penyakitnya, bagaimana cara
mengatasinya serta bagaimana respon pasien terhadap tindakan
pengobatan yang dilakukan terhadap dirinya.
4.1.2. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda-tanda vital meliputi: tekanan darah, suhu, nadi, dan RR.
2. Tingkat kesadaran pasien perlu dikaji, apakah composmentis,
apatis, somnolen, sopor atau koma. Bagaimana penampilan
pasien secara umum, ekspresi wajah pasien selama dilakukan
anamnesa, bagaimana mood pasien untuk mengetahui tingkat
kecemasan dan ketegangan pasien.
3. ROS (Review of System)
B1 (Breath)
1. Kaji ada tidaknya kesulitan bernafas seperti adanya keluhan
sesak
2. Batuk (produktif atau tidak produktif, secret, warna,
konsistensi, bau)
3. Irama nafas pasien (teratur/tidak teratur), takipnea
4. Adanya peningkatan kerja nafas, penggunaan otot bantu dada,
retraksi interkostal
5. Fremitus fokal
6. Perkusi dada : hipersonor
7. Pada inspeksi dan palpasi dada tidak simetris
8. Pada kulit terdapat sianosis, pucat, krepitasi subkutan
9. Selain itu kaji riwayat penyakit paru kronik, peradangan,
infeksi paru, tumor, biopsi paru
B2 (Blood)
1. Taki kardi, irama jantung tidak teratur ( disaritmia )
2. Suara jantung III, IV, galop / gagal jantung sekunder
3. Hipertensi / hipotensi
4. CRT untuk mengetahui tingkat perfusi perifer, normalnya < 3
detik
5. Akral : hangat, panas, dingin, kering atau basah
B3 (Brain)
1. Tentukan GCS pasien
2. Tentukan adanya keluhan pusing,
3. Lamanya istirahat/tidur, normal kebutuhan istirahat tiap hari
adalah sekitar 6-7 jam.
4. ada tidaknya gangguan pada nerves pendengaran, penglihatan,
penciuman.
5. Kaji adanya nyeri, tentukan skala nyeri pasien, lokasi nyeri
misallnya nyeri dada sebelah kanan, frekuensi nyeri (serangan
datang secara tiba-tiba), nyeri bertambah saat bernapas, nyeri
menyebar ke dada, badan dan perut dan hal-hal lain yang
berhubungan dengan nyeri yang dirasakan pasien
B4 (Bladder)
analgesik
Kurang pengetahuan mengenai kondisi, aturan pengobatan
Observasi skala nyeri setelah intervensi yang Sebagai evaluasi terhadap interensi 1.
yang
berhubungan dengan kurang terpajan informasi.
telah dilakukan
telah dilakukan dan untuk merencanakan
Kemungkinan dibuktikan dengan : pasien sering bertanya,
intervensi selanjutnya
ketidakakuratan mengikuti instruksi, pasien tampak gelisah.
Tujuan : pengetahuan pasien dapat terpenuhi
1. Resiko infeksi b.d terpasangnya benda asing dalam tubuh
Kriteria hasil: - pasien mengungkapkan pemahaman tentang kondisi/
Kemungkina dibuktikan oleh: adanya inflamasi didaerah yang
proses penyakit dan rencana pengobatan
terpasang WSD, suhu tubuh meningkat, nyeri pada daerah yang
- Pasien berpartisipasi dalam program pengobatan
terpasang WSD
Intervensi :
Tujuan : tidak terjadi infekasi pada pasien
Intervensi
Berikan peran aktif pasien/ orang terdekat
dalam proses belajar, misalnya: diskusi,
partisipasi kelompok
Berikan informasi tertulis dan verbal sesuai
indikasi. Masukkan daftar artikel dan buku
Intervensi
Rasional
Rawat daerah yang terpasang WSD secara Untuk menjaga kebersihan daerah yang
yang berhubungan dengan kebutuhan
teratur
terpasang WSD sehingga dapat pasien/ keluarga dan dorong membaca dan
memdiskusikan apa yang mereka pelajari
meminimalisir peluang terjadinya infeksi.
Informasikan
kepada pasien tentang efekAjarkan kepada keluarga untuk merawat
Untuk melindungi tubuh dari resiko
infeksi
efek pemasangan WSD
daerah WSD dan instruksikan untuk
Tinjau ulang pengetahuan pasien akan
merawatnya secara teratur
Ajarkan pasien tehnik mencuci tangan yang Mencegah kontaminasi lingkunganpenyakit
terhadapdan proses pengobatannya
Kriteria hasil : - tidak terjadi infalamsi pada daerah yang terpasang
WSD
- Tidak timbul rasa nyeri
- Suhu tubuh normal (36,5-37,5)
Intervensi :
benar
Ajarkan kepada pengunjung untuk mencuci
tangan sewaktu masuk dan meninggalkan
ruang pasien
Ajarkan kepada pasien dan keluarga
tanda/gejala infeksi dan kapan harus
melaporkan ke pusat kesehatan
Kolaborasikan untuk member antibiotik
jika diperlukan
Batasi jumlah pengunjung jika diperlukan
Rasional
Belajar ditingkatkan bila individu
aktif berperan
BAB 5
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
WSD merupakan tindakan invasive yang dilakukan untuk
mengeluarkan udara, cairan (darah,pus) dari rongga pleura, rongga
thorax; dan mediastinum dengan menggunakan pipa penghubung
untuk mempertahankan tekanan negatif rongga tersebut. Dalam
keadaan normal rongga pleura memiliki tekanan negatif dan hanya
terisi sedikit cairan pleura / lubrican.
Tujuan pemasangan WSD antara lain :
1. Mengeluarkan cairan atau darah, udara dari rongga pleura dan
rongga thorak
2. Mengembalikan tekanan negative pada rongga pleura
3. Mengembangkan kembali paru yang kolaps
4. Mencegah refluks drainage kembali ke dalam rongga dada
5. Mengalirkan / drainage udara atau cairan dari rongga pleura
untuk mempertahankan tekanan negatif rongga tersebut